Anda di halaman 1dari 3

Magdalena Vania Nugroho

10 IPS 1
“Disiplin (Mengatasi rasa malas)”
Setiap orang pasti ingin hidupnya sukses. Untuk menjadi orang sukses, (dalam berbagai bidang
dan segi kehidupan) dibutuhkan sikap, dan perilaku disiplin. Namun, tidak setiap orang mau
sukses itu punya sikap dan perilaku disiplin. Video ini menawarkan cara untuk membangun
sikap dan perilaku disiplin supaya hidupnya semakin berkembang, maju dan berhasil, dan
akhirnya dapat menjadi berkat bagi sesama.
PERTANYAAN
1. Menurut Anda sendiri, saya ini termasuk orang yang malas atau rajin, punya motivasi atau
tidak? Atau mungkin tidak ada orang yang rajin 100%, tapi juga tidak ada yang malas 100%.
tergantung situasi dan kondisi. Anda termasuk yang mana? Apa alasannya!
2. Bagaimana cara mengatasi rasa malas menurut video ini?
3. Tulislah komitmen, target untuk hidup Anda!

JAWABAN
1. Pendapat saya
Menurut saya pribadi, saya itu orangnya rajin dan punya motivasi. Rajin karena dorongan dan
rasa tanggung jawab jika kalau ada tugas, tugas tersebut hanya dapat diperlakukan dengan satu
cara saja. Ya itu dikerjakan dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab. Jadi terkadang ada
tuntutan tanggung jawab sebagai pelajar dan terkadang karena kemauan dari dalam diri
sendiri, karena mengerjakan tugas A atau B seru dan mengisi waktu luang.
Saya tidak 100% rajin. Saya terkadang dipengaruhi oleh mood saya sehari-harinya atau juga
bisa dipengaruhi oleh keluarga/ teman yang mengajak saya untuk bermain (menonton Netflix,
main game online dsb). Saya biasanya akan sangat rajin ketika hal-hal yang saya rencanakan
sebelumnya berjalan sesuai dengan harapan yang sudah saya bentuk. Saya akan menjadi
bersemangat bila saya mendapatkan score yang bagus di tugas yang saya sudah buat, dan
dengan begitu saya akan bertambah rajin. Saya akan mengerjakan tugas dengan ikhlas dan
sepenuh hati ketika saya berada dalam mood yang bagus atau setidaknya, tidak buruk (biasa
saja). Jikalau tidak begitu maka saya akan mengerjakan tetap mengerjakan tugas, namun
jawaban yang saya berikan tidak maksimal.
Saya tidak malas 100% tentunya, karena jika begitu tugas ini pun tidak akan saya kerjakan.
Saya suka menjawab pertanyaan logika. Kita bisa bebas berfikir dari segala sudut pandang
asalkan jawaban tersebut “make sense” dan tetap menjawa apa yang ditanya. Ada kalanya saya
malas, jika saya malas saya tidak akan mengerjakan jawaban dengan maksimal, saya akan
setengah mengasal dalam menjawab. Namun selama ini saya lebih dominan rajin karena ada
beban tanggung jawab. Tugas hanya bisa dikerjakan tidak bisa hanya diperhatikan saja. Apalagi
ada seorang guru yang pastinya menunggu pekerjaan kita untuk dinilai jadi kita pun harus
maksimal dalam mengerjakan, walalupun terkadang hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi
dan itu membuat saya sedih.

2. Cara mengatasi rasa malas menurut video ini adalah


Dengan prinsip 1 menit. Melatih seseorang untuk melakukan sesuatu hanya dalam satu menit
setiap harinya di waktu yang sama. Dilakukan tanpa distraksi apapun, alias “focus”.
Prinsip 1 menit ini dapat melatih kita untuk menjadi lebih bertanggung jawab. Karena, ketika
berhasil dalam menjalankan suatu hal contoh, bermain gitar maka ini akan membuat perasaan
kita menjadi lebih baik karena sudah bertanggung jawab akan 1 hal dan telah diselesaikan.
Kemajuan atau proses “Sense of progress” yang kedepannya akan membuat kita ketagihan
akan rutinitas 1 menit tersebut, Jika dilakukan secara rutin, jangka waktu yang kita keluarkan
untuk melakukan satu hal ini akan bertambah terus menerus, kita menjadi ketagihan di hari
setelahnnya dan pada akhirnya kita menjadi kebiasaan dan tidak bermalasan lagi terhadap satu
hal tersebut.
Kita tidak memerlukan usaha yang terlalu keras dalam sekali jalan. Cukup sedikit demi sedikit,
perlahan namun pasti. Usaha yang terlalu keras dan tidak rutin akan menghabiskan tenaga dan
membuat diri kita kelelahan. Hal ini menyebabkan malas, bosan dan tidaka rutin dalam proses.
Jikalau rutin dilakukan maka akan lebih memperdalam dan menguasai hal tersebut. Ketika
melakukan repetisi/ mengulang materi, informasi yang disimpan didalam otak kita akan
menempel. Istilahnya tersimpan dalam long term memory. Dan jika terus menerus dilakukan
hal tersebut dapat menjadi sebuah habit.

3. Komitmen, target untuk hidup saya


Komitmen saya sudah jelas, yang nomor satu itu saya harus sukses. Saya tidak boleh
mengecewakan orang tua dan seluruh anggota keluarga saya dalam bidang pekerjaan. Saya
harus menjadi anak yang berani dan aktif, bisa dalam hal bersosialisasi maupun “aktif”
terhadap perkembangan diri saya sendiri. Komitmen saya adalah bahwa saya harus menjadi
orang yang membanggakan, setidaknya untuk diri saya sendiri dan orang tua saya serta kakak,
oma dan orang-orang yang saya kenal. Saya tidak boleh membuang waktu untuk terlalu
memikirkan perkataan orang lain. Saya harus cuek. Mungkin cuek dapat dikatakan sebagai sifat
yang buruk, namun bagi saya ini menguntungkan. Kenapa? Karena dengan cuek saya lama
kelamaan akan menjadi semakin tegar (saya harap).
Saya tidak boleh lupa akan Tuhan. Komitmen yang pernah saya buat dahulu ketika dibangku SD
adalah ketika saya sukses nantinya, saya akan berterimakasih kepada Tuhan dan hal yang pasti
saya lakukan (prioritas) yaitu menyumbang pada panti asuhan/ panti jompo sebagai bentuk
terimakasih akan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan Allah. Saya berkomitmen untuk
menjadi orang yang cerdas, tidak cepat dalam menilai seseorang, peka akan situasi/keadaan
juga perasaan seseorang, menguasai beberapa bidang fisik dan non-fisik, contoh: Bermain
badminton, bermain violin, menggambar dsb. Itulah komitmen saya.
Komitmen saya yang juga tidak kalah pentingnya adalah saya tidak boleh terjerumus dalam
kenakalan remaja. Pertama, saya sangat tidak ingin karena ya jelas hal tersebut buruk dan
merusak harga diri, kedua saya tidak mau mengecewakan keluarga, ketiga itu dosa yang besar.
Kenakalan remaja yang saya maksud disini adalah seperti: merokok, minum alcohol, seks bebas
dan masih banyak lagi. Di masa SMA ini, guru PKN saya sewaktu SMP, bernama pak ponco ia
berkata bahwa sma adalah gerbang menuju neraka? Ia bilang SMA adalah dimana awal mula
anak-anak, siswa/siswi mulai terjerumus kenakalan remaja. Saya diminta untuk tidak
terjerumus. Jadi ya tentu saya tidak akan mau terjerumus.

Sedangkan target untuk hidup saya adalah bahwa saya akan menjadi orang yang rendah hati
(selalu), siap menolong siapapun yang membutuhkan pertolongan saya, memiliki iman yang
kuat dan sukses. Saya menginginkan sukses yang bermanfaat. Target hidup saya akan menjadi
lebih lengkap dan berarti apabila kedepannya saya, vania dapat berguna bagi beberapa orang
atau masyarakat diluar sana nantinya. Saya harap dengan lahirnya saya didunia ini, memiliki
sebuah tujuan atau tanggung jawab yang bermanfaat bagi orang lain. Saya juga harus
membanggakan orang tua.

Anda mungkin juga menyukai