Anda di halaman 1dari 2

Mengenal Burnout Sindrom

Burnout adalah sindrom yang berkembang sebagai respons dari kondisi kerja


yang merugikan secara kronis. Sindrom ini dapat menyebabkan seseorang
mengalami kelelahan emosional, depersonalisasi, dan pencapaian pribadi
yang kurang karena tekanan yang terus dirasakan. Burnout sering diartikan
sama dengan stres. Padahal kenyataannya, stres dan burnout itu berbeda,
lho! Perbedaan dari stres dengan burnout terlihat dari dampak yang
diakibatkan. Sindrom ini dapat dialami oleh siapa saja termasuk remaja
seumuran kita.
Adapun beberapa gejala umum jika kita mengalami burnout antara lain:

● Rasa lelah: Perasaan kelelahan emosional atau fisik dan


ketidakmampuan untuk mengatasi masalah karena kekurangan energi
adalah gejala umum dari burnout. Terkadang, gejala fisik juga dapat
menyertai seperti, nyeri pada tubuh atau perut, hingga masalah
pencernaan.
● Merasa terasingkan: Pengidap masalah ini juga kerap merasa
terasingkan dari segala aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan.
Mereka menjadi semakin frustasi, bahkan merasa sinis dengan rekan
kerja hingga menjauhkan diri. Penderitanya bahkan bisa merasa mati
rasa tentang segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
● Penurunan kinerja: Kelelahan dapat membuat kita merasa negatif
dan sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaan. Perasaan lesu dan
berkurangnya kreativitas juga dapat terjadi. Pekerjaan sehari-hari
dapat terpengaruh dan kinerja semakin menurun hari demi hari.

Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap


kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, jika gejala burnout muncul, kita
dapat mengatasinya dengan cara-cara tertentu. Beberapa diantaranya,
adalah:

1. Mulai membuat prioritas. Dengan menentukan skala prioritas kamu


akan mengatur mana yang terlebih dahulu harus dikerjakan sehingga,
pekerjaan yang dibutuhkan paling cepat dapat diselesaikan tepat waktu.

2. Jika ada kendala, cobalah untuk berbicara dengan guru/atasan.


Kamu bisa menjelaskan situasimu kepada orang lain agar orang sekitar
dapat memahami keadaanmu saat ini.

3. Kurangi ekspektasi, dan tetaplah berikan apresiasi terhadap diri.

4. Kita juga bisa bercerita kepada orang yang kita percaya untuk
menemukan solusi dari masalah yang kita alami (curhat).
5. Jaga keseimbangan hidup. Jika kamu merasa pola atau gaya
hidupmu kurang sehat, maka ubahlah menjadi gaya hidup yang lebih
sehat.

Jika cara diatas telah diterapkan tapi kalian masih tetap mengalami burnout,
maka cobalah berkonsultasi kepada psikolog untuk mendapatkan
penanganan yang tepat. Nah, setelah mengetahui apa itu burnout dan
gejalanya, mulailah lebih peka dengan kondisi mental kamu ya, teman-
teman. Semoga bermanfaat! 

Ayu Wulantari

Anda mungkin juga menyukai