Anda di halaman 1dari 4

RESUME

DISKUSI PERTEMUAN 11: KELEKATAN AMAN 2


MATA KULIAH KONSELING KELUARGA

Nama Mahasiswa : Aniyatussaidah


No. Registrasi :1108820008

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah internship

PROGRAM STUDI MAGISTER BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
Refleksi: Kelekatan Aman 2, kelas konseling keluarga (116)

Pada pertemuan ke 11 ini, masih membahas tentang kelekatan aman 2. Latihan kelekatan
aman berguna untuk mendapatkan kelekatan aman bagi mereka yang memiliki kelekatan tak
aman. Oleh sebab itu disebut dengan earned secure attachment. Bagi mereka yang memiliki
kelekatan aman, latihan ini akan menjaga kelekatan tersebut.

Seringkali kita diajarkan memaafkan itu artinya menerima perlakuan seseorang terhadap
kita. atau melupakan. Namun memaafkan itu bukan menerima perlakukan buruk itu, tapi
memaafkan itu artinya kita mengakui bahwa perlakukan dia memang buruk, sangat buruk
namun pengalaman itu tidak bisa diundo. pengalaman itu diterima bukan secara moral tapi
diterima sebagai kenyataan. bahwa secara nyata hal itu terjadi, dan belajar untuk memahami
konteksnya. Kembali mengenai emosi-emosi dan pikiran-pikiran yang dimiliki saat itu
kemudian meresponnya dengan respon yang tepat. Kita bisa dan boleh saja memaafkan namun
tetap menganggap perlakukan itu buruk. Kita bisa memaafkan dan tidak melupakan.
Memaafkan artinya peristiwa itu tidak menyakitkan lagi.

Kejadian-kejadian di masa lalu itu juga dapat menjadi salah satu pelajaran supaya di saat
ini kita bisa jauh lebih kuat. Mahasiswa merasa, ketika memikirkan kejadian buruk itu, saat ini
menjadi lebih ikhlas, walaupun memang benar tidak akan pernah bisa melupakan itu.
Mahasiswa menyadari bahwa hidup dan kesalahan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
Bagaimanapun waktu tidak bisa diputar kembali, mencoba menerima dan memaafkan diri
sendiri maupun orang lain menjadi kunci. Oleh karena itu mahasiswa berpikir bahwa hal yang
bisa mereka lakukan adalah memahami bahwa dengan adanya kesalahan mereka, akan
menjadikan mereka belajar, karena mereka tahu bahwa tanpa ada kesalahan maka mereka akan
sulit memahami apa yang benar.

Mengakui perlakukan buruk sebgai perlakuan buruk - tidak membelanya dan tidak
membenarkannya - bahkan bila itu dilakukan oleh orang yang mestinya menyayangi kita,
adalah penting. karena dengan begitu kita belajar mana yang benar dan mana yang salah.
Banyak orang membenarkan kekerasan dalam rumah tangga sebagai "cara mendisiplinkan"
"cara mendidik" (sesuatu yang benar) padahal itu adalah hal yang salah (kekerasan). hal ini
akan membuat indvidu/anak bingung secara moral. Jadi pengakuan hal buruk juga penting.
Memaafkan itu tidak berarti melupakan atau membenarkan. Ketika kita merasa tersakiti
mungkin perilaku oranglain itu memang salah, meskipun orang itu adalah orang yang kita
sayang, namun kita bisa tetap memaafkannya agar kita bisa lebih lega menerima dan hal itu
tidak lagi menyakiti kita.

Sering kali kita dituntut untuk memaafkan dan membiarkan hal tersebut terjadi padahal
memaafkan mungkin lebih daripada itu. Meskipun sudah memaafkan namun kesalahan yang
pernah dilakukan diri sendiri atau orang lain tidak serta merta dapat dilupakan, tapi dengan
mengakui bahwa itu salah agar dapat mengambil pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan
yang sama lagi. Pada akhirnya memaafkan menjadi kunci untuk sembuh, tidak lagi terganggu
dengan peristiwa tersebut atau jika kita mengingat peristiwa itu lagi kita sudah tidak merasa
sakit karena memang sudah memaafkannya.

Seringkali kita hidup tanpa menyadari. Padahal mengalami dan menyadari apa yang
dialami itu berbeda. Kita hanya bisa mengatasi apa yang disadari oleh otak sadar kita. Banyak
orang sebenarnya mengalami perasaan bahagia namun karena ketika pengalaman itu terjadi
tidak disadari, maka memori kita tidak mengenalinya. Pengalaman yang tidak dikenali akan
sangat sulit direcall kembali. Karenanya penting sekali untuk menyadari dan mengenali apa
perasaan kita pada momen-momen dalam pengalaman kita. Misalnya ketika kita makan,
bagaimana perasaan kita saat itu? apa yang kita pikirkan? ketika kita bersama orang tertentu,
ketika kita menghadiri acara, ketika kita mendengarkan orang. Sadari emosi kita, sadari pikiran
kita, dengan begitu kita akan mengenalinya. Kenali perasaan-perasaan termasuk perasaan-
perasaan positif yang kita rasakan.

Kita menyadari bahwa selama ini kita terlalu banyak melakukan hal-hal karena tuntutan,
dan itu membuat kita tidak bisa menyadari sepenuhnya apa yang kita lakukan. Kita hanya
mengalaminya, bukan hadir sepenuhnya dan menyadarinya, terlebih kita jarang melakukan hal
yang menggembirakan atau memuaskan diri sendiri, sehingga banyak momen terlewatkan
yang padahal itu memuat perasaan bahagia. Memang, hadir sepenuhnya dan menyadari setiap
hal yang dilakukan mungkin akan cukup sulit, karena belum terbiasa. Namun penting untuk
dilakukan, mungkin selama ini kita hanya sekedar menjalani apa yang ada tanpa mengenali apa
yang sebenarnya kita rasakan ketika melakukannya.

Contoh bagaimana kita hadir buat diri kita;

"Kita suka jogging pagi di kampus. Kita berusaha "hadir" ketika jogging. Kita mengenali
perasaan-perasaan saya ketika jogging. Merasakan nyamanya suasana pagi, merasakan
kesegaran, merasakan perasaan nyaman. merasakan cuaca yang segar. Kita juga menyadari
mata kita mengamati pohon2 hijau dan itu menimbulkan perasaan senang dan bahagia. Kita
juga mendengarkan suara-suara burung. merasakan nyamannya dapat berjalan kaki tanpa
hambatan. Kita mengenali tubuh kita. itu membuat kita mudah mengenali hal-hal yang
menyenangkan. Ketika kita mengenali maka otak kita juga mudah membuat kita mengenali
hal-hal sejenis. Ini mungkin seperti algoritma di medsos. Kalau kita suka melihat barang-
barang tertentu atau orang tertentu maka algoritma feed medsos kita akan memberikan
informasi yang sejenis. Jadi penting sekali mengenali diri kita secara utuh”.

Sebagian mahasiswa, terkadang masih suka melakukan sesuatu tanpa kesadaran penuh atau
sering tidak hadir sepenuhnya ketika sedang melakukan sesuatu, misalnya saat sedang makan
tapi pikiran kita tidak fokus pada "sedang makan itu". Oleh karenanya hal ini perlu dilatih dan
dibiasakan.Jaman ini sangat mudah mengganggu kita dari apa yang kita lakukan. Makan sambil
membuka-buka HP, mengobrol bersama teman sambil membuka-buka hp. Kita bisa belajar
hadir, dimulai dengan hadir sepenuhnya. Makan hanya makan, hadir dihadapan orang lain
sepenuhnya. Secara berkala bertanya kepada diri sendiri mengenai "apakah ini yang saya
inginkan?" "apakah ini yang saya butuhkan?" itu penting sekali. Bahkan kalaupun jawabannya
"tidak" dan kita tetap harus melakukan apa yang tidak kita inginkan dan kita tidak butuhkan.
Dengan bertanya begitu kita jadi mengetahui apa2 saja yang kita inginkan dan ktia butuhkan
namun tidak kita dapatkan. Dengan data dan fakta itu kita akan berusaha untuk menutup gap
itu. Tapi jika kita tidak mengajukan pertanyaan itu, kita akan mudah menganggap apa yang
diiginkan orang lain adalah keinginan kita dan apa yang dibutuhkan orang adalah kebutuhan
kita, padahal sesungguhnya tidak begitu. Pertanyaan itu akan membantu kita pengenal diri kita.

Dengan pertanyaan sederhana seperti menanyakan keinginan diri sendiri dapat membawa
kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya kita inginkan dan membangun kesadaran tentang
apa yang harus kita proritaskan. Pertanyaan tersebut membantu kita secara perlahan untuk
hidup dengan mindful, yaitu sepenuhnya “hadir” bagi diri sendiri dengan membiasakan diri
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, lebih baik lagi jika itu dipenuhi saat itu juga.
Dengan begitu, harapannya hidup kita menjadi lebih seimbang dan terkendalikan dengan baik.
Jika kita mengalami emosi-emosi kembali, kita perlu ingat bahwa betapapun perasaan itu nyata
adanya dirasakan saat ini, tapi sesungguhnya perasaan itu adalah perasaan masa lalu. Bila kita
mengalami kesulitan untuk meredakan, cobalah dengan merespon dengan cara yang tepat
emosi-emosi itu. tidak memaksanya untuk hilang, tapi gunakan respon-respon yang kalian
harapkan dari orang-orang tertentu ketika kejadian itu terjadi. Kita perlu melakukan hal itu
sekarang, karena emosi itu membutuhkan respon yang empati untuk bisa diproses.

Kemudian, melakukan validasi emosi merupakan bagian penting dalam mengelola emosi.
Bila kita sedang emosi, kenali nama emosinya, kenali mengenai apa emosi itu muncul, lalu
validasi emosi tersebut. Gunakan nada suara yang berwelas asih, nada suara yang penuh
pengertian. Berikut adalah contoh kalimat-kalimat validasi yang kita bisa gunakan ketika kita
merespon emosi yang sedang dirasakan:

"Pasti sangat sulit ya, hidup di atas ekspetasi orang lain. Rasanya, kamu ingin
mengendalikan semuanya, namun sayangnya kehidupan ini tidak bisa kamu kendalikan
sepenuhnya. Tidak apa apa jika sesekali kamu merasa lelah, kehilangan arah, dan ingin
menyerah. Saya tahu bahwa perasaan ketidakmampuan, ketidakpantasan, ketidakberhargaan
itu hadir menemani hari harimu. Namun satu hal yang harus kamu tahu bahwa sebenarnya,
keberhargaan diri itu muncul mana kala kamu menghargai apa yang sudah kamu capai saat
ini, pencapaian sekecil dan seremeh apapun itu. Walau hanya berani bertanya,
mengungkapkan pendapat di kelas kecil. Setidaknya, kamu dapat berkembang meskipun secara
perlahan, walaupun tidak secepat ritme orang lain. Teruslah berproses, mengeksplor diri,
menekuni apa yang kamu sukai, mengembangkan keahlian lain, dan selalu mencoba hal-hal
baru. Ekspetasi orang lain hanyalah akan menjadi beban untukmu, maka jangan fokuskan
energimu untuk memenuhi semua itu, yang terpenting adalah bagaimana kita berkembang
dengan cara kita sendiri dan bagaimana kita bisa melawan diri sendiri, melawan ketakutan
dan keraguan yang timbul dalam diri. Karena sesungguhnya, lawan terberat bagimu bukanlah
orang lain, melainkan diri sendiri”

"Pasti berat ya harus pura-pura bahagia dan baik-baik aja, disaat kamu ga baik-baik aja.
Dibanyak waktu, selama bertahun-tahun, kamu juga banyak mengkritik dan menyalahkan
dirimu sendiri, bahkan disaat kamu tahu itu bukan kesalahanmu. Ingin menyerah karena lelah,
tapi sudah sejauh ini melangkah. Kamu pasti sudah melalui banyak hal sulit selama ini. Sangat
wajar jika kamu merasa sedih, marah, dan kesepian. Tapi terimakasih karena memilih untuk
tetap bertahan. Mungkin kamu melakukan kesalahan, mungkin pundakmu memikul terlalu
banyak beban, mungkin kamu mengalami banyak hari yang buruk dan melelahkan, namun
terimakasih karena sudah memberi dukungan pada dirimu sendiri dan tidak pernah lupa
bahwa kamu tidak sendirian. Semua pengalaman hidupmu itu berharga, orang-orang di
sekitarmu itu berharga, tapi jangan pernah lupa bahwa dirimu juga tidak kalah berharga.
Kamu masih berproses, kamu masih berjuang, kamu masih bisa menyelesaikan masalahmu
dengan caramu sendiri. Jadi, jangan lupa untuk selalu menumbuhkan cinta untuk dirimu
sendiri dengan tidak lagi membandingkan dirimu dengan yang lain"

"Hi, aku tau mungkin apa yang kamu alami membuatmu lelah. tapi tunggu ya, semuanya
akan membaik karena hari hari baik pasti datang setelah hari yang buruk, ntah kapan yang
pasti kamu harus tetap hidup agar bisa merasakan hari itu. Tak apa jika kamu ingin
beristirahat, istirahatlah sejenak untuk memulihkan energimu. setelah itu, ayo bangkit lagi.
ayo perjuangkan hari bahagiamu. jangan lupa pikirkan dirimu sendiri ya”

Anda mungkin juga menyukai