Anda di halaman 1dari 2

Selamat pagi selamt pagi selamta pagi.

Apa kabar
apakah kita langsung bisa berjalan dikesempatan pertama kita mencobanya? Jawabnya pasti tidak.
Ada proses yang harus dilalui oleh anak kecil yang hendak belajar berjalan. Mulai dari mencoba
berdiri kemudian melangkah sambil berpegangan tangan kepada ibu atau bapaknya, sampai akhirnya
mencapai keseimbangan dan bisa berjalan dengan lancar.

Atau masih ingatkah saat kita belajar naik sepeda waktu kita masih kecil, walaupun terlihat gampang,
diawal pasti kita pernah merasakan jatuh karena kehilangan keseimbangan. Badan memar atau kaki
lecet adalah resiko yang harus diterima oleh kita yang sedang belajar naik sepeda. Sampai akhirnya
kita bisa dengan perlahan-lahan mengayuh sepeda itu dan bisa menjaga keseimbangan supaya bisa
berjalan dengan lancar.

Saat kita melakukan sesuatu, entah itu sekedar belajar jalan, atau belajar naik sepeda, ada proses yang
harus dilalui. Proses itu terkadang menyakitkan. Jatuh bangun itu hal yang biasa. Justru memberitahu
kita mana cara yang benar dan mana cara yang salah. Dari sanalah kita belajar dan mengulangi
dengan cara lain sampai akhirnya menjadi berhasil.

Itu dulu, bagaimana dengan sekarang? Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak keinginan kita, entah
itu ingin karir bagus, ingin sekolah yang tinggi, ingin harta berupa materi yang banyak dan berbagai
keinginan lainnya. Apakah kita bisa seulet seperti kita masih kecil, saat kita belajar jalan misalnya?
Cobalah direnungkan beberapa hal yang membedakan kita dulu dan sekarang. Baru kemudian
menjawab pertanyaan tadi.

Yang pertama, dulu waktu masih kecil, kita hampir tidak pernah mengenal rasa takut. Karena masih
polos dan belum mengerti resikonya, sehingga rasa takut itu tidak muncul dan mendominasi.
Bandingkan dengan sekarang, apakah justru rasa takut dari dalam diri yang lebih mendominasi. Saat
hendak memulai usaha misalkan, yang dipikirkan pertama kali adalah apakah usaha itu nanti akan
berhasil dan resiko-resiko kegagalan yang mungkin muncul. Rasa takut itu meningkat seiring dengan
resiko yang dimengerti oleh kita.

Yang kedua, saat masih kecil apa yang kita lakukan ketika gagal, misalkan jatuh dari sepeda saat
sedang belajar. Sederhana saja yang dilakukan. Mencoba lagi sampai berhasil. Awalnya mungkin
dengan cara yang sama. Saat masih gagal juga lalu mencoba dengan cara yang berbeda sampai
berhasil.

Bagaimana dengan kondisi sekarang, apa yang dilakukan saat kita gagal. Yang paling banyak
dilakukan adalah mencari kambing hitam atau alasan penyebab kegagalan. Lebih sering lagi mencoba
menyalahkan orang lain terlebih dahuku sebelum memperbaiki diri. Parahnya karena menganggap
kesalahan ada diorang lain dan tidak bisa diperbaiki, akhirnya tidak mau mencoba lagi sampai
berhasil.

Yang ketiga, dulu waktu masih kecil ada banyak dukungan dari orang-orang terdekat kita saat kita
mengalami kesulitan atau kegagalan. Orang tua kita akan selalu menyemangati saat kita terjatuh dari
belajar jalan atau naik sepeda. Motivasi kita menjadi terangkat dan karena motivasi yang tinggi dari
diri sendiri dan dukungan dari orang orang itulah akhirnya kita bisa berhasil.

Bagaimana dengan sekarang, saat kita hendak melakukan sesuatu, apa respon dari orang-orang
terdekat kita. Jawabnya beragam, tapi yang biasanya pertama kali disebutkan adalah mengenai
kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi. Bukannya menyemangati tapi malah justru melemahkan
semangat. Kata- kata seperti : itu tidak mungkin, atau dulu pernah dilakukan tapi gagal sering keluar
dari orang-orang disekitar kita.

Setelah membaca uraian diatas, silahkan menilai diri sendiri, apakah kita seulet kita waktu masih
kecil?. Apakah kita bisa jatuh dan bangkit lagi dengan semangat yang lebih besar untuk mencapai
tujuan waktu kita masih kecil?. Apakah kita bisa mengintrospeksi diri terlebih dulu daripada
menyalahkan orang lain disekitar kita saat gagal?. Bagaimana dengan dukungan dari orang-orang
terdekat disekitar kita? Apakah bisa memberi tambahan semangat atau malah sebaliknya?

Diri kita yang sekarang berbeda dengan diri kita waktu masih kecil, didikan orang tua, pengaruh
lingkungan dan keluarga berpengaruh penting terhadap diri kita yang sekarang. Yang ingin kembali
ulet seperti waktu masih kecil teruslah berusaha untuk menghilangkan rasa takut yang berlebihan,
teruslah introspeksi diri dan seringlah bergaul dengan orang-orang dengan pikiran yang positif.
Dengan itu kita akan menikmati proses yang sedang berjalan dengan semangat tinggi menuju
keberhasilan.

Jangan menyerah, terusah berusaha.. Yang terakhir jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa...

Lippo Cikarang, 26 oktober 2013 20.32

Anda mungkin juga menyukai