Anda di halaman 1dari 3

*BurnOut/Kejenuhan*

burnout merupakan suatu kondisi psikologis yang dialami individu akibat dari
timbulnya stress dalam jangka waktu yang lama dan dengan intensitas yang cukup
tinggi, yang ditandai dengan kelelahan fisik, mental, dan emosional.

*Dimensi Burnout*
Maslach & Leiter (1997) menyebutkan bahwa ada tiga dimensi dari burnout, yaitu:

a. Exhaustion
Ketika pekerja merasakan kelelahan (Exhaustion), mereka cendrung berperilaku
overextended baik secara emosional maupun fisikal. Mereka tidak mampu menyelesaikan
masalah mereka. Tetap merasa lelah meski sudah istirahat yang cukup, kurang energi
dalam melakukan aktivitas.

b. Cynicism
Ketika pekerja merasakan cynicism (sinis), mereka cendrung dingin, menjaga jarak,
cendrung tidak ingin terlibat dengan lingkungan kerjanya. Cynicism juga merupakan
cara untuk terhindar dari rasa kecewa. Perilaku negatif seperti ini dapat
memberikan dampak yang serius pada efektivitas kerja.

c. Ineffectiveness
Ketika pekerja merasa tidak efektif, mereka cendrung mengembangkan rasa tidak
mampu. Setiap pekerjaan terasa sulit dan tidak bisa dikerjakan, rasa percya diri
berkurang. Pekerja menjadi tidak percaya dengan dirinya sendiri dan orang lain
tidak percaya dengannya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dimensi dalam burnout antara
lain exhaustion yaitu kelelahan secara fisik ataupun mental, cynicism berupa sikap
sinis dan menarik diri dan ineffectiveness yaitu perasaan tidak mampu dalam
mengerjakan sesuatu.

*Faktor-faktor yang Mempengaruhi BurnOut*


a. Work overloaded
Work overloaded kemungkinan terjadi akibat ketidak sesuaian antara pekerja dengan
pekerjaanya. Pekerja terlalu banyak melakukan pekerjaan dengan waktu yang sedikit.
Overload terjadi karena pekerjaan yang di kerjakan melebihi kapasitas kemampuan
manusia yang memiliki keterbatasan.

b. Look of work control


Semua orang memiliki keinginan untuk memiliki kesempatan dalam membuat pilihan,
keputusan, menggunakan kemampuannya untuk berfikir dan menyelesaikan masalah, dan
meraih prestasi, adanya aturan terkadang membuat pekerja memiliki batasan
berinovasi, merasa kurang memiliki tanggung jawab dengan hasil yang mereka dapat
karena adanya kontrol yang terlalu ketat dari atasan.

c. Rewarded for work


Kurang apresiasi dari lingkungan kerja membuat pekerja merasa tidak bernilai.
Apresiasi bukan hanya dilihat dari pemberian bonus (uang), tetapi hubungan yang
terjalin baik antara pekerja, pekerja dengan atasan turut memberikan dampak pada
pekerja.

d. Breakdown in community
Pekerjaan yang kurang memiliki rasa belongngines terhadap lingkungan kerjanyan
(komunitas) akan menyebabkan kurangnya rasa ketertarikan positif di tempat kerja.
Seseorang akan bekerja dengan maksiamal ketika memiliki kenyamanan, kebahagiaan
yang terjalin dengan rasa saling menghargai tetapi terkadang lingkungan kerja
melakukan sebaliknya. Ada kesenjangan baik antara pekerja maupun dengan atasan,
sibuk dengan dari sendiri tidak, memiliki qualty time dengan rekan kerja.

e. Treated fairly
Perasaan diperlakukan tidak adil juga merupakan faktor terjadinya burnout. Adil
berarti saling mengahargai dan menerima perbedaan. Adanya rasa saling menghargai
akan menimbulkan rasa keterikatan dengan komunitas (lingkungan kerja). Pekerja
merasa tidak percaya dengan lingkungan kerjanya ketika tidak ada keadilan.

f. Dealing with Conflict Values


Pekerjaan dapat membuat pekerja melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai
mereka.

*Dampak Burnout*

a. Burnout is Lost Energy


Pekerja yang mengalami burnout akan merasa stress, overwhelmed, dan exhausted.
Pekerja juga akan sulit untuk tidur, menjaga jarak dengan lingkungan. Hal ini akan
mempengaruhi keinerja performa dari pekerja. Produktivitas dalam bekerja juga
semakin menurun.

b. Burnout is Lost Enthusiasm


Keinginan dalam bekerja semakin menurun, semua hal yang berhubungan dengan
pekerjaan menjadi tidak menyenangkan. Kreatifitas, ketertarikan terhadap pekerjaan
semakin berkurang sehingga hasil yang diberikan sangat minim.

c. Burnout is Lost Confidence


Tanpa adanya energi dan keterlibatan aktif pada pekerjaan akan membuat pekerja
tidak maksimal dalam bekerja. Pekerja semakin tidak efektif dalam bekerja yang
semakin lama membuat pekerja itu sendiri merasa ragu dengan kemampuannya. Hal ini
akan memberikan dampak bagi pekerjaan itu sendiri.

*Cara menghindari BurnOut*


1. Mencari tahu kapasitas kemampuan diri
Selain mencari tahu dan mengembangkan kemampuan dan potensi dalam diri. Ada baiknya
kita juga mencari tahu kapasitas dalam diri kita dalam melakukan suatu pekerjaan.
Kita bisa saja merasa mampu melakukan banyak hal. Kita seolah baik-baik saja saat
diberi pekerjaan yang tiada hentinya. Namun, apakah benar-benar itu yang kita
inginkan dan sanggup lakukan?
Boleh saja kita mencoba satu dua kali menerima banyak pekerjaan untuk menguji
apakah kita mampu membagi waktu, tenaga dan juga pikiran di dalamnya. Memastikan
apakah hasil yang diperoleh benar-benar maksimal. Jika tidak demikian, berarti
tidak bisa lagi kita paksakan untuk melakukan banyak hal sedangkan kita saja tidak
mampu melakukannya.

2. Membuat tujuan yang jelas


Buatlah tujuan yang jelas untuk setiap pekerjaan bahkan kariermu. Kamu akan lebih
memahami jalan dan pola kerjamu jika sudah tahu apa yang ingin kamu capai saat
sedang bekerja. Tujuan jelas akan menuntunmu membagi diri, waktu, pikiran dan
tenaga untuk benar-benar totalitas di dalamnya. Bukan sekedar ingin terlihat sibuk
dan malah kerepotan sendiri.

3. Berani berkata tidak


Seolah mudah dilakukan, namun kenyataannya sungguh berat untuk dijalani. Mengatakan
TIDAK adalah kunci keberhasilan kita untuk terbebas dari ancaman burnout. Kita bisa
saja menjadi orang yang baik hati saat diminta bantuan oleh orang lain. Membantu
mereka tanpa memandang diri sendiri sedang banyak tugas dan beban pekerjaan lain
atau tidak. Bahkan kita rela mengerjakan hal yang baru dan membutuhkan effort untuk
belajar banyak daripada menolak permintaan mereka.
Namun ini juga berbahaya bagi kondisi kita. Kita tahu kita tidak mampu membagi
diri, pikiran, fisik dan juga tenaga. Tapi kita memaksakan semuanya demi orang
lain. Yang terjadi bisa saja adalah burnout yang cukup parah.

4. Nikmati waktu istirahat mu


Bekerja boleh saja menjadi hobimu. Kamu memulainya sejak pagi buta dan
mengakhirinya di kala orang lain sudah terlelap dalam tidurnya. Bahkan ada kalanya
demi mengejar ambisi, kamu rela menghabiskan sepanjang malam untuk menyelesaikan
pekerjaan yang sebenarnya bisa diselesaikan esok hari. Pikiranmu mungkin mengatur
tubuh untuk tidak lelah. Namun tubuhmu tidak bisa berbohong. Ia akan tumbang pada
saatnya.

5. Hindari menjadi _SEMPURNA_


Kamu pun bisa melakukan salah, kamu pun bisa berbuat yang tidak baik. Tidak
mengapa, hal itu wajar terjadi. Kamu tetap akan baik-baik saja selama kamu tahu di
mana salahmu dan bagaimana kamu harus memperbaikinya. Jangan memaksa diri untuk
menjadi manusia yang sempurna. Karena kamu tetap akan berbuat salah dan mendapatkan
banyak pelajaran dari kesalahanmu itu.

*Cara mengatasi BurnOut*

1. Batasi Kontak dengan Teman Toxic

2. Berkumpul dengan Orang-Orang Terdekat

3. Lakukan kontak sosial

4. Mulai merubah pandangan hidup

5. Lakukan inovasi

6. Keluar dari tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai