Anda di halaman 1dari 6

Ristekdik (Jurnal Bimbingan dan Konseling) ISSN 2541-206X (online)

Vol.6, No.1, 2021, hlm.96- ISSN 2527-4244


(cetak)
EFEKTIFITAS PENDEKATAN SOLUCTION-FOCUSED BRIEF THERAPY
(SFBT) MELALUI TEKNIK MIRACLE QUESTION DALAM KONSELING
INDIVIDU UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI REMAJA
1
Roselin Putri Sofianti, 2Elia Firda Mufidah
1,2
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universtas PGRI Adi Buana Surabaya
roselinputris@gmail.com

Abstract: This study attempts to determine the significance of the effectiveness of a soluction-
focused brief therapy approach through the mircle question technique in individual counseling
to improve adolescent self-concept. Self-concept is one of the important factors in life to
determine individual behavior and as the core of personality that will determine one's success
in dealing with problems that occur. This study uses a quantitative approach with pre-
experimental research type one group pre-test post-test design. The research subjects using
purposive sampling were 2 adolescents aged 12-14 years. Methods of data collection using
observation, interviews, and questionnaires. Using the statistical analysis method with the
Wilcoxon Test formula on SPSS Version 24.0 which obtained the results of Asymp.Sig. (2-
tailed) = 0.180. Hence the Asymp value. Sig. (2-tailed) = 0.05 <α = 0.180. From the results of
this study, it was found that there were no significant changes in the effectiveness of the
soluction-focused brief therapy approach through the mircle question technique in individual
counseling to improve adolescent self-concept.

Keywords: Individual Counseling, SFBT, Miracle Question, Self-Concept

Abstrak:Penelitian ini berupaya untuk menentukan secara signifikansi efektifitas pendekatan


soluction-focused brief therapy melalui teknik mircle question dalam konseling individu untuk
meningkatkan konsep diri remaja. Konsep diri menjadi salah satu faktor yang penting di dlam
kehidupan untuk menentukan tingkah laku individu dan sebagai inti dari kepribadian yang akan
menentukan keberhasilan seseorang dalam menangani masalahan yang terjadi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian pre experimendesianone group
pre-test post-test design. Subyek penelitian menggunakan purposive sampling adalah remaja
berusia 12-14 tahun berjumlah 2 orang. Metode pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan kuisoner. Menggunakan metoe analisa statistik dengan rumus Uji Wilcoxon
pada SPSS Versi 24.0 yang memperoleh hasil Asymp.Sig. (2-tailed) = 0,180. Oleh karena itu
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.05 < α = 0,180. Dari hasil penelitian ini ditemukan tidak
adanya perubahan secara signifikan efektifitas pendekatan soluction-focused brief therapy
melalui teknik mircle question dalam konseling individu untuk meningkatkan konsep diri
remaja

Kata kunci:Konseling Inividu, SFBT, Miracle Question, Konsep Diri

PENDAHULUAN orang dewasa. Menuju masa remaja munculnya


Menurut (Saputro 2018), masa remaja perubahan perkembangan secara aspek fisik,
ialah masa dimana masa peralihan yang berasal psikis, dan psikososial.
dari masa anak-anak menuju masa kehidupan

96
SOFIANTI –Efektivitas Pendekatan Soluction 97

Setiap remaja memiliki ide terkait dengan Awaliah (2015) hasil wawancara dengan guru
identitas diri sendiri, memahami identitas diri BK yang memiliki konsep diri rendah ialah
sendiri tidak mudah.Identitas diri masing- memiliki krisis kepercayaan diri, tidak
masing individu adalah hal yang sangat mengetahui kelebihan atau potensi yang
kompleks termasuk banyak kualitas dan dimiliki. Selain itu juga hasil wawancara
dimensi yang memiliki perbedaan, dan dengan salah satu orang tua remaja adalah
ditentukan oleh suatu pengalaman mereka yang memiliki konsep diri rendah
subjektifdaripada suatu pengalaman yang mempunyai sikap yang mudah pesimis, peka
objektif, Dusek (dalam Desmita, 2015). terhadap kritika yang diberikan oleh siapapun
Salah satu dari tugas perkembangan terutama keluarga, bersikap hiperkritis, dan
selama pada masa remaja harus menyelesaikan merasa tidak disenangi oleh seluruh keluarga
krisis identitas dimana remaja berhasil atau temannya.
mencapai identitas diri yang cenderung stabil, Konsep diri merupakan faktor yang
dan akan memperoleh perbedaan dan pentingdi dalam kehidupan yang banyak
persamaan dari orang lain. Masa remaja dimana memainkan peran untuk menentukan tingkah
individu mencari jati dirinya dan laku individu dan sebagai inti dari kepribadian
mempertanyakan siapa dirinya. Remaja juga ini akan menentukan keberhasilan seseorang
akan menyadari kelebihan dan kekurangan dalam menangani permasalahan yang terjadi.
dirinya, mampu mengambil keputusan penting Menurut Atwater (dalam Desmita, 2015)
didalam dirinya, serta mengenal perannya terdiri dari bagaimana cara individu
didalam kehidupan bermasyarakat Erikson dapatmelihat dirinya sendiri sebagai pribadi,
(dalam Saputro, 2018). karena dapat merasakan mengenai dirinya
Fenomena yang didapat melalui observasi sendiri, dan bagaimana individu dapat menjadi
dengan orang tua ialah seorang remaja yang diri sendiri yang diharapkan oleh dirinya sendiri.
berusia 12 - 14 tahun mengikuti teman- Konsep diri itu sendiri terbentuk dan dapat
temannya, memiliki lingkup pertemanan yang berubah karena interaksi dengan keadaan
tidak sewajarnya yakni berteman jauh di atas lingkungan sekitar.
usianya dan mengikuti kebiasaan yang tidak Meningkatkan konsep diri bisa melalui
baik seperti merokok, balapan liar, minum- kegiatan layanan bimbingan dan konseling
minuman keras, sering membolos sekolah yaitu konseling individu.Konseling individu
daring, tidak senang untuk membaca, tidak merupakan layanan yang mempertemukan
pernah mengumpulkan foto dan tidak antara konselor dan konseli secara individual,
mengerjakan tugas. dimana hubungan ketika melakukan konseling
Adapun fenomena yang lain yakni hasil dan konselor berusaha memberi bantuan dalam
penelitian yang dilaksanakan oleh Rizkyani mengembangkan pribadi dan mengantisipasi
98 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), 6(1),2021,96-101

permasalahan yang dihadapi konseli (S.Willis, tanyakan kepada konseli dapat mengingat
2019). bahwa adanya suatu keajaiban yang akan terjadi
Konseling individu ini bertujuan agar setelah membuka kemungkinan yang terjadi
individu dapat mengenal konsep diri positif nantinya dimasa depan. Seperti “Apa yang akan
dalam dirinya. Pendekatan Solution-Focused terjadi jika masalah Anda diselesaikan dalam
Brief Therapy (SFBT)menjadi alternatif sebagai semalam, bagaimana Anda tahu itu masalah
wadah pengembangan konsep diri, akan lebih diselesaikan, dan apa yang akan berbeda?”
efektif yang dilaksanakan dalam waktu singkat. sehingga konseli bisa mengetahui tujuannya
Pendektan ini berfokus untuk menyelesaikann dan bisa menemukan solusi untuk
permasalah dengan solusi solusi mengarahkan meningkatkan konsep diri menggunakan
untuk melakukan perubahan yang lebih positif. rencana tindakan (Mulawarman, 2020).
Untuk lebih efektif dalam penggunaan
pendekatan ini, menggunakan treatment untuk METODE
membantu dalam mencari solusi atas Penelitian ini menggunakan pendekatan
masalahnya, dengan menggunakan Miracle kuantitatif, yaitu metode ini berasal dari suatu
questions (Pertanyaan Keajaiban). kerangka teoritis, gagasan atau ide para ahli,
Miracle questions (Pertanyaan Keajaiban) dan pemahaman para peneliti berdasarkan
yakni pertanyaan pengandaian untuk pengalaman mereka, dan kemudian
mengetahui tujuan konseli yang diinginkan. berkembang menjadi masalah yang diajukan
Pertanyaan keajaiban adalah suatu teknik yang untuk memperoleh kebenaran yang ada
bermanfaat untuk mempertimbangkan suatu dilapangan (Sugiyono, 2016).
kejadian, ini akan membuka ruang lingkup Desain yang digunakan yakni One Group
kemungkinan di masa depan. Konseli Pretest-Posttest Design. Desain ini ialah
dianjurkan untuk bebas bermimpi sebagai cara observasi sebelum eksperimen diberikan
untuk mengenali perubahan yang benar-benar perlakuan dan sesudah eksperimen setelah
mereka inginkan. Pertanyaan keajaiban ini diberikan perlakuan.
memiliki fokus di masa depan dan menganggap Konsep diri ialah bagaimana seorang
kehidupan yang berbeda yang tidak terdominasi individu memahami dirinya sendiri sebagai
oleh masalah tertentu (Mulawarman, 2020). pribadi yang diharapkan oleh dirinya sendiri
Maka dari itu teknik Miracle questions bisa maupun kondisi di lingkungannya dari aspek
digunakan sebagai alternatif digunakan sebagai keadaan fisik, hubungan dengan keluarga,
wadah pengembangan konsep diri, karena kepribadian individu, religius keyakinan, dan
intervensi yang digunakan dengan waktu interaksi sosial.
pendek dan menciptakan suatu perubahan. Populasi peneliti ini adalah remaja berusia
Dengan melakukan pertanyaan yang di 12-14 tahun sebanyak 40 orang didaerah
SOFIANTI –Efektivitas Pendekatan Soluction 99

Manukan Kulon. Sampel peneliti adalah 2 HASIL


orang remaja dengan menggunakan sampling Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
purposive yang berdasarkan pertimbangan berdasarkan rancangan intervensi atau
tertentu dan perwakilan usia dari nilai terendah. treatment yang diawali dengn pelaksanaan pre-
Peneliti mengumpulkan data dengan test pada remaja usia 12-14 tahun berjumlah 40
wawancara, observasi dan kuisoner. Peneliti remaja. Kemudian hasil pre-test dianalisa dan
menggunakan skala likert dimana skala likert dikategorikan kedalam 3 kategori konsep diri,
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Peneliti
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengambil sampel menggunakan sampling
di fenomena tertentu (Sugiyono, 2016). purposive remaja yang masuk kedalam kategori
Kuisoner yang digunakan berisi pernyataan- rendah yaitu berjumlah 2 remaja dan diberikan
pernyataan untuk mengetahui konsep diri pada perlakuan atau treatment berupa teknik miracle
remaja yang berjumlah 34 butir item. question dalam layanan konseling individu
Alat ukur dalam penelitian ini untuk sebanyak 6 kali pertemuan.
menguji kevalidan suatu instrumen Setiap pelaksanaan konseling individu
menggunakan aplikasi Statistic Program for akan dilakukan observasi dan monitoring diri
Social Scienses (SPSS) Versi 24.0 dengan yang akan dievaluasikan pada pertemuan
korelasi Product Moment. Alat ukur ini juga di terakhir. Setelah pertemuan terahkir konseling
uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien akan diberikan post-test.
Alpha oleh Cronbach (Azwar, 2019).
Teknik analisis data yang peneliti gunakan Pre-Test Post-Test
N Respond
dengan metode statistika adalah Statistic o en Katego
Skor Kategori Skor
ri
Program for Social Scienses (SPSS) Versi 24.0. 1. RSP 47 Sedang 75 Tinggi
Jenis analisi data yang digunakan peneliti yaitu 2. SDM 47 Sedang 78 Tinggi
Tabel 1. Berikut hasil pre-test dan post-test.
non parametric karena sampel yang digunakan
Hasil skor pre-test dan post-test konsep
relatif kecil (Sugiyono, 2016). Uji Wilcoxon
diri mengalami peningkatan pada setiap
digunakan karena mencari perbedaan pre-test
dan post-test dan membandingkan data konsep responden, sebelum dan sesudah diberikan

diri remaja sebelum dan sesudah diberikan treatment konseling individu dengan
menggunakan teknik miracle question.
pendekatan soluction-focused brief therapy
Setelah diketahui hasil pre-test dan post-
(SFBT) melalui teknik mircle question dalam
konseling individu. test, bandingkan skor keduanya untuk
menentukan perbedaan sebelum dan sesudah
diberikan treatment dan membuktikan hipotesis.
Hal tersebut dengan menggunakan Statistic
100 RISTEKDIK (Jurnal Bimbingan dan Konseling), 6(1),2021,96-101

Program for Social Scienses (SPSS) Versi 24.0. menggunakan layanan konseling individu
non parametric yaitu Uji Wilcoxon. dengan beberapa kali pertemuan. Hasil
Dari hasil Uji Wilcoxon dapat dilihat penelitian yang dilakukan penelitian
bahwa setiap responden mengalami kenaikan. menyatakan bahwa adanya efektifitas yang
Peningkatan konsep diri antara pre-test dan signifikan terhadap layanan konseling individu
post-test, diketahui rata-rata 1,50 dan selisi 3,00. dengan teknik Miracle Question untuk

Test Statisticsa meningkatkan konsep diri remaja karena


Post – Pre berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
Z -1,342b Asymp.sing = 0,180. Oleh karena nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) ,180 Asymp.sing (2-tailed) = 0.05 = 0.05. Maka
a. Wilcoxon Signed Ranks Test H0 diterima sedangkan Ha ditolak.
b. Based on negative ranks.
Tabel 2. Data hasil Uji Wilcoxon Dengan demikian, hipotesis dapat
membutikan bahwa adanya efektifitas
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
peningkatan konsep diri remaja antara sebelum
Asymp.sing = 0,180. Oleh karena nilai
dan sesudah diberi treatment teknik Miracle
Asymp.sing (2-tailed) = 0.05 = 0.05. Maka
Questions. Artinya adanya efektifitas yang
H0 diterima sedangkan Ha ditolak.
signifikan terhadap Miracle Questions dalam
Dengan demikian, Uji hipotesis efektifitas
konseling individu untuk meningkatkan konsep
pendekatan soluction-focused brief therapy
diri.
(SFBT) melalui teknik mircle question dalam
konseling individu untuk meningkatkan konsep
SIMPULAN
diri remaja yaitu tidak terdapat efektifitas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pendekatan soluction-focused brief therapy
oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat
(SFBT) melalui teknik mircle question dalam
efektifitas yang signifikan efektifitas
konseling individu untuk meningkatkan konsep
pendekatan soluction-focused brief therapy
diri remaja.
(SFBT) melalui teknik mircle question dalam
konseling individu untuk meningkatkan konsep
PEMBAHASAN
diri remaja.
Penelitian dalam upaya meningkatkan
konsep diri remaja, menggunakan teknik
DAFTAR RUJUKAN
Miracle Questions, dapat diasumsikan bahwa
Ananda, D., & Sawitri, D. (2015). Konsep Diri
pemikiran tersebut muncul didasarkan pada Ditinjau Dari Dukungan Teman Sebaya
suatu kajian untuk menangani masalah konsep Pada Remaja Di Panti Asuhan Qosim Al-
Hadi Semarang. Empati, 4(4), 298–303.
diri rendah. Hasil pre-test remaja yang memiliki
konsep diri sedang dan nilai yang paling rendah Arikunto, P. D. S. (2014). PROSEDUR
PENELITIAN, Suatu Pendekatan Praktik.
yakni 2 remaja, sehingga lebih efektif
SOFIANTI –Efektivitas Pendekatan Soluction 101

PT RINEKA CIPTA. Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan


Tugas Perkembangan Masa Remaja. In
Burns, R. B. (1993). Konsep Diri: teori, Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu
pengukuran, perkembangan dan perilaku Agama (Vol. 17, Issue 1).
(Eddy (ed.); viii). Arcan. https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1
362
Desmita. (2015). psikologi perkembangan. PT
Remaja Rosdakarya. Sugiyono, P. D. (2016). METODE
PENELITIAN KUANTITATIF,
Djali. (2007). Psikologi Pendidikan. Bumi KUALITATIF, DAN R&D. Alfabeta.
Aksara.
Suhaida, P., & Mardison, S. (2019). Pengaruh
Dra. Hj. Inge Hutagalung, M. S. (2007). Teman Sebaya Terhadap Konsep Diri
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN Siswa Kelas VIII di MTsN Lembah
TINJAUAN PRAKTIS MENUJU PRIBADI Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal Al-
POSITIF. PT INDEKS. Taujih: Bingkai Bimbingan ….

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas


Perkembangan (Edisi). Erlangga. Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal
Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan,
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial, 7(1), 17–23.
Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.21
Erlangga. 00

Jerry, J., Kurnianingrum, W., & Basaria, D.


(2020). Penerapan Solution-Focused Brief
Therapy Dengan Pendekatan Kelompok
Untuk Memperbaiki Konsep Diri Remaja
Di Lpka Slm. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, Dan Seni, 4(1), 46.
https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v4i1.
3869.2020

Mulawarman, P. D. (2020). SFBC (Soluction


Focused Brief Therapy) Konseling Singkat
Berfokus Solusi: Konsep, Riset, dan
Prosedur. Kencana.

Prof. Dr. Saifuddin Azwar, M. (2019).


Penyusunan Skala Psikologi (II).
PUSTAKA PELAJAR.

Ranny, M, R. A. A., Rianti, E., Amelia, S. H.,


Novita, M. N. N., & Lestarina, E. (2017).
Konsep Diri Remaja dan Peranan
Konseling. Jurnal Penelitian Guru
Indonesia, 2(2), 40–47.

S.Willis, P. D. S. (2019). Konseling Individual


Teori dan Praktek. Penerbit Alfabeta.

Santrock. (2003). Adolescence. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai