Anda di halaman 1dari 3

Matery Healthy Talk Agustus 2019

Waspada Burnout syndrome yang sering menimpa para


pekerja.
Mengenal Burnout Syndrom
Baru-baru ini, yaitu pada tanggal 28 Mei 2019 organsisasi kesehatan dunia, WHO,
menetapkan burnout syndrome sebagai salah satu kondisi stres kronis Burnout
syndrome adalah salah satu kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Itu sebabnya,
kondisi kesehatan yang satu ini juga dikenal sebagai occupational burnout atau job burnout.

Kondisi ini ditandai dengan kelelahan secara fisik dan emosional akibat ekspektasi dan
kenyataan karyawan di posisinya tidak berjalan sesuai yang dibayangkan.

Stres berkepanjangan akibat masalah pekerjaan juga terjadi ketika Anda merasa kewalahan
dengan perintah atasan yang terus-menerus datang, namun Anda tak dapat memenuhinya.

Ketika kondisi ini terus terjadi dan dibiarkan, biasanya Anda mulai kehilangan minat pada
pekerjaan dan tak lagi menemukan motivasi untuk terus melakukannya. Produktivitas kerja pun
jadi menurun.

Sindrom stres kerja ini membuat Anda merasa kehabisan energi, tak ada yang dapat membantu
pekerjaan Anda, putus asa, sinis dan mudah marah. Anda merasa bahwa Anda tak lagi bisa
berbuat apa-apa di pekerjaan Anda.

Penyebab job burnout

Burnout syndrome dapat terjadi karena beberapa kemungkinan penyebab berikut, yaitu:

 Tidak mampu mengontrol apa yang terjadi dan yang memengaruhi pekerjaan Anda.
 Bayangan tentang pekerjaan yang tidak jelas.
 Dinamika tempat kerja yang buruk, seperti menghadapi bully di kantor atau atasan yang otoriter
 Jenis pekerjaan yang monoton atau bahkan terlalu dinamis, bisa membuat Anda mengalami job
burnout.
 Bertambahnya beban kerja tanpa di iringi kenaikan gaji ataupun jabatan
 Tidak ada dukungan sosial, karena pekerjaan Anda mungkin terlalu mengisolasi diri Anda dari
orang lain atau kehidupan pribadi.
 Kehidupan pekerjaan yang tidak seimbang, sehingga membuat Anda tidak memiliki waktu untuk
hal lain selain pekerjaan.

Tanda dan gejala burnout syndrome

Perasaan bekerja sendirian tanpa ada yang membantu, pekerjaan yang terlalu banyak, dan
tidak dihargai bisa membuat Anda sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur dan pergi ke
kantor. Umumnya, terdapat 3 ciri job burnout yang dialami seseorang, yaitu:
 Kelelahan. Seseorang kerap kali merasa lemas dan lelah secara emosional, kehabisan
energi, stuck mengatasi masalah kerja. Gejala fisik yang juga menyertai biasanya berupa sakit
perut atau masalah pencernaan.
 Mengasingkan diri dari aktivitas di tempat kerja. Orang yang mengalami burnout biasanya
merasa bahwa pekerjaannya amat banyak sehingga membuat stres dan frustrasi. Akibatnya ia
menjadi tidak peduli pada lingkungan dan rekan kerjanya. Di sisi yang sama, biasanya ia juga
merasa bahwa dirinya sudah muak dengan pekerjaannya.
 Kinerja menurun. Stres akibat kerja bisa memengaruhi pekerjaan itu sendiri dan
membuat tidak produktif. Biasanya orang yang mengalami burnout akan sangat sensitif jika
ditanya soal pekerjaannya, sulit berkonsentrasi, dan menjadi tidak terarah dalam bekerja.

Gejala burnout yang memengaruhi kondisi fisik dan kesehatan Anda

 Merasa lelah dan lemas


 Sering sakit
 Sakit kepala, migrain dan nyeri otot
 Nafsu makan menurun
 Insomnia/ Gangguan tidur

Bila tidak segera ditangani dapat memicu penyakit kronis lainnya, seperti, diabetes, jantung
koroner meningkatkan resiko kematian

Gejala burnout yang memengaruhi kondisi emosional Anda

 Merasa gagal dan meragukan diri sendiri


 Merasa tak ada yang membantu dan terjebak dalam pekerjaan
 Merasa sendirian
 Kehilangan motivasi
 Menjadi lebih sinis dan negatif
 Merasa tidak puas akan pekerjaan

Gejala burnout yang memengaruhi kebiasaan Anda

 Melepaskan tanggung jawab


 Mengisolasi diri dari rekan kerja
 Menunda-nunda pekerjaan
 Makan berlebih, konsumsi obat-obatan, dan alkohol
 Melampiaskan rasa frustrasi Anda pada orang lain
 Datang ke kantor terlambat dan pulang lebih cepat
 Tidak mengerjakan tugas yang diberikan

Cara Mengatasi burnout syndrome

Anda mungkin merasa bahwa tidak ada satu pun yang menolong Anda ketika
mengalami burnout syndrome. Namun, sebenarnya terdapat beberapa cara yang bisa lakukan
untuk lepas dari jerat stres akibat kerja yaitu

 Lihat kembali pilihan Anda. Komunikasikan apa yang Anda rasakan dengan atasan. Anda
mungkin dapat bekerja sama dengannya untuk menyamakan persepsi mengenai pekerjaan
yang Anda lakukan, konseling dengan atasan pun dapat jadi solusi, utarakan semua beban dan
masalah serta keinginan anda kepada atasan.
 Bicarakan dengan orang lain. Tak hanya rekan kerja, orang terdekat juga bisa membantu
Anda melegakan stres yang Anda rasakan. Ceritakanlah masalah Anda dengan mereka,
dengan begitu hubungan Anda dan mereka pun akan semakin kuat
 Batasi diri Anda dari orang yang negatif. Orang yang selalu berpikiran negatif tanpa
menghadirkan solusi dapat membuat Anda semakin terpuruk. Untuk itu, sebisa mungkin batasi
kontak Anda dengan mereka.
 Melakukan relaksasi. Beberapa kegiatan relaksasi bisa membantu Anda menghilangkan stres,
seperti yoga, meditasi, atau menyalurkan hobi seperti memancing, bermain musik, dll
 Berolahraga. Olahraga secara rutin bisa membantu Anda mengurangi stres dan bahkan hal ini
juga dapat mengalihkan pikiran Anda, walau sejenak
 Tidur cukup. Cukup tidur membuat tubuh Anda lebih bugar dan kesehatan pun terjaga.

Mencegah burnout akibat pekerjaan

Mencari sisi positif dalam pekerjaan. Semenyebalkan apa pun pekerjaan Anda, fokuslah
pada hal yang Anda sukai. Misalkan saja, meski pekerjaan ini menyulitkan, namun Anda
bahagia melihat orang dari departemen lain terbantu karena apa yang Anda kerjakan.

Berteman dengan rekan kerja. Terkadang, teman-teman di lingkungan kerja bisa


membuat stres karena pekerjaan sehari-hari, Itu sebabnya, penting juga untuk
membangun hubungan yang erat dengan sesama rekan kerja, Berteman dengan rekan
kerja akan memudahkan Anda membangun obrolan dan bercanda satu sama lain. Hal
itu juga dapat membantu Anda mengurangi stres agar tak telanjur terjebak
pada burnout syndrome.

Menjaga keseimbangan hidup Pekerjaan sudah menyebalkan? Cobalah menemukan kembali


diri Anda dari lingkungan sekitar, seperti keluarga dan teman-teman. Orang terdekat Anda pasti
masih sangat menghargai keberadaan Anda di tengah-tengah mereka. Anda juga bisa
menemukan hobi atau mencari kegiatan lain yang membuat Anda bahagia.

Manfaatkan cuti Manfaatkan waktu cuti dengan sebaik cobalah istirahat sejenak dari rutinitas
pekerjaan Anda,berlibur demi mengalihkan perhatian Anda sejenak dari kesibukan yang
memenjarakan Anda. Gunakan waktu cuti Anda untuk “mengisi ulang” tenaga serta
menyegarkan pikiran Anda, jauhkan masalah pekerjaan sementara.

Resign dari pekerjaan yang tidak Anda sukai dan mencari pekerjaan baru yang menyenangkan
bagi Anda memang merupakan pilihan yang sangat menggiurkan agar tak terus-menerus
menderita job burnout.

Namun, kenyataannya, mencari pekerjaan impian tidaklah semudah itu.

Jika itu yang terjadi, mengubah pola pikir dan sudut pandang menjadi cara yang paling mungkin
untuk mencegah terjadinya burnout syndrome akibat pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai