Anda di halaman 1dari 2

*Self-reflection*

Refleksi diri adalah proses perenungan dan analisis terhadap diri sendiri tentang
segala kebiasaan, pikiran, perasaan, dan keputusan yang telah dilakukan selama
menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan itu, Belajar untuk lebih memahami diri dan
mengetahui segala kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki.

Refleksi diri (self-reflection) memang penting dilakukan. Tidak hanya di momen


tahun baru, refleksi diri bisa kita lakukan kapanpun kita merasa membutuhkan waktu
untuk menengok ke dalam diri sendiri. Untuk melihat dan meluruskan kembali apa
sebenarnya yang kita butuhkan. Bagaimana konsep diri yang sebenarnya kita inginkan.
Refleksi diri memainkan peran penting dalam pengembangan konsep diri. Penelitian
menyebut bahwa kemampuan merefleksikan diri seseorang dapat menggambarkan
kemampuannya dalam merefleksikan pengalaman, membuat kesimpulan dan kemudian
menggunakan kesimpulan tersebut untuk membangun dan mengembangkan representasi
diri. Dikatakan dalam sebuah penelitian pada seseorang dengan Borderline
Personality Disorder (BPD), refleksi diri mampu meningkatkan representasi diri dan
integrated sense of self.

Kita selalu sibuk dan terbiasa membandingkan pencapaian diri dengan relasi,
kerabat, sahabat, teman bahkan orang asing yang kita temui di media sosial. Tanpa
kita sadari, hal itu membuat kita merasa rendah diri, hilang kepercayaan diri,
terganggunya konsep dan representasi diri, sedih, cemas, bahkan frustasi. Rumput
tetangga selalu lebih hijau. Begitulah persepsi diri kita dalam memandang
pencapaian diri dibandingkan dengan orang lain. Selama setahun, kita merasa tidak
melakukan apapun, bahkan memori kita hanya terisi dengan pengalaman-pengalaman
menyakitkan dan penuh dengan kegagalan yang memalukan. Namun, benarkah demikian?

*Mengapa Kita Perlu Melakukan Refleksi Diri?*

Kita cenderung lebih mudah dalam mengingat pengalaman dan memori buruk daripada
pengalaman dan memori yang baik. Mengapa? Hal ini terkait dengan evolusi manusia
yang mengedepankan insting bertahan hidup. Manusia cenderung akan mengingat memori
dan pengalaman negatif karena ada banyak informasi untuk dipelajari dalam situasi-
situasi yang sulit atau berbahaya, dan bahwa otak kita sangat adaptif terhadap
informasi tersebut yang akan digunakan ketika situasi serupa muncul di masa
mendatang. Untuk itu, kita perlu meluangkan waktu dan menarik diri dari rutinitas
sehari-hari untuk benar-benar melihat “the big picture” diri kita setahun yang
lalu. Refleksi diri membantu kita melihat gambaran besar diri kita. Apa yang telah
terjadi, apa saja pelajaran yang dapat kita ambil, dan apa langkah selanjutnya yang
bisa kita lakukan adalah 3 tahapan refleksi diri secara umum.

*Refleksi Diri Adalah Langkah Awal*

Menentukan Resolusi
Secara umum, refleksi diri adalah melihat kembali ke dalam diri dengan tenang dan
jujur untuk kemudian mengambil pelajaran yang bisa kita gunakan pada situasi-
situasi yang mirip di masa mendatang. Refleksi diri bisa kita lakukan dengan
mengingat satu pengalaman atau kejadian dan kemudian kita belajar dari pengalaman
tersebut, menarik kesimpulan tentang apa, mengapa dan bagaimana kita merespon, apa
yang perlu kita tingkatkan, apa yang tidak perlu kita lakukan, dan apa yang bisa
kita lakukan selanjutnya. Hal ini agar ketika situasi yang sama datang suatu saat
nanti kita bisa lebih adaptif.

Kemampuan refleksi diri ini dapat memengaruhi kualitas kesadaran diri kita, karena
seperti tujuan refleksi yaitu untuk meningkatkan perilaku hidup dan mengambil
pelajaran dari berbagai keputusan yang telah kita ambil. Dengan mempelajari tentang
diri kita sendiri, motif kita, dan asumsi kita, kita dapat mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan yang dapat kita manfaatkan untuk membantu diri kita
membentuk versi terbaik dari diri kita sendiri. Kita menjadi benar-benar tahu dan
paham tentang apa yang perlu kita lakukan, apa yang perlu kita kembangkan. Refleksi
diri membantu meningkatkan kesadaran diri kita. Dengan refleksi diri, kita
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita baik emosi,
kekuatan,kelemahan, dan faktor-faktor pendorong diri kita. Setelah memahami diri
kita sendiri, maka kita menjadi lebih mampu beradaptasi dengan situasi yang tidak
pasti atau situasi-situasi yang sulit. Refleksi diri bisa menjadi langkah awal kita
menentukan resolusi hidup. Menentukan apa yang perlu kita lakukan, karena kita
telah benar-benar memahami diri kita, kita sadar apa yang perlu dan tidak perlu
kita lakukan.

Dengan merefleksikan pengalaman-pengalaman kita yang terjadi selama setahun, kita


bisa melihat gambaran besar tentang apa yang terjadi pada diri kita. Apa yang
sebenarnya terjadi pada diri kita dengan melihat realita dari kacamata kesadaran
diri kita sendiri dan bukan dipenuhi dengan judgement negatif atau penilaian yang
kita lakukan secara tidak sadar. Refleksi diri juga meningkatkan kesadaran diri
kita, sehingga kita tahu apa yang kita inginkan dan kita tahu cara mewujudkannya.
Karena banyak yang tidak mengerti dirinya kemudian menetapkan resolusi-resolusi
yang sangat ambisius dan tidak realistis, tapi sebenarnya tidak tahu apa yang
dibutuhkan.

Alih-alih menetapkan setumpuk resolusi yang menuntut untuk dicapai, kita memilih
untuk menetapkan resolusi yang bisa membantu kita untuk terus bertumbuh, yaitu
rutin melakukan refleksi diri dengan belajar menerima dan mengambil hikmah dari
setiap pengalaman hidup yang terjadi pada diri sendiri. Belajar menerima melatih
kita untuk terbuka terhadap setiap pengalaman yang hadir untuk kita ambil hikmahnya
dan bertumbuh setelahnya.

Resolusi tidak harus sesuatu yang besar dan berdampak spektakuler. Pencapaian hidup
dan mimpi-mimpi sederhana seperti tidak lagi memutuskan untuk “melawan” semesta dan
memilih untuk berdamai dengan skenario hidup dan mengambil pelajaran untuk kita
gunakan di kemudian hari adalah sesuatu yang juga bisa kita jadikan untuk sebuah
resolusi.

```“Who looks outside, dreams; who looks insides, awakes”``` – Carl Jung

_(Sumber ; Pijar psikologi)_

#SyahMP
#Menurutpsikologi
#Meaningfulpschology

Anda mungkin juga menyukai