Anda di halaman 1dari 3

REFLECTION ON SELF REFLECTION

By: Hanifah Dwi Cahyani 202203080185 SEKSI A

Dalam melakukan sesuatu memang sudah seyogyanya kita mendapatkan


momen untuk melakukan refleksi, baik itu secara pribadi, maupun secara
berkelompok. Namun, apa sebetulnya refleksi, bagaimana cara terbaik melakukannya,
dan apa yang sebenarnya akan kita dapatkan dari melakukan refleksi? Pengertian
refleksi diri adalah kemampuan untuk mengevaluasi perasaan atau tindakan diri
sendiri. Sementara itu, menurut laman American Psychological Association
Dictionary, self-reflection (American Psychological Association, n.d.) atau refleksi diri
adalah renungan, analisis pemikiran, perasaan, dan tindakan. ‘’Refleksi adalah pintu
masuk untuk dapat berbagi pengalaman, mengkomunikasikan pembelajaran, dan
meradiasikan semangat positif’’. Saya tentunya sangat setuju dengan pernyataan
tersebut karena sata percaya kemampuan ini sedikit banyak membuat saya lebih
mengenal diri sendiri karena saya berkontemplasi secara sadar mengenai hal-hal yang
sudah terjadi sehingga saya tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang sudah
lakukan di masa lalu. Sejatinya, definisi refleksi diri mengacu pada kemampuan
mengevaluasi hidup secara keseluruhan. Saya bisa memikirkan tujuan hidup saya yang
sebenarnya. Bahkan membantu saya mencapai tujuan atau goals tersebut.

Untuk lebih jelasnya, saya sudah merangkum berdasarkan pengalaman pribadi


saya melakukan refleksi, refleksi bermanfaat untuk:

1. Membantu memahami diri sendiri (Self-understanding)

Pertama, refleksi diri membantu saya untuk lebih memahami diri sendiri seperti
kekurangan dan kelebihan yang saya punya. Mana saja yang bisa saya tingkatkan,
mana yang juga sudah menjadi karakter saya. Saya menjadi paham betul kapasitas diri
saya sehingga kamu bisa mengembangkan skills yang saya punya. Memahami diri
sendiri membuat saya tidak gampang merasa insecure karena saya tahu kelebihan
yang diri saya punya. Maka, saya tidak perlu cemas dengan segala pencapaian orang
lain. Saya bisa fokus pada diri saya sendiri dengan cara mengasah kemampuan yang
saya punya.

2. Meningkatkan Produktivitas (You VS Yourself)

Seringkali banyak merenung dan self-talk membuat saya tahu tujuan hidup saya
sebenarnya. Setelah mengetahui tujuan hidup, maka mudah untuk saya untuk fokus
dan bisa lebih produktif. Sebagai contoh, saya tidak ingin mengulangi kesalahan saat
wawancara magang yang membuat saya tidak diterima. Maka, saya akan fokus belajar
dan meningkatkan produktivitas saya. Alih-alih stuck dan tidak melakukan apapun,
saya jadi tahu langkah-langkah yang akan saya ambil. Sebagai contoh, biasanya untuk
memaksimalkan produktivitas, saya menggunakan bantuan aplikasi yang mumpuni
seperti Sticky Notes di Desktop untuk mencatat deadline apa saja yang harus saya
selesaikan dalam waktu dekat, juga menggunakan Google Calendar, Monday.com dan
Notion.so yang bisa saya gunakan secara gratis baik melalui Google Play Store maupun
secara Website.

3. Belajar dari Pengalaman (Lesson-learned)

Pernah dengar pepatah kalau pengalaman adalah guru terbaik? Yup, dengan
melakukan refleksi diri, sebenarnya saya merasa saya sekaligus melakukan kilas balik
mengingat kembali kesalahan apa yang membuat saya gagal dikesempatan
sebelumnya. Dengan begitu, saya menjadi tahu hal-hal yang boleh untuk diulang dan
tidak boleh saya lakukan lagi, serta bisa belajar dari kesalahan yang telah lalu. Namun,
saya juga ingat bahwa tidak semua kegagalan itu bisa dideskripsikan secara tersirat
dan bisa dilogigakan. Saya adalah golongan orang yang percaya perihal rezeki dan
ketentuan Allah, Swt. Sehingga, dalam menyikapi kegagalan pun, saya tetap
semampunya saja, karena saya percaya ada banyak hal-hal yang diluar kuasa kita
sebagai manusia biasa. Menekan diri sendiri boleh, namun saya juga sebisa mungkin
menjaga kewarasan.

4. Meningkatkan Kepercayaan Diri (Self-Confidence)

Menjadi seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang cukup bukanlah sebuah
rahmat/wahyu atau bahkan mukjizat yang turut lahir bersamaan dengan saat kita lahir
ke dunia. Kepercayaan diri adalah sebuah kemampuan yang tentu saja bisa naik
ataupun turun tergantung seberapa sering kita mengasahnya. Tentu saja salah satunya
adalah mempertahaankan sikap optimis dan percaya diri selama 24/7. Sikap optimis
dan percaya diri adalah hal krusial kalau kita ingin terus tumbuh dan berkembang.
Karena dengan percaya diri, kita bisa membentuk diri secara utuh untuk menjadi versi
terbaik dari sebelumnya. Serta kemampuan ini sangat berguna sebagaimana tameng
pada saat perang. Kita tidak pernah tahu berapa banyak orang diluar sana yang ingin
melihat kita jatuh. Maka dari itu, perlu untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi
sebagai bentuk waspada untuk tetap tegar ataupun melakukan pembelaan diri.

Selain itu melakukan refleksi juga dapat sangat membantu dan berarti ketika
menjalankan sebuah proyek, saya akan mengambil contoh pengalaman saat
melakukan segala persiapan di mata kuliah Proyek Kepemimpinan 1. Selama
berkelompok, kami melakukan banyak sekali momen berdiskusi bersama, merencakan
yang terbaik terhadap pelaksanaan proyek ini nantinya, dan jugasaling memberikan
masukan dan kritik satu sama lain. Selama berkelompok saya dan rekan kelompok
melakukan refleksi terhadap keputusan-keputusan yang telah kami buat. Menganalisa
Kembali apakah keputusannya sudah tepat, dan jika belum, baiknya seperti apa, serta
menyiapkan plan A, B, C, D sebagai bentuk antisipasi jika nanti rencana awal yang kami
sudah rencanakan tidak berjalan sesuai dengan yang sudah kami pikirkan sebelumnya.
Menurut saya, melakukan refleksi dalam kelompok selama pengerjaan persiapan di
mata kuliah Proyek Kepemimpinan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Refleksi diri adalah kunci dari self-awareness yang dapat membantu saya dan
teman-teman kelompok melihat dan mendengarkan pikiran, emosi, dan
tindakan kami yang akan kami lakukan ke depannya;
2. Membuka kesempatan baru, keingintahuan, dan tujuan yang hendak kami
capai;
3. Menjaga kesehatan mental, seperti meredakan stres dan kecemasan;
4. Refleksi diri membantu kami menuju kebahagiaan dan menuntun pada
pemikiran positif.

Sebagai seorang guru juga penting untuk melakukan refleksi baik secara personal,
secara profersional, maupun menyebarkan doktrin refleksi ini kepada seluruh peserta
didik. Karena dengan melakukan refleksi, sifat natural sebagai seorang manusia juga
terlatih seperti dengan bersyukur, menyadari bahwa kesalahan, kekhilafan, hal-hal
yang belum maksimal, sejatinya bisa diperbaiki. Lalu dalam proses merefleksi juga kita
bisa lebih mensyukuri hal-hal baik yang telah dilakukan. Guru juga bisa melakukan
pertanyaan pemantik seperti:
1. Apa hal-hal yang belakangan ini kamu syukuri?
2. Apa ketakutan terbesarmu?
3. Apa menjadi pemaaf itu penting?
4. Apa kelebihan dan kekurangan yang kamu punya?
5. Apa penyesalan yang kamu rasakan belakangan ini?

REFERENCE:

American Psychological Association. (n.d.). APA Dictionary of Psychology. American


Psychological Association.

Anda mungkin juga menyukai