Anda di halaman 1dari 49

Kenapa orang bisa terjangkit malas?

Arti Kata Galau Sesungguhnya Sapa bilang cowok jelek gak bisa dapet cewek cantik
Arti Kata Galau Sesungguhnya - Diartikel kali ini utuy akan membahas tentang Arti
Kata Galau Sesungguhnya. Galau, kata satu ini sepertinya sedang jadi trend di dunia
maya, khususnya bagi para pengguna twitter. Kata galau dalam twitter biasa
ditampilkan dengan hashtag (pengelompokan kata yang biasa ditandai dengan tanda
pagar ‘#’ ) ataupun tanpa hashtag. Tapi sebenarnya apa arti kata galau ? Arti kata
galau dalam bahasa Inggris bisa diartikan ‘confusion’ sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, arti kata galau adalah sebuah kata sifat yang bisa diartikan,
ber – ga – lau : sibuk beramai – ramai ; ramai sekali ; kacau tidak karuan ( piikiran ),
ke – ga – lau – an : sifat (keadaan hal) galau. Sedangkan kata galau yang menjadi
trend dalam dunia lebih merujuk pada perasaan hati mereka yang sedang patah hati,
bimbang atau bisa juga karena keadaan yang kurang mengenakan atau tidak menentu.
Namun terkadang kata galau juga digunakan pada keadaaan yang tidak ada
hubungannya dengan bimbang atau patah hati. Arti kata galau yang digunakan dalam
dunia maya ini memang memiliki banyak penjelasan, dan terkadang tidak bisa
diartikan dengan kata – kata. Arti Kata Galau Sesungguhnya - Suasana hati yang
sedang galau juga bisa dilihat dari kata – kata yang digunakan yang biasanya
berlebihan dan terkadang terdengar sangat puitis. Misalnya seperti ; kutub utara
dingin membeku, seperti hatiku yang sudah membeku akan cintaku kepadamu.
Pernyataan – pernyataan galau dalam jejaring sosial biasanya lebih mengambarkan
kondisi dimana cinta tidak berbalas atau setelah ditinggalkan pacar. Penggunaan kata
galau dalam situs – situs jejaring sosilanya sebenarnya menrupakan gambaran betapa
kreatifnya anak muda sekarang dalam menciptakan atau pun mengembangkan kosa
kata.

Original Article from: http://utuy-semrawut.blogspot.com/2012/03/arti-kata-galau-


sesungguhnya.html
Copyright Utuy-Semrawut

Arti Kata Galau Sesungguhnya Sapa bilang cowok jelek gak bisa dapet cewek cantik
Arti Kata Galau Sesungguhnya - Diartikel kali ini utuy akan membahas tentang Arti
Kata Galau Sesungguhnya. Galau, kata satu ini sepertinya sedang jadi trend di dunia
maya, khususnya bagi para pengguna twitter. Kata galau dalam twitter biasa
ditampilkan dengan hashtag (pengelompokan kata yang biasa ditandai dengan tanda
pagar ‘#’ ) ataupun tanpa hashtag. Tapi sebenarnya apa arti kata galau ? Arti kata
galau dalam bahasa Inggris bisa diartikan ‘confusion’ sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, arti kata galau adalah sebuah kata sifat yang bisa diartikan,
ber – ga – lau : sibuk beramai – ramai ; ramai sekali ; kacau tidak karuan ( piikiran ),
ke – ga – lau – an : sifat (keadaan hal) galau. Sedangkan kata galau yang menjadi
trend dalam dunia lebih merujuk pada perasaan hati mereka yang sedang patah hati,
bimbang atau bisa juga karena keadaan yang kurang mengenakan atau tidak menentu.
Namun terkadang kata galau juga digunakan pada keadaaan yang tidak ada
hubungannya dengan bimbang atau patah hati. Arti kata galau yang digunakan dalam
dunia maya ini memang memiliki banyak penjelasan, dan terkadang tidak bisa
diartikan dengan kata – kata. Arti Kata Galau Sesungguhnya - Suasana hati yang
sedang galau juga bisa dilihat dari kata – kata yang digunakan yang biasanya
berlebihan dan terkadang terdengar sangat puitis. Misalnya seperti ; kutub utara
dingin membeku, seperti hatiku yang sudah membeku akan cintaku kepadamu.
Pernyataan – pernyataan galau dalam jejaring sosial biasanya lebih mengambarkan
kondisi dimana cinta tidak berbalas atau setelah ditinggalkan pacar. Penggunaan kata
galau dalam situs – situs jejaring sosilanya sebenarnya menrupakan gambaran betapa
kreatifnya anak muda sekarang dalam menciptakan atau pun mengembangkan kosa
kata.

Original Article from: http://utuy-semrawut.blogspot.com/2012/03/arti-kata-galau-


sesungguhnya.html
Copyright Utuy-Semrawut

Malas itu menunjukkan menurunnya motivasi. Manusia memang memiliki faktor-


faktor pendorong dalam dirinya. Ada yang pemicunya materi, ada yang bersifat moral
dan ada yang dorongan ruhiyah. Supaya kita tahu apa yang menyebabkan kita malas,
kita harus menemukan motivasi yang mendorong kita melakukan pekerjaan itu.
Misalnya apa sih motivasi kuliah, nah kalau sekedar mengisi waktu, maka ketika kita
sudah memiliki kesibukan lain yang menyita waktu dan lebih menyenangkan, maka
motivasi tersebut akan hilang.tertutupi urusan lain. Atau ketika kita motivasi kuliah
untuk bekerja,mencari uang. Nah ketika pas kuliah ternyata ada yang menawari
pekerjaan bagus, gaji lumayan, ya sudah untuk apa lagi kuliah. Ada lagi yang kuliah
untuk cari gelar, maka dia akan berhenti ketika gelar tercapai. Hilangnya motivasi
inilah yang memunculkan rasa malas.

Faktor Penyebab Malas


Rasa malas itu salah satu penyakit mental, yang mempunyai ciri suka menunda-nunda
perkerjaan. Sekarang timbul pertanyaan mengapa rasa malas itu bisa timbul? saya
ingin mencoba menjelaskan mengapa rasa malas bisa timbul. Sebelum saya
menjelaskan dari sumber lain, saya ingin mencoba menjelaskan dari pengalaman saya
pribadi hehe, ya ga jauh lah kalau bahasa gaulnya begog(dewasa sebelum waktunya),
ok kita lanjuut! Pertama saya ingin meceritakan awal kisah dari seorang pemalas
yang tidak lain adalah saya sendiri ahaha. Sejak saya masuk smp, saya mulai
memikiran dampak negative dari ospek, karena pemikiran saya itu akhirnya saya
mendapat perubahaan besar dari hidup saya. Maklum sewaktu saya sd , saya lumayan
berprestasi dalam segi pembelajaran, maupun olahraga. Aduh jadi ngelantur, maaf
sodara-sodara! Ok kita lanjut lagi ya, karena pemikiran negative dan hal itu belum
terjadi maka saya memutuskan mencari cara bagaimana saya tidak ikut ospek saya
berpikir keras untuk mewujudkannya, akhirnya saya pun mengambil keputusan
membuat surat sakit. Berawal dari situ lah saya menjadi seorang pemalas setiap saya
menemukan keadaan yang sulit bagi saya, saya cenderung mencari cara untuk keluar
dari keadaan tersebut, nah bisa disimpulkan jadi rasa malas itu bisa timbul saat kita
berpikir pesimistis , kita berpikir bahwa kita tidak sanggup, dan saat kita menemukan
hal baru yang dapat membuat lupa dari yang seharusnya tidak dilupakan, alah
bahasanya hehe, saat itu rasa malas timbul sebagi obat penenang namun berefek
FATAL. Sekarang saya ingin kembali ke poko bahasan, setelah saya browsing,
searching dari berbagai sumber situs maupun blog saya mendapatkan point-point
yang menurut saya perlu diberitahukan kepada semua. Berikut penyebab timbul rasa
malas yaitu;

 Tidak mengerti arti kehidupan- fungsi, tujuan, manfaat.


 Tidak pernah bersosialisasi-hakekatnya manusia adalah mahluk sosial
 Makan berlebihan
 Banyak perhitungan-sedikit berbicara banyak bekerja.
 Faktor x-faktor lain-lain
 Kebiasaan malas timbul disebabkan oleh persepsi negative tentang masa
depan

Apakah malas itu bisa menular?

Malas bisa menular, ketika motivasi masing-masing juga tidak kuat. Misalnya dalam
satu kost, ada yang malas, sementara tidak ada yang punya motivasi lebih. Akhirnya
semua ikutan malas. Bisa malas belajar, malas bekerja dll
Apakah malas itu berbahaya?

Jelas berbahaya, pada saat tidak ada kontrol pemahaman syariat pada diri individu.
Sehingga bisa saja sampai pada taraf malas melakukan kebaikan. Atau malas
melaksanakan kewajiban. Ini sangat berbahaya. Misalnya malas sholat, malas
menuntut ilmu agama, malas mengemban dakwah dll.

Bagaimana Islam memandang sifat malas?

Sifat malas adalah sifat yang merugikan dan tidak akan mengantarkan pada
keberhasilan atau kemajuan. Di dalam Islam setiap aktivitas memiliki nilai yang
harus dicapai dengan sungguh-sungguh. Dalam ibadah, harus dicapai nilai ruhiyah.
Maka ibadah pun harus sungguh-sungguh. Dalam muamalah, misalnya seperti
berdagang, ada nilai materi yang harus dicapai dengan sungguh-sungguh. Tetapi
dalam pencapaian setiap nilai, harus ada hukum syariat yang mengikatnya. Misalnya
dalam berdagang pun, harus terikat dengan hukum-hukum muamalah. Jangan sampai
menggunakan cara-cara Kapitalis.

Apa juga orang yang menyadari, dia tidak boleh malas, tetapi susah juga
mengubahnya?

Di sinilah ia harus mengubah pemikirannya. Agar terikat kepada hukum-hukum


syariat. Misalnya ketika kita merasa malas kuliah. Padahal orang tua kita sudah
berusaha bersungguh-sungguh membiayai kita. Kita memiliki amanah untuk
menunaikan harapan orang tua, yaitu lulus kuliah. Maka kita wajib bersungguh-
sungguh melaksanakannya.

Terkadang kita sudah berusaha rajin, tapi lingkungan membuat kita malas.
Bagaimana cara mengatasinya?

Hal yang harus dilakukan adalah meninggalkan lingkungan yang membuat kita malas
dan berkumpul dengan teman-teman yang baik dan rajin. Kita juga harus belajar ilmu
agama, hukum-hukum syariat, sehingga semakin memotivasi untuk bekerja keras.
Yang terakhir berdoa, semoga Allah Swt memberikan kekuatan kepada kita untuk
bersungguh-sungguh memberikan yang terbaik.

Tips Mengatasi Rasa Malas Setelah kita membahas mengapa rasa malas itu bisa
timbul, saya mencocokan dengan apa yang saya alami, dan akhirnya cocok. Setelah
saya hirup pikuk didunia hitam (malas), saya merasakan bosan dan ingin kembali
kajalur yang benar akhirnya saya mencoba searching dan browsing kembali akhirnya
saya mendapat tips-tips mengatasi rasa malas. Berikut point-pointnya;

 MEMBUAT TUJUAN
 MENGASAH KEMAMPUAN
 PERGALUAN DINAMIS
 SAAT KEMALASAN DATANG JANGAN LAMA-LAMA BERDIAM
DIRI (NOTES)
 DISIPLIN DIRI
 RASA MALAS ITU SANGAT MERUGIKAN, SALAH SATU CARA
YANG AMPUH MENGATASI RASA MALAS YAITU DENGAN
MENDISIPLIN KAN DIRI, DAN MENJAGA KEBIASAAN POSITIVE
TERSEBUT.
 Kebiasaan malas timbul disebabkan oleh persepsi negative tentang masa
depan
 Mulai sekarang ganti kata “kapan selesainya” dengan saya “mulai sekarang”
 Mulai sekarang ganti kata “saya harus” dengan “saya ingin” “Malas itu
termasuk penyakit mental”
Faktor Penyebab Malas Belajar Bagi Pelajar
07.29 Kalangan Remaja 3 comments

Belajar adalah kegiatan yang harus dilakukan bagi semua pelajar khususnya bagi para murid-murid.
akan tetapi bagi sebagian pelajar kegiatan ini sangatlah membuat bosan bagi pelajar zaman sekarang.
Apalagi zaman sekarang ada acara "GALAU". dan hal demikian salah satu membuat malas belajar.
Malas pada anak dalam hal Psikologis wujud melemahnya kondisi mental, Intelektual, Fisik, dan Psikis
anak. Dan malas belajar ada beberapa faktor yang berhubungan dengan malasnya belajar yaitu :

1. Dari dalam diri sendiri bagi Pelajar (INTRINSIK)


Rasa malas yang menimbulkan diri dalam anak atau pelajar tersebut disebabkan karena kurang atau
tidak adanya motivasi diri sendiri yang membuat anak giat belajar. Motivasi ini dikarenakan belum
tumbuhnya mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya atau
keinginannya. Kelelahan beraktifitas dapat mengakibatkan menurunnya semangat belajar bagi pelajar.

2. Faktor yang memengaruhi dari luar (Ekstrinsik)


Faktor yang mempengaruhi dari luar anak sangatlah penting dari pelajar.
Hal yang mempengaruhi faktor tersebut adalah : Sikap Orangtua, Sikap Teman, Sikap Guru,
Kurangnya fasilitas belajar dirumah, Sarana Belajar.

Selain itu ada juga faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

Pacaran
Pacaran bagi sebagian pelajar adalah hal yang sangat menyenangkan, dan pada zaman sekarang
pacaran adalah hal yang yang Trend, apalagi sekarang ada alat yang canggih seperti HP (Hand
Phone) dan jejaring sosial. Dan sehingga para pelajar bisa berkomunikasi sekapanpun yang kita bisa.
Dan hal tersebut yang berhubungan dengan pembelajaran adalah pelajar yang suka pacaran biasanya
mengabaikan pekerjaan rumahnya, tugas dari ibu guru di sekolah dibanding dengan pacarnya. padahal
pacar tidak menuntun dimasa depan kita.

Perkembangan zaman yang sangat pesat


Seiring dengan perkembangan zaman para pelajar suka bermain game dibanding dengan belajar. dan
sering memboroskan waktunya demi bermain game online.

Terlalu bergantung pada teman


Seorang pelajar bisa malas belajar karena punya teman yang lebih pintar darinya, sehingga dia suka
mengandalkan anak tersebut.

Dampak Buruk Malas


February 16, 2018 iccjakartaComment(0)

ICC Jakarta – Malas termasuk dari sifat-sifat buruk dan tercela, di mana tidak terbatas pada
kelompok usia tertentu, namun sifat malas bagi remaja sangat merugikan. Sebab, di masa itu
mereka dalam usia pertumbuhan dan perkembangan yang sangat menentukan masa depan. Malas
merupakan penyakit berbahaya bagi kehidupan manusia terutama bagi generasi muda. Sifat buruk
ini akan menghancurkan karakter manusia dan membuat layu bunga-bunga segar kehidupannya,
bahkan akan menyebabkan manusia tertinggal di jalan kehidupannya itu.
Malas bagaikan sebuah mata rantai yang sambung menyambung dan mengikat kaki dan tangan
manusia. Jika seseorang malas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka dalam waktu
yang tidak lama, ia tidak akan memiliki semangat lagi untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya
yang lain. Jika kondisi tersebut berlanjut dalam dirinya, ia akan berubah menjadi orang yang tak
berguna dalam keluarga dan masyarakat.

Para psikolog meyakini bahwa rasa malas memiliki banyak sebab. Sejumlah penyakit fisik seperti
Hipotiroid, Anemia atau gangguan mental seperti depresi dan gangguan kepribadian, dapat
menjadi penyebab munculnya sifat malas dalam diri manusia. Namun pada dasarnya, hubungan
malas dengan depresi dan gangguan kepribadian adalah hubungan dua arah, di mana kondisi-
kondisi itu saling memperkuat satu dengan lainnya.

Kehidupan di dunia modern sekarang ini membawa kemudahan bagi manusia, namun hal ini juga
dapat menjadi salah satu penyebab munculnya rasa malas dalam dirinya. Teknologi baru saat ini
telah memudahkan manusia untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya dengan sangat mudah
sehingga ia tidak banyak melakukan aktivitas fisik yang diperlukan. Padahal, tidak melakukan
aktivitas fisik dan tidak terbiasa untuk berolah raga atau kegiatan fisik lainnya, akan
memunculkan rasa malas dalam diri manusia.

Malas dan lalai dalam pekerjaan adalah hal-hal yang sering diperingatkan dalam Islam, dan umat
Islam selalu ditekankan untuk menjauhi sifat tercela itu. Sifat buruk tersebut juga sangat dicela
dalam al-Quran dan riyawat Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Bait as. Imam Shadiq as berkata,
“Jauhilah malas dan tidak semangat, sebab kedua sifat tersebut akan menghalangimu untuk
memperoleh manfaat dari dunia dan akhirat.” Sementara Imam Ali as berkata: seseorang yang
malas hingga berlebihan maka akan menjadi lemah dan ia akan menghancurkan kehidupannya,
dan akibatnya, akan mengarah kepada dosa dan ketidaktaatan kepada Allah Swt.

Dalam riwayat di atas, sifat malas dicela disebabkan oleh dampak dari sifat itu yang akan merusak
kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Sementara di dalam berbagai riwayat lainnya, juga
disinggung mengenai beberapa dampak merusak lain dari malas seperti kemiskinan, pengucilan,
kehinaan dan dianggap tak berharga oleh orang lain.

Sifat malas juga akan menghalangi harapan manusia dan menyebabkan pelanggaran terhadap hak-
hak Tuhan dan hamba-hamba-Nya. Manusia yang malas tidak akan melaksanakan kewajiban-
kewajiban agama, dan pada akhirnya ia akan terjerumus ke dalam lembah dosa dan maksiat serta
kesengsaraan abadi. Dengan demikian, dampak malas bagi manusia telah sampai pada tahap yang
tidak mudah untuk diperbaiki.

Al-Quran menyebut malas khususnya dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan ibadah
kepada Allah Swt, sebagai sifat yang buruk, dan sifat itu dianggap sebagai ciri orang-orang
munafik. Dalam Surat An-Nisa Ayat 142, Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya orang-orang
munafik itu menipu Allah dan Allah menipu mereka pula. Dan jika mereka berdiri untuk
mengerjakan salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bersifat riya di hadapan manusia dan
tidak berzikir kepada Allah kecuali sebentar.”

Shalat adalah perantara terbaik untuk menjalin hubungan dengan Allah Swt dan merupakan
bentuk pengabdian dan kerendahan hati di hadapan-Nya. Orang yang munafik tidak berniat untuk
menjalin hubungan dengan Tuhan, sehingga ketika ia mengerjakan shalat ia akan
melaksanakannya dengan malas dan tidak bersemangat. Dengan demikian, malas dalam
mengerjakan tugas terpenting manusia di hadapan Tuhan tidak menunjukkan sifat keimanannya.

Dengan mengkaji ayat-ayat dan riwayat dapat dipahami bahwa tidak adanya pemahaman yang
benar atas situasi dan kondisi serta posisi individu menjadi akar utama dari malas. Masalah
tersebut tidak hanya terbatas di ranah agama saja, tetapi lebih dari itu. Barang siapa malas atas
sesuatu dan tidak mengerjakan pekerjaannya, maka ia sebenarnya tidak memahami situasi dan
kondisinya sendiri.

Seorang siswa yang tidak memahami manfaat dan pentingnya pelajaran dan ilmu, ia akan malas
untuk belajar. Dengan demikian, pengubahan pandangan siswa dan pemberian pemahaman
tentang manfaat dan pentingnya ilmu serta kerugian jika meninggalkannya, adalah langkah
pertama untuk mencegah mereka supaya tidak malas belajar.

Sebaliknya, orang yang memiliki pandangan benar terhadap dirinya dan dunia, serta memahami
bahwa dunia merupakan kesempatan singkat dan menentukan nasib kehidupannya di akhirat,
maka ia akan menghindarkan diri dari sifat malas. Jika seseorang memiliki iman kuat yang
didukung oleh pengetahuan, maka ia tidak akan pernah malas dalam mengerjakan kewajiban-
kewajiban agama seperti shalat, puasa, jihad, haji, infaq dan kewajiban lainnya, dan ia akan
mampu mencapai kebahagiaan abadi. []

mengatasi anak malas belajar


Mengatasi Anak Malas Belajar
Seringkali para orang tua dan guru mengukum dan menghina anak yang malas. Hal ini
menimbulkan rasa kurang puas pada anak, sang anak akan kehilangan kepercayaan diri dan
runtuh kepribadiannya. Padahal kemalasan itu amat membutuhkan simpati, kasih sayang
dan penanganan yang tepat. Untuk itu upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi anak
malas belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Memberi Sentuhan pada Titik Peka Anak


Sebagai orang tua sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk
memulai menyentuh titik peka anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang
amat menarik perhatian anak. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan
perhatian anak. Dengan demikian anak tentunya akan terbuka menerima pendapat dengan
perasaan senang dan gembira, bebas dari perasaan tertekan, takut dan terpaksa. Pada
akhirnya aanak akan menerima pemahaman, betapa penting dan dibutuhkan proses belajar
untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan menurut daya nalarnya). Dalam hatinya
pun tergerak untuk melakukan dan merencanakan kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini
dibutuhkan kesabaran anda untuk melakukan pendekatan kepada anak.

Membangkitkan Nilai Plus Anak


Satu pengharapan orang tua tentunya menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk
belajar. Anak belajar atas inisiatif, kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi
suatu kesadaran kebutuhannya untuk mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin
menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari yang lainnya.
Untuk menyentuh perasaan atau keinginan bawah sadar anak agar dirinya merasa
“tertantang” untuk berbuat sesuatu/melakukan sesuatu yang positif, anda dapat mengambil
contoh dari tokoh film herois dan tokh dunia yang sukses. Anda dapat mengungkapkan,
bahwa untuk menjadi orang yang sukses dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar
yang baik, tahu apa yang hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang dipelajari,
sehingga tertanam pemahaman belajar yang bukan asal belajar.

Mengembangkan Cita-Cita Anak


Anda harus berperan aktif untuk mendorong anak agar memiliki cita-cita hidup sesuai
dengan taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya. Cita-cita anak selalu berubah
sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Anda dapat memberi contoh agar
anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau mengidentifikasikan dirinya jika sudah
dewasa ingin menjadi apa drinya. Dengan terpatrinya sebuah cita-cita hidup dalam hati
nurani anak, akan menumbuhkan motivasi instrinsik pad adiri anak untuk lebih giat belajar
dan lebih terbuka untuk mengembangkan perencanaan belajarnya

Menentukan Waktu Belajar Anak yang TepatJika anak anda telah sadar dan tergerak
hatinya untuk melakukan kegiatan belajar kesempatan yang baik ini jangan anda sia-siakan.
Anda dapat mengarahkan dan menentukan kapan waktu belajar anak. Hal-hal yang perlu
diperhitungkan dalam menentukan waktu belajar anak di rumah, antara lain:
- Sesuai dengan keinginan anak
- Jangan berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang
dominan pada anak, seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan sebagainya.
- Kondisi fisik dan psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas dari rasa lelah,
mengantuk,gangguan penyakit, rasa marah dan sebagainya

Mengembangkan Tujuan Belajar


Agar anak mengetahui mafaat dan arah yang dipelajarinya, biasakan akan belajar dengan
bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar akan lebih bermakna, karena anak mengetahui
dengan jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya. Anak pun akan mudah
memusatkan perhatian pada pelajarannya.

Mengembangkan Cara-Cara Belajar yang Baik pada Anak


Gairah belajar anak akan tumbuh jika dirinya mengetahui bagaimana cara belajar yang
efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan belajar anak, anda perlu membekali anak
bagaimana cara-cara belajar yang efektif dan efesien. Ana dapat mananamkan pengertian
pada anak bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan teknik belajar yang bai, agar belajar
itu lebih bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan belajar.

Mengembangkan rasa percaya diri anak


Sudah tentu menjadi suatu keharusan bagi anda untuk bisa membangkitkan dan memupuk
rasa percaya diri anak sedini mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang besar
bagi anak untuk memusatkan perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya percaya diri
pada anak, akan tumbuh semangat “dia mampu berbuat atau melakukan”. Sesuatu yang sulit
dalam pelajaran mejadi tantangan untuk ditaklukkan dan utnuk dikuasai. Anak punya
keyakinan mampu melakukan tidak akan gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan
atau hambatan dalam belajar. Kreativitas dan imajinasi berpikir akan berkembang untuk
mencari cara-cara mengatasi kesulitan.

Dampak Buruk dari Rasa Malas


January 15th, 2015 at 10:26 am
by Ois Luo

CiriCara.com – Bentar lagi aja kerjainnya. Kan masih bulan depan baru dikumpul. Ah,
kan tugasnya gampang banget itu, paling sebentar juga selesai. Seringkali rasa malas
menghantui kita. Pekerjaan yang seharusnya mudah dilakukan, seringkali kita
mengulur-ulur waktunya sehingga kita mengerjakannya pada waktu yang sangat
sempit hingga lembur. Alhasil ap? Alhasil pekerjaan yang dikerjakan pun tidak
membuahkan hasil yang maksimal. Padahal jika pekerjaan itu benar-benar dikerjakan
dengan tidak terburu-buru bisa saja memberi hasil yang maksimal.

Pemalas – Roy McMahon/Corbis


Kita tidak bisa mencegah rasa malas itu sendiri. Sebagai manusia yang normal, pasti
akan ada rasa malas pada setiap atau beberapa pekerjaan yang dilimpahkan pada kita.
Namun kita bisa saja mencegah dan mengatasi rasa malas itu. Hanya saja kedagingan
kita sendiri lebih kuat dan seringkali kita tidak bisa mencegah hal itu terjadi.

Tahukah kalian, rasa malas bukan muncul karena tugas itub terlalu sulit atau hal
lain. Tapi sebagian besar rasa malas muncul karena kita sendiri yang tidak mau
menolaknya dan menerima rasa malas itu dengan nyaman.
Tentunya rasa malas memberi kerugian pada diri kita. Misalnya tugas yang dikerjakan
tidak maksimal sehingga atasan memarahi kita atau pun saat ujian tidak belajar
sehingga mendapat nilai yang jelek. Namun, rasa malas pada diri kita tidak hanya bisa
merugikan diri kita saja.

Rasa malas dalam diri kita bisa merugikan orang lain di sekitar kita juga. Misalnya
karena malas dan mendapat nilai yang jelek, sehingga kita tidak lulus suatu mata kuliah
dan akhirnya mengharuskan orang tua membayar uang lebih karena kita harus
mengulang mata kuliah tersebut.

Dengan membiarkan rasa malas timbul dalam diri kita, berarti kita tidak menghargai
berkat dan tugas yang diberikan Tuhan atas kita. Tahukah kalian, Tuhan tidak pernah
menahan berkat kalian namun Tuhan hanya membiarkan siapa dulu yang
meraihnya. Jika kita orang rajin, maka kita akan bisa mengambil berkat itu terlebih
dahulu. Karena itulah banyak orang rajin yang lebih sukses dan kaya dari orang malas.
Selain itu jika kita dikenal sebagai orang yang malas, kepercayaan orang atas diri kita
pasti berkurang.
Masih mau malas-malasan? Stop untuk menjadi malas, ubahlah kebiasaan negatif
tersebut dan lakukan hal-hal yang positif. Selamat hidup sukses. Semoga bermanfaat.

Penulis: -Secret OL-


DAMPAK BURUK MALAS DAN SOLUSINYA
5:45:00 PM Ini Kabar

Dalam tulisan singkat ini akan dibahas mengenai dampak-dampak malas dalam
mengerjakan tugas dan kewajiban, dan cara untuk mengatasinya. Salah satu kelalaian
manusia adalah malas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Malas berarti tidak
semangat dan lalai untuk melakukan pekerjaan. Sifat tersebut memiliki banyak dampak
buruk, di antaranya; menyebabkan kegagalan untuk mencapai tujuan-tujuan hidup yang
telah ditentukan sebelumnya.

Malas termasuk dari sifat-sifat buruk dan tercela, di mana tidak terbatas pada kelompok
usia tertentu, namun sifat malas bagi remaja sangat merugikan. Sebab, di masa itu
mereka dalam usia pertumbuhan dan perkembangan yang sangat menentukan masa
depan. Malas merupakan penyakit berbahaya bagi kehidupan manusia terutama bagi
generasi muda. Sifat buruk ini akan menghancurkan karakter manusia dan membuat layu
bunga-bunga segar kehidupannya, bahkan akan menyebabkan manusia tertinggal di jalan
kehidupannya itu.

Malas bagaikan sebuah mata rantai yang sambung menyambung dan mengikat kaki dan
tangan manusia. Jika seseorang malas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya,
maka dalam waktu yang tidak lama, ia tidak akan memiliki semangat lagi untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya yang lain. Jika kondisi tersebut berlanjut dalam
dirinya, ia akan berubah menjadi orang yang tak berguna dalam keluarga dan masyarakat.

Para psikolog meyakini bahwa rasa malas memiliki banyak sebab. Sejumlah penyakit
fisik seperti Hipotiroid, Anemia atau gangguan mental seperti depresi dan gangguan
kepribadian, dapat menjadi penyebab munculnya sifat malas dalam diri manusia. Namun
pada dasarnya, hubungan malas dengan depresi dan gangguan kepribadian adalah
hubungan dua arah, di mana kondisi-kondisi itu saling memperkuat satu dengan lainnya.

Kehidupan di dunia modern sekarang ini membawa kemudahan bagi manusia, namun hal
ini juga dapat menjadi salah satu penyebab munculnya rasa malas dalam dirinya.
Teknologi baru saat ini telah memudahkan manusia untuk mengerjakan pekerjaan-
pekerjaannya dengan sangat mudah sehingga ia tidak banyak melakukan aktivitas fisik
yang diperlukan. Padahal, tidak melakukan aktivitas fisik dan tidak terbiasa untuk
berolah raga atau kegiatan fisik lainnya, akan memunculkan rasa malas dalam diri
manusia.

Malas dan lalai dalam pekerjaan adalah hal-hal yang sering diperingatkan dalam Islam,
dan umat Islam selalu ditekankan untuk menjauhi sifat tercela itu. Sifat buruk tersebut
juga sangat dicela dalam al-Quran dan riyawat Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Bait as.
Imam Shadiq as berkata, “Jauhilah malas dan tidak semangat, sebab kedua sifat tersebut
akan menghalangimu untuk memperoleh manfaat dari dunia dan akhirat.” Sementara
Imam Ali as berkata: seseorang yang malas hingga berlebihan maka akan menjadi lemah
dan ia akan menghancurkan kehidupannya, dan akibatnya, akan mengarah kepada dosa
dan ketidaktaatan kepada Allah Swt.

Dalam riwayat di atas, sifat malas dicela disebabkan oleh dampak dari sifat itu yang akan
merusak kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Sementara di dalam berbagai
riwayat lainnya, juga disinggung mengenai beberapa dampak merusak lain dari malas
seperti kemiskinan, pengucilan, kehinaan dan dianggap tak berharga oleh orang lain.

Sifat malas juga akan menghalangi harapan manusia dan menyebabkan pelanggaran
terhadap hak-hak Tuhan dan hamba-hamba-Nya. Manusia yang malas tidak akan
melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, dan pada akhirnya ia akan terjerumus ke
dalam lembah dosa dan maksiat serta kesengsaraan abadi. Dengan demikian, dampak
malas bagi manusia telah sampai pada tahap yang tidak mudah untuk diperbaiki.

Al-Quran menyebut malas khususnya dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan


ibadah kepada Allah Swt, sebagai sifat yang buruk, dan sifat itu dianggap sebagai ciri
orang-orang munafik. Dalam Surat An-Nisa Ayat 142, Allah Swt berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah menipu mereka pula.
Dan jika mereka berdiri untuk mengerjakan salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka
bersifat riya di hadapan manusia dan tidak berzikir kepada Allah kecuali sebentar."

Shalat adalah perantara terbaik untuk menjalin hubungan dengan Allah Swt dan
merupakan bentuk pengabdian dan kerendahan hati di hadapan-Nya. Orang yang munafik
tidak berniat untuk menjalin hubungan dengan Tuhan, sehingga ketika ia mengerjakan
shalat ia akan melaksanakannya dengan malas dan tidak bersemangat. Dengan demikian,
malas dalam mengerjakan tugas terpenting manusia di hadapan Tuhan tidak
menunjukkan sifat keimanannya.

Dengan mengkaji ayat-ayat dan riwayat dapat dipahami bahwa tidak adanya pemahaman
yang benar atas situasi dan kondisi serta posisi individu menjadi akar utama dari malas.
Masalah tersebut tidak hanya terbatas di ranah agama saja, tetapi lebih dari itu. Barang
siapa malas atas sesuatu dan tidak mengerjakan pekerjaannya, maka ia sebenarnya tidak
memahami situasi dan kondisinya sendiri.

Seorang siswa yang tidak memahami manfaat dan pentingnya pelajaran dan ilmu, ia akan
malas untuk belajar. Dengan demikian, pengubahan pandangan siswa dan pemberian
pemahaman tentang manfaat dan pentingnya ilmu serta kerugian jika meninggalkannya,
adalah langkah pertama untuk mencegah mereka supaya tidak malas belajar.

Sebaliknya, orang yang memiliki pandangan benar terhadap dirinya dan dunia, serta
memahami bahwa dunia merupakan kesempatan singkat dan menentukan nasib
kehidupannya di akhirat, maka ia akan menghindarkan diri dari sifat malas. Jika
seseorang memiliki iman kuat yang didukung oleh pengetahuan, maka ia tidak akan
pernah malas dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, puasa,
jihad, haji, infaq dan kewajiban lainnya, dan ia akan mampu mencapai kebahagiaan
abadi.

Langkah pertama untuk memerangi malas adalah memiliki pandangan yang benar
tentang manusia, dunia dan Tuhan. Yaitu, mengenai mengapa manusia diciptakan dan
bagaimana ia dapat mencapai kebahagiaan? Tentang apa sebenarnya peran dan pengaruh
perbuatan dan perilaku setiap manusia dalam kehidupan dunia dan akhiratnya?
Pemahaman tentang masalah-masalah tersebut dan iman kepada Tuhan akan mendorong
seseorang untuk selalu berusaha dan bersemangat mengerjakan tugas dan kewajibannya.

Langkah berikutnya adalah menguatkan keinginan. Imam Ali as berkata, “Pergilah kalian
untuk memerangi malas dengan tekad dan keinginan.” Ada banyak jalan untuk
memperkuat keinginan. Salah satunya adalah bergaul dengan orang-orang yang memiliki
keinginan dan semangat kuat serta rajin bekerja. Bergaul dengan mereka memiliki
banyak pengaruh bagi manusia untuk menjauhkan diri dari kebiasaan buruk dan malas.

Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan diri secara berlebihan akan melemahkan


keinginan. Oleh sebab itu, mengontrol hawa nafsu dan naluri dapat menguatkan
keinginan manusia. Hal lain yang dapat memperkuat keinginan manusia adalah memiliki
tujuan hidup dan mempunyai pemikiran kepada tujuan-tujuan yang tinggi, namun hal ini
jangan sampai disalahpahami sebagai idealisme ekstrim, tetapi dimaksudkan bahwa
penentuan tujuan harus logis.

Dalam Islam, sifat malas dicela, namun keinginan dan kemauan tinggi dipuji dalam
agama Samawi tersebut. Jika seseorang ingin terbebas dari malas, ia harus memiliki
semangat kuat dan tekad baja. Orang-orang yang memiliki keinginan kuat akan mampu
menjauhkan rasa malas dari dalam dirinya dan mereka akan mampu melewati berbagai
rintangan dan mengambil langkah konstruktif untuk mencapai kebahagiaan dalam
kehidupan individu dan sosial.
Orang yang bersemangat adalah orang yang melaksanakan pekerjaannya dengan mudah
dan cepat dan tidak menunda-nunda pekerjaan hari ini untuk dilaksanakan besok.
Semangat, pengetahuan dan perbuatan orang yang memiliki semangat kuat akan selalu
selaras, bakan ia akan melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Imam Ali as
berkata, "Mereka yang berada di jalan hidayah akan selalu bersemangat (berbahagia)."

Orang-orang Mukmin yang meyakini Tuhan dan Maad, dan memahami bahwa ada tujuan
dalam penciptaan alam semesta ini, mereka akan selalu mengerahkan segenap
kemampuannya di jalan penghambaan dan menghindari perbuatan yang tidak berguna
serta menjauhi malas dalam melaksanakan perbuatan-perbuatan baik.

Tips Mengatasi Malas Belajar


Unknown 02.38

Suatu kegiatan yang tidak boleh dilupakan atau ditinggalkan seorang siswa adalah belajar.
Seorang siswa dituntut belajar lebih giat agar dapat mencapai apa yang dicita citakannya. namun
tidak jarang seorang siswa dihinggapi suatu kondisi dimana seorang siswa enggan atau malas
untuk belajar, nah ..kalau sudah begini jangankan untuk membuka buku menyentuhpun terasa
beraaat sekali.
Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut larut karena kalau dibiarkan tentu saja akan
berpengaruh pada prestasi siswa disekolah. Langkah pertama yang harus dilakukan siswa adalah
mencari tahu terlebih dahulu apa penyebab siswa menjadi malas untuk belajar, persis seperti yang
dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosa suatu penyakit, selanjutnya menentukan obat yang pas
untuk mengatasai penyakit tersebut.

Banyak sekali penyebab siswa menjadi malas belajar baik itu dari fakto luar maupun faktor dari
dalam siswa tersebut misalnya : faktor lingkungan yang kurang mendukung dimana banyak teman
dirumah yang hobi bermain dibandingkan belajar , siswa yang tidur hingga larut malam tentu
akan berpengaruh keesokan harinya yaitu mudah mengantuk dan berpengaruh pada kestabilan
emosi, beban pelajaran disekolah yang terlau banyak juga dapat menyebabkan siswa menjadi
malas belajar dll.

Setelah mengetahui hal hal yang menyebabkan siswa menjadi malas belajar baru lah dicari solusi
untuk mengatasi secepatnya karena rasa malas tidak boleh dibiarkan berlarut larut menghinggapi
siswa karena dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar.

Satu hal yang perlu diingat oleh siswa adalah siswa harus pandai memotivasi dirinya sendiri untuk
secepatnya keluar dari rasa malas belajar dan harus mempunyai pedoman bahwa "Belajar adalah
kunci sukses siswa dalam menggapai cita cita" .. "kalau tidak belajar mana mungkin bisa
sukses" ..sehingga apapun yang terjadi tidak akan mempengaruhi semangat siswa dalam belajar.

Untuk mendukung dan menjaga semangat belajar, siswa perlu melakukan hal hal seperti :
membiasakan pola hidup disiplin karena orang yang mempunyai disiplin yang tinggi hidupnya
akan lebih teratur dan terarah, rajin berolah raga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar belakang
Malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Siapa pun yang
dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan.
Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada
orang yang malas. Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang
untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan. Menurut
(Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam
keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa
sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll. Pendapat lain
menyebutkan bahwa malas juga merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang
merugikan. Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas.
Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan
terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak
ada kekuatan apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja,
penyakit malas ini akan semakin parah

Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan. Sebab, pada era ini
berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Tapi tentu
saja, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah. Menurut pakar
psikologi, seseorang berperilaku malas terhadap pekerjaan atau suatu kegiatan
disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi yang kuat setiap kali mengerjakan
sesuatu. Seorang yang malas bekerja, motivasinya terhadap pekerjaan tersebut
sangat rendah. Sikapnya terhadap pekerjaan itu cenderung negatif akibat persepsi
yang diberikannya terhadap pekerjaan itu kurang baik. Ini lantaran sistem nilai yang
ada dalam dirinya membuat dia berperilaku malas untuk melakukan pekerjaan itu.
Sementara terhadap pekerjaan lainnya mungkin tidak begitu. Penyakit malas
merupakan penyakit yang sangat mengerikan, selain kita tidak produktif penyakit
malas ini akan menimbulkan gejala-gejala psikologi yang membuat orang tidak
mampu mengembangkan potensi dirinya, tingkat penyakit malas ini mungkin
bervariasi mulai dari yang hanya malas untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan
sampai malas tingkat akhir yaitu malas untuk ngapa-ngapain.

Belajar dari sangkuriang yang dapat mengerjakan sesuatu dalam satu malam
dapat membuat orang bisa menyelesaikan tugas dalam kondisi terjepet, ide-ide pun
akan muncul dengan sendirinya tapi apabila penyakit malas ini menghinggapi akan
musnahlah semua kondisi tersebut, kondisi dimana kita bisa memaxsimalkan semua
potensi kita untuk mengerjakan sesuatu

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana rasa malas mempengaruhi kebiasaan manusia dan apa kaitanya
dengan prinsip psikologi komunikasi ?

2. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahn tersebut menurut


prespektif psikologi komunikasi ?

TUJUAN
Agar pembaca bisa mengatasi rasa malas yang sering menjadi permasalahan utama
dalam setiap aktifitas

BAB II
ANALISIS

Masalah kemalasan dalam diri manusia


Perilaku malas adalah sebuah bentukan. Artinya, perilaku itu bisa dibentuk
kembali menjadi baik atau tidak malas. Pembentukan kembali perilaku seseorang
tadi sebetulnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, bisa orang tua,
teman, atau orang lain di sekitarnya. jadi, dalam mengubah perilaku seseorang,
yang paling mendasar adalah mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu mempelajari
dan mengambil sistem nilai yang bisa mengubah persepsinya atau memberikan
sistem nilai lain yang baru baginya.
Menurut Dollard & Miller, psikolog asal AS, perilaku manusia terbentuk karena faktor
‘kebiasaan’1. Jika seseorang terbiasa bersikap rajin dan bersemangat maka ia akan
selalu rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya. Sehingga jika Anda tergolong
pemalas, jalan untuk merubahnya adalah dengan membiasakan diri untuk melawan
sikap malas. Dollard & Miller menambahkan, ‘teori belajar’ juga cocok untuk
merubah sikap malas. Belajar disini dijabarkan ‘memberikan stimulus (rangsangan)
agar terbentuk respons sehingga menimbulkan drive atau dorongan untuk
berperilaku. Dan kalau berhasil, Anda akan mendapatkan imbalan.
Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan
kebiasaan disiplin diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang
memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka
cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Memang tidak
semudah mengatakan menumbuhkan kebiasaan. Kenyataanya orang yang terkena
penyakit malas justru tidak akan mau melakukan apapun.

1
wikipedia.com/tokohpsikologi

Hubungan psikologi dengan rasa malas


Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia.
Kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi
amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Dalam
sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para peneliti
psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana
psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan
subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam
disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi.
Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi
sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)2. Dance
mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha
“menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.”
Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.
1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam
sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan
4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui
pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
5. (K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada
wilayah lain.
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.
Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses
komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia
komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku
komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya :
Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang
lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak?

2
Jalaludin rahmat, psikologi komunikasi bab1, rosda, 2001
Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana pesan
dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu
lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau
memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi
dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.

Penggunaan Psikologi Komunikasi


Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan
oleh komunikator
2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan
menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita
hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang
faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate.
Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan
tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut
bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan
hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham
Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William
Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal : kebutuhan untuk menumbuhkan dan
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi
dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa
kasih sayang (affection).
5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki.
Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting.
Karena untuk menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan
pengertian, membentuk dan menguhan sikap, atau menumbukan hubungan yang
baik.

Menurut beberapa sumber, malas adalah rasa ketidakinginan seseorang untuk


melakukan sesuatu baik yang sudah menjadi rutinitasnya ataupun yang menjadi
aktivitas sekali-kali dengan berbagai penyebab. Yang dimaksudkan ketidakinginan
disini adalah kita tidak mau melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan. Rasa
malas seharusnya seharusnya tidak ada dalam kehidupan kita. Karena rasa malas
hanya akan membuang waktu kita karena dengan waktu tersebut kita tidak
menghasilkan apa-apa. penyebab yang menjadikan newsfriend malas. Secara teori
penyebab rasa malas itu disebabkan karena dua faktor, yaitu faktor intern (sangat
berbahaya) dan faktor ekstern. Yang paling sulit diatasi adalah faktor yang timbul
dari sendiri, artinya kalau rasa malas itu ada, dimotivasi sebesar apapun oleh orang
lain, sulit untuk mengembalikan ke kondisi awal.
Siapa pun bisa terkena penyakit Malas. Dari pelajar, mahasiswa, hingga
karyawan, ibu rumah tangga, bahkan pengangguran sekalipun. Malas dalam
psikologi sudah dimasukkan sebagai salah satu bentuk perilaku. Menunda pekerjaan
atau menyelesaikan tugas tapi tidak sesuai waktu yang sudah ditetapkan saja sudah
bisa disebut perilaku malas. Muara perilaku ini sudah tentu penurunan produktivitas
yang bersangkutan. Kabar baiknya, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa
diubah.
Seseorang bisa berperilaku malas terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan
karena dia tidak memiliki motivasi untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan itu.
Dalam psikologi, seseorang berperilaku tertentu karena adanya energi yang
mendorongnya untuk berperilaku. Energi inilah yang disebut motivasi, yakni hal yang
mendorong seseorang bertingkah laku mencapai suatu tujuan2.
Motivasi dipengaruhi oleh suatu sikap yang terdapat dalam diri orang itu.
Sikap yang bisa positif atau negatif itu timbul lantaran adanya persepsi atau
pemberian makna terhadap suatu objek atau peristiwa. Persepsi atau pemberian
makna tersebut ditentukan oleh suatu sistem nilai, yakni suatu patokan untuk
berperilaku yang berlaku pada suatu lingkungan tertentu. Sistem nilai yang tertanam
dalam diri seseorang ini dipengaruhi oleh budaya, masyarakat, dan orang tua.
Salah satu etnis di Indonesia terkenal rajin dan serius dalam bekerja.
Perilaku ini muncul lantaran mereka memiliki suatu sistem nilai bahwa kalau ingin
hidup layak, mereka harus bekerja keras. Sistem nilai itu telah ditanamkan oleh
orang tua sejak kecil dalam perilaku sehari-hari, baik dalam memarahi, memberi
nasihat, atau memberi suatu contoh. Lingkungan budaya etnis ini juga memberikan
teladan. Mereka yang hidup layak ya karena mereka bekerja keras. Sebaliknya,
yang hidupnya berkekurangan lantaran tidak mau bekerja keras.
Pada budaya kantor, karyawan yang “menganut” nilai RMS (rajin malas
sama saja) bakal menjadi malas melakukan tugasnya. Akan tetapi berbanding
terbalik ketika ia bekerja pada kantor yang nilai profesionalismenya dijunjung tinggi.
Prinsip ‘Jika kamu bekerja baik, imbalannya akan baik. Jika kamu tidak bekerja baik
atau prestasi rendah, imbalannya juga rendah, kalau perlu di-PHK’ tentu akan
memberikan motivasi positif dalam pekerjaannya.

Kalau seseorang malas terhadap suatu pekerjaan, artinya motivasi dia


terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Sikapnya terhadap pekerjaan itu negatif
akibat persepsi yang diberikannya terhadap pekerjaan itu kurang baik. Ini lantaran
sistem nilai yang ada dalam dirinya membuat dia berperilaku malas untuk
melakukan pekerjaan itu. Sementara terhadap pekerjaan lainnya mungkin tidak
begitu. Jadi, perilaku malas merupakan hasil suatu bentukan. Artinya, perilaku itu
bisa dibentuk kembali menjadi baik atau tidak malas.
Pembentukan kembali perilaku seseorang tadi sebetulnya sangat besar
dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya, bisa orang tua, teman, atau orang lain di
sekitarnya. Lingkungan yang bisa memberi pengaruh lebih kuatlah yang bisa
membentuk seseorang. Dalam mengubah perilaku seseorang, yang paling
mendasar adalah mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu mempelajari dan
mengambil sistem nilainya yang bisa mengubah persepsinya atau memberikan
sistem nilai lain yang baru baginya.3
3jurusankomunikasi.blogspot.com/2009

BAB III
PENUTUP
Lalu bagaimana cara mengurangi atau mengatasi penyakit malas? Berikut ini
adalah solusinya sebagai berikut :

1.MEMBUAT TUJUAN
Orang yang malas biasanya TIDAK MEMILIKI MOTIVASI untuk berkembang ke
arah kehidupan yang lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi
biasanya TIDAK MEMILIKI TUJUAN HIDUP yang pantas dan layak untuk diraih.
Dan orang yang tidak memiliki tujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan
mungkin tidak pernah menuliskan resolusi atau komitmen pencapaian hidup.

Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmen pencapaian hidup, maka seseorang


hanya bergerak secara naluriah dan sangat rentan diombang-ambingkan situasi di
sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif,
menunggu, TERGANTUNG PADA SITUASI, dan cenderung menyerah pada nasib.
Tidak adanya sumber-sumber motivasi hidup menyebabkan kemalasan. Supaya
motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan tujuan hidupnya.

2. MENGASAH KEMAMPUAN
Orang yang memiliki tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan
komitmen-komitmen pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Akan lebih baik
lagi jika tujuan dilengkapi dengan AKTIVITAS PEMBELAJARAN, seperti mencari
cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Kita juga perlu
mengasah kemampuan secara berkala supaya langkah yang diambil itu akan
membawa kita pada pencapaian tujuan.

Contoh : jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka
sejak sekarang aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut. Kita
harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab,
menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki
kemampuan presentasi.
Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu dilakukan secara konsisten dan dengan
komitmen sepenuhnya, maka kita telah berada di JALUR YANG BENAR.
Kemampuan kita dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan
meningkat. Dengan sendirinya ini akan semakin memperkuat rasa percaya diri kita,
menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan tentu saja menumbuhkan semangat.

Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen


akan semakin melemah, semangat turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat.
Pada titik ini, tujuan-tujuan, resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak
memiliki arti lagi. Sayang sekali.

3. PERGAULAN DINAMIS
Para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundang
cenderung berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandung
kebenaran. Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para
pemenang. Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah
orang yang sangat optimis, sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi.
Demikian sebaliknya. Sulit sekali bagi para high achiever untuk betah berlama-lama
dengan para orang malas dan pesimistik.

Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya. Orang yang
mulai dihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai
diserang kebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas,
berkeluh kesah dengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati.
Ada semacam rasa pelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam
situasi malas sedang menyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama
sekali tidak menolong satu sama lain.

Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara
paling ampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri
orang-orang yang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Manusia-
manusia optimis, self-motivated, punya ambisi, positive thinking, dan memiliki
tujuan hidup pasti, umumnya MEMANCARKAN AURA POSITIF kepada apa pun
dan siapa pun di ekelilingnya. Pancaran optimisme dan semangat itulah yang bisa
menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang
lain jadi ikut tergerak.

4. DISIPLIN DIRI
Jika kita mau bersikap keras dan disiplin pada diri sendiri, maka banyak hal akan bisa
kita kerjakan dengan baik. Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara
jika dia tidak disiplin berlatih dengan tekun ? Bagaimana mungkin ada pekerja
profesional yang bagus karirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja ?

Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara
kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam
tugas, maka dunia luar akan sangat tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti
tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak akan pernah besar
penjualannya. Jika Anda lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada Anda.

Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkanKEBIASAAN


MENDISIPLINKAN DIRI dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun
seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah
muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi,
kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.
Cara Mengatasi Penyakit Malas
25 Desember 2009Arya UtamaTinggalkan komentarGo to comments
Rasa malas sejatinya merupakan
sejenis penyakit mental. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan
ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya
tidak pernah datang pada orang yang malas. Rasa malas juga menggambarkan hilangnya
motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia
inginkan.
Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga
besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka
menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll. Pendapat lain menyebutkan bahwa
malas juga merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan. Pasalnya
pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas. Karena malas, seseorang
seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa lesu, semangat dan
gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan apapun yang
membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan semakin
‘kronis’.
Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan. Sebab, pada era ini berlaku nilai
siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Tapi tentu saja, perilaku ini
bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah. Menurut pakar psikologi, seseorang
berperilaku malas terhadap pekerjaan atau suatu kegiatan disebabkan karena dia tidak
memiliki motivasi yang kuat setiap kali mengerjakan sesuatu. Seorang yang malas
bekerja, motivasinya terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Sikapnya terhadap
pekerjaan itu cenderung negatif akibat persepsi yang diberikannya terhadap pekerjaan itu
kurang baik. Ini lantaran sistem nilai yang ada dalam dirinya membuat dia berperilaku
malas untuk melakukan pekerjaan itu. Sementara terhadap pekerjaan lainnya mungkin
tidak begitu.
Jadi, perilaku malas merupakan hasil suatu bentukan.
Artinya, perilaku itu bisa dibentuk kembali menjadi baik atau tidak malas. Pembentukan
kembali perilaku seseorang tadi sebetulnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya, bisa orang tua, teman, atau orang lain di sekitarnya. So, dalam mengubah
perilaku seseorang, yang paling mendasar adalah mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu
mempelajari dan mengambil sistem nilai yang bisa mengubah persepsinya atau
memberikan sistem nilai lain yang baru baginya.
Menurut Dollard & Miller, psikolog asal AS, perilaku manusia terbentuk karena faktor
‘kebiasaan’. Jika seseorang terbiasa bersikap rajin dan bersemangat maka ia akan selalu
rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya. Sehingga jika Anda tergolong pemalas,
jalan untuk merubahnya adalah dengan membiasakan diri untuk melawan sikap malas.
Dollard & Miller menambahkan, ‘teori belajar’ juga cocok untuk merubah sikap malas.
Belajar disini dijabarkan ‘memberikan stimulus (rangsangan) agar terbentuk respons
sehingga menimbulkan drive atau dorongan untuk berperilaku. Dan kalau berhasil, Anda
akan mendapatkan reward atau imbalan.
Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan disiplin
diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau
impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar
itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan
mempermudah munculnya rasa mala

MASALAH KEJIWAAN
Posted: 7 Mei 2012 in MASALAH KEJIWAAN
Tag:bentuk malas, malas, Masalah kejiwaan, mengatasi malas, Penyebab malas, sifat malas

Kemalasan ini termasuk kata yang paling tua dipakai manusia. Kita akrab dengan kata ini dari kecil

sampai tua. Malas adalah suatu perasaan di mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena

dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal

tersebut.

Penyebab kemalasan adalah cinta kesenangan, mengutamakan pengangguran dan tidak siap menghadapi

kesulitan. Bisa juga rasa malas timbul karena tabiat/ kebiasaan seseorang yang cenderung bermalas-

malasan, keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap mood/selera seseorang untuk melakukan suatu

pekerjaan.

BENTUK & SIFAT


1. Kemalasan yang dipicu oleh perubahan faktor eksternal. Meminjam istilah yang dipakai Philip G.

Zimbardo, Scott, Foresman (1979) dalam bukunya Psychology & Life, ini bisa disebut kemalasan yang

bentuknya “state” (keadaan). Seorang pengusaha akan mendadak malas berusaha ketika uang hasil

usahanya selama raib ditipu orang. Seorang pelajar / mahasiswa akan mendadak malas ketika dosen /

guru kesayangannya tidak lagi diberi tugas mengajar materi kesayangan. Banyak orang yang tiba-tiba

malas saat isi dompetnya kosong. Umumnya, kemalasan yang bentuknya “state” ini bersifat sementara

(temporer).

2. Kemalasan yang timbul akibat irama mood. Mood adalah perubahan intensitas perasaan. Ada yang

menyebutnya juga dengan istilah siklus kehidupan (life cycle). Kemalasan semacam ini umum dialami

oleh hampir semua manusia. Orang yang paling giat pun terkadang menghadapi saat-saat yang

membuatnya merasa malas. Yang membedakan orang di sini bukan soal pernah dan tidak pernahnya,

tetapi adalah apa yang dilakukan saat detik-detik buruk itu tiba. Ada yang hanya melamun, jalan-jalan

ke sana kemari tanpa tujuan, ada yang mengisi membaca, menonton dan lain-lain.

3. Kemalasan yang memang itu kita sendiri yang menciptakan. Kemalasan semacam ini bisa disebut

“trait” yang berarti bawaan. Bawaan di sini maksudnya bukan bawaan dari lahir atau semacam yang

sering kita sebut “takdir seseorang”. Bawaan di sini maksudnya kita yang menciptakan, kita yang

memilih, kita sendiri yang menjadi penyebabnya. Kemalasan seperti ini sifatnya permanen, atau abadi.

Selama kita tidak mengubahnya, selama itu pula kemalasan itu bertengger di dalam diri kita. Ada yang

bilang, kemalasan bawaan ini tidak ada obatnya. Siapapun tidak dibekali mukjizat untuk

menyembuhkan penyakit yang bernama kemalasan bawaan ini, termasuk para nabi.

PENYEBAB KEMALASAN

Menurut logika yang normal, tentu tidak ada orang yang ingin malas. Buktinya, tidak ada orang yang

merasa bahagia dengan kemalasannya. Jika begitu, berarti kira-kira kemalasan itu muncul karena ada

sesuatu. Apa sesuatu itu? Tentu ini banyak. Berdasarkan praktek dan teori, ada beberapa hal yang bisa

kita jadikan petunjuk atau acuan, yaitu:


1. Tidak memiliki sasaran hidup yang jelas.

Sasaran ini bisa berbentuk: apa yang ingin kita lakukan, apa yang ingin kita raih, apa yang ingin kita

miliki. Sasaran ini ada yang bersifat jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Ada yang

disebut visi, tujuan (goal), atau juga target. Kenapa sasaran itu terkait? Karena kalau kita sudah tahu

sasaran yang kita inginkan, maka logikanya kita akan terdorong untuk mencapainya. Kejelasan sasaran

terkait dengan kekuatan motivasi dan tekad seseorang. Menurut Anthony Robbin, di dunia ini sebetulnya

tidak ada orang yang malas. Orang menjadi malas karena tidak memiliki tujuan yang jelas. Penjelasan lain

mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki sasaran atau tujuan hidup yang benar-benar ingin diraih

sangat berpotensi terkena apa yang disebut kemandekan batin. Batin yang mandek gampang dihinggapi

berbagai penyakit dan kotoran, salah satunya adalah kemalasan. Jadi, kemalasan terkait dengan

“developmental process”.

2. Filsafat hidup yang negatif.

Misalnya: “Daripada sudah bekerja keras tetapi tidak kaya-kaya, mendingan kerja asal-asalan aja”,

“Ngapain sekolah rajin, toh sudah banyak sarjana yang nganggur”, “Boro-boro cari rizki yang halal, yang

haram aja susahnya minta ampun”, dan lain-lain. Kenapa itu semua disebut negatif? Secara arah (direction

and orientation), kesimpulan demikian kerap menggeret kita pada pola hidup yang malas. Jadi, yang perlu

kita waspadai adalah arahnya, bukan semata benar dan salahnya secara konten. Lebih baik kita berpikir

perlu belajar yang lebih giat lagi supaya tidak menjadi sarjana yang nganggur. Lebih baik berpikir perlu

bekerja lebih keras lagi dan lebih cerdas lagi supaya kaya. Meski ini tidak bisa memberikan jaminan

dalam waktu yang sekaligus, tetapi arahnya positif, dinamikanya positif dan energinya positif. Kita perlu

sadar bahwa terkadang ada banyak ucapan yang benar tetapi tidak bermanfaat (positif).

3. Terlalu banyak dan terlalu lama membiarkan pikiran atau perasaan negatif.

Semua orang pada dasarnya pernah memunculkan pikiran negatif terhadap diri sendiri, orang lain atau

keadaan. Yang membedakan terkadang adalah kadarnya, frekuensinya dan kecepatannya dalam

membersihkan diri. Kenapa pikiran dan perasaan berpengaruh? Ini sudah jelas dapat kita rasakan

langsung. Kalau kita membiarkan penilaian negatif terhadap diri sendiri yang terlalu lama atau terlalu
banyak, maka yang muncul adalah kesimpulan akumulatif yang negatif. Misalnya: saya tidak mampu,

saya tidak bisa, saya selalu minder, saya ragu-ragu, saya malas-malasan, saya tidak bahagia dengan diri

saya, dan seterusnya. Kesimpulan demikian memang tidak membuat kita mati, tetapi seperti yang kita

alami, kesimpulan demikian sangat menghalangi munculnya energi positif. Karena itu, baik ajaran agama

atau ilmu pengetahuan punya nasehat yang sama. Dalam keadaan apapun atau dalam posisi apapun kita

dianjurkan untuk memilih pikiran dan mentalitas yang berorientasi syukur. Syukur artinya kemampuan

seseorang dalam mengoptimalkan penggunaan resource yang sudah ada untuk meraih prestasi dengan

cara-cara positif. Berpikirlah untuk menggunakan potensi dan fasilitas seoptimal mungkin. Karena kita

selalu rentan terkena pikiran negatif, baik itu kita ciptakan sendiri atau kiriman dari orang lain, maka

idealnya, membersihkan pikiran dan perasaan itu perlu kita lakukan seperti kita mandi yang tidak pernah

cukup sekali. Tidak cukup membaca buku sekali, tidak cukup mendengarkan nasehat inspiratif sekali,

tidak cukup membaca artikel sekali dan tidak cukup memotivasi diri sekali. Itu kita butuhkan sepanjang

hidup sejauh kita merasakan adanya kotoran yang mengganggu.

4. Tidak mau memilih yang positif.

Untuk orang dewasa ini adalah kunci. Gagal bercinta, gagal usaha, gagal berkarir, dan lain-lain, memang

itu semua bisa memicu kemalasan. Tetapi, seperti yang sudah kita singgung, kemasalan di situ sifatnya

hanya sementara. Yang kerap membuatnya abadi adalah penolakan untuk segera bangkit. Jika kita

menolak membangkitkan-diri, semua kemalasan sifatnya abadi. Jika kita tetap memilih menjadi pemalas,

maka tidak ada kekuatan apapun yang bisa membuat kita menjadi tidak malas. Kalau mau pakai

pendapat Bandura berbagai prilaku immoral dan kurang berarti itu (termasuk kemalasan), lebih terkait

dengan mekanisme mental ketimbang dengan kesalahan sistem nilai yang dianut seseorang. Untuk orang

dewasa, pasti semua sudah tahu kalau kemalasan itu bukan sesuatu yang positif. Meski sudah tahu semua

tetapi pengetahuan ini tidak otomatis menggerakkan perilaku seseorang supaya tidak malas. Ini bukti

bahwa kemalasan itu lebih terkait pada mekanisme mental atau mentalitas seseorang. Tindakan kita, kata

Dietrich Bonhoeffer, lebih banyak digerakkan oleh kesadaran untuk bertanggung jawab. Kalau kita sadar

tanggung jawab kita sebagai pelajar/mahasiswa, rasanya tidak mungkin kita bisa menjadi pelajar yang
malas. Kalau kita sadar tanggung jawab kita sebagai karyawan, rasanya tidak mungkin kita bisa menjadi

karyawan yang malas. Kesadaran inilah yang memunculkan motivasi dan komitmen intrinsik (inisiatif dan

tekad dari dalam).

5. Kurang belajar menggunakan ledakan emosi.

Marah, tidak puas, malu, takut, ingin dipuji, dan seterusnya itu adalah termasuk bentuk ledakan emosi.

Hal ini bisa kita gunakan untuk mengusir kemalasan dan bisa pula kita gunakan untuk menambah

kemalasan. Takut akan dimarahi orangtua kalau nilai kita jeblok dapat kita gunakan untuk memacu diri

dalam belajar. Malu dikatakan orang nganggur bisa kita gunakan untuk memperbanyak aktivitas. Tidak

puas atas nasib kita pada hari ini dapat kita gunakan untuk mendorong perubahan. Jadi meski ada

ledakan emosi negatif dan positif tetapi penggunaannya diserahkan kepada kita. Kalau digunakan untuk

hal-hal positif, jadinya positif. Tetapi kalau digunakan untuk hal-hal negatif, ya jadinya bertambah negatif.

Untuk orang yang belum sanggup membangkitkan gairah dari dalam dirinya atau orang yang belum

berhasil membangun pondasi personal yang kuat, tehnik ini lebih sering berhasilnya. Hanya saja durasinya

sementara dan gampang luntur di samping itu juga bisa berpotensi menimbulkan penyimpangan (motivasi

minus atau negatif). Karena itu tetap dibutuhkan transformasi ke dalam.

MENGATASI MALAS

Caranya adalah mengobarkan semangat dengan perasaan takut ketinggalan sesuatu yang dicita-citakan,

takut jatuh terperosok ke dalam celaan atau takut terjadi penyesalan dan kesedihan yang mendalam.

Kesedihan orang yang lalai dan lengah akan terasa lebih menyakitkan daripada segala siksaan manakala

ia menyaksikan keberhasilan orang yang giat dan bersungguh-sungguh. Membiasakan bersikap disiplin

akan mengurangi rasa malas, melakukan sesuatu yang terjadwal, jadi kalau kita sudah memiliki

perencanaan yang rapi, rasa malas itu akan hilang untuk itu kita perlu menjadikan diri kita sendiri

sebagai pusat (locus of control). Alasannya sangat jelas. Meski memang ada sejumlah faktor eksternal yang

membuat kita malas, tetapi kalau kita bertekad menolak menjadi pemalas, maka kemalasan itu sementara
sifatnya. Tapi bila tidak, kemalasan yang dipicu apapun akan abadi atau minimalnya berlangsung terlalu

lama, bahkan bisa menjadi label, ciri khas atau sifat.

MEMBANGUN PONDASI PERSONAL

Kenapa perlu membangun pondasi personal? Seperti yang sudah kita singgung, penyebab dan pemicu

kemalasan itu kalau dicari banyak (tak terhitung). Apalagi jika yang kita cari itu adalah sebab eksternal di

luar diri kita. Meski demikian, toh ujung-ujungnya yang akan menjadi kunci utama di sini adalah tetap

diri kita. Inilah alasan kenapa kita perlu membangun fondasi itu.

Fondasi personal adalah seperangkat dasar-dasar hidup yang kita gunakan sebagai landasan dalam

melangkah. Dengan fondasi yang kuat ini diharapkan hidup kita tidak mudah goyah atau ambruk oleh

hal-hal yang tidak kita inginkan. Apa yang diperlukan untuk membangun pondasi personal ini?

1. Menjaga stabilitas.

Kata orang, hidup ini seperti sepeda. Agar stabilitasnya terjaga, maka harus digerakkan, dijalankan atau

dinaiki. Begitu sepeda itu berhenti, maka stabilitasnya hilang. Bagaimana menstabilkan hidup? Ini

memang butuh sasaran dan program. Seperti yang sudah kita bahas, sasaran itu akan menggerakkan kita

untuk mencapainya. Supaya keseimbangannya sempurna, sasaran itu kita susun seharmonis mungkin

dengan keadaan diri kita. Katakanlah jika anda seorang pelajar atau mahasiswa. Jika anda membuat

sasaran yang tidak match dengan keberadaan anda sebagai pelajar atau mahasiswa, ini akan berpotensi

menimbulkan kemalasan dalam belajar. Buatlah sasaran, target, program yang match dengan keberadaan

dan keadaan anda saat ini.

2. Perlu melakukan alignment.

Istilah ini kerap dipakai dalam manajemen bisnis. Pengertian dasarnya adalah upaya untuk meluruskan

langkah agar tidak keluar dari track, rel, sasaran, target, tujuan, visi, misi dan seterusnya. Menjalankan

usaha itu sama seperti menajalankan kapal. Angin kencang, ombak, badai atau cuaca buruk bisa

membelokkan arah kapal lalu keluar dari track. Supaya kembali pada track harus ada “alignment”. Begitu
juga dengan hidup kita. Banyak peristiwa atau perlakukan dari luar yang berpotensi memicu kemalasan,

seperti misalnya: gagal, menghadapi orang yang tidak ko-operatif, dizholimi orang, dan lain-lain. Banyak

juga kebutuhan, keinginan dan masalah yang terkadang menghimpit lalu membuat kita keluar dari track.

Supaya itu semua tidak menjadi pemicu dan penyebab kemalasan yang abadi atau terlalu lama maka

dibutuhkan alignment. Ini misalnya kita mengingat lagi sasaran kita, tujuan kita, target kita, program kita,

dan seterusnya.

3. Perlu memiliki personal-urgency.

Urgency di sini desakan ke dalam atau semacam deadline yang kita buat sendiri untuk diri kita (personal-

impose). Untuk membangkitkan diri atau mengusir kemalasan, baik itu temporer atau abadi, biasanya ini

dibutuhkan. Kekurangan kita umumnya adalah terlalu lama memikirkan dan merasakan kemalasan,

misalnya: kenapa saya malas, apa yang membuat saya malas, bagaimana tip-tipnya supaya tidak malas,

dan lain-lain tetapi tidak membuat kita segera melaksanakan personal-impose. Adapun tehniknya mungkin

perlu memberi batas waktu atau target pencapaian yang spesifik. Ini bisa kita mulai dari yang paling kecil

misalnya bangun pagi. Banyak orang yang tidak bisa bangun pagi karena tidak memiliki deadline jam

berapa harus bangun dan apa yang akan dilakukan setelah bangun pagi. Karena itu, para ahli

menyarankan timing dalam membuat sasaran, entah itu jangka pendek, menengah atau jangka panjang.

4. Perlu pembelajaran yang terus menerus (continuous learning).

Seperti yang sudah sering kita bahas, pembelajaran itu artinya memperbaiki diri dari apa yang kita

lakukan. Untuk bisa belajar ini syaratnya hidup kita harus dinamis. Syarat untuk dinamis harus ada

sasaran yang betul-betul kita perjuangkan. Rasanya sulit untuk memperbaiki diri tatkala hidup kita statis

atau diam. Batin yang dinamis melahirkan kemauan keras, sementara batin yang statis biasanya malah

membuat kita keras kepala.

Perlu membuka diri terhadap berbagai pencerahan atau sesuatu yang bisa meng-inspirasi, memotivasi,

membersihkan kotoran batin dan menghidupkan pikiran. Ini bentuknya banyak, misalnya saja: membaca

buku atau artikel, mendengarkan ceramah atau cerita orang, melihat kejadian, berwisata yang mendidik,
dan lain-lain. Intinya, seperti kesimpulan Krishnamurti saat ditanya wartawan, kemalasan itu

muncul when the mind is a sleep.

SUMBER:

http://dwi-jo.blogspot.com/2011/03/pengertian-malas.html

http://nuansa-undip.blogspot.com/2009/07/penyebab-kemalasan.html

http://www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=319

Inilah 15 Penyebab Malas Kuliah yang


Mengancam Kesuksesan Mahasiswa
Juli 22, 2017 featured. Info Sukses

22 Juli 2017| kesuksesan

Penyebab malas kuliah harus benar-benar dicari sampai ke akar-akarnya sebagai langkah awal
untuk mengatasinya. oleh karena itulah idehidup.com perlu membahas segala macam hal
penyebab malas kuliah ini. Tujuan dari inventarisasi berbagai macam penyebab malas kuliah ini
adalah sebagai suatu pemetaan awal yang kemudian apabila sudah diketahui penyebab-
penyebabnya maka kemungkinan akan lebih mudah untuk mengatasi dan menyembuhkan gejala-
gejala malas kuliah.
Malas kuliah ini cukup berbahaya bagi kesuksesan mahasiswa dalam menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Selain itu akibat-akibat yang ditimbulkan oleh malas kuliah ini juga tidak bisa
dianggap enteng. Berkaitan dengan berbagai macam akibat yang terjadi apabila malas kuliah telah
dibahas di artikel idehidup.com yang berjudul 7 Akibat Malas Kuliah yang Harus Diwaspadai
Mahasiswa.

Berkaitan dengan cara mengatasi malas kuliah juga dibahas oleh idehidup.com pada artikel yang
berjudul 15 Cara Ampuh Mengatasi Malas Kuliah sebagai lanjutan dari artikel ini.
Berikut ini adalah berbagai macam hal penyebab malas kuliah versi idehidup.com, selamat
menyimak sajian kami kali ini.

1. Tidak niat kuliah

Niat merupakan kunci awal dari kesuksesan segala kegiatan yang akan dilakukan. Salah satu
penyebab malas kuliah adalah jika orang tersebut tidak berniat kuliah namun dipaksa oleh pihak
lain misalnya orang tuanya untuk kuliah. Kemungkinan yang terjadi selanjutnya adalah bisa jadi
orang tersebut sudah gagal terlebih dahulu dalam tes seleksi masuk perguruan tinggi. Atau bila
ternyata berhasil lolos seleksi dan sampai pada kegiatan perkuliahan maka orang tersebut akan
merasa malas berangkat ke kampus untuk mengikuti perkuliahan. Itulah yang juga bisa menjadi
alasan yang tepat untuk tidak masuk kuliah.

Bila permasalahan tidak niat kuliah ini tidak segera ditangani maka efeknya adalah mahasiswa
tersebut memiliki prosentasi absensi yang tidak memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian Tengah
Semester (UTS) atau Ujian Akhir Semester (UAS). Selain itu bila jarang masuk mengikuti
perkuliahan maka juga bisa berimbas pada pemahaman materi-materi perkuliahan sehingga
berakibat pada nilai UTS dan UAS yang rendah. Semua ini akan berujung pada rendahnya Indeks
Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Akibat terburuk bila tidak niat kuliah ini terus
menerus terjadi maka bisa berujung pada Drop Out (DO) dari perguruan tinggi.
Niat yang lurus dan benar merupakan awal dari usaha untuk mendapatkan prestasi akademik di
perguruan tinggi, berkaitan dengan hal tersebut telah dibahas di artikel idehidup.com yang
berjudul 6 Cara Mendapatkan Prestasi di Kampus Saat Kuliah di Perguruan Tinggi dan
pada artikel yang berjudul 14 Trik Super Rahasia Meraih IPK Tertinggi: Pengantar Dasar-
dasar Cara Belajar di Perguruan Tinggi Secara Optimal
2. Jurusan kuliah yang tidak sesui keinginan

Pada suatu kondisi tertentu terkadang jurusan yang berhasil dimasuki saat seleksi penerimaan
mahasiswa baru adalah tidak sesuai dengan keinginan orang tersebut. Misalnya orang tersebut
ingin masuk ke jurusan Seni Rupa namun orang tuanya memaksa kuliah di jurusan Teknik Mesin.
Kemudian yang terjadi adalah orang tersebut menjadi tidak bersemangat menjalani kegiatan
perkuliahan. Dengan kata lain hari-hari perkuliahan orang tersebut adalah semacam penderitaan
yang tiada akhir. Oleh karena itu, ternyata memang adanya mahasiswa malas itu banyak sekali
faktor yang mempengaruhinya, maka perlu dicari penyebab-penyebabnya untuk dapat diberi
terapi yang tepat.

3. Tidak bisa menyesuaikan dengan suasana kampus perguruan


tinggi

Pada dasarnya suasana belajar pada perkuliahan di perguruan tinggi adalah suatu hal yang baru
yang bisa jadi sangat berbeda dengan kegiatan belajar di sekolah. Perkuliahan di perguruan tinggi
memerlukan keaktifan seorang mahasiswa dalam menjalaninya. Secara sekilas memang
perkuliahan di perguruan tinggi itu adalah lebih santai daripada kegiatan belajar di sekolah.
Namun di balik itu diperlukan otonomi kemandirian seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk
mengembangkan potensi akademik yang ada di dalam dirinya.
Kegiatan perkuliahan di kampus perguruan tinggi yang sekilas terlihat santai inilah yang
terkadang melenakan seorang mahasiswa. Santai berlebihan pada diri seorang mahasiswa akan
menyebabkan kelabakan di pertengahan semester saat menghadapi UTS dan kelabakan di akhir
semester saat akan menghadapi UAS. Bisa dibayangkan kelabakan tersebut adalah karena tugas-
tugas yang menumpuk di pertengahan semester sebagai syarat mengikuti UTS atau tugas-tugas
yang menumpuk di akhir semester sebagai tugas syarat mengikuti UAS.

Atau bila tidak terlihat “santai” maka bisa juga suasana perkuliahan itu sangat ketat dan sibuk
sekali. Beberapa jurusan tertentu pada perguruan tinggi tertentu sangat menekankan pada
pengkondisian atmosfir aktivitas akademik yang sangat padat. Sebut saja misalnya tugas
perkuliahan setiap hari, tugas laporan praktikum yang harus segera dikumpulkan, tugas presentasi
di depan kelas, tugas kelompok dengan mahasiswa lainnya, dan seabreg tugas-tugas lainnya.
Mahasiswa baru tersebut menjadi kaget dengan perbedaan mencolok antara proses kegiatan
belajar mengajar di sekolah sebelumnya dengan kegiatan perkuliahan di kampus perguruan tinggi.
Bila tidak disikapi secara tepat maka yang muncul pada mahasiswa baru tersebut adalah apatisme
dan terjatuh di lubang keterpurukan. Terlena atau kelabakan mengikuti kegiatan akademik inilah
yang akhirnya menyebabkan seorang mahasiswa baru malas mengikuti perkuliahan.

4. Nilai mengecewakan

Nilai yang rendah pada mata kuliah tertentu juga bisa menyebabkan seorang mahasiswa menjadi
malas kuliah. Mental seorang mahasiswa bisa menjadi down saat mengalami pukulan batin akibat
rendahnya nilai hasil dari quiz harian, nilai UTS, nilai UAS, nilai laporan praktikum, nilai ujian
akhir praktikum, dan nilai-nilai tugas kuliah lainnya. Bila mental mahasiswa tersebut tidak segera
dibenahi maka bisa merembet menjadi kegagalan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

5. Salah pergaulan

Ibarat seperti kata pepatah berkumpul dengan pedagang minyak wangi akan menjadi ikut wangi,
berkumpul dengan pandai besi bisa ikut menjadi terbakar terkena percikan api, maka pergaulan
seorang mahasiswa juga memberikan pengaruh terhadap semangat belajarnya di perguruan tinggi.
Bila mahasiswa tersebut sering berkumpul dengan mahasiswa-mahasiswa yang juga mengalami
malas belajar maka mahasiswa tersebut bisa ikut menjadi malas belajar juga. Begitupun juga bila
bergaul dengan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki perilaku negatif lainnya maka mahasiswa
tersebut lambat laun ada kemungkinan besar juga akan ikut menjadi berperilaku negatif.

6. Tidur larut malam atau malah tidur pagi hari tanpa tujuan
jelas

Terkadang memang kegiatan di kos-kosan dengan banyak teman kos membuat jadi asyik ngobrol
kesana-kemari sehingga sampai lupa waktu sehingga tidak terasa tiba-tiba malah sudah berganti
menjadi pagi hari. Atau terkadang menonton serial drama di laptop langsung dari seri pertama
hingga akhir 12 episode sehingga tidak terasa tahu-tahu malam sudah beranjak menjadi pagi hari.
Akibat dari begadang sampai pagi yang sia-sia ini maka bila ada kuliah di pagi hari maka
mahasiswa tersebut akan menjadi malas untuk mengikutinya karena diserang rasa kantuk. Akan
terasa lebih enak tidur di kamar kos daripada berangkat kuliah ke kampus.

7. Ketagihan game

Beberapa mahasiswa masih ada yang mengalami ketagihan untuk bermain game baik itu console
game maupun online game. Akibat dari bermain game yang berlebihan ini maka bisa
mengalihkan fokus dari kegiatan belajar di kampus perguruan tinggi. Bisa juga terjadi seperti
pada poin sebelumnya yaitu tidur larut malam atau begadang sampai pagi karena keasyikan
bermain game sehingga sampai lupa waktu. Bermain game sampai lupa waktu ini akan membuat
pembagian waktu menjadi kacau dan bisa jadi akan malas kuliah karena ngantuk yang disebabkan
oleh aktivitas begadang semalam suntuk bermain game. Akibatnya adalah malas berangkat ke
kampus untuk mengikuti perkuliahan dan tidak bersemangat dalam menjalani proses kegiatan
belajar di kampus perguruan tinggi.

8. Permasalahan romansa

Masa-masa mahasiswa merupakan masa remaja akhir yang juga tidak luput dari permasalahan
romansa dengan lawan jenis. Terkadang lika-liku perjalanan romansa ini mengalami
permasalahan tertentu. Akibat dari permasalahan romansa ini bisa menyebabkan stres, depresi dan
tekanan pikiranyang salah satu efeknya adalah membuat jadi malas kuliah dan malas mengikuti
proses kegiatan belajar di perguruan tinggi.

9. Permasalahan keluarga

Bila ada permasalahan pada keluarga juga bisa menjadi penyebab seorang mahasiswa menjadi
malas mengikuti kegiatan di perkuliahan. Hal ini karena pikiran mahasiswa tersebut akan
terbebani oleh permasalahan keluarga tersebut. Disadari atau tidak bila permasalahan keluarga
tersebut sampai diketahui oleh seorang mahasiswa maka pikirannya akan tersita pada
permasalahan tersebut. Mahasiswa tersebut akan terus-menerus memikirkan permasalahan itu.
Selain itu bila saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi sudah berkeluarga, maka hal
tersebut juga menjadi tantangan tersendiri. Hal-hal yang terjadi pada suami atau pada istri bisa
jadi juga akan memberikan pengaruh pada proses kegiatan belajar di perguruan tinggi. Sehingga
diperlukan penyikapan-penyikapan yang bijaksana bila terjadi permasalahan keluarga bagi
mahasiswa yang sudah menikah. Meskipun memang faktanya banyak juga pasangan suami
istri yang sukses menjalaniproses pendidikan di perguruan tinggi.

10. Fisik lemah dan mudah sakit

Permasalahan fisik yang lemah dan sakit-sakitan juga menjadi permasalahan tersendiri dalam
menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Penulis sempat mendengar cerita dari teman penulis
sendiri yang menceritakan bahwa dirinya sampai mengulang ikut ujian masuk perguruan tinggi
lagi karena sempat keluar karena sakit sehingga tidak memungkinkan bagi dirinya untuk
mengikuti perkuliahan. Oleh karena itulah tubuh yang rentan sakit juga akan menjadi tantangan
tersendiri dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

11. Cara mengajar dosen yang membosankan

Penyebab malas kuliah juga bisa disebabkan oleh cara mengajar dosen yang kurang menarik dan
malah membosankan. Sehingga ketika di dalam kelas terasa mengantuk sekali karena setiap kata
yang disampaikan dosen di depan kelas ibarat lagu nina bobok pengantar tidur. Cara penyampaian
materi perkuliahan dengan intonasi suara yang datar, monoton, dan kurang bersemangat akan
mudah sekali membuat bosan mahasiswa.

12. Tidak tertarik dengan mata kuliah tertentu

Disadari atau tidak terkadang mahasiswa tertarik dengan matakuliah tertentu dan tidak tertarik
dengan matakuliah tertentu. Apabila di jadwal kuliah ada matakuliah yang dirasa kurang menarik
bagi mahasiswa maka hal ini menjadi penyebab malas mahasiswa berangkat ke kampus mengikuti
perkuliahan tersebut.

13. Kurang rekreasi/piknik/jalan-jalan

Bagaimanapun juga mahasiswa adalah seorang manusia biasa yang memerlukan relaksasi sejenak
dari segala macam ketegangan. Kegiatan belajar di perguruan tinggi menguras tenaga dan pikiran
dengan segala macam problematikanya. Apabila badan dan pikiran terus diforsir dan ditekan
sedemikian rupa maka pada titik tertentu badan manusia akan menjadi gejala penyebab malas
kuliah bahkan badan bisa mengalami collaps. Salah satu penyebabnya adalah mahasiswa tersebut
kurang rekreasi/piknik/jalan-jalan sejenak untuk menyegarkan pikiran melepaskan segala beban
pada kegiatan akademik di perguruan tinggi. Hal ini karena rekreasi/piknik/jalan-jalan itu bisa
mengurangi terjadinya gejala stres, tertekan dan depresi.

14. Terlena dengan kerja sampingan

Beberapa mahasiswa ada yang sambil bekerja sampingan paruh waktu (partime) untuk
membiayai penuh kuliahnya, untuk menambah pemasukan, untuk menambah pengalaman, untuk
membangun portofolio, dan alasan-alasan lainnya. Namun kegiatan baik ini bisa menjadi
bumerang bila mahasiswa tersebut terlena dengan kerja sampingannya sehingga mengabaikan dan
menomorduakan kegiatan belajar di perguruan tinggi.

15. Terlena dengan bisnis sampingan

Untuk membiayai penuh kuliahnya, untuk menambah pemasukan, untuk menambah pengalaman,
untuk membangun portofolio, dan alasan-alasan lainnya itu selain dengan kerja sampingan maka
juga bisa ditempuh dengan mendirikan dan menjalankan bisnis usaha sampingan sendiri oleh
mahasiswa. Kegiatan menjalankan bisnis ini bisa menjadi penyebab malas kuliah atau malah
bosan kuliah apabila seorang mahasiswa menjadi terlalaikan dengan kegiatannya tersebut.
Meskipun memang untuk bisnis ini tentunya secara kasar dalam kondisi-kondisi tertentu lebih
fleksibel menjalankan bisnis usaha sendiri dari pada bekerja ikut orang lain. Menjalankan bisnis
usaha sendiri lebih memiliki otoritas pengambilan keputusan secara mandiri jika dibandingkan
dengan bekerja ikut orang lain.
Demikian tadi telah dibahas mengenai berbagai macam penyebab malas kuliah yang mengintai
mahasiswa. Penyebab-penyebab malas kuliah itu tadi bisa menyergap mahasiswa kapanpun. Oleh
karena itu diperlukan kewaspadaan pada diri mahasiswa untuk menghindari berbagai jenis
penyebab malas kuliah yang mungkin saja bisa timbul. Semoga sobat mahasiswa sekalian diberi
kekuatan untuk menghindari berbagai macam jenis penyebab malas kuliah yang telah diuraikan
oleh idehidup.comdan sebab-sebab lainnya yang belum sempat diungkap di tulisan ini.
cara menghilangkan malas
beragam cara menghilangkan malas, awalnya kenapa saya membuat tulisan seperti
ini gan.... karena sebelumnya saya adalah orang yang sangat malas tiap hari saya di
lakukan dengan tidur dan bermimpi. selain bermimpi saya juga selalu berangan-
angan menjadi sukse, padahal kalau hanya dengan bermimpi tapi tidak melangkah
kita tidaka akan sukses...betulll...he

daripada kita berbicara kesana kemari mari kita uraikan hal yang ingin saya share
saat ini yaitu cara menghilang malas, menurut pengalaman yang saya pernah lalui
mungkin ada beberapa hal yang bisa saya bagikan kepada teman-teman :

1. Jangn suka melamun, karena dengan lamunan ini seseorang akan sedikit
tidaknya terpengaruh dan membuat angan-angan yang tidak jelas dari pada
beraktivitas untuk menghasilkan sesuatu hal yang bermanfaat

2. cari teman yang bisa menghasilkan kegiatan yang berguna,karena jika kita sendiri
dan jenuh maka bawaanya kita akan ngantuk dan tak bisa dihindarkan kita pun akan
mengisi wktu dengan tidur atau malas-malasan

3.baca buku, jika kita tidak ingin beraktivitas di luar kita bisa mengisinya dengan
membaca buku pelajaran ataupun buku-buku yang bermanfaat lainnya

4.olah raga, kenapa berolah raga karena orang yang aktiv biasanya akan terpacu
untuk melakukan hal-hal baru

5. jangan menunda pekerjaan biasanya orang yang yang suka menunda pekerjaan
nantinya malah akan lupa dan toh... pekerjaan pun tidak dikerjakan.

6.lakukan tugas atau pekerjaan yang diberikan pada saat masih baru, karna jika kita
mengerjakan pada saat sudah hampir waktunya, kerjaan malah akan terburu-buru,
dan kita jadi malas mengerjakannya

yah....segitu dulu postingan dari saya gan semoga bermanfaat

Sepenggal kisah dibawah ini akan bercerita tentang Dampak Negatif


dari Sifat Malas.

Di antara murid-murid yang belajar pada Aristoteles (filsuf Yunani)


terdapat seorang yang sangat malas. Ketika diperingatkan oleh
gurunya, dia menjawab mengemukakan alasannya,
“Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak memiliki ketekunan untuk
membaca, dan tidak mempunyai kesabaran terhadap kelelahan serta
kejenuhan belajar”.

Apa jawaban Aristoteles?

Inilah Dampak Negatif dari Sifat Malas


Aristoles lalu berkata kepada muridnya yang malas itu, “Kalau
demikian tidak ada jalan lain bagimu kelak, kecuali harus sabar
menghadapi KESENGSARAAN dan KEBODOHAN”.

[Abdulaziz Salim Basyarahil, Hikmah dalam humor kisah dan pepatah,


jilid 3.] Thanks to Latiief Rachman yang telah mengirimkan kutipan ini.

Tahukah Anda kalau Rasulullah SAW selalu berlindung dari sifat


malas?

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas,
dari rasa takut, tua, dan bakhil. Dan aku berlindung kepada-Mu dari
siksa kubur dan fitnah hidup dan kematian.” (HR Abu Dawud 4/353)
Dampak Negatif dari Sifat Malas Bagi Hidup Anda

Ada banyak hal yang bisa kita dapatkan jika kita bertindak. Kadang ada
yang membutuhkan kerja keras. Ada juga yang membutuhkan
ketekunan dalam bertindak. Anda akan mendapatkan sebanding
dengan kualitas dan kuantitas tindakan Anda.

Pertanyaanya, mengapa tidak bertindak?

Kalaulah bertindak, mereka memilih tindakan yang bisa dan biasa


mereka lakukan. Tidak mau melakukan sesuatu yang berbeda, lebih
baik, lebih berkualitas, dan belum pernah dilakukan.

Padahal tidak akan ada peningkatkan jika tidak ada perbaikan dari apa
yang kita lakukan.

Pertanyaanya, mengapa tidak mau memperbaiki diri?

 Membaca buku, malas. Tidak sedikit orang yang jelas-jelas mengaku malas
membaca buku. Padahal buku gudangnya ilmu. Malas juga membaca
ebook, mendengar audio, melakukan percobaan, dan sebagainya.
 Berlatih, malas. Padahal hanya dengan berlatih kemampuan kita akan
meningkat. Tidak ada yang bisa menggantikan latihan untuk meraih
keterampilan tertentu.
 Jika belajar dan berlatih malas, maka Anda tidak akan bisa melakukan hal
baru yang lebih baik dan berkualitas.

Setiap pencapaian selalu ada pengorbanan. Kita akan


mendapatkan jika kita sudah memberikan sesuatu. Dalam hal apa pun,
termasuk bisnis, karir, termasuk kehidupan sosial. Selalu ada yang
harus kita berikan untuk mendapatkan sesuatu.
Adalah sangat mudah bagi Allah SWT untuk memberikan sesuatu
kepada kita setelah kita berdo’a, termasuk do’a kita saat ingin kaya.
Namun sudah sunatullah untuk mendapatkan sesuatu harus ada
sesuatu yang kita berikan yaitu usaha dan pengorbanan.

Jika Anda malas untuk berusaha dan berkorban, mengapa


berharap sesuatu? Toh tidak ada yang Anda berikan, mengapa harus
menerima? Jika Anda malas untuk meningkatkan kualitas diri,
mengapa harus berharap peningkatan pencapaian? Jika malas
mencoba, mengapa harus berharap hasil?
Tindakan dan pengorbanan tetap diperlukan, apapun strategi
dan ilmu pengembangan diri atau bisnis yang Anda miliki.
Ilmu, teknologi, atau strategi hanya berfungsi agar tindakan Anda lebih
efektif dan tepat sasaran. Bukan berarti setelah Anda
mengaplikasikan Law of Attraction Anda tinggal menunggu hasil,
tidak, Anda harus mau menjemput apa yang Anda tarik.Dengan
kerja, eh, dengan kerja keras.
Ciri Orang Yang Malas, Apakah Ada pada Diri Anda?

Ada teman setiap yang selalu menemani orang malas. Apakah “dia” ada
bersama Anda saat ini?

Teman orang malas itu adalah: berdalih.


Berdalih adalah beralasan untuk tidak melakukan sesuatu. Yang kadang
mereka bisa berdalih dengan hal-hal yang bagus. Namun sayangnya
digunakan untuk menutupi kemalasannya.

Contoh-contoh berdalih yang mungkin sering kita dengar. (Atau Anda


pernah melakukannya).

 Saya tidak kuat membaca buku, suka mengantuk dan pusing. Memangnya
orang lain tidak? Banyak yang seperti itu, tetapi mereka tetap membaca
buku.
 Saya capek kalau harus berlatih terus. Memangnya orang lain tidak capek?
Sama bro!
 Saya mudah bosan kalau melakukan hal sama terus menerus, jadi nggak
bisa tekun. Sama saja, kadang saya juga bosan nulis artikel setiap hari. Tapi
saya terus melakukannya.
 Ah, saya milih yang sudah pasti saja. Memangnya ada yang sudah pasti?
Apa pun yang Anda lakukan saat ini, tidak ada kepastian akan terus
bertahan. Siapa yang menjamin? Anda punya surat jaminan dari Allah?

Bahkan tidak sedikit orang mengatakan kalau dia optimis dan


bersyukur. Optimis harus. Bersyukur memang wajib. Yang salah saat
dijadikan dalih kemalasan mereka. Coba baca disini: Malas Yang
Menyamar Optimisme dan Syukur.
“Saya sudah berusaha maksimal, takdir bicara lain.”

Serius? Hati-hati Anda malah berdalih dengan takdir. Memang benar,


apa pun yang terjadi adalah takdir. Tapi coba kita lihat kata-kata
sebelumnya. Apakah benar sudah berusaha maksimal? Atau cuma
mengaku-ngaku berusaha maksimal?

Coba baca ini: Jangan Ngaku Sudah Berusaha Maksimal Sebalum Baca
Ini
Ingat ya, bukan optimis, syukur, dan takdir yang salah. Yang salah
adalah Anda berdalih menggunakan hal-hal positif. Padahal hanya
dalih menutup kemalasan Anda.

“Tapi, alasan saya benar lho.”

Mungkin iya. Saat seseorang tidak mau berdagang bakso karena tidak
punya gerobak bakso, mungkin dia benar. Tidak bohong dan fakta
berbicara dia tidak punya gerobak bakso.

Sampai disini dia benar. Lalu salahnya dimana?

Dia salah saat dia tidak berusaha untuk mendapatkan gerobak bakso.

“Tapi, saya tidak tahu bagaimana cara mendapatkan gerobak bakso.”

Mungkin benar, dia tidak mengetahui caranya. Salahnya, kenapa dia


tidak belajar, tidak bertanya, tidak mencari tahu kepada orang lain,
teman-temannya.

Kenapa dia tidak menjadi penjual bakso orang lain dulu untuk
mengumpulkan uang agar bisa membeli gerobak bakso?

“Tapi ….”

Ngomong-ngomong, pemalas itu sebenarnya rajin. Mereka rajin


mengatakan TAPI.

Kadang kalau ada orang yang konsultasi, saya “baca” kata-kata yang
sering dia keluarkan. Jika mereka sering mengatakan tapi, saya
menyarankan dia jangan berkata tapi. Cobalah Anda tidak mengatakan
tapi (yang menghentikan Anda).

Penyebab Orang Malas


Dalam setiap saat, kita akan berhadapan dengan 2 pilihan:

 Tetap melakukan apa yang dilakukan saat ini yang sudah bisa, biasa, dan
nyaman. (Zona Nyaman)
 Melakukan sesuatu yang baru, yang capek, menyakitkan, susah, pusing dan
membutuhkan pengorbanan.

Orang malas akan memilih yang pertama (zona nyaman), meski pun
tidak akan mendapatkan sesuatu. Padahal, jika ingin mendapatkan
sesuatu, Anda harus melakukan pilihan ke 2. Pilihan kedua adalah
jembatan dari Zona Nyaman menuju Zona Sukses.

Penyebab mengapa orang memilih Zona Nyaman dan tidak mau


bersusah payah melalui jembatan menuju Zona Sukses, karena dia
kurang memiliki keinginan untuk meraihnya.

Saya suka mendengar, komentar orang tua terhadap orang malas:


“Tidak punya kemauan.” Lebih tepatnya, kemauannya kurang kuat,
kalau oleh kemauan tetap berada di zona nyaman.

Agar Anda bisa menghindari Dampak Negatif dari Sifat Malas Anda
harus memiliki motivasi yang kuat sehingga mampu mengalahkan
motivasi untuk berada di Zona Nyaman Anda. Caranya dengan:

 Tetapkan tujuan yang kuat, memotivasi, dan menginspirasi.


 Hapus hambatan-hambatan yang ada dalam pikiran kita (pikiran negatif dan
rendah diri).
 Tingkatkan motivasi dalam diri.

Ya, agar Anda bisa melakukan ketiga hal ini, Anda harus belajar, salah
satunya KLIK DISINI. Kalau Anda malas belajar cara mengatasi malas,
maka Anda akan malas selamanya. Belajarlah menghilangkah rasa
malas jika Anda mau menghindari Dampak Negatif dari Sifat Malas.

Anda mungkin juga menyukai