LIA ASMARA
NIM 856329945
LAPORAN
1
LEMBAR PERNYATAAN
Materai
10000
LIA ASMARA
NIM 856329945
ii
HALAMAN IDENTIFIKASI DAN PENGESAHAN
NIM : 856329945
Supervisor Mahasiswa,
iii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................
B. Identifikasi Masalah............................................................................................6
C. Analisis Masalah................................................................................................6
D. Rumusan Masalah..............................................................................................6
E. Tujuan Perbaikan................................................................................................6
F. Manfaat Perbaikan..............................................................................................6
C. Media Pembelajaran........................................................................................6
A. Subjek Penelitian................................................................................................6
B. Deskripsi Persiklus.............................................................................................6
iv
A. Hasil Penelitian Tiap Siklus................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................................6
B. Saran.................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................6
LAMPIRAN..............................................................................................................6
v
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK
USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING PADA
KELOMPOK B DI PAUD BOUGENVILLE DESA BERUAS TAHUN
AJARAN 2022/2023
Oleh
Lia Asmara
NIM 856329945
ABSTRAK
Penelitian mengenai upaya meningkatkan motorik halus anak melalui metode
menggunting di PAUD Bougenville Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat.
Telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2022. Yang melatar
belakangi penelitian ini adalah pembelajaran yang dilakukan guru belum
maksimal, sehingga membuat proses pembelajaran tidak efektif sehingga hasil
belajar siswa rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan hasil
belajar siswa dan aktivitas siswa dalam meningkatkan profesional guru dengan
menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan metode mengajar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas melalui 2 siklus
perbaikan pembelajaran, subjek pelaku pembelajaran guru-guru di PAUD
Bougenville Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat sedangkan subjek
penerima tindakan murid di PAUD Bougenville Kecamatan Kelapa Semester 1
tahun Pelajaran 2022/2023. Data yang dikumpul melalui catatan Observasi.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini. Laporan ini berisi laporan
kegiatan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang saya lakukan sebagai
salah satu syarat untuk menempuh Tugas Akhir Program yang peneliti lakukan
untuk TK/PAUD.
Sejak dari awal penyusunan hingga selesainya laporan ini, ada beberapa
pihak yang telah ikut berperan dalam tahapan penyelesaian baik secara langsung
atau tidak langsung. Maka perkenenkanlah saya mengucapkan terimakasih
kepada:
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuan
dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan
perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga
dibanding dengan usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya
sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada
pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan,
dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlagsung
seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan. Setiap anak bersifat unik,
sehingga belum pernah ditemua dua anak atau lebih yang sama. Setiap anak
terlahir dengan potensi yang berbeda-beda: memiliki kelebihan, bakat, dan minat
sendiri. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak tidak sama, ada yang sangat
cerdas, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang cerdas.( Menurut Beichler dan
Snowman 2003). Menurut Ki Hajar Dewantara anak lahir dengan kodrat atau
pembawaannya masing-masing. Kekuatan kodrat pada anak adalah segala
kekuatan dalam kehidupannya lahir dan batin karena kekuatan kodrat. Kodrat
itulah yang akan memberikan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dengan paham demikian, Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan
sifatnya hanya menuntun tumbuh kembangnya kekuatan-kekuatan kodrat yang
dimiliki anak. Pendidikan sama sekali tidak mengubah dasar pembawaan anak,
kecuali memberikan tuntutan agar kodrat – kodrat bawaan anak itu tumbuh ke
arah yang lebih baik. (Mutiara Magta 2013)
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak
usia 3 sampai 6 tahun, akan tetapi undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 28
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. Lalu, pendidikan perlu diajarkan sejak anak sejak lahir sampai
1
berusia 6 tahun. Sementara undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
deskriminasi. (Adzroil Ula Al Etivali dan Alaika M. Bagus Kurnia PS, 2017).
Salah satu penembangan potensi yag dilakukan pada pendidikan anak
usia dini adalah perkembangan motorik halus anak. Motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan gerakan fisik. Motorik halus berfungsi
melatih otot-otot dan mengasah kepekaan anak dalam memfungsikan otot jari
dengan berbagai cara dalam kegiatan pembelajaran misalya memegang,
menggunting, menyusun, bertepuk tangan, meremas kertas menempel dan lain
sebagainya. (Fulanatin Nurhenti Dorlina Simatupang, 2015). perkembangan motorik
halus melibatkan otototot halus yang mengendalikan tangan dan kaki serta memberikan
perhatian lebih kepada kontrol, koordinasi, dan ketangkasan dalam menggunakan tangan
dan jemari. (Menurut Beaty 2013)
Perkembangan motorik adalah suatu proses atau gerak langsung yang
melibatkan otot – otot untuk bergerak dan menjadi seseorang yang mampu
menggerakkan saraf dan menjadikan ia mampu menggerakkan tubuhnya.
(Emdang Rini Sukamti 200:15).
tahap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun dapat terlihat
dalam permainan aktif dalam jangka waktu yang lebih lama. Anak memiliki
kontrol lebih terhadap benda dengan berbagai bentuk dan ukuran. motorik halus
yang biasanya dilakukan dalam pembelajaran PAUD yaitu mewarnai,
menggunting, menempel, mengecap, melukis dengan jari, meroce dan lain-lain.
Peningkatan terhadap kontrol jari memungkinkan anak untuk memegang alat tulis
dengan pegangan yang lebih baik. Kemajuanya dalam koordinasi mata dan tangan
akan membuat anak mampu untuk menyelesaikan beberapa permainan. (Makmun
Khairani 2013).
Perkembangan motorik halus akan sejalan dengan perkembangan fisik
anak. Setiap gerakan sudah berkembangkan dan terkoordinasi dengan baik. Salah
satu kegiatan yang dapat meningkatkan motorik halus anak yaitu melalui kegiatan
2
menggunting. kegiatan menggunting juga dapat membuat anak memperhatikan
bentuk benda, warna, dan ukuran. Selain itu kegiatan menggunting akan melatih
anak memusatkan perhatian. Anak akan belajar melakukan koordinasi mata dan
tangan sehingga diharapkan kemampuan motorik halus semakin berkembang.
(Santrock, 2007) dan (Seefeldt dan Wasik, 2008).
Pengembangan motorik halus anak sangat penting, sebab dalam
mengembangkan motorik halus anak dapat memfungsikan dan menstimulasi otot-
otot kecil anak untuk melakukan gerakan-gerakan tangan, mengkoordinasikan
gerakan mata dan tangan. (Sumadi Surya Brata 1990).
Mengguting adalah kegiatan memotong atau memangkas suatu
kertas(benda) atau gambar dengan memakai gunting. Menggunting melatih anak
agar mampu menggunakan alat dan melatih keterampilan memotong objek
gambar. Menggunting akan membantu perkembangan motorik anak karena
dengan kegiatan menggunting yang tepat, memilih dimana yang harus digunting
merupakan latihan motorik dan keterampilan bagi anak. (Pamadhi 2008).
Kegiatan mengggunting adalah salah satu kegiatan motorik halus yang
dapat melatih koordinasi gerakan tangan dan mata. Kelebihan menggunting bagi
anak adalah melatih motorik halus, melatih koordinasi tangan-mata dan
konsentrasi, meningkatkan kepercayaan diri, lancar dalam menulis dan ungkapan
ekspresi. Sumantri (2005: 157). Kemampuan menggunting pada seorang individu
berkembang bermula dari cara memegang gunting yang benar, bagaimana
mengerakkan gunting dan menggunting garis lurus (Mahoney dan Markwell,
2004).
Ada pula tujuan dari pengembangan motorik halus bagi anak, yaitu,
mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan
keterampilan gerak tangan kanan dan kiri, memperkenalkan gerakan jari-jari
tangan, seperti: menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda dengan
jari-jarinya sehingga anak menjadi terampil, mengkoordinasikan mata dengan
kecepatan/kecekatan tangan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru
untuk membantu meningkatkan keterampilan anak, yaitu menyediakan peralatan
atau lingkungan yang aman dan menungkinkan anak melatih keterampilan
3
motoriknya, memperlakukan anak dengan sama, memperkenalkan berbagai jenis
keterampilan motorik pada anak, meningkatkan kesabaran guru karena setiap
anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan,
aktivitas fisik yang diberikan anak bervariasi, memberikan tingkat keberhasilan
sesuai dengan tahap perkembangan anak. (Bambang Sujiono 2014)
Dalam melakukan penelitian, penulis meneliti murid kelompok B yang
berjumlah 13 anak terdiri dari 7 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Dalam
melakukan siklus 1 guru menemukan ada 4 anak yag Belum Berkembang(BB), 2
anak yang Mulai Berkembang (MB), dan 7 anak yang Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), disaat melakukan kegiatan masih ada anak yang merasa ragu-
ragu karena takut gambarnya terpotong. Kegiatan menggutig ini perlu
pengawasan agar anak tidak terluka dan tidak merasa takut, sebagai guru peneliti
membebaskan anak menggunting dengan kreasinya sendiri-sendiri supaya anak
juga merasa tidak terganggu dan tertekan guru juga selalu bilang kemurid agar
melakukannya dengan pelan-pelan.
Dalam penelitian ini, penulis sudah menemukan masalah yang iya temui yaitu
ada empat permasalahan. Dari keempat permasalahan yang penulis temui, penulis
mengambil tentang peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan
menggunting. Menurut penulis permasalahan ini harus iya selesaikan, demi
meningkatkan kepercayaan diri anak dalam melakukan sesuatu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan anak dalam mengembangkan
motorik halus dengan baik di PAUD Bougenville?
C. Tujuan Perbaikan
1. Bagi Anak
a. Mengembangkan kehidupan yang bermoral sedini mungkin, agar anak
mempunyai prilaku sopan, santun dan berbudi pekerti yang baik.
b. Mengembangkan kemandirian anak agar dapat merasa senang, anak bisa
mandiri dalam berkreatifitas dan dalam kehidupan sehari-harinya.
4
c. Mengembangkan kreatifitas anak, agar menjadi lebih kreatif, percaya diri,
lancar dan spontnitas dalam melalukan sesuatu.
d. Mengembangkan kemampuan gerak anak, agar anak lebih mengeksplorasi
imajinasinya dalam melakukan kegiatan.
e. Meningkatkan proses tumbuh kembang anak secara wajar dalam membentuk
anak yang berkualitas sejak usia dini dengan belajar melalui bermain.
2. Bagi Guru
Membantu mengembangkan beberapa aspek pribadi seperti sikap, nilai agama
moral, dan motorik pada anak. Demikianlah proses belajar mengejar guru tidak
terbatas sebagai penyampaian ilmu pengetahuan saja, akan tetapi lebih dari itu
bertanggun jawab dalam penyampaian akan keseluruhan perkembangan murid.
Guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang berbagai macam rupa.
Sehingga dapat merangsang anak untuk belajar secara aktif dalam memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan.
D. Manfaat perbaikan
1. Bagi Siswa
a. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong kehasil
yang lebih baik
b. Dapat memperbaiki cara belajar kearah yang lebih baik
c. Dapat mengarah anak agar belajar mengenal hal-hal yang baik yang
merupakan persiapan saat ia dewasa
d. Dapat mengembangkan kemampuaan kepekaan dan kelenturan jari anak agar
lebih maksimal dalam pembelajaran
e. Dapat membantu anak agar hidup dalam kehidupan yang seimbang antara
fisik, mental dan sosialnya.
2. Bagi Guru
a. Menjalankan profesi secara profesional serta dapat mengatasi masalah-
masalah yang ditemui selama menjalankan profesi sebagai guru
b. Menambah pengetahuan dan wawasan pada profesi guru
5
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah
b. Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan dan mutu lulusan PAUD
Bougenville Desa Beruas Kecamatan Kelapa
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
Pada masa ini anak akan bersikap apa adanya dan tidak pandai berpura-pura.
Mereka akan dengan leluasa menyatakan pikiran dan perasaannya tanpa
memedulikan tanggapan orang lain yang ada di sekitarnya . Anak usia dini tidak
mempertimbangkan bahaya atau memikirkan tidakannya itu benar atau salah. Jika
mereka ingin melakukan maka akan dilakukannya meskipun hal tersebut dapat
membuatnya cedera atau celaka. Anak usia dini selalu bergerak dan tidak pernah
bisa diam kecuali sedang tertidur. Maka sering kali dikatakan bahwa anak usia
dini “tidak ada matinya”. Pada umumnya anak masih bersifat egosentris, ia
melihat dunia dari sudut pandangnya dan kepentingannya sendiri. Hal itu bisa
diamati ketika anak saling berebutan main, atau menangis ketika menginginkan
sesuatu namun tidak dipenuhi oleh orang tuanya. Menurut Piaget, anak usia dini
berada pada tahapan: 1) tahap sensori motorik, 2) tahap praoperasional, 3) tahap
operasional konkret. Rasa ingin tahu anak sangat tinggi sehingga anak tak bosan
bertanya “apa ini dan apa itu” serta “mengapa begini dan mengapa begitu”. Rasa
ingin tahu anak sangat baik dikembangkan untuk memberikan pengetahuan yang
baru bagi anak. Semakin banyak pengetahuan yang didapat berdasar kepada rasa
ingin tahu anak yang tinggi, semakin kaya daya pikir anak.
8
Dengan menggabungkan berbagai strategi pembelajaran yang guru
berikan, maka akan merangsang anak untuk lebih aktif dalam
pembelajaran. Anak usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik
halus anak sudah berkembang dengan pesat. Pada masa ini anak
telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti
mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara
bersamaan. Hal ini dapat dilihat ketika anak menulis atau
menggambar. Motorik halus merupakan koordinasi antara jari-jemari,
telapak tangan dan mata Saputra & Rudyanto (2015).
9
perkembangan anak dari yang tidak tau menjadi tau, dari yang tidak fokus menjadi
fokus.
10
stimulasi yang lebih sederhana kegiatannya dibandingkan dengan anak
usia lebih dari 4 tahun, karena selain fokus kegiatan, anak belum
dapat bertahan lama. Anak masih mencari teknik melenturkan
koordinasi jemarinya supaya dapat berfungsi dengan baik.Intinya,
dengan kegiatan bermain yang penuh rasasenang dan gembira, anak usia
dini belajar pengembangan apapun dengan bermain. Motorik halus
juga dirancang dengan bermain sebagai aktivitas yang dilakukan. Dalam
artikel Agustina Budiarti dkk (2020).
11
yang telah diguntingnya. Kelemahan kegiatan menggunting ini tidak
dapat mengeksplor benda-benda yang keras, dihanya kegiatang yang
digunakan dari kertas, daun, tali dan kain, jadi jika tidak memikirkan
terlebih dalu kegiatan untuk anak maka anak akan merasa bosan karena
selalu kegiatan itu – itu saja.
12
4. Melalui Kegiatan Mewarnai
Anak prasekolah juga senang berpartisipasi dalam aktivitas gerak ringan
seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan menempel (Morrison,
2012: 221). Anak pra sekolah disini termasuk anak kelompok B yaitu usia 5-6
tahun yang seharusnya menyukai kegiatan mewarnai menggunakan bahan yang
beraneka ragam. Kegiatan mewarnai gambar merupakan kegiatan mewarnai yang
dilakukan menggunakan berbagai macam media seperti krayon, spidol, pensil
warna dan pewarna makanan. Dalam penelitian ini akan digunakan media
pewarna makanan. Gambar yang akan diwarnai disesuaikan dengan tema yang
sedang digunakan di taman kanakkanak. Oleh karena itu, pada usia selanjutnya
yaitu usia 5-6 tahun sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
anak melalui kegiatan mewarnai agar kemampuan motorik halus anak lebih
matang. Kematangan motorik halus anak kelompok B yaitu usia 5-6 tahun sangat
penting sebagai modal awal untuk kemampuan menulis yang sangat dibutuhkan
pada jenjang pendidikan selanjutnya. Kemampuan menulis sangat berhubungan
dengan kelenturan jarijemari dan pergelangan tangan serta koordinasi mata tangan
yang baik yang menjadi tujuan dalam kegiatan pengembangan motorik halus anak
usia 5- 6 tahun. Dalam artikel Mariati (2015).
13
dan lingkungan, misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke museum,
atau kebun binatang.
Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2016) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa sebagai berikut :
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
membutuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam mata pelajaran. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemontrasikan, dan lain-lain.
Rohani (1997:3) mengemukakan beberapa pengertian media pembelajaran
sebagai berikut:
1. Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam
proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang
menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya.
2. Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku,
film, video, tape, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Media
instruksional edukatif mencakup perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat bantu belajar.
3. Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi
instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman
Instruksional (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu
kegiatan belajar mengajar.
4. Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan
menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk
mempertsinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional,
14
meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan
sebagainya.
15
5. Fungsi Perkembangan Motorik
16
semua aspek. Bermain adalah medium, dimana anak menyatakan jati dirinya,
bukan saja dalam fantasinya, tetapi juga benar nyata secara aktif. Selain itu,
bermain merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan belajar anak, dengan
menerapkan metode, strategi, sarana, dan media belajar yang merangsang anak
untuk melakukan eksplorasi, menemukan dan menggunakan benda-benda yang
ada disekitarnya. Permainan juga merupakan alat bagi anak untuk menjelajah
dunianya, dari yang tidak dikenali, sampai pada yang ia ketahui, dan dari yang
tidak dapat diperbuatnya hingga mampu melakukannya. Secara tegas dapat
dikatakan bahwa belajar sambil bermain bagi anak usia dini merupakan prasyarat
penting bila orang tua menginginkan anaknya sehat mental. Akan tetapi sebagian
kelompok bermain belum bisa menerapkan model pembelajaran yang lebih
mengedepankan pola bermain sambil belajar. Dalam artikel H. Abarua (2017).
Kemampuan motorik halus dipelajari dan diperoleh anak secara alami ataupun
alamiah yang beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Motorik halus juga
gerakan – gerakan yang mudah dilakukan anak, dalam kegiatan pembelajaran
motorik halus dapat dikembangkan melalui beberapa kegiatan.
Hurlock (1996) mengatakan Motorik halus adalah kemampuan untuk
mengkoordinasikan atau mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan
secara efisien, dan tepat. Bentuk-bentuk gerak ini dapat dilakukan dalam berbagai
variasi yang mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi
warna, menggunting, meronce, menganyam dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini
ditunjukkan sebagai keterampilan koordinasi mata dan tangan. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus adalah
perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf dan gerak otot-otot kecil yang terkoordinasi secara tepat dan cermat.
Perkembangan pengendalian tersebut terbentuk dari kegiatan yang dilakukan
berulang-ulang atau terus menerus diawali dengan gerakan refleks anak sejak baru
lahir. Dalam artikel Susi Iriani (2013).
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.
Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
17
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok,
memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat
kertas dan sebagainya. Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal
kekuatan maupun ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan
anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai
pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan
dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada
masa-masa pertama kehidupannya. Setiap anak mampu mencapai tahap
perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat.
Dalam artikel Rita Nofianti (2020).
Susanto (2011) mengatakan bahwa motorik halus adalah gerakan halus
yang melibatkan bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh tidak
memerlukan tenaga. Namun begitu gerakan yang halus ini memerlukan koordinasi
yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus membuat anak dapat
berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus,
menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan kilp untuk
menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan
pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan
untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama dalam artikel Lolita
Indraswari.
Menurut Beaty (2013: 236) perkembangan motorik halus melibatkan
otototot halus yang mengendalikan tangan dan kaki serta memberikan perhatian
lebih kepada kontrol, koordinasi, dan ketangkasan dalam menggunakan tangan
dan jemari.
4. Media Pembelajaran
Media pembelajara adalah media yang digunakan saat memberikan
pemahaman pembelajaran kepada anak. Menurut Ginting (2014, hlm. 42) dalam
artikel Gamal Thabroni (2020) metode pembelajaran dapat diartikan cara atau
pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta
18
berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran
pada diri peserta didik.
Menurut Suyono (2014:19) Metode pembelajaran adalah seluruh
perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Pengertian seluruh
perencanaan itu jika dikaitkan dengan konsep yang berkembang ini meliputi
standar kompetisi, Kompetisi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, persiapan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, serta media pembelajaran, sumber
pembelajaran yang terkait sampai dengan penilaian pembelajaran.
Wanitaputra (2005), berjudul Strategi Belajar mengajar, diterbitkan oleh
UT, menyatakan bahwa kegiatan beljar mengajar pada hakikatnya merupakan
proses komunikasi. Daam proses komunikasi guru berperan sebagai
pengomunikator yang akan menyampaikan pesan ajar kepada murid sebagai
penerima pesan. Agar pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan guru dapat
diterima dengan baik oeh anak maka diperlukan peyalur pesan yaitu media
pembelajaran. Media pembelajaran yag dirancang dega baik dapat meragsang
timbulya metal madiri pada diri murid. Media pembelajara berhasil meyalurkan
pesa ajar jika terjadi perubahan tingkah laku pada diri murid. Banyak guru yang
menggunakan media dalam pembelajaran menganggap media hanya sebagai alat
bantu semata dan boleh diabaikan manakala media tersebut tidak ada.
C. Kegiatan Menggunting
1. Pengertian kegiatan menggunting
Kegiatan mengggunting adalah salah satu kegiatan motorik halus yang dapat
melatih koordinasi gerakan tangan dan mata. Kelebihan menggunting bagi
anak adalah melatih motorik halus, melatih koordinasi tangan-mata dan
konsentrasi, meningkatkan kepercayaan diri, lancar dalam menulis dan
ungkapan ekspresi Sumantri (2005). Kegiatan menggunting dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun yaitu dapat
melatih jari-jari tangan (memegang), koordinasi antara mata dan tangan,
melatih konsentrasi, serta ketepatan anak dalam menggunting sesuai dengan
19
pola. Pada saat melakukan pengamatan, aktivitas yang dilakukan guru dalam
mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Anak
Bangsa Mandiri, yaitu guru hanya terpaku pada Lembar Kerja Anak, majalah
TK, dan menyuruh anak untuk meniru tulisan guru di papan tulis. Sehingga
anak mudah bosan, mengeluh, bercerita dengan temannya, dan asyik bermain
sendiri yang mengakibatkan kurang optimalnya kemampuan motorik halus
anak.
2. Tujuan Kegiatan Menggunting
Tujuh dan manfaat latihan menggunting untuk anak usia dini ialah sebagai
berikut:
1. Mengembangkan Koordinasi Bilateral
Koordinasi bilateral mengacu pada kemampuan anak-anak untuk
mengkoordinasikan kedua sisi tubuh mereka pada saat yang sama dengan
cara yang terkendali. Memotong kertas dengan menggunakan gunting
adalah tugas yang menunjukkan perlunya anak-anak menggunakan tangan
kiri dan tangan kanan mereka secara bersamaan untuk melakukan tugas
berbeda. Satu tangan memegang kertas dan tangan lainnya membuka dan
menutup gunting.
20
3. Meningkatkan Fokus dan Perhatian Anak
21
4. Mampu mengkoordinasi indra mata dan aktivitas tangan dapat
dikembangkan melalui kegiatan permainan membentuk atau
memanipulasi dari tanah liat/lilin/adonan, mewarnai, menempel,
menggunting, memotong,merangkai benda dengan benang (meronce).
5. Secara khusus tujuan keterampilan motorik halus anak usia (4-6 tahun)
adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota
tubuhnya terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai
persiapan untuk pengenalan menulis.
Kekurangan kegiatan menggunting
1. Kegiatan menggunting tidak bisa diterapkan keanak usia 3-4 karena
anak usia 3-4 terlalu kecil untuk dibiarkan menggunakan benda tajam.
2. Kegitan menggunting terlalu monoton jika dilakukan berulang-ulang
sehingga dapat membuat anak merasa bosan.
3. Kegiatan menggunting harus diberi garis atau garis putus-putus yang
menggelilingi gambar.
22
BAB III
PERBAIKAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Bougenville, Desa Beruas Kecamatan
Kelapa Kabupaten Bangka Barat. Penuilis melakukan observasi awal terlebih
dahuu untuk dijadikan acuan dalam membuat rencana pembahasan. PAUD
Bougenville didirikan pada tahun 2009 yang terdiri dari jumlah murid 39 dengan
satu orang kepala sekolah dan 3 orang guru. Adapun sarana dan prasarana yang
ada di PAUD Bougenville yaitu : jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, tangga
pelangi dan bola dunia.
2. Waktu
Penulis melakukan Penelitian pada:
3. Tema
tema yang akan diobservasi oleh penulis yaitu tema Binatang Peliharaan
(Bebek) untuk siklus 1 pada tanggal 24 - 28 Oktober 2022, sedagkan disiklus 2
penulis mengambil tema Binatag Peliharaan (Kucing) dilaksanaka pada tanggal 31
– 04 November 2022.
4. Karakteristik Anak
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas pada PAUD Bougenville yang
berjumlah 13 anak dengan karakteristik anak yang berbeda-beda. Selama dua
23
minggu di dalam kelas terlihat situasi kegiatan saat pembelajaran semangkin hari
semangkin mengalami perubahan, tentunya perubahan kearah yang lebih baik
lagi. Karakter anak ini sangat lh unik, terkadang dia aktif terkadang kurang aktif
tergantung dengan kegiatan apa yang telah kita berikan, anak – anak usia 5 -6
suadah mampu menjawab, berfikir dan bertanya dengan apa yang iya ketahui
ataupun yang pernah iya lihat, maka anak – anak ini harus kita kembangkan sesuai
dengan lingkungan dan usianya dan jangan sampai anak – anak ini melewatkan
masa kanak – anak nya dengan cepat bisa disebut juga dewasa sebelum umurnya
karena kurangnya bimbingan dari orang tua, sekolah dan lingkunagnnya.
B. Sumber Data
Jenis data yang di kumpul adalah data kualitatif berupa hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada
kegiatan pembelajaran menghitung / matematika pada tahap pra
tindakan pada pelaksanaan tindakan. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kesulitan yang dialami oleh para guru dan siswa dalam
menerapkan pembelajaran menggunting kolase gambar. Sedangkan data
dokumentasi didapat dari arsip sekolah dan berfungsi mendukung
kelengkapan laporan penelitian PKP. Sumber data dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah PAUD Bougenville Desa Beruas dan seluruh
guru serta siswa kelompok B PAUD Bougenville yang berjumlah 13
orang anak. Jumlah tersebut terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempuan
24
untuk merekam data tentang gambaran sekolah dan para siswa PAUD
Bougenville Desa Beruas secara luas ataupun umum.
Proses pengumpulan data pertama kali diawali dengan dialog
antara tim peneliti dengan seluruh guru. Hal ini dilakukan semata-mata
untuk mematangkan rencana pelaksanaan tindakan. Kegiatan
dilanjutkan dengan penyusunan RPPH atau rencana tindakan,
penyiapan instrumen yang diperlukan. Rencana yang dimaksud ialah :
penataan topik yang akan diajarkan, bahan-bahan dan alat peraga atau
APE, dan penyusunan skenario pembelajaran.
Observasi yang dilakuan berikutnya adalah dilakukan oleh tim
peneliti pada setiap pelaksanaan tindakan yang berlangsung dalam tiga
siklus. Setiap siklus peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat, sedangkan peneliti juga dibantu melakukan
observasi dan merekamnya. Hasil observasi tersebut kemudian
didiskusikan bersama kepala sekolah atau guru dalam rangka merefleksi
pelaksanaan tindakan. Selanjutnya hasil refleksi digunakan untuk
merancang tindakan selanjutnya dihari berikutnya.
Langkah berikutnya, peneliti melakukan wawancara dengan guru-
guru dan beberapa siswa/murid untuk memperoleh gambaran yang
mendalam tentang pengalamann mereka dalam proses pembelajaran
dan mengungkap kendala yang dihadapinya.
D. Tahap-tahap Penelitian
Secara keseluruhan penelitian tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus.
Setiap siklus diawali dengan perencanaan, kemudian dilakukan penerapan
tindakan dan observasi serta diakhiri dengan refleksi. Tahap- tahap
penelitian ini selanjutnya sebagai berikut:
Tahap ini untuk mengadakan orientasi dan identifikasi masalah-
masalah yang dihadapi guru keompok B PAUD Bougenville Desa Beruas
yang berkaitan dengan pembelajaran menggunting. Kegiatan ini meliputi :
25
a. Observasi terhadap proses pembelajaran dikelas kelompok B,
persiapan mengajar anak menggunting pola gambar, serta media
belajar lainnya seperti kartu huruf.
b. Mengadakan wawancara dengan guru dan siswa tentang pengalaman
dan kesulitan yang dihadapi saat dalam kegiatan pembelajaran
menggunting
c. Peneliti melakukan diskusi dan mensosialisasi model pembelajaran
dengan menggunakan benda yang nyata yang desekitar lingkungan
anak.
d. Memilih dan menyepakati tema/subtema pembelajaran yang
dilakukan dikelas kelompok B yang akan digunakan untuk
pembelajaran model pembelajaran.
e. Menentukan dan menyepakati waktu pelaksanaan tindakan
pembelajaran.
1. Tahap Pertama
Berdasarkan kesepakatan degan Kepala Sekolah Paud Bougenville
Desa Beruas ditentukanlah pembelajaran dengan tema/subtema
Binatang/Binatang Peliharaan (Bebek). Selanjutnya dilakukan perencaaan
(RKH) hingga penerapan tindakan pertama dan refleksi. Pada tahap siklus
1 ini suasana kelas dengan model pembelajaran melalui kartu gambar.
Tahap ini terdiri:
a. Peneliti bersama Kepala Sekolah mendiskusikan materi
pembelajaran yang telah disepakati.
b. Peneliti menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan
mempersiapkan instrumen, yang meliputi: Rancangan pembelajaran,
alat bantu mengajar, berupa benda – benda yang ada disekitar murid.
c. Peneliti melaksanakan tahap 1 yaitu melaksanakan model
pembelajaran
26
d. Peneliti mewawancarai siswa da guru untuk mengungkap
pengalaman, khususnya terkait dengan kesulitan yang dihadapi dari
kegiatan pembelajaran yang baru saja berlangsung.
e. Peneliti mendiskusikan pelaksanaan tindakan tahap 1 sekaligus
merefleksi hasil kegiatan. Hasil refleksi digunakan sebagai acuan
untuk merancang tindakan pada siklus berikutnya.
2. Tahap Kedua
Dengan mengacu hasil diskusi pada tahap pertama, Peneliti dan
supervisor 2 bersama-sama meracang dan melaksanakan serta merefleksi
pelaksanaan tindakan. Topik yang disepakati pasa tahap kedua ini adalah
tindakan difokuskan pada meningkatkan partisipasi murid dalam proses
pembelajaran, dengan menggunakan media – media yang unik yang dapat
membuat anak merasa lebih percaya diri.
a. Peneliti dan supervisor 2 bersama-sama merancang rencana
perbaikan untuk diterapkan tindakan tahap 2 dengan tema/subtema
Binatang/Binatang Peliharaan (Kucing) dan (Ikan)
b. Menyusun langkah – langkah pelaksanaan tindakan dan
mempersiapkan instrumen yang diperlukan oleh guru dan murid
dalam pembelajaran.
c. Peneliti melaksanakan tindakan tahap 2 dan supervisor
mengobservasinya.
d. Melakukan diskusi dan refleksi terhadap pelaksanaan tidakan tahap
2.
E. Deskripsi Persiklus
1. Siklus 1
a. Rencana
Pada siklus 1 yang dilaksanakan selama 5 hari pada tanggal 24 Oktober
2022 sampai dengan 28 Oktober 2022 dangan tema “Binatang” penulis
berencana untuk menerapkan kegiatan menggunting dalam berbagai
kegiatan disaat pembeajaran.
b. Tindakan
27
Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berjalan, pelaksanaa tidakan
dilakukan guna untuk memperbaiki (Perbaikan) atau peningkatan dalam
proses belajar mengajar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
mengacu pada tahap penelitian tindakan kelas yaitu membuat
perecanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
c. Pengamatan / Pegumpulan Data/Instrumen
Pengamatan dilakuan terhadap pembiasaan anak dalam menerapkan
kemampua motorik halus yaitu menggunting dalam berbagai kegiatan
saat pembelajaran. Selain itu juga proses pembelajaran yag dilakukan
termasuk kedalam pembiasaan anak saat dilingkungan sekolah.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada kemampuan atau ketrampilan guru dalam
melaksanakan pembelajara. Refleksi dilakukan untuk melihat
kemampuan atau profesional guru sebagai penyampai informasi. Dalam
refleksi guru diminta meningkatkan lagi cara menarik perhatian anak
diwaktu pembukaan pembelajaran.
2. Siklus 2
a. Rencana
Pada siklus 2 yang dilaksanakan selama 5 hari dari tangal 31 Oktober
2022 sampai 04 Oktober 2022 dengan tema “Binatang” penulis
berencana untuk menerapkan kegiatan menggunting yang menyenangkan
dan dapat menumbuhkan percaya diri anak lebih tinggi lagi, penulis akan
meningkatkan kembali kegiatan yang telah dilakukan pada siklus 1
(Satu).
b. Tidakan
Dari beberapa kegiatan disekolah kemampuan anak dalam menggunting
pola gambar , mengambil peralatan untuk menggunting dan menempel.
Dapat dilihat hasil yang dicapai pada siklus 1 dan siklus 2 adanya
kemajuan, maka tindakan melalui observasi kembali dibuat perencanaan,
perbaikan dan ditingkatkan agar tercapainya tujuan kemampuan yang
diharapka melalui metode meggunting dan media yag bervariasi.
28
c. Pengamatan / Pengumpulan Data/Instrumen
Pada siklus 2 penamatan yang dilakukan terhadap pembiasaan anak saat
melakukan kegiatan mengguting, selain itu juga pada peroses
pembelajaran yang dilakukan termasuk kedalam pegguaan media da
bahan ajar.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada kemampuan atau keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Refleksi dilakukan juga untuk melihat
kemampuan atau profesional guru sebagai penyampai informasi yang
baik.
29
FORMAT RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : Pertama
Tema : Binatang / Bebek
Kelompok :B
Tanggal : 24-28 Oktober 2022
Tujuan Perbaikan :
Identifikasi masalah :
1) Saat kegiatan bercerita, sebagian anak belum bisa merangkai kata- kata
menggunakan Bahasa Indonesia.
2) Pada kegiatan menggunting ada anak yang masih takut-takut dan masih
suka bermain sendiri.
Analisis Masalah :
Dari keempat masalah yang terdeteksi, masalah yang akan dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan motorik halus dalam beberapa kegiatan saat pembelajaran.
Karena merupakan masalah yang paling berat dan dapat menimbulkan masalah
baru, penyebab masalah tersebut adalah karena teknik yang digunakan tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan Motorik Halus pada anak didik yang belum
mencapai pemahamannya. Motorik halus tersebut adalah disaat kegiatan
menggunting, selain itu saat kegiatan menggunting masih ada anak yang bermain
sendiri-sendiri.
30
Masalah penggunaan teknik oleh guru yang kurang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan upaya peningkatan perkembangan kemampuan Motorik
Halus anak dapat diatasi dengan menggunakan berbagai metode menggunting.
Perumusan Masalah :
Siklus : Dua
Tema : Binatang / Kucing dan Ikan
Kelompok :B
Tanggal : 31-04 Oktober 2022
Tujuan Perbaikan :
Identifikasi masalah :
1). Saat kegiatan bercerita, sebagian anak belum bisa fokus dengan cerita yang
dibacakan oleh guru
2). Pada kegiatan menggunting ada anak yang masih belum percaya diri dan
masih suka mengganggu temannya
31
3). Pada saat kegiatan mewarnai gambar, beberapa anak menunjukkan
kurangnya kemampuan dalam membedakan warna
4). Saat kegitan meronce menunjukkan hasil yang kurang sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh guru
Analisis Masalah :
Dari keempat masalah yang terdeteksi, masalah yang akan dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan motorik halus yaitu dalam beberapa kegiatan
menggunting saat pembelajaran berlangsung. Karena merupakan masalah yang
paling berat dan dapat menimbulkan masalah baru, penyebab masalah tersebut
adalah karena teknik yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
Motorik Halus pada anak didik yang belum mencapai pemahamannya. Motorik
halus tersebut adalah disaat kegiatan menggunting, selain itu saat kegiatan
menggunting masih ada anak yang bermain sendiri-sendiri.
Masalah penggunaan teknik oleh guru yang kurang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan upaya peningkatan perkembangan kemampuan Motorik
Halus anak dapat diatasi dengan menggunakan berbagai metode menggunting.
Perumusan Masalah :
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Kegiatan Pembelajaran
Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis diperoleh
gambaran ada 6 siswa dari 13 anak yang mampu dalam memahami materi
dalam pembelajaran dengan tema Binatang/Binatang Peliharaan. Dalam
kegiatan pembelajaran anak juga mampu melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan apa yang diarahkan oleh guru. Nama anak yang mengikuti kegiatan
pembelajaran yag sudah mampu atau yang belum
33
b. Keterlibatan Siswa Secara Aktif Dalam Kegiatan Pembelajaran
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajran yang
akan dicapai beserta indikator dan menggali pengetahuan prasyarat yang
dimiliki oleh anak yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas,
selanjutnya anak memilih kertas origami dan duduk berkelompok.
Dari kegiatan yang dilakukan anak hasil pengamatan yang penulis
lakukan beserta observator terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran yang
dirangkum dalam tabel berikut
Dari tabel diatas tampak bahwa dari 13 anak kelompok B yang Kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran ada 3 anak, yang Tidak aktif 10 anak.
34
BB MB BSH BSB
1. Ahmad Tirta
2. Aprilia Arumi
3. Arka Febian
4. Desnita Maulidia
5. Khafidzah Khairunnisa
6. Hafis Al-farizi
7. Hilda
8. Ishita Restu Silpiana
9. Kamiludin zuhpa
10. Kezeni
11. Rafardhan
12. Rasyid Al-ahdi
13. Wizka Valinda
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
35
1. Aktif 4 30,7%
2. Kurang Aktif 3 23,1%
3. Tidak Aktif 6 46,2%
Dari tabel diatas tampak bahwa anak yang terlibat aktif dalam pembelajaran hanya
4 anak.
c. Respon anak dalam pembelajaran dengan media menggunting
Pemekrisaan dari hasil observasi yang dikerjakan oleh anak dalam siklus I,
respon anak pada pembelajaran degan menggunakan pendekatan tampak pada
tabel dibawah ini :
Terlihat dari tabel diatas anak yag merasa menyenangkan hanya ada 5 anak.
36
siswa di PAUD Bougenville Desa Beruas. Dengan ini dapat dilihat dari tabel
hasil belajar menggunting pola gambar pada siklus II dibawah ini.
37
Dari pengamatan yang diteliti oleh penulis terhadap aktivitas siswa dalam
pembelajaran tampak pada tabel dibawah ini:
Keterlibatan anak secara aktif pada siklus II dalam hasil observasi pembelajaran
dengan kegiatan mengguting dangan media pola gambar ikan.
Dari tabel diatas terlihat bahwa anak yang aktif dalam pembelajaran ada 10 anak.
Dari tabel diatas tampak bahwa respon anak terhadap pembelajaran dengan
kegiatan menggunting dengan media pola gambar ada 10 anak yang telihat
menyenangkan.
Dari data nilai yang diperoleh anak, dapat dilihat bahwa hasil
pembelajaran awal yang diikuti oleh semua anak yang berjumlah 13 orang anak,
38
diperoleh data sebagai berikut : 7 anak yag belum berkembang, 2 anak yang mulai
berkembang dan 4 anak yang berkembang sesuai harapan. Pada siklus I telihat
banyaknya anak yang belum berkembang dari pada yang telah berkembang.
Pada siklus II, merupakan perbaikan pembelajaran kompetensi dan indikator
yang sama. Pada siklus II ini terjadi peningkatan banyak anak yang sudah
berkembang sesuai harapan sebanyak 12 orang anak. Pada siklus I banyak anak
yang belum berkembang sebanyak 7 orang anak sedangkan pada siklus II
banyaknya penigkatan perkembangan ada 12 orang anak.
Berdasarkan uraian yang ada diatas, membuat penulis merasa gembira karena
telah melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara, kegiatan dan media yang
tepat, berdasarkan perolehan perkembanga anak banyaknya anak yang tuntas dan
sudah mencapai perkembangan yang sesuai harapan, maka penulis berkesimpulan
tidak lagi melanjutkan siklus-siklus berikutnya.
Dalam penelitian, peneliti telah mengadakan perbaikan pembelajaran
sebanyak 2 siklus, terlihat dan terbukti bahwa pada siklus II dengan kegiatan
menggunting meggunakan media pola gambar dapat meningkatkan motorik halus
anak, melalui kegiatan menggunting di PAUD Bougenville Desa Beruas pada
kelompok B usia 5-6 Tahun. Penulis menyampaikan data peningkatan perolehan
hasil perkembangan anak kelompok B dengan tema/subtema Binatang/Binatang
Peliharaan, dari pembelajaran awal sampai perbaikan pembelajaran siklus II
terlihat pada tabel dibawah ini :
Siklus I Siklus II
1. Ahmad Tirta BB BSH Meningkat
2. Aprilia Arumi BB BSH Meningkat
39
3. Arka Febian BB MB Meningkat
4. Desnita Maulidia BSH BSH Meningkat
5. Hafis Al-Farizi BB MB Meningkat
6. Khafizah Khairunnisa MB BSH Meningkat
7. Hilda BB BSH Meningkat
8. Kamiludin Zuhpa BSH BSH Meningkat
9. Ishita Restu Silpiana BSH BSH Meningkat
10. Kezeni BB BSH Meningkat
11. Rafardhan BB BSH Meningkat
12. Rasyid Al-Ahdi BSH BSB Meningkat
13. Wizka Valinda MB BSH Meningkat
40
8
5
BSH 30,7%
4
MB 15,4%
3 BB 53,9%
0
BB MB BSH BSB
12
10
8
BSB 7,7%
6
MB 15,3%
BSH 77,0%
4
0
BB MB BSH BSB
41
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
Siklus I
40.0% Siklus II
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
BB MB BSH BSB
Pada siklus I pembelajaran anak yang sudah tuntas 46,15% dan yang
belum tuntas 53,85% . pada siklus II nilai anak yang sudah tuntas 92,30%
da yag belum tuntas 7,7%.
B. Pembahasan
Setelah melakukan observasi siklus I tentang pengumpulan data dan
pengolahan data, hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas belum
terwujudnya peningkatan atau ketuntasan pada semua anak dalam melakukan
pembelajaran . pada siklus I banyaknya anak yang mendapat perkembanga hanya
ada 6 orang anak, dibandingkan saat pembelajaran siklus II dalam memperoleh
nilai yang terjadina peningkatan. Hal inidisebabkan adanya kekurangan
penggunaan media pembelajaran, guru belum melibatkan anak secara benar-benar
aktif. Oleh karena itu penulis merasa prlu mencari solusi yang benar-benar tepat
untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Penulis berupaya merefleksi diri dengan teman sejawat untuk mengetahui
adanya kekurangan serta hambatan yang ditemui pada saat melakukan tindakan
pertama atau pada siklus I. Dari beberapa hasil refleksi tersebut ditemukan
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Pada awal pembelajaran guru belum dapat mengondisikan kelas da anak,
sehingga suasana kelas yang ribut belum mampu mengajak da memotivasi
anak untuk mengikuti aktivitas belajar.
b. Guru belum membuat anak merasa percaya diri dan belum mengajak anak
terlibat pada saat melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Masih ada beberapa anak yang belum berbaur atau bersosialisasi dengan teman
yang ada di kelas, karena perhatian guru lebih terfokus pada lembar kerja anak.
42
d. Guru tidak pernah memberikan reward (Peghargaan) kepada anak yang telah
aktif pada saat kegiatan pembelajaran.
e. Guru belum memaksimalkan diri saat menggunakan media pembelajaran,
apalagi media yang lebih menarik dari sebelumnya
Oleh karena itu penulis merasa perlu mencari beberapa solusi yang tepat
dengan melakukan perbaikan pembelajara yang kedua atau pada siklus II.
Melalui refleksi dan bantuan dari supervisor , teman sejawat, dan kepala
sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada sikllus II.
43
FORMAT RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : Pertama
Tema : Binatang / Bebek
Kelompok :B
Tanggal : 24-28 Oktober 2022
Tujuan Perbaikan :
Identifikasi masalah :
2) Saat kegiatan bercerita, sebagian anak belum bisa merangkai kata- kata
menggunakan Bahasa Indonesia.
5) Pada kegiatan menggunting ada anak yang masih takut-takut dan masih
suka bermain sendiri.
Analisis Masalah :
44
Dari keempat masalah yang terdeteksi, masalah yang akan dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan motorik halus dalam beberapa kegiatan saat pembelajaran.
Karena merupakan masalah yang paling berat dan dapat menimbulkan masalah
baru, penyebab masalah tersebut adalah karena teknik yang digunakan tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan Motorik Halus pada anak didik yang belum
mencapai pemahamannya. Motorik halus tersebut adalah disaat kegiatan
menggunting, selain itu saat kegiatan menggunting masih ada anak yang bermain
sendiri-sendiri.
Masalah penggunaan teknik oleh guru yang kurang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan upaya peningkatan perkembangan kemampuan Motorik
Halus anak dapat diatasi dengan menggunakan berbagai metode menggunting.
Perumusan Masalah :
45
46
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
47
2. INTI
Mengenali bentuk, Meremas kertas
ukuran, dan menjadi bentuk telur Pensil warna Semua anak
Lembar Semua anak
Semua anak
kerja
mengenal bilangan Mewarnai gambar Kartu huruf Semua anak
bebek Crayon
Mewarnai gambar Pensil
Menyusun kartu huruf Penghapus
menjadi kata bebek Kertas
origami
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci tangan sebelum
makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan
perasaan selama hari
ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
48
dimainkan hari ini
,mainan apa saja yang
paling disukai
Menginformasikan
kegiatan esok hari
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Mengetahui,
49
KENARIO PERBAIKAN
50
Langkah –langkah perbaikan
1. Guru meminta anak berdiri
2. Guru contoh cara menjawab kuis / pertanyaan
3. Guru meminta anak pertanyaan – pertanyaan yang mudah
4. Guru meminta anak mengangkat tangan jika ingin menjawab kuis
51
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?
Saya sebagai guru lebih bertanggung jawab lagi dengan mengarahkan anak
kesikap, etika, dan kecerdasan kelebih baik lagi
52
RANCANGAN
KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / III
53
Selasa Menaati peraturan Berbaris
yang ada 1.PEMBUKAAN
25 Oktober Berdo’a
2022 Berdo’a sebelum da Bernyanyi
sesudah kegiatan Absen
Menjelaskan aturan
Selalu memberi dan bermain
membalas salam Membangun
pengetahuan
Menirukan gerakan Gunting Semua anak
sederhana 2. INTI Origami Semua anak
Menggunting pola Semua anak
Mengenali bentuk,
gambar segi tiga
ukuran, dan
54
mengenal bilangan Semua anak
Menghitung pola Lem
Mewarnai gambar gambar yang telah Kuas
diguting Kartu angka
Kertas HVS
Menempel pola
gambar dikertas
kosong
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan
perasaan selama hari
ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari ini
,mainan apa saja yang
paling disukai
55
Bercerita pendek yang
berisi pesan-pesan
Menginformasikan
kegiatan esok hari
Berdo’a sebelum
pulang Salam
Mengetahui,
NIM. 856329945
56
Skenario Perbaikan
57
2. Pengorgaanisasian : anak duduk dikursinya masing-masing
58
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Berbicara pelan-pelan dan lebih jelas agar anak lebi mengerti dan paham
59
RANCANGAN KEGIATAN
HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / III
60
ukuran, dan bebek
Menghitug ada
Rabu Menaati peraturan Berbaris
yang ada 1. PEMBUKAAN
26 Oktober Berdo’a
2022 Berdo’a sebelum da Bernyanyi
sesudah kegiatan Absen
Menjelaskan aturan
Selalu memberi dan bermain
membalas salam Membangun
pengetahuan
Menirukan gerakan Biji – bijian Semua anak
sederhana 2. INTI Origami Semua anak
Membuat bentuk Semua anak
Mengenali bentuk,
bebek
ukuran, dan
Menghitug ada
61
mengenal bilangan berapa gambar telur Plastisin Semua anak
bebek Lembar kerja
Mewarnai gambar Mengecap gambar Lem
Bebek
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan
perasaan selama hari
ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari ini
,mainan apa saja yang
paling disukai
62
kegiatan esok hari
Berdo’a sebelum
pulang dan
salam
Mengetahui,
NIM. 856329945
63
KENARIO PERBAIKAN
64
Langkah –langkah perbaikan
1. Guru meminta anak mencuci tangan
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yng telah dikerjakan
4. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua kelas hari ini
5. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
65
LEMBAR REFLEKSI
2. Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan yang saya lakukan?
Pada kegiatan menggunting, guru terlalu sibuk membuat pola sehingga anak malu untuk bertanya
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
pengembangan berikutnya?
Lebih memperhatikan anak dan membimbing anak
66
RANCANGAN
KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / III
67
Mewarnai gambar kebesar
Menggunting pola
gambar binatang
Bebek
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan
perasaan selama hari
ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari ini
,mainan apa saja yang
paling disukai
Bercerita pendek yang
berisi pesan-pesan
Menginformasikan
68
69
mengenal bilangan Mengurutkan gambar Penghapus
bebek dari kecil
Mewarnai gambar kebesar
Menggunting pola
gambar binatang
Bebek
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan
perasaan selama hari
ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari ini
,mainan apa saja yang
paling disukai
Menginformasikan
70
kegiatan esok hari
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Mengetahui,
NIM. 856329945
71
72
Skenario Perbaikan
73
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan
4. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua
kelas hari ini
5. Guru mengajak anak menyanyi bersama
6. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
74
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Menyiapkan alat sebelum memulai kegiatan pembelajaran
75
76
RANCANGAN
KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / III
78
79
mengenal bilangan Menggunting pola Lembar Kerja
gambar telur Pensil warna Semua anak
Mewarnai gambar Crayon
menempel kartu
huruf menjadi kata
Telur
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan
perasaan selama hari
ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari ini
,mainan apa saja yang
paling disukai
80
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Mengetahui,
NIM. 856329945
81
82
Skenario Perbaikan
83
1. Guru meminta anak mencuci tangan
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan
4. Guru mengajak anak bermain tebak-tebakan
5. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua
kelas hari ini
6. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
84
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Menyiapkan alat sebelum memulai kegiatan pembelajaran
85
FORMAT RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : Dua
Tema : Binatang / Kucing dan Ikan
Kelompok :B
Tanggal : 31-04 Oktober 2022
Tujuan Perbaikan :
Identifikasi masalah :
1). Saat kegiatan bercerita, sebagian anak belum bisa fokus dengan cerita yang
dibacakan oleh guru
2). Pada kegiatan menggunting ada anak yang masih belum percaya diri dan
masih suka mengganggu temannya
4). Saat kegitan meronce menunjukkan hasil yang kurang sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh guru
Analisis Masalah :
Dari keempat masalah yang terdeteksi, masalah yang akan dipecahkan adalah
kurangnya kemampuan motorik halus yaitu dalam beberapa kegiatan
menggunting saat pembelajaran berlangsung. Karena merupakan masalah yang
paling berat dan dapat menimbulkan masalah baru, penyebab masalah tersebut
adalah karena teknik yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
Motorik Halus pada anak didik yang belum mencapai pemahamannya. Motorik
halus tersebut adalah disaat kegiatan menggunting, selain itu saat kegiatan
menggunting masih ada anak yang bermain sendiri-sendiri.
Masalah penggunaan teknik oleh guru yang kurang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan upaya peningkatan perkembangan kemampuan Motorik
Halus anak dapat diatasi dengan menggunakan berbagai metode menggunting.
86
Perumusan Masalah :
Rencana Kegiatan :
87
88
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / IV
89
Menirukan Membuat makanan Pensil warna Semua
gerakan kucing dari plastisin Lembar kerja anak
sederhana Kartu huruf Semua
Mewarnai gambar Crayon anak
Mengenali kucing Pensil Semua
bentuk, ukuran, anak
Penghapus
dan mengenal Menghitug gambar Kertas
bilangan tempat makanan origami
kucing
Mewarnai
gambar 3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci tangan sebelum
makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan perasaan
selama hari ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari
ini ,mainan apa saja
yang paling disukai
90
Bercerita pendek yang
berisi pesan-pesan
Menginformasikan
kegiatan esok hari
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Beruas, 31 Oktober
2022
Mengetahui,
NIM.
856329945
91
92
Skenario Perbaikan
93
Langkah –langkah perbaikan
1. Guru meminta anak mencuci tangan
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan
4. Guru mengajak anak bermain tebak-tebakan
5. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua
kelas hari ini
6. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
94
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Sebaiknya guru menulis nama pada pensil warna masing-masing anak
95
96
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / IV
97
Mengenali bentuk, Semua
ukuran, dan Lem anak
mengenal Menghitung pola Kuas Semua
bilangan gambar yang telah Kartu angka anak
diguting Kertas HVS
Mewarnai gambar
Menempel pola
gambar dikertas
kosong
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan perasaan
selama hari ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari
ini ,mainan apa saja
yang paling disukai
98
berisi pesan-pesan
Menginformasikan
kegiatan esok hari
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Beruas, 01
November 2022
Mengetahui,
NIM.
856329945
99
Skenario Perbaikan
100
Langkah –langkah perbaikan
1. Guru meminta anak mencuci tangan
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan
4. Guru mengajak anak bermain tebak-tebakan
5. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua
kelas hari ini
6. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
101
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Lebih memperhatikan anak dan membimbing anak
102
103
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / IV
104
Mengenali bentuk, Plastisin Semua
ukuran, dan Menghitug ada berapa Lembar kerja anak
mengenal gambar kucing Lem Semua
bilangan Mengecap gambar Pola gambar anak
Kucing
Mewarnai gambar
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan perasaan
selama hari ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari
ini ,mainan apa saja
yang paling disukai
105
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Beruas, 02 Novemer
2022
Mengetahui,
NIM.
856329945
106
107
Skenario Perbaikan
108
Langkah –langkah perbaikan
1. Guru meminta anak mencuci tangan
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan
4. Guru mengajak anak bermain tebak-tebakan
5. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua
kelas hari ini
6. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
109
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Akan lebih menguasai kelas sehingga anak dapat medengarkan apa saja
arahan dari guru, dan memberikan informasi dengan suara yan jelas dan
lantang
110
111
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / IV
112
Mengenali Mengurutkan gambar Penghapus Semua
bentuk, ukuran, kucing dari kecil Gunting anak
dan mengenal kebesar Gambar ikan
bilangan
Menggunting pola
Mewarnai gambar gambar aquarium
3. ISTIRAHAT
Berdo’a sebelum
makan
Cuci makan
Makan
Bermain di halaman
4. PENUTUP
Menanyakan perasaan
selama hari ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari
ini ,mainan apa saja
yang paling disukai
Menginformasikan
113
kegiatan esok hari
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Beruas, 03
November 2022
Mengetahui,
NIM.
856329945
114
115
Skenario Perbaikan
116
Langkah –langkah perbaikan
1. Guru meminta anak mencuci tangan
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan
4. Guru mengajak anak bermain tebak-tebakan
5. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua
kelas hari ini
6. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
117
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Sebaiknya gambar yang diberikan guru lebih besar (spesifik)
118
119
RANCANGAN KEGIATAN HARIAN
Kelompok :B
Semester / Minggu : I / IV
120
sederhana Lembar Semua anak
Menggunting pola Kerja
Mengenali gambar Ikan Pensil warna
bentuk, ukuran, Crayon
dan mengenal menempel kartu huruf Kartu Huruf
bilangan menjadi kata Ikan
4. PENUTUP
Menanyakan perasaan
selama hari ini
Berdiskusi kegiatan
apa saja yang sudah
dimainkan hari
ini ,mainan apa saja
yang paling disukai
121
Berdo’a sebelum
pulang
Salam
Mengetahui,
NIM.
856329945
122
Skenario Perbaikan
123
Langkah –langkah perbaikan
1. Guru meminta anak mencuci tangan
2. Guru meminta anak duduk dikursi
3. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan
4. Guru mengajak anak bermain tebak-tebakan
5. Guru meminta anak mengangkat tangan siapa yang mau jadi ketua
kelas hari ini
6. Guru meminta anak berdoa bersama-sama
124
LEMBAR REFLEKSI
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya?
Guru memberi semangat dan membuat suasana lebih gembira dan ceria
agar anak lebih percaya diri
125
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran – saran
126
DAFTAR PUSTAKA
Etivali. Ula. A.A dan Bagus Kurnia.M.A (2017) Pendidikan Pada Anak Usia
Dini diunduh pada tanggal 15 oktober 2022 dari
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/medag/article/view/6414/pdf
127
Nurlaili, M.Pd.(2019). Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini.
Diunduh pada tanggal 17 Oktober 2020 dari
http://repository.uinsu.ac.id/7570/1/MODUL%20PENGEMB.
%20MOTORIK%20HALUS%20AUD.pdf
128
Tatminingsih, S.M.Pd. dan Iin Cintasih, S.Pd., M.Pd. Hakikat Anak Usia
Dini diunduh pada tanggal 21 Oktober 2022 https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/CAUD010102-M1.pdf
Dr. Mukti Amini, M.Pd., Dr. Bambang Sujiono, M.Pd. Dr. Siti Aisyah, M.Pd.
(....). Modul PAUD4202 Edisi 2 01 Hakikat Perkembangan Motorik dan Tahap
Perkembangannya. Diunduh pada tanggal 23 Oktober 2022
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAUD420202-M1.pdf
129
130
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP-SEMESTER 2022/2023
No. Hari / Tanggal Kegiatan Pembimbingan Hasil Komentar Tindak Lanjut Bukti Bimbingan
2. kamis, 13 Oktober Diskusi tentang masalah Masalah yang dipilih Meneliti dan mulai
2022 yang ditemukan yang benar-benar merancang RKH
bermasalah pada anak
didik
131
3. Senin, 17 Oktober Meminta masukan apa saja Jangan adanya kata- Mulai mencari
2022 yang harus diperbaiki pada kata yang susah referensi dan
Bab I dan Bab II dimengerti, pilih teori meminta masukan
yang umum dari teman yang
ada dilembaga
4. Selasa, 18 Oktober Pembahasan RKH Siklus 1 Kegiatan Mulai menyiapkan
2022 pembelajaran sudah alat-alat untuk
bagus untuk kegitan
pengembangan anak pembelajaran
132
6. Jum’at 28 Oktober Pelaksanaan Siklus 1 dan Harus adanya alat / Mengubah cara
2022 perbaikan Bab III APE yang nyata mengajar pada
(telur bebek) siklus 2
133
Beruas, 07 November 2022
Supervisor 1 supervisor 2
134
135