Anda di halaman 1dari 2

Ciri-Ciri Burnout dan Cara Mengatasinya

Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan.
Burnout tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan perlu diatasi dengan tepat karena dapat memengaruhi kesehatan
fisik dan mental.
Siapa saja bisa mengalami Burnout. Namun, kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang yang sering memaksa
diri untuk terus bekerja, kurang mendapatkan apresiasi pekerjaan dari atasan, memiliki beban kerja yang berat,
atau memiliki pekerjaan yang monoton.
Burnout dipicu oleh stres berat di tempat kerja yang tidak teratasi sehingga membuat penderitanya
kehilangan semangat bekerja, bahkan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Ciri-Ciri Burnout
Setiap orang tentu pernah merasa kelelahan dan stres dalam bekerja. Akan tetapi, seorang yang mengalami
Burnout cenderung akan merasakan atau menampakkan ciri-ciri berikut ini:
1. Hilangnya semangat bekerja dan kelelahan
Tetap bekerja tanpa adanya semangat dapat menguras banyak energi sehingga memicu kelelahan.
2. Benci dengan pekerjaan yang digeluti
Burnout bisa menyebabkan stres dan frustrasi saat bekerja. Ini membuat seseorang menjadi sulit
berkonsentrasi, merasa tidak kompeten, terbebani, dan akhirnya membenci pekerjaan yang sedang digeluti.
3. Performa kerja menurun
Burnout juga bisa menyebabkan performa kerja menurun. Hal ini dipicu oleh hilangnya minat terhadap
pekerjaan yang sedang digeluti, sehingga hasil yang didapat menjadi kurang memuaskan.
4. Mudah marah
Orang yang sedang merasakan Burnout cenderung akan mudah untuk marah, apalagi jika semuanya tidak
berjalan sesuai dengan ekspektasi. Hal ini dapat memicu stres dan emosi yang membuat penderita Burnout
jadi lebih sensitif.
5. Menarik diri dari lingkungan sosial
Stres dan frustrasi akan pekerjaan membuat penderita Burnout bersikap sinis terhadap orang-orang yang
bekerja dengan mereka. Pekerjaan yang digelutinya dianggap sebagai beban hidup sehingga membuat
mereka enggan atau berhenti bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut.
6. Mudah sakit
Burnout yang terjadi secara berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik dapat membuat imunitas tubuh
menurun. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan terkena flu, pilek, sakit kepala, dan sakit perut. Selain
itu, risiko untuk mengalami gangguan tidur, gangguan kecemasan, dan depresi dapat meningkat.

Cara Mengatasi Burnout
Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Jika gejala
atau ciri-ciri Burnout muncul, Anda disarankan untuk mengatasinya dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Buat prioritas
Buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, Anda tahu mana yang
perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
2. Bicarakan dengan atasan
Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang Anda rasakan. Saat Anda diberikan pekerjaan yang
terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat Anda terbebani dan membutuhkan bantuan
orang lain untuk menyelesaikannya.
Jika atasan Anda yang menjadi pemicu Burnout di tempat kerja, coba ajak bicara bagian departemen sumber
daya manusia (HRD) mengenai hal tersebut. Mereka mungkin akan mencarikan solusi yang tepat.
3. Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri
Atur pola pikir dan bersikaplah realistis, sehingga Anda dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan
yang tengah dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stres di tempat kerja dapat berkurang. Selain itu,
jangan lupa untuk memberi apresiasi terhadap diri sendiri terhadap prestasi yang pernah dicapai.
4. Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya
Coba ceritakan apa yang Anda rasakan kepada orang-orang terdekat yang dapat Anda percaya. Meski tidak
selalu mendapatkan solusi, cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres
pekerjaan.
5. Jaga keseimbangan hidup
Jaga keseimbangan hidup dengan baik. Anda juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak
dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja berakhir. Ini dapat membuat
pikiran kembali jernih dan Anda siap untuk bekerja kembali keesokan harinya. Jika memungkinkan, ambil cuti
dan pergilah berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiran Anda kembali jernih, semangat, dan termotivasi
kembali.
6. Ubah gaya hidup
Terapkan gaya hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang
cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus, sehingga
menurunkan risiko terjadinya Burnout.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba mencari hobi baru atau melakukan hal-hal baru yang belum pernah
dilakukan sebelumnya untuk mengatasi Burnout.

Burnout dalam pekerjaan tidak hanya berpengaruh pada hasil kerja Anda, tapi juga dapat meregangkan hubungan
dengan orang-orang di sekitar Anda, orang yang Anda cintai, dan menurunkan kesehatan Anda.
Oleh karena itu, apabila ciri-ciri Burnout muncul, segera atasi dengan cara-cara di atas. Jika cara tersebut telah
diterapkan tapi Anda masih tetap mengalami Burnout, coba berkonsultasi kepada psikolog untuk mendapatkan
penanganan yang tepat. Pertimbangkan juga untuk resign dan mencari peluang kerja di perusahaan lain atau
cobalah membuka usaha sendiri. Jangan paksakan diri Anda yang mengalami Burnout untuk terus bekerja – demi
kesehatan fisik dan mental Anda.

Anda mungkin juga menyukai