Anda di halaman 1dari 12

[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

UPAYA MENGATASI KETERLAMBATAN SISWA MASUK KELAS


MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK
MANAJEMEN WAKTU

Nur Chasanah
SMK Negeri Tembarak
Email: nurchasanah.dra@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih adanya sejumlah siswa
yang belum dapat mematuhi tata tertib sekolah dalam hal kedisplinan. Tata tertib
yang belum dipatuhi adalah datang ke sekolah tepat waktu, sehingga siswa ini
terlambat masuk kelas. Siswa terlambat masuk kelas disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu terlambat sengaja, tidak dapat bangun pagi, terlalu lama menunggu
angkutan, berangkat sekolah dengan waktu yang mepet, saling menunggu teman/
menjemput teman, ban motor pecah, dan jarak dari rumah ke sekolah yang terlalu
jauh. Banyak lagi sebab-sebab siswa terlambat masuk kelas yaitu yang bersumber
dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Dampak dari berbagai sebab siswa
terlambat masuk kelas adalah adanya tingkah laku menyimpang yang menyalahi
aturan/ tata tertib yang ada di sekolah baik tertulis maupun tidak tertulis.
Disamping itu juga akan merugikan siswa, karena akan tertinggal pelajarannya pada
jam pertama di sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengatasi keterlambatan
masuk kelas dengan layanan penguasaan konten dengan teknik manajemen waktu.
Hasil yang diharapkan untuk mengubah tingkah laku terlambat masuk kelas akan
menjadi rajin dan tepat waktu. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Meka A SMK
N Tembarak sejumlah 10 orang. Penelitian dilakukan selama empat bulan yaitu dari
bulan Maret sampai Juli 2016. Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan dan Konseling
(PTKBK) ini hanya meneliti dan melaporkan masalah yang terkait dengan
keterlambatan masuk kelas. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas
Bimbingan dan Konseling (PTKBK). Metode penelitian komparatif menggunakan
analisis deskriptif. Hasil analisis deskriptif menunjukkan keterlambatan masuk kelas
dari kondisi awal, siklus I dan siklus II menunjukkan kearah yang lebih baik.
Layanan penguasaan konten dengan teknik manajemen waktu dapat menurunkan
keterlambatan siswa kelas X Meka A Semester Genap di SMK Negeri Tembarak
Tahun Pelajaran 2015/2016. Ini terbukti dengan persentase keterlambatan siswa dari
pra siklus ke siklus 1 terjadi penurunan 35 %, dan dari siklus I ke siklus II
mengalami penurunan sebesar 24 %.

Kata kunci: keterlambatan siswa, penguasaan layanan konten, manajemen waktu.

A. PENDAHULUAN

Disiplin merupakan upaya mental individu atau masyarakat


mengendalikan diri dan sikap dalam mengembangkan kepatuhan

1
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
dan ketaatan terhadap peraturan masih kurang.
dan tata tertib berdasarkan Masalah kedisiplinan masuk
dorongan dan kesadaran yang sekolah tepat waktu sangat penting
muncul dari dalam hatinya. untuk dicari solusinya.Salah satu
Perilaku disiplin dapat diterapkan alternatif untuk menyelesaikan
dalam berbagai lingkungan, di kedisiplinan tepat sasaran dapat
rumah, masyarakat maupun di diberikan layanan penguasaan konten
sekolah. dengan teknik manajement waktu.
Menurut Akhmad (2008:24) Pelaksanaan layanan penguasaan
setiap siswa dituntut dan konten dengan teknik manajemen
diharapkan untuk berperilaku waktu merupakan bantuan yang
setuju dengan aturan dan tata tertib diberikan kepada sejumlah siswa agar
yang berlaku di sekolahnya. memperoleh manfaat tertentu dan
Perilaku, aturan dan tata tertib yang pengentasan masalah – masalah siswa
berlaku di sekolah tersebut dapat yang menyebabkan keterlambatan,
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Kepatuhaan dan ketaatan siswa
terhadap berbagai peraturan dan B. LANDASAN TEORI
tata tertib yang berlaku 1. Disiplin
disekolahnya, itu biasa disebut Dalam kehidupan sehari-hari
dengan disiplin siswa. 2) Peraturan, kita tidak lepas dari aktivitas atau
tata tertib dan berbagai ketentuan kegiatan, kadang kegiatan itu kita
lainya yang berupaya mengatur lakukan dengan tepat waktu tapi
perilaku siswa disebut disiplin kadang juga tidak. Kegiatan yang kita
laksanakan secara tepat waktu dan
sekolah.
dilaksanakan secara kontinyu, maka
Berdasarkan data dari guru akan menimbulkan suatu kebiasaan.
piket dan guru mata pelajaran Kebiasaan dalam melaksanakan
khususnya jam pertama masih kegiatan secara teratur dan tepat
banyak siswa yang terlambat masuk waktulah yang biasanya disebut
sekolah, terutama siswa kelas X disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Meka A masalah kedisiplinan Menurut Nursito (dalam
masuk sekolah masih sangat Tarmizi, 2009) menyatakan disiplin
kurang. Pada siswa kelas X Meka A sebagai upaya mengendalikan diri dan
semester 1 SMK Negeri Tembarak sikap mental individu atau
Tahun Pelajaran 2016/2017 mulai masyarakat dalam mengembangkan
bulan Juli sampai bulan Desember kepatuhan dan ketaatan terhadap
mencapai 20 kali terlambat dengan peraturan dan tata tertib berdasarkan
jumlah siswa 10 anak dan pada dorongan dan kesadaran yang muncul
semester 2 dari bulan Januari dari dalam hatinya.
sampai bulan Maret mencapai 12 Disiplin diperlukan oleh
kali terlambat dengan jumlah siswa siapapun dan di manapun, begitupun
sebanyak 5 anak. Data tersebut seorang siswa dia harus disiplin baik
menunjukan bahwa siswa kelas X itu disiplin dalam menaati tata tertib
Meka A semester 2 SMK Negeri sekolah, disiplin dalam belajar di
Tembarak Tahun Pelajaran sekolah, disiplin dalam mengerjakan
2016/2017 tingkat kedisiplinan tugas, maupun disiplin dalam belajar

2
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
di rumah, sehingga akan dicapai “layanan bantuan kepada individu
hasil belajar yang optimal. Disiplin (sendiri-sendiri ataupun dalam
berperan penting dalam kelompok) untuk menguasai
membentuk individu yang berciri kemampuan atau kompetensi tertentu
keunggulam. Dengan disiplin yang melalui kegiatan belajar”.
muncul karena kesadaran diri, Sukardi (2008: 46)
siswa berhasil dalam belajarnya. mendefinisikan layanan penguasaan
Sebaliknya siswa yang kerap kali konten sebagai berikut, layanan
melanggar ketentuan sekolah pada pembelajaran (penguasaan
umumnya terhambat optimalisasi konten) adalah layanan
potensi dan prestasinya. bimbingan dan konseling yang
Perilaku terlambat adalah memungkinkan siswa memahami
datang tidak pada waktunya. Faktor dan mengembangkan sikap dan
- faktor yang maempengaruhi kebiasaan belajar yang baik,
keterlambatan pada individu dalam keterampilan dan materi belajar
proses pendidikan dipengaruhi yang cocok dengan kecepatan dan
beberapa faktor baik dari dalam kesulitan belajarnya, serta tuntutan
maupun dari luar individu. kemampuan yang berguna dakam
Individu yang terlambat mengalami kehidupan sehari-hari.
perilaku yang menghindar atau Layanan penguasaan konten
tidak masuk kelas pada sat dalam penelitian ini adalah layanan
terlambat berlari, takut, tenang dan bimbingan dan konseling kepada
lain-lain. Pengaruh dari dalam individu yang bertujuan agar siswa
individu misalnya sering bermalas- untuk menguasai kemampuan-
malasan, kurangnya motivasi kemampuan atau kompetensi-
terhadap materi yang diberikan, kompetensi terkait kebiasaan belajar
dan kebiasaan melamun (Rahman, siswa ataupun mengurangi kebiasaan
2013). Sedangkan pengaruh dari belajar siswa yang kurang baik.
luar individu misalnya suasana Menurut Prayitno (1997: 86),
dilingkungan keluarga dan suasana materi yang dapat diangkat melalui
disekolah. Perilaku terlambat layanan pembelajaran/layanan
perilaku yang tidak sesuai dengan penguasaan konten ada berbagai
waktunya atau lewat dari waktu macam, yaitu meliputi: a)
yang telah ditentukan. Pengembangan siswa yang
2. Layanan Penguasaan Konten mengalami masalah belajar: tentang
Layanan penguasaan kemampuan, motivasi, sikap dan
konten merupakan layanan bantuan kebiasaan belajar; b) Pengembangan
yang diberikan (baik kelompok motivasi, sikap dan kebiasaan belajar
maupun individu untuk mengatasi yang baik; c) Pengembangan
berbagai kesulitan yang dihadapi keterampilan belajar seperti
individu dalam masalah belajar, membaca, mencatat, bertanya dan
yang didalamnya mencakup menjawab dan menulis; d) Pengajaran
kesulitan dari dalam diri individu perbaikan; dan e) Program pengayaan.
itu). Sedangkan menurut Prayitno Secara umum fungsi layanan
(2004: 2) definisi layanan penguasaan konten adalah fungsi
penguasaan konten adalah pemeliharaan dan fungsi

3
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
pengembangan. Menurut Prayitno memperlancar jalannya kegiatan
(2004: 215) fungsi pemeliharaan pembelajaran di sekolah. Manajemen
dan pengembangan berarti waktu di sekolah akan berdampak
memelihara segala sesuatu yang bagi proses kegiatan di sekolah baik
baik (positif) yang ada dalam diri kegiatan pembelajaran maupun
individu (siswa), baik hal itu kegiatan nonakademik. Yang perlu
merupakan bawaan maupun hasil menjaga manajemen waktu adalah
perkembangan yang telah dicapai seluruh warga sekolah yaitu siswa,
selama ini. guru maupun karyawan.
3. Manajemen waktu Ada lima bidang utama yang
Manajemen waktu tidak boleh ditinggalkan dalam
merupakan perencanaan, pengelolaan waktu atau manajemen
pengorganisasian, pengetatan dan waktu menurut Jithendra M. Mishra
pengawasan produktifitas waktu dan Prabhakara Mishra (dalam
(Sandra, 2013: 219). Waktu menjadi Rohadi, 2008: 291), yaitu: pertama,
salah satu sumber daya kerja yang kesadaran bahwa sebagian besar
mesti dikelola secara efektif dan waktu yang dihabiskan bersifat
efisien. Efektifitas terlihat dari kebiasaan; kedua, bahwa penentuan
tercapainya tujuan menggunakan sasaran pribadi sangat penting bagi
waktu yang telah ditetapkan manajemen yang benar; ketiga,
sebelumnya. Efisien bermakna prioritas harus dikategorikan dan
pengurangan waktu yang dikaji; keempat, bahwa komunikasi
ditentukan dan investasi yang baik dan benar sangat esensial;
menggunakan waktu yang ada. kelima, bahwa menangguhkan
Manajemen waktu bertujuan pada mungkin merupakan halangan
produktivitas yang berarti rasio terbesar bagi pengelolaan waktu.
output dengan input.
Menurut Mujiyono, dkk
C. METODE PENELITIAN
(2009: 5) manajemen waktu adalah
Penelitian ini menggunakan
perencanaan, pengorganisasian,
metode penelitian tindakan
penggerakan, dan pengawasan
bimbingan konseling. Prosedur
produktivitas waktu. Sejalan
penelitian tindakan bimbingan
dengan hal tersebut Purwanto (2008:
konseling menurut Arikunto (2009)
6) berpendapat bahwa manajemen
terdapat 4 tahapan yang lazim
waktu adalah proses harian yang
dilalui yaitu perencanaan,
digunakan untuk membagi waktu,
pelaksanaan, pengamatan, dan
membuat jadwal, daftar hal-hal
refleksi
yang harus dilakukan,
Penelitian ini dilakukan di
pendelegasian tugas, dan sistem
SMK Negeri Tembarak, Jl.Mantenan,
lain yang membantu untuk
Greges Kecamatan Tembarak,
menggunakan waktu secara efektif.
Kabupaten Temanggung, Jawa
Dalam lingkungan sekolah
Tengah dan mengambil obyek
manajemen waktu sangat
penelitian pada siswa kelas X Meka
diperlukan untuk membuat siswa
A.
menjadi disiplin. Dengan
Teknik pengumpulan data
manajemen waktu yang baik akan
yang digunakan dalam penelitian

4
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
tindakan bimbingan dan sistematis terhadap faktor-faktor
konseling ini meliputi observasi, yang sedang diteliti.
metode dokumentasi, dan angket. Analisis data menggunakan
Observasi (pengamatan) analisis deskriptif komparatif yaitu
dalam arti sempit yaitu membandingkan hasil antara
pengamatan secara langsung pengamatan awal dan hasil
terhadap gejala yang diteliti. pengamatan setelah siklus 1
Sedangkan dalam arti luas, (setelah pelaksanaan satu siklus
observasi meliputi pengamatan tindakan) dan proses analisa data
yang dilakukan secara langsung tahap 1 diharapkan dapat
maupun tidak langsung terhadap menjelaskan keefektifan langkah
obyek yang sedang diteliti, yang dilakukan guru pembimbing
Sutoyo (2012 : 84). Menurut Gall dari tahap perencanaan sampai
dkk (2003 : 254) memandang pada tahap refleksi untuk dijadikan
observasi sebagai salah satu perbaikan melakukan tindakan pada
metode pengumpulan data siklus 2. Dan pada proses analisa
dengan cara mengamati perilaku data tahap
dan lingkungan (sosial dan atau 2 secara keseluruhan
material) individu yang sedang membandingkan antara
diamati. pengamatan awal, hasil pengamatan
Metode dokumentasi siklus 1 dan hasil pengamatan siklus
adalah salah satu metode 2 dalam bentuk persentase (%).
pengumpulana data yang 1. Analisis keterlambatan siswa
dilakukan dengan Keterlambatan siswa diobservasi
menginventariskan dokumen dengan catatan berkala, guru
yang ada. Metode ini digunakan memantau kemajuan kedisplinan
untuk memperoleh data tentang siswa dengan lembar cek catatan
berkala.
siswa terlambat melalui catatan- A
Ps  100%
catatan dari guru piket dan N
catatan berkala.
Metode angket adalah alat Keterangan :
pengumpulan data untuk Ps = Persentase keterlambatan
mengukur setiap karakteristik siswa;
atau aktivitas dari seseorang yang A= jumlah skor total terlambat
ingin diamati sesuai dengan per minggu;
kondisi dirinya berdasarkan N = jumlah hari per minggu
beberapa alternatif pilihan
jawaban yang sudah disediakan. 2.Analisis observasi aktivitas siswa
Angket ini digunakan Lembar observasi menggunakan
menggambarkan atau model checklist. Modelchecklist
mengevaluasi seseorang, obyek, digunakan untuk mengukur
atau peristiwa tertentu, indikator aspek aktivitas siswa.
menemukan faktor-faktor yang Data yang diperoleh diolah dengan
relevan dengan masalah yang pemberian skor pada tiap item.
sedang menjadi pusat perhatian, Skor pada tiap item perlu diubah
dan pencatatan lebih rinci dan dalam presentase dengan
menggunakan

5
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
rumus sebagai berikut: diperoleh guru;
A N = jumlah skor seluruhnya
Ps 100%
 N
Untuk kriteria kualifikasi hasil
pengamatan dapat dilihat pada
Keterangan : tabel, sebagai berikut:
Ps = Persentase keaktifan siswa;
Tabel 1. Kriteria kualifikasi aktivitas
A= jumlah skor yang diperoleh guru
siswa; No Persentase Kualifikasi
N = jumlah skor seluruhnya 1 80% ≤ µ ≤ 100% Sangat tinggi
2 60% ≤ µ ≤ 79,9% Tinggi
3 40% ≤ µ ≤ 59,9% Sedang
Aktivitas siswa dikatakan 4 20% ≤ µ ≤ 39,9% Rendah
efektif jika kecerdasan 5 0% ≤ µ ≤ 19,9% Sangat rendah
majemuk berhasil dilibatkan
dalam pembelajaran yang D. HASIL PENELITIAN DAN
ditunjukkan oleh total PEMBAHASAN
persentase kategori aktivitas Peneliti melakukan observasi
pelibatan kecerdasan majemuk awal pada tanggal 10 April 2016.
lebih besar atau sama dengan Peneliti mengacu pada indikator
75%. observasi pada siswa sering
terlambat masuk sekolah untuk
3. Analisis observasi aktivitas selanjutnya diberikan tindakan oleh
guru peneliti melalui layanan bimbingan
Hasil analisis penilaian terhadap kelompok dengan teknik
lembar pengamatan aktivitas manajemen waktu. Subjek penelitian
guru diperoleh dari deskripsi adalah siswa kelas X Meka A SMK
hasil pengamatan aktivitas guru Negeri Tembarak sebanyak 36
dalam proses pemberian layanan siswa. Dari 36 siswa kemudian di
bimbingan dan konseling. analisis dan di observasi terhadap
Pengamatan aktivitas guru keterlambatan atau yang paling
dilakukan oleh teman sejawat sering terlambat datang ke sekolah.
atau guru senior. Data ini Berdasarkan hasil observasi dengan
merupakan deskripsi aktivitas kolabolator, peneliti bersama guru
dari hasil pengamatan mengenai pembimbing (kolaborator)
pelaksanaan proses pemberian memutuskan 10 siswa yang
layanan bimbingan dan mengikuti layanan bimbingan
konseling, yang dianalisis dengan kelompok untuk mengurangi
menggunakan rumus sebagai keterlambatan siswa masuk sekolah.
berikut : Delapan siswa tersebut adalah CIS,
A ES, FAN, MS, MBW, MAHT, MDS,
Ps  100%
N MJH, RS, dan ZRF.
Keterlambatan siswa sangat
berpengaruh terhadap prestasi
Keterangan : siswa seperti malas dalam proses
Ps = Persentase keaktifan guru; kegiatan belajar mengajar, siswa
A= jumlah skor yang yang terlambat bisa mengantuk

6
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
bahkan ada juga yang tertidur di Tabel 2. Rekapitulasi keterlambatan siswa
kelas, selain itu dampaknya juga pada siklus I
bisa menyebabkan siswa tidak Nama
Pertemuan Pertemuan Total
I II terlambat
konsentrasi dalam menerima
CIS 2 2 4
pelajaran atau tidak fokus dalam
ES 2 2 4
pelajaran. Manajemen waktu
FAN 4 1 5
siswa juga perlu ditingkatkan
MS 3 0 3
agar tingkat kedisplinan siswa
MBW 3 1 4
semakin baik.
MAHT 3 2 5
Keterlambatan siswa selama
MDS 3 2 5
dua minggu atau selama observasi
MJH 4 1 5
berlangsung masih tinggi dengan
RS 2 1 3
persentase keterlambatan sebesar
ZRF 2 2 4
65%. Hampir setiap siswa terlambat
dan kejadian ini selalu terulang
pada hari berikutnya. Oleh karena Dari tabel tersebut diperoleh data
itu harus ada solusi untuk bahwa terjadi penurunan
mengatasi masalah tersebut, salah keterlambatan siswa pada siklus I
satunya dengan cara melakukan dibanding pada saat pra siklus atau
pelayanan penguasaan konten observasi. Persentase keterlambatan
dengan teknik manajemen waktu. siswa pada siklus I adalah 30%,
1. Siklus I sehingga menurun 35% dari observasi
Berdasarkan hasil temuan pertama. Refleksi
pada survei awal diketahui terdapat Observasi aktivitas siswa
10 siswa kelas X Meka A SMK dilakukan oleh dua orang senior
Negeri Tembarak yang sering (teman sejawat) yang bertugas
terlambat masuk sekolah, sehingga sebagai observer. Observer
peneliti menjadikan 10 siswa memberikan pengamatan pada lembar
tersebut sebagai subjek penelitian. observasi yang terdapat dua belas
Materi layanan bimbingan (12) pernyataan tentang aktivitas
kelompok disesuaikan dengan yang dilakukan siswa selama kegiatan
kebutuhan siswa untuk berlangsung. Aktivitas siswa dalam
menurunkan keterlambatan siswa kegiatan belajar layanan bimbingan
masuk sekolah. Topik yang dibahas dan konseling dengan teknik
peneliti diambilkan dari indikator- manajemen waktu pada siklus I
indikator sehubungan dengan diperoleh sebesar 71,87 %. Aktivitas
terlambat masuk sekolah serta dari siswa dalam siklus I masih belum
hasil pengamatan dan wawancara efektif karena kurang dari 75% dari
sebelum pelaksanaan layanan persentase aktivitas siswa. Kenyataan
penguasaan konten dengan teknik dalam penelitian masih ada beberapa
manajemen waktu. Hasil pelayanan siswa yang belum serius dalam
penguasaan konten dengan teknik mengikuti kegiatan. Siswa masih acuh
manajemen waktu pada siklus tak acuh dan tidak mempedulikan
pertama adalah sebagai berikut sanksi yang diberikan oleh sekolah.
Hasil observasi aktivitas siswa pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 3.

7
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
Tabel 3. Hasil observasi aktivitas Tabel 4. Hasil observasi aktivitas guru
siswa pada siklus I pada siklus I
Observer Observer
No item No item
X Y X Y
1 3 3 1 3 3
2 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 4
4 2 3 4 4 3
5 3 3 5 3 3
6 3 3 6 4 4
7 3 2 7 4 3
8 3 2 8 3 3
9 3 3 9 3 3
10 3 3 10 3 3
11 3 3 11 4 3
12 3 3 12 4 3
rata2 item 2,92 2,83 13 3 3
rata2 total 2,88 rata2 item 3,38 3,15
persentase 71,87% rata2 total 3,27
persentase 81,70%
Aktivitas guru dalam kegiatan
pemberian layanan penguasaan Kenyataan keterlambatan siswa
konten dengan teknik manajemen dalam teknik manajemen waktu pada
waktu dinilai oleh penilai. Penilai siklus I menunjukkan bahwa perlu ada
dalam penelitian ini dilakukan oleh perbaikan (refleksi) secara menyeluruh
dua orang guru senior yaitu rekan pada proses layanan Bimbingan dan
kerja di SMK N Tembarak. Pada Konseling dengan penguasaan konten
siklus I observasi aktivitas guru teknik manajemen waktu, karena
diperoleh persentase rata-rata perubahan keterlambatan siswa belum
81,70% dengan kategori aktivitas berubah dan proses layanan juga
guru sangat tinggi. Guru masih belum berjalan secara optimal.
harus menyesuaikan dengan Penyebab kurang optimal layanan
kondisi siswa dan harus lebih sabar Bimbingan dan Konseling dalam
dalam memberikan materi penguasaan konten dengan teknik
manajemen waktu. Proses manajemen waktu pada siklus I
manajemen waktu juga harus berdasarkan pengamatan adalah 1)
sistematis dan berdampak pada Kondisi awal rata-rata siswa pada saat
perubahan positif siswa. Hasil mendengarkan penjelasan guru,
observasi aktivitas guru pada siklus mencatat penjelasan, serta sebagai
I dapat dilihat pada tabel 4. proses layanan Bimbingan dan
Konseling masih minim sehingga
konsep tentang manajemen waktu dan
kedisplinan belum dapat dipahami
siswa dengan baik. Refleksi:

8
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
menjelaskan ulang teknik ES 0 0 0
manajemen waktu yang baik ke FAN 1 0 1
siswa dan merubah pola penjelasan MS 0 0 0
yang tadinya ceramah menjadi MBW 1 0 1
tindakan langsung; 2) Siswa masih MAHT 1 0 1
ada yang mengabaikan peraturan MDS 1 0 1
dan layanan Bimbingan dan MJH 2 0 2
Konseling sehingga masih ada siswa RS 1 0 1
yang terlambat berkali-kali. ZRF 0 0 0
Refleksi: diberi hukuman yang tegas
agar membuat siswa jera untuk Penurunan keterlambatan siswa
terlambat datang ke sekolah; 3) pada siklus II ditandai dengan
Tanya jawab dan diskusi antar guru perubahan kedisplinan siswa yang
dan siswa guru sangat kurang. sudah bisa mengatur waktu dengan
Penyebabnya dikarenakan siswa baik. Dari segi bangun tidur tidak
belum terbiasa dengan berbicara kesiangan, datang ke sekolah tidak
didepan umum atau berpendapat terlambat, belajar tepat waktu, dan
yang mengharuskan kemampuan mengatur waktu dengan
siswa untuk aktif mencari dan baik.
memahami konsep secara mandiri. Pada siklus II diperoleh
Refleksi: penjelasan langkah- persentase rata-rata observasi siswa
langkah meningkatkan selama kegiatan berlangsung sebesar
diskusi dan tanya jawab antar 96% dengan kategori aktivitas siswa
peserta didik dan guru dengan efektif. Aktivitas siswa pada siklus II
siswa. meningkat dan lebih baik lagi
daripada siklus I. Hal ini terlihat
2. Siklus II dengan antusias siswa yang baik
Kegiatan pada siklus II upaya dalam manajemen waktu. Perubahan
mengatasi keterlambatan siswa perilaku dan penurunan
layanan penguasaan konten dengan keterlambatan siswa mulai terlihat.
teknik manajemen waktu pada 10 Hampir semua siswa aktif dalam
siswa kelas X Meka A SMK N proses kegiatan.
Tembarak menunjukkan penurunan
keterlambatan siswa, ini Tabel 6. Hasil observasi aktivitas siswa pada
dikarenakan siswa sudah mulai siklus II
tersadar akan pentingnya perilaku
kedisiplinan di sekolah, sehingga Observer
siswa akan selalu bersemangat No item
X Y
dalam belajar. Persentase
1 3 4
keterlambatan siswa sebesar 6 %.
2 4 3
Hal ini menunjukkan terjadi
3 3 4
penurunan dari siklus I sebesar 24
4 4 3
%.
Tabel 5. Keterlambatan siswa pada 5 4 4
siklus II 6 3 3
Pertemuan Pertemuan Total 7 3 3
Nama
I II terlambat
8 3 3
CIS 1 0 1

9
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017
Observer Observer
No item No item
X Y X Y

9 3 3 rata2 total 3,69

10 4 4 persentase 92,30%

11 3 3
12 4 3 Manajemen waktu adalah
rata2 item 3,42 3,33 merupakan perencanaan dan
rata2 total 3,38 pengaturan waktu yang digunakan
Persentase 84,38% setiap hari dalam melaksanakan
semua aktivitas yang ada, berdasarkan
pada skala prioritas dan jadwal yang
Pada siklus II terlihat telah ditentukan, sehingga individu
aktivitas guru sudah meningkat,
dapat menggunakan waktu secara
dengan persentase rata-rata efektif dan efisien. Manajemen waktu
aktivitas guru sebesar 92,30%
merupakan hal yang sangat penting
dengan kategori aktivitas guru bagi kehidupan setiap individu,
sangat tinggi. Pemberian layanan
khususnya siswa untuk menggapai
penguasaan konten dengan teknik kehidupan yang lebih baik dan semua
manajemen waktu yang dilakukan
target dapat tercapai.
oleh guru sudah baik. Namun masih
Layanan penguasaan konten
perlu tambahan waktu dalam
dengan teknik manajemen waktu
dalam pemberian layanan karena
mampu memberikan pemahaman
dalam kenyataannya guru BK hanya
kepada siswa bagaimana mengubah
diberi waktu satu pertemuan dalam
perilaku mereka yang kurang
seminggu.
bermanfaat dan cenderung merugikan
diri sendiri. Mengubah perilaku
Tabel 7. Hasil observasi aktivitas
guru pada siklus II
tersebut dengan menggunakan
Observer
kontrak perilaku, setiap siswa dituntut
No item untuk dapat membuat kontrak
X Y
perilaku yang ditujukan untuk dirinya
1 4 4
sendiri. Dengan kata lain kontrak
2 4 3
perilaku adalah salah satu bentuk
3 3 4
perjanjian dengan diri sendiri untuk
4 4 4
mengubah perilakunya yang kurang
5 4 4 bermanfaat untuk diubah menjadi
6 3 4 lebih efektif.
7 4 4 Dalam penelitian ini setelah
8 4 4 siswa mendapatkan layanan
9 3 3 penguasaan konten dengan teknik
10 4 4 manajemen waktu, siswa mampu
11 3 3 menunjukkan perubahan, yaitu siswa
12 4 3 yang tidak memiliki tujuan hidup
13 4 4 jangka pendek, memiliki rencana apa
rata2 item 3,69 3,69
yang akan dilakukan, lebih
menghargai waktu dengan
mengurangi kegiatan atau aktivitas

1
[VOLUME 4 NOMOR 2, 201
yang kurang bermanfaat, dan
datang ke sekolah tidak terlambat. Berdasarkan uraian di atas,
Apabila ditinjau dari indikator menunjukkan bahwa terjadi
dalam manajemen waktu siswa penurunan keterlambatan siswa.
tersebut, sebelum dan setelah Aktivitas guru dalam layanan
diberi layanan penguasaan konten penguasaan konten dengan teknik
dengan teknik manajemen waktu manajemen waktu diobservasi oleh
juga mengalami perkembangan. observer. Guru mampu mengubah
keterlambatan siswa dari yang
awalnya siswa sering telat kini
berubah menjadi tidak terlambat lagi
masuk sekolah. Kedisplinan siswa juga
mulai terlihat dalam hal mengatur
waktu dan mengorganisir kegiatan
dengan mempriorotaskan kegiatan
yang positif. Meskipun begitu,
hendaknya perlu dikembangkan lagi.
Gambar 1. Kegiatan layanan penguasaan
konten dengan teknik manajemen Tindak lanjut yang perlu dilaksanakan
waktu yaitu guru hendaknya terus
mendampingi siswa menekankan
Setelah dilakukan interview pentingnya menyusun tujuan hidup,
dengan siswa, banyak siswa yang menyusun prioritas, membuat jadwal,
berpendapat jika mereka semakin meminimalisir gangguan dan
memahami pentingnya kedisiplinan mendelegasikan tugas. Hal tersebut
di sekolah. Manajemen waktu yang bisa dilakukan melalui layanan
sudah diajarkan guru mulai klasikal ataupun format kelompok.
diterapkan dalam kehidupan Selain itu, guru juga perlu
sehari- hari khususnya dalam memperhatikan faktor eksternal yang
lingkungan sekolah. Siswa jadi mempengaruhi manajemen waktu
terbiasa melakukan setiap aktivitas siswa misalnya lingkungan keluarga
dengan tepat waktu, berangkat ke dan pergaulan teman sebaya. Agar
sekolah juga tidak terlambat lagi. siswa tidak hanya sadar ketika pada
Penurunan keterlambatan siswa saat tertentu saja, tetapi diharapkan
dari pra siklus sampai dengan siklus setiap hari siswa mampu menerapkan
II dapat dilihat pada gambar 2. disiplin dan menghargai waktu.
Dalam penelitian ini guru mengalami
kelemahan yaitu kurangnya waktu
dalam memberikan layanan ke siswa
karena guru hanya diberi waktu 1x40
menit (satu pertemuan) dalam waktu
satu minggu, sehingga menyebabkan
guru kurang fokus pada masalah
siswa dan terkadang tidak bisa
langsung diselesaikan secara
langsung.
Gambar 2. Grafik penurunan
keterlambatan siswa

1
[VOLUME 4 NOMOR 2, 201
E. PENUTUP siswa lebih lama lagi dan lebih luas
Berdasarkan hasil agar dalam membimbing tidak
Penelitian Tindakan Kelas kekurangan waktu.
Bimbingan dan Konseling
(PTKBK) yang telah diuraikan,
maka dapat diperoleh kesimpulan F. DAFTAR RUJUKAN
layanan penguasaan konten
dengan teknik manajemen waktu Akhmad, Sudrajat. (2008). Perkembangan
dapat menurunkan keterlambatan Kognitif. Jakarta: Bumi Aksara.
siswa kelas X Meka A Semester Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian.
Genap di SMK Negeri Tembarak Jakarta: Rineka Cipta.
Tahun Pelajaran 2015/2016. Ini Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi. 2008.
terbukti dengan persentase Penelitian Tindakan Kelas: Panduan
Untuk Guru. Jakarta: Rineka Cipta.
keterlambatan siswa dari pra
Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan
siklus ke siklus 1 terjadi
Konseling Kelompok (Dasar dan
penurunan 35 %, dan dari siklus I Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.
ke siklus II mengalami penurunan Prayitno. (2004). Dasar-dasar Bimbingan
sebesar 24 %. dan Konseling. Depdikbud: Rineka
Berdasarkan hasil Cipta.
penelitian tindakan kelas ini Purwanto, Sigit. (2008). Pocket Mentor
dikemukakan beberapa saran Manajemen Waktu. Jakarta: Esensi
diantaranya adalah 1) Untuk Erlangga Group.
kepala sekolah, seyogyanya terus Rahman, Ratna Nurani. 2013. Upaya
mendorong dan memotivasi Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas
siswa untuk mendukung Melalui Bimbingan Kelompok Dengan
peningkatan kedisplinan siswa Menggunakan Media Sosiodrama.
untuk Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan
Dan Konseling.
berangkat tidak terlambat ke
Sandra, Kusnul Ika dan M. As’ad Djalali.
sekolah serta memfasilitas guru
(2013). Manajemen Waktu, Efikasi-
BK yang bertugas agar Diri Dan Prokrastinasi. Persona, Jurnal
memperdalam dan Psikologi Indonesia, Sept. 2013, Vol. 2,
mengembangkan layanan No. 3, hal 217 – 222.
Bimbingan Konseling khususnya Sukardi, Dewa Ketut. (2008). Pengantar
layanan penguasaan konten; 2) Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Bagi guru BK agar Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
mengintensifkan pemberian Cipta.
layanan penguasaan konten Tarmiji. (2009). Pola Asuh Orang Tua dalam
dengan teknik manajemen waktu Mengarahkan Prilaku Anak. Jakarta:
terkait kedisplinan siswa Rineka Cipta.
sehingga dapat meningkatkan
kebiasaan yang baik bagi siswa
untuk mengurangi keterlambatan
siswa ke sekolah; dan 3) Pihak
sekolah setidaknya
memberikan tambahan
waktu bagi guru BK agar dapat
memberikan layanan bimbingan
dan konseling ke

Anda mungkin juga menyukai