Anda di halaman 1dari 37

BAGIAN 1

PEDOMAN

Latihan Harian

Luka tidak dapat hilang hanya dengan mengingat atau menggali kenangan
yang sudah berlalu, melainkan merasakan kembali perasaan yang sudah
terpendam lama. Namun, perasaan itu sudah mati terlalu lama, jadi perlu
mengubah cara berpikir untuk dapat merasakannya. Seiring berjalannya waktu
dan latihan yang terus-menerus seseorang dapat mengubah pola berpikirnya dan
kebiasaannya yang lama menjadi suatu kebiasaan yang baru.

Cara, pandangan, dan latihan yang perlahan dapat mengubah cara lama
seseorang yang mengalami luka dalam berpikir dan sekaligus menghilangkan rasa
tidak nyaman di dalam dirinya. Melalui pendekatan psikologi klasik dan beberapa
konsep alternatif tentang luka terdalam, pertahanan diri atau pemahaman diri yang
salah , cinta dan mindfulness seseorang yang memiliki trauma emosional dapat
mengelola perasaannya agar lebih baik. Dengan melakukan latihan dan dedikasi
yang tinggi, seseorang akan dapat meruntuhkan pertahanan diri yang rumit serta
menemukan akar permasalahanmya. Pada akhirnya, luka dapat disembuhkan dan
kita dapat merasakan sebuah kebebasan.

Mindfulness

Saat mulai belajar mindfulness, seseorang akan belajar berkomunikasi


dengan diri sendiri. Mindfulness akan membantu kita dalam menyadari pola pikir
kita. Tujuannya bukan untuk menghentikan pikiran atau perasaan yang tidak kita
sukai, namun membiarkannya tetap ditempatnya, tanpa disalahkan atu dihindari.
Dengan mindfullness, seseorang juga dapat menghanyutkan diri dalam situasi
berhak mendapat kesempatan kedua untuk hidup tanpa rasa malu dan membiarkan
dirinya merasakan perasaan nyaman dalam ketidaknyamanan.

1
Mindfullness tidak hanya menjernihkan pikiran atau perasaan yang tidak
kita sukai, namun secara sederhana mengetahui apa yang terjadi tanpa
menghakiminya terlebih dahulu. Sebagai contoh kondisi seorang perfeksionis
yang sangat mudah menyalahkan, lalu menyalahkan dirinya sendiri karena
tindakannya itu. Hal ini malahan memicu dirinya semakin mudah menyalahkan.
Contoh yang lain kondisi seorang kodependen yang mudah memaafkan seseorang
lalu marah dengan dirinya sendiri karena memaafkan seseorang yang
memperlakukannya seperti sampah. Hal ini malahan membuat mereka sulit
memaafkan diri sendiri.
Melalui mindfullness kita siap untuk berperilaku jujur 100 persen kepada
diri sendiri, sehingga perlahan perilaku ganjil kita akan menghilang dengan
sendirinya. Saat mulai memahami perilaku diri, akan ada perasaan sulit dan
menyakitkan mulai muncul ke permukaan. Mindfullness akan membuatmu
memahami bahwa mereka memang ada, namun belum tentu benar. Hal terpenting
adalah membangun hubungan sehat dan rasa ingin mengetahui perasaanmu
sendiri.

Tanggung Jawab Pribadi

Seseorang tidak dapat mengendalikan apa yang orang lain pikirkan dan
rasakan. Kita juga tidak dapat berharap orang lain dapat menyelamatkan dan
menyelesaikan masalah kita. Kita mungkin dapat mencari seorang terapis atau
dukungan orang lain, tetapi tidak ada yang lebih bertanggung jawab dengan apa
yang kita rasakan kecuali diri sendiri. Pandangan bahwa diri kita sendiri yang
bertanggung jawab atas masalah dan perasaan kita akan membimbing kita menuju
pemulihan secara mandiri sehingga kita mencintai diri kita sendiri seutuhnya.

Masalah utamanya adalah kita berharap orang lain berubah, lalu kita akan
bahagia. Kita hidup di dunia dimana semua orang ingin diterima dan diakui
sebagai diri sendiri, tetapi penilaian orang lain tidak akan membuat kita benar-
benar bahagia. Kebahagian kita sendiri adalah tanggung jawab diri kita sendiri.
Tidak bergantung pada bagaimana orang lain memperlakukan kita atau bagaimana

2
kita memperlakukan orang lain. Kita harus mengubah fokus eksternal menjadi
internal untuk memulihkan kemampuan kembali mencintai.
Cinta yang Tulus

Manusia memiliki otak yang luar biasa untuk belajar dari kesalahan
sehingga dapat mencegah terjadinya kejadian yang serupa di masa yang akan
datang. Namun, perasaan cemas, terobsesi, malu, dan menyalahkan diri sendiri
telah menghabiskan sebagian besar waktu kita didalam pikiran negatif. Sebaliknya
pemikiran negatif justru dapat membuat kita percaya bahwa semua yang kita
rasakan adalah kenyataan.

Kita tidak perlu berpura-pura mengatakan bahwa hal buruk pernah terjadi
dalam hidup kita, karena kita tidak hidup di dunia khayalan. Kisah yang kita alami
adalah sesuatu yang penting. Tubuh kita selalu mendengarkan dan akan bereaksi
terhadap kondisi yang terjadi disekitarnya. Hal yang luar biasa adalah kesadaran
kita mengizinkan diri untuk memilih cerita mana yang yang akan diceritakannya
pada diri sendiri. Ketika kita memilih berpikir tentang cinta yang tulus maka kita
merasa sangat berharga.

Cinta yang tulus bukanlah tentang aku dicintai karena melakukan hal-hal
yang baik. Dia juga bukan tentang menjadi cocok dengan orang lain. Cinta yang
tulus adalah tentang mencintai seseorang disaat dia terjatuh. Bukan karena rasa
simpati atas masalah yang dialaminya melainkan dapat menerima dengan tangan
terbuka semua kemarahan, ketakutan, depresi, dan juga rasa malu. Energi cinta
yang tulus membuat kita melakukan sesuatu tanpa alasan logis. Karena ketulusan
adalah menerima tanpa syarat.

Kita akan kembali utuh dengan membangun keseimbangan antara


mengurangi energi untuk berpikir dengan lebih banyak energi untuk tubuh dan
jiwa. Kita meminta pada diri kita untuk dapat merasakan perasaan itu yaitu cinta
yang tulus. Saat mulai menyadari dan memahami semua persaan itu maka kita
semakin merasa nyaman. Hal ini akan membuat kita lebih mudah menjalin
pertemanan dan melepaskan dendam. Satu hal yang harus kita ingat bahwa kita

3
mempunyai waktu yang terbatas untuk hidup di dunia ini. Jadi, hal logis yang
dapat kita lakukan adalah menikmati waktu semaksimal mungkin.

BAGIAN 2

MENGANALISIS PERTAHANAN DIRI

Luka yang diakibatkan oleh penolakan, penghianatan menghasilkan


sesuatu yang disebut dengan pertahanan diri. Pertahanan diri terbentuk untuk
menghindari atau pun menyembuhkan luka itu. Jika tubuh mencoba melindungi,
itu pasti karena ada sesuatu yang pantas untuk dilindungi. Tubuh kita selalu
menginginkan yang terbaik untuk kita. Rasa “baik-baik” saja yang kita tunjukkan
pada orang lain hanya menjaga diri dari perasaan sakit, tetapi luka yang ada dalam
diri kita tidak mendengar atau merasakan hal yang sama. Pertahanan diri ini
membuat kita yakin bahwa tidak ada yang salah dengan diri kita. Inilah cara kerja
pertahanan diri. Ada dua ciri paling jelas dari pertahanan diri yaitu:

1. Fokus pada penilaian orang lain

2. Niat untuk “melakukan” sesuatu.

Penilaian orang lain merupakan bentuk pengakuan dari luar. Penilaian eksternal
ini dapat berupa prestasi, status, perhatian, uang, penampilan, simpati, pengakuan,
sosial media dapat membuat seseorang bahagia. Sedangkan pertahanan diri yang
membuat seseorang berniat melakukan sesuatu merupakan keyakinan bahwa jika
orang lain telah “melakukan” sesuatu padanya atau ia yang “melakukan” sesuatu
pada orang lain maka ia akan merasa lebih baik.

Kita sudah mengetahui cara kerja pertahanaan diri bekerja dan selanjutnya
bagaimana seseorang dapat menghilangkannya hingga tuntas? Satu cara
menghilangkan pertahanan diri adalah meruntuhkan pertahanan diri itu sendiri,
yaitu dengan cara “berhenti melakukan apa yang ia minta”. Namun, sebagai
konsekuensinya kita harus mau merasakan perasaan tidak nyaman saat kita
berhenti melakukan apa yang diinginkan oleh pertahanan diri tersebut.

4
Mencari Pola

Pola perilaku adalah cara terbaik untuk mulai mempelajari pertahanan diri.
Jika kita membayangkan hidup adalah sebuah film., maka kita mengambil peran
dengan aktor lainnya. Jika peran kita sebagai korban, kita membutuhkan seorang
pelaku kejahatan dan seorang penyelamat. Jika peran kita penyelamat, kita akan
membutuhkan seorang korban untuk diselamatkan. Jika peran kita orang yang
tidak bertanggung jawab, maka kita memerlukan orang lain yang bertanggung
jawab. Jika peran kita adalah orang yang terobsesi dengan kekuasaan, maka kita
membutuhkan orang yang harus dikalahkan.

Karakter-karakter yang diperlihatkan dalam film ini menunjukkan pola


perilaku beberapa tipe kepribadian dan pertahanan diri yang menyertainya. Jika
film ini diputar ulang secara terus-menerus, maka penonton akan bosan melihat
karakter-karakter yang terus melakukan hal yang sama sehingga akhirnya
penonton akan mengganti saluran. Seperi inilah cara kerja pertahanan diri, yaitu
membuat seseorang dalam lingkaran tak berujung dengan melakukan hal yang
sama terus-menerus tanpa menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Manusia cenderung tidak ingin menemukan diri mereka dalam situasi
meyadari pertahanan diri tersebut. Hal ini dinilai sebagai hukuman seumur hidup
atau bukti bahwa mereka memiliki gangguan. Jadi, mereka akan menyangkal dan
lebih sering meniru kepalsuan, yang membuat mereka semakin jauh dari identitas
asli mereka. Berpura-pura tidak memiliki masalah tidak akan menyelesaikan
masalah, sebaliknya menyadari adanya pertahanan diri adalah langkah awal
menuju pemulihan.

Pertahanan Dirimu

Pertahanan diri membutuhkan penilaian orang lain untuk tetap hidup, Jadi
kita harus mengetahui penilaian apa yang diinginkannya. Kita akan mempelajari

5
bagaimana cara pertahanan diri bekerja. Seseorang yang berhasil dengan
“pencapaian” yang hebat akan merasa bahagia dan bangga terhadap dirinya.
Namun, jika pencapaian itu hanya sebuah penilaian dari orang lain, maka
pertahanan diri akan membuat rencana baru, bekerja keras untuk mencapainya,
membayangkannya dan mengira-ngira bagaimana reaksi orang terhadapnya.
Pertahanan diri merasa tidak puas bahkan saat pencapaian tersebut adalah hal
yang luar biasa dan akhirnya mengabaikan semua yang ada disekitarnya.

Sang Perfeksionis

Seorang perfeksionis adalah seorang individu yang melakukan sesuatu


dengan benar dan tepat waktu. Pencapaian-pencapaian hebat yang mereka lakukan
seakan tidak pernah cukup untuk membuktikan siapa dirinya.Seorang perfeksionis
akan selalu memikirkan pencapaian baru dan merasa tidak pernah cukup puas
dengan apa yang telah diraihnya. Mereka tidak bisa benar-benar menikmati
kesuksesan , meski pun apa yang telah dilakukan sudah lebih dari kebanyakan
orang. Ia tetap merasa bosan dan hampa.

Pertahanan Diri

Luka dalam seorang perfeksionis adalah rasa ketidaksempurnaan. Mereka


takut dianggap sebagai seorang penipu, meskipun mereka tidak melakukan
sesuatu yang salah.

Pertahanan diri dari luka ini adalah adalah dengan mencoba membuktikan
tidak memiliki kekurangan. Hal ini dilakukan dengan cara berbuat
terlalu”baik”kepada semua orang, mencari pengakuan di sosial media, atau
memperbaiki penampilan agar lebih sempurna.

Cara pemulihan yang keliru dari seorang perfeksionis adalah pendekatan


spiritual kepada Tuhan malah menjadi sebuah proyek yang ingin dicapai. Jika
seorang perfeksionis dapat melalui proses ini maka ia akan dapat mengetahui
perasaan sendiri dan merasakan kehampaan di dalam dirinya. Mereka akan

6
menyadari bahwa kesempurnaan bukanlah segalanya. Hal terpenting adalah
bagaiamana diri sendiri siap menerima keberhasilan dan juga kegagalan.

Korban Hubungan Cluster B

Cluster B adalah tipe kepribadian yang selalu menginginkan perhatian dan


pujian dari orang lain. Beberapa kepribadian yang termasuk dalam cluster B
adalah sosiopat, narsis, kepribadian ambang. Gangguan kepribadian cluster B
dijuluki”vampir energi” karena mereka menyedot semua cinta, kebahagiaan dari
korbannya untuk mengisi kekosongan dalam dirinya. Sebagian besar korban
cluster B tetap memiliki ketakutan bahwa mereka gila, buruk, atau orang yang
jahat akibat berhubungan dengan seseorang yang memiliki kepribadian cluster B
Awalnya hubungan antara seorang Cluster B dengan pasangannya baik.
Mereka terlihat sangat mencintai dan membutuhkan pasangannya, bahkan
memberi harapan, perhatian, dan tidak tanggung-tanggung sampai meniru cara
pasangannya berbicara. Mereka memperlakukan pasangannya sesuai suasana
hatinya. Saat pasangannya gagal mengisi kekosongan dalam dirinya, mereka akan
meninggalkan dan mencampakkan pasangannya. Korban cluster B akan sibuk dan
menghabiskan waktunya dengan batin yang tersiksa.
Luka seorang korban hubungan Cluster B adalah rasa tidak berharga
akibat dicampakkan pasangannya. Hingga akhirnya suatu waktu korban hubungan
Cluster B mengetahui dan paham bahwa pasangannya tersebut mengalami
gangguan kepribadian Cluster B. Korban Cluster B mencoba memperbaiki
keadaan dengan memulai dari awal, yaitu dengan cara berusaha memahami
perasaan orang lain Yang menjadi Masalah adalah tidak ada satu pun hal yang
bisa membuat mereka kembali pada keadaan semula yaitu keadaan dirinya
sebelum mengenal pasangannya yang memiliki gangguan cluster B. Seorang
korban cluster B akan menanyakan kemana dirinya yang dulu. Perasaan gelisah,
terpojok, terisolasi dan terpisah dari lingkungan sekitar inilah yang dirasakan oleh
korban cluster B.

7
Seseorang dengan kepribadian cluster B menganggap reaksi negatif
korbannya sebagai kesuksesan. Mereka ingin tahu apakah dirinya masih
diinginkan korbannya bahkan setelah menyakiti korbannya. Cluster B ingin 100
persen yakin bahwa merekalah yang mencampakkan pasangannya dan bukan
sebaliknya. Jika korban hubungan Cluster B telah terjebak dalam permainannya
maka hal ini membuktikan keberadaan Cluster B tetap diperhitungkan korbannya.
Namun, meskipun kita memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain,
kita tidak dapat seutuhnya memahami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan
walau sekeras apa pun usahamu itu. Hal yang dapat dilakukan korban hubungan
Cluster B adalah melupakan apa yang pernah mereka katakan tentang
kekuranganmu atau keburukanmu dan belajar untuk mencintai diri sendiri. Hanya
kita yang bertanggung jawab pada diri kita sendiri untuk membebaskan diri kita
dari penjara yang seharusnya tidak kita masuki.
Kemenangan yang sesungguhnya adalah saat kita mau menghadapi rasa
tidak nyaman yang muncul setelah dicampakkan. Korban hubungan Cluster B
menyadari bahwa sikap dan perilaku orang lain tidak berpengaruh padanya
sehingga ia harus dapat melepaskan rasa dicampakkan itu.

Pertahanan Diri

Luka terdalam seorang yang memiliki riwayat hubungan dengan cluster B


adalah penolakan karena dianggap memiliki banyak kekurangan. Mereka merasa
rendah diri dan tidak berharga akibat dicampakkan pasangannya.

Pertahanan Diri melindungi dengan membuktikan hal sebaliknya. Seorang


korban hubungan dengan Cluster B menyangkal bahwa dirinya pernah
dicampakkan. Mereka mengatakan bahwa dirinyalah yang beruntung bisa putus
dari orang yang memiliki gangguan kepribadian. Pertahanan dirinya berusaha
membuktikan bahwa bahwa korban dari hubungan dengan Cluster B ini tidaklah
rendah, ia juga dapat menjadi penolong dan bahkan menjadi terapis bagi orang
lain

8
Cara pemulihan yang keliru seseorang korban hubungan Cluster B adalah
selalu fokus pada orang lain, memaafkan dan memahami pelaku. Sikap yang harus
dilakukan adalah mengutamakan pemulihan hubungan antara perasaan dan dirinya
sendiri. Melupakan perkataan pelaku tentang kekurangan atau keburukannya.

Kodependen

Kodependen adalah tipe orang yang sangat peduli dan perhatian pada
orang lain. Seorang kodependen menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan
masalah orang lain. Mereka menyediakan apa yang orang lain butuhkan, dan
menghindari konflik dengan cara memastikan semua berjalan dengan lancar.
Kebutuhannya sendiri lebih rendah dari orang lain yang merupakan tempatnya
bergantung. Mereka tidak percaya diri dan tidak tertarik mencoba hal-hal yang
baru. Keputusan sehari-hari pun menjadi sulit karena butuh persetujuan dari orang
terdekatnya dahulu.

Masalahnya adalah apa yang mereka lakukan pada orang lain tidak
dilakukannya pada dirinya sendiri. Mereka mengabaikan dan menyalahkan diri
saat orang lain melakukan kesalahan atau hal yang tidak pantas padanya. Saat
ekspektasi tidak sesuai kenyataan, maka dirinyalah penyebabnya.

Pertahanan Diri

Luka terdalam yang dialami seorang kodependen adalah rasa tidak pernah
berharga dan takut bahwa mereka akan mengalami penolakan dan ditinggalkan
orang yang dekat dengannya apalagi orang itu yang dapat diandalkannya.

Pertahanan diri seorang kodependen adalah bersikap sangat berbelas kasih


pada semua orang, memberikan kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya pada
orang lain yang berbuat salah. Merasa bertanggung jawab bahwa semua yang
terjadi adalah akibat kesalahannya. Tindakan membantu atau menyelamatkan

9
seseorang akan membuat seorang kodependen merasa dihargai dan mendapat
cinta yang tulus dari orang yang dibantunya.

Cara pemulihan yang keliru dari seorang kodependen adalah mencoba


“menjadi baik” dan hanya “melakukan hal baik” pada orang lain saja tetapi tidak
peduli pada diri sendiri. Seorang kodependen harus berpikir bahwa perasaan
orang lain bukanlah tanggung jawabnya. Hal ini akan membuat hidup sangat lelah
dan memberikan sedikit rasa berharga pada diri sendiri, dan pada akhirnya akan
merasa putus asa. Yang harus dilakukan adalah mengelola perasaan sendiri.

C-PTSD (Complex Post Traumatic Stress Disorder)

Seseorang dengan kepribadian C-PTSD adalah orang yang mengalami


pengalaman menyakitkan yang diakibatkan oleh perasaan bersalah atau pun
disalahkan bahkan dijadikan kambing hitam dari kesalahan orang lain. Keadaan
ini akan membuat seorang C-PTSD menghabiskan banyak waktu untuk
memikirkan, mengenang, menganalisa peristiwa menyakitkan tersebut.

Penyangkalan, penghakiman, dan kritikan secara terus-menerus membuat


seorang CPTSD berhenti pada perasaannya sendiri. Mereka khawatir jika
mengungkapkan apa yang mereka inginkan akan membuat mereka terlihat”gila”
yang berakhir dengan penghinaan dan penyangkalan.

Beberapa orang yang mengalami CPTSD mungkin merasa lelah dan


kehabisan energi dan mengalami depresi, kecemasan, dan kesulitan tidur.
Sebagian yang lain merasakan hal sebaliknya. Mereka memiliki energi lebih yang
membuatnya lebih kreatif, produktif dan ekspresif. Hal ini diwujudkannya dengan
membentuk komunitas bagi orang-orang yang mengalami hal serupa.

Pertahanan Diri

Luka terdalam yang dialami seorang C-PTSD adalah rasa disakiti,


dikucilkan, dan tidak diakui. Mereka disalahkan atas semuanya, ditinggalkan lalu
dihempaskan, dan dipermalukan atas apa yang mereka rasakan.

10
Pertahanan diri seorang C-PTSD adalah selalu berusaha membuktikan
bahwa mereka memiliki kekuatan dan semua bukanlah kesalahan mereka.

Cara pemulihan yang keliru dari seorang C-PTSD adalah dengan selalu
berusaha menggunakan analisis, dan pemikiran yang kaku terhadap diri sendiri
untuk menutupi ketidakmampuan mereka memahami perasaan sendiri.

Penghindar

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar adalah orang yang


memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka memiliki rasa takut yang luar
biasa terhadap penilaian buruk orang lain. Rasa takut dihina atau diejek orang lain
membuat mereka bersikap selalu memperhatikan dan mendengarkan orang lain.
Mereka rela mengorbankan keinginan dan kebutuhannya untuk menyenangkan
orang lain. Jika mereka merasakan sedikit tanda penolakan, mereka akan mundur,
sehingga. Pada akhirnya, karena terlalu banyak mundur menyebabkan mereka
hanya sedikit berkomunikasi dengan orang lain. Mereka menghabiskan banyak
waktu dengan fantasi dan imajinasinya sendiri. Mereka selalu ragu pada dirinya
sendiri, sehingga orang lain yang mengambil bagian yang terlalu besar dalam
hidupnya.

Pertahanan Diri

Luka terdalam seorang penghindar adalah adanya sebuah penolakaan


dalam bentuk hinaan atau ejekan. Sebenarnya seorang penghindar merindukan
komunikasi dengan orang lain. Namun pertahanan diri yang tidak
menginginkannya terluka akibat ejekan atau hinaan orang lain membuat seorang
dengan tipe kepribadian penghindar takut mengekspresikan perasaannya

11
Pertahanan diri seorang penghindar adalah bersikap sangat sopan, tenang,
dan mudah setuju. Mereka selalu memberikan wajah yang ramah pada dunia agar
tidak ada yang dapat menghina mereka.

Cara pemulihan yang keliru dari seorang penghindar adalah dengan tidak
menunjukkan emosi negatif di depan orang lain. Mereka akan cepat memaafkan
orang lain dengan harapan untuk menghilangkan semua kemarahan di dalam diri
mereka.

BPD ( Borderline Personality Disorder)

BPD atau gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental yang


ditandai dengan perasaan, perilaku, citra diri, dan tindakan tidak stabil. Seorang
BPD mengalami episodik marah, depresi dan kecemasan yang berlangsung
selama sejam, sampai beberapa hari.
Seorang BPD mendewakan penderitaanya dan selalu membutuhkan orang
lain yang akan mendengarkan penderitaan atau traumanya. Ia sangat nyaman
dengaan simpati dan perhatian orang lain karena penderitaanya itu. Mendengarkan
penderitaan dan trauma seorang BPD berulang-ulang bahkan secara berlebihan,
dapat membuat orang yang mendengar merasa tidak nyaman dan pada akhirnya
meninggalkan mereka. Lalu, seorang BPD akan mencari orang baru lainnya.
Berikut siklus yang dialami seorang BPD

12
Mencari Bertemu
orang dengan
baru orang
lainnya baru

Orang-orang Bercerita
mulai tentang
menjauh traumanya

Orang-orang
Mendapat
bosan dengan
simpati
traumanya

Seorang BPD tidak akan pernah puas, selalu ragu dan menguji orang lain untuk
melihat sampai dimana orang bertahan dan peduli padanya. Ia juga sulit menilai
diri sendiri sehingga akan bergantung pada penilaian orang lain.

Pertahanan Diri

Luka terdalam seorang BPD adalah perasaan tersakiti karena ditolak dan
diabaikan. Itulah sebabnya mereka mencari lebih banyak pengakuan dari orang
lain. Mereka percaya bahwa mereka tidak berharga dan tidak dicintai. Seorang
BPD tidak dapat menjadi dirinya sendiri, karena ia merasa tidak ada orang yang
menginginkannya.
Seorang BPD berpikir mereka sudah sembuh setelah melakukan terapi
khusus, namun beberapa minggu kemudian mereka kembali merasa tidak
berharga dan membenci diri sendiri. Mereka kembali bosan dan putus asa.
Seorang BPD dapat menjadi calon yang baik untuk nilai-nilai spiritual. Dengan
menggunakan sisi spiritualitasnya, mereka akan merasakan cinta yang tulus yang
melengkapi hidupnya tanpa harus terobsesi dengan orang lain sebagai “favorite
person”.

13
Pertahanan diri seorang BPD adalah selalu mencari cerita atau kisah
menyedihkan dimasa lalu untuk menerima simpati, perhatian dan pujian dari
orang lain. BPD selalu ingin jadi korban, merasa teraniaya dan disalahkan.
Seorang BPD tidak memiliki jati diri, sehingga mereka sangat terobsesi dengan
orang lain.
Mindfullness dan terapi dialektika dapat menolong seorang BPD untuk
mengurangi tekanan dan tetap merasakan apa yang ada dibalik kekosongan dan
kebosanan itu. Mereka akan belajar mencintai semuanya. Fokus pada diri sendiri
dan tidak membiarkan pikirannya teralihkan dan terlindungi rasa sakit. Semakin
banyak waktu dihabiskan untuk merasakan luka, maka semakin melatih
kemampuan untuk dapat menyadari bahwa perasaan mengerikan itu tidaklah
nyata.
Saat seorang BPD mampu memperbaiki hubungan dengan dirinya sendiri, maka
obsesi terhadap orang lain akan menghilang dengan sendirinya.
Merasakan nyaman dengan diri sendiri membuat seorang BPD menikmati
kebersamaan dengan orang lain bukannya terobsesi dengan apa yang dilakukan
orang lain. Hal lainnya yang harus dilakukan seoang BPD adalah berhenti berbagi
cerita tentang trauma untuk mencari simpati dan menganggap orang lain sebagai
solusi dari semua kebahagiaannya. Tetapi, carilah cinta dalam dirimu sendiri

Pertahanan Diri Lainnya

a. Workaholic atau gila kerja


Orang yang gila kerja selalu memiliki banyak gagasan proyek dalam
dirinya dan selalu bertambah sehingga tidak ada kesempatan untuk
berhenti.
Pertahanan diri seorang workaholic adalah mencemooh gagasan dari orang
yang mengatakan bahwa ia harus memiliki keseimbangan dalam hidup.
b. Gangguan kepribadian narsis
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsis selalu ingin terlihat baik
bahkan jika harus melukai atau mengabaikan seseorang untuk

14
melakukannya. Hal ini membuat mereka mendapat julukan orang yang
tidak punya hati karena tidak dapat menoleransi kesalahan dan kekeliruan
karena hal ini dapat menyebabkan rasa malu baginya
c. Paranoid
Seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid adalah orang yang
mempercayai bahwa semua hal adalah konspirasi dan sudah diatur.
Mereka merasa curiga bahwa orang-orang hanya memanfaatkan dirinya
sekalipun tidak ada penjelasan yang logis dibalik kecurigaanya tersebut.
Pertahanan diri seorang paranoid adalah tidak percaya pada orang lain.

BAGIAN 3

DEKONSTRUKSI DIRI YANG MELINDUNGI

Hal pertama yang harus dilakukan agar luka membaik adalah dengan
menghancurkan pertahanan diri. Pertahanan diri membuat siklus yang tidak
berkesudahan agar kita dalam kontrolnya. Jadi, agar seseorang kembali pulih
maka ia harus bisa mengontrol diri.
Luka dalam diri dapat diibaratkan seperti seseorang yang sedang
mendengarkan satu saluran radio, namun di saat merasakan salah satu trauma,

15
secara otomatis ia akan mengganti saluran yang baru, lagi dan lagi. Hal ini
merupakan mekanisme agar seseorang teralihkan dari lukanya.
Saat seseorang berada di puncak pencapaiannya, bukan berarti ia akan
merasakan perasaan yang lebih baik. Bahkan ia merasa buruk untuk beberapa
alasan. Perasaan kososng dalam diri bahkan tidak menjadi lebih baik meskipun
kita telah bekerja keras mendapatkan apa yang kita inginkan selama ini.
Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan di dalam pikiran. Mengapa hidup ini
tidak adil, mengapa hal baik tidak kunjung datang padahal semua hal sudah
dilakukan dengan benar.
Tubuh kita tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia menganggap ada
masalah yang tidak dapat ditoleransi dan mengancam kehidupan. Inilah
pertahanan diri. Pertahanan diri akan senang jika kita tetap teralihkan dan
terobsesi dengan masa lalu dan masa depan sehingga kita tidak dapat merasakan
diri kita di masa kini. Selama kita masih merasakan kekosongan, berarti kita
masih mengisi pertahahan diri dan terjebak dalam siklus yang sama. Jadi, untuk
memulai pulih kita harus menghancurkan pertahanan diri.
Sekali pertahanan diri hilang, ia akan hilang selamanya. Tidak ada cara
untuk kembali ke pertahanan diri meskipun ingin melakukannya. Pada awalnya
mungkin akan terasa mengerikan, namun ini adalah perkembangan yang baik.
Karena saat kita mulai mengenali luka yang ada di dalam diri kita, maka
pemulihan yang sebenarnya sudah dimulai. Mindfullness dan cinta membuat
seseorang dapat menemukan rasa ketakutan luar biasa yang ingin dibuangnya.
Setelah itu tidak ada lagi perasaan kosong dan pertahanan diri karena kita sudah
berdamai dengan luka kita.

Luar Biasa Mati Rasa

Pertahanan diri mampu menyembunyikan rasa tidak menyenangkan di


dalam diri kita. Perasaan kosong, tertutup, hampa, sesak, atau bosan yang dapat
membuat seseorang frustasi. Orang yang memiliki trauma, kadang tanpa sadar
menghilangkan semua perasaan tidak menyenangkan tersebut dengan
melumpuhkan semua perasaan itu.

16
Mulai mengenali masalah adalah langkah awal agar memahami trauma
yang dialami dari sudut pandang yang lembut. Membiarkan rasa kosong tetap
berada di tempatnya dan memahami bahwa ia ada disana sebagai pertahanan
untuk melindungi diri adalah hal yang dapat membuat kita lebih mencintai diri
sendiri.
Mati rasa hanya akan muncul saat merasakan luka yang tidak dapat
ditoleransi, misalnya penolakan, malu, salah, kebencian pada diri sendiri,
keraguan pada diri sendiri dan ketakutan. Tubuh kita dibuat bertahan untuk
melindungi kita dari rasa sakit yang tidak tertahankan dengan mengalihkannya ke
perasaan lainnya.
Kita harus mulai merasakan perasaan kosong lalu meresapi rasa frustasi dan
meminta tubuh kita mengizinkan perasaan itu, dan melakukannya berulang-ulang.
Saat mulai menerima rasa hampa itu, kita akan mulai membangun
hubungan yang lebih kuat dengan diri kita sendiri. Walaupun mungkin kita
merasa frustasi dan putus asa . Usaha keras yang kita lakukan menunjukkan
betapa kita menghargai diri sendiri.

Dari eksternal ke Internal

Tantangan terbesar dari pertahanan diri adalah membuat kita


menghabiskan energi dan fokus pada orang lain. Dengan mindfullness dan latihan
kita akan menolak fokus pada penilain ekternal dan ketergantungan pada orang
lain.
Penilaian ekternal membuat seseorang mengabaikan apa yang terjadi
dalam dirinya bahkan bergantung pada orang lain untuk mendapatkan cinta.
Hanya diri kita sendiri yang memutuskan apakah mau tetap berada dalam
penilaian eksternal atau sebaliknya mau merasakan apa yang ada diri kita,
sekalipun itu rasa yang tidak menyenangkan.
Korban cluster B dan fokus internal

Saat seorang korban cluster B disakiti, ia akan merasa kehilangan bagian


dirinya yaitu cinta dan kebahagiaan. Kehilangan cinta, pujian yang diberikan

17
seorang cluster B, membuat korban cluster B semakin fokus pada orang yang
meninggalkannya.
Masalahnya korban cluster B ini terjebak dengan fokus penilaian
eksternal. Hal ini membuat dirinya lebih sibuk mencari pengakuan dari orang lain,
padahal hal yang harus dilakukan untuk kembali pulih adalah mengubah fokus ke
dalam diri sendiri. Fokus internal sangat penting agar kita yang merasakan dan
mengetahui luka yang ada dalam diri kita dan kembali menemukan cinta yang
sesungguhnya.

Perfeksionis dan fokus internal

Hidup seorang perfeksionis selalu mengharapkan pengakuan dari luar.


Sebagai konsekuensinya ia harus bekerja terlalu keras tanpa mengenal waktu
untuk mendapatkan pengakuan tersebut. Hal penting yang harus disadari seorang
perfeksionis adalah menjadi dirinya sendiri dan tidak bergantung pada penilaian
orang lain.

Kebencian

Seseorang mungkin menyadari bahwa kebencian adalah hal yang tidak


baik untuk tubuh, pikiran, dan hati.Namun, pada kenyataannya waktu yang lama
tidak mampu menjamin bahwa rasa benci itu masih ada di tempat yang sama,
hanya saja telah berubah wujud seprti depresi, kecemasan, kecanduan, tak
sabaran, masalah tekanan darah. Energi kebencian membuat seseorang sulit untuk
merasakan lukanya sendiri. Rasa amarah menghalangi pikiran untuk mencintai
diri sendiri.
Kebencian adalah reaksi alamiah terhadap penghianatan dan luka. Rasa
malu, tidak berharga adalah perasaan yang diciptakan oleh kebencian. Untuk
melepaskan kebencian itu yang dibutuhkan adalah ketenangan dan cinta.
Seseorang dengan tipe kepribadian perfeksionis, C-PTSD, Kodependen,
kepribadian ambang akan terlihat bahagia, tenang, dan baik pada semua orang
untuk menyangkal bahwa mereka membenci sesuatu. Pertahanan diri membuat

18
kepribadian seseorang menjadi kebalikan dari luka yang dirasakannya. Orang
perfeksionis sebenarnya percaya bahawa mereka tidak sempurna dan punya
kekuranagan. Seorang kodependen diam-diam percaya mereka tidak berharga dan
tidak pernah cukup. Orang dengan kepribadian ambang percaya mereka tidak
dianggap, jadi mereka akan memmbuktikan keberadaannya dengan drama
kesedihan. Seorang penghindar percaya bahwa mereka tidak mempunyai apa-apa,
sehingga mereka mencoba menguasai dan merayu orang lain.
Kunci pertama untuk mengatasi kebencian adalah membiarkannya ada
disana dan tidak berpura-pura tidak merasaknnya. Saat telah mampu menyadari
dan mengizinkan kebencian ada dalam hati, langkah berikutnya adalah menyadari
dan memahami bahwa hati kita akan lebih bebas tanpa rasa benci.
Bagian berikutnya adalah melepaskan kebencian itu. Hal ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu memperdalam spiritualitas, memaafkan,
dan mindfullness. Hal ini tidak dapat diselesaikan dalm waktu satu malam, tetapi
membutuhkan waktu dan latihan berulang-ulang.
Saat kita dapat merasakan rasa dibalik luka maka kita akan memberikan
hal baru pada diri kita yaitu cinta yang tulus. Pada akhirnya kita dapat menerima
dengan tangan terbuka semua kemarahan, depresi, ketakutan, juga rasa malu,
karena ketulusan adalah menerima apa pun tanpa syarat. Intinya adalah
mengambil pelajaran dari masa lalu, membuat perubahan pada diri sendiri, dan
menghargai diri sendiri dan akhirnya kebencian akan pergi meninggalkan kita.

Pemicu disengaja

Definisi konvensional tentang pemicu adalah saat seseorang melakukan X


maka inilah alasan seseorang lainnya merasa tidak baik-baik saja. Dengan kata
lain kita akan tetap mencoba mengontrol lingkungan dan juga memastikan orang
lain tidak akan membuat kita marah.

19
Definisi yang baru tentang pemicu adalah saat seseorang melakukan X
yang membuat kita tidak nyaman, dan jika kita mampu menyelesaikan
ketidaknyamanan tersebut maka seseorang tersebut tidak berdampak signifikan
terhadap kita. Dengan kata lain, kita tidak lagi menghindari rasa tidak nyaman,
namun lebih kepada keinginan untuk mengetahui ketakutan dan luka yang dialami
sehingga dapat menyelesaikannya.
Melakukan perubahan dengan definisi yang baru ini, kita membutuhkan
pemiju yang disengaja. Dimulai dari memikirkan tempat atau sesuatu yang
dihindari setelah mengalami pengalaman traumatis. Tempat, lagu, gambar,
kenangan atau hal-hal apa saja yang dihindari yang membuat tidak nyaman.
Mengingat kembali situasi atau kenangan saat seseorang yang membuat perasaan
dihina, ditolak, dipandang rendah atau dihakimi.
Hal yang paling keren adalah saat mulai menyadari situasi buruk dan
mengingat semua kenangan tidak menyenangkan tersebut, ternyata kita dalam
keadaan baik-baik saja. Ini adalah kunci menuju pemulihan. Seiring berjalannya
waktu, kita akan mulai nyaman dengan rasa ketidaknyamanan dan tidak
menghidarinya lagi. Rasa tidak nyaman ini mengajarkan bagaimana kita menenal
diri sendiri.
Pemicu yang disengaja membuat kita mengenal perasaan kita dengan
semakin jelas. Dengan metode mindfulness Tara Brach yaitu R.A.I.N., singkatan
dari “Recognize (kenali), Allow (biarkan), Investigasi (pelajari), Nonidentification
(jangan mengidentifikasi) kita akan mengenali saat rasa tidak nyaman muncul saat
itu, dan merasakannya bukannya menghindarinya agar dapat memahaminya dan
juga melepaskannya.

Orang lain tidak dapat mengubah perasaan kita atas luka lama yang pernah
kita alami. Membangun hubungan baik dengan diri sendiri, dapat membuat kita
mengalami semua rasa pada saat dahulu sepenuhnya dan meresapinya selama
waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan. Kita akan menyadari bahwa pertahanan
diri ada hanya untuk melindungi diri kita agar tidak merasakan luka akibat
penolakan. Pertahanan diri melindungi kita dari rasa yang seharusnya kita
lepaskan yaitu rasa malu akibat kekurangan yang kita miliki.

20
Seiring berjalannya waktu, kita akan menyadari bahwa pemicu tidak akan
menyakiti kita, namun pemicu adalah faktor yang mengantar kita pada luka yang
kita alami. Saat kita mengenal diri yang sebenarnya maka tidak ada lagi
kebohongan yang harus kita tutupi. Pikiran kita akan mulai rileks dan kita akan
merasakan kebahagiaan. Hidup akan lebih mudah dan bebas, dan kita dapat
menebarkan cinta pada siapa pun, terutama pada diri kita sendiri.

Ketakutan

Menolak apa pun yang diinginkan pertahanan diri akan membuat kita
dapat menggunakan waktu untuk merasakan kekosongan. Saat kita dapat
merasakan kekosongan ini, kita dapat menghilangkan dendam di dalam hati.
Tetapi adanya kecemasan dalam diri kita, justru memicu munculnya pertahanan
diri. Hal ini seperti pedang bermata dua. Disatu sisi kecemasan dapat menjadi
sebuah ketakutan yang mendorong kita untuk memperhatikan diri sendiri. Fokus
internal inilah yang membuat kita semakin bisa merasakan luka hingga kita
semakin menyatu dengan diri kita sendiri. Namun, disisi lainnya kecemasan ini
dapat menjadi sebuah gangguan pikiran. Jika tidak dapat mengontrolnya , maka
perlu mendapat bantuan tenaga profesional.
Kecemasan yang menyebabkan gangguan pikiran dapat kita kendalikan
melalui mindfulness. Tidak berusaha menghentikan atau mengontrol pikiran kita,
tetapi membiarkannya melakukan apa yang ingin dilakukan. Jika hal ini kita
lakukan dengan dibarengi cinta yang tulus dan percaya diri maka ketakutan yang
ditimbulkan oleh pertahanan diri kita akan hancur.

Luka Dalam

Pada akhirnya kita menemukan luka kita yang sebenarnya yaitu kekacauan
dari rasa bersalah, malu, tidak berharga, dan diabaikan . Untuk menghilangkan
perasaan ini, kita harus bertahan dan menikmati luka. Bukan berarti kita
menerimanya sebagai kebenaran, tetapi menerimanya sebagai bagian dari diri kita.
Kita harus mendengar bisikan yang datang terus menerus dalam diri kita
dan tetap tenang. Bisikan yang mengatakan bahwa cinta bukan untuk kita, karena

21
kita seorang yang tidak baik. Yang harus kita lakukan adalah mengubah bisikan
itu dan bukan menghindarinya. Menyadari dan merasakan luka itu agar kita dapat
menyembuhkannya.

BAGIAN 4

MENYEMBUHKAN LUKA MENDALAM

Alasan utama meruntuhkan pertahanan diri adalah agar seseorang dapat


menemukan kembali luka lamanya. Meruntuhkan pertahanan diri berbeda dengan
menyembuhkan luka. Tahap menyembuhkan luka berrti luka tersebut dapat
dirasakan tingal kita akan menemukan darimana ia berasal, apa pesan yang

22
dibawanya dan bagaimana menghilangkannya. Semakin lama menghabiskan
waktu dengan luka itu, kita akan semakin lebih nyaman yaitu bersatu dengan diri
sendiri.
Setelah bertahun-tahun terjebak pada rasa palsu akhirnya diri kita dapat
merasakan sesuatu yang nyata yaitu luka pada diri sendiri.

Bertahanlah

Pertahanan diri membuat kita menghindari rasa sakit akibat luka. Hal yang
harus dilakukan adalah menerima perasaan sakit itu dan membiarkannya ada di
sana. Saat mulai membangun cinta, kita akan mencari dimana letak bagian tubuh
dan pikiran yang anti dengan cinta dan itu adalah rasa malu.
Saat selalu menghindari rasa malu, kita kita malah semakin terjebak
didalamnya tetapi suatu saat kita menyadari dan menerima bahwa rasa malu tidak
akan menghancurkan kita, kita akan tetap bersamanya dan berhenti menghindar.
Saat dapat bertahan dengan resa malu, kita akan belajar cara bertahan dengan
luka, Seakin sering melakukannya maka semekin tubuh kita akan jujur pada diri
sendiri dan menghadapinya dengan lembut bahkan kita dapat mengambil
pelajaran dari luka yang kita alami.
Seiring berjalannya waktu, saat mulai mempelajari rasa tidak nyaman di
dalam tubuh, kita mulai melatih cara menghilangkan ketidaknyamanan untuk
selamanya.

Rasa malu tidak sehat

Rasa malu tidak selalu buruk, kita dapat mengambil pelajaran dan
mempelajari kesalahan sehingga kita tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
Yang menjadi masalah adalah saat rasa malu menjadi identitas. Seseorang akan
mencap dirinya menjadi orang yang buruk yang berakibat menolak dirinya
sendiri. Inilah rasa malu yang tidak sehat.
Kata-kata dan perbuatan lingkungan eksternal dapat membuat internal diri
merasa kurang. Aksi atau pu reaksi dari orang lain membuat kita salah

23
mengartikan diri sendiri. Hal inilah yang menjadi permasalahan pada rasa malu.
Membawa rasa malu yang tidak sehat ke dalam diri, sama seperti mempunyai
rahasia besar yang tidak boleh diketahui orang lain. Namun, seberapa keras kita
menyembunyikannya, keresahan akan tetap mengikuti kemana pun kita pergi.
Kita selalu ketakutan orang lain dapat menemukannya.
Cinta akan mengambil perannya. Cinta akan membantu memahami efek
dari rasa malu ini tidaklah benar. Yang harus dilakukan adalah melepaskan rasa
malu itu dan mencari jalan yang lebih baik untuk maju.

Keraguan diri

Dalam proses menuju pemulihan, kita akan menemui banyak keraguan


dalam diri kita. Hal ini ditandai dengan munculnya kembali perasaan bersalah
pada diri sendiri atas situasi yanag sedang terjadi di saat ini. Pada awalnya
memang tidak akan mudah bahkan tidak dapat ditoleransi , karena kecemasan dan
keraguan sudah ada dalam pikiran kita sendiri. Namun, saat mempertahankan
pikiran ini setiap harinya, kesadaran diri akan menjadi lebih kuat. Saat kesadaran
bertambah kuat, tubuh akan mengurai luka sedikit demi sedikit. Kekuatan cinta di
dalam diri kita membuat kita sadar dan tahu kenyataan yang sebenarnya yaitu
tidak ada orang di dunia ini termasuk diri kita sendiri yang pantas merasakan luka
itu.

Korban Cluster B dan Keraguan Diri

Sebagian besar korban cluster B tetap memiliki ketakutan bahwa mereka


gila, buruk, atau orang yang jahat akibat berhubungan dengan seseorang yang
memiliki kepribadian cluster B. Seseorang dengan kepribadian cluster B secara
berulang-ulang menyakiti orang yang berhubungan dengannnya. Mereka tidak
hanya memojokkan pasangannya tetapi bahkan menyalahkan mereka atas reaksi
yang dilakukannya, sehingga mereka dapat membuktikan bahwa seorang Cluster
B adalah orang yang jahat. Hal ini sangat berbahaya terhadap jiwa dan pikiran
seorang korban Cluster B. Tanpa disadari, mereka menjadi pemegang kendali atas

24
hidup pasangannya dan seorang korban Cluster B akan hidup dengan selalu
menyalahkan diri sendiri.
Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian memiliki pergolakan
dalam dirinya. Tanpa disadari mereka pergolakan ini datang dari orang yang
menyakitinya yaitu dengan cara menawarkan keraguan pada dirinya. Mereka
terjebak dengan pemikiran antara kesalahanku atau kesalahannya.
Dengan mindfullness seseorang yang memiliki gangguan kepribadian ini
dapat menyadari bahwa bisikan itu datang dari orang yang menyakitinya. Seiring
berjalannya waktu dengan diiringi sikap peduli serta kepercayaan terhadap
pikiran dan perasaan sendiri, maka orang-orang yang mengalami gangguan
kepribadian dapat menghilangkan bisikan antara kesalahanku atau kesalahannya.

Memaafkan diri

Memaafkan diri sendiri adalah cara untuk menghilangka rasa malu yang
tidak sehat. Karena saat semua sudah terampuni, tidak ada lagi rasa malu yang
tertinggal. Artinya, kita harus memaafkan semuanya, hingga pikiran paling jahat
tentang diri sendiri. Dengan memaafkan diri sendiri, benar atau salahnya pikiran
ini sudah tidak penting lagi.
Salah satu bentuk perlawanan yang paling sulit adalah melawan apa yang
kita yakini. Hal ini akan menyebabkan rasa malu dan rasa tidak percaya terhadap
diri sendiri. Pada akhirnya, kita akan mengkritik dan menyalahkan diri sendiri dan
orang lain.
Memaafkan diri sendiri adalah kekuatan yang sangat besar untuk
meruntuhkan tembok lama dan membuat kita kembali kepada keutuhan. Untuk
dapat sampai ke tahap ini dibutuhkan waktu dan latihan berulang-ulang sehingga
kita dapat mencapai kondisi hidup yang konstan. Saat kita memaafkan diri sendiri
berarti kita menghargai diri sendiri, dan inilah inti dari cinta yang tulus.
Pada awalnya, semua akan terasa aneh dan hampa. Kita menjadi terbiasa
hidup dalam pertarungan pemikiran tentang apa hal yang akan terjadi setelah
memaafkan diri sendiri serta mencoba mencari hubungan untuk menyelesaikan
masalah. Semakin kita fokus untuk memaafkan diri sendiri, semakin tubuh akan

25
mulai menyesuaikan diri. Saat tubuh mulai menyesuaikan diri, maka gelombang
emosi dan perasaan yang sebebnarnya akan mulai muncul. Rasa bersalah yang
luar biasa, rasa tidak cukup, iri, dan juga malu. Pemikiran kita yang lama akan
kembali terkontrol, karena rasa takut akan semua perasaan ini. Saat menyadari
bahwa pikiran kita sedang berusaha untuk kembali mengontrol, justru perasaan
mempertahankan dan menjaga agar sesuatu yang buruk tidak terjadi lagi terhadap
diri kita akan tumbuh semakin kuat.
Kita tidak perlu lagi bercerita, beralasan, atau menjawab, tetapi kita akan
melepaskan semuanya, dan memaafkan diri kita sendiri yang kita anggap jahat.
Kita akan berhenti menyandera diri dan menghindari rasa sakit. Kita akan
menerima kenyataan bahwa kita adalah manusia biasa. Jika kita dapat melakukan
hal yang lebih baik pada saat itu, tentu kita akan melakukannya., karena tidak ada
orang yang mencari kesedihan.
Sesuatu yang emosional dan spiritual datang dari diri kita sendiri tanpa
perlu menjelaskan apa pun bahwa semuanya sudah dimaafkan. Itulah cinta yang
tulus.
Yang datang saat kita menghabiskan semua waktu untuk memikirkan bahwa
semua yang terjadi adalah kesalahan diri kita sendiri dan apakah kita layak untuk
dimaafkan. Dan jika benar semua yang terjadi adalah kesalahan diri kita sendiri,
apakah kita tidak pantas untuk dimaafkan?
Inti dari memaafkan diri sendiri adalah kesadaran bahwa kita dimaafkan
dan dicintai meski hal yang paling kita takutkan adalah benar adanya. Kita harus
memaafkan diri sendiri agar berhenti berseteru dengan diri kita sendiri.

Memaafkan

Banyak pertanyaan akan muncul dalam benak orang yang mengalami rasa
malu. Mengapa aku yang menghadapi rasa malu akibat sikap buruk orang lain?
Mengapa aku yang harus bertanggungjawab melupakan dan melepaskan padahal
mereka yang menyakiti? Pertanyaan-pertanyaan ini justru semakin memperkuat
pertahanan diri dan kita akan menjadi dendam pada orang yang menyakiti kita.

26
Kita merasa diperlakukan dengan tidak adil. Melalui mindfullness kita akan
menyadari pertarungan pemikiran ini.

Bukan Sekedar Korban

Penghianatan akan membuat siapa pun merasa kecewa karena


diperlakukan dengan tidak adil. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi luka
yang disebabkan penghianatan ini adalah dengan mmaafkan. Memaafkan berarti
menerima luka dan percaya bahwa hal tersebut memang nyata lalu mengambil
pelajaran darinya dan menghilangkannya.
Hal ini bukan berarti kita menghilangkan pikiran sebagai korban yang
telah dikhianati., atau merasa kasihan kepada orang yang telah menyakiti, tetapi
kita menyadari bahwa hal buruk memang pernah terjadi, lalu kita merasakannya
dan tubuh kita menanggapinya. Yang sebenarnya terjadi saat orang lain menyakiti
orang yang lainnya adalah bukan karena kesalahan orang lain tersebut tetapi justru
ada yang salah dalam diri orang tersebut sebelum mereka melakukannya pada
orang disekitarnya.
Hal ini akan mengubah pola pikir kita sebagai korban. Saat hidup dengan
pola pikir penghianatan, maka yang terasa adalah luka,. Tetapi saat kita menyadari
sesuatu yang buruk pernah terjadi dan menjadi sesuatu yang sudah terjadi artinya
kita tidak lagi menyimpan cerita tentang penghianatan.

Kodependen dan memaafkan

Jika memaafkan membuat orang kembali menyakiti, maka bukan jenis


memaafkan ini yang kita lakukan. Sekalipun seorang kepribadian kodependen
yang selalu mudah memaafkan dan bahkan meminta maaf pada orang yang telah
menyakitinya, jika sampai pada tahap penghianatan yang sudah keterlaluan dan
melewati batas juga akan sampai ke titik tidak dapat lagi memaafkan.
Memaafkan yang sebenarnya adalah mencintai dan peduli pada diri sendiri. Inilah
motivator yang paling kuat untuk dapat memaafkan.

27
BPD dan memaafkan

Saat menyadari tipu daya pertahanan diri, seseorang dengan gangguan


kepribadian ambang harus memilih antara merasakan hampa atau melihat orang
lain sebagai yang berkuasa atas hidupnya. Hal ini akan meyebabkan ia kehilangan
kepercayaan diri. Ia akan mengabari orang yang sudah meninggalkannya dan
mengatakan bahwa ia telah memaafkan orang tersebut. Namun, jika ia tidak
mendapat respon yang baik dari orang itu, maka ia semakin marah dan merasa
dikhianati dan memperkuat pertahanan dirinya. Memaafkan adalah menyadari
tanggungjawab dan paham saat ketika kita pernah menyakiti orang lain, seperti
yang kita rasakan.

Korban cluster B dan memaafkan

Korban Cluster B selalu memaafkan korbannya secara berulang-ulang.


Seorang Cluster B yang belum mengalami pengobatan akan sangat peduli dan
pandai merangkai cerita sehingga mereka pantas diberi simpati, meskipun
merekalah penyebab kekacauan. Mereka akan mengakui kesalahan, merendahkan
diri dan berjanji melakukan terapi untuk mengendalikan korbannya.
Bagaimana kita dapat memaafkan orang yang memandang bahwa maaf
dari kita sebagai kelemahan kita dan melihat kita sebagai orang yang dapat
dimanfaatkan. Hal yang harus kita lakukan adalah tidak membiarkan mereka
masuk dalam kehidupan kita. Berhenti mencoba menyelamatkan dan memulihkan
mereka.
Memaafkan cluster B dimulai dengan memahami tingkat gangguan
mereka. Dibalik rasa percaya diri yang tinggi dan pesonanya, ada kebosanan dan
kekosongan yang mereka rasakan kemanapun mereka pergi. Untuk menemukan
hal ini dibutuhkan waktu, terapi, dan kesabaran.
Saat korban cluster B bisa melihat dari sudut pandang yang lebih luas dan
bisa memaafkan maka semua hanya luka yang sudah dilewati, daripada
menyimpannya dan melampiaskannya pada orang lain, lebih baik
menghilangkannya dari diri kita seluruhnya.

28
Batasan

Manusia tidak hidup di dunia yang sempurna dimana semua orang adalah
baik, oleh sebab itu ia harus belajar mencintai dan melindungi dirinya sendiri. Jika
tubuh kita mencoba melindungi diri kita, itu pasti karena ada sesuatu yang pantas
untuk dilindungi. Tubuh kita selalu menginginkan yang terbaik untuk kita. Ia
ingin kita bahagia dan mendapatkan apa yang kita inginkan.
Saat mulai belajar mindfulness, kita belajar bagaimana berkomunikasi
dengan diri sendiri. Kita akan belajar banyak hal jika dapat menangkap pesan
yang dikirimkan oleh tubuh. Disatu sisi, kita akan menemukan hal apa yang harus
dihilangkan dari diri dan disisi lainnya kita juga menemukan bagian yang lebih
memerlukan perhatian. Rasa malu, rasa bersalah, dan keraguan merupakan hal-hal
yang harus dihilangkan dari dalam diri.
Hal hebat dari mindfulness dan cinta yang tulus adalah kita akan
menghabiskan waktu dengan perasaan yang rumit. Saat kita menghabiskan waktu
seorang diri, kita akan menyukai pribadi kita. Hal ini tidak sama seperti seorang
dengan kepribadian narsis yang memamerkan segala hal tentang dirinya kepada
dunia. Hal ini bukan berarti kita hanya mencintai diri kita sendiri. Kita hanya
mengapreseasi diri kita sendiri seperti anak yang kita banggakan.
Batasan adalah ruang antara diri kita dengan orang lain. Tujuan
menetapkan batasan adalah untuk melindungi dan menjaga diri kita baik-baik.
Saat kita peduli dengan pribadi kita, kita pasti menginginkan yang terbaik
untuknya. Jadi, kita akan lebih mudah membela diri sendiri, berkata tidak, atau
membahas apa yang kita butuhkan.
Saat tubuh mengambil alih perlindungan, semuanya menjadi tidak stabil
dan kurang menyenangkan. Kita memang merasa baik-baik saja untuk waktu yang
lama, sampai suatu saat tubuh kita memberontak karena sudah muak dengan
pertahanan diri yang menutupi jati diri kita yang sebebnarnya. Mungkin saja,
orang-orang di sekitar kita yang akan bertanya-tanya apa yang salah dengan diri
kita. Setelah semua berlalu, kita akan bisa menerima perlakuan mereka.

29
Saat kita telah mengambila alih semuanya, maka kita harus benar-benar
dapat mengendalikan tubuh dan pikiran kita. Kita tidak hanya asal bicara, lalu
kembali pada kebiasaan lama kita yaitu dengan membiarkan orang lain
memanfaatkan keraguan diri kita. Yang harus kita lakukan adalah tidak
membiarkan mereka ada di sekitar kita dan membicarakan sesuatu di luar batasan
kita.
Saat kita peduli dengan diri kita, kita pasti menginginkan yang terbaik
untuk diri kita. Membela diri sendiri, berkata tidak, atau membahas apa yang kita
inginkan. Tidak ada lagi rasa dendam, tidak perlu marah untuk menghindari orang
yang tidak kita sukai. Rasa tidak nyaman dalam tubuh menghilang dan kita aman
terlindungi.

Kodependen, Penghindar, dan Batasan

Kodependen dan penghindar berjuang dengan batasan lebih kuat


dibandingkan tipe lain. Orang sehat akan dapat mengambil keputusan melakukan
sesuatu atau pergi saat didalam situasi tidak adil. Di sisi lain tipe kodependen dan
penghindar akan merasa sangat takut dan ragu untuk memutuskan sesuatu.
Bahkan, setelah melakukan sesuatu, mereka akan lebih terluka. Merasa bersalah,
apakah mereka terlalu kasar atau tidak adil. Padahal perasaan ini muncul semata-
mata karena kita takut tidak disukai.
Masalah sebenarnya adalah kita terlalu fokus dengan perasaan orang lain
sehingga kita menunjukkan kepekaan pada mereka. Mungkin saja mereka yang
sensitif, namun bukan berarti hal tersebut menjadi tanggung jawab kita untuk
menata batasan kita agar sesuai dengan kepekaan orang lain. Saat kita memikirkan
hal itu, maka kita tidak memberikan ruang pada diri kita untuk berbaur.

Korban Cluster B dan Batasan

30
Korban Cluster B selalu fokus pada orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan
sikap baik dengan memaafkan dan memahami pelaku. Saat tipe ini menata
batasannya, mereka tidak lagi mengorbankan diri untuk membuktikan bahwa
bahwa dirinya lebih baik dari orang lain. Korban Custer B akan menyadari bahwa
dirinya memiliki batasan dan harga diri serta tidak melihat dirinya lagi sebagai
pahlawan tanpa pamrih.

BPD dan Batasan

BPD (kepribadian ambang) mungkin akan kesulitan menerapkan batasan,


mereka juga akan kesulitan menghargai batasan orang lain. BPD harus
menghilangkan rasa malu yang dirasakan dari masa lalu. Pertahanan diri seorang
BPD adalah menggunakan simpati, dan cerita menyedihkan untuk membuat
sesorang kembali dalam kendalinya. Saat pertahanan diri BPD mengambil alih,
maka batasan orang lain akan terlihat buruk bahkan menjadi ancaman karena
mereka menghalangi

Mengubah hidup

Salah satu perubahan besar dapat terjadi dalam hidup kita saat kita mulai
memaafkan , Ketegangan dalam hati akan mengendur dan tidak mudah emosi.
Tidak berharap bahwa orang-orang disekitar kita yang mengalami gangguan
kepribadian tidak melakukan hal-hal yang menyebalkan. Lebih baik kita fokus
pada hal yang membuat kita bahagia. Hal ini bukan berarti kita lari dari masalah.
Kita hanya sedang membangun hubungan baik dengan cinta yang ada dalam diri
kita sendiri. Dunia luar menjadi porsi kecil dalam penilaian dan tujuan. Saat
penilaian dan tujuan berubah, kehidupan diluar kita juga akan berubah. Saat
kesembuhan menjadi prioritas, kita akan dikelilingi orang-orang dengan
pemikirannya yang membantu kita sembuh. Mengubah hidup dengan cara
berinteraksi dengan orang lain, menikmati wkatu, dan tidak membiarkan trauma
dan penyiksaan, serta menjadi diri sendiri.
Kodependen dan mengubah hidup

31
Kodependen adalah tipe orang yang sangat peduli dan perhatian pada
orang lain. Seorang kodependen menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan
masalah orang lain. Saat pertahanan diri seorang kodependen hilang, maka ia
tidak lagi menilai dirinya dengan menolong orang lain.
Sangat masuk akal jika orang yang pernah atau yang terus menerus
meminta bantuanmu mengeluh dengan perubahan dirimu. Bahkan mereka
memanfaatan rasa bersalah yang ada dalam dirimu. Saat seorang kodependen
menyadari situasi ini, ia harus bisa bersikap tegas dan membuat batasan. Tentu,
kita tidak dapat mengendalikan reaksi mereka terhadap batasan yang kita buat,
tetapi kita bisa melindungi diri kita dari sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita.
Seorang kodependen harus menyadari bahwa dirinya bukanlah sumber
pertolongan. Perubahan lain yang harus dilakukan seorang kodependen adalah
merasakan kenyamanan saat mengungkapkan apa yang diinginkannya.

Korban cluster B dan mengubah hidup

Seorang korban Cluster B akan mengalami keresahan pada awal


perubahan hidupnya. Hal ini terjadi karena mereka kehilangan hal terbaik yang
pernah ada dalam hidupnya, yaitu cinta dan perhatian dari seorang Cluster B.
Namun, pengalaman menyakitkan yang disebabkan oleh Cluster B, membuat
korbannya menyimpan luka dan kebencian.
Saat pertahanan diri seorang korban cluster B hilang, ia mengubah
hidupnya dengan cara memberikan cinta yang tulus untuk dirinya sendiri dan
percaya dengan dirinya sendiri. Hal ini bukan berarti ia tidak peduli pada orang
lain, tetapi mulai memahami bahwa setiap orang harus berusaha menyelesaikan
masalahnya sendiri.

BPD dan mengubah hidup

Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental yang ditandai


dengan perasaan, perilaku, citra diri, dan tindakan tidak stabil. Seorang BPD
mendewakan penderitaanya dan selalu membutuhkan orang lain yang akan

32
mendengarkan penderitaan atau traumanya. Ia sangat nyaman dengaan simpati
dan perhatian orang lain karena penderitaanya itu.
Namun, saat merasakan dan menghilangkan hambatan terhadap cinta yang
tulus, ia akan mulai menyadari tidak ada simpati atau perhatian orang lain yang
dapat mengatasi masalah dalam dirinya sendiri. Karena hanya dirinya sendiri yang
dapat mengatasinya.
Saat pertahanan diri seorang BPD hilang, ia mengubah hidupnya dengan
cara memberikan cinta yang tulus untuk dirinya sendiri dan percaya dengan
dirinya sendiri. Seorang BPD akan menumbuhkan cinta dari dirinya sendiri dan
tidak mengisi kekosongan hatinya dengan simpati dari orang lain. Tidak harus
menjadi sempurna atau tanpa cela sepanjang waktu.
Seorang BPD akan belajar bertahan dengan rasa malu, dan belajar
menoleransi rasa tidak nyaman sehingga dapat menyembuhkan lukanya. Hal ini
bukan berarti bahwa putus atau ditolak akan terasa menyenangkan, namun tidak
menghindarinya lagi.
Akhirnya, salah satu perubahan terbesar seorang BPD adalah menemukan
jati dirinya kembali. Tidak mencari sesuatu di luar dirinya, tetapi menemukan
kebenaran di dalam dirinya sendiri.

C-PTSD dan perubahan hidup

C-PTSD adalah orang yang mengalami pengalaman menyakitkan yang


diakibatkan oleh perasaan bersalah atau pun disalahkan bahkan dijadikan kambing
hitam dari kesalahan orang lain. Keadaan ini akan membuat seorang C-PTSD
menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan, mengenang, menganalisa
peristiwa menyakitkan tersebut. Penyangkalan, penghakiman, dan kritikan secara
terus-menerus membuat seorang C-PTSD berhenti pada perasaannya sendiri.

Perubahan terbesar seorang C-PTSD adalah menurunnya ketertarikan pada


penderitaan dan trauma. Saat trauma meninggalkannya, maka sosok orang yang
menyakitinya tidak ada lagi dalam pikiran, dan apa yang ditinggalkannya sudah
tidak ada maknanya. Tidak ada lagi luka, yang ada sekarang adalah seorang yang

33
bahagia dengan hobi baru, olahraga tim, yang mudah tertawa dan bercanda. Saat
mengubah fokus kita ke dalam diri sendiri, kita akan senang jika orang lain
melakukan hal yang sama. Tidak akan ada lagi keinginan untuk mengendalikan
orang lain, namun menemukan sebuah keyakinan bahwa orang lain dapat
menemukan jalannya sendiri menuju kedamaian.

Perubahan dari Dua ke Satu Sudut Pandang

Semakin lama waktu yang kita habiskan untuk menghilangkan pertahanan


diri dan memahami tipu dayanya, maka semakin kita tidak diidentifikasikan
dengan hal itu. Hal yang sama berlaku pada luka yang ada dibaliknya. Kita
mengerahkan energi untuk memberikan cinta dan kenyamanan dengan
membangun cinta yang tulus.

Masalahnya adalah luka itu bukanlah diri kita sendiri. Kita dapat
menghabiskan seluruh hidup untuk “mengobati” atau “meringankan” rasa malu
yang kita alami. Selama luka masih ada dalam diri, kita akan tetap berusaha untuk
menyangkalnya. Dan selama kita menyangkalnya, hidup kita akan tetap pada
pikiran bahwa itu adalah kebenaran.

Rasa malu yang tidak sehat adalah hal yang tidak benar dan bodoh. Ia
menyelinap dalam hidup dan bertahan dalam tubuh selamanya. Menipu dan
menakuti kita serta meyakinkan bahwa ia adalah”kebenaran yang sebenarnya.”
Padahal ini adalah upaya tubuh kita untuk bertahan dari dunia yang keras yang
pernah menolak dan tidak menginginkan kita.

Solusinya adalah berhenti berpikir bahwa kita bertolak belakang dengan


luka kita. Yang kita lakukan adalah menyadari luka itu sehingga tidak perlu
mengatur hidup kita untuk mencegah atau menyangkalnya.

Saat kita mulai nyaman dengan luka, kita melakukan pendekatan dari dua
sudut pandang. Kedua sudut pandang itu adalah “memalukan, menyakitiku,” dan
“cinta yang tulus, yang meringankan rasa malu, namun menyakitiku.” Kedua
sudut pandang ini membuktikan bahwa kita terpisah dari cinta yang benar-benar

34
tulus. Cinta yang membantu menyembuhkan luka kita. Saat menghilangkan
ketegangan dan halangan dalam diri kita yang muncul dari rasa malu, cinta yang
tulus akan muncul kembali. Sebenarnya cinta itu selalu ada di sana, hanya saja ada
sesuatu dalam diri kita yang menutupinya.

Ini adalah hal sederhana yang terjadi saat kita melepaskan pertahanan diri
dan rasa malu yang ada dibaliknya. Saat kita menghilangkan semua halangan
untuk mencintai, cinta akan datang kembali ke tempat dimana seharusnya dia
berada. Bukan tentang menyatakan “Diri,” melainkan lebih banyak melepaskan
sesuatu yang bukan diri kita. Melepaskan rasa malu, penolakan, penghinaan, rasa
bersalah, kebencian, dan ketakutan, agar kita bisa melihat cinta di dalam diri kita
sendiri.

Menghilangkan Pemisah

Dari sudut pandang tunggal, tidak ada lagi penyembuh dan pemberi luka.
Tidak ada lagi pemisah antara diri kita dengan cinta yang tulus. Semuanya adalah
tentang diri kita sendiri. Semua adalah bagian dari kita, diri kita yang sebenarnya.
Pikiran yang datang untuk menangkal rasa sakit dari pikiran yang sama.

Tubuh kita bukannya menghilangkan luka secara sadar, namun


menggunakan mindfulness untuk merasakan luka dan menghilangkannya. Kita
mungkin menemukan ada bagian dari diri kita yang ragu-ragu untuk
menghilangkan luka yang menyebabkan banyak penderitaan. Jika kita tidak lagi
berpegang pada luka, kita tidak akan menyadari saat itu terjadi lagi. Ada
kemungkinan besar kita dapat merasakah kembali hal yang memuakkan atau
penolakan. Perbedaanya adalah, tanpa luka lama kita.

Ada juga ketakutan akan ketidaktahuan. Luka ini hampir membuat kita
merasakan kendali dan kenyamanan. Akan jadi apa kita jika kita sudah berhenti
mengidentifikasi luka yang sudah cukup lama, tubuh akan ringan dan bebas.
Seperti pikiran, tubuh, dan jiwa yang menyatu. Dibutuhkan perubahan pemikiran,

35
dan keinginan untuk lepas dari kendali yang datang saat kita memegang teguh
luka kita.

Meskipun luka dan pertahanan diri membutuhkan penilaian eksternal


untuk bertahan hidup, kita sudah memulihkan hubungan kita dengan cinta dan
memancarkannya keluar. Kita sudah lepas dari lubang hitam menuju sumber
cahaya.

Kembali Pulih

Dengan bersatunya tubuh, pikiran, dan jiwa maka luka berganti menjadi
sebuah kebahagiaan. Pada akhirnya, pertahanan diri yang terbentuk untuk
melindungi luka dihancurkan oleh cinta yang tulus. Cinta yang dapat menghapus
semua luka dan dan membuat kita kembali ke tubuh kita sendiri. Sebuah cinta
yang tulus tidak peduli dengan penolakan. Saat kita menerima luka yang kita
alami, tidak ada hal yang perlu ditakuti.
Langkah yang harus dilakukan untuk menghindari penghianatan yaitu
dengan cara membuat batasan dan percaya pada perasaan kita sendiri. Sebaliknya,
kita juga harus siap dengan kegagalan dan kekecewaan. Kita dapat melakukan
yang terbaik yang kita bisa lakukan bukannya tergantung pada kebencian dan
penolakan yang melingkupi hati kita untuk memastikan kita terlindungi.
Saat semua luka di hati menghilang, mungkin akan datang penyesalan diri.
Kita menyadari banyak waktu dan pikiran yang terbuang. Namun, tidak ada yang
harus disesali. Semua yang kita alami adalah pengalaman hidup yang berharga
untuk kita dapat mengambil hikmahnya. Saat kita mau merasakan luka yang kita
alami, kita belajar ntuk bersabar dan mengasihi. Saat mulai melepaskan rasa malu,
kita belajar cara menoleransi rasa tidak nyaman dalam diri kita.
Cinta yang tulus yang dapat menyembuhkan semua luka yang kita
rasakan. Semakin banyak luka yang kita rasakan, maka semakin kuat cinta yang
tumbuh dalam diri kita. Pada akhirnya kita dapat mengatasi semuanya. Siapakah
cinta yang tulus itu? Cinta yang tulus itulah Jiwa kita. Ia terpisah dari tubuh kita

36
saat pertahanan diri bekerja. Saat kita menemukannya maka ia kembali bersatu
dalam diri kita. Jiwa yang mampu menghilangkan semua ketakutan dan keraguan
diri, yang tidak berhenti mencintai kita saat kita terjatuh.

37

Anda mungkin juga menyukai