Anda di halaman 1dari 3

Melalui self healing; semua bisa mengobati luka psikis

Tentu apabila kita mendengar kata “luka” tanpa diperintah pikiran kita akan segera
tertuju kepada luka fisik. Luka akibat jatuh, akibat terkena benda tajam, atau luka yang dapat kita
lihat secara nyata dengan mata kepala kita sendiri. Setelah mendapat luka otomatis kita akan
segera mengobatinya, melalui bantuan P3K, atau bahkan untuk langsung pergi ke fasilitas
kesehatan umum. Sangat simpel dan mudah ditemukan untuk diobati.

Setelah luka fisik ada pula luka psikis, lalu apa yang dimaksud luka psikis?. Luka psikis
adalah luka tak tampak yang ada dalam diri seseorang, dapat disebabkan karena pengalaman
traumatik, overexpectation, sifat perfeksionis, dan komparisasi diri dengan orang lain. Hal
tersebut merupakan pemicu seseorang untuk melakukan reaksi penolakan yang tidak biasa, acap
kali kita memilih untuk melewatkan, melupakan bahkan menekan dengan harapan perasaan
negatif yang ditimbulkan mampu membuat hidup menjadi lebih baik. Akan tetapi sejatinya
perasaan negatif dari luka psikis tidaklah benar-benar terlewati atau bahkan terlupakan, perasaan
negatif akan tetap tinggal sampai kita benar-benar berdamai dengan kondisi psikis tersebut.
Sama dengan luka fisiki, apabila luka psikis dibiarkan terbuka maka akan semakin kompleks.

Luka psikis akan memberika kita implikasi yang mempengaruhi jalannya emosi, pikiran
dengan stabil, misalnya dengan timbulnya self loathing; merasa tidak pantas, benci dengan diri
sendiri kemudian merasa apa yang dilakukan selalu salah. Timbulnya self loathing akan
membuat ritme hidup menjadi berantakan serta menjadikan seseorang terpuruk dalam kondisi
yang menyedihkan. Secara fisik terlihat sehat namun secara psikis sangat menderita. Self
loathing merupakan salah satu implikasi dari luka psikis yang kita acuhkan.

Kemudian bagiamana kita menyembuhkan luka psikis tanpa harus mengabaikan atau
melewatkan perasaan negatif yang timbul ? jawabannya adalah melalui self healing, namun saat
ini banyak sekali pemuda yang salah kaprah dalam memahami esensi penuh dari self healing
tersebut, berdasarkan pengamatan mereka menganggap self healing adalah kondisi dimana kita
butuh hiburan, berwisata ria dan melakukan aktiftitas yang menyenangkan lainnya, lalu cukup
hanya sampai disini. Sejatinya yang dimaksud self healing adalah proses penyembuhan luka tak
tampak alias luka psikis serta benar-benar membutuhkan proses yang melibatkan kekuatan diri
secara maksimal, guna mencapai keberhasilan dalam mengatasi luka psikis.
Daripada itu sebelum memulai self healing ada baiknya kita mencoba untuk mengenali
serta merasakan kehadiran luka psikis dalam diri kita. Terdapat beberapa pertanda jika luka
psikis masih mendiami diri kita, yaitu dengan melihat respon emosi yang ditimbulkan bilamana
menghadapi situasi tertentu yang membuat tubuh bereaksi tidak biasa, seperti halnya; jantung
yang secara tiba tiba berdegup kencang , bernapas yang tidak teratur, merasa tidak nyaman,
pusing, ingin segera mengalihkan diri, dan perasaan yang membuat kita terhambat untuk
berkembang. Selanjutnya apabila hal tersebut berulang kali terjadi dengan situasi yang sama,
maka kemungkinan besar luka psikis tersebut masih ada dan belum seutuhnya terselesaikan.
Selanjutnya adalah bagaiamana diri kita mengetahui etiologi dari kehadiran luka psikis tersebut
agar dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengobati luka tersebut

Self healing bukanlah hal yang akan kita jalani sekali atau bahkan dua kali saja,
melainkan suatu proses kelanjutan yang kita jalani selagi masih menghembuskan nafas. Suatu
perjalanan yang kita lakukan untuk memulihkan diri dari penderitaan luka psikis, atau untuk
menghargai dan menerima kehadiran luka tersebut serta hidup berdampingan dengannya,
sehingga melalui self healing ini kita dapat mengontrol, mengendalikan emosi dengan baik.
Dalam buku yang berjudul “Yang Belum Usai” disebutkan bahwa salah satu proses self healing
adalah dengan menghadirkan kembali luka psikis tersebut, artinya bagaimana kita memaknai
kejadian dari timbulnya luka psikis untuk mengevaluasi apakah masih relevan pada kondisi saat
ini.

Dalam self healing perlu adanya self awareness, yaitu kemampuan yang harus dimiliki
supaya seseorang mampu untuk memahami diri kita sendiri. Self awereness mencakup tentang
pemahaman perasaan, pikiran, emosi tanpa adanya pengaruh pikiran atau campur tangan orang
lain. Self awereness akan membantu kita menuntun dalam melakukan sesutau secara logis serta
memberikan kita alasan dari perbuatan yang kita lakukan. Dengan mengasah self awereness ini
akan membantu kita dalam proses self healing yaitu dengan membersamai, serta mengendalikan
luka psikis yang mungkin muncul dikemudian hari.

Selanjutnya adalah self acceptance yaitu kemampuan yang muncul dari pemahaman serta
penerapaan self awereness. Self acceptance sendiri adalah kemampuan untuk menerima bahwa
setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangnnya. Apabila kita bisa memahami konsep self
acceptance akan membuat kita selalu bersyukur terhadap kelebihan dan kekurangan sehingga
dalam self healing yang kita jalani untuk mengobati luka psikis dapat memproses, menerima atau
bahkan menyudahi luka psikis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai