Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Gregorius Agung Rendra Prasastyo
NIM: 134114002
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Gregorius Agung Rendra Prasastyo
NIM: 134114002
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
Oleh
Gregorius Agung Rendra Prasastyo
NIM: 134114002
Pembimbing I
Pembimbing II
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
NIM : 134114002
Dibuat di Yogyakarta,
Yang menyatakan,
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk kedua orang tua, Stefanus Mujiono Dwiatmaja dan Anna Elisabeth
Krismiyapin
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
kedua manusia, seringkali lebih banyak mengatur kita daripada yang bisa
dilakukan kepala”
kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya
VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan restu-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hasrat Seksual dalam
Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan;
Kajian Psikoanalisis”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
dalam penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, dari hati yang paling dalam serta
tidak mengurangi rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tertentu.
ini.
Sanata Dharma.
sastra.
11. Seluruh keluarga Bengkel Sastra dan HMPS Sastra Indonesia yang
IX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Serta seluruh pihak yang ikut andil dalam proses penyelesaian. Semoga
jasa baik mereka mendapat balasan yang semestinya dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari skripsi ini tidak sempurna. Oleh karena itu, kesalahan dan
kekuarangan yang terdapat pada skripsi ini merupakan tanggung jawab penuh
Penulis
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
XI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
XII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................. xi
XIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.3.1 Id ................................................................................ 15
1.6.3.2 Ego ............................................................................. 15
1.6.3.3 Superego .................................................................... 16
XIV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4 Identifikasi......................................................................................... 55
XV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Secara normatif, seksualitas dipandang sebagai ciri, sifat, atau peranan seks
bahwa dorongan seks manusia adalah warisan biologis (Horton, 1999: 147).
Perilaku seksual seringkali dinilai sebagai sesuatu yang menyimpang dari norma
atau kaidah yang telah berlaku di masyarakat. Aktivitas kejiwaan ini memiliki
memandang karya sastra sebagai aktivitas kejiwaan. Dalam arti yang luas, karya
ketidaksadaran yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Sigmund Freud disebut-
sebut sebagai pencetus teori psikoanalis ini. Menurut Sigmund Freud, setiap karya
sastra mempunyai tiga unsur sistem penting, yakni id, ego, dan superego.
ketiga Eka Kurniawan. Novel sebelumnya adalah Cantik Itu Luka dan Lelaki
Harimau. Hal menarik dari novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karya Eka Kurniawan adalah alur ceritanya yang ringan serta kepribadian para
“burung”, alias kemaluan seorang pria yang suka berkelahi bernama Ajo Kawir.
Masalah yang dihadapi oleh Ajo Kawir adalah “burung”nya yang tidak bisa
bangun dan mengeras. Kemaluan milik Ajo Kawir seperti orang yang sedang tidur
pulas. Hal ini bermula ketika sahabatnya yang bernama Si Tokek mengajaknya
untuk mengintip seorang wanita sinting berparas cantik bernama Rona Merah
yang diperkosa oleh dua oknum polisi. Karena ketidakhati-hatiannya, Ajo Kawir
tidur dalam waktu yang cukup lama setelah mendapatkan paksaan dari dua oknum
polisi untuk turut serta memperkosa Rona Merah. Sudah beberapa cara dilakukan
oleh Ajo Kawir untuk membuat kemaluannya bangun, mulai dari mengoleskan
kemaluannya tidak juga bangun. “Burung” milik Ajo Kawir yang tertidur pulas
yang timbul dalam cerita tidak lepas dari kemaluan milik Ajo Kawir itu sendiri.
Yang menarik dari novel ini adalah tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam cerita
Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan
merupakan karya sastra yang dipilih oleh penulis untuk dijadikan sebagai bahan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas didasarkan pada alasan bahwa perilaku
tokoh Ajo Kawir, Si Iteung, dan Mono Ompong dilandasi oleh hasrat seksual
mereka. Sementara itu, hasrat seksual merupakan isu atau masalah penting dalam
dinamika kepribadian. Para tokoh ini dipilih karena mereka memiliki kepribadian
dan keterkaitan yang kuat terhadap tokoh lainnya yang memicu adanya
pada novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka
Kurniawan?
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eka Kurniawan.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan yang
diperoleh dari analisis struktur kepribadian serta dari analisis psikoanalisis tokoh-
tokoh sentral pada novel tersebut. Secara umum hasil penelitian tentang perilaku
tokoh pada novel ini muncul karena perkembangan seksualitas yang dialami oleh
para tokoh.
contoh kajian penerapan teori struktur kepribadian serta psikoanalis tokoh dalam
novel karya Eka Kurniawan. Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai rujukan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini dapat membantu pembaca memahami novel Seperti Dendam, Rindu
Topik yang sama mengenai perilaku tokoh dalam sebuah karya sastra
(novel) yang didasari oleh hasrat seksual secara umum pernah dibahas oleh
Topik tentang seksualitas dan psikologis secara umum pernah dibahas oleh
mereka timbul karena gangguan psikis (rasa iri). Dalam skripsinya, Yulianti juga
Cantik Itu Luka di dasari oleh perilaku seperti Oedipus Kompleks, Narsisme,
telah memiliki sejumlah libido pada saat lahir sebagai bayi kemudian lima tahun
oleh Oktivita (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Perilaku Seksual dalam
Novel Saman karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra”. Oktivita berpendapat
bahwa psikologi seksual bersangkut paut dengan tingkah laku seksual. Pada
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
normal oleh suatu kelompok masyarakat, dapat dianggap sebagai seksual oleh
Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan, salah satunya adalah resensi
yang dilakukan oleh Budiman (2015) yang dimuat dalam blog Kompasiana. Hasil
mengisahkan mengenai kemaluan seorang lelaki bernama Ajo Kawir yang tidak
bisa berdiri. Berbagai cara telah Ajo Kawir lakukan untuk dapat membuat
kemaluannya dapat berdiri kembali. Menurut Budiman, ada tiga hal menarik dari
novel ini yang pertama adalah cover novel yang bergambar seekor burung dengan
corak batik. Gambar burung yang sedang tertunduk ini membuat orang yang
melihatnya saja akan penasaran dan memutuskan untuk mencari tahu isi cerita
novel. Kedua, judul dari novel karya Eka Kurniawan ini sungguh sangat menarik.
Kata “Rindu” tidak semata-mata mengacu pada kerinduan tokoh Ajo Kawir
adalah mengenai kerinduan seorang lelaki dan bagaimana hasrat seksual itu dapat
terpenuhi. Ketiga, akhir cerita novel ini sungguh sangat luar biasa karena dapat
Dari hasil kajian pustaka di atas, diketahui bahwa topik yang dipilih oleh
peneliti belum pernah diteliti sebelumnya. Topik dalam penelitian ini termasuk
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Hasrat Seksual dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
dipertanggungjawabkan.
sesuai dengan objeknya. Landasan teori dalam penelitian ini memaparkan kajian
yang tidak sering muncul dalam perilaku, dapat tiba-tiba muncul bahkan
keluar untuk ekspresinya dalam mimpi atau fantasi dalam bentuk yang
sumber, dan hanya dapat dicapai melalui satu jalur yang pasti (Freud, 2014:
34).
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tingkah laku manusia tidak dikuasai oleh akal, tetapi oleh naluri
perilaku para tokoh yang didasari oleh hasrat seksual. Bertolak dari hal ini
energi dapat berubah bentuk tetapi jumlahnya akan tetap sama. Menurut
Freud hukum ini juga berlaku bagi kehidupan psikis. Berbagai kebutuhan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau keinginan yang dinamakan naluri (Hartono, 2003: 5). Selanjutnya, isi
1.6.2.1 Naluri
hidup dan naluri mati. Energi yang mendasari naluri hidup adalah
cinta dan seks merupakan perwujudan naluri hidup, maka benci dan
6).
(www.wordpress.com)
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sill, 2005).
merupakan dasar bagi seluruh untuk hidup. Istilah seks dan cinta
perilaku tokoh karena seperti yang diyakini oleh Freud, sejak lahir
dipenuhi.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sistem menjadi lebih kuat, kedua sistem lainnya akan menjadi lebih
1.6.2.2 Kecemasan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
superego, dan dunia luar terlibat salah satu dari tiga kecemasan
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tengah lautan yang hanya nampak kecil saja yaitu puncak teratasnya.
laut. Bagian yang berada di bawah permukaan air laut ini kemudian dibagi
menjadi dua yaitu bagian pra-sadar yang dengan usaha dapat kita angkat ke
atas dan bagian tak sadar yang hanya muncul dalam perbuatan-perbuatan
Pada tahun 1923, Freud mengemukakan dalam bukunya The Ego and The Id
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagian yang tumbuh secara kronologis: Id, Ego, dan Superego. (Hartono,
2003:2.3)
1.6.3.1 Id
1.6.3.2 Ego
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.3.3 Superego
hal yaitu hati nurani dan ego ideal. Hati nurani diperoleh dari
tua dan menjadi dasar bagi rasa bersalah. Ego ideal adalah hasil
oleh orang tua. Anak yang mengejar keunggulan dan kebaikan akan
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1985: 111-132). Teknik catat digunakan untuk mencatat data yang diperoleh
dari teks-teks novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya
Eka Kurniawan.
novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.
novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56).
Penelitian ini dibagi menjadi empat bab. Sistematika penelitian ini dirinci
sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagai
menjadi delapan sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan
sistematika penyajian.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bab II berisi analisis hasrat seksual dalam struktur kepribadian tokoh pada
novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.
Bab IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
2.1 Pengantar
Pada bab ini penulis akan mengkaji Novel Seperti Dendam, Rindu Harus
Dibayar Tuntas dari segi struktur kepribadian tokoh. Dalam asumsi penulis, untuk
mengetahui perilaku tokoh yang erat kaitannya dengan hasrat seksual, penulis
novel. Dalam hal ini, penulis mengolah teks manifes dan mencoba
meliputi alam sadar manusia (Hartono, 2003: 5). Penulis mendapati setidaknya
tiga tokoh yang dapat dianalisis struktur kepribadiannya dalam novel Seperti
Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Ketiga tokoh tersebut adalah Ajo Kawir
yang merupakan tokoh utama, Si Iteung dan Mono Ompong yang merupakan
tokoh tambahan dalam novel. Ketiga tokoh tersebut memiliki sikap yang sama
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ajo Kawir merupakan tokoh utama dalam alur cerita pada novel Seperti
bertolak belakang dari perilakunya semasa kecil. Semasa kecil, Ajo kawir
“Pada dasarnya Ajo Kawir anak baik, begitu Si Tokek akan berkata. Di antara
teman-teman sepermainan mereka, Ajo Kawir yang paling rajin pergi ke surau. Di
sekolah nilainya tak pernah memalukan.” (Kurniawan, 2014: 9)
Ajo Kawir gemar membaca, ia lebih suka membaca komik mengenai surga
dan neraka.
“Ajo Kawir memperlihatkan komik-komiknya. Tapi ini komik tentang surga dan
neraka, katanya. Bahkan kiai di surau memuji komik-komik ini.” (Kurniawan,
2014: 8)
ini menjadi pengetahuan dasar atau lebih tepat sebagai pedoman hidupnya dalam
“Astagfirullah, bisakah kita cari mainan lain? Aku tak mau masuk neraka dan
kemaluanku digigit memek bergigi.” (Kurniawan, 2014: 9)
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemaluannya. Hal ini bermula ketika ia diajak oleh sahabatnya yang bernama Si
Tokek untuk mengintip wanita gila bernama Rona Merah. Ajo Kawir merasa tidak
sahabatnya. Ia sering mendapatkan nasihat dari Wa Sami ibu dari Si Tokek untuk
“Ajo Kawir segera bilang bahwa Wa Sami berkali-kali sudah mengatakan agar
tidak mengganggu perempuan itu.” (Kurniawan, 2014: 10)
Rasa tidak nyamannya berubah menjadi rasa ingin tahu ketika mendapati
dua oknum polisi yang masuk ke rumah Rona Merah. Setelah menanti beberapa
saat, Ajo Kawir mengetahui apa yang akan dilakukan oleh kedua oknum polisi
tersebut. Kedua oknum polisi tersebut ternyata berniat akan memperkosa Rona
“Ajo Kawir, menonton semua adegan itu sambil menggigil dengan mata tak lepas
dari lubang tempat mengintip, tak kuasa menopang tubuhnya. Pegangannya ke
kusen jendela terlepas, dan tanpa bisa dicegah ia tergelincir. Suara gaduhnya
mengagetkan semua orang.” (Kurniawan, 2014: 27)
Ia dipaksa oleh dua oknum polisi yang memperkosa Rona Merah untuk turut
Merah. Salah seorang polisi bahkan menodongkan pistol ke kepala Ajo Kawir.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Ajo Kawir ketakutan, menggeleng dan hendak pergi. Tapi Si Perokok Kretek
mengeluarkan dan menempelkan moncong pistol ke dahi si bocah sambil berkata,
diam dan lihatlah!” (Kurniawan, 2014: 28)
Kedua oknum polisi memaksa Ajo Kawir untuk turut memperkosa Rona
Merah. Pada saat itu juga batang kemaluan milik Ajo Kawir memutuskan untuk
“Ajo Kawir diam saja, kedua polisi kesal dan hampir mengangkatnya untuk
memasukkan kemaluannya secara paksa ke dalam perempuan itu. Tapi mendadak
mereka terdiam dan menoleh ke arah selangkangan Ajo Kawir. Di luar yang
mereka duga, kemaluan bocah itu meringkuk kecil, mengerut dan hampir melesak
ke dalam. Setelah berpandangan sejenak, kedua polisi tiba-tiba tertawa sambil
menggebrak-gebrak meja.” (Kurniawan, 2014: 29)
Alasan mendasar dari rasa takut yang dialami oleh Ajo Kawir sehingga
paksaan atau pistol yang ditodongkan oleh oknum polisi ke kepalanya melainkan
dominasi superego.
Bahkan, ketika Ajo Kawir memutuskan untuk mencari masalah dengan anak lain
dan mengajak mereka berkelahi, Si Tokek tidak akan tinggal diam. Ia akan
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan senang hati ikut dalam perkelahin itu. Kegemaran Ajo Kawir berkelahi
“Untuk urusan ini, Si Tokek merupakan orang yang merasa paling bersalah,
meskipun Ajo Kawir tak pernah menganggapnya demikian. Si Tokek ingin
melakukan apa pun untuk menebus kesalahannya, tapi ia sadar tak ada apa pun
yang berharga di dunia ini yang bisa dilakukannya untuk menebus semua
kesalahan itu.” (Kurniawan, 2014: 5)
“Dan apa boleh buat, Si Tokek tak pernah mau membiarkan sahabatnya babak-
belur sendirian, maka ia pun sering memperoleh bagian lebam di sana-sini.”
(Kurniawan, 2014: 4)
Suatu ketika, Paman Gembul datang menemui Iwan Angsa yang merupakan
ayah dari Si Tokek. Paman Gembul merupakan rekan kerja dari Iwan Angsa
yang mau bekerja untuknya (berkelahi). Iwan Angsa menolak untuk berkelahi
kembali dan menyarankannya untuk bertemu dengan Ajo Kawir. Ajo Kawir tentu
dengan senang hati menerima tawaran itu. Ia merasa senang bukan karena
imbalan yang ditawarkan oleh Paman Gembul, ia hanya berpikir akan sangat
melupakan masalah yang menimpa kemaluannya tersebut. Sikap Ajo Kawir yang
“Dan sekarang aku ingin kamu menghajar seorang lelaki lain. Lebih tua darimu.
Jauh lebih tua. Dan mungkin lebih kuat darimu. Namanya Si Macan.”
(Kurniawan, 2014: 66)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Aku hanya butuh duitmu, dan terutama aku hanya butuh seseorang yang mau
berkelahi denganku.” (Kurniawan, 2014: 72)
Suatu hari, ketika Ajo Kawir mencari seorang lelaki bernama Pak Lebe
seorang pengusaha tambak dan berniat untuk menghajarnya, Ajo Kawir bertemu
dengan seorang gadis cantik yang juga ahli dalam berkelahi bernama Si Iteung. Si
Iteung merupakan pengawal pribadi Pak Lebe. Pertemuan itu berujung pada
perkelahinan antara keduanya. Dari perkelahian itu timbul perasaan cinta antara
yang cantik, tetapi karena Si Iteung merupakan wanita yang ahli bela diri. Ia jatuh
seperti inilah yang kemudian menjadi cerminan ego tokoh Ajo Kawir.
“Kakinya masih terasa goyah, tapi gadis itu telah mengiriminya satu pukulan lagi.
Ia kembali terhuyung dan terjatuh ke rerumputan. Rumput dengan tanah keras di
bawahnya. Ia merasa ia tak mampu lagi untuk bergerak. Ia sudah selesai. Ia tak
menyesal. Ia merasa bahagia. Ia bahagia merasakan pukulan gadis itu di tubuhnya.
Ia bahagia merasakan gadis itu betapa dekat dengannya.” (Kurniawan, 2014: 88)
“Iteung,” gumamnya. Ia tak tahu apakah gadis itu mendengarnya atau tidak. Ia
bahkan nyaris tak bisa mendengar suaranya sendiri. “Aku, aku mencintaimu.”
(Kurniawan, 2014: 89)
Hubungan mereka direstui oleh kedua orang tua masing-masing, tetapi tidak
oleh teman Si Iteung yang bernama Budi Baik. Budi Baik merupakan teman
Iteung. Suatu waktu, Budi Baik dan teman-temannya mencegat Ajo Kawir dan
mengeroyoknya hingga babak belur. Hal ini kemudian diketahui oleh Si Iteung
dan Si Tokek yang kemudian balik menghajar mereka. Ajo Kawir dan Si Iteung
pun memutuskan untuk menikah walaupun sebelumnya Ajo Kawir sempat ragu
apakah ia dapat membuat Si Iteung bahagia dengan keadaannya. Ego dari Ajo
Kawir yang menemukan pujaan hatinya yakni seorang wanita yang ahli bela diri
“Kami sudah menentukan hari pernikahan. Aku akan bahagia. Ia akan bahagia.
Aku akan melewati umur dua puluh dengan bahagia.” (Kurniawan, 2014: 101)
“Beberapa bulan setelah melewati ulang tahun Ajo Kawir yang kedua puluh, dan
beberapa hari setelah Iteung melewati umur yang sama, mereka menikah. Kedua
orangtua Iteung sangat bahagia. Kedua orangtua Ajo Kawir juga sangat bahagia.
Iwan Angsa dan Wa Sami sampai berkaca-kaca melihat Ajo Kawir menikah. Si
Tokek tampak tersenyum ke sana-kemari, ikut menerima para tamu.” (Kurniawan,
2014: 112)
Kehadiran sosok Iteung pada kehidupan Ajo Kawir membuatnya dapat melupakan
pengalaman traumatisnya. Sosok Iteung yang kuat dan ahli bela diri membuat Ajo
Kawir dapat melupakan Rona Merah. Tindakan Ajo Kawir yang mencintai Iteung
terjadi karena dorongan id nya yaitu hasrat seksul yang ia kelola agar tidak
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka ia menikahi Si Iteung. Hal inilah yang menjadi motif Ajo Kawir memilih
dorongan id akan tetapi ia dapat mengelola dengan memilih tokoh yang kuat
Kehidupan keluarga Ajo Kawir yang tadinya baik-baik saja menjadi retak
Ajo Kawir tahu bahwa anak yang dikandung oleh Si Iteung bukanlah anaknya,
Ajo Kawir sadar betul bahwa ia tidak dapat menghamili istrinya tersebut.
rumah Rona Merah. Karena hal itulah Ajo Kawir menjadi sangat marah kepada
dirinya sendiri.
Rambut Iteung agak basah, begitu pula wajah dan pakaiannya. Tapi ia masih
berdiri di tempatnya. Setelah beberapa saat, Ajo Kawir segera menyadari mata
Iteung berkaca-kaca.
“Ada apa?” tanya Ajo Kawir. “Kamu dari mana sejak pagi?”
Airmata Iteung meleleh, mengalir di pipinya.
“Iteung? Ada apa?”
“Aku dari rumah sakit,” katanya. Ia mulai terisak. “Aku... aku hamil.”
“Ha . . . apa?”
Iteung tertunduk dan terduduk di kursi. Ia menangis dan menyembunyikan
wajahnya. Di sela isaknya ia mengatakan sesuatu, tapi Ajo Kawir tak
mendengarnya dengan jelas.
“Iteung!” Ajo Kawir mulai berteriak. “Katakan siapa? Siapa?”
Bahu Iteung terguncang-guncang.
“Lonte!”
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjalankan misi yang diberikan oleh Paman Gembul untuk mencari dan
membunuh orang yang bernama Si Macan. Ajo Kawir berusaha untuk menolak
dengan tindakan Ajo Kawir yang membunuh Si Macan. Terjadi pertemuan antara
unsur id dan superego miliknya yang direalisasikan oleh unsur ego miliknya.
traumatisnya dengan membuat unsur ego baru di dalam dirinya yaitu membunuh
Si Macan, tetapi di sisi lain superego miliknya tidak dapat mengontrol tindakan
dari Ajo Kawir. Tindakan perlawanan superego ini menjadi klimaks dari struktur
“Ajo Kawir merebut tongkat itu. Si Macan terhuyung. Sebelum Si Macan roboh
ke tanah, tongkat itu menyambar batok kepalanya. Terdengar bunyi derak tongkat
patah, serta batok kepala yang terbelah.” (Kurniawan, 2014: 120)
Anti klimaks dari struktur kepribadian tokoh Ajo Kawir ditandai dari
sikapnya yang menyerahkan diri kepada polisi dan mendekam di penjara selama
beberapa tahun. Tindakan Ajo Kawir menyerahkan diri kepada polisi untuk
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Jangan berbuat bodoh,” kata Paman Gembul. “Kau aman di sini. Kau bisa belajar
mesin mobil di sini. Ini bengkel yang bagus. Mereka tak tahu kau di sini. Aku tak
ingin melihatmu mati.” (Kurniawan, 2014: 152)
Setelah keluar dari penjara Ajo Kawir memutuskan membeli sebuah truk
dan bekerja menjadi sopir truk. Banyak hal yang kemudian ia pelajari dari semua
kejadian yang telah menimpa dirinya, khususnya dari kemaluannya sendiri selama
gemar berkelahi dan memutuskan untuk hidup damai seperti yang diajarkan oleh
kemaluannya. Hal ini membuktikan perkembangan ego yang dimiliki oleh Ajo
yang lebih tenang serta berpikiran jernih. Pekerjaannya menjadi seorang sopir truk
“Ajo Kawir menoleh ke si kenek dan berpikir, sebelas tahun lalu, ketika umurnya
sama dengan bocah itu, ia benar-benar akan melakukan apa yang dikatakan si
kenek. Barangkali lebih dari itu. Ia tak akan menghajar Si Kepala Botak, sebab itu
tak perlu. Ia yakin, jika itu terjadi sebelas tahun lalu, ia akan membiarkan truknya
menghajar sedan Si Kepala Botak.” (Kurniawan, 2014: 122)
Dari tokoh Mono Ompong ia dapat kembali mengingat sosok dirinya ketika
masih remaja yang gemar sekali mencari masalah dengan anak yang sebaya
dengannya dan mengajak mereka berkelahi. Dari tokoh Jelita inilah ia sering
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada dirinya sendiri jika suatu saat kemaluannya sembuh ia akan pulang ke rumah
“Jika aku bisa kembali ngaceng, pikirnya, aku punya satu-satunya alasan untuk
kembali ke rumah. Untuk melihat gadis kecilku, dan terutama untuk melihat
isteriku.” (Kurniawan, 2014: 225)
“Jika aku bisa ngaceng, pikirnya kembali, aku bisa membuat Iteung bahagia. Dan
aku juga bisa bahagia. Bahkan satu hari yang membahagiakan antara aku dan
Iteung, barangkali bisa menghapus tahun-tahun yang menderitakan ini. Tapi
apakah meniduri Jelita satu-satunya cara untuk membuat Si Burung bangun,
seperti apa yang diajarkan mimpiku?” (Kurniawan, 2014: 226)
milik Ajo Kawir mulai termanifestasikan dalam mimpi. Mimpi merupakan salah
satu bentuk alam bawah sadar manusia dimana id berperan penting di dalamnya
sedangkan superego kehilangan kendali. Dari mimpi inilah Ajo Kawir sering
“Tiba-tiba ia teringat sesuatu, menyadari sesuatu. Hal ini telah terjadi berkali-kali,
tapi baru kali ini ia menyadarinya. Ingatannya sangat jelas: di mimpi itu, mimpi
berbaring di karpet bersama Jelita di bak truk, Si Burung terbangun. Keras dan
besar.” (Kurniawan, 2014: 218)
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal yang dirasakan oleh Ajo Kawir ketika sedang memimpikan Jelita
miliknya mencoba menerobos batas ego. Ia menjadi pribadi yang tidak fokus
dengan selera atau hasrat seksual miliknya. Hal ini bukan tanpa alasan karena
sebelumnya ia mengenal dua pribadi wanita berparas cantik yakni Rona Merah
dan Si Iteung akan tetapi kemaluannya tidak bergerak sedikit pun. Berbeda
kemaluannya tengah berdiri ketika menjumpai Jelita yang jauh tidak lebih cantik
dari dua wanita yang pernah dikenalnya. Bahkan jauh dari kata cantik, Jelita lebih
tepat jika dibilang jelek. Dari tokoh Jelita inilah ia kemudian dapat sembuh dari
kamar mandi di sebuah pom bensin. Untuk pertama kalinya, Ajo Kawir merasa
Dari tokoh Jelita pula Ajo Kawir teringat kembali dengan sosok wanita yang
pernah ia kenal sebelumnya. Ia merasa ada kemiripan antara Jelita dengan Rona
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Merah. Kedua tokoh tersebut merupakan karakter yang sama lemahnya jika
“Ia memang jelek. Super jelek. Tapi tidakkah melihatnya kau merasa seperti
pernah bertemu dengannya? Kurasa ia mengingatkanku kepada perempuan itu. Si
perempuan gila. Rona Merah. Entahlah, tapi kurasa mereka perempuan yang
sama.” (Kurniawan, 2014: 239-240)
Harus Dibayar Tuntas. Ia digambarkan sebagai sosok gadis berparas cantik yang
juga pandai berkelahi. Keahliannya berkelahi tidak lepas dari latar belakang masa
miliknya ia ingin terlihat kuat di depan orang lain terutama di depan lelaki.
Pada masa kecilnya, Si Iteung yang masih duduk di bangku sekolah pernah
Pak Toto kerap kali melakukan aksi cabul terhadap dirinya setiap pulang sekolah.
“Iteung selalu teringat masa itu, masa ketika lonceng tanda sekolah berakhir
berbunyi dan anak-anak ribut berlomba keluar dari kelas. Ia akan menjadi yang
terakhir keluar dari kelas. Bukan semata karena ia tak mau berdesak-desakan
dengan mereka, tapi karena Pak Toto, guru dan wali kelas mereka, selalu
memintanya pulang terakhir, untuk membantunya melakukan beberapa pekerjaan
kecil.” (Kurniawan, 2014: 160)
Dadamu mulai tumbuh. Sebentar lagi kamu perlu pakai beha.” (Kurniawan, 2014:
160-161)
“Pak Toto memegang erat Iteung dari belakang. Lelaki itu duduk di kursi,
sementara Iteung duduk di pangkuannya. Satu tangan kiri mendekap dan
menggenggam dada si gadis kecil. Tangan yang lain menerobos ke balik rok.
Iteung mencoba melepaskan diri, tapi Pak Toto merengkuhnya semakin erat.
Celana Pak Toto sudah setengah terbuka. Iteung bisa merasakan sesuatu
menyodok-nyodok liar menyentuh pantatnya. Kemudian ia merasa ada yang basah
dan lengket. Dan Pak Toto berhenti melakukan gerakan apa pun. Tangannya
berhenti. Dengan cepat Iteung berdiri, membebaskan diri. Ia menoleh dan melihat
kemaluan hitam legam terkulai di kursi. Iteung merasa ada yang sakit di celah
antara kedua kakinya. Ia mencoba berjalan seperti biasanya tapi ada rasa sakit di
sana.” (Kurniawan, 2014: 161-162)
Hal ini kemudian menjadi pengalaman traumatisnya. Oleh ego, trauma ini
kemudian dialihkan dalam bentuk sosok wanita yang dapat dihormati dan dihargai
derajatnya oleh kaum lelaki. Keinginannya masuk ke perguruan silat ini akhirnya
oleh ayahnya adalah sikap lelaki yang dapat diterimanya sebagai seorang
seperguruannya, Si Iteung tetap bertekad untuk menjadi seorang wanita yang ahli
dalam bela diri. Hal ini merupakan wujud pengalihan trauma miliknya.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kehormatannya, dan dari perguruan silat itu juga ia kemudian berkenalan dengan
tokoh bernama Budi Baik. Perilaku dari Budi Baik tidak sebaik namanya. Dari
tokoh bernama Budi Baik ini ia juga kerap mendapatkan perilaku pelecehan
seksual.
“Lalu ia merasa sesuatu menyentuh bagian itu. Bagian yang telah menjadi basah.
Tangan Budi Baik. Ia membuka mata, ia tak sadar matanya setengah menutup,
dan segera sadar tangan Budi Baik berada di antara pangkal kedua pahanya.
Menyentuh celah basah di sana, menyentuh dengan hangat. Ia merasa dirinya
terbang.” (Kurniawan, 2014: 171)
konseling. Saat gurunya yang bernama Pak Toto mulai tergoda dan melancarkan
tersebut. Tidak hanya sampai di situ, Si Iteung bahkan menelanjangi gurunya dan
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Ia hampir menyentuh si gadis, hampir mengisap tubuhnya, tapi gerakan Iteung
jauh lebih cepat. Satu tendangan keras mendarat di biji kemaluannya. Pak Toto
memekik. Pekikannya tertahan, sebab satu pukulan menghajar rahangnya.
Tendangan lain dan pukulan lain datang tak terelakkan. Hanya dalam beberapa
saat, lelaki itu ambruk di samping kaki kursi, dengan hidung bengkak dan
berdarah dan tangan memegangi biji kemaluan. Tergeletak tak sadarkan diri. Di
dekat gerbang sekolah ada drum bekas aspal yang berfungsi sebagai tempat
sampah. Ada bara api kecil di dalamnya, sisa pembakaran. Itung melemparkan
kemeja, kaus dalam, celana dan cangcut Pak Toto ke dalam drum bekas aspal
tersebut. Perlahan mulai digerogoti percik api.” (Kurniawan, 2014: 172)
seorang pengawal pribadi lelaki tua pengusaha tambak ikan bernama Pak Lebe. Ia
juga beranggapan bahwa semua lelaki adalah musuh. Pertemuannya dengan Ajo
Kawir yang hendak menghajar Pak Lebe berujung pada perkelahian merupakan
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ternyata impoten, tetapi di situlah titik baliknya. Rasa aman yang ia dapatkan
dari Ajo Kawir tidak semata-mata karena ia mencintainya melainkan juga karena
ia tahu bahwa kemaluan Ajo Kawir tidak bisa berdiri. Ia beranggapan bahwa
lelaki yang kemaluannya tidak bisa berdiri tentu tidak akan dapat menyakitinya.
superego miliknya mulai dominan. Superego dari Si Iteung sendiri juga dapat
dibuktikan dari ia yang memutuskan untuk menikah dengan Ajo Kawir meskipun
“Apa yang akan kau lakukan dengan lelaki yang tak bisa ngaceng?” tanya Ajo
Kawir. “Aku akan mengawininya.” (Kurniawan, 2014: 90)
tulen ternyata juga merasakan kerinduan untuk dapat bercinta dengan suaminya
lelaki adalah teman mulai berkembang. Lelaki seharusnya tidak hanya bisa
seksual. Hal ini dapat dibuktikan dari sikap Si Iteung yang sering meminpikan dan
“Iteung selalu berharap ada keajaiban yang akan membuat kemaluan suaminya
terbangun. Ia akan berusaha untuk membangunkannya, dan akan menyerah
membiarkan tangan suaminya menyelinap ke selangkangannya yang basah. Ia
akan memejamkan mata, dan entah kenapa ia mulai membayangkan burung hitam
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
legam milik Pak Toto. Lain kali ia memikirkan kemaluan milik Budi Baik. Ia tak
bisa mengusir bayangan-bayangan itu. Bahkan setelah ia melenguh panjang.”
(Kurniawan, 2014: 179)
“Ia tahu, tubuhnya tak hanya memerlukan jari tangan yang pandai menari. Ia
membayangkan kemaluan hitam legam milik Pak Toto, tapi dengan perasaan jijik
ia tak mungkin memperolehnya. Tapi ia bisa memperoleh kemaluan Budi Baik. Ia
pernah memperolehnya, dan yakin bisa memperolehnya kembali. Ia hanya perlu
diam.” (Kurniawan, 2014: 179)
suaminya pasti akan marah bahkan kecewa terhadap dirinya. Hal ini terbukti
dengan Ajo Kawir yang pergi dari rumah dalam keadaan marah setelah
mengetahui dirinya hamil. Kecemasan dan ketakutan yang timbul pada dirinya
merupakan cerminan dari ego Si Iteung yang kembali muncul. Kehamilan yang
pada dirinya. Untuk menebus kesalahan dan penghianatannya terhadap Ajo Kawir
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
”Iteung segera tahu, Budi Baik sudah sangat lembek. Ia tak kesulitan untuk
menghajarnya, membuat bocor hidungnya, membuat robek ujung bibirnya, dan
meremukkan jari-jemarinya. Iteung malas mengatakan apa pun. Ia mengirim
tendangan ke rahang Budi Baik. Si bocah terlempar ke sudut rumah, membentur
dinding. Iteung tak ingin memberinya kesempatan untuk lari. Ia mengejar. Ia
menjambak rambut Budi Baik, mengangkatnya, lalu dengan deras membenturkan
kepala itu ke dinding. Ia yakin batok kepala bocah itu retak. Budi Baik berhenti
menjerit. Ia terdiam. Tubuhnya lemas jatuh ke lantai. Darah mengalir
menggenang di lantai.” (Kurniawan, 2014: 236-237)
Energi ego yang dialami Si Iteung tidak berlangsung lama karena superego
nya kemudian mulai mendominasi kembali. Hal ini dapat dibuktikan dari
perbuatannya tersebut.
“Pak Polisi, aku sudah membunuh orang,” kata perempuan itu. Si Polisi masih
terpaku. Perempuan itu mengulurkan tangannya, meminta diborgol. Si Polisi
gugup, lalu kelabakan mencari borgol. Setelah menemukan benda itu, akhirnya Si
Polisi memborgol tangan Iteung. (Kurniawan, 2014: 237)
kesembuhan penyakit suaminya hanya akan terjadi ketika dapat membunuh dua
oknum polisi yang pernah menyuruh suaminya untuk memperkosa Rona Merah.
“Kurasa hanya satu cara untuk merebut kembali kebahagiaan kalian. Aku telah
menemukan mereka. Aku sudah memberitahu suamimu. Sial sekali. Penjara dan
burung sialan itu telah banyak mengubah hidupnya. Ia tak ingin membunuh kedua
polisi itu. Ia tak ingin membunuh siapa pun. Ia bahkan tak ingin berkelahi dengan
siapa pun.” (Kurniawan, 2014: 233)
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membalaskan dendam suaminya. Hal ini dapat dibuktikan dari sikap Si Iteung
setelah keluar dari penjara. Keluar dari penjara Si Iteung memilih untuk segera
mencari kedua oknum polisi tersebut dan membunuh mereka. Ia hanya bisa
“Iteung, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Ajo Kawir. “Aku membunuh dua
polisi, Sayang. Dua polisi sahabat baikmu.” (Kurniawan, 2014: 242)
Rindu Harus Dibayar Tuntas. Ia digambarkan sebagai seorang remaja lelaki yang
bangku sekolah dasar. Pernah ia berkelahi dengan temannya karena tidak terima
teman-temannya.
“Ini untuk kelakuanmu menginjak sepatuku, ini untuk merobek bukuku, dan ini
untuk kelakuanmu memelorotkan celana olahragaku di depan anak-anak
perempuan. ia memukul membabi buta, dan ia memperoleh pukulan yang
membabi buta pula.” (Kurniawan, 2014: 139)
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengalihan trauma sekaligus sebagai internalisasi nilai superego oleh ego bahwa
perkelahian merupakan jalan termudah agar seorang lelaki dapat diakui oleh lelaki
lainnya.
untuk menjadi kernet truk miliknya. Perilaku dari Mono Ompong yang mudah
sekali tersulut emosi dan suka berkelahi inilah yang kemudian membangkitkan
“Aku tak peduli. Tapi kurasa menjadi sopir truk akan banyak petualangan, akan
banyak keributan, akan banyak caci-maki, dan akan banyak perkelahian. Tak ada
pekerjaan lain yang memberi jalan untukku menjadi jagoan yang sesungguhnya.”
(Kurniawan, 2014: 186)
sering menceritakan soal Nina kepada Ajo Kawir, bahkan mengaku-ngaku bahwa
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ibunya marah besar. Ia malu kepada Nina karena gagal membuktikan bahwa ia
merupakan sosok lelaki yang kuat dalam hal bercinta. Ia juga malu karena
serta menggunakan uang SPP-nya untuk bercinta dengan Nina. Dari hal inilah
“Anak jadah! Kau colong duit ibumu buat nyoblos sama perempuan. Jadah! Anak
tolol. Keluar sekolah dan sekarang nyolong duit untuk nyoblos perempuan.
Kenapa tidak kau coblos saja bebek di belakang rumah? Semuanya boleh kau
coblos. Gratis! Anak jadah! Berengsek! Koplok! Sialan! Babi!” (Kurniawan,
2014: 210)
dengan meniduri seorang wanita maka keberadaannya akan diakui oleh lelaki lain.
ini tidak lepas dari pengalihan pengalaman traumatis miliknya. Superego Mono
Ompong berperan dominan hingga menguasai ego nya. Hal ini dapat ditunjukkan
dari pekerjaannya sebagai seorang kernet truk yang semata-mata hanya untuk
mengumpulkan uang agar dapat ia gunakan untuk membayar Nina. Hal ini juga
dibuktikan dari Mono Ompong yang menerima tawaran dari Si Kumbang seorang
pengemudi truk lain yang menantangnya berkelahi. Ia berpesan pada Ajo Kawir
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemenangan dari Mono Ompong sendiri. Ajo Kawir merasa ada persamaan antara
yang besar ternyata mendapati dirinya sendiri ketakutan dan cemas jika ia kalah
dalam pertarungan bahkan tidak dapat bertemu lagi dengan wanita pujaannya. Hal
ini dibuktikan dari sikap Mono Ompong yang berubah ketakutan bahkan
meringkung dan menangis di dalam kabin truk milik Ajo Kawir. Rasa takut dan
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk tidak menjadi seorang pecundang dengan lari dari perkelahiannya dengan Si
Kumbang. Hal ini menunjukkan superego bekerja lebih dominan yang kemudian
memenangkan perkelahian dengan luka yang cukup serius pada tulang kakinya.
“Mono Ompong selalu berharap bisa menjadi jagoan. Ia selalu berharap bisa
berjalan ke tengah kerumunan dan orang-orang menyingkir ketakutan. Mungkin
pertarungan ini merupakan kesempatannya, satu-satunya kesempatan, untuk
memberitahu semua orang bahwa ia jagoan.” (Kurniawan, 2014: 182)
“Untuk Mono Ompong, ini bukan soal uang. Ini perkara yang sama dengan
peristiwa ketika ia kehilangan dua giginya. Usaha untuk menjadi jagoan.”
(Kurniawan, 2014: 187)
Struktur kepribadian manusia mencakup id, ego, dan superego. Ketiga unsur
tersebut mempengaruhi perilaku para tokoh. Ketiga tokoh memiliki id yang sama
yaitu hasrat seksual. Ketiga tokoh juga memiliki pengalaman traumatis yang sama
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Struktur Kepribadian
Tokoh Keterangan
Id Ego Superego
Hasrat Seksual Suka Setiap Trauma disuruh
berkelahi tindakan akan memperkosa.
hingga dipertanggung Trauma timbul
membunuh Si jawabkan di akibat dominasi
Macan. akhirat. superego.
Jatuh cinta Hubungannya Kegemaran
pada sosok dengan Si berkelahi
(pribadi) yang Iteung harus merupakan
lebih kuat legal; pengalihan
bernama menikahi Si trauma miliknya
Iteung. Iteung. hingga
Bekerja membunuh Si
Ajo sebagai sopir Macan.
Kawir truk. Perkenalan
dengan Si Iteung
membuat
superego
berkembang.
Dominasi
superego
direalisasikan
oleh ego dengan
menikahi Si
Iteung dan
bekerja sebagai
sopir truk.
Hasrat Seksual Suka Belajar bela Trauma
berkelahi diri dengan mengalami
hingga masuk pelecehan
membunuh perguruan seksual oleh
Budi Baik silat. gurunya. Trauma
dan dua Anggapan dialihkan dengan
Si oknum polisi. bahwa lelaki suka berkelahi
Iteung Jatuh cinta adalah musuh dan masuk
pada Ajo berubah perguruan silat.
Kawir yang menjadi lelaki Dalam usaha
impoten. adalah teman mengalihkan
dan suami trauma ia
setelah kembali ditarik
bertemu pada pengalaman
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
agar Superego
mendapatkan berkembang
pengakuan dari lewat anggapan
orang lain. bahwa lelaki
dihargai bukan
hanya karena
jago berkelahi
tetapi juga kuat
dalam bercinta.
Dominasi
superego
mempengaruhi
ego sebagai
bentuk
pengalihan
trauma.
Selanjutnya, pada bab tiga penulis akan mengkaji bentuk manifestasi hasrat
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
3.1 Pengantar
tokoh, yang meliputi regresi, sublimasi, dan identifikasi. Ketiga tokoh dalam
novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas memiliki id yang sama yaitu
seksual ketiga tokoh dialihkan oleh ego mereka ke dalam perilaku yang beragam.
yaitu hasrat seksual yang menjadi latar belakang perilaku mereka. Setelah
Ketiga hal tersebut merupakan bentuk pengalihan dari hasrat seksual yang mereka
miliki. Seperti pernah penulis singgung sebelumnya, pada bab tiga ini penulis
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seksual dalam bentuk regresi, sublimasi, dan identifikasi yang terdapat pada
3.2 Regresi
tekanan psikologis. Dapat dikatakan pula pengulangan kembali tingkah laku yang
cocok bagi tahapan perkembangan atau usia sebelumnya yakni perilaku kekanak-
kanakan (Berry, 2001: 82). Bentuk pengalihan dari hasrat seksual ini
memperlihatkan bahwa ketiga tokoh merasa nyaman dengan tingkah laku yang
kecemasan. Rasa cemas mereka timbul karena ego mendapat dorongan dari id
trauma miliknya. Hal ini dapat dibuktikan dari tingkah laku kekanak-
akan berujung pada kekalahan bahkan kematian. Ia yang tengah jatuh cinta
bisa bertemu lagi dengan gadis yang dicintainya. Rasa cemas dan gelisah
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Sudah lama Si Tokek tak melihat Ajo Kawir berurai air mata, tapi saat itu
ia kembali melihatnya. Ia pergi ke toko dan kembali membawa sebotol bir
yang telah terbuka, menyodorkannya kepada Ajo Kawir.” (Kurniawan,
2014: 96)
dibuktikan dari dirinya yang tengah menangis sembari menahan kaki Ajo
Kawir yang hendak pergi meninggalkan rumah. Hal ini bermula dari Ajo
Tentu anak dalam kandungannya bukanlah anak dari Ajo Kawir melainkan
anak dari hubungannya dengan Budi Baik. Hubungannya dengan Budi Baik
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kawir lantas mengalihkan superego nya pada Budi Baik. Kehamilan yang
merasa bahwa dirinya telah mendapatkan pelecehan seksual dari Budi Baik.
untuk pergi meninggalkan rumah dan tidak akan kembali lagi. Hal ini
terbukti dengan sikap Ajo Kawir yang memutuskan pergi dari rumah dalam
keadaan marah setelah mengetahui dirinya hamil. Sikap cemas yang dialami
oleh Si Iteung merupakan ego yang timbul akibat dorongan dari superego
miliknya.
kembali superego nya yang beranggapan bahwa lelaki adalah teman dan
suami dengan cara mengalihakan ego nya kepada Budi Baik. Dominasi ego
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seseunggukan dan mengunci diri dalam kabin truk milik Ajo Kawir.
Sikapnya yang menangis di dalam kabin truk milik Ajo Kawir merupakan
membuat dirinya malu untuk yang kesekian kalinya. Perasaan cemas dan
takut merupakan ego yang timbul karena dorongan superego miliknya. Ego
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari orang lain memaksanya untuk tidak lari dari perkelahiannya dengan Si
perkelahian itu dengan luka di sekujur tubuhnya dan harus menjalani rawat
3.3 Sublimasi
apakah itu dalam bentuk seks, kemarahan, ketakutan, atau bentuk lainnya ke
dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial. Dengan kata lain sublimasi
secara sosial lebih dapat diterima. (Koeswara, via Setiadi, 2012: 12-13)
energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh bentuk aktivitas
positif dan kreatif adalah sublimasi, terutama sublimasi hasrat seksual. Sublimasi
yang dialami oleh ketiga tokoh merupakan bentuk pengalihan trauma mereka.
pengalaman traumatis keetiga tokoh. Ajo Kawir memutuskan menjadi sopir truk
trauma miliknya dengan berolahraga (belajar ilmu bela diri), sedangkan Mono
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ompong memilih untuk menjadi seorang kernet truk milik Ajo Kawir untuk
segala kejadian yang telah menimpa dirinya. Hal ini menjadi titik awal
untuk dapat hidup dengan tenang dan berpikiran jernih dalam menyikapi
tokoh Ajo Kawir terjadi ketika ia keluar dari penjara. Ia memutuskan untuk
membeli sebuah truk dan menjadi seorang sopir truk. Keputusannya ini
diterima secara sosial terlebih bisa diterima oleh dirinya. Hal ini dapat
“Truk ini milikku sendiri,” kata Ajo Kawir ketika pertama kali ia bergabung
dengannya beberapa bulan lalu. “Aku mencicilnya selama tiga tahun lebih.”
(Kurniawan, 2014: 137)
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam hal ini berlatih bela diri dikategorikan sebagai tindakan yang dapat
diterima secara sosial terutama dapat diterima oleh dirinya. Sebagai bentuk
depan lelaki.
keputusannya menjadi kernet sopir truk milik Ajo Kawir. Sikapnya ini
truk tidak lepas dari usahanya mengumpulkan uang yang akan ia gunakan
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk dapat bercinta dengan Nina. Hal ini membuktikan dominasi dari
“Ia tak pernah mengira akan menjadi sopir truk. Tak jauh dari rumahnya ada
pembakaran kopra, dan pemilik pembakaran memiliki sebuah truk. Keluar
dari sekolah ia bekerja di pembakaran kopra itu dan beberapa kali ia
mencoba truk tersebut. Ia bisa mengemudikan truk sebelum mencoba mobil
jenis lainnya. Meskipun begitu ia tak pernah mengira sopir truk. Tapi Ajo
Kawir bilang, ia pengemudi yang hebat. Untuk bocah umur dua puluh
tahun, ia bisa tidur nyenyak selama kemudi berada di tangannya.”
(Kurniawan, 2014: 136)
3.4 Identifikasi
membentuk suatu persekutuan (aliansi) nyata atau maya dengan orang lain, baik
adalah bentuk introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum
yang membentuk ego (Semiun, 2006: 83). Identifikasi yang terjadi pada ketiga
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kedekatannya dengan tokoh Iwan Angsa. Iwan Angsa merupakan ayah dari
Si Tokek. Ajo Kawir menilai bahwa Iwan Angsa merupakan pribadi yang
sukses dalam hidupnya. Iwan Angsa pernah menjadi preman yang ditakuti
oleh banyak orang. Kesuksesan Iwan Angsa tidak hanya terletak ketika ia
terhadap segala tindakan yang dilakukan oleh Ajo Kawir dan Si Tokek.
“Tapi sejak saat itu, Iwan Angsa menjadi satu-satunya orang yang
mengawasi semua kelakuannya. Iwan Angsa tahu kapan dan dengan siapa ia
berkelahi.” (Kurniawan, 2014: 73)
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tokoh Iwan Angsa inilah Ajo Kawir sering mendapatkan nasihat,
terutama nasihat agar berperilaku baik dan menjauhi masalah. Hal ini
dengan Ajo Kawir. Pertemuan mereka terjadi ketika dirinya tengah bekerja
dengan Ajo Kawir berujung pada timbulnuya perasaan cinta kepada Ajo
superego miliknya.
memiliki nyali besar dalam berkelahi. Selain itu, penyakit yang menimpa
kemaluan Ajo Kawir merupakan salah satu hal yang memperkuat superego
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ajo Kawir membuatnya mengenal secara dekat pribadi Ajo Kawir. Secara
hidup dalam pencarian jati dirinya. Masa lalu Ajo Kawir yang menjadi
Mono Ompong inilah ia seperti dapat melihat kembali dirinya ketika masih
berusia belasan tahun. Di sisi lain, Ajo Kawir yang telah berhasil
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Aku tak ingin kamu bikin keributan, Bocah,” kata Ajo Kawir. “Tersenyum
dan minta maaf, dan urusan selesai. Kita bisa melanjutkan perjalanan. Tak
ada truk yang rusak, tak ada sedan yang rusak. Lebih penting lagi, tak ada
manusia yang terluka. Kita harus bersyukur tidak sama-sama masuk ke
dalam sungai.” (Kurniawan, 2014: 122-123)
3.5 Rangkuman
bentuk regresi, sublimasi, dan identifikasi terdapat pada ketiga tokoh yakni Ajo
Kawir, Si Iteung, dan Mono Ompong. Regresi atau kembali ke masa kanak-kanak
yang disebabkan oleh tekanan psikologis ditunjukkan dengan sikap menangis oleh
ketiga tokoh. Tekanan psikologis yang dialami ketiga tokoh berkaitan dengan
Sublimasi atau mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima entah itu
dalam bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-
bentuk yang bisa diterima secara sosial juga ditunjukkan lewat perilaku ketiga
masuk ke sebuah perguruan silat, sedangkan Ajo Kawir dan Mono Ompong
memilih bekerja sebagai sopir dan kernet truk. Dalam hal ini, ketiga tokoh
mengubah orientasi hasrat seksual dan kemarahan mereka ke tindakan yang lebih
positif karena ketiga tokoh secara sadar dapat mengontrol energi seksual mereka.
persekutuan nyata atau maya dengan orang lain, baik seseorang maupun
kelompok juga dilakukan oleh ketiga tokoh sebagai wujud sikap pengalihan
terhadap hasrat seksual mereka. Ajo Kawir memilih untuk belajar dari kisah hidup
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Iwan Angsa yang dianggap sukses dengan hidupnya menjadi seorang preman
yang bertobat. Si Iteung dan Mono Ompong memilih untuk belajar dari sikap Ajo
Kawir yang dapat menerima keadaanya. Hal ini berkaitan dengan keberhasilan
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah struktur kepribadian tokoh
pada novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.
traumatis ketiga tokoh. Pelecehan seksual yang diterima oleh Ajo Kawir yaitu
disuruh memperkosa wanita gila bernama Rona Merah oleh dua oknum polisi
terhadap ayah Si Tokek yang bernama Iwan Angsa. Iwan Angsa dianggap berhasil
menjadi pribadi yang disegani oleh banyak orang juga pribadi yang
suatu perkelahian merupakan awal hubungan asmara keduanya. Ajo Kawir yang
tengah dilema karena keputusannya telah menantang Si Macan untuk berduel dan
tengah jatuh cinta pada Si Iteung mengalami regresi yang ditunjukkan dari
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendominasi ego yang ditandai lewat sikapnya menyerahkan diri kepada polisi
Kawir memutuskan untuk membeli sebuah truk dan bekerja sebagai sopir truk.
Hal ini merupakan bentuk sublimasi yang terjadi pada Ajo Kawir sebagai bentuk
pribadi yang tenang dan berpikiran jernih dengan menjauhi segala macam bentuk
Mono Ompong dan Jelita. Mono Ompong bekerja sebagai kernet truk miliknya
hingga pada suatu hari memutuskan untuk berkelahi dengan sopir truk lain
bernama Si Kumbang. Jelita bekerja sebagai kernet truk milik Ajo Kawir untuk
menggantikan Mono Ompong yang tengah menjalani rawat inap di sebuah rumah
sakit tentara karena perkelahiannya dengan Si Kumbang. Dari tokoh Jelita ini Ajo
Kawir kedapatan mimpi basah. Dalam mimpi itu Ajo Kawir melihat bahwa
kemaluannya dapat berdiri dan kembali mengeras. Hal yang dirasakan oleh Ajo
nyatanya. Hal ini membuktikan bahwa id miliknya mencoba menerobos batas ego.
sebuah bilik kamar mandi pom bensin. Ajo Kawir yang telah mengalami
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Si Iteung.
Pelecehan seksual yang diterima oleh Si Iteung yaitu perilaku cabul yang
dilakukan oleh gurunya setelah jam sekolah berakhir. Pelecehan seksual ini
traumanya dengan berlatih ilmu bela diri di perguruan silat Kalimasada. Akan
tetapi, usahanya tersebut gagal setelah ia mendapatkan tindakan yang serupa dari
teman seperguruannya yang bernama Budi Baik. Ia seolah ditarik kembali untuk
bahwa lelaki adalah teman dan juga suami. Si Iteung mencoba melakukan
Iteung mengalami perkembangan dari anggapan lelaki adalah teman dan juga
superego nya dari Ajo Kawir lantas mencari pemenuhan lewat tokoh Budi Baik.
menangis menahan kepergian Ajo Kawir. Ajo Kawir memutuskan pergi dari
rumah setelah mengetahui Si Iteung tengah hamil. Kehamilan dan kepergian Ajo
berusaha membangun superego nya yaitu lelaki adalah teman dan suami dengan
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalihkan ego nya pada Budi Baik dengan menghajarnya hingga tewas. Pada
Pelecehan seksual yang pernah diperoleh oleh Mono Ompong semasa kecil
memperoleh pengakuan bahwa dari lelaki lain jika ia kuat dalam bercinta.
Sublimasi yang tejadi pada dirinya ditandai dengan ia yang memutuskan untuk
berhenti dari sekolah dan menjadi seorang kernet truk milik Ajo Kawir.
Ajo Kawir sebagai panutan dalam hidupnya karena Ajo Kawir yang dapat
kembali trauma milik Ajo Kawir. Mono Ompong sering mendapatkan nasihat dari
Ajo Kawir untuk berhenti berkelahi dan menjauhi segala macam masalah.
Kumbang untuk berkelahi. Di sisi lain, ia merasa dilema karena jika ia kalah
dalam perkelahiannya dengan Si Kumbang maka ia tidak akan dapat bertemu lagi
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan Nina. Kecemasannya ini berujung pada sikapnya yang mengunci diri
dalam kabin truk milik Ajo Kawir sembari menangis sesenggukan. Hal ini
merupakan bentuk regresi yang terjadi pada Mono Ompong. Superego miliknya
kakinya sehingga harus menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit tentara.
4.2 Saran
Tuntas karya Eka Kurniawan ini difokuskan pada struktur kepribadian dan bentuk
manifestasi penyaluran id. Adanya kedua fokus tersebut peneliti menemukan ada
dipengaruhi oleh hasrat seksual para tokohnya. Hasrat seksual para tokoh tidak
menggunakan novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka
kepribadian.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka
Oktivita, 2009. “Perilaku Seksual Dalam Novel Saman Karya Ayu Utami:
Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yulianti, Yeni. 2007. “Psikoanalisis Dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka
Kurniawan”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sumber Online
Royanto. 2015. “Psikologi Sastra”. https://rochyanto.wordpress.com/2015/
04/15/91/ Diunduh pada Rabu, 23 September 2016 pukul 21.29 WIB
DeLamater, John D. & Morgan Sill. 2005. “Jurnal of Sexual Desire in Later
Life”.http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00224490509552267/?
journalCode=hjsr20 Diunduh pada Senin, 16 Mei 2016 pukul 21.18 WIB
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROFIL PENULIS
SMP Kemasyarakatan Promasan dan lulus pada tahun 2009. Setelah lulus SMP, ia
kemudian memutuskan keluar pada tahun 2012. Setelah keluar dari Seminari, ia
melanjutkan pendidikan di SMA Kristen Bentara Wacana dan dan lulus pada
tahun 2013.
Sastra.
68