Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Prestasi merupakan refleksi jiwa. Jiwa yang dinamis akan merefleksikan semangat pengembangan diri secara total dan berkesinambungan. Jiwa yang dinamis pula yang pada akhirnya akan melahirkan etos kerja dan budaya pengembangan diri yang baik. Pengembangan diri manusia bersifat dinamis, berubah dari hari ke hari. Dinamisnya pengembangan diri telah diisyaratkan Allah SWT dalam surat al-Hasyr ayat 18, Hai orangorang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dalam riwayat sebuah hadits juga dinyatakan, barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin, ia terlena, jika harinya lebih buruk dari kemarin, ia merugi, yang beruntung hanyalah orang yang harinya lebih baik dari kemarin

Pentingnya pengembangan diri Setiap momentum pergantian tahun dalam perjalanan hidup kita, selalu kita iringi dengan melakukan muhasabah. Hal ini dilakukan bukan sekedar untuk mengenang masa lalu, namun sebagai persiapan untuk menghadapi masa depan. Dengan melakukan muhasabah, kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan, peluang maupun tantangan yang kita miliki. Bulan Ramadhan yang baru lalu, saya berkesempatan berkunjung ke Jepang. Saat itu, saya menyaksikan fenomena peradaban modern Asia melalui interaksi dengan masyarakat Jepang yang dinamis, makmur secara materi, dan memiliki teknologi maju sehingga mampu menjadi

keajaiban Asia . Meskipun di sisi lain, kehidupan mereka sebenarnya timpang dan menjadi ironi bila diukur dari parameter ukhrawi. Negara Jepang, dengan caranya sendiri mampu mengantarkan masyarakatnya menjadi masyarakat dengan peradaban modern. Rahasia pencapaian kemajuan mereka adalah Keizen. Kaizen adalah konsep yang diperkenalkan oleh Masaaki Imai, seorang pakar produktivitas perusahaan Jepang. Imai yang sejak tahun 1950-an mempelajari produktivitas industri Amerika kemudian menulis buku Kaizen, The Key to Japan s Competitive Success (1986) yang berisi rahasia keberhasilan perusahaan dan industri Jepang. Strategi Kaizen merupakan konsep tunggal manajemen Jepang yang menjadi kunci sukses dalam persaingan. Kaizen berarti penyempurnaan secara kontinyu dan melakukan pengembangan secara total dengan melibatkan semua unsur dan potensi yang ada. Kaizen berorientasi pada proses dan usaha yang optimal, berbeda dengan manajemen Barat yang lebih berorientasi pada hasil. Esensi konsep Keizen dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bentuk upaya untuk selalu mengembangkan dan menyempurnakan kemampuan, prestasi dan produktivitas spiritual, intelektual, fisik maupun material secara kaffah alias total.

Upaya pengembangan diri Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional.

Pembaruan fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai dan komitmen,

melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi atau berdzikir. Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakukan visualisasi, membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan (tawazun) dan sinergi (tanasuq) untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang diharapkan. Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin tinggi.

Apa yang perlu dikembangkan? Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai . Konsep Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga Manajenen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas pengembangan diri. 1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh dengan lingkungan sekitar; 2. Menjalin hubungan dengan orang lain; 3. Mengelola waktu secara efektif;

4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan malas mencari pengetahuan baru; 5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi; 6. 6.Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita menjadi teratur.; Menentukan batas-batas kekuasaan dan otoritas yang kita miliki 1. Jelas agar kita dapat leluasa berkembang; 2. Mendengarkan dengan seksama; 3. Melakukan pengambilan keputusan dengan baik; 4. Membiasakan membuat teknik perencanaan (planning) yang baik.

Melakukan secara mandiri Proses pengembangan diri yang kita lakukan tidak akan berjalan lancar apabila kita mengandalkan dukungan dari luar. Diperlukan sebuah etos tarbiah dzatiyah (self education) yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Pembelajaran yang harus dilakukan secara mandiri ini setidaknya mencakup tiga hal, yaitu: kemampuan membuat kurikulum atau agenda pribadi (self curriculum), kemampuan menjadi pembelajar yang cepat (speed learner), dan belajar secara mandiri (self learning). Melakukan proses pengembangan diri memang tidak bebas hambatan, bahkan seringkali penuh kendala. Albert Ellis, psikolog dan penulis terkenal dalam bukunya Feeling Better, Getting Better, Staying Better (2001) memperkenalkan konsep terapi Rational Emotive Behavior Theraphy (REBT) . Konsep ini diperkenalkan oleh Ellis untuk membantu mengatasi hambatan

dalam pengembangan diri. Beberapa hal yang disampaikannya berikut ini dapat menjadi bahan renungan kita: Bicara adalah perkara mudah. Namun, hanya bicara yang diikuti oleh tindakan yang dapat membuat segalanya menjadi lebih baik. a. Anda tidak akan dapat mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman. b. Anda harus berusaha menghentikan kebiasaan yang tidak baik dengan sungguh-sungguh. c. Semakin lama anda tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri, semakin lama anda harus berjuang untuk menghentikannya. d. Menghindari tindakan yang anda kuatirkan akan gagal hanya dapat mengurangi kecemasan anda sementara. Dalam jangka panjang, penghindaran ini justru dapat berakibat buruk. Oleh karena itu lebih baik menghadapinya, ketimbang mengindar. e. Makin sering anda berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berharga setelah mengalami kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan. f. Kalau anda ingin menemukan kedamaian dan kegembiraan di dunia dan Insya Allah di surga nanti, atau ingin menjadi lebih baik, anda harus memaksa diri untuk melakukannya. Sikap diri seperti di atas perlu dibangun karena menentukan gaya manajemen pengembangan diri anda. John Maxwell dalam The Winning Attitude; Your Key to Personal Success (1993) menyimpulkan bahwa sikap hidup menentukan tindakan, pola hubungan dengan orang lain, perlakuan yang kita terima dari orang lain, keberhasilan dan kegagalan, menentukan hasil akhir, cara pandang yang positif dan optimis. Ia juga menyatakan, sikap anda sekarang adalah hasil dari sikap-sikap anda selama ini.

Oleh karena itu sangat tepat jika kita selalu berpegang pada pesan Nabi saw dalam hadits riwayat al-Bukhari, segala aktivitas ditentukan oleh niat dan seseorang akan menuai hasil aktivitasnya sesuai dengan niatnya. Niat itulah sebenarnya yang merupakan benih dari sikap diri sehingga perlu dijaga kesucian dan kekuatannya. Dengan demikian, niat dapat memberikan energi positif dalam pengembangan diri. Nabi juga bersabda bahwa sangatlah beruntung seseorang yang senatiasa menyibukkan diri dengan kekurangannya, ketimbang mengorek kekuarangan orang lain. (QS. Ali Imran: 110-194) Wallahu A lam Wa Billahit Taufiq Wal Hidayah

PEMBAHASAN BAB II

Mulailah Bertanya Pada Diri Sendiri Sudahkah Anda bertanya pada diri sendiri? Sejak bangun di pagi hari, pada saat sibuk bekerja, jam istirahat makan siang atau ketika akan pulang bekerja sore, sudahkah Anda meluangkan dalam beberapa menit untuk bertanya pada diri sendiri, Apakah yang telah Aku perbuat hari ini? Bertanyalah sehingga Anda tidak akan terhasut suasana dan kondisi yang tidak produktif. Pepatah mengatakan, Bertanyalah Kalau Tidak Ingin Sesat di Jalan. Pernyataan ini berlaku universal, bahkan bagi pribadi Anda yang selalu ingin bertumbuh dan berkembang. Bertanya kepada anggota tim organisasi Anda merupakan hal yang lumrah dan biasa. Anda tentunya akan mencari suatu Akar Permasalahan (Root Cause) sehingga dapat tercapai Pemecahan Masalah (Problem Solving). Metode Sederhana yang dipergunakan banyak manajer, ilmuwan, negarawan serta banyak pimpinan perusahaan adalah 5W + 1H (What, Who, Where, When, Why, How) dan 5Whys. Metode ini cukup ampuh dalam menemukan solusi masalah. Hal ini berlaku pula bagi Pengembangan Diri Anda yang tengah memperjuangkan Aktualisasi Diri, baik dalam Kehidupan Pribadi maupun Sosial. Tanyalah Diri Anda setiap saat (Self-Talk).

Ubahlah Pertanyaan Anda Setiap pertanyan berisi kata-kata yang mungkin Negatif atau Positif. Setiap artikulasi negatif mampu menggerakkan pikiran bersifat Negatif pula. Anda harus mencoba merubah pertanyaan pada diri Anda yang lebih bermakna Positif. Pertanyaan seperti, Kenapa anak buahku sulit

diatur ? atau Mengapa saya yang disalahkan Direksi ?, sangat berkesan Negatif yang tentunya Pikiran Bawah Sadar Anda menggiring perasaan tidak baik dan tak berdaya. Pilihlah pertanyaan yang berdaya Positif, Optimis dan Semangat, sehingga Anda tidak merasa Pasrah, Lari dari Tanggung Jawab dan Menyalahkan Orang Lain. Hindarilah pertanyaan yang menjauhkan Anda dari Kesuksesan. Ungkapkanlah pertanyaan Anda menjadi, Apakah yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki kinerja mereka? dan Bagaimana cara agar prestasi saya makin membaik ?. Tampak jelas perbedaan rasa ketika Anda berucap Apa dan Bagaimana lebih memberikan Aura Positif dibandingkan Kapan, Mengapa, Siapa. John G Miller dalam buku The Question Behind The Question, berbagi Tips dalam mengubah pertanyaan Anda sehingga lebih membangun kearah perbaikan yang tanggung jawab lebih. Beberapa tip yang dapat dipraktekkan dalam keragaman hidup Anda adalah: a) Mulailah dengan kata APA dan BAGAIMANA, hindari kata-kata

MENGAPA,KAPAN,SIAPA. b) Pertanyaan mengandung kata SAYA bukan KAMU, MEREKA , KAMI c) Fokus pada Tindakan bukan Alasan, seperti MELAKUKAN , MENCAPAI. Tanyalah Diri Anda sebelum Bertanya, dan Ungkapkanlah Positive Statement agar mengalir Rasa Optimis dan Semangat Tanggung Jawab. Awali hari Anda sejak bangun pagi dengan Bertanya Pada Diri sendiri, awali dengan Senyuman dan Percaya Diri sehingga satu hari tersebut akan terlewati POSITIF.

Kebutuhan untuk Pembaharuan terhadap Diri Sendiri Bagi banyak orang Besar, menjadi Biasa dalam Lingkungan adalah sebuah Bencana atau Tragedi. Jika Anda mampu menjadi Orang Luar Biasa (extraordinary) kenapa harus melakoni kehidupan dengan biasa-biasa saja. Tuntutan zaman yang sudah sangat Hyper-Culture seperti saat ini mengharuskan Anda tidak hanya Melakukan Pekerjaan, namun juga Mampu Bersaing dan mengenali Hal-hal Baru baik Perangkat Teknologi atau Proses Kerja. Ketidakmampuan Anda menyegarkan Diri dan Semangat Hidup tidak berimbas pada Masyarakat dalam Jangka Panjang.

Kenalilah Diri Anda Langkah Pertama dalam sebuah Pembaharuan adalah Mengenal Diri Sendiri dengan Bijak dan Objektif. Hal ini membawa Anda untuk menjaga Kesehatan Mental, karena banyak orang lari dari Kegagalan dan Takut akan Perubahan Dunia. Mengenali diri sendiri adalah proses

Bagaimana Anda mampu Menerima Keadaan dan Kondisi yang ada pada Jiwa Pribadi serta siap untuk melakukan Perubahan. Individu yang telah asing terhadap diri mereka telah kehilangan Kemampuan untuk Pembaharuan Diri.

Prinsip Pembaharuan Kualitas Diri Proses pembaharuan secara Personal berdampak pada Organisasi dan Sosial secara Kualitas Abadi. Apakah Prinsip Pembaharuan tersebut: 1. Pembaharuan Sosial dan Organisasi tergantung pada Individu yang memiliki Kapasitas untuk Membangun Pembaharuan. Individu yang berkualitas dan ingin melakukan Pembaharuan secara langsung menjadikan Kelompok dan Organisasi Anda menjadi Organisasi Pembaharuan.

2.

Perlu Adanya Motivasi, Komitmen, Keyakinan dan Nilai yang memberikan Arti bagi Tanpa ada Motivasi maka Anda sulit untuk menyakinkan Diri Sendiri akan

Kehidupan.

keberhasilan dalam Pembaharuan. 3. Visi yang perlu dibagi sehingga tidak akan menjadi masalah terhadap Individu, Kelompok atau Sosial Masyarakat. Nilai yang tertuang dalam sebuah Visi perlu dijabarkan kepada orang yang berkepentingan dalam sebuah Pembaharuan. 4. Pikiran Anda lebih dominan menjadi Penghalang bagi Pembaharuan dibandingkan Apa yang menjadikan Anda sukses semua terletak dalam sebuah

Lingkungan Eksternal. Pemikiran. 5.

Tiada ada Kelompok Masyarakat yang memperbaharui diri kecuali ingin Maju dengan

Optimisme dan Keyakinan pada Masa Depan. 6. Masyrakat Pembaharuan akan mengacu pada Proses Sistem Kerangka Kerja yang

mengandalkan Inovasi dan Perbaikan Berkelanjutan.

Mencari Sumber Inspirasi dan Pembaharuan Melakukan Pembaharuan dapat dijalankan dengan beberapa cara berikut: 1. Membantu orang lain yang tidak melakukan apa-apa bagi kita. Pada saat Anda membantu rekan kerja atau kolega dimana Anda tahu ada hasil yang tidak didapatkan dari hubungan tersebut, secara langsung Proses Pembaharuan Anda telah berjalan, dan pada akhirnya Anda akan mendapat sebuah cara bagi Diri Sendiri. 2. Melakukan Percakapan dengan Orang-orang Bijak. Pemikiran orang bijak menjadi landasan berpikir bagi Anda dalam sebuah Pembaharuan, banyak hal yang dapat dijadikan intisari perubahan dari sebuah Wejangan dan Nasihat.

10

3. Mencari Tantangan dan Perubahan. Pembaharuan adalah bentuk dari Perubahan, dan untuk mendapatkan pembaharuan Anda perlu menerima Tantangan. Sebuah Proyek Kerja jangan pernah dihindari, namun terima dengan Optimisme bahwa Keberhasilan akan jauh lebih bermanfaat bagi Diri Sendiri dibandingkan orang lain (atasan). 4. Mencari Ketenangan dengan sebuah Buku Bagus. Buku adalah Pengalaman orang lain yang dapat Anda pelajari tanpa harus bertatap muka dengan mereka. memberikan banyak Inspirasi dan Motivasi dalam Pembaharuan Diri. 5. Rekreasi dan Relaksasi. Ketenangan dalam sebuah Buku lebih sempurna jika Anda lakukan sembari Rekreasi dan Relaksasi. Mengunjungi Taman Kota atau Bukit dan Laut untuk berwisata memberikan Kesegaran Pikiran Anda mencari sebuah Ide Pembaharuan dalam Hidup. Pembaharuan adalah Proses Perubahan untuk mendapatkan Hasil Lebih Baik dalam Jangka Panjang, dan setiap Pembahgaruan pada Diri Sendiri adalah menjadikan Anda siap dengan Tantangan dan Ketidaknyamanan. Buku yang bagus akan

Sadari Bahwa Segala Sesuatu Ada Bayarannya

Ya, jangan harap Anda akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik jika tidak mau membayarnya. Segala sesuatu ada bayarannya. Semakin besar keinginan Anda, akan semakin besar bayaran diperlukan.

Apakah bayaran itu dalam bentuk uang? Ya, itu salah satu bayaran yang bisa Anda keluarkan. Tapi tidak harus uang dan tidak hanya uang saja. Ada bayaran lain yang perlu diberikan

11

diantaran waktu, kerja keras, rasa sakit, penderitaan, dan pengrobanan. Itu pasti, Anda harus menyadari itu. Sungguh aneh, jika Anda menginginkan sesuatu tetapi tidak mau membayarnya. Anda harus mau atau lupakan kehidupan yang lebih baik. Untuk mendapatkan ridha Allah dan mendapatkan syurga juga pun ada bayarannya berupa keimanan dan konsekuensinya. Ibadah yang banyak, benar, dan ikhlas perlu kita lakukan.

Deklarasikanlah: Selama itu Halal, Saya Siap Melakukan Apa Pun

Setelah Anda sadar bahwa meraih sesuatu yang lebih baik membutuhkan bayaran, maka Anda harus siap membayarnya. Anda harus siap melakukan apa pun untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Anda harus siap membayar apa yang Anda cita-cita kan. Anda harus mau berinvestasi pada pikiran Anda. Mau berinvestasi pada perbaikan diri Anda. Mau belajar dan mencoba. Mungkin sulit, mungkin sudah, dan membingungkan. Tapi itu yang harus Anda lakukan jika mau melakukan perbaikan diri secara radikan dan dramatis.

Siap? Harus siap! Jika tidak, lupakan saja. Selain berinvestasi pada diri Anda, Anda harus siap melakukan apa pun (selama halal) untuk meraih apa yang Anda cita-citakan. Buatlah rencana untuk meraihnya. Rencana yang siap Anda lakukan satu persatu, bukan hanya tertulis di kertas atau di komputer.

Jangan pernah mundur selangkah pun jika melihat ada rencana yang sulit, berat, atau mahal untuk dilakukan. Terus maju, dobrak segala penghalang. Jangan berhenti apa lagi mundur.

12

Hanya dengan ini, Anda bisa meraih apa yang Anda cita-citakan. Hanya dengan ini Anda bisa mengubah diri sendiri menuju pribadi yang lebih baik. Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubahnya sendiri. (Q.S. Ar-Radu [13] : 11)

Berdoalah Dengan Keyakinan Yang Mantap Tak Tergoyahkan Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak terburu-buru, ia berkata:Aku sudah berdoa tapi belum dikabulkan doaku (Riwayat Bukhari-muslim) Berdoalah kalian kepada Allah dengan yakin akan dikabulkan, ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati lalai dan lengah. (Tirmidzi) Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (Surat Al Mumin (40) ayat 60) Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu (Surat Al Baqoroh (2) ayat 186) Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim) Seperti apakah doa Anda selama ini? Perbaikilah, jika benar-benar yakin, insya Allah, Allah akan mengabulkan doa kita. Lakukan Strategi Memperbaiki Diri Yang Radikal dan Dramatis ini dan lihat apa yang akan terjadi nanti.

13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Akan tetapi berbagai metode dan strategi pengembangan diri lahir dan dikembangankan di berbagai negara termasuk di Indonesia. Ribuan pakar dan guru-guru pengembangan diri terbaik muncul untuk memberikan serangkaian metode dan strategi pengembangan diri yang handal.

Jutaan buku-buku bertema pengembangan diri pun terbit, dan mengisi deretan buku-buku terlaris di rak-rak toko buku di hampir seluruh wilayah. Seminar-seminar dengan tema menggelegar tentang pengembangan diri pun diadakan tak kurang dari ratusan kali dalam sebulan. Juga Blogblog pengembangan diri bertebaran di Internet. Semua mengajarkan tentang pengembangan diri untuk manusia.

Dari sekian banyak itu, timbullah pertanyaan besar di dalam hati kita, manakah metode pengembangan diri terbaik untuk kita? Saya tahu bahwa kita semua menginginkan yang terbaik dalam kehidupan kita masing-masing khususnya terkait pengembangan diri. Semua strategi pengembangan diri yang diajarkan oleh para guru, filsuf, buku, dan seminar itu sangatlah baik dan handal. Namun strategi pengembangan diri terbaik, sayang sekali bukan dari sana. Tapi hanya ini

Mulai dari diri sendiri, untuk melakukan kebaikan-kebaikan kecil, sekarang! Hanya itu! Semua strategi dan ajaran-ajaran pengembangan diri oleh para guru, buku, dan seminar tak akan ada artinya, jika tidak dimulai dengan strategi pengembangan diri ini. Inilah dan hanya inilah yang terbaik. Strategi-strategi pengembangan diri lainnya, yang handal, dahsyat, ampuh, hebat, luar biasa dan sebagainya hanyalah pendukung dan tak akan bisa menjamin keberhasilan siapapun. Setidaknya strategi pengembangan diri terbaik, hanyalah ini! Ada 3 kata kunci utama dalam hal ini, yakni: Diri Sendiri Kebaikan-kebaikan kecil 14

Sekarang.

Kini, tiba saatnya pilihan anda. Apakah masih ingin memusingkan diri dengan berbagai ajaranajaran pengembangan diri buku-buku motivasi, seminar, nasehat-nasehat para guru yang tampaknya memberatkan? Padahal pengembangan diri bukanlah hal yang sulit, tetapi super-sulit bagi orang yang menganggapnya demikian. Do it start from ourselves, on small thing, now!

15

DAFTAR PUSTAKA

Hans, Jen Z.A. 2006. Strategi Pengembangan Diri. Jakarta: Personal Development Training, Program Magister Manajemen, STIE IPWIJA. Irmin, Soejitno. 2005. Menjadi Pemimpin yang Mempesona. Seyma Media. Kartono, Kartini. 2005. Teori Kepribadian. Bandung: Mandar Maju. McGraw, Martha Mary. 2006. 60 Cara Pengembangan Diri. Yogyakarta: Kanisius.

16

Anda mungkin juga menyukai