Anda di halaman 1dari 3

Terapi Luka Batin self healing

Tatu Azizatu Zahra

Jika kita membicarakan luka batin rasanya semalam suntuk pun tidak akan habis
untuk membicarakan luka apa saja yang pernah kita alami hingga membuat kita cenderung
takut untuk melakukan sesuatu yang baru di karenakan trauma yang kita alami di masa lalu.
Sama hal nya dengan luka fisik, semakin lama luka itu dibiarkan maka bakteri dan kuman
yang ada didalam tubuh kita akan menjadi semakin kompleks, begitupun luka batin jika kita
terus membiarkannya, lama kelamaan luka itu akan menjadi emosi-emosi negative dalam diri
yang menghambat pergerakan dan pertumbuhan kita di masa yang akan mendatang

Berkaitan dengan kasus yang telah kita bahas diatas, banyak sekali factor yang
mendukung luka tersebut untuk tidak hilang dari diri kita, salah satunya dikarenakan self
loathing atau yang biasa kita kenal dengan mengkritik diri sendiri secara ekstrim. Mengapa
demikian? karena kritik ekstrim yang datang dan ditujukan untuk diri kita akan menghadirkan
berbagai asumsi tentang diri misalnya, rasanya apa yang telah kita lakukan ini tidak berarti
apa-apa, berasumsi bahwa kita tidak layak untuk mendapatkan seorang teman, seorang
pasangan yang mengerti diri kita, sehingga hanya orang-orang yang sampahlah yang layak
untuk menjadi teman dan pasangan kita. Pertanyaanya disini mengapa bisa seseorang
membenci dirinya sendiri?

Riset menyatakan bahwa terdapat beberapa factor yang membuat kita membenci diri
sendiri, diantaranya trauma atas kejadian menyakitkan pada masa lampau, baik trauma secara
fisik, emosional, bahkan secara seksual. Disamping trauma, ekspektasi yang tinggi juga
menjadi factor dalam hal ini, karena jika seseorang berekspektasi terlalu tinggi, maka jika ia
menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi tersebut ia akan jatuh dengan hebat.
Ketiga, sifat perfeksionis yang mana tidak dapat menerima kesalahan sekecil apapun
sehingga jika ia mendapatkan kesalahan maka ia akan menganggap itu sebagai suatu
kegagalan. Dan yang paling sering terjadi adalah selalu membandingkan diri dengan orang
lain sehingga tidak menyadari bahwa it’s okay buat kita itu beda dengan yang lain, karena
start yang kita ambil pun berbeda dengan mereka. Luka-luka tersebut jika kita biarkan
menumpuk akan membuat kita terbiasa mengklaim diri sendiri bahwa kita selalu gagal dan
tidak pantas untuk sukses sehingga membuat kita membenci diri kita sendiri.

Untuk menyembuhkan luka-luka tersebut kita membutuhkan sebuah terapi, yakni


terapi luka batin atau yang kita kenal dengan istilah self healing. Terapi luka batin adalah
proses yang dilakukan seseorang bertujuan untuk menyembuhkan luka yang ada dalam
hatinya yang menghambat pergerakannya dalam mencapai goals yang telah ia buat dalam
hidupnya. Dalam Bahasa inggris self healing berarti penyembuhan terhadap diri sendiri.
Tujuan dari terapi luka batin self healing sendiri adalah untuk memahami diri sendiri lebih
dalam, menerima ketidaksempurnaan juga membentuk pikiran-pikiran positif dalam diri. Jika
seseorang telah berhasil melakukan terapi luka batin ini maka ia akan menerima segala
kekurangan yang ada dalam dirinya dan mampu memaafkan luka yang telah membuatnya
merasa tidak pantas untuk mendapatkan sesuatu yang ia impikan.

Akhir-akhir ini istilah self healing menjadi trend dikalangan para remaja. Para remaja
mengartikan self healing dengan berlibur ke suatu tempat untuk menghilangkan sejenak
kepenatan yang ada dalam dirinya. Bukankah kata yang lebih tepat digunakan untuk berlibur
dengan tujuan berehat sejenak adalah refreshing?, mungkin disini terjadi salah kaprah dalam
pengartian self healing tersebut. Mengapa bisa dikatakan salah kaprah?, karena fungsi dari
refreshing adalah untuk menyegarkan kembali pikiran kita bukan untuk menyelesaikan
masalah. Pergi sebentar dari kenyataan tidak menjanjikan bahwa masalah kamu akan hilang,
tetapi itu hanya berfungsi untuk membantu fikiran kembali segar, dan dapat melihat hidup
dengan pandangan yang berbeda.

Jadi dapat kita ketahui bahwasannya antara self healing dan refreshing terdapat
perbedaan yang signifikan. Jika kita membutuhkan waktu sejenak untuk menghilangkan
kepenatan maka kita bisa meluangkan waktu untuk refreshing bukan dengan melakukan self
healing, karena self healing adalah proses penyembuhan luka yang ada didalam diri.
Kemudian bagaimana cara kita untuk melakukan terapi luka batin tersebut?

Cara pertama yang dapat kita lakukan untuk terapi luka batin ini adalah dengan
meluangkan waktu untuk diri sendiri atau yang dikenal dengan istilah me time, dimana kita
dapat merenungkan keadaan kita dan memaafkan diri kita atas kesalahan-kesalahan yang
telah kita buat. Kemudian cara yang paling ampuh dalam melakukan self healing adalah
dengan cara self-acceptance, yaitu peneriman diri secara utuh terlepas dari kelebihan dan
kekurangan yang ada dalam diri. Salah satu cara untuk menerima diri sendiri adalah dengan
self-distancing atau jaga jarak dari diri sendiri. Self-distancing merupakan sebuah cara untuk
meredam kritik terhadap diri sendiri, yaitu dengan mengambil sudut pandang orang ketiga,
maksudnya jika kita telah mencapai suatu hal dan terdapat sesorang yang lebih baik dari kita,
kita harus menjauhkan pikiran atau kritik negative terhadap diri sendiri dan melihat kepada
sudut lain yang mengatakan which is okay buat ngga sebaik mereka, karena dalam hal ini kita
sudah menjadi yang terbaik menurut versi kita.

Dan yang perlu kita ingat bahwa dalam menerima dan memaafkan diri sendiri, juga
sembuh dari luka batin itu memerlukan waktu dan mungkin tidak mudah. Maka diperlukan
kekuatan yang bersumber dari diri sendiri. Kekuatan itu akan kita dapat jika kita mampu
mengubah cara pandang menjadi lebih jernih dan lebih optimis menjalani kehidupan, jika kita
mampu melewati masa-masa tersebut dapat dipastikan terapi luka batin atau self healing ini
berhasil kita jalani, dan kita akan menjadi sosok pribadi yang baru yang mampu menerima
kekurangan dan kelebihan serta memaafkan segala kesalahan yang datang dari diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai