Anda di halaman 1dari 5

TEMPLATE UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : ANDI MAULANA


Kelompok Mapel : PAI E
Judul Modul : PERKEMBANGAN EMOSI SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK ( KB 3)
Judul Masalah : HUBUNGAN PROSES PERKEMBANGAN EMOSI SOSIAL DAN SPIRITUAL
DENGAN TAWURAN PELAJAR DI SMKN 1 GUNUNGGURUH SUKABUMI
No Komponen Deskripsi
1 Identifikasi Masalah Proses perkembangan pada tahapan remaja merupakan tahapan
(berbasis masalah yang
ditemukan di lapangan) peralihan dari masa anak-anak menuju kedewasaan dan dalam
proses ini mereka banyak mengalami perubahan emosi social dan
spiritual dalam dirinya, mereka adalah calon pemimpin bangsa di
masa yang akan datang. Krisis identitas yang sedang mereka alami
merupakan salah satu proses yang menyebabkan mereka masih
mencari jawaban atas pertanyaan yang ada tentang masalahnya.
Selain itu, kondisi emosional mereka yang belum stabil dan masih
meledak-ledak juga merupakan faktor yang menyebabkan mereka
melakukan perilaku menyimpang. Salah satunya adalah tawuran
pelajar yang menjadi suatu kebiasaan dan trend dikalangan anak
sekolah saat ini. Tanpa melihat dirinya masih berstatus pelajar dan
masih memakai seragam sekolah. Aksi tawuran ini sering dilakukan
setelah jam pelajaran selesai (pulang sekolah). Seperti yang terjadi di
Sukabumi Jawa Barat pada hari selasa 31 Mei 2022,setelah pulang
sekolah sejumlah 57 siswa dari SMKN 1 Gunungguruh melakukan
konvoi di jalan Cemerlang Warudoyong Kota Sukabumi,aksi konvoi
ini memicu reaksi warga dan siswa-siswa di SMK Pajajaran yang
berlokasi di daerah tersebut,meskipun tidak sampai terjadi
tawuran,namun dari handphone yang di sita polisi terdapat chat di grup
siswa yang isinya mengindikasikan akan melakukan tawuran.
Untungnya polisi dari Polsek Warudoyong sigap melihat fenomena
tersebut,sehingga akhirnya sejumlah siswa diamankan. Tawuran antar
pelajar SMK ini di picu oleh hal-hal sepele dan dendam lama yang
turun temurun dari alumni/lulusan/generasi sebelumnya.
2. Penyebab Masalah Penyebab/Akar masalah
(dianalisis apa yang 1. Dendam lama dari waktu ke waktu antar satu sekolah dengan
menjadi akar masalah
yang menjadi pilihan sekolah lainnya;
masalah) 2. Adanya doktrin negatif dari para lulusan/alumni;
3. Perasaan lebih baik dari sekolah yang lain;
4. Kondisi emosional siswa yang belum stabil dan masih meledak-
ledak.
5. Kurangnya pembinaan kecerdasan spiritual, emosional dan
sosial peserta didik.
6. Faktor keluarga yang kurang harmonis ( broken home);
7. Kurang aktifnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anaknya;
8. Kebijakan sekolah yang belum maksimal.
3. Solusi a. Kaitan dengan teori/dalil
a. Dikaitkan
dengan
teori/dalil
yang Perilaku remaja saat ini cukup memprihatinkan seperti adanya
relevan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh remaja
b. Sesuaikan
dengan khususnya peserta didik, seperti pelajar terlibat tawuran,
langkah/prose
dur yang penyimpangan tindakan seksual, tindakan kekerasan, tindakan
sesuai dengan bullying, dan tindakan-tindakan penyimpangan lainnya.
masalah yang
akan Tawuran merupakan fenomena yang tidak asing lagi di telinga
dipecahkan
kita,hampir setiap orang dewasa maupun remaja pasti pernah
mendengar istilah tawuran.Tawuran sering terjadi dikalangan
pelajar, mahasiswa dan masyarakat secara umum. Tidak sedikit
kerugian yang ditimbulkan aksi negatif ini, seperti mengganggu
ketertiban, dan keamanan umum serta merusak fasilitas-fasilitas
umum. Bahkan sampai jatuh korban baik luka-luka hingga korban
tewas meninggal dunia. Islam mengecam istilah tawuran,karena
bertentangan dengan azas ke islaman yakni rohmatan lil’alamiin.
Manusia adalah makhluk dua-dimensi yang membutuhkan
penyelarasan kebutuhan akan kepentingan jasmani dan ruhani.
Oleh sebab itu, manusia harus memiliki kepekaan emosi serta
intelegensi yang baik dan penting pula penguasaan ruhiah vertikal
atau spiritual quotient.
Al-quran dengan tegas melarang segala bentuk pengrusakan apalagi
sampai menghilangkan nyawa seseorang ( membunuh) sebagaimana
Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 32 :
َ ‫ﺽ َﻓﻜَﺄ َ ﱠﻧ َﻤﺎ َﻗﺘَ َﻞ ٱﻟ ﱠﻨ‬
‫ﺎﺱ َﺟﻤِ ﻴ ًﻌﺎ‬ َ ‫ﺴﺎ ِﺑ َﻐﻴ ِْﺮ َﻧ ْﻔ ٍﺲ ﺃ َ ْﻭ َﻓ‬
ِ ‫ﺴﺎ ٍﺩ ﻓِﻰ ْٱﻷ َ ْﺭ‬ ً ۢ ‫َﻣﻦ َﻗﺘَ َﻞ َﻧ ْﻔ‬
Artinya : “barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan
karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya”.
Hidup manusia merupakan urutan konflik psikososial dan krisis
identitas merupakan salah satu tahapan yang dilalui saat remaja, hal
ini dipengaruhi juga oleh stimulus sosial yang merupakan penggerak
dinamik dalam pribadi seseorang. Faktor keluarga dan lingkungan
menjadi penyumbang terbesar dalam membentuk karakter dan
kepribadian peserta didik. Salah satu proses dalam membentuk
identitas diri remaja adalah semakin banyak emosi yang
dikeluarkan. Emosi yang dikeluarkan oleh remaja biasanya
meledak-ledak dan sulit untuk dikendalikan, sehingga banyak
terjadi kasus para pelajar yang melakukan tindakan
bullying,pemalakan(premanisme) sampai tindakan sok jago sok
hebat dan sok dewasa.
Berkaitan dengan perkembangan emosi,social dan spiritual ini,
Rasulullah bersabda dalam hadisnya tentang siapa manusia yang disebut
hebat dan kuat dengan sabdanya :
‫ﺐ‬ َ ‫ﺴﻪُ ِﻋ ْﻨﺪَ ْﺍﻟ َﻐ‬
ِ ‫ﻀ‬ َ ‫ﺸﺪِﻳﺪُ ﺍ ﱠﻟﺬِﻱ َﻳ ْﻤ ِﻠﻚُ َﻧ ْﻔ‬
‫ﻋ ِﺔ ِﺇ ﱠﻧ َﻤﺎ ﺍﻟ ﱠ‬
َ ‫ﺼ َﺮ‬ َ ‫َﻟﻴ‬
‫ْﺲ ﺍﻟ ﱠ‬
‫ﺸﺪِﻳﺪُ ِﺑﺎﻟ ﱡ‬
"Bukanlah yang disebut dengan kuat itu orang yang jago gulat.
Tentunya orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan
dirinya ketika marah."

Seringkali tawuran terjadi karena hal-hal sepele seperti saling


ejek,saling olok dan saling menghina, pada akhirnya perbuatan ini
membawa kepada konflik dan permusuhan. Maka secara tegas Allah
melarang umatnya melakukan sikap saling mengolok dan mengejek.

‫ﻋﺴٰ ٓﻰ‬ َ ٍ‫ﺴ ۤﺎء‬َ ‫ﺴ ۤﺎ ٌء ِ ّﻣ ْﻦ ِّﻧ‬


َ ‫ﻋﺴٰ ٓﻰ ﺍ َ ْﻥ ﱠﻳ ُﻜ ْﻮﻧُ ْﻮﺍ َﺧﻴ ًْﺮﺍ ِ ّﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َﻭ َﻻ ِﻧ‬ َ ‫ٰ ٓﻳﺎ َ ﱡﻳ َﻬﺎ ﱠﺍﻟ ِﺬﻳْﻦَ ٰﺍ َﻣﻨُ ْﻮﺍ َﻻ َﻳ ْﺴﺨ َْﺮ َﻗ ْﻮ ٌﻡ ِ ّﻣ ْﻦ َﻗ ْﻮ ٍﻡ‬
ِ ْ َ‫ﺴ ْﻮﻕُ َﺑ ْﻌﺪ‬
ِ ۚ ‫ﺍﻻ ْﻳ َﻤ‬
‫ﺎﻥ‬ ُ ُ‫ﺲ ِﺍﻻ ْﺳ ُﻢ ْﺍﻟﻔ‬ َ ‫ﺏ ِﺑ ْﺌ‬ِ ۗ ‫ﺎﻻ ْﻟ َﻘﺎ‬ َ ُ‫ﺍ َ ْﻥ ﱠﻳ ُﻜ ﱠﻦ َﺧﻴ ًْﺮﺍ ِ ّﻣ ْﻨ ُﻬ ۚ ﱠﻦ َﻭ َﻻ ﺗ َْﻠﻤِ ُﺰ ْٓﻭﺍ ﺍ َ ْﻧﻔ‬
َ ْ ‫ﺴ ُﻜ ْﻢ َﻭ َﻻ ﺗَﻨَﺎ َﺑ ُﺰ ْﻭﺍ ِﺑ‬
‫ﻭﻟﯨ•ﻚَ ُﻫ ُﻢ ﱣ‬ ٰۤ ُ ُ ‫ﱠ‬
َ‫ﺍﻟﻈ ِﻠ ُﻤ ْﻮﻥ‬ ‫َﻭ َﻣ ْﻦ ﻟ ْﻢ َﻳﺘﺐْ َﻓﺎ‬
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan
pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain
(karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik
dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling
mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Kenakalan remaja bagaikan lingkaran setan yang tidak pernah
berhenti. Hal ini sangat disayangkan karena remaja merupakan
aset bangsa yang dikemudian hari akan menjadi pemimpin
bangsa. Di Indonesia sendiri jumlah remaja sangat banyak bahkan,
menjadi populasi tertinggi, karena hal ini dapat menjadi hal yang
positif atau menjadi bencana apabila tidak diarahkan dengan baik
dan benar. Menyikapi fenomena tawuran yang terjadi dikalangan
pelajar, negara pun hadir memberikan perlindungan sekaligus sanksi
bagi para pelaku tawuran. Masa sekarang istilah tawuran pelajar
sudah tidak masuk dalam kategori kenakalan remaja, namun sudah
ditetapkan sebagai unsur pidana,Ketika tindakan tawuran tersebut
memenuhi unsur-unsur pidana. Dalam undang undang,tawuran
merupakan suatu bentuk tindak pidana, karena pada umumnya
tawuran melanggar Pasal 170, 351, 355, 358 KUHP yang merupakan
bentuk kejahatan, dan Pasal 489 KUHP yang merupakan
pelanggaran. Penggunaan kekerasan oleh beberapa orang secara
bersama itu sendiri sudah diancam pidana penjara maksimum 5
tahun 6 bulan. Ancaman lebih diperberat jika kekerasan itu
mengakibatkan luka- luka (maksimum 7 tahun), lebih diperberat
lagi jika kekerasan mengakibatkan luka berat (maksimum 9 tahun),
dan makin diperberat lagi jika kekerasan itu mengakibatkan maut
(maksimum 12 tahun). Pasal 358 KUHP yang terletak dalam Buku
II Bab XX tentang Penganiayaan, memberikan ketentuan bahwa,
Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau
perkelahian di mana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab
masing- masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya,
diancam:
1. dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan,
jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang
luka-luka berat;
2. dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika
akibatnya ada yang mati.
b. Langkah/prosedur/solusi
1. Meningkatkan keberfungsian keluarga agar anak tidak broken
home;
2. Mengembangkan ekstrakuliker sebagai wadah untuk
mengembangkan potensi dan dapat menyalurkan emosinya
dengan kegiatan yang positif;
3. Memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk
memberikan gambaran luas berkaitan dengan nilai-nilai,
budaya, sosial, hukum dan agama agar terciptanya karakter
siswa yang positif,
4. Meningkatkan spirtualitas anak melalui pendidikan agama
baik oleh orang tua atau guru sekolah;
5. Sosialisasi pihak sekolah terhadap kebijakan sekolah mengenai
tawuran dan sanksi-sanksinya.

Anda mungkin juga menyukai