Anda di halaman 1dari 3

Nama : Umi Khulzum

NIM : C011221035
Kelas : B

Lembar Kerja 1 (Sebelum Pembelajaran)

Berikan respon empatik anda kepada beberapa situasi di bawah ini:


a. Seorang teman anda sedang merasa cemas. Ia baru saja mendapatkan kabar dari
kampungnya, bahwa ibunya terdiagnosa mengalami sakit kanker usus. Padahal dalam
waktu 2 jam lagi, dosen anda melangsungkan ujian untuk matakuliah yang tergolong
sulit.
Jawab :
Pada saat saya berada pada situasi pertama ini, respon empatik yang akan saya
berikan, yaitu saya akan merasa turut cemas dan sedih, karena seperti yang kita
ketahui orang tua adalah Anugerah terbesar yang Allah berikan kepada kita. Tidak
akan berdiam begitu saja, saya kan berusaha sebisa saya untuk menenangkannya,
seperti dengan mengajaknya beristighfar dan berdzikir, selalu melibatkan Allah Yang
Maha Kuasa dalam setiap urusan kita, serta tidak lupa untuk memberinya segelas air
putih untuk diteguknya agar dapat kembali menjernihkan pikiranya. Juga berusaha
untuk saling menguatkan dan mengingatkan, agar senantiasa berdoa kepada Allah,
memohon penuh harap untuk kebaikan kondisi ibunya. Kemudian, saya akan
menyarankan dan mendukung teman saya mengambil keputusan untuk kembali
sesegera mungkin ke kampung halamannya. Saya pun akan mengerahkan diri saya
untuk turut serta dalam perizinan dan hal-hal yang perlu diurus untuk dapat
memperoleh izin dari perkuliahan. Bagi saya pribadi, orang tua adalah faktor utama
kita ada di titik hingga saat ini. Jadi, kalau orang tua kita saja mau dan mampu
mengerahkan semua tenaga dan kasih sayangnya kepada kita, mengapa kita tidak
dengan mudah untuk melakukan hal yang serupa, menyayangi, dan terutama berbakti
kepada orang tua. Saat jarak melingkupi kita dengan orang tua, itu suatu hal yang
tentu berat dirasa, apalagi bila mendengar kabar bahwa orang tua kita sedang tidak
dalam keadaan baik-baik saja, maka itu adalah kegundahan yang sebenarnya.
Sehingga, semisal teman saya tersebut berusaha untuk melanjutkan ujian yang yang 2
jam lagi akan dilaksanakan dengan lever mata kuliah yang tergolong sulit, bahkan itu
akan semakin membuyarkan pikiran dan konsentrasinya. Jadi, akan lebih baik bila
dalam kondisi seperti ini, kita lebih memprioritaskan orang tua.
b. Anda sedang terburu-buru untuk masuk kelas. Dosen yang mengajar pada kelas ini
tergolong tegas terhadap aturan: terlambat sedetik maka tidak boleh bergabung di
kelas. Kemudian, saat sudah akan masuk kelas, telfon anda berdering dan teman anda
meminta untuk anda menunggunya bersamaan masuk kelas karena ia takut jika masuk
kelas sendirian. Di sisi lain, anda juga tidak ingin terlambat.
Jawab :
Pada saat saya berada pada situasi kedua ini, respon empatik yang akan saya berikan,
yaitu saya akan menyampaikan permohonan maaf saya terlebih dahulu dan
mengatakan bahwa saya akan masuk duluan, karena saya tidak bisa memenuhi
permintaannya tersebut. Kemudian, di lain sisi, setelah jam kelas ini usai dan ada
waktu luang, saya akan berinisiatif untuk saling mengingatkan sesama teman, bahwa
begitu pentingnya pelajaran, dan pelajaran tidak hanya didapatkan dari ruang lingkup
penyampaian materi seorang guru atau dosen kepada muridnya. Setiap perjalanan
hidup yang kita jalanipun terselip di dalamnya banyak pelajaran. Seperti halnya dalam
kasus ini, terdapat dosen kami yang sangat tegas terhadap aturan, maka bila kita telah
mengenai fase apa yang tidak selaras dengan amannya keberlangsungan perkuliahan
kita (seperti terlambat dan tidak diperkenankan mengikuti perkuliahan), pasti dibalik
itu semua ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik bila kita mau bermuhasabah
(instropeksi diri). Boleh jadi memang kita kurang efisien dalam pemanfaatan waktu
pada masa-masa yang lalu, sehingga dengan adanya peristiwa ini dapat menyadarkan
kita bahwa betapa pentingnya disiplin waktu itu.
c. Baso adalah seorang mahasiswa kedokteran yang kerap mendapatkan teguran dari
dosen. Belakangan ini, ia selalu nampak kelelahan ketika mengikuti perkuliahan. Saat
kuliah online, ia selalu mematikan video dan mic. Sekali waktu, dosen memanggil
namanya dan dia tidak menjawab. Dosen itupun marah sekali dan menyatakan bahwa
Baso tidak akan lulus matakuliahnya. Anda adalah ketua tingkat di kelas itu. Baso
meminta tolong kepada anda untuk menemaninya bicara pada dosen tersebut.
Sementara, anda merasa Baso memang perlu mengubah perilakunya.
Jawab :
Pada saat saya berada pada situasi tersebut, respon empatik yang akan saya berikan,
yaitu : saya sebisa mungkin akan menemaninya untuk berbicara pada dosen tersebut,
berusaha meringankan permasalahan yang tengah dihadapinya, karena saya pun sadar,
kita tentu Tapi sebelumnya, saya pun akan berusaha sebisa mungkin sebagai seorang
teman untuk membujuknya agar mau menceritakan permasalahan yang sedang
dialaminya, sehingga menjadikan kondisinya seperti saat ini. Sehingga dari itu, kita
dapat saling merangkul, dan saya akan berusaha untuk saling mengingatkan untuk
kebaikan bersama. Tidak lupa pula mendorongnya untuk menjadi peribadi yang lebih
baik lagi kedepannya. Saya sangat sadar bahwa hidup tidak selamanya berjuang
konstan. Pasti kedepannya akan ada rintangan yang dihadapi, seperti halnya roda
berputar dan berjalan melalui jalan yang kadang mulus kadang pula berkerikil. Tapi,
dari itu semua nantinya kita dapat memperoleh pelajaran untuk diterapkan dalam
kehidupan yang lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya. Dan tak lupa juga sebisa
mungkin membantu teman saya tersebut meyakinkan dosen agar berkenan memberi
kesempatan lagi kepada teman saya untuk memperbaiki kesalahannya.
d. Anda saat itu sedang bertugas mengadakan bakti sosial, sunatan massal. Kurang lebih
100 peserta sunatan massal sudah antri. Tiba giliran teman anda yang melakukan
sunat terhadap salah seorang anak, teman anda tersebut tiba-tiba sangat gugup.
Jawab :
Pada saat saya berada pada situasi tersebut, respon empatik yang akan saya berikan,
yaitu : merangkulnya dan berusaha memberi dukungan, serta memunculkan
kepercayaan dalam dirinya, dengan mengatakan bahwa kamu bisa dan semua akan
baik-baik saja. Tentulah pada dasarnya,melakukan hal yang bisa dikatakan belum
menjadi suatu 'kebiasaan' kita, dapat memunculkan suatu kecannggungan dan rasa
'nervous'. Olehnya itu, saya pribadi dapat merasakan hal tersebut. Dan, saat dihadapan
pada situasi orang lain yang merakan hal tersebut, dan saya sudah tahu bagaimana
rasanya, jalan keluarnya adalah dengan berusaha memberi support system sebagai
sarana untuk mendorong maju orang lain dalam melangkah menapaki langkah-
langkah baru yang nantinya tentu akan banyak membawa pengalaman dan berujung
pelajaran.
e. Sunatan massal dengan antrian cukup panjang tersebut pun membuat anak-anak
mengalami kebosanan. Anak-anak mulai gelisah, mulai dari yang kepanasan,
ketakutan, hingga mungkin juga lapar. Dari sekian anak yang menangis tersebut, ada
satu anak yang menangis begitu keras dan cukup mempengaruhi konsentrasi proses
sunatan. Hal itu disebabkan orangtuanya juga ikut ribut dengan memarahi anaknya
yang terus menerus menangis.
Jawab :
Pada saat saya berada pada situasi tersebut, respon empatik yang akan saya berikan
adalah : tentu rasa turut merasa sedih atas pemandangan yang ada di depan mata,
melihat anak kecil yang menangis beriringan dengan dimarahinya oleh orang tuanya.
Dari hal tersebut, sebisa mungkin saya akan menghampiri anak tersebut dan orang
tuanya, kemudian mencoba berkomunikasi dengan baik kepada orang tuanya, saling
mengingatkan bahwasanya saat ini, kita berada lingkungan umum, yang tentu
keributan yang timbul akan disaksikan oleh banyak orang dan merupakan suatu
cerminan sikap yang tidak terpuji terhadap orang tua kepada anaknya. Kembali lagi,
bukan bermaksud untuk menggurui, tapi hanya ingin saling ingat mengingatkan
dalam kebaikan. Setelah itu, saya pun akan beralih kepada sang anak kecil yang
menangis tersebut. Lalu, berusaha mengajak anak tersebut berkomunikasi dengan
bahasa yang tentu dimodifikasi agar sang anak dapat memahami dan tertarik untuk
mendengarkannya dengan seksama. Saya akan menyampaikan kepada sang anak
kondisi yang ramai oleh anak-anak sebayanya yang juga ingin melakukan sunatan,
dan semuanya pasti akan mendapat giliran, sehingga dapat memunculkan bibit-bibit
ilmu yang dapat ditanamkan kepada sang anak sejak dini, yaitu rasa sabar. Sejatinya,
diri tiap-tiap manusia berbeda. Maka, bila suatu hal yang baik telah tercermin dalam
diri tiap peribadi, semestinya itu dapat menjadi contoh bagi diri-diri kita pribadi.
Begitu pula bila tercermin dalam diri pribadi sikap yang kurang baik, maka tugas kita
adalah untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran.

Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai