Anda di halaman 1dari 3

Sukses Terbesar Dalam Hidupku

Bicara tentang sukses itu berarti sebuah ukuran. Sebuah ukuran untuk
mengukur sukses yaitu sudah tercapai atau belum. Dan, tentunya ukuran sukses tiap
orang itu berbeda-beda. Seperti seorang siswa mungkin ukuran sukses itu ketika
mendapat rangking pertama. Seorang karyawan memasang ukuran sukses ketika
pencapaian karirnya. Seorang pengusaha yang memasang ukuran sukses ketika omzet
penjualan mencapai di angka tertentu. Beda orang, beda ukuran.
Saya pernah mendengar ada sebuah kejadian. ketika sorang nenek yang
berjualan sayur dengan berjalan kaki dan membawa dagangannya dengan
menggunakan nampan dan diangkat di atas kepalanya. Disitu ada seseorang yang
akan membantu nenek tersebut. Namun, alangkah terkejutnya nenek tersebut malah
menolak bantuan dari seseorang tersebut. Nenek itu bercerita bahwa dia berjualan
hanya untuk mengisi waktu luang saja, karena dia tidak terbiasa berdiam diri dirumah.
Tidak hanya itu, nenek itu bertutur jika anak pertamanya adalah lulusan kedokteran
Universitas Airlangga dan anak keduanya lulusan teknik perkapalan dari Institut
Teknologi Sepuluh November. Hal itu sangat mengejutkan. Beliau bisa saja duduk
bersantai di rumah sembari menikmati hidup yang mewah. Namun, beliau lebih
memilih berjualan sayur dengan berjalan kaki untuk menimati hidupnya. Sungguh
sesuatu yang mengejutkan. Lantas apakah hal tersebut bisa disebut sebagai
kesuksesan?
Melihat dari kejadian tersebut kesuksesan adalah hal yang relatif dan
kompleks. Saya berpikir demikian karena ketika kita dipandangan orang lain sukses,
apakah kita merasakan hal yang sama? sebaliknya apa bila kita merasa sukses lalu
bagaimana pandangan orang lain terhadap kita? lantas bagaimana saya menjawab
pertanyaan “apakah sukses terbesar dalam hidup saya?” Apakah jabatan, kekayaan,
karir atau status sosial bisa dijadikan sebagai indikator? Mungkin saja bisa. Namun,
sebelum berbicara tentang jabatan, kekayaan, karir ataupun jabatan sosisal saya harus
bisa melewati tiga hal penting terlebih dahulu. Pertama, saya harus melalui sebuah
proses. Kedua, saya harus berurusan dengan berbagai pihak. Dan ketiga, saya harus
bisa menghadapi diri sendiri.
Dalam hal apapun proses tentunya tidak bisa kita hindari. Bahkan ketika kita
mebuat mie instan. Kita harus memasaknya terlebih dahulu. Kita harus menghidupkan
kompor,merebus air dan sebagainya. Walaupun dengan embel-embel “instan”,
kenyatannya di dunia ini tidak ada yang instan semua membutuhkan proses. Dan dari
proses itulah saya bisa mencapai tujuan saya. Tujuan saya yaitu kesuksesan, maka
dari itu saya akan membuat proses yang terbaik dalam mencapai tujuan saya. Saya
percaya jika proses bisa mengatarkan pada kesuksesan tersebut.
Kedua saya harus berurusan dengan berbagai pihak. Maksudnya disini saya
harus banyak berinteraksi dengan banyak orang. Ketika saya berinteraksi dengan
banyak orang saya seakan mendapat hal baru dari orang tersebut. Sayapun juga bisa
belajar berbagai pengalaman dengan orang tersebut, terutama pada orang yang lebih
tua dari pada saya. Selain itu, ketika kita berinteraksi dengan orang tanpa kita sadari
kita bisa membangun image pada orang-orang sekitar. Bagi saya pengakuan dari
orang lain sangatlah penting. Tanpa pengakuan itu kita tidak bisa dikatakan sebagai
orang yang sukses. Ya karena, jabatan, karir, kekayaan dan status sosial tidak bisa kita
capai tanpa adanya berbagai pihak yang membantu kita.
Ketiga saya harus bisa menghadapi diri sendiri. Diri sendiri adalah hal yang
penting bagi kita untuk mencapai kesuksesan tersebut. Tanpa kita mengenal diri
sendiri kita tidak memiliki pandangan apa yang akan kita lakukan untuk menggapai
sukses itu. Dengan kita mengenal diri sendiri kita bisa mengetahui seberapa ukuran
kita untuk memulai hal hal demi menggapai sukses itu. Ketika saya sudah
menghadapi dan memahami diri kita sendiri kita bisa memberikan proses terbaik
untuk menggapai sukses itu. Saya bisa berurusan dengan berbagai pihak untuk
menggapai sukses.
Ketika semua hal penting di atas sudah saya lalui apakah sudah bisa dikatakan
sukses? bagi saya itu belum cukup. Saya teringat dengan sabda Nabi Muhammad
shollallahu „alaihi wa sallam yang mengatakan ”sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi lainya” sebuah untaian kalimat nan indah inilah yang menentukan
sukses terbesar dalam hidupku. Selain itu juga hadits inilah yang menjadi motto hidup
saya.
Bagi saya sukses terbesar adalah ketika kita bermanfaat bagi orang lain.
Memang agak aneh ketika di dengar. Kebanyak orang mengambil gambaran sukses
ketika sudah mendapat jabatan, kekayaan, dan status sosial. Memang tidak salah
mengambil gambaran tersebut sebagai sukses tersbesar dalam hidup. Namun, bagi
saya hal itu terlalu mainstrem dan saya merasa ada yang kurang. ibarat sebuah bakso
yang kurang garam, kurang sedap di rasa. Dengan menambah bumbu”bermanfaat bagi
orang lain” akan menambah sedap rasa kesuksesan tersebut.
Menjadikan asas kebermanfaatan akan menjadikan kesuksesan itu sendiri.
Asas yang bisa membuat kokoh kesuksesan itu. Namun, sebaliknya apa bila kita
menafikannya akan membuat kesuksesan itu runtuh sewaktu-waktu. Saya merasakan
ini ketika saya berstatus sebagai pelajar.
Menjadi pelajar di salah satu sekolah favorit adalah kesuksesan bagi saya
sendiri. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa bersekolah hingga jenjang
menengah atas adalah hal yang langka bagi sebagaian orang di negeri ini. Pada saat
itulah kesuksesan saya diuji. Seberapa bermanfaatkah saya ketika menjadi pelajar?
Apalagi, menjadi seorang pelajar adalah momentum yang tepat untuk membiasakan
diri untuk bermanfaat bagi sesama.
Bagian terpenting dari kesuksesan yang bermanfaat adalah prosesnya bukan
hasilnya. Saya berpendapat begitu bukan berarti hasil tidak penting bagi saya. Namun,
dalam proses kita menggapai kesuksesan itulah yang bisa membuktikan seberapa
terasanya manfaat dari kesuksesan tersebut. Saat mendengar sebuah kata “yang
penting itu prosesnya,bukan hasilnya.” saya setuju dengan hal itu. Ketika saya
menikmati proses itu disitulah saya bisa merasakan hal yang lebih ketika sudah
mencapai kesuksesan tersebut. Ibarat seseorang yang sedang diet normal, dia selalu
berolahraga, mengurangi makan, angkat beban dan sebagainya,dibandingkan dengan
orang yang diet dengan obat, hal itu akan berbeda sekali. Ketika orang yang berdiet
dengan normal dia akan merasakan kebiasaan hidup baru, dia akan terbiasa
berolahraga, makan makanan yang sehat, dan kebiasaan yang lain. Sedangkan orang
yang berdiet menggunakan obat dia akan kurus lebih cepat namun setelah itu dia akan
kembali seperti dulu lagi karena buka dari pembiasaan atau bisa disebut juga proses.
Dari proses inilah kita menanam sebuah bibit yang bisa kita siram dengan
menikmatinya agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Dengan demikian,
menjadikan sebuah kesuksesan yang bisa dirasakan oleh sesama adalah hal yang
paling penting bagi saya. Nikmati dulu prosesnya adapun hasil dari usaha itu,biar
orang lain yang menilai.
Dengan menyadari hal diatas, saya selalu termotivasi untuk berbuat yang
terbaik tanpa memikirkan hasilnya. Bukan berarti bahwa hasil itu tidak penting bagi
saya. Hasil itu juga penting. Karena , hasil itulah yang bisa dilihat oleh orang lain dan
mungkin menjadi ukuran sukses bagi orang lain. Hasil itu juga yang akan nikmati
oleh orang lain ketika saya mencapai kesuksesan itu. Saya juga berpendapat dari hasil
itu saya bisa memotivasi orang lain untuk menggapai kesuksesan itu. Saya
berkeyakinan bahwa hasil yang baik akan didapat dengan usaha yang baik juga.
Dengan melakukan yang terbaik maka hasil yang terbaik tinggal menunggu waktu
saja. Oleh karena itu ,lakukanlah yang terbaik untuk menngapai kesuksesan yang
bermanfaat bagi orang lain, maka manfaat terbaik dari kesuksesan itu bisa dirasakan
juga oleh orang lain.
Jika kita tarik kesimpulan dari tulisan saya diatas, maka menurut saya
kesuksesan itu bukan soal jabatan, karir, kekayaan dan sebagainya. Kesuksesan itu
adalah ketika kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata “ketika” itu menandakan
bahwa kesuksesan itu bisa terjadi kapan saja, yang tidak memiliki batasan waktu
tertentu. oleh karena itu, setiap kali kita bermanfaat bagi orang lain, disitulah kita bisa
dikatakan sukses.

Anda mungkin juga menyukai