Anda di halaman 1dari 5

Nama : Renata Sephia Alviona

NIM : 19711110
Jurusan : Kedokteran

Essay 1
Pelatihan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah sebuah perwujudan dari aktualisasi dari diri sendiri yaitu suatu
proses untuk mewujudkan pribadi yang sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Setiap
individu di dunia mempunyai power atau kekuatan yang bersumber dari dirinya sendiri, namun sering
terjadi dimana banyak orang merasa bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan atau kemampuan apa-
apa, dan merasa dirinya sendiri tidak berguna atau tidak bermanfaat dan tidak mampu mencapi
aktualisasi diri.
Pengembangan pribadi selalu meliputi aspek-aspek yang meningkatkan kesadaran dan
identitas diri atau aktualisasi diri, dengan mengembangkan potensi dan bakat bisa mewujudkan
kehidupan yang berkualitas sehingga kita bisa lebih mudah dalam mewujudkan impian, harapan, dan
cita-cita. Pengembangan diri tidak ada batasnya, konsep dari pengembangan diri bisa saja melibatkan
suatu kegiatan yang formal maupun nonformal. Dengan melibatkan orang lain yang memiliki peran
sebagai pembimbing dalam pengembangan diri seperti di sekolah ada guru dan pembimbing di
lingkungan kerja ada manager dan mungkin juga di lingkungan lainnya melibatkan seorang konsultan,
coach, ataupun mentor.
Pengembangan diri itu harus dimulai dari diri sendiri. Hal-hal kecil seperti merenungkan apa-
apa saja kelebihan dan kekurangan kita, potensi atau bakat terpendam yang kita miliki dan bagaimana
cara kita untuk mengembangkan potensi dan passion dalam diri kita itu. Dalam mewujudkan passion
atau mengembangkan potensi dalam diri, kita harus mulai terbuka dengan dunia luar di luar zona
nyaman kita, berani melangkah maju, dan berani dalam mengambil resiko karena, apabila tidak
mengembangkan potensi dalam diri kita akan terbelenggu di dalam diri kita dan dunia luar tidak akan
pernah tau. Banyak masalah yang menyebabkan orang itu tidak mau atau susah untuk
mengungkapkan perasaan, bakat, atau potensi dalam dirinya seperti prasangka buruk terhadap orang
lain dan over thinking.
Pengembangan diri tidak lepas dari yang dinamakan karakter. Karakter atau watak atau
peringai itu sendiri adalah sifat batin yang memengaruhi sebagian pikiran, prilaku, tabiat, dan budi
pekerti yang selalu dimiliki oleh manusia ataupun mahluk Tuhan lainnya. Sebagian orang mengatakan
karakter itu bisa diubah ada sebagian juga yang berpendapat bahwa karakter itu tidak bisa diubah,
terlepas dari bisa atau tidak nya, karakter bisa didalami dengan pemahaman melalui Pendidikan
karakter. Pendidikan karakter merupakan usaha manusia dalam keadaan sadar dan terinci dan
terencana untuk mendorong potensi peserta didik agar karakternya bisa terbangun sehingga dapat
menjadi pribadi yang selalu bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya.
Pengembangan diri memang tidaklah mudah selalu banyak rintangan yang akan kita hadapi
kedepannya tetapi, kita harus tahu cara yang paling tepat dan akurat untuk melewatinya. Perlahan,
langkah demi langkah tapi pasti sehingga kita dapat meraih apa yang kita tuju. Oleh sebab itu kita
membutuhkan komitmen dalam hidup kita untuk dapat menggapainya dalam visi serta misi yang bisa
menuntun kita kepada tujuan hidup kita. Visi itu sendiri pandangan jangka Panjang tujuan hidup kita
dan misi adalah wujud tindakan dari pengaktualan dari visi. Galilah segala sesuatu dalam diri kita yang
mungkin orang lain tidak tahu sisi kita yang itu, entah itu sisi baik kita atau sisi buruk kita sehingga kita
lebih bisa mengenal diri kita sendiri lebih baik dan mampu memperluas hubungan dengan diri sendiri
yang akan menumbuhkan rasa self love. Dengan mengetahui dan menyadari kebaikan dan keburukan
diri kita sendiri kita jadi bisa mengevaluasi diri . Untuk kebaikan atau keunggulan kita bisa menjadikan
itu sebagai suatu nilai plus dari diri kita dan terus mempertahankannya bahkan terus mengembangkan
keunggulan itu. Sedangkan untuk keburukan, kita bisa jadikan itu sebagai cermin diri untuk selalu
berinteropeksi diri sehingga terjalinnya hubungan yang baik antara kita dengan diri kita sendiri juga
dengan orang lain. Mulailah memahami diri kita sendiri sejak dini, sehingga kita bisa menemukan jati
diri kita yang sesungguhnya dan bukan dari tuntutan orang lain ataupun diri yang selalu kamu inginkan
lalu mulailah menerima semua aspek yang ada dalam diri kita.
Dalam pengembangan diri dibutuhkan skill dalam menyampaikannya atau sering disebut
dengan soft skills. Di dalam soft skill terdapat intrapersonal skills dan interpersonal skill. Interpersonal
skills adalah Kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan
orang lalin kecakapan atau keterampilan verbal ataupun non verbal. Skills ini sangat penting perannya
dalam menunjang pencapaian visi dan misi serta segala unsur dari pengembangan diri.

Dalam mensukseskan pengembangan diri diperlukan beberapa aspek yang penting,


diantaranya adalah kesadaran diri, berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan manajemen waktu.
A. Kesadaran diri
Kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui potensi atau kekuatan yang ada
dalam diri dan mengetahui kelemahan atau kekurangan yang ada dalam diri. Manusia yang berhasil
mengetahui potensi dan kelemahan dalam diri akan dengan mudah mengenali gambaran tentang diri.
Setelah mengikuti kelas pelatihan pengembangan diri tentang kesadaran diri membuat saya
merenungkan beberapa waktu yang lalu pada saat saya masih di bangku sekolah dasar dimana saya
belum tahu apa kelebihan saya. Pengalaman dan pengetahuan tentang pengembangan diri yang
belum mumpuni membuat saya buta akan apa sih sebenarnya potensi saya hingga pada saat saya ada
di kelas 4 SD saya mengikuti kelompok paduan suara yang biasanya saya menjadi pembaca Undang-
Undang di Upacara bendera. Saya belum merasa bahwa saya pandai dalam bernyanyi karena menurut
saya suara saya biasa saja. Tetapi, guru SBK saya meminta saya untuk mewakili sekolah dalam
perlombaan pupuh di daerah tempat saya tinggal. Meskipun bukan lomba solo saya sangat senang
sekali bisa diberi kesempatan untuk bisa mengikuti lomba bernyanyi. Dari sana saya mulai menyadari
bahwa saya lumayan dalam bernyanyi. Meskipun memang tidak sebagus itu tapi saya jadi tahu apa
potensi yang ada dalam diri saya yang bisa sya kembangkan. Nah, dengan peristiwa yang sesuai
dengan apa yang saya jelaskan di atas bahwa dalam pengembangan diri juga dibutuhkan orang-orang
yang turut berkontribusi seperti guru.
B. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengamati kejadian, kondisi, atau pikiran dengan hati-
hati dan membuat komentar, keputusan, serta mempelajari reliabilitas dan validitas dari informasi
tersebut berdasarkan standar logika dan pikiran. Pengalaman yang pernah saya alami adalah saat
berada di bangku SMP tepatnya di kelas 8 dalam kerja kelompok Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
kami diminta guru untuk menganalisis suatu masalah yang sudah disiapkan untuk setiap kelompok
dan buat kesimpulan dari masalah tersebut. Saya lupa jelasnya masalah itu tetapi itu menyangkut
masalah yang sedang marak di masyarakat kala itu. Kami berdiskusi tentang masalah itu dengan
melihat aspek-aspek yang membuat kami berpikir kritis yaitu dengan pertanyaan 5W 1H (what, who,
when, where, why, dan how). Dengan mengikuti kaidah itu kami jadi mudah menemukan akar
masalah nya dan juga mudah dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dengan hasil dari akar
masalah yang sudah ditemukan dan langkah penyelesaian atau solusi juga sudah ditemukan, sekarang
waktunya untuk mengambil kesimpulan dari permasalahan tersebut dengan mengambil inti dari
masalah tersebut. Kami pun mengemukakan kesimpulan kami dan mendapat sanjungan dari guru
kami karena kami menyimpulkan dengan menggunakan berbagai pendapat dan prespektif dari setiap
anggota. Dalam berpikir kritis kita dituntut untuk open-minded sehingga kita tidak menutup diri dari
pengetahuan yang lain atau sudut pandang orang lain dalam menyikapi suatu masalah. Dan itulah
caranya menghadapi suatu masalah yaitu dengan berpikir kritis karena apabila kita close-minded kita
akan buta akan pengetahuan yang lain dan hidup kita akan hanya berkutat di circle yang sama dan
monoton. Dengan berpikir kritis dalam menghadapi masalah kita tidak cepat menghakimi setiap aspek
dalam kehidupan bersosial, juga membuka wawasan kita menjadi lebih luas.
C. Penyelesaian Masalah
Manusia dalam hidupnya tidak akan luput dari yang namanya masalah. Masalah berat maupun
ringan sering ditemukan dalam kehidupan bersosial baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, sekolah,
dan masih banyak yang lainnya. Sebagai manusia yang berpengetahuan yang dikarunia Tuhan suatu
akal yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Karena kita sudah membicarakan tentang berpikir
kritis penyelesaian masalah sangat berhubungan erat dengan berpikir kritis. Keduanya saling
melengkapi satu sama lain. Dalam menyelesaikan masalah diperlukan untuk mengedepankan logika
daripada perasaan. Karena apabila kita mengedepankan perasaan daripada logika, kita tidak akan
berpikiran jernih untuk bisa menyelesaikan masalah bahkan malah membuat masalah tersebut
menjadi makin rancu. Saya jadi teringat beberapa kejadian lalu saya pernah mengalami sebuah
masalah dengan teman sekelas saya dikarenakan hal sepele yaitu masalah pertemanan. Saya dan
teman dekat saya dianggap menjauhkan diri dari segala kegiatan di kelas. Kami dianggap berkubu dan
seperti membuat forum dalam forum. Padahal saya dan teman dekat saya tidak bermaksud untuk
menjauhkan diri dari teman-teman lainnya. Kejadian itu membuat kesalah pahaman diantara kami.
Pembimbing kami saat Itu mengusulkan untuk melakukan diskusi untuk membahas permasalahan
yang sedang terjadi diantara kami. Kami pun mengadakan musyawarah dan mulai mencari apa
sebenernya inti dari permasalahan itu. Kami berdiskusi banyak sekali, menumpahkan segala pendapat
dari kedua belah pihak dengan penengah yaitu pembimbing kami dan mencoba mencari jalan keluar
dari permasalahan itu. Inti dari permasalahan ini sebenarnya adalah kesalahpahaman. Dengan
memikirkan segala solusi kami pun mengakhirinya dengan berbaikan. Sejak saat itu tidak ada lagi
kesalahpahaman yang terjadi diantara kami. Dari masalah ini dapat kita lihat bahwa kesalahpahaman
membawa kita pada perselisihan dan cara menyelesaikannya adalah dengan melakukan musyawarah
dengan kepala dingin untuk menyelesaikan suatu masalah.
D. Manajemen waktu
Waktu adalah komponen dalam hidup yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Manajemen waktu didefinisikan sebagai tindakan atau proses perencanaan dan pelaksanaan
pantauan sadar mengenai waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas tertentu, terutama dalam
meningkatkan efektifitas, efisiensi, serta produktivitas. Waktu memiliki batas, seperti hidup manusia
itu dibatasi oleh waktu. Karena manusia tidak bisa melakukan semua perkerjaan mereka sekaligus
dalam waktu yang sama, sehingga manusia dalam beraktivitas memiliki porsi waktu masing-masing.
Pembagian waktu harus dilakukan dengan baik dan benar agar aktivitas manusia bisa berjalan sesuai
dengan rencana. Manajemen waktu dibutuhkan untuk menstruktur hidup kita agar berjalan sesuai
dengan porsinya. Seperti yang sudah saya lakukan sejak pertama menginjak kelas 12 SMA. Pada saat
itu jadwal padat karena banyak ujian-ujian. Strategi saya dalam memanage waktu pada saat itu adalah
membeli buku weekly planner. Di dalam buku itu saya sering membuat apa-apa aja yang akan saya
lakukan dalam satu minggu ke depan. Mulai dari hari senin, saya akan menuliskan jam berapa saja
saya mengikuti jadwal les pelajaran, belajar untuk SBMPTN, membuat tugas dan lain-lain. Begitu juga
hari-hari berikutnya. Tidak hanya cara itu yang saya lakukan dalam memanage waktu. Membuat
catatan di sticky notes beserta hari dan jam nya lalu menempelkannya ke board agar lebih bisa terlihat
dan mudah diingat. Dalam memanage waktu saya selalu berfokus pada apa-apa saja prioritas dalam
kegiatan saya sehari-hari misalnya mendahulukan kebutuhan seperti makan dan minum ataupun
mengerjakan deadline tugas terdekat. Sebisa mungkin saya akan mendahulukan yang menjadi
prioritas bagi saya. Cara itu menurut saya sangat efektif diterapkan dalam kehidupan saya.

Semua yang ada di dalam aspek-aspek pengembangan diri itu sangatlah penting. Seperti yang saya
jelaskan di atas dengan beberapa kejadian yang pernah saya alami tentunya tidak hanya menjadi sia-
sia saja, ada hikmah atau manfaat yang dapat kita ambil di dalamnya,antara lain :
 Menjadi tahu akan kemampuan yang dimiliki seperti bakat yang terpendam dalam diri kita.
 Menjadi lebih menghargai orang-orang yang mendukung kita untuk melakukan pengembangan
diri.
 Tidak cepat-cepat mengambil keputusan dari suatu masalah
 Selalu melihat masalah dari prespektif yang berbeda
 Selalu menanyakan 5W 1H dari suatu masalah yang sedang berlangsung
 Meningkatkan komunikasi antar individu
 Selalu mendahulukan prioritas
 Tahu kapan harus memulai dan kapan harus berhenti
 Hidup menjadi tertib dan teratur

Dalam mewujudkan pengembangan diri masih bertahan atau tidak, kita membutuhkan strategi untuk
terus menjaga apa yang sudah kita capai dalam pengembangan diri. Caranya adalah dengan
menggunakan strategi yang mumpuni yakni :
 Selalu membuka diri pada suatu masukan dan pengetahuan baru
 Mempertahankan apa-apa saja yang sudah bekerja di hidup kamu
 Mewujudkan segala sesuatu yang belum tercapai
 Lebih mendekatkan diri dengan kegiatan komunikasi sosial
 Memilih dan memilah saran-saran positif yang diberikan oleh seorang tokoh dalam masyarakat
untuk kemudian diterapkan

Anda mungkin juga menyukai