Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG

Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Bukit Lama, Ilir Barat I, Bukit Lama, Kec. Ilir
Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137

TUGAS TUTORIAL II

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik Tanggal : 15 Mei 2022


Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Bukit Lama,
Jenjang / Jurusan : S1PGSD Waktu Ilir Barat I, Bukit Lama,
: 10.00-12.00 wibKec. Ilir
Pokjar : Baturaja Bar. I, Kota Palembang, Sumatera
Tutor Selatan 30137Astrina, M.Pd.
: Ayuni
Materi : Modul 4 Sifat Ujian : Open Book

PETUNJUK !!!
➢ Bacalah soal dengan cermat dan teliti
➢ Kerjakan Soal Secara Urutan
➢ Dilarang mengcopy paste jawaban teman

1. Bagaimana konsep diri dan harga diri berkembang? Apakah ada hubungan konsep diri
dengan motivasi belajar seorang siswa?
2. Salah satu karateristik konsep diri anak-anak adalah karateristik perbandingan sosial.
Jelaskan dan berikan contoh?
3. Bagaimana identitas diri terbentuk? Sejak kapan identitas diri terbentuk dan berkembang?
4. Jika anda seorang pendidik, menurut anda apakah altruisme ini patut dikembangkan dalam
diri peserta didik anda? Jika ya, bagaimana cara anda untuk mengembangkannya?
5. Jelaskan pengaruh teman sebaya dan budaya terhadap konsep diri dan pencapaian
akademik?

Note:
❖ Jawaban Tugas diketik pada Ms. Word di kertas F4 (HVS) dikirim dalam bentuk PDF
dengan subjek Nama,Nim, Kelas, Nama Tutor
❖ Jawaban di kirimkan ke akun Universitas Terbuka www.lms.ut.ac.iddiupload pada sesi 5.
Tugas Tutorial II dikumpulkan paling lambat Tanggal 21 Mei 2022 atau,
❖ Tugas Tutorial IIdikirimke Whatsapp Group dengan subjek Tugas Tutorial II paling
lambat 21 Mei 2022
❖ Baca petunjuk diatas dengan teliti !
Jawaban

1. Konsep diri adalah cara dan sikap seorang individu dalam memandang dirinya sendiri.
Pandangan atau perspektif diri meliputi aspek fisik maupun psikis, seperti mengenal
karakteristik individu itu sendiri, tingkah laku atau perbuatannya, kemampuan dirinya,
dan sebagainya. Tak hanya mencakup kekuatan diri individu itu saja, melainkan
kelemahan dan kegagalan yang ada pada dirinya. Sebagai contoh, apabila individu
menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya, akan terbentuk konsep diri yang baik atau positif pada dirinya. Namun,
sebaliknya, apabila individu itu menganggap bahwa dirinya tidak mampu atau dalam
artian pesimis sebelum mencoba, akan terbentuk konsep diri yang negatif pada dirinya.
Oleh sebab itu, sebagai individu sangat penting untuk mengenali dirinya sebaik
mungkin untuk mengembangkan dirinya menggapai cita-cita dan tujuan hidup di masa
depan.

Harga diri adalah persepsi seorang individu akan hasil yang dicapainya dengan
menelaah seberapa banyak kesesuaian perilakunya dengan ideal dirinya. Harga diri ini
memang terbentuk sejak kecil sebab adanya perhatian dan penerimaan dari individu
dan lingkungan sekitarnya.
Harga diri diri ini dihasilkan dari persepsi dan penilaian seorang individu terhadap
dirinya terkait yang diharapkan dengan fakta yang ada pada dirinya. Apabila semakin
luas ketidaksesuaian antara pengharapan dan fakta atau kenyataan di dirinya, akan
semakin rendah rasa harga dirinya. Sebaliknya, Apabila individu tersebut semakin
mendekati ideal dirinya atau pengharapan atas dirinya dan menyukai atas apa yang
dikerjakan, akan semakin tinggi pula rasa harga dirinya

Ya, menurut saya konsep diri dan motivasi belajar saling berhubungan karena Konsep
diri ini merupakan keseluruhan pandangan tentang bagaimana seseorang melihat,
menilai, serta menyikapi diri. Bila individu mempunyai konsep diri yang rendah atau
negatif, individu akan menjadi kurang percaya diri dan mudah putus asa. Dengan
konsep diri yang positif, siswa diharapkan akan memiliki motivasi yang tinggi untuk
mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Motivasinya untuk berprestasi merupakan
suatu hal yang positif pula, sebab konsep diri yang dimilikinya pun positif. Walaupun
mengalami kegagalan atau penurunan prestasi, dengan konsep diri yang positif,
kegagalan tersebut dijadikan sebagai cambuk untuk lebih menghargai apa yang telah
didapatkan.

Dan dapat disimpulkan semakin tinggi konsep diri, maka semakin tinggi pula motivasi
belajar siswa, begitu pula sebaliknya, semakin rendah konsep diri siswa maka semakin
rendah pula motivasi belajar siswa

2. Karakteristik Perbandingan Sosial, yaitu pemahaman diri anak-anak usia sekolah


dasar juga mengacu pada perbandingan sosial (social comparison). Pada tahap ini,
anak-anak cenderung membedakan diri mereka dari orang lain secara komparatif
daripada secara absolut. Pergeseran perkembangan ini menyebabkan suatu
kecenderungan yang meningkat untuk membentuk perbedaan-perbedaan seseorang
dari orang lain sebagai seorang individu.
Sejumlah ahli psikologi perkembangan percaya bahwa dalam perkembangan
pemahaman diri, pengambilan perspektif (perspective taking, kemampuan untuk
mengambil perspektif orang lain dan memahami pemikiran dan perasaan-perasaannya)
memainkan peranan penting. Menurut sejumlah ahli, anak-anak usia 6 tahun mampu
memahami perspektif orang lain, namun belum bisa diasosiasikan dengan masing-
masing tingkat, sebab kemampuan anak dalam pengambilan peran mungkin
berfluktuasi dari suatu waktu ke waktu lain (Macoby, 1980). Beberapa anak dapat
memahami perspektif orang lain pada suatu peristiwa, tetapi mungkin gagal
mempertahankan perspektif tersebut dalam jangka waktu yang lama
Misalnya. Anak usia SD sudah tidak lagi berpikir “Apa yang dapat aku lakukan” tetapi
mereka mulai berpikir “Apa yang dapat saya lakukan” dan “Apa yang dapat dilakukan
orang lain”.

3. Menurut Marcia (Desmita, 2008) pembentukan identitas diri memerlukan adanya


dua elemen penting, yaitu eksplorasi (krisis) dan komitmen. Eksplorasi menunjuk pada
suatu masa di mana seseorang berusaha menjelajahi berbagai alternatif pilihan yang
ada, serta menetapkan dan memberikan perhatian terhadap alternatif tersebut.
Sedangkan komitmen merujuk pada usaha membuat keputusan mengenai pekerjaan
atau ideologi, serta menentukan berbagai strategi untuk merealisasikan keputusan
tersebut. Seseorang dikatakan memiliki komitmen bila elemen identitasnya berfungsi
mengarahkan tindakannya, dan selanjutnya tidak membuat perubahan yang berarti
terhadap elemen identitas tersebut.
Marcia (Desmita, 2008) mengemukakan bahwa terdapat empat status identitas,
tergantung dari cara menyelesaikan krisis identitas. Keempat status identitas tersebut
diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya eksplorasi dan komitmen

Identifikasi indentitas diri terbentuk ketika anak muda memilih nilai dan orang
tempat dirinya memberikan loyalitasnya, bukan sekadar mengikuti pilihan
orangtuanya. Orang yang sedang mencari identitasnya adalah orang yang ingin
menentukan siapakah atau apakah yang dia inginkan pada masa mendatang.

Identitas diri berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seseorang yang berdiri sendiri
tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Ini berarti menjadi seorang dari
kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan kelompok yang
merupakan kekhususan dari individu itu. Identitas diri yang dicari anak anak menuju
remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat.
Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi
seorang ayah? Apakah ia mampu percaya diri, sekalipun latar belakang ras atau agama
atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan,
apakah ia akan berhasil atau akan gagal?, Pertanyaan-pertanyaan ini tidak begitu
penting pada masa anak-anak, namun menjadi kian umum dan intens pada masa
remaja. Tidak jarang remaja menjadi ragu terhadap eksistensi dirinya sendiri, sehingga
pencapaian identitas diri merupakan salah satu tugas yang penting dan mendasar dalam
kehidupan remaja.

4. Ya, cara mengembangkannya:


Mengubah unsur kognitif dari sikap yang bersangkutan. Caranya melalui
pemberian informasi-informasi baru perihal objek sikap, sehingga unsur
kognitif menjadi luas. Hal tersebut diharapkan akan merangsang unsur afektif
dan unsur tingkah lakunya (konatif).
Sikap sosial yang difokuskan dalam kurikulum 2013 yaitu jujur, disiplin, tanggung
jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri.
a. Kejujuran
Cara mengembangkan kejujuran pada siswa yaitu memberi arahan siswa agar
berkata jujur baik perkataan maupun perbuatan misalnya dengan cara : Mengakui
jika belum mengerjakan PR. Berjanji untuk tidak berbohong kepada guru dan
teman-teman sekolah. Tidak mencuri barang-barang milik teman sebangku atau
orang lain di sekolah. Memberikan uang sesuai dengan harga jajanan di Kantin.
Tidak menyontek saat sedang melaksanakan ujian.
b. Peduli
Cara mengembangkan kepedulian pada siswa yaitu dengan cara melibatkan siswa
secara langsung misalnya dengan membersihkan lingkungan sekolah, siswa
diharuskan rajin ikut kegiatan piket, memungut sampah ketika melihat sampah
berserakan di lingkungan sekolah, siswa dilibatkan untuk menjaga fasilitas yang
ada disekolah dan tidak merusak properti sekolah, menghormati dan menghargai
anggota dan teman di sekolah, membantu ketika ada teman yang kesulitan.

c. Disiplin
Cara mengembangkan disiplin pada siswa yaitu menanamkan sikap tertib dan
patuh di segala ketentuan atau peraturan yang berlaku di sekolah.
Misalnya datang kesekolah tepat waktu, dalam artian tidak terlambat masuk kelas.
5. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri siswa adalah teman
sebaya atau teman sejawat karena pada prinsipnya pengaruh teman sebaya mempunyai
arti yang sangat penting bagi kehidupan remaja. Bila siswa dapat
bergaul dengan baik, biasanya mereka juga menunjukkan perilaku dan sikap yang
positif dan saling membantu mereka juga saling memberikan dorongan untuk me-
ngembangkan konsep diri yang baik, saling memberikan saran dan saling
menolong
Pengaruh teman sebaya dan budaya terhadap akademik anak, sangat perpengaruh besar
terhadap konsep diri seseorang. Bila seorang anak mempunya teman sebaya yang baik,
religi yang bagus di nilai dari sisi agama dan mencinntai budaya ketimuranya, rajin
mengerjakan tugas-tugas sekolah maupun tugas dirumahnya pasti anak ini juga
terpengaruh dengan konsep diri yang positif dari teman sebayanya tersebut, dan
sebaliknya bila seorang anak mempunyai teman sebaya yang buruk, dari tingkat
ahlaknya, perbuatannya, cara berpakaiannya sudah kebarat-baratan dan malas
mendahulukan kepentikan pendidikannya, otomatis anak yang berteman dengan anak
tersebut akan meniru konsep diri yang negatif juga.

Anda mungkin juga menyukai