Anda di halaman 1dari 6

TEMA “Ciptakan Bahagia Versi Dirimu Sendiri”

Salah satu buku menarik yang menjadi perhatian saya setelah membaca judulnya
“Berani Tidak Disukai” yang ditulis oleh Ichiro Kishimi. Sedikit cerita
mengenai biodata author Ichiro Kishimi, dia lahir di Kyoto hingga saat ini. Dia
adalah seorang Author dan dosen psikologi dan juga memberikan konseling bagi
kaum muda. Buku ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki kehidupan
dengan jalan yang berbeda. Apabila seseorang terus menerus menjadikan
kehidupan orang lain sebagai standar untuk kebahagiaan hidupnya, maka orang itu
tidak akan mendapatkan kebahagiaan.
Lalu mengapa buku ini sangat menjadi perhatian saya?? Dalam buku ini author
telah menjelaskan dari berbagai perspektif gambaran hidup seseorang tentang
bagaimana menemukan kebahagian dalam hidup. Dari sekian banyaknya kunci
kebahagiaan yang saya temukan dimedia sosial, pembahasan dibuku ini menurut
saya sangat reliabel dengan apa yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-
hari. Buku ini juga mengandung teori psikologi didalamnya.
Ada beberapa point yang dapat saya simpulkan dalam buku ini:
Kebahagiaan adalah sesuatu yang kita pilih. Begitulah dalam teori Alfred Alder
berbicara satu dari 3 psikolog terkemuka pada abad ke 19 selain Freud dan Jung.
Cara menentukan kebahagiaan dijawab secara sederhana. Hal-hal menarik yang
dapat dipelajari dalam buku ini antara lain:
 Apakah manusia dikendalikan oleh masa lalu?
 Bagaimana memulai kebahagiaan?
 Kenapa hubungan interpersonal bisa menjadi persoalan?
 Mengapa manusia tidak boleh mencari pengakuan orang lain? Dan
 Dimana letak kebahagiaan yang sesungguhya?
Apakah manusia dikendalikan oleh masa lalu?
Dalam teori psikologi Adler, trauma secara definitif tidak diterima. Jelas ini
bertentangan dengan pandangan psikologi Freud yang menganggap bahwa luka
batin seseorang (trauma) menyebabkan ketidakbahagiannya dimasa kini.
Teori Adler menolak alasan trauma tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada
pengalaman yang secara khusus menyebabkan keberhasilan atau kegagalan.
Bukan berarti bahwa pengalaman trauma seperti insiden atau perlakuan kejam di
saat kanak-kanak tidak mempengaruhi pembentukan kepribadian. Justru
pengaruhnya kuat.
Namun, yang penting disini adalah bahwa tidak ada yang benar-benar ditentukan
oleh pengaruh tersebut.
Anda tidak ditentukan oleh pengalaman Anda. Namun, arti yang Anda berikan
pada pengalaman-pengalaman itulah yang menentukan kondisi Anda saat ini.
Anda menentukan hidup Anda sendiri menurut makna yang Anda berikan pada
pengalaman di masa lalu. Dan Andalah yang bisa memutuskan bagaimana cara
Anda menjalani hidup.
Persoalannya, bukanlah “apa yang terjadi”, tapi “bagaimana menyikapinya”.
Anda tidak bisa mengubah masa lalu, kembali lagi ke masa lalu dengan mesin
waktu. Anda tidak dapat memutar balik arah jarum waktu.
Jika Anda terus menerus memilih tinggal dengan kubangan masa lalu, Anda akan
terikat oleh masa lalu dan tidak akan pernah bisa menemukan kebahagiaan.
Hidup sudah cukup sulit. Kalau masa lalu menentukan segalanya dan tidak bisa
diubah, maka Anda yang hidup hari ini tidak bisa lagi mengambil langkah-
langkah maju yang efektif dalam hidup.
Dan yang terjadi adalah, Anda akan berakhir dengan pesimisme yang hilang
harapan pada dunia ini dan menyerah dengan hidup.
“Hidup Anda bukanlah sesuatu yang diberikan oleh orang lain, tapi sesuatu
yang Anda pilih sendiri.”
Kebahagiaan dimulai dari cara Anda mencintai diri Anda sendiri

Anda tidak akan merasa benar-benar bahagia jika Anda masih mengagumi orang
lain dan ingin menjadi seperti dia yang Anda kagumi. Itu artinya, Anda saat ini
tidak bahagia dengan diri Anda sendiri dan menganggap akan merasa lebih
bahagia kalau menjadi seperti dia.

Saat ini bahkan sampai kapanpun, Anda tidak bisa merasa benar-benar bahagia
karena Anda belum belajar mencintai diri Anda sendiri.

Anda masih berharap bisa terlahir sebagai pribadi yang berbeda. Berharap
menjadi seperti orang lain dan membuang diri Anda.

Memang, diluar sana akan sulit menemukan seseorang yang dengan bangga
membusungkan dada dan berkata ,” Ya, aku suka diriku sendiri.” Tetapi minimal,
Anda tidak merasa ingin menjadi orang lain, dan Anda menerima diri Anda apa
adanya itu sudah cukup.

Beberapa orang dilahirkan dengan kondisi makmur dengan kondisi orangtua yang
baik, dan yang lain terlahir miskin dengan orangtua yang buruk. Kesenjangan
seperti ini adalah realitas, begitulah dunia.
Tapi ini bukan perkara tentang Anda dilahirkan dalam keadaan yang tidak
membahagiakan atau berakhir dalam situasi yang tidak membahagiakan. Ini
karena Anda telah menilai bahwa “menjadi tidak bahagia’ baik untuk Anda.

Teori psikologi Adler adalah psikologi keberanian. Ketidakbahagiaan tidak bisa


disalahkan dari masa lalu atau lingkungan Anda. Juga bukan karena Anda tidak
memiliki kemampuan.

Anda hanya kurang berani menjadi bahagia. Ketika mencoba mengubah arah
kehidupan, keberanian Anda diuji.

Karena sebelumnya Anda berpikir bahwa kehidupan yang Anda miliki saat ini
adalah yang praktis sehingga lebih mudah membiarkan hidup apa adanya.

Jika Anda masih berkata, ”Kalau saja bisa menjadi seperti orang lain, saya pasti
bahagia” atau “Andai saja ini terjadi”, maka sekali lagi, Anda tidak akan bisa
bahagia.

Sebab kata-kata tersebut menjadi stimulus bagi Anda untuk tidak berubah. Maka
Anda harus mengambil keputusan untuk menghentikan hal ini.

Semua persoalan adalah tentang hubungan interpersonal yang muncul dari


dalam diri sendiri

Secara teoritis, Adler menegaskan bahwa semua persoalan adalah tentang


hubungan interpersonal. Ini dikarenakan manusia pada dasarnya adalah makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan saling berinteraksi satu sama lain
dengan segala macam perbedaannya.

Banyak orang yang merasa tidak memilki kelebihan sedikitpun, bahwa yang ada
pada dirinya hanya kekurangan.

Dia merasa harga dirinya sangat rendah, tidak memiliki kepercayaan diri, dan
selalu pesimistis terhadap segala hal. Serta selalu merasa mengkhawatirkan
pandangan orang lain.

Karena hanya fokus memperhatikan kekurangan, dia tidak dapat melihat poin-
poin yang menjadi kelebihannya.

Hal ini bisa memuncukan perasaan inferior. Yakni merasa tidak sebaik orang lain,
selalu memandang dirinya dengan ukuran orang lain, merasa lebih rendah dan
muncul rasa minder yang berlebihan.

Kalau perasaan inferior ini terlalu kuat, maka orang tersebut akan memandang
negatif dirinya sendiri.
Menurut teori psikologi Adler, justru perasaan inferior ini bisa menjadi pemicu
untuk bekerja keras. Bisa menjadi cambuk dan motivasi bagi diri kita untuk
mencapai kualitas diri yang semakin baik.

Perasaan inferior yang sehat timbul dari membandingkan diri sendiri dengan
keadaan diri yang ideal. Bukan dari membandingkan diri sendiri dengan orang
lain.

Upaya seseorang untuk menjadi makhluk yang lebih unggul adalah hasrat yang
universal. Ini yang dinamakan perasaan superioritas, yaitu kecenderungan untuk
menjadi unggul dari yang lain dan mendaki lebih tinggi.

Semua manusia pada dasarnya mengejar superioritas. Namun perasan superior ini
tidak dibenarkan jika dalam perjalanannya mencapai puncak harus menendang
orang lain hingga jatuh.

Orang-orang yang memiliki perasaan superior menganggap hidup ini adalah


kompetisi untuk meraih menang kalah. Orang lain dipandang sebagai rival.
Padahal sejatinya kehidupan tidak berkaitan dengan menang atau kalah.

Kalau seseorang memiliki pola pikir tidak mau kalah, ia tidak akan mampu
mengakui kesalahannya, tidak mampu menyampaikan permintaan maaf, dan
akibatnya ia memilih jalan yang salah.

Untuk itulah dibutuhkan kemampuan interpersonal agar setiap orang mampu


menjalin hubungan antarpribadi. Individu yang gagal dalam mengembangkan
keterampilan interpersonalnya akan mengalami hambatan dalam berbagai aspek
kehidupannya, terutama aspek sosialnya.

Hidup bukan untuk mendapat pengakuan dari orang lain

Teori psikologi Adler mengingkari kebutuhan untuk mencari pengakuan dari


orang lain. Mendapat pengakuan dari orang lain jelas menggembirakan, tapi keliru
jika mengatakan bahwa pengakuan adalah hal yang mutlak perlu.

Hal ini terlihat dari teori Psikologi Adler yang sangat kritis terhadap pendidikan
dengan metode reward and punishment.

Metode ini membentuk cara berpikir yang keliru bahwa, ”kalau tidak ada yang
memujiku, aku tidak akan mengambil tindakan yang tepat. Dan kalau tidak ada
yang menghukumku, aku juga akan terlibat pada tindakan yang tidak tepat.”

Contohnya, Anda sudah lebih dulu memiliki tujuan untuk dipuji ketika memungut
sampah. Dan kalau tidak dipuji oleh siapapun, Anda bisa merasa geram. Atau
memutuskan bahwa Anda tidak akan pernah melakukan hal yang semacam ini
lagi. Padahal jelas memungut sampah adalah tindakan terpuji.
Anda tidak hidup untuk memuaskan ekspetasi orang lain. Jika itu terus dilakukan,
maka Anda tidak akan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri.

Semua pekerjaan menjadi sulit karena Anda melakukannya demi memuaskan


ekspetasi orang lain. Anda akan selalu cemas dan takut menerima penilaian orang
lain. Jelas ini adalah jalan hidup yang mengekang.

Yang bisa Anda lakukan untuk sehubungan dengan hidup Anda sendiri adalah
memilih jalan terbaik yang Anda yakini. Menjalani prinsip Anda sendiri sekalipun
dengan resiko tidak disukai banyak orang.

Karena keberanian untuk bahagia menjadi diri sendiri sesuai dengan prinsip
hidup, juga mencakup keberanian untuk tidak disukai.

Temukan kebahagiaan melalui kemampuan menerima diri dan keberanian

Tidak ada manusia yang sempurna. Manusia bisa memastikan hal-hal apa yang
bisa diubahnya dan hal-hal apa yang tidak bisa diubahnya.

Manusia tidak bisa mengubah dengan apa dia dilahirkan. Tapi dengan
kekuatannya sendiri, dia bisa berupaya mengubah caranya memanfaatkan hal-hal
tersebut. Teori psikologi Adler menyebutnya dengan istilah “kepasrahan positif”.

Anda hanya perlu berfokus pada apa yang bisa diubah, ketimbang berfokus pada
apa yang tidak bisa diubahnya. Menerima “inilah aku” seperti apa adanya. Dan
memiliki keberanian untuk mengubah apa yang bisa diubahnya. Ini yang disebut
dengan penerimaan diri.

Konsep ini jika dihubungkan pada urusan keyakinan dalam beragama, maka
bermohonlah kepada Tuhan yang Maha Esa agar diberi kedamaian untuk dapat
menerima hal-hal yang tidak bisa Anda ubah serta keberanian untuk mengubah
hal-hal yang bisa diubah.

Karena Anda tidak kekurangan kemampuan, Anda hanya kurang keberanian.


Semua itu bermuara kepada keberanian.

Maka inilah jawaban sederhana untuk menjawab pertanyaan manusia yang masih
mempertanyakan letak kebahagiaan. Ketidakbahagiaan terbesar adalah tidak
mampu menyukai diri sendiri.

Perasaan bahwa “aku bermanfaat bagi orang-orang disekitarku” atau “aku berguna
bagi orang lain” adalah satu-satunya hal yang bisa memberi orang kesadaran yang
sesungguhnya bahwa dia bernilai.

Jadi definisi kebahagiaan adalah perasaan untuk berkontribusi. Namun yang perlu
dicatat adalah, kalau cara seseorang mendapatkan perasaan berkontribusi ternyata
adalah “diakui oleh orang lain”, dalam jangka panjang, dia tidak akan punya
pilihan selain berjalan menyusuri hidup sesuai harapan orang lain.

Karena tidak ada kebahagiaan dalam perasaan untuk berkontribusi yang diperoleh
melalui hasrat untuk diakui.

Kalau seseorang benar-benar memiliki perasaan telah berkontribusi, dia tidak lagi
memerlukan pengakuan dari orang lain. Karena dia sudah memiliki kesadaran
yang sesungguhnya bahwa “aku berguna bagi seseorang”, tanpa perlu
mengeluarkan upaya lebih untuk bisa diakui oleh orang lain.

“ Kita tidak kekurangan kemampuan, kita hanya kurang keberanian. Semua


itu bermuara kepada keberanian.”

Kesimpulan buku

 Anda tidak ditentukan oleh pengalaman di masa lalu. Namun dari arti
yang Anda berikan pada pengalaman-pengalaman itulah yang menentukan
kondisi Anda saat ini.
 Kebahagiaan dimulai dari cara Anda mencintai diri Anda
sendiri. Ketidakbahagiaan dimulai ketika Anda menganggap akan merasa
lebih bahagia jika menjadi seperti orang lain.
 Hubungan interpersonal bisa menjadi persoalan jika seseorang tidak mampu
menjalin hubungan antarpribadi dengan orang lain.
 Anda tidak hidup untuk memuaskan ekspetasi orang lain. Jika hal itu terus
dilakukan maka Anda tidak akan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri.
 Anda akan menemukan kebahagiaan ketika Anda mampu menerima diri Anda
sepenuhnya dan mampu berkontribusi bagi orang lain disekitar Anda.

Anda mungkin juga menyukai