Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK

PEMBERIAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN


PEMAHAMAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 2 MOYUDAN TAHUN AJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Oleh:
Restu Widodo
NPM. 16144200023

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu memiliki berbagai macam kepribadian yang memberikan

perbedaan satu dengan yang lainnya, sehingga karakter masing-masing individu

memiliki ciri khas dan menjadi pembeda dengan individu lain. Suyadi (2010:108)

mengatakan kepribadian adalah totalitas ciri-ciri seseorang yang tergambar dalam

perilaku dan tidak terbatas pada reaksi orang tersebut. Sifat-sifat atau ciri-ciri

tersebut merupakan aspek-aspek yang menempel pada diri seseorang dan

merupakan referensi yang membedakan dirinya dengan orang lain.

Dalam perkembangannya, kepribadian individu terbentuk dari cara berpikir

dan dipengaruhi oleh lingkungan yang ditempatinya. Apabila individu bergaul di

lingkungan yang baik maka akan terbentuk kepribadian yang baik, sebaliknya

apabila individu berada di lingkungan yang kurang baik maka dapat membentuk

kepribadian yang kurang baik. Kepribadian yang dimiliki individu merupakan hal

yang mendasari baik buruknya masing-masing individu. Hal tersebut juga erat

kaitannya dengan konsep diri yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Menurut Ghufron dan Risnawita (2011:22) konsep diri adalah yang dipikirkan

dan dirasakan tentang dirinya sendiri. Hal ini berarti bahwa konsep diri

merupakan pemahaman yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri, sehingga

individu mengetahui kemampuan dan baik buruk dirinya. Konsep diri juga

1
merupakan penerimaan terhadap diri sendiri. Sehingga baik buruknya diri

individu mampu menerimanya tanpa ada rasa penyesalan. Penerimaan terhadap

diri sendiri juga merupakan wujud dari sebuah menghargai diri sendiri. Hal

tersebut sering ditunjukan ketika individu tidak mengeluh terhadap keadaan yang

sedang dimiliki.

Menurut Riswandi (2013:64) pada hakikatnya konsep diri adalah pemahaman

tentang diri sendiri yang timbul dari adanya interaksi dengan orang lain.

Penjelasan ini berarti bahwa pemahaman masing-masing individu dapat di

pengaruhi orang lain. Sehingga konsep diri yang dimiliki individu dapat

berkembang atau bahkan mengalami penurunan. Hal ini akibat dari interaksi

dengan orang lain, serta dapat berubah seiring berkembangnya waktu.

Seiring dari perkembangan waktu individu akan banyak menemui orang-orang

baru. Banyak bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki kepribadian yang

berbeda, maka dapat menjadi figur untuk ditiru. Sehingga konsep diri seorang

individu dapat bekembang dan menurun tergantung dari intensitas berinteraksi

dengan orang lain.

Ghufron & Riswanti (2010:19) mengemukakan bahwa terdapat dua bentuk

konsep diri yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Lebih lanjut konsep

diri positif yaitu apabila seorang individu dapat memahami dan menerima

sejumlah fakta yang mungkin sangat beragam tentang diri sendiri secara positif

dan dinamis, serta dapat menerima diri dengan apa adanya. Konsep diri positif

dapat menumbuhkan harapan-harapan yang realistis untuk di wujudkan.

2
Termasuk di dalamnya sikap optimis, terbuka terhadap kritik, serta mampu

menyelesaikan masalah dan konflik pribadi secara cepat dan tepat.

Sementara itu, konsep diri negatif yaitu apabila seorang individu tidak

tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya, atau apa yang dihargai dalam

hidupnya. Merasa tidak yakin terhadap diri sendiri sehingga tidak dapat

menghasilkan ide dan gagasan baru. Dalam pengambilan keputusanpun tidak tepat

penuh dengan keragu-raguan. Individu dengan konsep diri negatif cenderung

kurang dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang sedang di hadapinya.

Hurlock (2010:237) mengemukakan bahwa konsep diri ideal yang dimiliki

individu ialah individu yang mampu menghargai diri sendiri. Selanjutnya individu

yang mampu menghargai diri sendiri akan mencapai keberhasilan atas hal-hal

yang di inginkan. Hal tersebut berkaitan dengan aspirasi atau pemikiran yang

positif. Sehingga individu berpeluang besar dalam mencapai keberhasilan.

Individu yang memiliki konsep diri yang ideal merupakan individu yang

memiliki percaya diri yang tinggi. Kepercayaan diri ini menjadi dorongan untuk

individu tetap yakin tehadap apa saja yang akan di lakukan. Keyakinan tersebut

seperti dalam pengambilan sebuah keputusan penting bagi diri sendiri dan orang

lain. Dalam pengambilan keputusan tersebut cenderung cepat namun tepat.

Realita di lapangan menjelaskan bahwa pemahaman konsep diri masih rendah.

Hal tersebut disebabkan karena rendahnya pemahaman siswa tentang konsep diri.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh keterangan bahwa terdapat

siswa yang masih kesulitan dalam menempatkan diri dan keraguan dalam

3
pengambilan keputusan. Dibuktikan dengan siswa yang masih membawa sifat di

sekolah dasar, seperti berlarian dan berjalan dalam kelas pada saat proses belajar.

Selanjutnya keraguan dalam pengambilan keputusan, hal ini terlihat pada saat

siswa diberikan kesempatan untuk maju kedepan kelas tidak percaya diri dan takut

gagal. Jadi pemahaman konsep diri yang masih rendah pada siswa SMP NEGERI

2 MOYUDAN, akan membawa dampak kurang baik bagi perkembangan siswa.

Upaya yang pernah dilakukan oleh Guru BK SMP NEGERI 2 MOYUDAN

untuk meningkatkan pemahaman konsep diri siswa yaitu dengan memberikan

layanan bimbingan klasikal. Namun, upaya tersebut belum efektif untuk

meningkatkan pemahaman konsep diri siswa. Hal tersebut disebabkan karena

pelaksanaan layanan kurang kondusif sehingga dalam proses layanan tidak

optimal. Mengacu pada hasil tersebut maka perlu adanya upaya lain untuk

meningkatkan pemahaman konsep diri siswa.

Oleh karena itu alternatif yang dapat dilakukan untuk memberikan

pemahaman konsep diri, yaitu layanan bimbingan kelompok dengan teknik

pemberian informasi. Sedanayasa dkk (2010:30) mengemukakan bahwa

bimbingan kelompok diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan

melalui situasi,proses dan kegiatan kelompok. Selanjutnya bimbingan kelompok

merupakan kegiatan secara kolektif yang di dalamnya terdapat banyak gagasan

yang akan muncul dari setiap anggota kelompok. Gagasan dari anggota kelompok

pada dasarnya memiliki tujuan untuk hasil yang sama.

Jacobsen, dkk (dalam Tatiek Romlah 2001:86) mengemukakan bahwa teknik

pemberian informasi yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara, yang di

4
berikan pada sekelompok pendengar. Lebih lanjut teknik pemberian informasi

merupakan sarana untuk penyampaian data atau pesan kepada individu. Data atau

pesan yang telah diterima, selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Bimbingan kelompok dengan teknik pemberian informasi, dipilih karena

dalam bimbingan kelompok dapat menghidupkan dinamika untuk berdiskusi

setiap anggota kelompok. Dengan hidupnya dinamika dalam kelompok maka

dipilihlah teknik pemberian informasi. Informasi yang akan disampaikan dan

kemudian menjadi pebahasan berkaitan dengan meningkatkan pemahaman konsep

diri. Selanjutnya informasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

konsep diri pada siswa, didiskusikan pada kelompok.

Dalam kelompok, setiap anggota kelompok memiliki pemahaman dan sudut

pandang yang berbeda tentang konsep diri. Perbedaan setiap anggota kelompok

akan menciptakan dinamika kelompok, dalam dinamika tersebut dapat

menumbuhkan pemahaman atau meningkatkan pemahaman individu pada konsep

diri. Sehingga bimbingan kelompok dengan teknik pemberian informasi sangat

efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep diri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Edy Irawan tahun 2013

dengan judul “Efektivitas Teknik Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan

Konsep Diri Remaja”. Hasil peneltian tersebut memperkuat peneliti untuk

menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik pemberian informasi

untuk meningkatkan konsep diri siswa.

5
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan oleh peneliti, peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PEMBERIAN

INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DIRI

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 MOYUDAN TAHUN AJARAN

2019/2020”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah:

a. Siswa belum memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai

konsep diri.

b. Ditemukan siswa yang masih membawa sifat di sekolah dasar .

c. Perlu diterapkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik pemberian

informasi untuk meningkatkan konsep diri siswa

C. Pembatasan Masalah

Berdasar identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka pembatasan

masalah dalam penelitian ini yaitu efektivitas layanan bimbingan kelompok

dengan teknik pemberian informasi untuk meningkatkan pemahaman konsep diri

siswa kelas VII SMP NEGERI 2 MOYUDAN tahun ajaran 2019/2020.

6
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah,

maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini. Adapun rumusan

permasalahannya adalah: apakah bimbingan kelompok dengan teknik pemberian

informasi efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep diri siswa kelas VII

SMP NEGERI 2 MOYUDAN tahun ajaran 2019/2020?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas bimbingan

kelompok dengan pemberian informasi dalam meningkatkan pemahaman konsep

diri siswa kelas VII SMP NEGERI 2 MOYUDAN tahun ajaran 2019/2020

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai uraian berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk semua pendidik

serta pihak terkait, dapat menambah ilmu dan wawasan tentang teori yang ada

dalam penelitian ini yang berupa interaksi sosial dan faktor di dalamnya yang

mempengaruhi, dan dapat menambah pengetahuan mengenai konsep diri siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberiakan suatu masukan untuk

pendidik khususnya untuk guru bimbingan dan konseling dalam memberikan

layanan bimbingan dan konseling yang aktif untuk pemahaman siswa terhadap

7
konsep diri yang dimilikinya dan siswa dapat memahami tugas perkembangan

dirinya serta dapat mengembangkan bakat sesuai dan minatnya secara optimal.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian saya buat ini sangat diharapkan mampu untuk memberikan manfaat

bagi peneliti selanjutnya sebagai suatu referensi untuk melakukan suatu penelitian

tentang konsep diri pada siswa dan mengembangkan penelitian dengan metode

yang lainnya.

8
Daftar pustaka

Ghufron & Riswanti. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ghufron & Risnawita. (2011). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Hurlock , Elizabeth B. (2010) Perkembangan Anak. Edisi keenam: Jilid 2. (alih

bahasa: Med. Meitasari tjandrasa). Jakarta : Erlangga

Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sedanayasa , Gede dan Suranata, Kadek. 2010.Dasar-Dasar Bimbingan

Konseling. Singraja

Suyadi.(2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta : PT Bintang Pustaka Abadi

Tatiek Romlah (2001). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang :

Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai