Anda di halaman 1dari 22

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

SD NEGERI 1 TONGKUNO
DENGAN METODE DISKUSI PADA MATERI SISTEM
PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

Oleh

SUTISNA, S.Pd.M.Pd
NIP. 19740214 199611 001

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUNA


UPTD. DIKNAS KEC. TONGKUNO
SD NEGERI 1 TONGKUNO
2014

LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
SD NEGERI 1 TONGKUNO
DENGAN METODE DISKUSI PADA MATERI SISTEM
PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

NAMA

: SUTISNA, S.Pd.M.Pd

NIP

: 19740214 199611 001

JENIS PENELITIAN

: PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UNIT KERJA

: SD NEGERI 1 TONGKUNO

Artikel Jurnal ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan


Kenaikan Pangkat

Lahontohe,
2014
Kepala UPTD. Pendidikan Kec. Tongkuno

PENELITI,

Hj. Wa Ode Sitti Hardisah, B. S.Pd


NIP. 19620224 198112 2 004

SUTISNA, S.Pd.M.Pd
NIP. 19740214

199611 001

Sutisna,S.Pd.,M.Pd 2015. Meningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1


Tongkuno dengan metode diskusi pada materi sistem Pemerintahan Desa dan
Kecamatan Tahun Pelajaran 2013 / 2014
Dalam melaksankan tugas di lapangan peneliti sebagai guru kelas Sekolah Dasar
masih banyak menemui berbagai kendala. Masih banyak mata pelajaran yang
belum sepenuhnya dikuasai siswa sesuai dengan standar kompetensi yang
diharapkan, SD Negeri 1 Tongkuno di kelas IV terutama dalam mata pelajaran
PKn tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan dengan penguasaan materi
masih rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pencapaian nilai ketuntasan
dengan tingkat ketuntasan 8%. Dari jumlah 31 siswa yang mendapat nilai lebih
dari 75 hanya 6 siswa.
Dengan demikian rumusan masalah : Bagaimana cara menerapkan metode diskusi
dalam pembelajaran PKn terutama materi sistem pemerintahan desa dan

kecamatan Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi pada materi sistem


pemerintahan desa dan kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran yang
juga merupakan pengalaman peneliti sebagai guru di SD adalah sebagai berikut.
Mendeskripsikan cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn
terutama materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan. Menganalisis
pengaruh penerapan metode diskusi pada materi Sistem Pemerintahan Desa dan
Kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran PKn melalui
perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II dengan
materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan di kelas IV SD Negeri 1
Tongkuno maka Metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti
dari siswa yang tuntas belajar dari 8 % pada pra siklus menjadi 48 % pada siklus I
dan 100 % pada siklus II.

Kata kunci: Metode Diskusi, Hasil belajar, Pkn

I; Pendahuluan

Latar Belakang
Menurut

Undang-Undang

Sistem

Pendidikan

Nasional

Republik

Indonesia, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan


dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan penelitian serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Dengan demikian guru dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan
dalam bidang pengajaran yang diajarkan dengan kemampuan metodologis secara
professional. Dengan kemampuan dan ketrampilan dalam memilih, menentukan
dan memutuskan bagi proses pengajaran yang dihadapi dalam melakukan tugas
secara profesional.
Upaya untuk menumbuh kembangkan profesionalitas guru selalu
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan IPTEK, terutama dalam
menghadapi era Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan sekarang ini. Dengan
harapan guru yang berkompetensi dan profesional dapat mengorganisasikan kelas
dalam berinteraksi dengan siswa mampu untuk meningkatkan mutu pendidikan
yang diharapkan. Melalui berbagai metode dan media pembelajaran guru

diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang baik, berpotensi,


mandiri, bersikap kritis dalam menghadapi
Identifikasi Masalah
Masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dengan benar tentang
sistem pemerintahan desa dan kecamatan. Melihat keadaan yang demikian peneliti
merasa prihatin dan ingin mencari cara terbaik untuk memecahkan maslah
tersebut. Salah satu cara yang peneliti tempuh adalah melakukan perbaikan
pembelajaran melalui PTK. Di samping itu PTK ini juga peneliti lakukan untuk
memenuhi persyaratan pengajuan Kenaikan Pangkat PNS.
Analisis Masalah
Setelah melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi
sistem pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IV semester I, ternyata guru
mengalami beberapa masalah yang sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa
dalam memahami materi ini. Hal ini terlihat pada hasil tes formatif yang sebagian
besar siswa belum mencapai target ketuntasan. Dari 31 siswa hanya 6 siswa ( 8% )
yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 25 siswa ( 92% ) belum mencapai
target sehingga hasilnya belum memuaskan.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dapat terungkap bahwa ketidakberhasilan
siswa dalam memahami materi pelajaran disebabkan beberapa faktor diantaranya
sebagai berikut.
a;

Penggunaan metode ceramah yang dominan.

b;

Guru menggunakan alat peraga yang tidak menarik.

c;

Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga setiap


pertanyaan guru mendapat respon dari siswa.

d;

Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif


berperan serta dalam pembelajaran.

Rumusan Masalah
Dengan demikian rumusan masalahnya sebagai berikut.
1; Bagaimana cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn
terutama materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan ?

2; Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi pada materi sistem


pemerintahan desa dan kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran yang
juga merupakan pengalaman peneliti sebagai guru di SD adalah sebagai berikut.
1 Mendeskripsikan cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran
PKn terutama materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan
2 Menganalisis pengaruh penerapan metode diskusi pada materi Sistem
Pemerintahan Desa dan Kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa.
II; KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Metode Diskusi
Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan
penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus
diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Metode diskusi
sering

digunakan

dalam

pembelajaran

kelompok,

umpamanya

kalau

menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif ) dan keterampilan


proses dalam pembelajaran metode diskusi cenderung akan digunakan.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan
diskusi diantaranya sebagai berikut.
1; Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
2; Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi
permasalahan serta menarik kesimpulan.
3; Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan
dan pengembangan kemampuan siswa.
4; Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.
5; Menguasai permasalahan yang didiskusikan.
Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan


memelihara perilaku seseorang secara terus menerus (Slaum dalam Chatarina,
2004:111). Dalam pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi.
Menurut Berliner (dalam Chatarina, 2004:111) memandankan motivasi dengan
mesin mobil sebagai pengarahnya (direction).
Motivasi belajar sangat penting. Apabila motivasi siswa rendah, umumnya
diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan rendah. Penelitian
tentang hubungan antara motivasi siswa dengan belajar telah banyak dilakukan.
Uguroglu dan Walberg (1979) menganalisis 292 korelasi tentang motivasi dengan
belajar akademik yang dilaporkan di dalam 40 penelitian dengan ukuran sampel
terkombinasi sebanyak 637.000 siswa kelas 1 sampai kelas 12. Keduanya
menemukan 98% korelasi positif antara motivasi dan prestasi akademik.
Keduanya juga menyatakan pendapatnya tentang kekuatan hubungan motivasi
siswa yang akhir-akhir ini kurang diperhatikan karena alasan teoritik, teknis, dan
historik (Walberg dan Uguroglu dalam Chatarina, 2004:112).
Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut Gagne dan
Berliner (1983:312) menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman (Chatarina,
2004:2).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu,
apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,
perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan
aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Tinjauan Materi PKn Kelas IV SD
PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan membekali
siswa untuk mengembangkan aspek nilai dan moral serta untuk membekali siswa

10

dengan kesadaran bela negara serta kemampuan berfikir secara komprehensif


integral dalam rangka ketahanan nasional. Sifat materi mata pelajaran PKn
membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh
pendekatan ekspositoris. Pendekatan ekspositoris terutama guru menggunakan
menggunakan metode ceramah, siswa kurang terlibat atau cenderung pasif.
Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas,
artinya melibatkan pikiran, penglihatan pendengaran, dan psikomotor.
Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa
untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan
untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog
kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.
Kaitan hubungan materi dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan seperti
berikut.
1; Memahami dan mengenal lingkungan hidup bangsa dan cara pandang
bangsa kita tentang diri dan lingkungan hidup bangsa Indonesia serta
cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
merupakan syarat dasar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2; Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan yang merupakan
derivasi dari pancasila yaitu Ketahanan Nasional.
3; Kemampuan / kekuatan diwujudkan melalui pembangunan Nasional.
4; Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka
Ketahanan Nasional yang diwujudkan dalam pembangunan Nasional
sesuai dengan arahan GBHN.
Penerapan Metode Diskusi
Pembelajaran secara diskusi merupakan pembelajaran yang dalam proses
belajarnya siswa dikelompokkan pada beberapa kelompok sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan belajar. Belajar kelompok terutama ditujukan untuk
mengembangkan

konsep

pokok/sub

pokok

bahasan

yang

sekaligus

mengembangkan aktivitas sosial, sikap dan nilai (Depdikbud, 1990 : 39).


Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi
mempunyai peluang yang lebih besar untuk dikembangkan melalui kegiatan

11

belajar kelompok (diskusi ). Melalui diskusi lebih jauh siswa akan memahami
aspek materi pelajaran yang bersifat problematis berdasarkan pokok bahasan
maupun berdasarkan aspek sosial nyata. Secara langsung siswa akan belajar
memberikan

alternatif

pemecahannya

melalui

kesepakatan

kelompok

(Winataputra, 2004:3.29 ).
Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka kerangka berfikir penelitiannya
adalah sebagai berikut.
Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa tidak
tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Penggunaan metode ceramah
yang dominan sehingga pembelajaran terkesan monoton yang menyebabkan siswa
merasa bosan dan tidak antusias dalam menerima pelajaran. Akibatnya, ada 29
siswa (92 %) dari 31 siswa yang tidak mencapai ketuntasan (mendapat nilai di
bawah 75). Dengan demikian, para guru perlu berusaha secara kolaboratif untuk
mencari cara pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran. Cara yang dipilih adalah
dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran.

III; Metode Penelitian

Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


1; Nama Sekolah

: SD Negeri 1 Tongkuno.

2; Waktu Pelaksanaan :
a; Pra siklus pada hari Rabu, 10 Oktober 2014 pukul 08.10 09.20
b; Siklus I pada hari Rabu, 17 Oktober 2014 pukul 08.10 09.20
c; Siklus II pada hari Rabu, 24 Oktober 2014 pukul 08.10 09.20.
3; Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

4; Kelas/Semester

: IV/I

5; Karakteristik Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tongkuno sebagai berikut.


Jumlah kelas IV ada 31 siswa yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 19
siswa perempuan. Letak SD Negeri 1 Tongkuno, berada di pinggir Jalan Poros

12

raha Wakuru Desa Lahontohe Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna,


berdasarkan statistik 80% siswa berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya
menengah ke bawah. Kesadaran serta perhatian orang tua siswa terhadap
pendidikan sangatlah kurang, hal ini dapat peneliti lihat dari 31 siswa ketika diberi
tugas di rumah 8 siswa tidak mengerjakan dengan alasan mereka lupa.
Menurut Peaget anak SD yang berusia antara 6 12 tahun berada pada tahap
operasional konkrit. Dimana kemampuan berfikir logis muncul pada tahap ini.
Mereka dapat berfikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada
tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Jenis Penelitian perbaikan Pembelajaran
Perbaikan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari dua siklus masing-masing siklus meliputi perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan bersama dengan pelaksanaan penelitian pada
saat proses pembelajaran. Pelaku pengumpulan data adalah peneliti dan teman
sejawat yang bertugas sebagai observator.
Peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil post tes dan
teman sejawat mengumpulkan data yang berhubungan dengan perilaku guru dan
siswa pada saat pembelajaran. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan
data adalah lembar pengamatan dan lembar post tes. Hasil pengamatan diperoleh
dari pengamatan terhadap perilaku guru dan siswa, sedangkan hasil post tes
diperoleh dari analisis lembar post tes.
IV; HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Pada pembelajaran pra siklus mata pelajaan PKn kelas IV Semester I
di SD Negeri 1 Tongkuno tahun 2013/ 2014 dengan materi sistem

13

pemerintahan desa dan kecamatan hasilnya kurang memuaskan. Hasil sebelum


perbaikan dapat kami sajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Belajar Prasiklus
No
1

Nama
Abdul Fardan

Tomia
2 Arina prestyanti
3 Aryansyah Ry
Bernadus
4
Fandri
5 Dani
Dini
6
Rahmadani
7 Elizabet Sertin
8 Fijayanti
9 Fina Mardianti
10 Husnawati
La Ode
11
Arisshadi
12 La Ode Asrul
La Ode Muh.
13
Fitqmal
La Ode Muh.
14
Rifky
La Ode Reski
15
Setiawan
16 La Suli
Mafius
17
Sampela
18 Martinus Pian
19 Nurjana
Ratnatae
20
Yuniarum Sari
21 Ratna sari

Ketuntasan
Belum
Nilai
Tuntas
Tuntas
75

55
60
70
75

35

50
45
70
60
40

35
40

60

40

35
40
80
70
35
45

14

22 Ronal
50
Roswinda
23
75
Mahwada Reset
Sanselsus
24
75
Dandy
25 Sifa hayati
65
26 Syamsul Mafif 65
Tri hapsari
27
55
kanana
Union sartika
28
80
Sahiba
29 Yusna
45
30 Yusni
40
31 Adli
35
Jumlah Nilai 1700
Nilai Rata-rata 55,5
Nilai Terendah 35
Nilai Tertinggi 80
Nilai Tuntas 19%
Nilai Belum
81%
Tuntas
KKM
75

6
25

Tabel 4.2
Indikator Hasil Belajar Pra Siklus

No
1.

INDIKATOR
Nilai terendah

KETERANGAN
35

2.

Nilai tertinggi

80

3.

Jumlah Nilai

1700

4.

Nilai rata-rata

55,5

5.

Banyaknya siswa dengan nilai > 75

6.

Banyaknya siswa dengan nilai < 75

25

7.

Prosentase siswa dengan nilai > 75

19 %

8.

Prosentase siswa dengan nilai < 75

81 %

15

Pada tabel 4.2 menunjukkan ada 6 siswa yang mendapat nilai 75 ke


atas dan ada 25 siswa nilainya di bawah 75. Lebih terperinci hasil evaluasi
sebelum perbaikan pembelajaran seperti pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Prosentase Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pra Siklus

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Rentang

Jumlah

Prosentase
Nilai
Siswa
0 10
11 20
21 30
31 40
10
32%
41 50
5
16%
51 60
5
16%
61 70
5
16%
71 80
6
19%
81 90
91 - 100
Jumlah
31
100%
Dari tabel 4.3 terlihat hasil evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran,

bahwa dari 31 siswa yang mendapat nilai 31 sampai dengan 40 sebanyak 10


siswa, 41 sampai dengan 50 sebanyak 5 siswa, nilai 51 sampai dengan 60
sebanyak 5 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 5 siswa, nilai 71 sampai
dengan 80 sebanyak 6 siswa, dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai lebih
dari 81.
Apabila hasil evaluasi pra siklus sebelum perbaikan pembelajaran mata
pelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan kelas IV
semester I di SD Negeri 1 Tongkuno
Dari analisis hasil tes formatif pra siklus dan gambar diagram di atas
dalam pembelajran PKn tentang materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan
nilai rata-rata kelas 55.
Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 25 siswa, yang
tuntas hanya 6 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar adalah 19 %. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam penguasaan materi

16

pembelajaran yang diberikan oleh guru. Maka peneliti perlu segera mengambil
langkah untuk memperbaiki pembelajaran tersebut, agar siswa dapat memahami
materi pembelajaran.
Pada tabel 4.5 menunjukkan ada 15 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas
dan 16 siswa nilainya di bawah 75. Jika diperinci hasil evaluasi perbaikan
pembelajaran siklus I seperti pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Prosentase Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Rentang

Jumlah

Prosentase
Nilai
Siswa
0 10
11 20
21 30
31 40
41 50
5
16%
51 60
8
26%
61 70
3
10%
71 80
13
42%
81 90
2
6%
91 - 100
Jumlah
31
100%
Dari tabel 4.6 terlihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I,

bahwa dari 31 siswa tidak seorangpun yang mendapat nilai antara 31 sampai 40,
nilai 41 sampai dengan 50 sebanyak 5 siswa, nilai 51 sampai dengan 60 sebanyak
8 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 3 siswa, nilai 71 sampai dengan 80
sebanyak 13 siswa, nilai 81 sampai dengan 90 sebanyak 2 siswa, dan tidak ada
siswa yang mendapat nilai lebih dari 91.
Dari analisis hasil tes formatif siklus I dan gambar grafik di atas dalam
pembelajaran PKn tentang Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan nilai ratarata kelas 69,4. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 13 siswa
(52 %), dan yang tuntas ada 12 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar baru
mencapai 48 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa sudah ada

17

kemajuan atau peningkatan prestasi siswa, akan tetapi masih perlu ditingkatkan
agar siswa dapat menguasai materi pelajaran PKn tentang Sistem Pemerintahan
Desa dan Kecamatan yang diajarkan oleh guru. Maka peneliti masih perlu segera
mengambil langkah untuk memperbaiki pembelajaran tersebut, agar siswa dapat
memahami materi sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran.
Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20
Oktober 2014 dengan objek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1
Tongkuno. Dengan dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai observer /
peneliti pelaksanaan sesuai dengan rencana. Skenario pembelajaran berlangsung
dengan baik. Pada akhir pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar
untuk mengetahui tingkat keberhasilan.
Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
NO
1.

INDIKATOR KETERANGAN
Nilai terendah
75

2.

Nilai tertinggi

95

3.

Jumlah Nilai

2535

4.

Nilai rata-rata

81,8

5.

Banyaknya

31

6.

siswa dengan

7.

nilai > 75

8.

Banyaknya
siswa dengan
nilai < 75
Prosentase siswa
dengan nilai >
75

100 %
0%

18

Prosentase siswa
dengan nilai <
75

Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II. Pada akhirnya


pembelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan
dikelas IV Semester I tahun pelajaran 2013/ 2014 di SD Negeri 1 Tongkuno
dapat berhasil dengan memuaskan, semua siswa tuntas belajar dengan nilai 75
ke atas. Setelah melalui kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II maka hasil
tes formatif mata pelajaran PKn pada akhir siklus II mengalami peningkatan
yang signifikan. Jika diperinci hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II
seperti pada tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9
Prosentase Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No

Rentang

Jumlah

Prosentase
Nilai
Siswa
1
0 10
2
11 20
3
21 30
4
31 40
5
41 50
6
51 60
7
61 70
8
71 80
20
65%
9
81 90
8
26%
10 91 - 100
3
10%
Jumlah
31
100%
Dari tabel 4.9 dapat dilihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II, bahwa
dari 31 siswa tidak seorangpun yang mendapat nilai 31 sampai dengan 70, nilai 71

19

sampai dengan 80 sebanyak 20 siswa, nilai 81 sampai dengan 90 sebanyak 8


siswa, nilai 90 sampai dengan 100 sebanyak 3 siswa.
Apabila hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II mata pelajaran PKn
dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan kelas IV semeter II di
SD Negeri 1 Tongkuno pada akhir kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II jika
disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti grafik 4.3 di bawah ini.
Dari analisis hasil tes formatif siklus II dan gambar diagram di atas dalam
pembelajaran PKn tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan nilai rata-rata
kelas 80,6. Siswa yang tuntas 31 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar 100
%. Hal ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh guru sudah berhasil
meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam
menguasai materi pembelajaran PKn tentang sistem pemerintahan desa dan
kecamatan.
Siswa

yang nilainya 75 ke atas pada evaluasi sebelum perbaikan

pembelajaran ada 6 siswa dari 31 siswa atau 19 %. Pada perbaikan pembelajaran


siklus I terjadi peningkatan. Siswa yang mendapat nilai 75 ke atas menjadi 15
siswa atau 48 % dan pada perbaikan pembelajaran siklus II yang mendapat nilai
75 ke atas menjadi 31 siswa atau 100 %. Pada nilai rata-rata juga mengalami
peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata sebelum siklus adalah 55,5 ,nilai ratarata pada siklus I yaitu 67,9 .sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya adalah
81,8 dan pada siklus II tidak diadakan perbaikan atau dilanjutkan ke siklus III
karena semua siswa sudah tuntas.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Sebelum perbaikan pembelajaran dari 31 siswa yang tuntas belajar hanya 6
siswa atau 19 % dan 25 siswa atau 81 % belum tuntas. Hal ini menunjukkan
kegagalan dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi ternyata kegagalan itu
disebabkan berikut ini.
a; Metode yang digunakan guru kurang tepat.
b; Konsep yang dijelaskan guru kepada siswa bersifat abstrak.

20

c; Guru tidak memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan


perkembangan siswa.
Karena kegagalan dalam pembelajaran tersebut di atas, maka peneliti
melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I.
Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Pada perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan metode diskusi yang setiap
kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Hasil evaluasi yang diperoleh dari 31 siswa ada
15 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas atau 48 % siswa tuntas belajar,
sedangkan 16 siswa atau 52 % siswa masih belum tuntas belajar. Nilai rata-rata
yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran siklus I dibanding dengan sebelum
perbaikan pembelajaran ada peningkatan, dari 55,5 menjadi 67,9 atau ada
kenaikan nilai sebesar 12,4.
Peneliti merefleksi sebab-sebab kegagalan dalam perbaikan pembelajaran siklus I,
ternyata dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Jumlah kelompok diskusi terlalu banyak.
b. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.
Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan (Hamalik, 1994 : 36 ). Pada siklus II peneliti menggunakan
metode diskusi dengan jumlah tiap kelompok diskusi adalah 5 siswa. Selain itu
peneliti juga menggunakan media seperti makanan cepat saji, soft drink, dll. Hal
ini sesuai dengan pendapat para ahli tentang penggunaan media pembelajaran atau
alat peraga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.
Alat peraga adalah alat bantu untuk menunjukkan kreatifitas guru maupun
siswa, sehingga dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat
memperlancar serta meningkatkan proses belajar mengajar (Depdikbud,
1997:11).
Peneliti memperoleh hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II.
Dari 31 siswa semua siswa sudah tuntas belajar, dengan nilai 75 ke atas,

21

dan nilai rata-ratanya adalah 81,8. Melihat hasil yang telah diperoleh maka
peneliti tidak melakukan perbaikan pembelajaran siklus III pada mata
pelajaran PKn kelas IV dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan
Kecamatan di SD Negeri 1 Tongkuno.
V; PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran PKn melalui
perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II dengan
materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan di kelas IV SD Negeri 1
Tongkuno dapat disimpulkan seperti berikut.
a; Metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa
terlibat langsung dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari
keantusiasan siswa dalam diskusi.
b; Metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dari siswa
yang tuntas belajar dari 8 % pada pra siklus menjadi 48 % pada siklus I
dan 100 % pada siklus II.
c; Penggunaan media pembelajaran akan membuat kegiatan belajar mengajar
lebih menarik. Sehingga akan mendorong minat siswa untuk belajar
sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran.
d; Prosentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat
signifikan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran sebagai
tugas profesional. Saran yang diberikan peneliti seperti berikut.
a; Gunakan alat peraga sebagai media dalam setiap pembelajaran.
b; Pilihlah media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
pembelajaran.
c; Pilihlah metode yang sesuai dengan materi pembelajaran.

22

d; Biasakan melakukan perbaikan pembelajaran apabila siswa belum tuntas


dalam menguasai materi pembelajaran.
e; Guru seyogyanya memperdalam alat peraga agar pembelajaran tidak
verbalisme, membosankan dan mudah dipahami oleh siswa.
f; Guru hendaknya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan optimal.
g; Laporan ini dapat dijadikan bahan kajian dan diskusi dalam forum KKG.
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi, dkk. 2005. Tes dan Asesment di SD. Jakarta: UT.
Chatarina. 2004. Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UNNES.
Depdiknas. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: UT.
Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ibrahim, dkk. 1993. Materi Pokok Pengembangan Inovasi dan Kurikulum.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Populair Sains Group. 2001. Buku Pintar Sekolah Dasar Kelas IV, V, VI. Bandung:
Penabur Ilmu.
Roosilawati, Erwin. 2006. Workshop Pengembangan Media Pembelajaran
Sekolah Dasar. Semarang: LPMP.
Sadiman, Arif, S. 1997. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali dan Pustekom.
Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana. 1989. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Grama Widya

Anda mungkin juga menyukai