Anda di halaman 1dari 9

PENUGASAN “CULTURE CLASS” DAY TWO

MAS & MBAK FISIP UNIVERSITAS DIPONEGORO 2023

Nama : Ramadha Azzahra Maharani


Jurusan : Administrasi Publik
No. Peserta : 08

I. Review materi “How To Know Yourself”


Pembicara : Kak Abednego Briantama ( Ketua BEM FISIP Undip 2022 )

Sebagai generasi muda, terkadang kita mengalami kesulitan untuk mendeskripsikan diri kita sendiri. Atau tidak tahu
apa tujuan dan prioritas hidup, bahkan seringkali berubah pikiran tentang berbagai hal. Dalam keseharian, kondisi
tersebut bisa saja membuat kita merasa bingung tentang diri kita sendiri dan bertanya-tanya mengapa kita merasa
seperti itu. Salah satu kemungkinan alasannya adalah karena kita tidak mengetahui dan memahami diri secara
mendalam. Mengenal jati diri adalah perjalanan panjang yang harus ditempuh setiap orang. Dengan mengenal jati
diri, kita bisa menentukan kebahagiaan apa yang ingin kita ciptakan. Kita lebih memiliki kesadaran terhadap diri
kita  dan bisa membuat keputusan dengan lebih baik. Toleransi yang meningkat, sudut pandang yang lebih luas, dan
berkurangnya inner-conflict juga merupakan bagian dari keuntungan mengenal jati diri.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai jati diri dapat kita tarik kelas balik mengenai pencapaian terbesar apa yang
kita dapatkan dalam hidup ini. Hal tersebut kemudian kita refleksikan dan mencari tahu hal apakah yang memotivasi
kita dalam mencapai tujuan tersebut dan apakah seluruh usaha, keringat dan juga air mata yang kita keluarkan
“worth it” dengan hasil uang kita dapatkan. Semua hal tersebut tentunya sangat berhubungan karena dalam mencari
jati diri kita dapat membentuk pribadi dengan pembelajaran yang didapatkan untuk membentuk pribadi yang
memiliki value dan eksistensi.

Dalam kehidupan tentunya mengalami proses yang sangat panjang dan proses tersebutlah yang akan menempa diri
kita kedepannya, fase tersbut diantaranya :

1. Safe Phase
Fase aman adalah keadaan dimana kita nyaman dan aman dalam situasi saat ini, baik di tempat kerja, bersama
teman, atau dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita berada di fase ini, maka akan cenderung tidak terlalu tertarik
untuk mencoba hal-hal baru atau mencapai yang lebih banyak hal di dalam fase tersebut. Jika kita tetap berada di
fase ini, maka kemungkinan kita tidak dapat melanjutkan kehidupan yang lebih berkembang. Lalu, apakah
sebenarnya kita perlu keluar dari fase ini? Menghabiskan waktu di fase ini bisa jadi membosankan, melelahkan, dan
tidak menyenangkan. Terkadang kita juga memimpikan kehidupan atau petualangan lain. Sayangnya, kita masih
ragu atau takut untuk keluar dari fase tersebut.

Dengan keluar dari fase tersebut, banyak sekali hal yang dapat mendorong kita untuk menemukan lebih banyak
potensi yang kita miliki selama ini, hidup kita akan menjadi lebih menarik karena kita dapat menjelajahi diri sendiri,
kita dapat menjadi cara yang tepat untuk mengenali diri sendiri dan bisa membuat diri kita menjadi pribadi yang
lebih percaya diri. Keluar dari fase aman dapat memberi lebih banyak rasa bahagia saat menemukan dan mengalami
hal-hal baru yang menyebabkan pelepasan dopamin, memperlua hubungan sosial dengan teman dan kolega baru,
dan jika kita melakukan hal tersebut dengan baik, maka kamu kita akan merasa puas.

2. Fail Phase
Kegagalan tentu bukan hasil yang diharapkan bagi semua orang yang sedang berjuang. Banyak diantara kita yang
mungkin tengah atau telah melalui masa sulit, baik karena pandemi maupun karena masalah pribadi. Sayangnya,
kegagalan bukan hal yang bisa kita hindari. Kegagalan akan selalu hadir sebagai bagian penting dalam proses
pembelajaran hidup yang masih akan kita jalani hari ini dan seterusnya. Tidak mungkin ada orang yang tidak pernah
gagal satu kali pun dalam hidup, jadi yang bisa kita lakukan adalah dengan menerima dan memahami fase kegagalan
yang ditemui.

Tak jarang kegagalan meninggalkan luka hati yang cukup mendalam ketika kita sudah berharap dan tenggelam
dalam ekspektasi kita sendiri. Meski sering kali menyakitkan, kita harus tetap meyakini bahwa kegagalan adalah
salah satu bekal kita untuk mencapai kesuksesan. Terdengar klise memang, tapi fakta ini masih tetap relevan hingga
saat ini. Arti kesuksesan akan sangat subjektif bagi setiap individu, tetapi kegagalan ketika menjalani prosesnya
akan selalu terjadi. Setiap orang sayangnya harus menghadapi kegagalan dalam hidup sebagai tanda kita sedang
berproses, tetapi jangan lupa bahwa kita juga berhak untuk kembali pulih. Mungkin perjalanan kembali pulih
bukanlah perjalanan singkat yang menyenangkan. Perlu waktu yang tidak sebentar untuk bisa memastikan diri
kembali baik-baik saja setelah menemui kegagalan. Setiap orang punya caranya sendiri untuk menerima kegagalan
dan menyembuhkan luka yang terlanjur ditinggalkan

3. Learn Phase

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Akan tetapi saya percaya setiap orang dapat menjadi lebih baik dan
bijaksana. Setiap orang memiliki kesempatan untuk bertumbuh menjadi orang yang lebih dewasa di mana kegagalan
dapat menjadi salah satu hal yang membantu kita bertumbuh. Kesalahan demi kesalahan yang dibuat justru
memberikan ruang belajar lebih banyak. Dari kegagalan kita bisa berevolusi jika mau melakukan evaluasi diri. Apa
yang salah dari keputusan kita. Mungkin cara berpikir kita yang salah. Mungkin kita harus mengubah cara berpikir.
Akhirnya inilah cara kita untuk melihat nilai diri kita sendiri dan untuk lebih dewasa. 

Pengalaman gagal melatih mental untuk memahami bahwa kita tidak akan selalu dapat yang diinginkan. Akan
tetapi yang terpenting adalah kita sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Akhirnya
inilah yang menguatkan kita di kemudian hari agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Seberapapun tidak
enaknya gagal, kita bisa bilang, “Besok pasti akan lebih paham dan lebih mengerti lagi.” Ya, kegagalan mengasah
kemampuan mental kita untuk terus berjuang dan optimis dalam melangkah.

4. Success Phase

Definisi sukses setiap orang berbeda. Namun, sukses merupakan status yang menunjukkan bahwa kita telah
mencapai sesuatu. Sukses juga bisa menjadi status sosial tertentu yang menggambarkan kemakmuran atau
mendapatkan ketenaran. Lantas, bagaimana kita mendefinisikan kesuksesan dalam hidup? Satu-satunya orang yang
bisa menjawab pertanyaan tersebut adalah diri kita sendiri. Pasalnya, tidak mungkin ada definisi kesuksesan yang
cocok untuk semua orang. Sebagian orang menganggap dirinya sukses jika memiliki mobil mewah, jabatan tinggi,
dan rumah besar, sedangkan yang lain menganggap kehidupan penuh kegembiraan dan kebahagiaan sebagai makna
kesuksesan sesungguhnya.  Sebenarnya, arti sukses melampaui definisi umum dari kesuksesan itu sendiri, seperti
memiliki banyak uang, mendapatkan gelar, dan menjadi kaya. Kesuksesan sejati tidak dapat diukur dengan faktor
tersebut, melainkan dengan jumlah orang yang mampu menjalani kehidupan lebih baik dan maju karena diri kita
sendiri.

Proses mengenali tujuan hidup bisa dikatakan sebagai salah satu misteri terbesar dalam berkehidupan. Dalam proses
merencanakannya, berbagai “kejutan” yang yidak kita sangka mungkin datang dalam hidup. Ada kalanya kejutan
sesuai dengan ekspektasi kita, tapi tak jarang juga sebaliknya. Tak jarang hal itu memunculkan dilema dalam diri
kita, seperti harus memilih jalan dalam suatu persimpangan.
Akibat dilema tersebut, akhirnya mungkin kita merasa dan bertanya “Sebenarnya, apa sih yang menjadi tujuan hidup
kita selama ini?” Hal itu mungkin menghantui diri kita tiap waktunya. Alhasil, kita menjadi susah fokus dan
mengganggu produktivitas dalam bekerja. Jika kita pernah berpikir begitu, wajar saja karena hampir semua orang
juga mungkin pernah mengalami dilema dalam menentukan tujuan hidupnya.

Tujuan hidup sendiri diartikan sebagai suatu panduan bagi diri kita dalam menjalani kehidupan. Hal ini berguna
untuk memandu, membentuk cita-cita, serta menemukan makna dibalik lo menjalani hidup. Selain itu, hal tersebut
dapat membantu kita dalam mengambil berbagai keputusan dalam hidup, baik skala kecil maupun besar. Tentunya,
tujuan hidup dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu dan pengalaman yang kita alami. Terkait hal ini, setiap
dari kita bisa dibilang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Misalnya, mulai ingin jadi orang yang bahagia dalam
hidup, memiliki harta berlimpah, sampai mampu bermanfaat bagi orang banyak. Semua itu tentu tidak ada yang
salah, sebab itu menjadi motivasi bagi kita untuk melanjutkan hidup. Dan pada akhirnya, diri kita lah yang memiliki
peran tersebut untuk menyadari tujuan dari diri hidup kita sendiri.

Manusia hanya diberi kesempatan untuk hidup di dunia satu kali. Kita pasti ingin melakukan yang terbaik untuk
menjadi versi yang terbaik dari diri kita sendiri. Namun untuk menjadi lebih baik setiap harinya, tentu kita perlu
melakukan evaluasi diri. Meninjau kembali hal-hal yang sudah terjadi sehingga tidak timbul penyesalan dalam
hidup. Kita bisa melakukan yang namanya refleksi diri. 

Pertanyaannya, apa itu refleksi diri?


Mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan di masa lalu adalah hal yang wajar. Meskipun kita tidak bisa
mengubah masa lalu, namun kamu masih bisa mempersiapkan masa depan. Dengan melakukan refleksi diri, kita
bisa memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik untuk masa depan. Refleksi diri adalah kunci dari self-awareness
yang membantu kita untuk melihat dan mendengar pikiran, emosi, dan tindakan yang akan kita lakukan ke
depannya. Refleksi juga mampu membuk kesempatan baru, keingintahuan, dan tujuan yang hendak kita capai,
menjaga kesehatan mental, serta membantu kita menuju kebahagiaan dan menuntun pada pemikiran positif.

Refleksi dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan refleksi diri, seperti :

1. Apa yang ingin kamu capai ?

Kamu bisa menanyakan pada diri kita sendiri, apa yang sebenarnya tujuan yang ingin kita capau ? Dengan
mengetahui tujuan, kita dapat menentukan langkah apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Langkah apa yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?

Kamu bisa beralih pada pertanyaan mengenai langkah apa yang dapat kita lakukan dalam mencapai tujuan hidup
kita. Setiap orang pasti memiliki langkah yang berbeda-beda dalam menghadapi sebuah masalah. Setelah kita tahu
langkah apa yang bisa kita lanjutkan, maka kita bisa berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Apa kelemahan terbesar dalam diri kita?

Selain itu, tanyakan pada diri kita sendiri mengenai kelemahan yang kita punya. Apa yang sebenarnya menjadi
ketakutan terbesar kita selama ini? Dengan mengetahui ketakutan terbesar dalam diri, kita akan berusaha mencari
solusi untuk mengatasi ketakutan tersebut. Sebagai contoh, kita takut gagal masuk universitas tujuan, maka kita akan
sigap melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi kegagalan tersebut. Misalnya dengan rajin belajar atau
mengikuti beragam les. Contoh lain, ketika kita takut berbicara di depan umum. Maka, kita dapat mengantisipasi
dengan terus belajar public speaking dan berlatih di depan cermin sebelum melakukan presentasi.
4. Buatlah standar untuk dirimu sendiri

Memahami diri sendiri adalah hal yang sangat krusial. Kita bisa terus menjadi versi yang terbaik dari diri kita
dengan mengenal diri sendiri. Setelah kita tahu apa itu refleksi diri dan contohnya, kita bisa mempraktikkannya dan
terus mengevaluasi diri dan menentukan standar dalam hidup kita. Sejatinya, kita adalah orang pertama yang
bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Jika kita ingin sukses, maka perlu untuk mempersiapkan segalanya sedini
mungkin. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik.

Untuk mencapai segala tujuan dalam hidup memang tidak mudah. Setidaknya, kita perlu memiliki strategi dan
rencana yang tepat dan konsisten dalam usaha mewujudkan hal-hal tersebut. Kita dapat menggunakan cara “Makae
path to greatness with FOUR SQUARES” dimana kita dapat menuliskan mengenai rencana kita satu kedepan, serta
lima tahun kedepan. Kemudian kita menuliskan rencana-rencana yang belum kita realisasikan selama satu tahun
kebelakang dan lima tahun kebelakang. Hal ini dapat mempermudah kita untuk menentukan rencana hidup kita
kedepannya, serta mengevaluasi hal yang sudah terjadi agar menjadi pembelajaran yang berharga kedepannya.

II. “SWOT ANALYSYS” DALAM DIRI SENDIRI

STRENGTH ( Kekuatan )
 Merupakan pribadi yang percaya diri
Sebagai seorang konten creator di sosial media serta tertarik pada dunia kecantikan dan fashion membuat saya
menjadi pribadi yang percaya diri karena terbiasa untuk tampil di depan banyak orang dan di depan kamera.

 Mudah bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan baru


Sering bersinggungan dan bersinergi dengan orang lain dalam beberapa evet internal maupun eksternal membuat
saya terlatih untuk mudah bersosialisasi dan mendekatkan diri terhadap orang baru serta lingkungan baru

 Kreatif dan inivatif


Dalam pembuatan sebuah konten di sosial media membutuhkan ide-ide baru untuk menarik penonton agar tertarik
dan menonton konten yang kita buat, oleh karena itu diperlukan pikiran kreatif dan inovatif untuk menghasilkan
konten yang menarik. Halitulah yang membuat saya dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif

WEAKNESS (Kelemahan)

Saya sadar betul bahwa saya merupakan pribadi yang moodyan di mana suasana hati saya seringkali berubah yang
awalnya saya bersemangat bisa menjadi sedih dan bisa tiba tiba saya menjadi pribadi yang serius,tetapi saya juga
sadar bahwa dalam dunia pekerjaan profesional sebuah suasana hati tidak dapat menjadi sebuah pengaruh. Oleh
karena itu saya mencari tahu bagaimana saya mengatasi kelemahan saya yaitu dengan mendengarkan musik dan
makan makanan manis sehingga saya dapat melakukan kerja secara profesional dan kelemahan tersebut tidak dapat
mengganggu kontribusi saya dalam pekerjaan saya.

OPPORTUNITIES ( Peluang )
Peluang yang saya miliki adalah saya memiliki keluarga suportif serta teman teman yang selalu mendukung saya
dalam ber kegiatan positif, serta lingkungan kampus yang mendorong saya untuk selalu berkembang, Dengan
mengikuti pemilihan ini juga merupakan salah satu peluang bagi saya untuk memberikan kontribusi saya dalam
memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar saya yaitu FISIP Undip.

THREAT ( Ancaman )
Perkembangan informasi saat ini sangatlah cepat dan tidak semua informasi dapat diakses dengan mudah, hal
tersebut menjadi ancaman bagi saya karena seringkali saya mengalami ketertinggalan informasi sehingga saya
kurang update terhadap informasi terkini.

III. Planing 5 Tahun Kedepan Serta Cara Saya Menggapainya

 Lulus Tepat Waktu


Cara saya merealisasikannya :
Untuk dapat lulus tepat waktu tentunya saya harus semaksimal mungkin dalam mengikuti perkuliahan yang ada,
berpartisipasi secara aktif di dalamnya, serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Memperhatikan setiap pembelajaran yang diberikan oleh dosen juga merupakan salah satu
usaha yang memudahkan saya untuk mencapai tujuan tersebut.

 Memiliki prestasi di jenjang perguruan tinggi


Cara saya merealisasikannya :
Untuk mencapai hal ini saya akan menggali potensi yang ada dalam diri saya serta terus mengembangkannya dan
mengikuti kompetisi yang sejalur dengan potensi yang saya miliki. Tidak peduli akan kegagalan karena dalam
mencapai suatu keberhasilan pasti diperlukan sebuah kegagalan, dimana saya akan terus belajar dalam menggali
potensi saya hingga pada akhirnya saya mencapai prestasi atau penghargaan yang saya inginkan.

 Mendapatkan beasiswa di luar negeri


Cara saya merealisasikannya :
Untuk mendapatkan negeri tentunya diperlukan sebuah usaha yang besar. Selain meningkatkan skill di bidang
akademik, saya juga perlu meningkatkan skill wawasan saya terhadap duni luar, serta meningkatkan kemampuan
dalam berbahasa Inggris. Hal tersebut tentunya sangat membantu saya untuk mencapai tujuan saya yaitu
mendapatkan beasiswa di luar negeri. Hal terpenting lainnya adalah doa dan restu daru orang tua karena tanpa orang
tua, kita bukanlah apa-apa.
IV. Review Materi “Eksistensi Mas dan Mbak FISIP”
Pembicara : Mbak Salwa Umiatik ( Mbak Favorit FISIP Undip 23 )

Sebagai delegasi dari Mas dan Mbak FISIP tentunya kita bertanya-tanya. Sebenarnya apa arti dari Mas dan Mbak
Fisip itu sendiri? Apa saja tugasnya? Apakah itu hanya sebuah “Title” saja yang tidak ada realisasi nya”

Dalam hal ini, kita dapat mengetahui bersama bahwa Mas dan Mbak FISIP merupakan sebuah wajah, representasi,
ataupun role model yang mampu menebarkan citra positif di lingkungan kampus, khususnya di FISIP Universitas
Diponegoro. Tidak hanya itu, keberadaan Mas dan Mbak FISIP diharapkan mampu menjadi jembatan penyambung
kata antara mahasiswa dengan fakultas, menjadi wadah aspirasi, serta sebagai tempat untuk belajar dan berkembang.
Mas dan Mbak FISIP juga diharapkan mampu mebantu menghilangkan ataupun meredakan mengenai isu-isu
kampus yang ada, dan membantu memecahkan masalah tersebut.

Mas dan Mbak FISIP tidak hanya sebuah “Title” saja. Tapi hal tersebut memiliki beban dan tanggung jawab yang
besar. Dimana kita dituntut untuk menggunakan “Brain, Beauty, and Behaviour” dalam diri kita untuk
memaksimalkan diri dalam berkontribusi di dalamnya. Harapannya, kita mampu menjadi penggerak, serta mampu
membawa eruahn yng spesifik pada kampus orange tercinta, serta mampu mengoptimalkan program kerja yang ada,
sehingga pada akhirnya eksistensi Mas dan Mbak FISIP itu sendiri akan muncul.

V. Kajian mengenai “Bagaimana Mas dan Mbak FISIP dipandang oleh mahasiswa dan bagaimana
cara mewujudkannya”

Dalam menjadi sebuah perwajahan, representasi sebuah institusi, serta menjadi seorang role model, sudah
sepantasnya kita mampu menjadi percontohan dan senantiasa menebarkan citra positif khususnya di lingkungan
kamps. Menjadi Mas dan Mbak bukan merupakan sebuah gelar saja akan tetapi kita sepenuhnya bertanggung jawab
atas gelar tersebut dan kita dituntut untuk selalu berkontribusi dalam segala kegiatan diselenggarakan.

Kegagalan-kegagalan ataupun sesuatu hal yang belum terealisasi dalam program Mas dan Mbak FISIP periode
sebelumnya, sepatutnya manjadi pacuan bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama serta menjadikn hal
tersebut menjadi sebuah pembelajaran. Karena pada akhirnya, mahasiswa sendiri akan menganggap eksistensi Mas
dan Mbak FISIP ada, jika kita mampu memberikan perubahan uang signifikan di lingkungan kampus.

Hal tersebut dapat direalisasikan dengan membuat program kerja yang sekiranya dapat membawa perubahan bagi
lingkungan kampus FISIP Universitas Diponegoro, mampu mendekatkan mahasiswa dengan fakultas, serta
stakeholder yang ada, dan mampu mengeratkan tali silaturahmi seluruh mahasiswa FISIP Universitas Diponegoro. 
Hal tersebut dapat kita wujudkan dalam beberapa cara, anatara lain bekerjasama dengan wakil yang terpilih, tidak
hanya uang terpilih saja,tetapi diharapkan semua delegasi Mas dan Mbak mampu berkontribusi seluruhnya,
bersinergi bersama ormawa yang ada, menampung aspirasi mahasiswa serta merealisasikannya dan membuat
program kerja nyata sehingga masyarakat Fisip merasa bahwa Mas dan Mbak FISIP merupakan salah satu unsur
penggerak perubahan yang ada di Fisip universitas Diponegoro.
VI. Review materi “Culture Of Semarang”
Pembicara : Natasha Vania Susanto

Budaya sangat melekat pada masyarakat Indonesia. Budaya adalah sebagian besar hasil pemersatu masyarakat,
sebagai ilmu turun temurun dari nenek moyang,
sebagai pembagian keanekaragaman yang ada dalam lingkup masyarakat tertentu,
dan budaya dapat menunjang kehidupan sosial serta ekonomi yang ada di Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan budaya apa saja yang masih lestari di ibukota Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang?

Semarang merupakan salah satu daerah di nusantara yang masih melestarikan tradisi nenek moyang dengan baik.
Kota ini memang memiliki keragaman adat dan budaya yang melimpah. Berbagai usaha pelestarian pun dilakukan,
salah satunya dengan rutin menyelenggarakan tradisi khasnya. Selain mempertahankan sekaligus mengenalkan
tradisi pada generasi muda, pengadaan ritual-ritual adat ini dapat menarik wisatawan untuk datang ke Semarang.

Wujud kebudayaan yang masih lestari di Semarang diantaranya :

 Tradisi Sesaji Rewanda

Secara bahasa, Sesaji Rewanda terdiri dari dua kata. “Sesaji” artinya hadiah, sedangkan “Rewanda” artinya monyet.
Jadi, tradisi ini adalah upacara memberi hadiah bagi para monyet. Tradisi Sesaji Rewanda dilakukan untuk
mengenang kisah napak tilas Sunan Kalijaga saat mencari kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak.
Saat mencari kayu itu, konon Sunan Kalijaga dibantu para monyet untuk menggulirkan batang kayu jati yang
kemudian dihanyutkan ke Sungai Kreo. Setelah itu barulah batang kayu itu dibawa ke Demak untuk pembangunan
Masjid Agung.

Saat perayaan Sesaji Rewanda, para masyarakat di sana mengarak bermacam-macam gunungan. Pada perayaan itu,
gunungan isinya bermacam-macam. Ada yang isinya buah-buahan, sayur-sayuran, dan ada pula yang isinya ketupat.
Selain itu ada pula gunungan yang disebut Sego Kethek. Dalam Bahasa Indonesia, “Sego Kethek” berarti nasi
monyet. Gunungan inilah yang nantinya akan dipersembahkan bagi para monyet di Goa Kreo. Di dalamnya terdapat
nasi, sayur, serta lauk tahu dan tempe yang dibungkus daun jati. Tinggi gunungan ini sendiri adalah 2,5 meter.

 Tradisi Dugderan

Pada perayaan tradisi Dugderan, kita bisa melihat beberapa percampuran budaya yang ada di Semarang. Perpaduan
budaya ini bisa disaksikan pada Warak Endog, yaitu sebuah boneka binatang raksasa mitologis yang digambarkan
sebagai simbol atau perwakilan akulturasi budaya dari keragaman etnis yang ada di Semarang. Bagian-bagian
tubuhnya terdiri dari kepala naga (Cina), badan buraq (Arab) dan kaki kambing (Jawa). Kata Warak sendiri berasal
dari bahasa arab Wara’I yang berarti suci. Dan Endog (telur) disimbolkan sebagai hasil pahala yang diperoleh
seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara harfiah, Warak Ngendog bisa diartikan sebagai siapa
saja yang menjaga kesucian di Bulan Ramadan, kelak di akhir bulan akan mendapatkan pahala di hari lebaran.

 Tradisi Gebyuran Setaman

Gebyuran Bustaman merupakan tradisi turun temurun di Kampung Bustaman. Kampung ini adalah salah satu
kampung lama di pusat Kota Semarang yang masih mampu eksis di tengah pembangunan Kota Semarang. Kegiatan
Gebyuran Bustaman dilaksanakan setiap tahun ketika menjelang Bulan Ramadan. Kegiatan diawali dengan
penampilan seniman di Kota Semarang dengan menggunakan panggung di tengah-tengah kampung. Selain itu,
setiap peserta yang datang di coreng menggunakan bedak bayi atau body pointing sebagai lambang dosa, dilanjutkan
dengan ritual memandikan anak kecil oleh sesepuh dan tamu kehormatan. 

 Tari Denok

Tari Denok merupakan tari hiburan yang digunakan untuk penyambutan khas Semarangan. Tari tersebut diciptakan
oleh Pak Yoyok yang merupakan pendiri sanggar seni “Greget” bersama salah satu maestro tari di Indonesia, yaitu
Didik Nini Thowok. “Denok” sendiri merupakan sebutan bagi anak perempuan di Semarang, dan tarian ini
menceritakan tentang keceriaan seorang anak kecil.

 Batik Semarangan

Awal mulanya, batik-batik ini dikenal eksistensinya dari Kampung Batik Semarang.
Ini merupakan sebuah komplek perkampungan berisi rumah para pengrajin Batik. Dalam catatan sejarah tahun
1970-an, kehidupan masyarakat di tempat ini tak begitu baik.
Berkat campur tangan anak muda, Kampung Batik Semarang kini menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun
mancanegara.

Untuk batik Semarang, identik dengan corak dan motif yang menonjolkan identitas serta keindahan kota Semarang.
Adapun ini memakai campuran budaya Arab dan Tionghoa. Seperti mengusung konsep Tugu Muda, bangunan
Lawang Sewu, serta bangunan bersejarah lainnya. Corak ini disusul dengan motif flora dan fauna seperti burung
merak, bunga mawar, burung blekok, hingga buah asam. Selain itu, karakter khusus batik di Semarang meliputi
lekukan pada kain bagian bawah (lung-lungan). Untuk pewarnaan, batik-batik ini menggunakan konsep warna
berdasarkan karakteristik kota Semarang.

 Kuliner 

Dari sisi kuliner, Semarang memilik makanan khas diantaranya lumpia, tahu gimbal, nasi gandul, bandeng presto
dan masih banyak lagi.

Budaya-budaya tersebut adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya.
Karena keanekaragaman tersebutlah Indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia, bahkan mereka
juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia dikenal sangat unik dan menarik perhatian
wisatawan asing untuk melihat keaneragaman budaya kita. Namun, kebudayaan Indonesia semakin luntur ditelan
zaman. Semakin berkembangnya teknologi telah membuat budaya banyak dilupakan dan ditinggalkan oleh kalangan
remaja. Oleh karena itu, apa yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda?

1. Datang ke acara-acara kebudayaan yang ada


2. Mencoba makanan-makanan khasnya
3. Share di social media
4. Bergabung ke komunitas penggiat kebudayaan
VII. Kajian mengenai “Kelunturan Budaya Serta Solusinya”

Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman yang terdapat di
Indonesia ini ialah suatu kebanggaan dan keunggulan yang patut menjadi kebanggaan tersendiri. Namun seiring
dengan perkembangan zaman yang pesat dan adanya arus globalisasi, kebudayaan Indonesia semakin pudar atau
luntur tergerus oleh arus zaman. Dalam arus globalisasi ini, budaya kebarat-baratan atau westernisasi merupakan
salah satu yang menyebabkan budaya lokal Indonesia pudar. Adanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia saat ini
lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis. Kebudayaan
lokal yang luntur terjadi karena kurangnya generasi penerus yang memiliki minat belajar dan mewarisinya. 

Budaya lokal juga dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Budaya lokal perlu memperkuat daya tahannya
dalam menghadapi globalisasi budaya asing. Globalisasi harus disikapi dengan bijaksana sebagai hasil positif dari
modenisasi yang mendorong masyarakat pada kemajuan. Namun, masyarakat budaya lokal tidak boleh lalai dan
karena era keterbukaan dan kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh negatif yang akan merusak budaya bangsa.
Menolak globalisasi juga bukanlah pilihan tepat, karena dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Diperlukan strategi untuk meningkatkan daya tahan budaya lokal dalam menghadapinya, selama tidak
meninggalkan ciri khas dari budaya aslinya. Kurangnya pembelajaran budaya termasuk penyebab dari memudarnya
budaya lokal bagi generasi muda. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai budaya harus ditanamkan sejak dini. 

Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebagai masyarakat lokal
khususnya generasi muda terdapat upaya yang dilakukan untuk melestarikan dan menjaga budaya lokal, yaitu :
1. Culture Experience, yaitu pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah
pengalaman atau kegiatan kultural. Contohnya tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan
berlatih dalam menguasai tarian tersebut dan dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-acara tertentu atau
diadakannya festival-festival. Dengan demikian kebudayaan lokal selalu dapat dijaga kelestariannya.
2. Culture Knowledge, yaitu pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi
mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk
edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan
daerah. Selain itu, pemerintah juga berperan penting dalam upaya pelestarian budaya lokal di Indonesia ini
yaitu dengan mengimplementasikan kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan upaya pelestarian
budaya lokal seperti mengadakan pertunjukan kebudayaan- kebudayaan pada acara tertentu. Semua itu
dilakukan sebagai upaya pengenalan kebudayaan lokal kepada generasi muda, bahwa budaya yang
ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya,bukan berasal dari negara tetangga, demikian juga upaya-
upaya melalui jalur formal pendidikan.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.
4. Mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan
pelestariannya.
5. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramahtamah dan solidaritas yang
tinggi.
6. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.
7. Mengusahakan agar masyarakat mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.

Anda mungkin juga menyukai