Anda di halaman 1dari 3

Nama : Qaumy Firdausha

NIM : 20200410454
Kelas : Manajemen K
Matkul : Kewirausahaan

Leadership & Positive Organizational Behavior

Kepemimpinan itu bisa berdampak pada kinerja. Tidak hanya kinerja, perlunya untuk
menyeimbangkan antara kinerja organisasi / perusahaan sekaligus dengan bahagia, agar
nantinya sebuah organisasi / perusahaan itu bisa menjadi fighter dan juga peaceful. Bahagia
dan kinerja pada hukum semesta yaitu sejalan (in time). Jika kita bahagia maka kita akan sukses
dan bersyukur. Bersyukur adalah pintu untuk bahagia, jadi jika kita bersyukur yang beruntung
adalah diri kita sendiri, dan bukan orang lain.
The leader must be friendly with uncertainty, meaning that one of the duties of a leader
is to face uncertainty and create stability (certainty). So that we will not be the ones who
experience shock, because shock can make our energy unproductive and not positive. We
don't have to tell experiences from the past but we have to stimulate them so that everyone
around them can be more creative and think more about the future.
Bahagia / energi positif sejalan dengan performance, sehingga akan menghasilkan positive
outcome. Pada saat sebagai menjadi Public Leader / Organizational Leader maka memiliki
tanggung jawab terhadap iklim dan budaya suatu organisasi / perusahaan. Yang dimaksud iklim
yaitu aura seorang pemimpin yang memiliki dampak situasi bagi karyawan.
Jika dilihat dari sisi individu (Personal Leader / Leading self) ada 3 elemen yaitu:
1. Perlu membangun emosi positif (Positive Emotions). Cara membangun emosi positif
yaitu dengan cara mengakses memori atau pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan dan membahagiakan di dalam pikiran kita. Orang-orang yang biasanya
seringkali mengalami kesulitan untuk sukses yaitu orang-orang yang memiliki
kebiasaan dan pikiran yang negatif, seperti mencela orang lain, mencari sikap negatif
orang lain, sehingga lupa bahwa itu bisa membuat energi negatif ke diri sendiri.
2. Perhatian (Mindfulness) adalah dimana kita fokus pada apa yang kita alami saat ini.
Mindfulness itu penting dan merupakan tanggung jawab kita pada level individu.
3. Psychological Capital and Signature Strengths, terdapat 4 dimensi di dalamnya seperti
• Harapan (Hope), yaitu punya harapan di masa depan dan memiliki tujuan yang
ingin diraih.
• Optimisme, yaitu sikap positif terhadap keberhasilan di masa depan yang
didukung oleh keyakinan akan kekuatan sendiri untuk merealisasikan
pekerjaan.
• Daya tahan.
Dengan adanya positive emotions, mindfulness, psychological capital and signature strengths
akan menjadi skema yang ada di dalam pikiran kita dan memberi impact pada positivas dari
diri kita sendiri.
Menurut penelitian Prof. Richard Wiseman melakukan riset atas 400 orang yang
beruntung dan sial. Dan di dalam penelitian itu ditemukan pola orang beruntung dan sial.
Beruntung dan sial itu tergantung pada kemana kita memandang atau orientasi. Kita harus
membuat keputusan agar menjadi orang yang beruntung, yaitu dengan cara bersyukur.
Mengapa kebahagiaan itu penting?
Sebuah penelitian mengalanalisis data dari database Thomson Reuters ASSET4 tentang
hubungan karyawan dan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan dari 3.500
perusahaan yang tersebar di 43 negara selama periode 12 tahun hingga 2014. Data tersebut
berisi lima aspek spesifik budaya tempat kerja yang paling akurat mewakili bagaimana
organisasi tersebut memperlakukan karyawan mereka. Ini termasuk kualitas pekerjaan,
kesehatan dan keselamatan, pelatihan dan pengembangan, keberagaman dan hak asasi manusia
dan undang-undang ketenagakerjaan. Sebuah kultur (Culture) itu susah untuk ditiru. Culture
juga mewakili yang namanya resources menjadi sebuah kapabilitas. Tugas organisasi yaitu
menciptakan orkestra.
Chade-Meng Tan merupakan seorang spiritualis dan di kerjakan oleh Google yang
levelnya setara dengan direksi yaitu khusus menangani masalah kecerdasan emosional dan
spiritual. Di Google dikenal dengan istilah “ Search Inside Yourself (SIY) ” yaitu memulai
membangun kebahagiaan dari diri sendiri. Berita tentang hal ini sempat menjadi headline di
halaman depan pada Minggu Bisnis dari New York Times. Google menjadi perusahaan yang
paling membahagiakan karyawan sekaligus paling efektif dalam mengelola pekerjaan. Rahasia
Google menjadi tempat kerja yang paling membahagiakan yaitu gajinya besar, makan besar
hingga cemilan gratis, disediakan tempat tidur siang, disediakan sarana olahraga dan games,
desain kantornya keren banyak spot selfie / spot foto. Selain itu Chade-Meng adalah otak yang
merancang sebuah program untuk menciptakan suasana membahagiakan di Google. Ia
melakukan program pelatihan peningkatan emosi yang berbasis (mindfulness) meditasi
kesadaran penuh. Chade-Meng mendapat julukan “ Jolly Good Fellow ” dari Google-
mengumpulkan sejumlah riset penting di dunia dan menemukan bahwa kemunculan inovasi
sebuah produk / karya yang luar biasa pasti dilandasi oleh kecerdasan emosi para penemunya.
Chade-Meng jabatannya adalah mitra strategis selevel direktur yang bertugas merancang
BAHAGIA. Bahagia itu harus kreatif, seorang leader harus kreatif proaktif, minimal bisa
membuat keputusan-keputusan mental yang bisa membuat dirinya bahagia.
Konsep mindfulness dikembangkan oleh UCLA, Oxford University, dan Cambridge
University, untuk merancang orang-orang supaya sukses. Dengan mindfulness bisa
memunculkan suatu gagasan dan suatu ide kreatif untuk diri sendiri serta bisa di sharing ke
lingkungan sekitar. Terdapat 5S merupakan salah satu bagian dari leadership yaitu,
1. Spiritual : menata hati agar sabar dan syukur
2. Smile : tersenyum
3. Smart : harus mengejar ilmu
4. Support : blessing each others
5. Sport : menjaga fisik dan kesehatan
Model professional dalam pendidikan manajemen menurut Mintzberg (2004) dengan
hanya menekankan penerapan scientific, model, pendidikan manajemen konvensional
mengabaikan pentingnya untuk mengkombinasikan dan menyeimbangkan art, craft, dan
science. Menurut Bennis dan O’Toole (2005) menekankan adanya kebutuhan untuk
mengkombinasikan science, art, dan craft dalam pendidikan manajemen (model
“professional”). Di dalam studi bisnis harus belajar mengenai pengalaman (craft), mempunyai
visi ke depan (art), analisis (sains), dan jiwa (soul). Internalisasi nilai-nilai bagi leader business
sangat penting, seperti nilai-nilai respect, nilai-nilai untuk selalu belajar, teamwork,
kemampuan untuk mempengaruhi ke arah yang lebih baik, social movement, dan menciptakan
impact pada masyarakat. Pemimpin harus menjadi pemimpin-pemimpin yang mengguncang
dunia dengan cara ikhlas dan tulus terhadap orang-orang lemah (powerless peoples). Terdapat
level-level materi yaitu Level A: materi (wajah, harta); Level B: instingtif (bermakna, bukan
sekadar transaksional); dan Level C: cinta tanpa syarat (level unconditional loving). Ciri
seorang leader adalah selalu berpikir melampaui dirinya. Secara konsep leader itu seringkali
depend on position. Rational Persuasion, Charisma, Referent, dan Expert termasuk ke dalam
Personal Power. Mindset leadership harus dibangun dari pengalaman (experience’s), dari
pengalaman bisa membangun kecerdasan emosional. Jangan jadikan pengalaman sebagai
masalah dan memaknai pengalaman secara negatif, sehingga bisa membuat masa depan
menjadi sempit. Orang-orang yang sukses yaitu orang-orang yang melihat masa lalu dengan
senyum (peaceful with the past) dengan cara memaafkan serta mengubah prespektif,
sikap/perilaku, dan tidak menyerah.

Anda mungkin juga menyukai