Anda di halaman 1dari 10

Psikologi Pendidikan

Nama : Dahiyatun Nufus

NIM : 11210162000101

Kelas : Pendidikan Kimia 2C

Dosen Pengampu : Dra. Zikri Neni Iska M.Psi

CARA SAYA MEMECAHKAN MASALAH DALAM HAL :

 Malas/jenuh/enggan untuk belajar

Setiap orang pasti memiliki rasa malas, jenuh, dan enggan dalam belajar, termasuk

saya sendiri. Namun, tergantung orang tersebut dapat mengatasi nya atau justru malah

membiarkan kebiasaan malas dalam belajar sebagai kebiasaan yang terus

berkelanjutan tanpa memikirkan bagaimana dampak yang terjadi jika kita bermalas-

malasan dalam belajar. Dalam keadaan seperti ini, setiap orang pun memiliki cara

untuk mengatasinya kemalasan berbeda-beda. Namun, ketika berada di keadaan

seperti ini, hal yang biasanya saya lakukan ada beberapa, yaitu :

1. Introspeksi diri

Hal yang pertama yang saya pikirkan mengapa saya bisa seperti ini, hal apa yang

membuat saya enggan untu belajar, ataupun kendala yang membuat saya malas untuk

belajar. Hal ini membuat saya berfikir, kalau saya terus-terusan seperti ini, banyak

dampak yang kemungkinan terjadi, misalnya saya akan tertinggal dari orang-orang

yang lebih bisa dan mampu mengerjakannya, dan yang mempunyai semangat atau

tekad yang tinggi tanpa bermalas-malasan dalam belajar. Sehingga, saya akan

tertinggal jauh dari mereka, dan jika mengingat kembali seperti apa saya

memperjuangkan jurusan ini, atau universitas yang saya mau. Padahal diluar sana
banyak orang-orang yang kurang beruntung ingin kuliah karena terkendala biaya,

ataupun memang belum rezeki mereka berada di jurusan yang mereka inginkan.

Sehingga, jika mengingat hal tersebut saya seharusnya bersyukur saya bisa merasakan

nikmatnya belajar, juga bisa merasakan duduk di bangku perkuliahan, yang diluar

sana banyak orang yang tidak seberuntung saya. Selain itu pula, saya biasanya ingat

terhadap perjuangan orang tua yang membiayai saya hingga ke perguruan tinggi,

karena jujur saya bukan dari orang mampu, sehingga saya harus lebih banyak

bersyukur, dengan latar belakang orang tua saya yang hanya seorang guru honorer,

saya pun harus giat dan lebih semangat lagi dalam belajar. Karena ada harapan yang

mereka pikul untuk saya, yang diharapkan bisa mengangkat derajat orang tua,

terutama bisa menperbaiki perekonomian keluarga.

2. Mengganti metode belajar yang lain

Saat saya merasakan malas atau jenuh dalam belajar, biasanya saya mulai berfikir

mungkin ada yang salah dalam metode belajar yang saya gunakan, atau mungkin saya

mulai bosan dengan metode belajar seperti biasa. Sehingga saya pun harus mengganti

metode belajar yang lain atau yang baru agar rasa semangat kembali dalam belajar itu

timbul dan rasa malas dalam belajar bisa terhempaskan.

3. Belajar di tempat yang disukai

Salah satu muncul kejenuhan dalam belajar mungkin dari tempat yang biasa saya

gunakan dalam belajar. Misalnya, biasanya saya belajar di kamar dan itu membuat

saya jenuh dan bosan, dan solusi untuk menghadapi ini saya mencari tempat belajar

yang lain seperti di taman atau di tempat-tempat yang menyenangkan seperti di cafe,
pantai, ataupun di tempat yang nyaman dan sejuk yang dapat menjernihkan pikiran

kembali agar belajar pun nyaman dan santai.

4. Membuat jadwal rutin belajar

Menyusun jadwal rutin belajar pun sering saya lakukan untuk menghindari kejenuhan

atau enggan untuk belajar. Karena ini sangat penting untuk mengetahui kapan saya

harus benar-benar belajar, kapan saya harus istirahat, dan kapan waktu saya bermain

atau mereflesikan diri. Sehingga dengan cara ini, saya bisa benar-benar fokus untuk

belajar, terutam tidak bermalas-malasan dalam belajar, karena sudah ada jadwal yang

rutin, sehingga mau tidak mau saya harus belajar dan harus berusaha untuk fokus

memahami materi yang ingin saya pelajari nantinya.

5. Membuat kelompok kecil belajar

Dalam belajar pun, memang terkadang saya merasa kesepian atau merasa kurang

paham terhadap suatu materi jika hanya belajar sendiri. Untuk itu, dengan membuat

kelompok belajar seperti ini, dapat membuat saya tidak kesepian, dan terutama tidak

malas dalam belajar, karena ada teman yang belajar juga, sehingga ini sering

menjadikan motivasi untuk diri saya ketika saya enggan untuk belajar. Seperti, “Dia

aja belajar, masa saya tidak”. Sehingga, dengan adanya sekelompok kecil untuk

belajar ini, bisa lebih memahami materi dan bisa saling berbagi dan bertukiar pikiran

pada materi yang sama-sama ingin dipelajari.

6. Mulai dari yang disukai

Ketika rasa malas dalam belajar kembali melanda, biasanya saya pun merasa karena

materi atau pelajaran ini yang tidak saya sukai sehingga menyebabkan saya malas

atau enggan untuk belajar. Baik dari materi nya yang terlalu sulit, guru atau dosennya
yang killer, atau memang bawaan dalam diri kalau kita tidak menyukai materi atau

pelajaran tersebut. Sehingga untuk mengatasi hal ini, saya biasanya memulai dari

pelajaran yang termudah ataupun pelajaran yang saya sukai, kemudian ke materi yang

sulit yang memang benar-benar belum saya pahami. Sehingga, jika kita memulai dari

pelajaran yang termudah, atau yang kita sukai sebelumnya, ini bisa menjadikan suatu

kebiasaan, karena jika kita terbiasa untuk belajar, maka selanjutnya pun kita akan

terus belajar sesulit apapun materi yang dihadapi atau yang akan kita pelajari nanti.

7. Jangan belajar jika terpaksa, tetapi belajarlah dengan santai dan sepenuh hati dalam

mengerjakannya.

Dalam keadaan seperti ini, sering sekali saya rasakan karena jika belajar dalam

keadaan terpaksa, yang ada bawaannya semakin malas dan tidak fokus untuk

memahami materi yang akan dipelajari. Sehingga, untuk mengatasi keadaan seperti

ini, biasanya saya akan mencari atau menemukan motivasi terlebih dahulu untuk

belajar, agar dalam belajar tercipta suasana yang santai, tenang, damai, dan kondusif

terutama tercipta keadaan yang senang tanpa raut wajah yang masam atau tidak suka

dalam mempelajari materi yang akan dipelajari.

8. Memberi reward diri sendiri

Jika saya bisa belajar tanpa melirik hp dalam 3 jam ataupun saya bisa memahami

materi yang benar-benar saya tidak pahami dalam waktu 1 minggu, saya akan

memberikan reward terhadap diri sendiri seperti yang disebutkan tadi, maka saya

boleh nonton bioskop ataupun pergi ke tempat yang saya mau kemanapun dan

kapanpun. Hal ini biasanya jadi motivasi untuk saya untuk pergi ke suatu tempat

terutama dapat izin dari orang tua karena saya bisa memenuhi target belajar.
 Ambigu dalam menekadkan masa depan (profesi/pekerjaan)

Setiap orang pasti menginginkan masa depan yang cerah. Tentu hal ini

terdapat cita-cita didalamnya yang didambakan oleh setiap orang untuk terwujud.

Cita-cita merrupakan sebuah tujuan hidup yang ingin dicapai oleh suatu individu ketia

ia telah dewasa dan menjadikan cita-cita tersebut sebagai jalan hidup untuk

memperoleh suatu kebahagiaan di masa yang akan datang. Tentu tidak gampang

untuk menentukan sebuah cita-cita, terkadang kita juga ambigu dan ragu-ragu akan

sebuah profesi yang akan kita jalani nantinya. Keadaan ambigu atau ragu-ragu seperti

ini biasanya juga karena beberapa faktor, misalnya terkendala biaya karena kita

berasal dari keluarga yang tidak mampu atau melihat keadaan yang sebenarnya kalau

kita tidak mungkin untuk meraih cita-cita tersebut. Namun, biasanya keadaan ini

seperti ini masih bisa diperjuangkan jika kita terus berusaha untuk menggapainya.

Misalnya, ketika ingin menjadi seorang dokter namun kita berasal dari keluarga yang

kurang mampu, hal ini bisa diatasi dengan kita rajin belajar atau mengikuti program-

program beasiswa untuk mendapatkan kuliah gratis di kedokteran.

Ambigu dalam menekadkan masa depan mulai saya rasakan sejak memasuki

usia 17 tahun, tepatnya kelas 3 SMA. Saya merasa bingung saya harus bagaimana dan

seperti apa, saya menginginkan kuliah di profesi yang berbasis kesehatan, namun

orang tua saya tidak mempunyai biaya untuk ini, terlebih keluarga besar saya

menginginkan saya di basis pendidikan saja. Hingga saat ini, akhirnya saya menerima

dan berusaha mengikhlaskan saya berada di jurusan pendidikan walaupun awalnya

memang tidak yang saya mau. Ada beberapa hal sehingga saya bisa meyakinkan diri

untuk berada di profesi ini, yaitu :

 Niat
Awalnya memang berat, namun dirasa ikhlas dan lama-lama terbiasa akhirnya

diniatkan dan Biidznillah saya pasti bisa dan mampu di jurusan ini. Karena

tidak ada didunia ini masalah yang tak bisa terselesaikan atau tidak ada

masalah yang tidak ada solusi nya, serta di setiap rintangan pasti selalu ada

jalan.

 Yakin terhadap diri

Selain niat, juga yakin terhadap diri sendiri, kalau saya pasti bisa dan mampu

di jurusan pendidikan kimia. Memang awalnya, saya tidak begitu suka dengan

kimia, namun ketika seiring berjalannya waktu dan saya terus mendalami

materi-materi yang berhubungan dengan kimia, saya semakin yakin kalau saya

pasti bisa di jurusan ini hingga akhir.

 Do’a dan restu orang tua

Selain niat dan yakin terhadap diri sendiri, hal yang paling penting adalah do’a

dan restu orang tua. Karena sesulit apapun suatu pekerjaan ataupun hal yang

kita percaya tidak mungkin untuk melakukannya, jika diirigi dengan doa dan

resti orang tua pasti semuanya akan berjalan dengan lancar dan baik-baik saja

tanpa halangan dan rintangan. Saya yakin, saya bisa bertahan sejauh ini karena

berkat do’a dan restu orang tua saya untuk tetap semangat dan yakin untuk

berada di jurusan ini.

 Dukungan dari berbagai pihak

Dukungan dari berbagai pihak juga sangat berperan penting ketika saya mulai

menjalani perkuliahan di jurusan ini. Karena bagi saya, orang tua, keluarga,

teman-teman, dan dukungan dari guru-guru adalah motivasi saya untuk tetap

berada di jurusan ini. Sehingga, ketika saya mulai merasa lelah ataupun
mengeluh saya teringat bahwa di luar sana sangat mengharapkan saya untuk

terus berjuang disini dan terus istiqomah sampai akhir.

 Tidak ragu untuk melakukan hal yang baru

Ketika saya mempunyai keinginan, dan keinginan yang saya inginkan belum

tercapai, saya mulai beranjak dan berfikir kembali apa salahnya jika saya

mencoba hal yang sebelumnya belum saya tau atau belum terlalu mengenali

suatu profesi atau bidang tertentu. Ketika saya mengambil keputusan untuk

berada di jurusan ini, memang awalnya saya ragu untuk bisa di pendidikan

kimia, namun karen atermotivasi dari berbagai pihak, saya mulai yakin dan

tidak ragu lagi untuk mencoba dan menggeluti di bidang kimia ini.

 Memanfaatkan secara maksimal apa yang saya miliki saat ini

Di jurusan yang saat ini sedang saya tempuh, saya berusaha untuk

memanfaatkan kesempatan ini mulai dari fokus pada tujuan kemana nantinya

saya akan jalani untuk kedepannya di bidang kimia ini, dan saya

memanfaatkan dan menekuni kesempatan ini untuk menambah ilmu, relasi,

dan pengalaman terutama yang berhubungan di kimia dan pendidikan.

 Diskusi dengan yang ahli di bidang kimia dan pendidikan

Selain hal-hal yang saya sebutkan diatas, untuk mengatasi ambigu untuk

menekadkan masa depan, saya juga biasanya mencoba berdiskusi dengan

orang-orang yang ahli di bidang kimia dan pendidikan untuk menambah

semangat dan motivasi baru untuk menekuni di bidang ini. Misalnya, saya

berdiskusi dengan kakak-kakak di keluarga saya yang memang profesi nya

adalah seorang guru, dan berdiskusi dengan guru-guru saya yang mengajar

saya di kimia pas SMA, ataupun saya juga sering berdiskusi dengan dosen

kimia dasar saya yaitu pak Buchori dan bu Nanda selaku dosen penasihat
akademik saya. Dari mereka saya banyak belajar, saya dapat banyak ilmu dan

pengalaman di kimia itu seperti apa, nanti nya di pendidikan kimia

bagaiamana, dan ini menjadi suatu hal yang sangat berarti untuk mendapatkan

sebuah motivasi baru kalau di kimia tidak sesulit yang di bayangkan, atau

memang saya jadi tertarik ketika di ceritakan di pendikan kimia seperti apa,

sehingga hal ini membuat saya tidak ragu lagi untuk terus bertahan di jurusan

ini.

 Dalam keadaan dilema saat punya problema

Masalah adalah sesuatu hal yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan

seseorang. Bisa dikatakan bahwa hal ini akan selalu menjadi bagian dari kehidupan

kita. Seperti kata pepatah, bahwa tidak ada orang di dunia ini yang tidak akan

mendapatk masalah. Semua manusia entah kaya atau miskin, tampan atau jelek, lelaki

atau pria, remaja atau dewasa akan selalu berhadapan dengan suatu problema atau

masalah. Masalah juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi kita dalam

mencapai tujuan yang diharapkan. Namun, sebenarnya masalah timbul karena dari

dalam diri kita sendiri. Mudah atau rumitnya sebuah masalah hanya sebuah prasangka

dari setiap individu. Prasangka ini muncul akibat kurang seimbangnya antara

keinginan dan kenyataan yang harus dihadapi nantinya.

Saat kondisi seperti ini, saya sering merasakan dilema atau sedih dan

terkadang juga sering mengeluh, mengapa saya diberikan ujian ini, mengapa masalah

ini sangat berat sekali rasanya, dan sangat sulit untuk mengatasinya. Sehingga, dalam

keadaan seperti ini, ada beberapa hal yang saya lakukan, yaitu :

 Sadar akan masalah yang sedang dihadapi


Langkah pertama saat saya dihadapkan dengan sebuah masalah adalah dengan

menyadari akan adanya permasalahan yang terjadi. Saya mulai harus sadar

bahwa saya sedang dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan

sebuah solusi. Dengan begitu, saya tidak merasa pesimis dengan permasalahan

yang sedang terjadi, dan memiliki keyakinan sebuah kesulitan harus segera

diatasi. Serta saya percaya dibalik kesulitan pasti akan selalu ada kemudahan

di dalamnya.

 Memahami akan masalah yang terjadi

Setelah menyadari bahwa saya sedang dihadapi dengan sebuah permasalahan,

maka hal yang tak kalah pentingnya adalah memahami kemudian menjabarkan

masalah yang terjadi. Sehingga, saya perlu sekali untuk memfokuskan seluruh

perhatian terhadap masalah yang sedang dihadapi. Sehingga, jika saya sudah

sadar dan memahami diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk

mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

 Tidak mengeluh

Dalam menghadapi suatu permasalahan, sikap mengeluh hanya akan

mendoktrin otak untuk menganggap bahwa suatu permasalahan itu semakin

rumit, kompleks, dan sulit untuk diselesaikan. Sehingga, jika saya menunjukan

sikap mengeluh apalagi marah-marah dengan keadaan hanya akan membuat

rumit dan tidak menemukan sebuah solusi.

 Berfikir logis

Pola pikir seseorang dengan emosi yang dihasilkan adalah dua hubungan yang

saling berkaitan. Pengaturan kecerdasan emosional dalam pemecahan suatu

permasalahan sangat diperlukan. Biasanya, ketika saya tidak mampu


menegendalikan emosi, maka saya tidak dapat berpikir jernih sehingga

masalah juga akan sulit diselesaikan.

 Meminta saran dari yang lebih memahami

Ketika sebuah permasalahan dirasa sudah tidak bisa diselesaikan dengan

pemikiran sendiri, biasanya saya meminta saran dan masukan dari orang yang

saya percaya dan mengerti akan masalah yang saya hadapi. Sehingga,

diharapkan bisa memberikan solusi yang mampu mengatasi permasalahan

yang sedang saya hadapi.

 Menyadari bahwa hati dan logika sama-sama penting nya

Ketika dihadapkan dengan sebuah permasalahan, logika dan hati sering dilema

dan berkecamuk sendiri antara lebih memilih logika atau hati untuk

menyelesaikan sebuah permasalahan ini. Sejatinya, kita memerlukan keduanya

dalam kehidupan kita, yakni logika dan suara hati. Ini artinya, baik logika

maupun suara hati adalah sama pentingnya dalam menentukan sebuah

permasalahan. Sehingga, dalam situasi dihadapkan dengan kebingungan dan

kebimbangan, hal yang saya ambil dalam setiapkeputusan adalah mengikuti

suara hati diiringi dengan logika yang rasional dan realistis agar menciptakan

sebuah solusi yang baik untuk permasalahan yang sedang dihadapi.

 Menerima setiap keputusan yang terjadi

Apapun setiap keputusan yang di ambil dari setiap permasalahn, semua pasti

adalah jalan yang terbaik. Tinggal saya menerima nya atau tidak, dan

menerima setiap keputusan itu dengan lapang dada dan diyakini dengan

sepenuh hati kalau itu adalah keputusan yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai