Anda di halaman 1dari 4

Saya setuju dengan pernyataan poin kedua opsi pilihan b, yaitu “hasil tidak akan mengkhianati

usaha”. Hal ini sesuai dengan novel karangan Mark Manson dengan tema besar yaitu “Jangan
Berusaha”. Tema dari novel tersebut menjelaskan bahwasanya kita sebagai manusia yang hidup
berdampingan dengan makhluk lain, terutama hal-hal yang berkaitan dengan ambisi dan intuisi kita
sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial tidak perlu berusaha terlalu keras untuk mendapatkan
apa yang kita inginkan. Salah satu tokoh yang diceritakan dalam novel karangan Mark Manson
tersebut merupakan seorang yang sangat menyukai hidup yang tidak sewajarnya, bermabuk-
mabukan, seks bebas, sampai dalam kurun waktu yang lama tokoh tersebut tidak bekerja. Namun,
karena kepandaiannya dalam bidang menulis, seiring berjalannya waktu tulisan-tulisan tersebut
banyak disukai oleh penulis terkenal dan bahkan diabadikan menjadi suatu buku. Semenjak itu,
tokoh tersebut menjadi terkenal dan bahkan sering sekali diundang sebagai motivator atas hasil
yang diperolehnya, walaupun dengan tokoh tersebut tidak berusaha dan menginginkan apapun
terlalu keras.

Hasil tidak akan mengkhianati proses adalah salah satu contoh ungkapan dalam Bahasa Indonesia.
Ungkapan ini dikembangkan dengan pola akibat dan sebab. Hasil merupakan akibat, sementara
usaha merupakan sebab. Secara sederhana, ungkapan ini bermakna bahwa jika kita melakukan
sesuatu dengan serius atau berupaya dengan sungguh-sungguh, maka kita akan mencapai hasil yang
gemilang. Oleh karena itu, berdasarkan makna tersebut, bentuk yang benar adalah hasil tidak akan
mengkhianati proses, bukan sebaliknya meskipun kita lebih sering mendengar bentuk yang salah.Jika
kita berusaha terlalu keras dan mengorbankan seluruh tenaga kita untuk hal-hal yang kita inginkan
dan harus sesuai dengan ekspektasi kita, maka hal tersebut hanya akan menjadi suatu beban pikiran
yang sangat berat bagi otak dan suatu tekanan yang begitu dalam bagi hati dan perasaan kita. Fokus
saja hanya kepada apa yang kita butuhkan pada masa sekarang dan di masa depan. Kembali lagi
dengan statement bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Hasil dan pencapaian-pencapaian
yang kita peroleh saat ini merupakan salah satu buah dari usaha besar maupun kecil yang kita
lakukan.

Suatu statement yang mungkin sebagian orang menganggap bahwa persepsi ini terbalik dari usaha
yang tidak akan mengkhianati hasil. Tetapi bagi saya, paradigma ini sesuai dengan pendapat pribadi
yang saya setujui. Saya percaya bahwa hasil dan pencapaian yang saya peroleh saat ini dimana saya
menjuarai perlombaan, menjadi pengurus dan berhasil menjadi demisioner organisasi, mengikuti
pertukaran, menjadi penerima beasiswa selama dua periode dan pecapaian-pencapaian besar
lainnya merupakan salah satu buah hasil usaha saya yang begitu besar untuk mendapatkannya.
Hasilnya, pencapaian-pencapaian tersebut memang tidak akan membohongi dan mengkhianati jerih
payah usaha saya untuk mendapatkannya.

Percaya pada proses, itu yang perlu kita lakukan. Percaya pada hasil, itu yang perlu kita sangat
tanamkan dalam pikiran kita, agar semua pikiran-pikiran negatif dan overthinking akan kalah dengan
pikiran positif yang akan kita dapatkan nantinya. Permasalahannya, banyak sekali orang yang sudah
melakukan usaha yang begitu keras namun ketika hasil yang didapatkannya tidak sesuai dengan
ekspektasi maka kebanyakan orang akan menyerah begitu saja dan menyalahkan dirinya sendiri
karena usaha yang dilakukannya sia-sia. Padahal seharusnya, usaha yang dilakukan juga merupakan
hasil minoritas yang perlu diapresiasi. Sehingga, tertanam dalam persepsi dan menganggap kita
salah satu orang yang bodoh, tidak patut untuk diapresiasi. Hal ini akan berimplikasi buruk terhadap
mental kita dan merasa insecure dengan pencapaian-pencapaian orang lain yang lebih besar
dibanding diri kita sendiri. Selanjutnya, kepercayaan kepada diri sendiri akan hilang begitu saja dan
tidak mencintai diri sendiri layaknya kita mencintai ekspektasi hasil yang seharusnya didapatkan.
Perjuangan yang dilalui saat berusaha membuat orang-orang beranggapan bahwa usaha tidak akan
membohongi hasil atau tidak ada usaha yang akan mengkhianati hasil. Yang Benar adalah “Hasil
Tidak Akan Mengkhianati Usaha”, ini adalah pola sebab akibat dimana, hasil adalah akibat dan usaha
adalah sebab. Sehingga hasil tidak akan berkhianat kepada usaha, karena hasil bergantung pada
usaha, dan karena hasil adalah akibat dari usaha.

Bekerja dengan hati maka akan membuat kita lebih berhati-hati. Jika masih ada kesempatan maka
ambil kesempatan itu, akan lebih baik jika kita berani melangkah untuk mencari sesuatu pekerjaan
yang memang benar-benar bisa kita nikmati dan kita sukai, karena pekerjaan juga menentukan
kebahagiaan seseorang. Pekerjaan yang tidak kita kerjakan dengan hati dan suka cita malah akan
merugikan diri sendiri dan orang lain. Orang lain tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari
apa yang kita juga kerjakan, dan kita hanya akan menyebarkan energi negatif kepada orang-orang
sekitar, missal rasa malas,dan begitu juga sebaliknya kita akan menjadi penyebar positif vibes jika
apa yang kita lakukan baik.

kita sudah tahu manakah yang menjadi priortas kita dalam hidup ini, itu sebabnya kita harus
konsisten dengan pilihan yang sudah kita ambil. Berusaha untuk mencapai prioritas kita dan
membuktikan kepada semua orang bahwa pilihan yang kita ambil tidaklah keliru atau salah.dan
tetaplah berdoa beribadah kepada ALLAH sesusah dan semudah apapun kita nanti,kita harus
mengingat bahwa "hasil tidak akan mengkhianati usaha".

Dalam suatu proses PDKT, ungkapan hasil tidak pernah mengkhianati proses bisa dilihat sebagai
sebuah pengecualian. Dalam dunia per-PDKT-an, hasil tidak akan selalu sesuai dengan proses
maupun prosedur yang telah dijalankan. SOP dan juknis ber-PDKT yang diadopsi dari mbah google
(dengan analisa-analisa horoskopnya) mungkin sudah kita lakukan dengan baik dan benar tanpa
kurang satu apapun; tapi itu tidak menjamin hasilnya akan sesuai dengan asumsi brengsek artikel-
artikel mbah google. Hasil dari beberapa proses PDKT dalam konteks ini menjadi antitesis adagium
lama di atas: hasil tidak akan pernah mengkhianati proses.

Sebagian orang mungkin pernah punya pengalaman di mana selama proses pendekatan yang
panjang hasil akhirnya buruk sekali. Selama pendekatan kita barangkali mencoba menempatkan diri
sebagai pribadi yang bisa dibilang serba bisa dalam segala hal. Dari yang sebelumnya malas baca
tiba-tiba jadi sering upload buku karena tau dia suka tipe pasangan yang smart dan rajin baca; dari
yang sebelumnya malas ke gereja jadi tiba-tiba rajin ke gereja trus buat playlist rohani karena tahu
dia anaknya pengurus KBG dan suka tipe yang religius; dari yang sebelumnya hobi rebahan tiba-tiba
suka lopas pagi dan aktif maen futsal sampe hahal pas tau dia suka olahraga; dari yang sebelumnya
tidak tau main gitar jadi belajar gitar dan upload foto profil pegang gitar pas tau dia suka orang yang
tau main alat musik; dari yang biasanya dekil, jadi suka mandi, wangi, mecing, dan pake Gatsby;
lepas rokok dan sopi; pokoknya macam-macam! Beberapa yang lain berproses secara baik dan benar
dengan rela jaga HP berjam-jam trus temani dia chat sampai dia ngantuk. Buat diri jadi wartawan:
tanya-tanya dan basa-basi tidak jelas; paksa diri melucu walaupun lebih banyak garingnya; sok-sokan
bijak; sok-sokan jenius dan cerdas: buat story WA dan status pake kutipan-kutipan orang bijak yang
dia sendiri tidak kenal dan tidak pernah baca kisahnya; paksa diri jadi Spiderman yang siap
menyelesaikan persoalannya dia; siap sedia siang malam untuk jadi telinga dan pemberi solusi untuk
masalah hidupnya dia; sok-sokan peduli: ‘jan lupa pake jeket! saya tidak mau kau sakit!’, ‘jan
begadang!’,’makan banyak e, saya mau lambungnya enu kuat hadapi ini dunia!’,‘makan sudah! kalo
tidak makan, nanti saya marah!’ Halllaaaa!! Banyak sekali jenisnya itu suara buaya!

Beberapa bucin korban patah hati yang lain berproses dengan menempatkan diri sebagai ojek online
yang selalu siap antar jemput 24 jam tak peduli apa pun kondisi cuaca. Hujan badai tida peduli. Ke
mana pun dan kapan pun dia pergi selalu siap bantu 100 persen. Apapun halangan dan rintangan
yang menghadang, intinya: pembantumu adalah jalan ninjaku! Kalo met suruh ke pasar pasti
bawaannya malas, ehhh giliran diajak sama orang yang dia suka pasti langsung meluncur dalam
hitungan sepersekian detik. Dasar anak durhaka! Beberapa yang lain rela kasi tinggal teman-teman
pas lagi asyik-asyiknya kumpul. Dengan dalil: sori bro, mama minta antar ke pasar. Saya berani dan
berapi-api omong ini bagian karena saya pernah mengalaminya.

Beberapa contoh di atas merupakan ilustrasi singkat yang bisa kita posisikan sebagai suatu bentuk
kegiatan, usaha, kerja, tindakan, atau peristiwa dikategorikan sebagai ‘sebab’. Dikatakan sebagai
sebab karena hal-hal tersebut merupakan bagian dari proses yang dijalankan demi suatu hasil
(akibat) baik. Dalam konteks ini, hasil (akibat) baik yang kita inginkan tentunya supaya dia bisa jawab
IYA pas ditembak, semisal jawaban: ‘iya, saya mau menjadi teman hidupnya kau dalam susah dan
senang, dalam untung dan malang’, iya to?Atau di sini ada yang susah-susah PDKT biar ditolak?

Beberapa hal mendasar yang bisa dijadikan referensi saya rangkum dalam beberapa poin dibawah
ini, tentunya dengan sedikit bumbu-bumbu motivasi agar kita sebagai manusia selalu tetap yakin
dengan diri sendiri.

1. Tuhan maha tahu, namun Ia menunggu.

Saya seorang yang tidak terlalu religius, tidak kemana-mana membawa panji kepercayaan saya.
Cukup memiliki hubungan/relasi dengan Kristus; Tuhan saya, melalui doa, membaca Firman-Nya,
serta menjalankan panggilan-Nya bersama keluarga saya. Saya percaya sepenuhnya akan
pertolongan-Nya.

2. Kerja keras dibutuhkan, namun harus juga disertai iman. Maka dari itu, ada istilah ORA ET
LABORA. Bekerja diiringi dengan berdoa bukanlah suatu kiasan belaka.
3. Berambisi boleh, tapi jangan lupa berlapang dada.

Kalah menang dalam suatu lomba itu sudah biasa. Saya pernah lomba sudah buat capek-capek,
nampaknya yang menang mengandung unsur nepotisme. Jadi, setelah berusaha, berdoa, bukan
suatu kontradiksi jika kita tidak usah terlalu berharap.Yang terpenting adalah Don’t think to be the
best, but think to do the best, in order to be the best (Jangan berfikir untuk menjadi yang terbaik
tapi berfikirlah untuk melakukan yang terbaik, agar menjadi yang terbaik).

Anda mungkin juga menyukai