0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan5 halaman
Template untuk menganalisis masalah tawuran pelajar yang terjadi di SMKN 1 Gunungguruh Sukabumi. Penyebab masalah utamanya adalah dendam lama antar sekolah, doktrin negatif dari alumni, dan kondisi emosi siswa yang belum stabil. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan pembinaan kecerdasan spiritual dan emosional siswa, serta menerapkan ajaran agama yang melarang tindakan kekerasan dan menghina orang lain.
Template untuk menganalisis masalah tawuran pelajar yang terjadi di SMKN 1 Gunungguruh Sukabumi. Penyebab masalah utamanya adalah dendam lama antar sekolah, doktrin negatif dari alumni, dan kondisi emosi siswa yang belum stabil. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan pembinaan kecerdasan spiritual dan emosional siswa, serta menerapkan ajaran agama yang melarang tindakan kekerasan dan menghina orang lain.
Template untuk menganalisis masalah tawuran pelajar yang terjadi di SMKN 1 Gunungguruh Sukabumi. Penyebab masalah utamanya adalah dendam lama antar sekolah, doktrin negatif dari alumni, dan kondisi emosi siswa yang belum stabil. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan pembinaan kecerdasan spiritual dan emosional siswa, serta menerapkan ajaran agama yang melarang tindakan kekerasan dan menghina orang lain.
Kelompok Mapel : PAI E Judul Modul : PERKEMBANGAN EMOSI SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK ( KB 3) Judul Masalah : HUBUNGAN PROSES PERKEMBANGAN EMOSI SOSIAL DAN SPIRITUAL DENGAN TAWURAN PELAJAR DI SMKN 1 GUNUNGGURUH SUKABUMI No Komponen Deskripsi 1 Identifikasi Masalah Proses perkembangan pada tahapan remaja merupakan tahapan (berbasis masalah yang ditemukan di lapangan) peralihan dari masa anak-anak menuju kedewasaan dan dalam proses ini mereka banyak mengalami perubahan emosi social dan spiritual dalam dirinya, mereka adalah calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Krisis identitas yang sedang mereka alami merupakan salah satu proses yang menyebabkan mereka masih mencari jawaban atas pertanyaan yang ada tentang masalahnya. Selain itu, kondisi emosional mereka yang belum stabil dan masih meledak-ledak juga merupakan faktor yang menyebabkan mereka melakukan perilaku menyimpang. Salah satunya adalah tawuran pelajar yang menjadi suatu kebiasaan dan trend dikalangan anak sekolah saat ini. Tanpa melihat dirinya masih berstatus pelajar dan masih memakai seragam sekolah. Aksi tawuran ini sering dilakukan setelah jam pelajaran selesai (pulang sekolah). Seperti yang terjadi di Sukabumi Jawa Barat pada hari selasa 31 Mei 2022,setelah pulang sekolah sejumlah 57 siswa dari SMKN 1 Gunungguruh melakukan konvoi di jalan Cemerlang Warudoyong Kota Sukabumi,aksi konvoi ini memicu reaksi warga dan siswa-siswa di SMK Pajajaran yang berlokasi di daerah tersebut,meskipun tidak sampai terjadi tawuran,namun dari handphone yang di sita polisi terdapat chat di grup siswa yang isinya mengindikasikan akan melakukan tawuran. Untungnya polisi dari Polsek Warudoyong sigap melihat fenomena tersebut,sehingga akhirnya sejumlah siswa diamankan. Tawuran antar pelajar SMK ini di picu oleh hal-hal sepele dan dendam lama yang turun temurun dari alumni/lulusan/generasi sebelumnya. 2. Penyebab Masalah Penyebab/Akar masalah (dianalisis apa yang 1. Dendam lama dari waktu ke waktu antar satu sekolah dengan menjadi akar masalah yang menjadi pilihan sekolah lainnya; masalah) 2. Adanya doktrin negatif dari para lulusan/alumni; 3. Perasaan lebih baik dari sekolah yang lain; 4. Kondisi emosional siswa yang belum stabil dan masih meledak- ledak. 5. Kurangnya pembinaan kecerdasan spiritual, emosional dan sosial peserta didik. 6. Faktor keluarga yang kurang harmonis ( broken home); 7. Kurang aktifnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anaknya; 8. Kebijakan sekolah yang belum maksimal. 3. Solusi a. Kaitan dengan teori/dalil a. Dikaitkan dengan teori/dalil yang Perilaku remaja saat ini cukup memprihatinkan seperti adanya relevan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh remaja b. Sesuaikan dengan khususnya peserta didik, seperti pelajar terlibat tawuran, langkah/prose dur yang penyimpangan tindakan seksual, tindakan kekerasan, tindakan sesuai dengan bullying, dan tindakan-tindakan penyimpangan lainnya. masalah yang akan Tawuran merupakan fenomena yang tidak asing lagi di telinga dipecahkan kita,hampir setiap orang dewasa maupun remaja pasti pernah mendengar istilah tawuran.Tawuran sering terjadi dikalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat secara umum. Tidak sedikit kerugian yang ditimbulkan aksi negatif ini, seperti mengganggu ketertiban, dan keamanan umum serta merusak fasilitas-fasilitas umum. Bahkan sampai jatuh korban baik luka-luka hingga korban tewas meninggal dunia. Islam mengecam istilah tawuran,karena bertentangan dengan azas ke islaman yakni rohmatan lil’alamiin. Manusia adalah makhluk dua-dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan jasmani dan ruhani. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki kepekaan emosi serta intelegensi yang baik dan penting pula penguasaan ruhiah vertikal atau spiritual quotient. Al-quran dengan tegas melarang segala bentuk pengrusakan apalagi sampai menghilangkan nyawa seseorang ( membunuh) sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 32 : َ ﺽ َﻓﻜَﺄ َ ﱠﻧ َﻤﺎ َﻗﺘَ َﻞ ٱﻟ ﱠﻨ ﺎﺱ َﺟﻤِ ﻴ ًﻌﺎ َ ﺴﺎ ِﺑ َﻐﻴ ِْﺮ َﻧ ْﻔ ٍﺲ ﺃ َ ْﻭ َﻓ ِ ﺴﺎ ٍﺩ ﻓِﻰ ْٱﻷ َ ْﺭ ً ۢ َﻣﻦ َﻗﺘَ َﻞ َﻧ ْﻔ Artinya : “barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya”. Hidup manusia merupakan urutan konflik psikososial dan krisis identitas merupakan salah satu tahapan yang dilalui saat remaja, hal ini dipengaruhi juga oleh stimulus sosial yang merupakan penggerak dinamik dalam pribadi seseorang. Faktor keluarga dan lingkungan menjadi penyumbang terbesar dalam membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Salah satu proses dalam membentuk identitas diri remaja adalah semakin banyak emosi yang dikeluarkan. Emosi yang dikeluarkan oleh remaja biasanya meledak-ledak dan sulit untuk dikendalikan, sehingga banyak terjadi kasus para pelajar yang melakukan tindakan bullying,pemalakan(premanisme) sampai tindakan sok jago sok hebat dan sok dewasa. Berkaitan dengan perkembangan emosi,social dan spiritual ini, Rasulullah bersabda dalam hadisnya tentang siapa manusia yang disebut hebat dan kuat dengan sabdanya : ﺐ َ ﺴﻪُ ِﻋ ْﻨﺪَ ْﺍﻟ َﻐ ِ ﻀ َ ﺸﺪِﻳﺪُ ﺍ ﱠﻟﺬِﻱ َﻳ ْﻤ ِﻠﻚُ َﻧ ْﻔ ﻋ ِﺔ ِﺇ ﱠﻧ َﻤﺎ ﺍﻟ ﱠ َ ﺼ َﺮ َ َﻟﻴ ْﺲ ﺍﻟ ﱠ ﺸﺪِﻳﺪُ ِﺑﺎﻟ ﱡ "Bukanlah yang disebut dengan kuat itu orang yang jago gulat. Tentunya orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."
Seringkali tawuran terjadi karena hal-hal sepele seperti saling
ejek,saling olok dan saling menghina, pada akhirnya perbuatan ini membawa kepada konflik dan permusuhan. Maka secara tegas Allah melarang umatnya melakukan sikap saling mengolok dan mengejek.
ﻋﺴٰ ٓﻰ َ ٍﺴ ۤﺎءَ ﺴ ۤﺎ ٌء ِ ّﻣ ْﻦ ِّﻧ
َ ﻋﺴٰ ٓﻰ ﺍ َ ْﻥ ﱠﻳ ُﻜ ْﻮﻧُ ْﻮﺍ َﺧﻴ ًْﺮﺍ ِ ّﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َﻭ َﻻ ِﻧ َ ٰ ٓﻳﺎ َ ﱡﻳ َﻬﺎ ﱠﺍﻟ ِﺬﻳْﻦَ ٰﺍ َﻣﻨُ ْﻮﺍ َﻻ َﻳ ْﺴﺨ َْﺮ َﻗ ْﻮ ٌﻡ ِ ّﻣ ْﻦ َﻗ ْﻮ ٍﻡ ِ ْ َﺴ ْﻮﻕُ َﺑ ْﻌﺪ ِ ۚ ﺍﻻ ْﻳ َﻤ ﺎﻥ ُ ُﺲ ِﺍﻻ ْﺳ ُﻢ ْﺍﻟﻔ َ ﺏ ِﺑ ْﺌِ ۗ ﺎﻻ ْﻟ َﻘﺎ َ ُﺍ َ ْﻥ ﱠﻳ ُﻜ ﱠﻦ َﺧﻴ ًْﺮﺍ ِ ّﻣ ْﻨ ُﻬ ۚ ﱠﻦ َﻭ َﻻ ﺗ َْﻠﻤِ ُﺰ ْٓﻭﺍ ﺍ َ ْﻧﻔ َ ْ ﺴ ُﻜ ْﻢ َﻭ َﻻ ﺗَﻨَﺎ َﺑ ُﺰ ْﻭﺍ ِﺑ ﻭﻟﯨ•ﻚَ ُﻫ ُﻢ ﱣ ٰۤ ُ ُ ﱠ َﺍﻟﻈ ِﻠ ُﻤ ْﻮﻥ َﻭ َﻣ ْﻦ ﻟ ْﻢ َﻳﺘﺐْ َﻓﺎ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok- olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok- olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Kenakalan remaja bagaikan lingkaran setan yang tidak pernah berhenti. Hal ini sangat disayangkan karena remaja merupakan aset bangsa yang dikemudian hari akan menjadi pemimpin bangsa. Di Indonesia sendiri jumlah remaja sangat banyak bahkan, menjadi populasi tertinggi, karena hal ini dapat menjadi hal yang positif atau menjadi bencana apabila tidak diarahkan dengan baik dan benar. Menyikapi fenomena tawuran yang terjadi dikalangan pelajar, negara pun hadir memberikan perlindungan sekaligus sanksi bagi para pelaku tawuran. Masa sekarang istilah tawuran pelajar sudah tidak masuk dalam kategori kenakalan remaja, namun sudah ditetapkan sebagai unsur pidana,Ketika tindakan tawuran tersebut memenuhi unsur-unsur pidana. Dalam undang undang,tawuran merupakan suatu bentuk tindak pidana, karena pada umumnya tawuran melanggar Pasal 170, 351, 355, 358 KUHP yang merupakan bentuk kejahatan, dan Pasal 489 KUHP yang merupakan pelanggaran. Penggunaan kekerasan oleh beberapa orang secara bersama itu sendiri sudah diancam pidana penjara maksimum 5 tahun 6 bulan. Ancaman lebih diperberat jika kekerasan itu mengakibatkan luka- luka (maksimum 7 tahun), lebih diperberat lagi jika kekerasan mengakibatkan luka berat (maksimum 9 tahun), dan makin diperberat lagi jika kekerasan itu mengakibatkan maut (maksimum 12 tahun). Pasal 358 KUHP yang terletak dalam Buku II Bab XX tentang Penganiayaan, memberikan ketentuan bahwa, Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing- masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya, diancam: 1. dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat; 2. dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika akibatnya ada yang mati. b. Langkah/prosedur/solusi 1. Meningkatkan keberfungsian keluarga agar anak tidak broken home; 2. Mengembangkan ekstrakuliker sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan dapat menyalurkan emosinya dengan kegiatan yang positif; 3. Memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk memberikan gambaran luas berkaitan dengan nilai-nilai, budaya, sosial, hukum dan agama agar terciptanya karakter siswa yang positif, 4. Meningkatkan spirtualitas anak melalui pendidikan agama baik oleh orang tua atau guru sekolah; 5. Sosialisasi pihak sekolah terhadap kebijakan sekolah mengenai tawuran dan sanksi-sanksinya.