Anda di halaman 1dari 18

Tugas Bahasa Indonesia

Nama : Laura Aristi


Kelas : IX C
Mata pelajaran : {Pengayaan Bahasa Indonesia}

SMP NEGERI 1 KELAPA 2022/2023


Contoh Pidato Persuasif
1.Pentingnya Menjaga Kesehatan
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Yang terhormat Bapak Kepala sekolah, Ibu dan Bapak guru,
serta teman-teman yang saya cintai.
Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan bagi Sang
Pencipta seluruh jagat raya, Allah Swt. yang telah memberikan
kita kesehatan, dengan pemberian kesehatan tersebut kita bisa
berkumpul di sini. Pada kesempatan yang sangat baik ini,
izinkan saya untuk menyampaikan pidato singkat mengenai,
'Pentingnya Menjaga Kesehatan Sejak Dini', agar kita semua
yang ada di sini sadar akan kesehatan tubuh kita.
Ibu bapak guru dan teman-teman, pasti kita pernah mendengar
kata pepatah yang mengatakan bahwa, 'Di dalam Tubuh yang
Sehat Terdapat Jiwa yang Kuat'. Pepatah tersebut secara tidak
langsung telah menyadarkan kita bahwa memiliki tubuh yang
sehat tentu akan membuat pikiran dan jiwa kita menjadi sehat
juga. Ada pula slogan yang mengatakan bahwa, 'Kesehatan
Sangat Mahal', secara tidak langsung slogan ini juga
menyadarkan kita bahwa betapa mahalnya harga untuk
menjadi sehat. Ibu Bapak guru dan teman-teman, dengan
keadaan kita saat ini, kita harus bersyukur karena masih
diberikan napas untuk dapat menikmati udara segar. Namun,
bayangkan jika tiba-tiba kita terkena penyakit stroke atau
serangan jantung, tentu menakutkan? Karena selain harus
mengeluarkan biaya besar untuk mengobati penyakit tersebut,
kita juga membuang banyak waktu kita secara sia-sia karena
harus dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, menjaga
kesehatan tubuh terbukti menjadi satu hal yang sangat penting.
Ibu, bapak guru, dan teman-teman, jika kita dapat menjaga
kesehatan maka kita bisa melakukan aktivitas sehari-hari
dengan nyaman. Dengan tubuh yang sehat akan membuat kita
lebih berkonsentrasi dalam belajar serta bekerja sehingga daya
tangkap dan ingat kita menjadi lebih baik karena tubuh sehat
yang memacu otak kita untuk dapat bekerja secara optimal.
Menjaga kesehatan tidak hanya baik untuk diri kita, tetapi juga
untuk masa depan bangsa kita. Bangsa yang kuat adalah bangsa
yang dihuni oleh masyarakat yang sehat, baik secara jasmani
maupun rohani. Namun, jika suatu bangsa dihuni oleh
masyarakat yang tidak sehat apalagi rohaninya maka masa
depan bangsa tersebut pula akan hancur karena ulah
masyarakatnya sendiri.
Ibu, bapak, dan teman-teman, demikian pidato singkat yang
dapat saya sampaikan pada hari ini. Semoga yang telah saya
sampaikan ini berguna buat kita semua terutama dalam
menjaga kesehatan. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
bertutur kata. Atas perhatian ibu, bapak, dan teman-teman
saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh

2.Kejujuran
Yang saya hormati, Ibu Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, dan
teman-teman yang saya cintai. Pertama-tama dan paling utama
mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Kejujuran adalah sebuah kata yang dikenal oleh hampir semua
orang. Bagi yang telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu
apa itu makna dari kata tersebut. Namun masih banyak yang
tidak tahu sama sekali dan ada juga yang tahu maknanya secara
samar-samar. Berikut saya akan mencoba memberikan
pemahaman sebatas kemampuan saya tentang makna dari kata
jujur.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap
seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau
fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran
tentang sesuatu atau fenomena tersebut.
Jadi, apa yang disebut dengan jujur adalah sebuah sikap yang
selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokan antara
informasi dengan fenomena. Maka dari itu, jujur itu bernilai tak
terhingga. Dan berani jujur itu hebat. Dan saya rasa sekian,
terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Mohon maaf jika
ada salah kata. Selamat Siang dan sampai jumpa dilain waktu.
3.Waspada narkoba
Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang saya hormati, Ibu Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, dan
teman-teman yang saya cintai. Marilah kita panjatkan puji
syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan nikmat-Nya
sehingga kita dapat berkumpul di sini dan pada hari ini saya
akan menyampaikan pidato tentang Narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena
lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar
internasional dapat bekerja sama dengan warga negara
Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar.
Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu
membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai
dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan
kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis,
kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.
Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para
remaja dan anak sekolah. Untuk itu marilah kita hindari dan
jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada
kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

4.Cerdas bermedia sosial


Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang saya hormati, Ibu Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, dan
teman-teman yang saya cintai. Bapak-bapak/ibu-ibu beserta
rekan-rekan yang saya hormati. Marilah kita panjatkan puji dan
syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.
Saya akan menyampaikan sebuah pidato tentang dampak
atau pengaruh media sosial terhadap anak anak remaja,
lingkungan, orang tua, maupun terhadap diri kita sendiri. Maka
daripada itu saya sarankan agar lebih berhati-hati dalam
memilih teman, batasi orang-orang yang akan kita Add atau
tambahkan. Pilihlah orang-orang yang memang betul-betul
mengenal kita. jangan sembarangan menambahkan atau
menerima orang-orang belum benar-benar kita kenal, apalagi
mereka-mereka yang menggunakan nama samaran.
Alangkah bijaknya kalau kita lebih memprioritaskan diri kita
kedalam hal-hal yang lebih positif dalam menggunakan jejaring
pertemanan itu. Janganlah kita sampai lupa akan segala sesuatu
dikarenakan facebook tersebut. Kita lupa akan waktu, lupa akan
saudara, teman yang sudah pasti keberadaannya sejak dulu dan
selalu menemani kita di saat kita belum mengenal media sosial.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

5.Kebersihan lingkungan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati, Ibu Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru,
dan teman-teman yang saya cintai. Marilah kita panjatkan puji
syukur ke hadirat Allah SWT karena berkah dan karunia-Nya,
kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat,
pada hari yang cerah ini.
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan cara terbaik
dalam mencegah berbagai penyakit yang mengintai pada
musim hujan seperti sekarang. Menjaga kebersihan lingkungan
juga dapat dimulai dari membersihkan sekolah kita tercinta ini.
Jika sekolah kita bersih maka orang lain pun tak segan untuk
mencontoh kebiasaan baik kita dalam membersihkan sekolah
ini.
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah dapat dilakukan
dengan cara membuang sampah yang ada di lingkungan
sekolah kita ke tempat sampah, melaksanakan kegiatan piket
kelas setiap hari secara teratur dan melaksanakan 3M selama
30 menit setiap hari Jumat dalam rangka membersihkan
lingkungan sekolah dari sarang nyamuk Aedes Aegypti yang
menimbulkan penyakit demam berdarah.
Marilah kita sebagai umat manusia dapat lebih giat lagi dalam
menjaga kebersihan lingkungan. Sekian pidato dari saya, kurang
lebihnya saya mohon maaf.
Wassalammualaikum. Wr. Wb.

Contoh Cerpen

1.Jangan Malu menjadi Orang Miskin


Aku anak seorang pemulung dan pekerja buruh. Ayahku
buruh pabrik dan ibuku sering bekerja mengumpulkan barang
bekas, untuk menambah biaya sekolah dan kehidupan aku dan
adik-adikku. Namun, aku bahagia dan selalu bersyukur. Aku
memiliki kedua orang tua yang baik dan penyayang.
Banyak anak yang belum tentu seberuntung aku. Tidak punya
ayah maupun ibu. Walau aku selalu tidak percaya diri dengan
keadaan kami, aku tetap berjuang dan belajar sebaik mungkin
agar menjadi anak yang membanggakan orang tua.
Dan aku menjual kue di sekolah. Kue apa saja yang dibuat ibu
aku jual di kelas ke teman-temanku. Walau tidak banyak, cukup
buat ditabung membayar uang sekolah. Kadang pisang goreng,
bakwan, dan lapis.
Aku tidak malu, aku membawanya dengan plastik besar, setiap
istirahat aku menawarkannya ke kawan-kawan. Aku heran
melihat teman-teman yang hidup
berkecukupan, tapi tidak rajin belajar dan bersyukur. Ternyata
benar kesungguhan dan pantang menyerah membuat siapa saja
menjadi bahagia.
Kini aku duduk di bangku mahasiswa untuk meneruskan
beasiswa aku ke jenjang magister. Penggalan kisah diriku tadi
adalah kisah waktu aku duduk di SD. Walau kini ayahku telah
tiada, tapi semua pengorbanan ayahku tidak akan aku sia-
siakan. Kini aku telah bekerja di sebuah perusahaan.
Gajiku cukup untuk membiayai ibu dan adik-adikku sekolah.
Aku sangat bersyukur karena selama ini banyak kemudahan
yang Allah berikan padaku. Sekali lagi, aku ingin katakan jangan
malu menjadi orang miskin. Tapi, malu apabila diri kita tidak
mampu menjadi orang yang tidak berguna.
Walau aku telah sukses, aku tetap meyakini kalau aku adalah
anak miskin seorang pemulung yang tetap bersyukur dan
belajar terus-menerus agar menjadi orang yang sukses.
Secercah harapan akhirnya kudapatkan di tahun ketiga, aku dan
adikku mendapatkan pembiayaan sekolah sampai lulus SMA
dari lembaga pendidikan pemerintah. Setelah mendengar kabar
tersebut, aku tentu merasa senang karena bisa merasakan
bersekolah dan bertemu dengan teman-teman baru. Terlebih,
aku sangat merasa bahagia karena adikku tercinta bisa
menempuh pendidikan yang layak dan kami berdua belajar
dengan sungguh-sungguh.
Sejak saat itulah aku dan adikku mendapat banyak ilmu
pengetahuan bermanfaat. Bahkan, aku juga berhasil
melanjutkan pendidikan sarjana dengan beasiswa yang aku
peroleh. Jadi, percayalah bahwa suatu saat, hal yang kita
inginkan bisa tercapai dan kita bisa bahagia.

2.Pendidikan yang Kutunggu


Pendidikan, satu kata yang seharusnya dapat dirasakan oleh
setiap orang, terutama oleh anak-anak. Namun pada
kenyataannya, tidak semua orang mampu merasakan
pendidikan di sekolah, salah satu penyebabnya yakni karena
harus mencari rezeki. Gilang, itulah nama panggilanku dan aku
adalah satu dari sekian banyak anak yang tak bisa merasakan
apa itu arti bersekolah.
Usiaku sekarang 10 tahun dan aku masih kelas 2 SD. Kata
teman-temanku, seharusnya aku sudah duduk di kelas 4 atau 5
SD. Akan tetapi, karena keadaan ekonomi yang tidak
mendukung, aku harus mencari rezeki agar bisa memenuhi
kebutuhan hidup aku dan adikku yang masih berusia 5 tahun.
Aku dan adikk tinggal di rumah berukuran 4×4 meter persegi
yang juga merupakan milik orang lain. Tak bisa terbayangkan
oleh diriku jika tak ada rumah ini, mungkin aku dan adikku
harus tidur di depan ruko yang setiap malam harus melawan
dinginnya malah atau hujan. Suatu waktu, malam hari terasa
lebih dingin, kami berdua tak memiliki selimut dan hanya
mempunyai satu sarung, kemudian sarung itu kuberikan
kepada adikku.
Orang tua kami sudah lama meninggal dunia karena
kecelakaan. Waktu itu, motor yang dikendarai oleh ayahku
jatuh saat hujan sedang turun dengan deras. Kedua orangtuaku
sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi apa hendak dikata, takdir
Tuhan berkata lain.
3.Belajar dari yang Tak Pernah Diajar
Pagi itu aku sedang sarapan dengan sangat tenang, tiba-tiba
tersendak karena aku melihat jam sekarang pukul 7. Aku
menggowes sepedaku. Sialnya gerbang sekolahku sudah
ditutup, dan dengan wajah kesal pak satpam berkata kepadaku
di balik pintu gerbang.
Lalu dibukakannya pintu gerbang ini, tapi aku bersama murid
lain dihukum berdiri di lapangan basket hingga jam pertama
selesai. Aku melirik pos satpam, tempat di mana laki-laki itu
setiap pagi datang dan juga bekerja sampai suatu sore hari tiba.
Namanya Pak Asep, tapi anak-anak sering memanggilnya
dengan "Mang Oray", aku tak tahu dari siapa orang pertama
pencetus panggilan tersebut pada Pak Asep. Dia memang
sangat popular di SMA Negeri 1 karena dekat dan ramah
dengan murid-murid, khususnya kepada murid laki-laki.
Lama setelah itu, aku makin akrab dengan satpam yang
tersebut, kawan-kawanku selalu memanggilnya Mang Oray.
Pernah suatu saat dia bercerita kepadaku dan juga kawan-
kawanku tentang dia sewaktu seusia kami.
"Dulu, Mamang juga pernah sekolah seperti kalian. Tapi,
mamang tidak dapat melanjutkannya hingga selesai, karena
orang tua mamang yang tidak bisa membiayainya," imbuh dia
dengan senyum untuk menutupi.
"Kalian harus bisa memanfaatkan kesempatan mengais ilmu di
sini, makanya mamang suka sangat marah pada kalian yang
suka terlambat masuk," sambungnya.

Dia kemudian masih melanjutkan ceritanya. Ternyata di dalam


rumahnya dia menyediakan perpustakaan mini untuk para
tetangganya yang ingin sekolah, tapi terkendala ekonomi
keluarga. Aku pun menjadi sangat kagum dengan berbagai
perjuangan Pak Asep. Di tengah biaya hidup yang kini makin
susah, kulit kian menjadi keriput serta rambut kian memutih,
dia masih bisa selalu membantu orang-orang di sekitarnya.
Terima kasih, Pak.

4.Meminta Lebih Baik dari Mencuri


Hari ini, aku pulang kuliah lebih cepat dari biasanya,
dikarenakan dosen mata kuliah di jam terakhir berhalangan
masuk. Aku pun bergegas pulang, sekitar pukul 15.00 aku tiba
di rumah. Namun, aku melihat ibu seperti orang kebingungan
yang sedang mencari sesuatu. Ternyata ibu kehilangan uang
kembalian belanjaannya.
Aku pun membantunya, tapi hasilnya pun nihil. Ibu pun pasrah
dan aku keluar rumah karena lupa ada yang harus dibeli. Di
jalan dekat warnet, aku bertemu dengan adikku.

"De, kamu main di sini emang ibu kasih uang ke kamu? Kan
kamu lagi dihukum ga dikasih uang jajan hari ini?" tanyaku
dengan muka yakin kalo dia pasti mengambil uang ibu. "Oh,
kaka tau kamu ambil uang ibu yang di atas meja, ya!?"
sambungku.

"I..ii..iya kak, aku ambil uang ibu, tapi cuma aku pakai 5 ribu
doang kok, kak," Jawab dia dengan ketakutan.

"Ayo naik ke atas motor, nanti jelasin sama ibu," ucapku


sembari membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, dia langsung jujur dan menceritakan


semuanya kepada ibu. Aku dan ibu langsung menasihatinya
sebaik mungkin.
"De, ibu lebih menghargai kamu meminta ke ibu, sekalipun
kamu sedang dihukum. Dari pada mencuri seperti ini kan tidak
baik," kata ibu sambil mengelus rambut adikku.
Dia hanya tertunduk malu dengan rasa bersalahnya yang
terpampang jelas dari wajahnya. Setalah dinasihati, adikku
mengakui kesalahannya, meminta maaf kepada ibu dan aku,
serta benar-benar berjanji untuk tidak mengulanginya lagi di
kemudian hari.

5.Mimpi Sang Dara


Dara, gadis yang hidup dengan sejuta mimpi di dalam
sebuah rumah berdinding tinggi. Pagi menjelang saat Dara
mulai menjerang air untuk membuat segelas teh panas.
Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga
berkecukupan, bahkan bisa dibilang sangat kaya raya. Namun
sayangnya, Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa
menggunakan bantuan kursi roda, sehingga kerap merasa
diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut.
Kedua orang tua Dara selalu mengabaikannya karena merasa
tidak ada yang bisa mereka harapkan dari gadis dengan kursi
roda tersebut. Sementara kakaknya kemungkinan besar malu
punya adik dengan kondisi seperti Dara.
Setiap hari, Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam
kamar dan sesekali mengarahkan kursi rodanya menuju arah
taman. Gadis yang kini berusia 17 tahun itu sangat senang
untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran
buruknya yang menyesali keadaannya.
Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, tapi tidak ada
seorangpun di dalam rumah tersebut mendekat untuk
menolongnya. Rasa kecewanya terhadap hal tersebut membuat
Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan kursi rodanya ke
arah taman kompleks dengan niatan untuk menenangkan diri.
Saat sedang terisak di taman, tiba-tiba Dara dihampiri oleh
seorang gadis yang terlihat seperti seusianya dengan kondisi
yang sama. Gadis tersebut mengulurkan tangan untuk Dara dan
mulai menyebutkan namanya. "Hana," katanya. Mereka berdua
mudah sekali akrab, mungkin karena keduanya saling mengerti
kondisi masing-masing.
Tiba-tiba Hana berkata, “Dara, ingatlah bahwa tidak ada
seorangpun di dunia ini yang terlahir sia-sia. Mungkin kita tidak
bisa berdiri tegak layaknya manusia lain. Tapi, kita masih punya
hak untuk merasakan bahagia. Cobalah untuk menerima dirimu
sendiri, Dara."
Setelah berucap demikian, akhirnya gadis itu berpamitan pada
Dara. Semenjak pertemuan di taman dengan Hana, Dara mulai
merenungi kata-kata yang diucapkan oleh gadis tersebut. Dara
mencoba mencerna perkataan dari Hana secara perlahan. Hal
yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa
mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut.
Mimpi Dara adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya
bisa dipajang di pameran besar. Oleh karenanya, ia mulai rajin
membuat lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dara agar
tidak memikirkan dirinya yang selalu diacuhkan dan mulai
memahami perkataan Hana.
Perlahan, mimpi sang Dara mulai terwujud saat diam-diam ia
sering mengunggah lukisannya melalui media sosial. Hingga
suatu hari, ada seorang pria yang datang ke rumah Dara dan
mencarinya guna mengajak Dara bergabung di sebuah pameran
lukisan.
Keluarga Dara jelas terperangah mendengar ucapan pria
tersebut, sebab tidak menyangka bahwa Dara si gadis kursi
roda bisa menghasilkan karya lukisan yang indah. Dara hanya
tersenyum melihat respon kedua orang tuanya dan memilih
menerima tawaran pameran tersebut.
Hari pameran tiba. Orang tua Dara menghadiri pameran itu dan
merasa terharu atas pencapaian putri yang selama ini
diabaikan. Sementara itu, Dara merasa lega bisa menerima
keadaan fisiknya dan memanfaatkan apa yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai