Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan datang tepat waktu pada peserta
didik Kelas 8D SMP Negeri 24 Surakarta Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2010. Subyek dalam penelitian adalah
kedisiplinan dating tepat waktu di sekolah pada peserta didik kelas 8D SMP Negeri 24 Surakarta
Semester II tahun pelajaran 2009/2010. Presedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data kualitatif hasil pengamatan
kedisiplinan datang tepat waktu dianalisis menggunakan analisis diskriftif kualitatif dengan
membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka dianalisis menggunakan
deskriftif komparatif dengan membandingkan hasil kondisi awal, kondisi siklus I dan siklus II
kemudian direfleksi.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa melalui pemberian layanan bimbingan
kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan datang tepat waktu peserta didik kelas 8D SMP Negeri
24 Surakarta. Kondisi Pra tindakan masih banyaknya peserta didik yang tidak disiplin datang tepat
waktu di sekolah. Pada Siklus I dengan memberikan layanan bimbingan kelompok kepada kelas
secara kelompok besar atau klasikal.Guru pembimbing hanya sebagai fasilitator atau pengaruh
jalannya diskusi. Pada siklus I peserta didik terlihat senang dan antusias dalam mengikuti layanan
bimbingan kelompok. Dari hasil pengamatan setelah siklus I diperoleh data adanya peningkatan
kedisiplinan peserta didik untuk datang tepat waktu di sekolah sebesar 40%. Pada Siklus 2, tindakan
diberikan sama dengan sikilus I tetapi dengan jumlah anggota kelompok yang lebih kecil dimana
kelas dibagi 2 kelompok yaitu kelompok 1/ganjil dan kelompok 2/genap. Dalam pelaksanaan
tindakan siklus 2 ini peneliti menggunakan guru pembimbing lain sebagai kolaboran untuk
mengamati jalannya proses layanan bimbingan kelompok dengan kelompok sedang. Dimana
kelompok ganjil berjumlah 19 orang sedang kelompok genap berjumlah 16 orang. Berdasarkan hasil
tindakan siklus 2 diperoleh data adanya peningkatan kedisiplinan peserta didik untuk datang tepat
waktu di sekolah sebesar 50%.

Kata Kunci: Kedisiplinan, Layanan Bimbingan Kelompok

Latar Belakang Masalah


Akhir-akhir ini sering kita lihat pandangan yang kurang menyenangkan di lingkungan SMPN 24
Surakarta, terutama pada jam kegiatan pembelajaran dimulai yaitu pada pukul 07.00-07.15.
Pemandangan tersebut adalah masih banyaknya para peserta didik yang datang terlambat atau
kurang disiplin datang tepat waktu disekolah. Keadaan ini menjadikan bahan pemikiran bagi para
guru dan Pimpinan Sekolah untuk membuat mereka menjadi jera dan tidak akan datang terlambat
lagi. Dari masukan Bapak Kepala Sekolah dan staf guru, dimulailah adanya hukuman bagi para
peserta didik yang terlambat datang disekolah yaitu disuruh menyapu atau membersihkan
halaman/taman sebelum diperbolehkan masuk ke kelas masing-masing.
Siswa yang terlambat datang disekolah tentunya akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di
kelas pada jam pertama, karena dalam pembelajaran klasikal, seorang guru membersihkan materi
pelajaran kepada seluruh siswa dalam satu kelas secara bersama-sama, sehingga kedatangan siswa
terlambat ke dalam kelas yang tengah berlangsung KBM mau tidak mau akan mengganggu proses
pembelajaran baik mengganggu konsentrasi guru maupun menggangu konsentrasi peserta didik
didalam kelas. Dengan demikian perlu adanya tindakan untuk lebih mendisiplinkan para peserta
didik datang tepat waktu di sekolah seperti yang telah tercantum pada tata tertib peserta didik SMP
N 24 Surakarta.
Dalam perjalanan mendisiplin anak terlambat dengan hukuman membersihkan halaman sekolah
nampaknya belum membuahkan hasil berarti, ditunjukkan dengan masih banyaknya para peserta
didik yang datang di sekolah tidak tepat waktu atau terlambat. Di kelas 8 pada bulan Januari dan
Februari adalah : 9 siswa, dengan jumlah peserta didik keseluruhan 229 pada tahun pelajaran
2009/2010. Angka tersebut termasuk tinggi yang berarti tingkat kedisiplinan datang disekolah tepat
waktu bagi siswa kelas 8 SMP N 24 Surakarta masih rendah dan perlu adanya peningkatan. Hal ini
menandakan belum adanya kesadaran dari peserta didik untuk mentaati peraturan atau tata tertib
yang berlaku di sekolah. Walaupun mereka sudah diberi sanksi atau hukuman tanpa adanya
pemahaman dan kesadaran diri rasanya sulit untuk merubah sikap dan kebiasaan peserta didik
untuk meningkatkan kedisiplinan datang tepat waktu diseluruh.
Selama ini peneliti sebagai guru BK di SMPN 24 Surakarta hanya mencatat dan merekap peserta
didik yang terlambat datang di sekolah dan memberi layanan konseling individual bagi peserta didik
yang tergolong sering terlambat datang di sekolah. Mengingat pentingnya kedisiplinan datang tepat
waktu pada kegiatan pembelajaran jam pertama maka perlu adanya kegiatan/tindakan yang mampu
menyentuh kesadaran peserta didik untuk mentaati peraturan atau tata tertib yang berlaku
disekolah, terutama disiplin datang tepat waktu di sekolah. Peneliti belum memberikan layanan
bimbingan kelompok mengingat waktu dan perlunya persiapan yang lebih matang.
Dengan adanya peningkatan kedisiplinan datang tepat waktu di sekolah bagi para peserta didik
diharapkan dapat seiring dengan peningkatan prestasi akademik yang akan menjunjung nama baik
SMP N 24 Surakarta. Keherhasilan peningkatan prestasi akademik suatu sekolah sangat tergantung
kepada keinginan luhur dan kebersamaan dan seluruh elemen sekolah yang terkait dengan
dukungan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Peserta didik sebagai input atau sasaran
dalam dunia pendidikan memiliki potensi dan kepribadian yang unik. Potensi tersebut dibedakan
sebagai berikut:1) Potensi untuk kecerdasan intelektual. 2) Potensi untuk kecerdasan emosional.3)
Potensi untuk kecerdasan spiritual. Ketiga kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara simultan,
karena peserta didik adalah memililki peran sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial dan makhluk
Tuhan (makhluk yang beragama). Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan seperti yang tercantum
pada UU no. 20/2003 yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa
dan negara.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di SMPN 24 Surakarta tersebut, peneliti sebagai salah satu guru
bimbingan dan konseling ingin berpartisipasi dalam usaha mendidik dan mencapai perkembangan
yang optimal. Adapun judul psnelitian Tindakan Kelas yang akan kami lakukan adalah: Upaya
Peningkatan Kedisiplinan Datang di Sekolah Tepat Waktu melalui Pemberian Layanan Bimbingan
Kelompok pada Siswa Kelas 8D Semester Genap SMPN 24 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang peneliti sampaikan sebagai berikut: Apakah Peningkatan
Kedisiplinan Datang di Sekolah Tepat Waktu dapat diupayakan melalui pemberian layanan
Bimbingan Kelompok pada siswa kelas 8 semester Genap SMP Negeri 24 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan kedisiplinan datang di sekolah tepat
waktu bagi peserta didik. Sedangkan tujuan Khusus Untuk mengupayakan adanya peningkatan
kedisiplinan datang di sekolah tepat waktu melalui pemberian layanan Bimbingan Kelompok pada
peserta didik kelas 8 semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.
KAJIAN TEORI
Kedisiplinan
Banyak orang menginginkan suatu keberhasilan dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan, namun
kenyataannya tidak semua orang dapat berhasil dalam mencapai tujuan yang diinginkannya.
Keberhasilan bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba, sebuah keberhasilan terwujud karena
diupayakan melalui perencanaan yang matang, keyakinan, kerja keras, kedisiplinan dan niat baik.
Kedisiplinan adalah salah satu faktor diperolehnya sebuah keberhasilan, untuk itu dibawah ini akan
penulis sampaikan pengertian kedisiplinan menurut ahli.
Menurut Harris Chester W dalam Encyclopedia of Educational Research disebutkan bahwa konsep
tentang kedisiplinan secara tradisional dan secara luas telah banyak dikenal melalui interaksi antara
individu, budaya dan institusi lainnya. Menurut Wardiman dalam buku Pedoman Pelaksanaan
Disiplin Nasional dan Tata tertib sekolah karangan Soemarmo disebutkan bahwa Disiplin adalah
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan dan ketertiban. Dari kedua pengertian diatas, dapatlah
penulis tarik kesimpulan tentang disiplin atau kedisiplinan sebagai berikut: Kedisiplinan itu
mengandung unsur kemauan dan kemampuan seseorang menyesuaikan interest dan mengendalikan
dirinya untuk menyesuaikan dengan norma, aturan, hukum, kebiasaan yang berlalu dalam
lingkungan sosial budaya setempat.
Menurut Prujodaiminto, unsur-unsur kedisiplinan meliputi: 1) Sikap mental, yang merupakan sikap
tata dan tertib sebagai hasil atas pengembangan din dan latihan, pengendalian pikiran dan
pengendalian watak.2) Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma kriteria
dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang
mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan akan aturan, norma dan standar tadi merupakan syarat
mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses).3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan
kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.
Berdasar pendapat tersebut dapatlah dipahami bahwa kedisiplinan lahir dan berkembang dari sikap
seseorang di dalam sistem nilai budaya yang telah ada di masyarakat dimana mereka tinggal.
Terdapat unsur pokok yang membentuk kedisiplinan yaitu sikap yang telah ada pada diri manusia
dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap tadi merupakan unsur yang hidup di
dalam jiwa manusia yang mampu bereaksi terhadap lingkungannya dalam bentuk tingkah laku atau
pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagai
petunjuk dan pedoman perilaku manusia.
Dengan demikian seseorang yang kurang atau tidak disiplin berarti mereka kurang atau tidak
menghargai waktu dalam kehidupannya, akibat mereka sulit untuk mentaati peraturan yang ada.
Untuk dapat melaksanakan kedisiplinan dengan baik, peserta didik perlu memiliki persepsi yang
positif tentang peraturan di sekolah. disiplin yang lahir dari kesadaran diri akan membuat seseorang
melaksanakan peraturan secara ikhlas tanpa diarahkan, disuruh, diawasi maupun ditertibkan oleh
orang lain.
Sekolah sebagai tempat terselenggaranya pendidikan memerlukan sarana untuk mengatur semua
kegiatan warga sekolah agar tidak terjadi benturan antara warga satu dengan lainnya sarana
tersebut adalah berupa peraturan atau tata tertib yang telah disepakati bersama oleh pihak sekolah
dan orang tua siswa. (Komite sekolah) Peraturan atau tata tertib sekolah adalah salah satu alat yang
dapat menumbuhkan kedisiplinan seseorang, dalam hal ini kedisiplinan yang dimaksud adalah
kedisiplinan untuk datang di sekolah tepat waktu. Kedisiplinan datang di sekolah tepat waktu dapat
dilaksanakan apabila para peserta didik mempunyai kesadaran yang cukup tinggi terhadap peraturan
atau tata tertib sekolah yang telah ditetapkan. Disinilah sangat diperlukan kesadaran dari para
peserta didik untuk mentaati peraturan atau tata tertib yang berlaku. Peraturan atau tata tertib di
SMPN 24 Surakarta memuat beberapa aspek perbuatan dan perilaku tentang bagaimana para siswa
seharusnya bertindak atau berperilaku. Salah satu aturan yang berlaku di SMPN 24 adalah: Para
peserta didik wajib datang disekolah pukul 06.55.dan Pelajaran atau Kegiatan Belajar dimulai pukul
07.00.
Keefektifan guru dalam pembelajaran di kelas sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kelas
termasuk kedisiplinan datang di sekolah tepat waktu. Jika ada peserta didik yang tidak disiplin
datang tepat waktu di sekolah dalam arti terlambat datang di kelas, sementara peserta didik yang
lain sudah mulai mengikuti proses pembelajaran di kelas, maka kedatangan peserta didik yang
terlambat tersebut akan mengganggu jalannya pembelajaran dikelas. Dalam penelitian ini peneliti
mengelompokkan kedisiplinan datang tepat waktu disekolah sebagai berikut: Kategori I: Siswa
datang sebelum pukul 07.00 s/d pukul 07.05, Kategori II: Siswa datang pukul 07.06-07.09, Kategori III
: Siswa datang pukul 07.10 ke atas
Pada kategori I dan II masih diberi toleransi dan dianggap cukup disiplin, mengingat para peserta
didik di SMP N 24 Surakarta banyak yang berasal dan pinggiran kota Surakarta. Kategori III adalah
para peserta didik yang dianggap tidak disiplin datang tepat waktu dimana mereka terlambat datang
di sekolah 10 menit atau lebih setelah tanda bel masuk dibunyikan. Peneliti beranggapan mereka
adalah para peserta didik yang kurang memahami tentang pentingnya peraturan sehingga mereka
bertindak seenaknya sendiri.
Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan salah satu kegiatan dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah,
dimana peranan dan fungsi Bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik dalam
mencapai perkembangan yang optimal. Dalam proses perkembangannya, terkadang peserta didik,
mengalami hambatan/permasalahan yang berasal dari dalam dirinya maupnn dari luar dirinya.
Disinilah keberadaan bimbingan dan konseling disekolah diperlukan dengan berbagai kegiatan yang
telah diprogramkan untuk tercapainya perkembangan yang optimal. Salah satu kegiatan bimbingan
dan konseling disekolah adalah melalui kegiatan Bimbingan Kelompok.
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialami melalui
dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi yang dialami oleh masing-
masing anggota kelompok. (Prayitno, 2001, 89). Didalam bimbingan kelompok perlu adanya
kerjasama dan kebersamaan dengan memperhatikan dimensi isi dan dimensi proses. Dimensi isi
menunjukkan apa yang menjadi fokus perhatian kelompok berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan dimensi proses menunjuk pada bagaimana permasalahan tersebut ditangani,
langkah apa yang akan ditempuh dan menjaga kebersamaan dalam kelompok, sehingga semua
anggora kelompok merasa terlibat.
Tujuan pemberian layanan bimbingan kelompok adalah untuk membantu peserta didik yang
mengalami permasalahan yang relatif sama atau sejenis agar peserta didik mampu mengatasi
permasalahannya dan lebih dapat berkembang optimal. Menurut Charles L. Thompson dan William
A. Poppen dalam buku yang berjudul “Guidance Activities for Comselors and Teachers” disebutkan
bahwa kebanyakan program bimbingan kelompok yang berorientasi menunjang perkembangan
siswa yang bersifat developmental, memberikan tekanan pada usaha dalam tujuh bidang yaitu:
memperdalam konsep diri, mengembangkan hubungan sosial dengan teman-teman sebaya,
meningkatkan disiplin dalam hidup dan disiplin diri, memperbaiki komunikasi antara orang tua dan
anak, membantu siswa mencapai sukses dalam studi akademik, menciptakan suasana positif untuk
proses belajar mengajar di dalam kelas, mengembangkan pemahaman tentang dunia kerja dan karir.

Kerangka Berpikir
Berdasarkan dari kajian teori yang telah disampaikan dimana sekolah sebagai tempat bertemunya
para peserta didik menjalani pendidikan formal membutuhkan alat untuk mengatur segala kegiatan
dan perilaku warga sekolah tersebut agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada
benturan-benturan sosial di lingkungan sekolah. Alat pengatur tingkah laku tersebut adalah tata
tertib sekolah. Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan pada salah satu aspek tata
tertib sekolah yaitu kedisiplinan datang tepat waktu di sekolah. Di dalam tata tertib sekolah
disebutkan bahwa pelajaran dimulai pukul 07.00, sehingga penulis mengelompokkan siswa sebagai
berikut:
1. Peserta didik/ siswa yang datang sebelum pukul 07.00 - 07.05
Dikelompokkan disiplin  kedisiplinan tinggi
2. Peserta didik/ siswa yang datang pukul 07.06 - 07.09
Dikelompokkan disiplin  kedisiplinan cukup
3. Peserta didik/ siswa yang datang pukul 07.10 atau lebih
Dikelompokkan kurang disiplin  kedisiplinan rendah
Peserta didik dalam kategori kedisiplinannya rendah akan diberikan tindakan yang berupa
pemberian layanan bimbingan kelompok dengan tujuan agar peserta didik dapat meningkatkan
kedisiplinan datang di sekolah tepat waktu.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di depan maka penulis
mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui pemberian layanan bimbingan kelompok
kepada siswa dapat meningkatkan kedisiplinan datang tepat waktu di sekolah bagi siswa atau
peserta didik ketas 8 semester genap SMP Negeri 24 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mulai mengadakan kegiatan penelitian pada bulan Maret 2010 sampai
dengan bulan Juni 2010. Pada bulan Maret 2010 membuat proposal penelitian dan instrumen
penelitian dengan alokasi waktu 4 minggu atau 1 bulan. Pada bulan April kegiatannya adalah
pengumpulan data, tentang jumlah peserta didik yang terlambat datang di sekolah dalam waktu 1
minggu. Pada bulan April penulis juga mengadakan kegiatan tindakan pada siklus I yaitu memberikan
layanan bimbingan Kelompok dengan jumlah kelompok besar yaitu 35 peserta didik atau secara
klasikal. Pada bulan Mei penulis mengadakan kegiatan tindakan pada siklus II yaitu memberikan
layanan bimbingan Kelompok dengan jumlah kelompok kecil yaitu 10-20 siswa. Pada bulan Juni 2010
adalah penyusunan laporan penelitian. Tempat Penelitian ini adalah di SMPN 24 Surakarta, karena
penulis mengajar di SMP Negeri 24 Surakarta ini, sehingga efektifi dan efisien waktu.
Subyek Penelitian
Pada penelitian, ini peneliti menggunakan subyek penelitian pada peserta didik kelas VIII D SMP
Negeri 24 Surakarta yang berjumlah 35 siswa jumlah perempuan 16 dan siswa laki-laki 19.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data ketidakdisiplinan datang tepat waktu di
sekolah pada pesena didik kelas 8D SMP Negeri 24 Surakarta beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Untuk data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan sumber dari: 1) Peserta
didik kelas 8D SMP Negeri 24 Surakarta dengan pertanyaan lisan maupun dengan daftar pertanyaan
tertulis.2) Guru mata pelajaran jam pembelajaran pertama pada kelas 8D mulai hari Senin sampai
dengan hari Sabtu.3) Guru Pembimbing yang lain sebagai kolaboran.4) Guru Piket KBM mulai hari
Senin sampai dengan hari Sabtu.5) Dokumen data tentang siswa terlambat datang di sekolah.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan bahan penelitian perlu diadakannya alat pengumpulan data yang relevan
dengan kebutuhan data yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik wawancara,
observasi dan himpunan data (dokumen).
Validasi Data dan Analisis Data
Kegiatan validasi data diperlukan untuk diperolehnya data yang valid untuk data kualitatif penulis
mengadakan validasi data dengan triangulasi. Triangulasi ada dua:1) Triangulasi sumber. Data
berasal dari beberapa sumber.2)
Triangulasi metode. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa metode yang relevan.
Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang didasarkan oleh data. Untuk menghindari kesalahan atau kesalahan data yang
terkumpul, perlu dilakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan
pada kriteria derajad kepercayaan/kredibility dengan teknik trianggulasi, ketekunan pengamatan,
pengecekan teman sejawat Trianggulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang
didasarkan pada sesuatu di luar data untuk mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang
telah ada. Moleong, 2000. Pengecekan teman sejawat dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai
proses dan hasil penelitian dengan harapan untuk memperoleh masukan baik dari segi metodologi
maupun pelaksanaan tindakan.
Dalam analisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan
kondisi awal dengan keadaan setelah siklus I, terhadap kedisiplinan datang tepat waktu disekolah.
Dari hasil evaluasi tersebut akan diketahui tingkat keefektifan pemberian layanan bimbingan
kelompok, apakah ada peningkatan yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan kelompok
dengan tingkat kedisiplinan datang tepat waktu di sekolah. Selain itu hasil analisis tersebut juga
memberikan gambaran atau deskriptif bagaimana peimigkatan kedisiplinan datang tepat waktu di
sekolah tersebut dapat terjadi. Bagaimana pula pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam
setiap siklus. Dan hasil analisis tersebut dapat dijadikan bahan refleksi dan penelitian dan untuk
mengembangkan rekomendasi umum.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Dalam pengamatan penulis, kelas 8D adalah kelas yang kurang disiplin mengenai pelaksariaan tata
tertib sekolah, terutama untuk kedisiplinan tentang tepat waktu datang di sekolah. Hal tersebut
penulis ketahui dari pengamatan yang penulis lakukan selama 1 minggu di depan kelas 8D tentang
kedisiplinan datang di sekolah tepat waktu. Dari hasil pengamatan kami ternyata setiap hari pasti
ada yang tidak disipilin datang tepat waktu yang jumlahnya berkisar antara 1 sampai dengan 3
peserta didik. Disamping hasil pengamatan penulis sendiri, data tersebut juga dapat dilihat pada
buku piket mengenai siapa saja peserta didik yang terlambat di sekolah, karena peraturan di SMPN
24 Surakarta bagi peserta didik yang terlambat datang di sekolah harus minta surat ijin untuk masak
kelas terlebih dahulu kepada guru piket. Untuk lebih lebih jelasnya di bawah ini penulis sajikan
tentang data jumlah peserta didik kelas 8D yang tidak disiplin datang tepat waktu di sekolah selama
1 minggu mulai dari tanggal 3 sampai 9 April 2010.
Tabel 3
Jumlah Peserta Didik Tidak Disiplin pada Kondisi Awal

No Hari/Tanggal Jumlah
1 Sabtu, 3-4-2010 2
2 Senin, 5-4-2010 2
3 Selasa, 6-4-3010 1
4 Rabu, 7-4-2010 2
5 Kamis, 8-4-2010 1
6 Jum'at,9-4-2010 2

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I


1. Perencanaan tindakan
Pada siklus 1 kali ini peneliti memberikan layanan bimbingan kelompok dengan format klasikal
sejumlah 35 peserta didik. Metode yang peneliti gunakan dalam inti tindakan adalah tanya jawab
dan diskusi kelas, dengan materi pentingnya mentaati tata tata tertib sekolah yang berlaku demi
tercapainya perkembangan yang optimal. Untuk model perencanaan tindakan kelas dipaparkan
dalam satuan layanan kegiatan (terlampir).
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan kelas peneliti menggunakan teknik bimbingan kelompok sebagai
wahana untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai tata tertib yang berlaku di
SMP Negeri 24 Surakarta, terutama tentang kedisiplinan datang tepat waktu di sekolah. Adapun
kegiatan tindakan kelas siklus 1 dilakukan dalam 2 kali tatap muka yaitu pada tanggal 15 April dan 17
April 2010 dengan alokasi waktu 4 jam pembelajaran untuk tiap kali tatap muka. Kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:a) Tanya jawab tentang apa dan mengapa tata tertib itu perlu
dibuat dalam suatu sekolah, terutama untuk disiplin datang tepat waktu di kelas mengingat system
pembelajarannya klasikal.b) Diskusi kelompok; Guru BK yang sekaligus sebagai peneliti berperan
mengatur jalannya kegiatan diskusi agar berjalan dengan lancar. Pemimpin diskusi atau
fasilitator membuat posisi peserta bimbingan kelompok dengan membuat bentuk lingkaran sehingga
masing masing peserta dapat bertatap muka antara satu dengan lainnya. Topik dalam diskusi
adalah Tidak Disiplin Datang Tepat Waktu, Mengganggukah. Adapun tahapan dalam bimbingan
kelompok adalah sebagai berikut:1)Tahap pembentukan.2) Tahap peralihan.3) Tahap
kegiatan.4)Tahap pengakhiran
Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan evaluasi yang kami lakukan baik dengan pengamatan maupun dari hasil pekerjaan
diskusi peserta bimbingan kelompok dapat peneliti sampaikan tentang hasilnya sebagai berikut: a)
Peserta berantusias dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok.b) Terjalin keriasama yang baik
dalam setiap kegiatan.c) Peserta memiliki pemahaman yang positif tentang tata tertib sekolah.d)
Peserta memahami bahwa ketidaksiplinan datang tepat waktu di sekolah akan mengganggu jalannya
proses pembelajaran di kelas.e) Masih ada peserta didik kelas 8D yang tidak disiplin datang tepat
waktu.
Refleksi Hasil Tindakan Siklus I
Dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I peneliti mendapatkan gambaran
tentang kondisi peserta didik sebagai subyek penelitian sebagai berikut:a) Peserta didik memiliki
pemahaman yang lebih baik dalam menanggapi tentang pentingnya tata tertib dan kedisiplinan
datang tepat waktu di sekolah.b) Dengan adanya layanan bimbingan kelompok dari guru BK lebih
memberikah motivasi kepada peserta didik untuk bisa lebih mengenal teman-temannya dan
menyelesaikan permasalahan yang dengan penuh tanggungjawab dalam suasana kebersamaan.c)
Ada peningkatan kedisiplinan datang tepat waktu di sekolah bagi peserta didik kelas 8D setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok. Dibandingkan dari sebslum diberikan layanan bimbingan
kelompok ada kenaikan 4 prosen perminggu.
Dengan jumlah peserta didik dalam satu minggu yang tidak disiplin datang tepat waktu di sekolah
adalah 10 orang sedang setelah diberikan layanan bimbingan kelompok menjadi 6 orang. Dengan
demikian ada penurunan jumlah peserta didik yang tidak disiplin datang tepat waktu di sekolah yang
mengindikasikan adanya peningkatan kedisiplinan sebesar 40%.

Anda mungkin juga menyukai