Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan penguasaan konten dengan teknik modelling
untuk meminimalisir konsep diri negatif siswa SMP Nasrani 5 Medan Kelas VII Tahun Ajaran 2017/2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah
eksperimen semu denganpre-test - post-test group design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s/d
Mei 2018.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-C.Sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 10 orang siswa kelas VII-C yang memiliki skor terendah yang telah dibagi angket konsep diri
negatif dan akan diberi layanan penguasaan konten dengan teknik modelling. Kemudian data dianalisis
menggunakan uji wilcoxonuntuk melihat apakah ada pengaruh signifikan pemberian penguasaan konten
dengan teknik modelling terhadap meminimalisir konsep diri negatif pada siswa. Hal ini dapat diperoleh hasil
perhitungan dengan skor testawal (pre-test) pada kelompok eksperimen diperoleh rata-rata = 98,8 , standar
deviasi = 12,479 sedangkan skor (post-test)diperoleh - rata =159,4, standar deviasi = 532,259. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji wilcoxon yang menunjukkan bahwa pada uji jenjang wilcoxon diperoleh J hitung = 15
sedangkan j tabel = 8. Dari tabel nilai kritis J untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon untuk n = 10, α = 0,05
sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis, hipotesis diterima jika J hitung >J tanel yaitu Uji
Jhitung> Jtabel dimana 15> 8, dari perhitungan ini dapat dilihat pengaruh perlakuan pada kelompok ekperimen
artinya pengaruh pemberian layanan penguasaan konten dengan teknik modelling lebih signifikan (15>8). Ini
berarti hipotesis yang berbunyi ada pengaruh signifikan pemberian penguasaan konten dengan teknik
modelling terhadap meminimalisir konsep diri negatif pada siswa kelas Kelas VII SMP Nasrani 5
MedanTahun Ajaran 2017/2018dapat diterima.
Kata Kunci: Layanan Penguasaan Konten, Modeling, Konsep Diri Negatif.
mengenai dirinya sendiri yang biasa memandang seluruh tugas sebagai suatu
disebut dengan konsep diri atau self hal yang sulit untuk diselesaikan, maka
concept.Salah satu penentu dalam dari itu sangatlah penting untuk individu
keberhasilan perkembangan adalah memahami konsep diri.
konsep diri.Konsep diri (self Konsep diri belum ada saat
concept) merupakan suatu bagian dilahirkan, tetapi dipelajari dari
yangpenting dalam setiap pembicaraan pengalaman unik melalui eksplorasi diri
tentang kepribadian manusia.Konsep diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan
merupakan sifat yang unik pada manusia berarti bagi dirinya. Dipelajari melalui
sehingga dapat digunakan penting dalam kontak sosial dan pengalaman
setiap pembicaraan tentang kepribadian berhubungan dengan orang lain. Konsep
manusia.Konsep diri merupakan sifat diri adalah jawaban-jawaban seseorang
yang unik pada manusia, sehingga dapat atas pertanyaan” siapa dirinya
digunakan untuk membedakan manusia sebenarnya”. Aspek yang paling penting
dari makhluk hidup lainnya. dalam diri setiap individu adalah dirinya
Konsep diri seseorang dinyatakan sendiri, dimana individu mengetahui apa
melalui sikap dirinya yang merupakan kelebihan dan kelemahannya sendiri.
aktualisasi orang tersebut. Manusia Konsep diri yang dimiliki
sebagai organisme yang memiliki seseorang bukan bawaan dari lahir
dorongan untuk berkembang yang pada melainkan diperoleh dari belajar atau
akhirnya menyebabkan ia sadar akan hasil interaksi dengan orang lain dan
keberadaan dirinya. Perkembangan yang lingkungannya. Seseorang dapat belajar
berlangsung tersebut kemudian dengan baik, bergaul dengan
membantu pembentukan konsep diri lingkunganya, penuh persahabatan
individu yang bersangkutan. dengan setiap individu, maka individu
Perasaan individu bahwa ia tidak tersebut dapat memiliki konsep diri yang
mempunyai kemampuan yang ia miliki. positif, sehingga dapat melaksanakan
Padahal segala keberhasilan banyak fungsi dan tugas dirinya dilingkungan
bergantung kepada cara individu dengan baik.Konsep diri positif dapat
memandang kualitas kemampuan yang melaksanakan tugas dengan baik dan
dimiliki. Pandangan dan sikap negatif bertanggung jawab atas pekerjaanya.
terhadap kualitas kemampuan yang Meskipun konsep diri tidak
dimiliki mengakibatkan individu langsung ada begitu saat seseorang
dilahirkan, tetapi secara bertahap seiring selalu memiliki kesan yang negatif
dengan tingkat pertumbuhan dan terhadap orang lain, tidak suka di kritik
perkembangan seseorang, konsep diri oleh orang lain, sangat sulit untuk
dapat terbentuk karena pengaruh mengembangkan kedekatan dengan orang
lingkunganya. Konsep diri dapat lain, sangat mudah menyerah, siswa tidak
dipelajari seseorang melalui memiliki rasa percaya diri, malu dengan
pengalamanya dengan orang lain. Hal ini keadaan dirinya, dan tidak mampu
akan membentuk persepsi terhadap mengutarakan pendapatnya sehingga itu
dirinya sendiri dan penilaian persepsinya sangat berdampak negatif terhadap
terhadap situasi tertentu. dirinya sendiri.
Pengetahuan tentang konsep diri Konsep diri negatif yang dimiliki
sangatlah penting, karena seringkali oleh individu di lingkungan sekolah SMP
kesulitan atau masalah yang di hadapi Nasrani 5 Medan dapat dilihat
oleh setiap individu dalam hidup ini berdasarkan observasi dan pengambilan
sumbernya berasal dari diri sendiri dan data yang dilakukan oleh peneliti
pikiran, dimana secara berkelanjutan disekolah tersebut. Salah satu konsep diri
memberikan penilaian negatif terhadap negatif yang dimiliki oleh siswa di SMP
diri sendiri dan akhirnya tidak mampu Nasrani 5 Medan yaitu malu dengan
menyelesaikan persoalan yang ada, keadaan dirinya sendiri, misalnya Guru
menjadi minder, kehilangan kepercayaan BK melakukan pendataan terhadap setiap
diri dan merasa dirinya bukanlah apa-apa, kelas tentang keluarga yang kurang
tidak berguna, tidak berpotensi, putus asa, mampu dan individu yang kurang mampu
atau bahkan sampai merasa tidak ada itu akan diberikan bantuan dari pihak
gunanya lagi hidup. sekolah, tetapi siswa yang kurang mampu
Berdasarkan hasil pengambilan itu tidak ada yang berani untuk jujur
data dan wawancara dengan guru BK mengakui tentang keberadaan dirinya
yang telah peneliti lakukan di SMP sebenarnya, padahal setelah dilihat dari
Nasrani 5 Medan didapat data bahwa dari data-data siswa belum bayar uang
23 siswa yang diberikan untuk mengisi sekolah dengan waktu yang sudah lama
angket, ada 39,2 % siswa yang memiliki tidak membayar uang sekolah jumlahnya
konsep diri negatif yaitu sekitar 10 orang sangat banyak dan bahkan mereka yang
siswa. Gejala yang terlihat pada siswa tidak membayar uang sekolah selalu
yang memiliki konsep diri negatif adalah dipanggil ke kantor dan dibuat surat
panggilan orang tua agar segera datang ke untuk menangani permasalahan konsep
sekolah untuk melunaskan uang sekolah diri negatif yaitu dengan penguasaan
anaknya. Pada saat orang tua dari konten.
individu yang belum membayar uang Menurut Tohirin (2007: 164)
sekolah itu menghadap ke sekolah sesuai layanan penguasaan konten merupakan
dengan panggilan dari sekolah, orang tua suatu layanan bantuan kepada individu
tetap juga tidak mampu melunaskan uang (siswa) baik sendiri maupun dalam
sekolah anaknya dikarenakan dengan kelompok untuk menguasai kemampuan
keadaan keluarga individu yang kurang atau kompetensi tertentu melalui kegiatan
mampu. belajar.Kemampuan atau kompetensi
Dalam usaha pengentasan masalah yang dipelajari merupakan satu unit
konsep diri negatif diperlukan kebijakan konten yang di dalamnya terkandung
menyeluruh yang melibatkan seluruh fakta dan data, konsep, proses, hukum
komponen sekolah mulai dari kepala dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap,
sekolah, guru, siswa dan orang tua untuk dan tindakan.
menyadarkan dan menindaki perilaku Berdasarkan pernyataan diatas
konsep diri negatif yang dimiliki oleh layanan penguasaan konten bertujuan
setiap siswa.Kepala sekolah dituntut agar siswa menguasai aspek-aspek konten
untuk memiliki kemampuan dalam (kemampuan atau kompetensi) tertentu
membangun kerjasama yang harmonis secara terintegrasi dan membantu
dengan berbagai pihak yang terkait individu agar tercegah dari masalah-
dengan program pendidikan disekolah masalah tertentu terlebih apabila
seperti membuat peraturan yang tegas kontenya terarah kepada terhindarnya
didalam sekolah SMP Narani 5 individu dari masalah yang sedang
Medan.Salah satu layanan yang dapat dihadapi oleh individu.Dengan
diberikan oleh guru pembimbing penguasaan konten (kemampuan atau
(konselor) yaitu layanan penguasaan kompetensi) oleh siswa, dapat berguna
konten dengan teknik modeling. untuk menambah wawasan dan
Upaya yang dilakukan untuk pemahaman, mengarahkan penilaian dan
menangani masalah pengurangan konsep sikap menguasai cara-cara atau kebiasaan
diri negatif terhadap individu bisa dengan tertentu, untuk mampu memenuhi
cara meningkatkan layanan bimbingan kebutuhanya serta mengatasi masalah-
dan konseling yang dapat dilaksanakan masalah yang sedang dialami oleh siswa.
setelah dilihat dari daftar nama yang Pola penelitiannya adalah sebagai berikut
belum membayar uang sekolah, bahkan
di bawah
sampai orang tua dari siswa yang belum
membayar uang sekolah dipanggil O1 x O2
kesekolah agar segera mengahadap dan
Arikunto (2006:85)
melunasi uang sekolah anaknya. Ini
merupakan salah satu faktor konsep diri Keterangan :
O1 : Pre-test dilakukan sebelum
negatif masih terdapat dalam diri individu
diberikan perlakuan
siswa tersebut. X : Perlakuan (Layanan Penguasaan
Konten Teknik Modeling)
METODE PENELITIAN
O2 : Post-test dilakukan setelah
Jenis penelitian yang digunakan diberikan perlakuan
oleh peneliti adalah penelitian
Menurut Arikunto (2006:130)
eksperimen semu dengan pendekatan
”Populasi adalah keseluruhan subjek
kuantitatif yaitu untuk memperoleh
penelitian”. Apabila seseorang ingin
informasi yang merupakan perkiraan bagi
meneliti semua elemen yang ada dalam
informasi yang dapat diperoleh dengan
wilayah penelitian, maka penelitianya
eksperimen yang sebenarnya dalam
merupakan penelitian populasi.Populasi
keadaan yang tidak memungkinkan untuk
penelitian ini adalah seluruh siswa –
mengontrol dan memanipulasi semua
siswi kelas VII-C SMP Nasrani 5 Medan
variabel yang relevan (Sutrino 2012: 18).
tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah
Desain yang digunakan dalam
22 orang.
penelitian ini adalah pre-test - post-test
Menurut Arikunto (2006:131)
Group Design yaitu dalam desain ini
“Sampel adalah sebagian atau wakil
observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
populasi yang diteliti. Adapun sampel
sebelum diberikan perlakuan dan sesudah
penelitian yang diperoleh dari kelas VII-
diberikan perlakuan.Observasi yang
C berjumlah 22 orang yang diberikan
dilakukan sebelum diberikan perlakuan
angket tentang konsep diri negatif.Setelah
(01)disebut pre-test, dan observasi
angket dianalisis maka yang mendapat
sesudah diberikan perlakuan (02) disebut
skor yang terendah yang dapat dijadikan
post-test.
menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 10 orang.
Terdapat dua variabel yang dapat
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
mengenai pengurangan konsep diri jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan
negatif pada siswa dengan mengacu pada (α = 0,05) maka angket dikatakan
Setelah itu menyebarkan angket konsep sedang, dan 12 orang siswa berada pada
diri negatif ke kelas VII-B lalu angket kategori konsep diri negatif siswa yang
konsep diri negatif diolah datanya untuk tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada
melihat pernyataan yang valid dan yang sebagian siswa masih menunjukkan
tidak valid, Setelah angket konsep diri konsep diri negatif yang tidak baik.
negatifvalid dan reliabel, selanjutnya Berdasarkan jumlah skor pre-test
konsultasi dengan dosen pembimbing 988 dan skor post-test 1.594 maka selisih
skripsi untuk langkah penelitian skor berjumlah 606 dengan persentase
selanjutnya dan angket yang tidak valid 91,86 %. Adapun skor tertinggi pada pre-
tidak boleh langsung dibuang tetapi test yaitu 118 dan skor tertinggi post-test
diperbaiki kalimatnya untuk dapat yaitu 185 maka selisih skor berjumlah 89
digunakan melakukan pre-test terhadap dengan persentase 75,42 %, dan skor
kelas objek. Selanjutnya peneliti meminta terendah pada pre-test yaitu 86 dan skor
izin kepada kepala SMP Nasrani 5 Medan terendah post-test yaitu 148 maka selisih
untuk dapat melakukan penelitian di skor berjumlah 31 dengan persentase
sekolah tersebut.Kemudian peneliti 36,04 %. Dengan demikian maka
menyebarkan angket yang sudah valid diperoleh skor rata-rata pre-test 98,8 dan
untuk mendapatkan sampel sebanyak 10 skor rata-rata post-test 159,4 maka selisih
orang siswa yang memiliki konsep diri skor rata-rata 60,6 dengan persentase
negatif di kelas VII-C SMP Nasrani 5 61,33 % .
Medan, lalu memberikan layanan Berdasarkan dari hasil uji hipotesis
penguasaan konten teknik modelling, terdapat pengaruh yang lebih signifikan
serta terakhir mengambil data post-test. pada kelompok ekperimen setelah
Sebelum dilaksanakan layanan diberikan perlakuan.Dari analisis data,
penguasaan konten teknik modelling, teruji bahwa perlakuan pada kelompok
konsep diri negatif siswa masih tergolong ekperimen memiliki pengaruh yang lebih
rendah.Hal ini dibuktikan dari hasil tinggi.Hal ini diperoleh dari perhitungan
angket pre-test terhadap 22 siswa kelas Uji Jhitung> Jtabel dimana 15> 8, dari
VII-C. Dari hasil angket ditemukan perhitungan ini dapat dilihat pengaruh
bahwa ada 7 orang siswa berada pada perlakuan pada kelompok ekperimen.
kategori konsep diri negatif siswa yang Berdasarkan analisis secara
rendah, 3 orang siswa berada pada keseluruhan pada 10 orang responden
kategori konsep diri negatif siswa yang terjadi penurunan konsep diri negatif dan
meningkatnya konsep diri positif, dari teknik modeling.VS dan SFS adalah
hasil tersebut dapat dilihat pada tes awal siswa yang selalu mudah menyerah dan
(pre-test) diperoleh skor rata-rata konsep tidak yakin cita-citanya dapat tercapai.
diri negatif siswa 98,8 dan setelah Hasil pada kelompok ekperimen
pemberian layanan penguasaan konten dapat tinggi karena peneliti memberikan
teknik modeling (post-test) diperoleh = layanan penguasaan konten teknik
159,4 maka selisih skor rata-rata 60,6 modeling.Yang dimana, peneliti
dengan persentase 61,33 %, artinya rata- memberikan materi sesuai dengan
rata skor konsep diri negatif lebih rendah indikator yang sudah ada. Selain itu,
sebelum mendapatkan layanan siswa juga memainkan suatu drama yang
penguasaan konten teknik modeling, dan skenarionya telah dibuat sesuai dengan
setelah diberikan layanan penguasaan topik teknik modeling.
konten teknik modeling maka konsep diri Adapun tahapan yang peneliti
negatif menjadi menurun dan konsep diri lakukan adalah tahap pembentukan, yang
positif meningkat. Namun demikian dimana peneliti mengucapkan salam,
masih ditemukan responden yang menerima secara terbuka dan
memiliki perubahan yang kecil yaitu VS mengucapkan terimakasih atas kesediaan
dan SFS, dimana hasil pre-test dari VS anggota kelompok dalam mengikuti
memperoleh skor 118 dan hasil post-test kegiatan, doa bersama, menjelaskan
memperoleh skor 149 maka selisih skor pengertian, tujuan, dan azaz-azaz
31 dengan persentase hanya 26,27%, dan bimbingan konseling. Tahap peralihan,
responden ke dua yaitu SFS, dimana hasil yang dimana peneliti menetapkan topik
pre-test dari SFS memperoleh skor 115 yang dibahas (tugas), menanyakan
dan hasil post-test memperoleh skor 154 kesiapan anggota kelompok. Tahap
maka selisih skor 39 dengan persentase kegiatan, yang dimana peneliti
hanya 33,91 %, artinya responden VS dan melakukan tanya jawab mengenai materi
SFS hanya memperoleh sedikit atau topik yang telah ditentukan, peneliti
perubahan baik sebelum dan sesudah mengatakan bahwa akan dilakukan teknik
diberikan layanan penguasaan konten modeling untuk mencontohkan perilaku
dengan teknik modeling. Hal ini dari teori yang telah dijelaskan oleh
disebabkan bahwa VS dan SFS kurang peneliti, menjelaskan tentang teknik
aktif dan kurang serius selama mengikuti modeling, menentukan pemain,
layanan penguasaan konten dengan memberikan waktu selama 10 menit
yang berarti hipotesis yang diajukan sikap menguasai cara-cara atau kebiasaan
dapat diterima. tertentu, untuk mampu memenuhi
Dengan demikian dapat dikatakan kebutuhanya serta mengatasi masalah-
bahwa perubahan konsep diri negatif masalah yang sedang dialami oleh siswa.
yang dilakukan melalui layanan Menurut Hurlock (2002) konsep
penguasaan konten teknik modeling diri adalah merupakan gambaran yang
memiliki peningkatan yang lebih tinggi dimiliki oleh seorang individu tentang
apabila dilihat dari semua data yang telah dirinya sendiri yang meliputi kondisi
diperoleh. fisik, psikologis, sosial, dan emosional,
Menurut Tohirin (2007: 164) aspirasi dan prestasi
layanan penguasaan konten merupakan Kelompok eksperimen peneliti
suatu layanan bantuan kepada individu memberikan layanan penguasaan konten
(siswa) baik sendiri maupun dalam teknik modeling dengan topik tugas, dan
kelompok untuk menguasai kemampuan materi sesuai dengan indikator yang telah
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan ditentukan.Teknik modeling dapat
belajar.Kemampuan atau kompetensi membantu siswa untuk meminimalisir
yang dipelajari merupakan satu unit konsep diri negatif, karena siswa dapat
konten yang di dalamnya terkandung menghayati peran secara langsung seperti
fakta dan data, konsep, proses, hukum betul-betul terjadi dalam situasi yang
dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap, sebenarnya.
dan tindakan.Layanan penguasaan konten Guru BK di sekolah harus membuat
bertujuan agar siswa menguasai aspek- dan melaksanakan program layanan
aspek konten (kemampuan atau penguasaan konten teknik modeling
kompetensi) tertentu secara terintegrasi untuk siswa yang memiliki konsep diri
dan membantu individu agar tercegah negatif yang rendah. Karena tujuan teknik
dari masalah-masalah tertentu terlebih modelingpendekatan behavioristik
apabila kontenya terarah kepada menurut Krumboltz (dalam George 2016:
terhindarnya individu dari masalah yang 55) adalah dapat membantu memecahkan
sedang dihadapi oleh individu.Dengan masalah siswa melalui drama, dapat
penguasaan konten (kemampuan atau mengembangkan ekspresi siswa, dapat
kompetensi) oleh siswa, dapat berguna mengayati dan menghargai perasaan
untuk menambah wawasan dan orang lain. Hal-hal yang perlu
pemahaman, mengarahkan penilaian dan diperhatikan guru BK dalam melakukan
Bachri Thalib, Syamsul dkk. 2013. Sutrisno. 2012. Metode Statistika Untuk
Psikologi Pendidikan Berbasis Penelitian Kuantitatif. Ombak.
Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta:
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling
Kencana Prenada Media Group.
di Sekolah Madrasah. Jakarta: PT
Boeree George, C. 2016. Personality Raja Grafindo Persada.
Theories. Jakarta: Prismasophie.
Walgito Bimo. 2011. Teori-Teori
F Chalhoun, James dkk. 1995. Psikologi Psikologi Sosial. Yogyakarta: C.V
Tentang Penyesuaian dan Andi offset.
Hubungan Kemanusiaan.
Semarang: Semarang Press. Wirawan Sarwono, S. 2001. Psikologi
Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.