Anda di halaman 1dari 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI

MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING POLA


DI PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU

DI SUSUN OLEH :

NAMA : FELISITAS WATLITIR


NIM : 838576566

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROPESIONAL ( PAUD4501 )

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA AMBON
2021.2

i
LEMBARAN PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI


MEDIA DADU DI KELOMPOK B DI PAUD SANTO JOHANIS
KECAMATAN ELAT KABUPATEN MALUKU TENGGARA

Kepala PAUD Mahasiswa


Santo Johanis

Ny.Maria fautngil Felisitas watlitir


Nim : 838576566

Supervisor 1

(…………………….)
NIP

ii
LEMBARAN PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Lapoara Pemantapan Kemampuan pofesional ( PKP) yang
saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program study Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini ( PGPAUD ) Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang Saya kutip dari hasil karya orang lain
telah dituliskan sumber secara jelas sesuai dengan norma,kaidah dan etika penulisan ilmia Apabila di
kemudian hari di temukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu ,saya bersedia menerima sangsi lain sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku

………………….2022

( Felisitas.watlitir )
Nim : 838576566

KATA PENGANTAR

iii
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,karna berkat campur
tanggan Tuhan maka peneliti dapat menyelesaikan penyususnan laporan pemantapan kemampuan
professional (PKP PAUD 4501) yang berjudul meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia
dini melalui kegiatan menguntuing pola di PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU Laporan ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persayaratan dalam rangka perbaikan nilai mata kuliah
(PKP).Dalam hal ini peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian tugas ini sudah
melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui
kolom ini Peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Yang terhormat kepala UPBJJ AMBON-UT AMBON
2. Yang terhormat ibu Desi selaku supervesior 1 pada mata kuliah PKP
Yang telah membimbing penyusunan laporan ini
3. Yang terhormat ibu Maria Meri fautngil selaku kepala PAUD SANTO YOHANIS
REYAMRU
4. Rekan rekan mahasiswa S1PG PAUD yang telah memberikan saran dan kritik
Selama penyusunan laporan ini
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
Material sehinga penulis dapat menyelesaikan laporan ini

Peneliti menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu saran dan
kritik dari pembaca senantiasa peneliti harapkan semoga laporan pemantapan kemampuan
professional (PKP) ini bermanfaat bagi peningkatan pendidikan dan peningkatan kemampuan

iv
mengajar penyusun sebagai guru.penyusun hanya bisa berdoa semoga amal baik bapak ibu
semua mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Kuasa.Akhirnya semoga laporan PKP ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca pada umumnya dan menjadi konstribusi positif
bagi dunia pendidikan.AMIN

Reyamru 12 november
2022
Peneliti:

FELISITAS WATLITIR

v
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………...…………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian......................................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Anak Usia Dini ………………………………………………………. 9

1. Pengertian Anak Usia Dini ………………………………………...………………… 9

2. Pengelompokan Anak Usia Dini ………………………………………………….… 10

3. Karakteristik Anak Usia Dini ………………………………..……………………… 11

vi
B. KOGNITIF ………………………………………………………………………….. 12

1. Mendorong Pengembangan Kognitif ……………………………………………..…. 12

2. Kesempatan Bermain ……………………………………………………………...… 13

3. Implikasi Tiori Piaget dalam mendidik anak usia dini ………………………...……. 14

C. MEDIA DADU

1. Pengertian Media Pembelaran ……………………………………...……………….. 15

2. Nilai Bermanfaat Media Pembelajaran …………………………………….………... 17

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. INFORMASI SUBJEK PENELITIAN …………………………….……………….. 21

1. Lokasi Penelitian ………………………………………………………..…………... 21

2. Waktu Penelitian ………………………………………………………….………… 21

3. Karakteristik Penelitian …………………………………………………………...… 21

B. DESKRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS …………………………………………... 21.

Siklus 1 ………………………………………………………………...………………. 22

a. Perencanaan ………………………………………………………….……………… 22

b. Pelaksanaan Penilitian ……………………………….……………………………… 24

c. Pengamatan ……………………………………………..…………………………… 25

d. Refleksi ………………………………………………..…………………………….. 25

2. Siklus 2 …………………………………………….………………………………… 25

a. Perencanaan ……………………………………………………….………………… 25

b. Pelaksanaan Penilitian ………………………………………….…………………… 27

c. Pengatan ……………………………………………………………...……………… 27

vii
d. Refleksi ……………………………………………………………………..……….. 28

BAB IV PELAKSANAAN SIKLUS

A. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………………………..……….. 29

B. Pembahasan ……………………………………………………………..…………… 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………………..……………. 39

B. Saran ………………………………………………………………………………….. 39

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………… 40

vii
BAB 1.PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Latar Belakang Masalah Sebelum kita berbicara panjang lebar tentang anak usia dini, kita harus tahu siapakah anak
itu.........? dan bagaimankah sosok anak itu....? dari hasil pengamatan sehari hari anak merupakan bagian dalam
kehidupan kita dan mereka adalah subjek didik dalam kehidupan kita khususnya orang tua, pendidik pertama yang
ada dalam kehidupannya kemudian setelah itu guru /pendidik yang dipercaya untuk mendidik anak khususnya
( PAUD ) yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukan
kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia 0 sampai dengan
6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada , baik dalam jalur
pendidikan formal maupun nonformal. Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak
kanak ( TK ) sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk TPA dan bentuk lain yang
sederajat.Pembelajaran anak usia dini hakikatnya merupakan suatu sistem yang didalamnya terdiri dari beberapa
komponen atau unsur. Komponen utama sebuah sistem terdiri dari tiga hal yaitu input atau masukan, proses dan
auput atau keluaran. Dalam sistem pembelajaran anak usia dini komponen imputnya adalah anak, komponen
prosesnya adalah kegiatan pembelajaran dan output atau keluarannya adalah luiusan dari lembaga paud.
Keseluruhan aspek atau unsur tersebut pada hakikatnya saling berkaitan, saling berhubungan, saling ketergantungan
dan saling menerobos dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.Kegiatan pembelajaran di PAUD itu
ditunjang oleh beberapa komponen. Komponen pertama adalah anak, yaitu sebagai bahan masukan maksudnya anak
sebagai subjek didik yang akan diberikan perlakuan. Selanjutnya, anak masuk dalam tahap proses dalam hal ini
kegiatan dalam pembelajaran atau proses pembelajaran. Nah, proses pembelajaran dalam prakteknya didukung oleh
komponen atau unsur unsur pendukung yaitu guru sebagai fasilitator, fasilitas belajar yang digunakan seperti ruang
kelas,kursi,meja.Komponen atau unsur lainnya adalah sumber belajar,metode,dan komponen penilaian. Komponen
yang lain juga tidak kalah pentingnya adalah komponen lingkunga. Kelengkapan dan berfungsinya sebagai
unsur/komponen penunjang proses pembelajaran tersebut akan sangat menentukan kualitas lulusan atau keluaran
dari lembaga PAUD.Anak usia dini belajar dalam situasi yang holistik/utuh dan terkait dengan kehidupan mereka
sehari – hari. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik dn

ix
kebutuhan tersebut.Perlunya sumber belajar konkret dan jika memungkinkan bahkan yangsebenarnya yang
disesuaikan dengan perkembangan berpikir anak usia dini yang berada pada tahap operasi konkret. Oleh karena itu
penyajian sumber belajar yang nyata akan sangat membantu pengembangan kemampuan berpikir anak. Anak akan
mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru jika menggunakan benda – benda nyata/konkret daripada hanaya
disampaikan secara lisan/verbal dengan demikian, anak diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan taraf
perkembangannya karak teristik belajar anak usia dini berbeda dengan yang lainnya, ada beberapa karakteristik
belajar anak usia dini yang menonjol, yaitu unik,egosentris, aktif dan energi, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
exploratif dan berjiwa petualang, mengekspresikan prilaku secara relatif spontan, kaya dengan fantasi/hayalan,
mudah frustasi, kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memliki daya perhatian yang masih pendek,
bergairah untuk belajar, dan banyak belajar dari pengalaman, serta semakin menunjukan minat terhadap teman.
Sesuai dengan tema pkp bahwa peneliti mengambil judul Upaya Meningkatkan Perkembangan Kognitif melalui
Media Dadu dikelompok B PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU Kecamatan Kei Besar Kabupaten Maluku
Tenggara maka dalam hal ini saya akan lebih memperdalam metode pengembangan kognitif untuk anak usia dini.
Potensi kognitif ditentukan pada saat masa konsepsi, yaitu pertemuan antara sel sperma dan sel telur namun
terwujud atau tidaknya potensi kognetif tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi
kognetif dibawa sejak lahir atau merupakan faktor keturunan yang akan menentukan batas perkembangan tingkat
inteligensi ( kecerdasan ), tingkat intelegensi yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama ditunjukan
kepada ide – ide dan belajar. Setiap individu berpikir menggunakan inteleknya. Kemampuan intelegensilah yang
menentukan cepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi. Kecerdasan merupakan
kemampuan mental tertinggiyang dimiliki oleh manusia. Tingkat dari 12. MA kemudian dibagi denganCA
( chronological Ag ) dan dikalikan dengan 100 untuk memproduksisebuah intelegensi, atau IQ ( MA/CA X 100 ) =
IQ. Perkembangan kognetif mengacu pada perkembangan anak dalam berpikir dan kemampuan untuk memberikan
alasan. Secara umum, pengertian dari perkembangan kognitif adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan
bahasa anak. Proses perkembangan kognitif membuat anak mampu mengingat, membayangkan bagaimana cara
memecahkan soal, menyusun strategi kreatif atau menghubungkan kalimat menjadi pembicaraan yang bermakna.
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar
melalui panca indranya. Dengan pengetahuan yang diperolehnya, anak dapat melangsungkan hidupnya dan menjadi
manusia yang utuh melalui kodratnya sebagai makhluk tuhan yang harus memperdayakan apa yang ada di dunia ini
untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

x
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan kognitif dapat dijelaskan antara lain sebagai beriku:

1. Hereditas ( keturunan )

2. Lingkungan

3. Kematangan

4. Pembentukan

5. Minat dan bakat Dari segi proses, setandar pendidikan anak usia dini akan memberikan berbagai konsep

dasar dan ciri-ciri pendidikan dan pembelajaran pada anak dalam hal.

1. Ketercapaian tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini

2. Berorientasi pada hasil belajar ( leaning outcome ) dan keberagaman ( differences )

3. Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi

4. Sumber belajar tidak terfokus pada guru, tetapi berpusat pada anak

5. Penilaian lebih ditekankan pada proses yang terjadi selama kegiatan berlangsung dan bukan dari hasil

belajarnya.Dalam setiap proses pembelajaran, guru masih tetap memiliki fungsi utama yang menentukan keberhasilan
suatu pembelajaran, karena fungsi utama Guru adalah merancang, mengelola, mengevaluasi dan tentunya secara terus
menerus mengembangkan pembelajaran. Disamping itu, guru juga bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan
yang terorganisasikan sehingga terjadi proses internalisasi pengetahuan yang terorganisasikan sehingga terjadi proses
internalisasi pengetahuan atau menjadi bagian dari sistem pengetahuan anak . Salah satu cara yang dapat membantu
proses internalisasi tersebut adalah dengan menyasuaikan cara anak usia dini belajar. Anak usia dini belajar melalui
hal-hal yang konkrit, yang dapat diamati, didengar, ataupun diraasakan langsung. Misalnya penggunaan media dalam
pembelajaran anak usia dini. Dengan demikian untuk mengembangkan kogitif anak , diperlukan kemampuan seorang
Guru dalam mengembangkan suatu media pembelajaran Kedudukan seorang Guru dalam mengembangkan media
untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak memang sangat strategis dan menentukan. Strategis karena Guru
akan menentukan kedalamam dan keluasan pengembangan media yang dibutuhkan dalam suatu materi pembelajaran.
Menentukan karena Gurulah yang memilah dan memilih bahan pembelajaran yang akan disajikan kepada anak dalam
berbagai bentuk media, oleh karena itu seorang Guru dituntut untuk mampu merancang media pembelajaran yang
efektif, efison, dan menarik. Dengan demikian akan diperolaeh hasil pembelajaran yang bermutu tinggi.Melalui

xi
pendidikan TK para peserta didik dapat mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral
dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kemandirian,kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni serta anak dipersiapkan
untuk memasuki pendidikan selanjutnya disekolah dasar ( Depdiknas, TK, 2008 ). Salah satu bidang pengembangan
kemampuan dasar yang dikembangkan di TK adalah kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan untuk
mengembangkan anakdalam kemampuan berfikir dan kemampuan untuk memberikan alasan. Secara umum,
pengertian dari perkembangan kognitif adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan dan bahasa anak . Proses
perkembangan kognitif membuat anak, mampu mengingat, membayangkan bagaimana cara memecahkan soal,
menyusun strategi kreatif atau menghubungkan kalimat menjadi pembicaraan yang bermakna ( Meaningfull ). Malkus,
Feldman dan Gardner dalam Sujiono ( 2009 ) menggambarkan perkembangan kognitif sebagai “......kapasitas untuk
tumbuh, menyampaikan, dan menghargai maksud dalam penggunaan beberapa sistem simbol yang secara kebetulan
ditonjolkan dalam suatu bentuk setting”sistem simbol ini meliputi kata, gambar, isyarat, dan angka.Dari hasil
penelitian yang dilakukan bahwa perkembangan kognitif melalui berhitung di PAUD SANTO YOHANIS
REYAMRU dirasakan belum cukup mampu. Disebabkan karena tingkat pemahaman kemampuan kognitif anak di
PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU Kec Elat oleh beberapa hal diantaranya kurang berfariatifnya guru dalam
membimbing media pembelajaran, media yang digunakan tidak dapat menarik minat anak untuk belejar serta strategi
yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kurangnya anak digiatkan pada kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut yang diduga menjadi penyebab kegagalan dalam memilih media pembelajaran
dikarnakan kurang menarik minat anak terlibat dalam pembelajaran berdasarkan hasil analisis tersebut maka untk
mengatasi masalah tersebut digunakan media dadu untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak pada kelompok B
di PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan masalah umum

a.Bagaimana penggunaan media dudu dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dikelompok B di PAUD
SANTO YOHANIS REYAMRU

2. Rumusan masalah khusus

a.Bagaimana perencanaan penggunaan media dadu dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada Kelomok B di
PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU Bagaimana melaksanakan penggunaan media dadu dapat meningkatkan
kemampuan kognitif pada kelompok B di PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU

xii
b.Bagaimana hasil penggunaan media dadu dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada kelompok B di PAUD
SANTO YOHANIS REYAMRU

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan media dadu untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada
kelompok B di PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU

2. Tujuan Khusus

a.Mengetahui perencanaan penggunaan media dadu untuk mampu mengingat dalam pembelajaran mengingat,
membayangkan, bagaimana cara memecahkan soal, menyusun strategi kreatif, menghubungkan kalimat menajdi
pembicaraan yang bermakna (meaning full) di Kelompok B PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU

b.Mengetahui pelaksanaan penggunaan media dadu untuk mampu mengingat dalam pembelajaran mengingat,
membayangkan, bagaimana cara memecahkan soal, menyusun strategi kreatif, menghubungkan kalimat menjadi
pembicaraan yang bermakna (meaning full) di Kelompok B PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU

c.Mengetahhui hasil penggunaan media dadu untuk meningkatkan kemampuan mampu mengingat dalam
pembelajaran mengingat, membayangkan, bagaimana cara memecahkan soal, menyusunstrategi kreatif,
menghubungkan kalimat menajdi pembicaraan yang bermakna (meaning full) di Kelompok B PAUD SANTO
YOHANIS REYAMRU

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, dijabarkan manfaat untuk siswa, guru, dan sekolah.

1.Untuk anak Mampu mengingat dalam pembelajaran mengingat,membayangkan, bagaimana cara memecahkan
soal, menyusun strategi kreatif, menghubungkan kalimat menajdi pembicaraan yang bermakna (meaning full) di
Kelompok B PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU

2.Untuk Guru

a.Dapat mengetahui minat anak dalam belajar

xii
b.Dapat meningkatkan kemampuan Guru dalam memberikan pengembangan

c.Dapat dijadikan strategi dalam mengembangkan kemampuankognitif anak

d.Guru dapat mengajar dengan berbasis hasil penelitian

3.Untuk sekolah

a.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dalam menggunakan media pembelajaran khususnya dalam

meningkatkan kemampuan kognitif anak

b.Sebagai bahan masukan bagi para pengelola PAUD merencanakan’ melaksanakan, menempatkan dan
mengevaluasi pembelajaran dalam mengembangkan kognitif.

c.Dapat menjadikan sekolah lebih maju dan berkembang dengan adanya peningkatan guru pada pembelajaran

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0 – 6 tahun menurut ( UUD Sisdiknas tahun 2003 ) pada
masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami perkembangan yang sangat besar diberbagai
aspek seperti : aspek bahasa, kognitif, fisik motoric, sosial emosional dan seni. Pada masa ini sering juga disebut
dengan masa golden age atau usia keemasan anak. Apabila stimulasi yang diberikan tersebut tidak didasarkan pada
karakteristik perkembangan anak, maka hasil dari perkembangan anak tidak akan maksimal, Batasan tentang anak
usia dini disampaikan oleh NAEYC ( National Assotion For Edocation Of Young Cildreen ) yang menyatakan
bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang 0 – 8 tahun, yang tercakup.dalam program Pendidikan
ditaman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga, Pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri di TK

xi
dan SD ( NAEY, 1992 ).

Beberapa pengertian anak usia dini menurut para ahli antara lain :

a. Pandangan pastalozzi ( 1746 – 1827 ) Mengemukakan bahwa anak harus aktif dalam menolong atau mendidik
dirinya sendiri. Implikasi pada pembelajaran bahwa pembelajaranpun harus maju selangkah demi selangkah

b. Pandangan John locke ( 1632 – 1704 ) John locke terkenal dengan teori “ tabularasa “. Teori ini berpendapat
bahwa ank lahir dalam keadaan seperti kertas putih sehingga lingkunganlah yang berpengaruh terhadap
pembentukan dirinya.Lingkunganlah yang mengisi kertas kosong tersebut yang dinamakan pengalaman.
Pengalaman anak akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak.

c. Jean Jacques rousseau ( 1712 – 1778 ) Jean Jacques rousseau adalah salah satu filusuf yang mendasari teori
mastrusional yang beranggapan bahwa Pendidikan bersifat alamiah menghasilkan dan memacu berkembangnya
kualitas semacam kebahagiaan spontanitas dan rasa ingin tahu. Dalam pemikirannya Jean Jacques rousseau
beranggapan bahwa anak lahir dalam keadaan baik, lingkunganlah yang membuat anak menjadi kuat

d. Friedrich Froebel (1782-1852) Menurut Foebel, sejak lahir dan menjalani masa kanak-kanak, seseorang harus
menjalani hidup sesuai perkembangannya. Secara kodrati, seorang anak membawa sifat baik, sifat buruk timbul
karena kurangnya Pendidikan dan pengertian yang dimiliki anak. Froebel juga menganjurkan agar indera anak
dilatih dengan pengamatan, eksplorasi atau peragaan terhadap mahluk hidup, melalui hal tersebut anak akan belajar,

e. Maria Montessori (1870-1952) Maria Montessori adalah seorang dokter bidang penyakit anak yang meyakini
bahwa Pendidikan di mulai sejak lahir. Bayi yang masih kecil perlu dikenalkan dengam orang-orang dan suara-
suara, diajak bermain dan bercakap-cakap agar anak-anak dapat berkembang menjadi anak yang normal dan
Bahagia. Dasar Pendidikan Montessori yaitu penghargaan terhadap anak, absorbent mind (pemikiran yang cepat
menyerap), sensitive periods (masa peka), penataan lingkungan sesuai dengan karakteristik dankebutuhan anak,
Pendidikan sendiri (pedosentris), masa peka, dan kebebasan.

f. Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara adalah tokoh Pendidikan Indonesia, berpandangan bahwa anak sebagai
individu yang memiliki potensi dan berkembang sehingga pemberian kesempatan yang luas bagi anak mencari dan
menemukan pengetahuan, secara tidak langsung akan memberikan peluang agar potensi yang dimiliki anak
berkembang dengan baik. Dari uraian diatas , dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada
pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga
diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian instuisi tersebut
harus diberikan melalui lingkungan yang bisa mendukung anak berkembang dengan baik. Bisa dimulai dari

xv
lingkungan keluarga, sekolah, dan tempat bermain. Karena lingkungan mempunyai peranan penting dalam
tercepainya pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Pengelompokan Anak Usia Dini Anak usia dini dapat dikelompokan menjadi tiga tahap pengelompokan anak
yaitu: a.Pengelompokan anak usia 0-2 tahun Pengelompkan anak usia 0-1 tahun dilakukan dalam rentang 3 bulan,
karena pada usia ini perkembangan sangat pesar, pengelompokan usia 1-2 tahun dilakukan dalam rentang 6 bulan
karena pada tahap ini perkembangan berlangsung tidak sepesat pada tahap sebelumnya.

b.Pengelompokan anak usia 2-4 tahun terdiri atas kelompok usia -2-3 tahun -3-4 tahun

c. Pengelompokan usia 4-6 tahun terdiri atas kelompok usia -4-5 tahun -5-6 tahun

3. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini memiilki karakteristik yang unik karena anak berada pada proses tumbuh kembang yang sangat
pesat dan fundemenatal bagi kehidupan berikutnya. Beberapa karakteristik untuk anak usia dini tersebut.(hartati,
2005)

a.Karakteristik Rasa Ingin Tahu yang Besar Anak pada usia dini sanga tertarik dunia sekitarnya. Anak ingin tahu
segala sesuatu yang ada disekitarnya. Rasa ingin tahu anak sangat bervariasi tergantung apa yang menarik
perhatianya.

b.Merupakan pribadi yang unik Merupakan Bredkamp (1987), anak memiliki keunikan sendiri seperti dalam gaya
belajar, minat, latar belakang keluarga. Keunikan yang dimiliki seorang anak susai dengan bawaan, minat,
kemampuan dan latar belakang, budaya serta kehidupan yang berbeda satu sama lain.

c. Suka berfantasi dan berimajinasi Anak sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh
melampauwi kondisi nyata. Anak mempunyai dunia sendiri, anak tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif
sehingga anak kaya dengan sifat fantasi.

d. Menunjukan sikap egosentris Anak melihat dunia dari sudut pandang sendiri dan kepentingansendiri. Anak yang
egosentris lebih banyak berfikir dan berbicara dirisendiri dari pada orang lain dan tindakannya bertujuan
memenangkan diri sendiri (Hurlock, 1983) hal ini bisa terlihat dari perilaku anak. Misal, berebut mainan, menangis
atau merengek jiika keinginannya tidak terpenuhi

e. Memiliki daya rentan konsentrasi yang pendek Pada umunya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan

xv
dalam jangka waktu yang lama. Anak selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali kegiatannya
yang disukai anak. Rentan konsentrasi anak usia 4-5 tahun umunya adalah 10 menitt untuk dapat duduk dan
memperhatikan.

f. Masa paling potensial untuk belajajar Pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat pada berbagai aspek. Oleh karena itu pada usia ini menjadi masa potensial untuk mempelajari sesuatu.

B. KOGNITIF

1. Mendorong pengembangna kognitif

Anak belajar banyak melalui dirinya sendiri, tetapi ia sering memerlukan pertolongan untuk memadukan apa yang
dipelajarinya sehingga tercipta konsep yang lebih komplek/rumit. Untuk alasan itulah,Guru/pendidik perlu
mengatur kegiatan yang terpusat pada anak dalam mengembangkan dan memproses kemampuan berfikir yang
spesifik. Anak

perlu ditwari berbagai kegiatan untuk bermain menjelajah lingkukngan, lebih banyak merespon pada rangsangan
dalam lingkungan dengan cara ynag sangat konstruktif/membangun yaitu ketika ia mengorganisir informasi
didalam otaknya dalm pola yang dapat diprediksi sejak usia sangat dini. Tetepi apabila anak hanya ditawari
permainan dengan sedikit atau tidak ada petunjuk sama sekali, mereka kadang-kadang mengalami kesulitan
menjelaskan dan memahami apa yang telah dia lihat atau jelajahi. Sebagai mana anak mendapatkan lebih banyak
pengalaman dari dunia sekeliling mereka sering membutuhkan pertolongan dalam mengorganisir hasil belajar yang
spesifik. Janice. J beati telah mengorganisir sejumlah pengembangn konsep yang muncul secara sistimatik melaliu
beberapa program perkembangna kognitif pada anak usia dini yaitu sebagai berikut:

a.Bentuk

Bentuk adalah salah satu dari konsep paling awal yang harusdikuasai

b.Warna

konsep warna dikembangkan dengan cara memperkenlkan warna satu persatu kepada anak dan menawarkan
beragam permainan dan kegiatan menarik yang berhubungna dengan warna

c.Ukuran

xv
Ukuran adalah salah satu yang diperhatikan anak secara husus

d. Pengelompokan

e. Pengurutan

2. Kesempatan bermain

Berdasarkan pemahaman kita terhadap teori Piaget, sekarang kita mengetahui bahwa perkembangna Intelek anak
memulai sejak masa bayi mulai terlibat dalam permainan sensori motor . Pada saat tumbuh anak memperluas
permainannya sebagai mana proses bermain menampilkan ciriciri yang baru. Bermain drama misalnya , biasanya
mulai dilakukan sejakanak usia 3 tahun. Pada kegiatan bermain drama ini anak meniru apa yang telah dialami,
sehingga bermain drama memberi banyak keuntungan yaitu menstimulasi anak untuk berfikir kreatif dan
meningkatkan kemampuan kognitifnya . Kegatan bermain juga dapat berisi beberapa macam situasi dimana anak
menemukan dan memecahkan masalah. Bermain menyediakan kesempatan untuk menjelajah dan mengalami
sendiri sebagai macam solusipada masalah yang sebenarnya

3. Inplikasi tiori Piaget dalam mendidik anak usia dini tentang

pengembangan teori kognitif Di akhir karirnya, Piaget (1971;1976) menulis tentang pendidikan , menawarkan
beberapa saran perubahan yang menarik perhatian pendidik dan mempunyai dampak yang besar dalam kurikulum
prasekolah dantingkat-tingkat awal sekolah (Gallagher dan Easley, 1978; Gisburgdan Opper, 1988) yaitu sebagai
berikut.Sesuaikan pendidikan dengan kesiapan anak untuk belajar. Pengalamanbelajar yang sesuai membangun
skema yang ada. Peaget menekankan anak lebih diuntungkan dari pengalman pendidikan yang tidak terlalu sulit
yangmenarik keingintahuannya, menentang pemahamannya saat ini, dan mendorongnya untuk mengevaluasi apa
yang telah diketahuinya. Jika pengalaman belajar terlalu rumit anak tidak dapat memahaminya, dan tidak ada
peristiwa belajar baru yang muncul.Sensitiflah terhadap perbedaan individal. Karena anak berbeda dalam rentangan
perkembangan intelektualnya, mereka tidak semua siap untuk belajar pelajaran yang persis sama. Dalam kurikulum
yang didasarkan pada teori Piaget, perbedaan individual ini diterima oleh guru, yang lebih merencanakan pada
kegiatan untuk anak secara individu atau kelompok kecil, dari pada untuk seluruh kelas ( Ginsburg dan Opper,
1988). Laksanakan pendidikan berdasarkan penemuan. Piaget mengkritik program pendidikan tradisional yang
sangat mengandalkan pada bentuk pembelajaran verbal yang pasif. Dia percaya bahwa anak secara alami memiliki
jiwa yang ingin tahu yang belajar secara maksimal jika mereka melakukan secara langsung di lingkungan mereka,
mencari objek yang terlibat dalam situasi yang memungkinkan mereka membangun pengetahuan baru bagi meraka.
Berdasarkan prinsip prinsip ini, Piaget menyarankan agar pendidik menghindari ceramah atau membuat anak pasif.
Dia berargumentasi bahwa anak harus didorong untuk menjelajahi macam macam perlengkapan pendidikan,

xv
misalnya : buku cerita, seni dan kerajinan tangan, puzzle, atau permainan, yang memungkinkanynya belajar sambil
melakukan. Menurut Piaget, anak harus dapat melakukan percobaan dan penelitian mereka sendiri. Guru/pendidik
dapat membingbing mereka dengan menyediakan bahan bahan yang sesuai, tetapi hal yang paling mendasar adalah
dalam rangka agar anak memahami sesuatu, anak harus membangunnya sendiri, ia harus menemukannya ( Piaget,
1972 ). Piaget juga menekankan bahwa pelajaran formal dapat disusun dengan cara belajar aktif sebagai contoh dia
percaya bahwa operasi aritmatika dasar dapat diilustrasikan secara maksimal dengan cara anak bermain kancing
dan melakukan penjumlahan dan pengurangan dari pada memperlihatkan kepada mereka operasi aritmatika di
papan tulis. Dengan kata lain, Piaget menekankan bahwa pekerjaan guru/pendidik tidak hanya melakukan
pengiriman fakta dan konsep atau secara aktif mendorong jawaban yang benar, tetapi juga menyediakan ruangan,
bahan dan petunjuk yang memungkinkan anak yang ingin tahu mengalami kepuasan yang timbul dari dalam dirinya
dengan menemukan pengetahuan untuk diri mereka sendiri. Piaget melihat pendidikan “berdasarkan penemuan”
sebagai sesuatu yang penting sebabdia percaya bahwa prinsip utama pendidikan adalah menciptakan seseorangyang
dapat melakukan sesuatu yang baru ( tidak sekedar mengulangi apayang telah dilakukan generasi sebelumnya ),
yaitu orang orang yang kreatif,pemula, dan penemu ( Piaget dalam Elkind, 1977 )

C. MEDIA DADU

1. Pengertian Media pembelajaran

Menurut Heinich, moelenda dan Russel ( 1993 ) media merupakan saluran komunikasi. Media berasal bahasa latin
dan merupakan bentuk jamadari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan
( A saurce ) dengna penerima pesan ( A Recivvier ).

Pengertian media menurut para ahli yaitu :

a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran ( Schramm, 1977 )

b.Sarana fisik yang menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, film, video,slide. ( ring, 1997 )

c. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya ( NEA,
1969 )Setelah mencermati beberapa pengertian diatas, ternyata yang disebut dengan media pembelajaran itu selalu
terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan / atau perangkat keras ( Hardware ) dan unsurpesan yang dibawa
( Message atau Software ). Unsur pesan ( Software ) adalah informasi atau bahan ajar dalam tema atau topik
tertentu yang akandisampaikan atau dipelajari anak sedangkan unsur perangkat keras ( Hardware ) adalah sarana
atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan tersebut. Dengan demikian, sesuatu yang baru dikatakan

xi
media pembelajaran jika sudah memenuhi unsur tersebut. Media diidentifkan dengan berbagai jenis peralatan atau
sarana Memang media dapat dikatakan sebagai sarana atau peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang
terpenting bukanlah perlatannya, tetapi pesan belajar yang dibawa oleh media tersebut atau guru yang
memanfaatkannya

Dengan demikian pengertian media pembelajaran dapatdisimpulkan sebagai berikut :

a. Media merupakan peralatan yang digunakan dalam peristiwa komunikasi dengan tujuan membuat komunikasi
lebih obyektif

b. Media pembelajaran merupakan peralatan pembawa pesan atau wahana dari pesan yang oleh sumber pesan
( Guru ) ingin diteruskan kepada penerima pesan ( Anak )

c. Pesan yang disampaikan adalah isi pembelajaran dalam bentuk temaatau topik pembelajaran

d. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar lebih bermakna bagi anak.

2. Nilai bermanfaat media pembelajaran

a. Manfaat media pembelajaran

1) Memungkinkan anak berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya

2) Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persefsi belajar pada masing – masing anak

3) Membangkitkan motivasi belajar anak

4) Menyajikan informasi belajar secara konsisten, dapat diulang, maupun disimpan menurut kebutuhan

5) Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh anak

6) Mengatasi keterbatasan waktu dan luang

b. Nilai –

nilai media pembelajaran

1) Mengkonkritkan benda yang abstrak

2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu bahaya atau sukar yang didapat kedalam lingkungan belajar

xx
3) Mengahadirkan objek yang terlalu besar

4) Memperlihatkan Gerakan yang terlalu cepat

c. Media dadu

Dadu adalah sebuah kotak yang berbentuk bujur sangkar dan mempunyai 6 sisi yang masing – masing sisinya
berbentuk segiempat, dan masing –masing sisi yang bersegiempat itu terdapat butiran –butiranlingkaran yang
berbeda jumlahnya yaitu mulai satu sampai enam. Media dadu tersebut dipakai oleh peneliti sebagai media
pembelajaran untukmeningkatkan kognitif anak. Media dadu merupakan media yang mudah dijumpai. selain untuk
berhitung dan mengingat angka, juga untuk mengenal warna dan bahasa anakd. Kegunaan dadu

Kegunaan dadu adalah mengembangkan daya fikir anak dalam menghubungkan dan mengingat angka, warna juga
bahasa anak.

e. Langkah –

langkah media dadu

Media yang digunakan oleh Guru adalah salah satu kunci pokok didalam keberhasilan suatu kegiatan dalam
pembelajaran mengenai kognitif anak .Langkah –langkah yang digunakan

1) Mempersiapkan anak

2) Menyediakan peralatan ( Media dadu )

3) Mempraktikan cara penggunaan media

4) menghubungkan media dengan pembelajaran anak (TEMA)

5) Menghubungkan media dengan bermain anak

f. Strategi pengembangan kognitif melalui media dadu

Strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif melalui dadu di Taman Kanak – Kanak
yaitu bermain dengan metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan kognitifanak serta
melibatkan anak dengan melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat memberikan berbagai pengalaman bagi anak,

xx
selain itu perlu juga memperhatikan motivasi dan minat anak sehingga kedua faktor itu betul – betul memberi
pengaruh yang besar dalam kemampuan kognitif anak.Strategi ini dilakukan dengan berbagai macam aktivitas yang
memperlihatkan kemampuan kognitif yang dimiliki anak. Seperti yang dikemukakan oleh Bomley ( 1992;216 )
strategi yang digunakan harus menyediakan dengan tepat sesuai dengan minat yang dibutuhkan anakkarena juga
melibatkan anak dan situasi yang berbeda dalam kelompok kecil, kelompok besar atau secara individual.

g. Langkah – langkah pembelajaran kognitif dengan menggunakan media daduLangkah – langkahnya adalah
sebagai berikut1) Persiapkan media yang akan digunakan untuk pembelajaran kognitif melalui media dadu

2) Kondisikan anak sebelum pembelajaran dimulai

3) Bagikan anak menjadi tiga kelompok

4) Guru memberitahu tema hari ini

5) Dengan dadu anak belajar kognitif

6) Ajak anak bermain dengan dadu Setiap kelompok berbeda pembelajaran. misalnya

• Kelompok satu ditugaskan untuk menggunting lingkaran pada kertas lipat yang berwarna warni

• Kelompok dua ditugaskan untuk menempelkan bentuk lingkarankemedia yang mempunyai segienam

• Kelompok tiga ditugaskan untuk bermain dadu diular tangga

h. Keterkaitan penggunaan media dadu dengan kemampuan kognitif Keterkaitan media dadu dengan kemampuan
kognitif anak adalah bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak, artinya belajar sebagai suatu
proses yang membutuhkan aktivitas baik fisik maupun fisikis, selain itu kegiatan belajar pada anak harus
disesuaikandengan tahap –tahap perkembangan mental anak. Karena perkembanganintelektual anak berkembang
sangat pesat pada kurun usia 0 tahun sampai usia prasekolah ( 4-6 tahun ). 5 tahun pertama dalam kehidupan anak
merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya, serta untukmeningkatkan perkembangan mental anak ke tahap
yang lebih tinggi dengan memperkaya pengalaman anak terutama pengalaman konkritdengan menggunakan benda
– benda disekitarnya. Sebagai contohpembelajaran kognitif pada anak melalui media dadu diusia dini, gurudapat
melakukan stimulasi pembelajaran. Oleh karena itu penelitimenggunakan media dadu sebagai media konkrit yang
ada disekitar anakuntuk mengenalkan berhitung dan mengingat angka anak dengan melatihdaya ingat dan daya
pikir anak. Dengan menggunakan media dadu ini, diharapkan anak mampu berhitung dan mengingat angka dengan
simbol – dan mengingat angka.

xx
xx
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Informasi subjek penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU KEC,KEI
BESAR KAB,MALUKU TENGGARA Pada kelompok B yang terdiri dari 12 anak

2. Waktu penelitian

Wasktu penelitian akan dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus yang pertama akan dilaksanakan pada hari senin tanggal
4 Mei 2020 dengan tema binatang peliharaan, sub tema ayam, sedangkan siklus yang ke 2 dengantema binatang
peliharaan, subtema sapi dilaksanakan pada hari jumattanggal 15 Mei 2020. Adapun langkah langkah yang
diguanakan penelitimengambil langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada setiap siklus
tindakan, penelitian melibatkan kolaborator untuk setiap tahapannya yang telah dilakukan sejak perencanaan
sampai analisis dataatau refleksi, dalam hal ini saya diarahkan oleh supervisor 1 yaitu Bapak Jenuri, S. AG, M. PD,
DR.

3. Karakteristik anak

Karakteristik anak usia TK adalah berada dalam periode sensitiveatau masa peka yaitu masa dimana suatu fungsi
tertentu perlu dirangsang atau diarahkan sehingga perkembangannya menjadi optimal. masa sensitiveini mencakup
sensitive terhadap lingkungan ( lingkungan sekolah, keluarga,maupun lingkungan tempat bermain anak ), sensitive
terhadap objek objek kecil, serta terhadap aspek aspek tentang kehidupan ( Marya Mentesori ). Pada masa ini anak
perlu di dorong untuklebih aktif lagi dalam mengembangkan kemampuan dasar anak.

xx
B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus Kegiatan

pengembangan ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus yang pertama Tanggal 4 mei dengan disertai RPPH-nya
dan siklus yang ke 2 tanggal 15 mei disertai dengan RPPH-nya. Dalam melaksanakan kegiatan perbaikan
perkembangan yang dimulai dengan membuat perencanaan , pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi dan
lembar revleksi, yang digunakan untukmengetahui sejauh mana kelebihan dan kelemahan pelaksanaan
pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada kegiatan selanjutnya.

1. Siklus 1

a. Perencanaan Kegiatan yang akan dilaksanakandalam perencanaan mencakup kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

1) Membuat kegiatan mingguan ( RPPM ) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan ( RPPM ) Siklus Ke 1
RPPH Ke Pembukaan Inti Penutup

RPPH Ke Pembukaan Inti Penutup

I Berbaris bersama Bercerita tentang binatang sapid an menghitung Reccelling

Kaki sapi

II Berhitung 1- 10 Menghitung angka dengan urut Penugasan untuk

Esok hari

III Bernyanyi dengan Menjiplak tutup botol Bernyanyi untuk

Menirukan suara pulang

binatang

IV Berjalan pada garis Menggunting kertas hasil jiplakan tutup botol Berdoa penutup

lurus

V Menirukan gereakan Menempel pola lingkaran ke keler Musapahah

xx
sapi

2) Membuat Rencana Pembelajaran Harian RPPH ke 1

a) Kegiatan awal Diawali dengan berbaris kemudian berhitung

b) Kegiatan inti Dikegiatan ini diawali dengan berdo’a dikelas sebelum kegiatan bercerita dengan judul cerita
binatang sapi kemudian berhitung kaki sapi, bercakap – cakap kemudian penugasan unjuk kerjaanak

c) Istirahat Anak – anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a sebelum makan , kemudian bermain bersama

d) Kegiatan penutup Dikegiatan akhir Guru menanyakan kegiatan apa yang paling disukai hari ini, Reccelling,
evaluasi kegiatan, berdo’a, salam, pulang.

e) Menyusun sekenario perbaikan Langkah–langkah perbaikan. Adapun langkah – langkah perbaikan pada siklus ke
1 adalah :

• Guru mempersiapkan setting ruangan yang akan digunakan

• Guru mengelompokan anak menjadi 3 kolompok

• Guru menyiapkan media yang akan digunakan

• Guru memperlihatkan media pembelajaran

• Guru menjelaskan cara mengurutkan angka melalui mediadadu

• Guru memberikan motifasi agar anak mau mengikuti kegiatan pada hari ini

• Guru memulaikegiatan menggunakan angka melalui permainan dadu

• Guru memberi penugasan kepada anak sesuai kelompoknya masing-masiang

• Guru memberikan penilain dan umpan dari kegiatan perbaikan.

• Menyiapkan media pembelajaran

• Menyusun alat penilaian data yaitu lembar observasi anak dan lembar observasi guru

b. Pelaksanaan penilitian

xx
Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 mei 2020. Dalam hal ini peneliti akan
melaksanakan pembelajaran tentang bagaimana penerapan media dadu untuk meningkatkan kemampuan kognitif
anak. Adapun langkah – langkah kegiatan pelaksanaan sebagai

berikut :

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru mengawali dengan salam, menyapa anak dan dilanjutkan dengan berbaris bersama
kemudian guru menanya kepada anak tentang hari dan anak menyebutkannya,kemudian guru mengajak anak untuk
berhitung, benyanyi dan berjalan lurus, setelah itu masuk kelas dan berdo’a untuk memulai kegiatan dikelas.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan ini guru menerapkan penggunaan media dadu denganlangkah – langkah sebagai berikut :

a) Guru mengelompokan anak menjadi tiga kelompok

b) Guru memperkenalkan media pembelajaran

c) Guru menjelaskan aturan – aturan yang dilakukan

d) Guru mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan anak

e) Guru memberikan pertanyaan tentang kegiatan yang telah

dilakukan anak untuk mengetahui penguasaan pada anak

3) Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup guru memberikan umpan balik kepada anak dengan memberikan pertanyaan tentang
kegiatan yang sudah dilakukan. Memberikan pujian kepada anak, memberikan informasi untuk kegiatan esok hari,
berdoa sebelum pulang, salam, pulang.

c. Pengamatan Pengamatan siklus pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 mei tahun 2020 dengan tema
binatang peliharaan sub tema binatang sapi. Peneliti akan menetapkan supervison 1 yang membantu dalam
melaksanakan perbaikan, berdiskusi tentang pembuatan rancangan satu selama proses perbaikan

d.Refleksi

Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah dilakukan peneliti dengan dibantu oleh supervisor

xx
1 akan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil dan dampak tindakan dari berbagai kriteria.
Berdasarkan hasil dari refleksi guna dapat memeperbaiki terhadapa rencana awal. Dengan refleksi peneliti dapat
mengetahui rencana yang sudah berhasil dan rencana yang masih perlu diperbaiki pada silklus yang ke 2 dalam
melakukan refleksi peneliti akan mempertimbangkan beberapa hal antara lain :

1) Hasil APKG 1 dan APKG 2 yang dinilai oleh supervisor 1

2) Peneliti juga akan mendiskusikan perlengkapan penelitian tindakan kelas seperti RPPH, RPPM, scenario
pembelajaran

3) Peneliti akan melakukan refleksi dengan bantuan dari supervisor

1 yang akan melihat kekurangan dan kelebihan selama berlangsungnya perbaikan pada siklus pertama dan kedua.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam perencanaan mrncakupkegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
kognitif dengan langkah – langkah sebagai berikut.

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran Mingguan


( RPPM ) Siklus ke II RPPM Ke Pembukaan Inti Penutup

RPPM Ke Pembukaan Inti Penutup

I Berbaris bersama sama Menulis angka Recalling

II Tepuk ayam jago Mengurutkan angka dalam bentuk dadu Penugasan untuk

Hari esok

III Menirukan suara ayam dan Mengocok dengan dadu kemudian Doa sesudah

Berjalan sweperti ayam Menempelkan jumlah dadu dengan belajar

Memainkan jam mainan

IV Bercerita tentang ayam Salam

V Pulang

xx
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Harian ( RPPH ) RPPH KE I

1. Kegiatan awal

Diawali dengan berbaris, bertepuk, kemudian berjalan sambil menirukan ayam jago

2. Kegiatan Inti

Menuliskan angka dengan mencontohnya, Mengurutkan angka,kemudian mencocoknya.

3. Istirahat

Anak – anak sebelum makan cuci tangan dan kemudian bermain bersama

4. Akhir

Dikegiatan akhir, guru merecceling , menugaskan kegiatan untu hari esok, berdo’a, salm, pulang.

b. Pelaksanaan penilitian Penelitian siklus ke II dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 15 mei 2020. Dalam hal ini
peneliti akan melaksanakan pembelajaran tentang bagaimana penerapan media dadu untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak. Adapun langkah –langkah kegiatan pelaksanaan sebagaiberikut :

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru mengawali dengan salam, menyapa anak dan dilanjutkan dengan berbaris bersama
kemudian guru menanya kepada anak tentang hari dan anak menyebutkannya, kemudian guru mengajak anak untuk
tepuk ayam jago benyanyi dan berjalan sambal menirukan suara ayam, setelah itu masuk kelas dan berdo’a untuk
memulai kegiatan dikelas.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan ini guru menerapkan penggunaan media dadu dengan langkah – langkah sebagai berikut :

xx
f) Guru mengelompokan anak menjadi tiga kelompok

g) Guru memperkenalkan media pembelajaran

h) Guru menjelaskan aturan – aturan yang dilakukan

i) Guru mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan anak

j) Guru memberikan pertanyaan tentang kegiatan yang telah dilakukan anak untuk mengetahui penguasaan pada
anak

3) Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup guru memberikan umpan balik kepada anak dengan memberikan pertanyaan tentang
kegiatan yang sudah dilakukan. Memberikan pujian kepada anak, memberikan informasi untuk kegiatan esok hari,
berdoa sebelum pulang, salam, pulang.

c. Pengamatan Pengamatan siklus pertama dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 15 mei tahun 2020 dengan tema
binatang peliharaan sub tema binatang ayam. Peneliti akan menetapkan supervison 1 yang membantu dalam
melaksanakan perbaikan, berdiskusi tentang pembuatan rancangan satu selama proses perbaikan Refleksi
Berdasarkan hasil dari refleksi yang pertama guna dapat memeperbaiki terhad apa rencana awal, maka dengan
kegiatan siklusyang ke II sesuai dari perbaikan yang dilaksanakan pada siklus 1

1) Hasil APKG 1 dan APKG 2 yang dinilai oleh supervisor 1

2) Peneliti juga akan mendiskusikan perlengkapan penelitian tindakan kelas seperti RPPH, RPPM, scenario
pembelajaran

3) Peneliti akan melakukan refleksi dengan bantuan dari supervisor 1 yang akan melihat kekurangan dan kelebihan
selama berlangsungnya perbaikan pada siklus kedua.

xx
BAB IV

PELAKSANAAN SIKLUS

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian siklus satu dan siklus dua terdiri daridua pertemuan baik yang berkaitan dengan belajar
ataupun pengamatanBAB II

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Hasil penilaian kemampuan merencanakan perbaikan pengembangan ( APKG ) 1. Hasil APKG ini didapatkan pada
perencanaan siklus pertama, yang penilaiannya dilakukan oleh super visor 1 yaitu Bapak Jenuri S. AG,MPD, DR.
Yang dilaksanakan siklus pertama pada hari senin tanggal 4 mei 2020

• Merumuskan indikator kegiatan pengembangan

• Menentukan alat dan bahan

• Menentukan tujuan dan langkah perbaikan

• Merencanakan cara perbaikan penelitian Hasil Penilaian Kemampuan Melaksanakan Perbaikan Pengembangan

b. Pelaksanaan

• Menata ruang dan sumber belajar

• Melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan

• Bersikap terbuka dan luwes

• Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan

• Kesan umum pelaksanaan perbaikan bahasa anak dan penampilan guru dalam perbaikan kegiatan pengembangan

nialai rata – ratanya 4,125 artinya baik

xx
1) Hasil Penilaian Kemampuan Penggunaan Media Dadu

• Memperhatikan Media pembelajaran

• mengenalkan dan memperlihatkan media pembelajaran

• Menjelaskan dan memberikan contoh aturan pada kegiatan

• Memberikan tugas yang harus dilakukan pada anak

• Memberikan motivasi

2) Rencana Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pengembangan Harian ( RPPH)

Tema : Binatang Peliharaan

Sub Tema : Sapi

Kelompok : B

Hari /Tanggal : Senin, 4 Mei

IDIKATOR KEGIATAN MEDIA PENELITIAN

ALAT Hasil Penilaian

Penilaian

B M BS BS

B B H B

Terbiasa PEMBUKAAN Oservasi

Mengyucapkan 1.Berbaris

Salam Guru men gajak anak

xx
Untuk berbaris di

Anak mampu Halaman

Berhitung dengan 2.Berhitung

lancar 3.Mengucapkan

Salam

4.Transisi

Berdoa sebelum dan KEGIATAN INTI

Sesudah 1.Anak masuk kelas


melaksanakan
2.Berdoa
Kegiatan
3.Mengunjungi

Kandang sapi

Info Hari Ini

Mengamati

a.Guru dan anak ke

kandang sapi

b.Guru
memperlihatkan
makanan sapi

c.Tanya jawab

Menanya

a.Guru memotivasi

anak

xx
b.Anak dan temannya

berdiskusi

Anak mampu c.Guru memberi


penguatan
Menyebutkan

Kehidupan sapi
Mengumpulkan
Sesuai dengan yang
Informasi
Dilihat secara
a.Mencari jawaban
Kongkrit
pada anak

b.Guru memberi

dukungan

Anak Menalar
Observasi
Anak menyebut
bagian dan manfaat

Sapi

Anak

Mengkomunikasikan

1.Menjiplak tutup
Tutup botol
Botol ke kertas lipat

2.Menggunting kertas
Anak mampu
Lipat

xx
Mengerjakan 3.Menempel bentuk Kertas lipat

Tugas dengan Lingkaran ke keler

Menjiplak,menempel Yang berbentuk Gunting

Dan menggunting Persegi kemudian Unjuk

Berbentuk dadu Lem kerja

Keler
persegi

ISTIRAHAT

1.Bermain bebas

2.makan bersama

PENUTUP

1.Recalling

2.Evaluasi

3.Info untuk esok

4.Doa

5.Salam

6.Pulang

c. Pengamatan

Pengamatan menunjukan bahwa pada pelaksanaan siklus ke I semua langkah – langkah pembelajaran Belum
muncul dan semua kegiatan menunjukan perbaikan

xx
d. Refleksi

Pada pelaksanaan perbaikan siklus ke 1 pada Tg 4 mei peneliti bersama superfisor I melakukan berupa cara
pembelajaran yang direkam melalui vidio yang dikirimkan lewat link. Adapun kegiatan – kegiatan Pada siklus ke I
di rancang melalui RPPH dengan tema binatang peliharaan dan sub tema Ayam dimulai dari kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, sampai kegiatan penutup.adapun Unjuk kerjanya dari kegiatan inti adalah :

a) Menjiplak tutup botol ke keretas lipat untuk membentuk lingkaran

b) Menggunting bentuk lingkaran dari keretas lipat Menempel bentuk lingkaran dari keretas lipat ke keler yang
berbentuk segi empat kemudian membentuk jadi dadu Adapun kegiatan – kegiatan Pada siklus ke I di rancang
melalui RPPH dengan tema binatang peliharaan dan sub tema Ayam dimulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan
inti, sampai

kegiatan penutup.adapun Unjuk kerjanya dari kegiatan inti adalah :

a) Menjiplak tutup botol ke keretas lipat untuk membentuk lingkaran

b) Menggunting bentuk lingkaran dari keretas lipat

c) Menempel bentuk lingkaran dari keretas lipat ke keler yang berbentuk segi empat kemudian membentuk jadi
dadu

d) Menempel bentuk lingkaran dari keretas lipat ke keler yang berbentuk segi empat kemudian membentuk jadi
dadu

2. Siklus II

a. perencanaan Hasil penilain kemampuan merencanakan perbaikan perkembangan

• Merumuskan indikator kegiatan pengembangan

• Menentukan alat dan bahan

• Menentukan tujuan dan langkah perbaikan

• Merencanakan setting ruangan

xx
• Tampilan video rencana perbaikan

b. pelaksanaan

1. Hasil penilain kemampuan melaksanakan perbaikan perkembangan

• Menata setting ruangan

• Melaksanakan Perbaikan kegiatan pengembangan

• Bersikap terbuka dan luwes

• Mendemonstrasikan kegiatan khusus dalam perbaikan

• Kesan umum pelaksanaan perbaikan

2. Hasil penilain kemampuan penggunaan media dadu

• Menyiapkan setting ruangan

• Mengenalkan media pembelajaran

• Menjelaskan aturan-aturan pada kegiatan

• Memberikan contoh pembelajaran dengan media dadu

• Memberikan tugas yang harus dilakukan anak

• Memberikan motivasi

• Memberikan penguatan terhadap penampilan

xx
3. Rencana pembelajaran Membuat rencana pembelajaran harian RENCANA PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN HARIAN ( RPPH)

Tema : Binatang Peliharaan

Sub Tema : Ayam

Kelompok : B

Hari/Tangga : Jum’at 15 Mei 2020

Penilaian

Indikator Kegiatan Media Alat Hasil penelitian

Penilaian B M BS BS

B B H B

Terbiasa PEMBUKAAN

Mengucapkan 1.Berbaris

Salam,berbicara Guru mengajak

Lancer dengan Anak untuk berbaris Observasi

Mengunakan Di halam

Kalimat yang 2.mengucap salam

kompleks 3.Transisi

Berdoa Kegiatan Inti

Sebelum 1.Anak anak masuk

xx
Melaksanakan Kelas

kegiatan Anak anak masuk

Kelas dan duduk di

Kursi masing

Masing

2.Berdoa

Anak mengucap Obsevasi

Doa sebelum

Belajar

3.Anak mampu

Menyebutkan

Bagian bagian ayam

Informasi kegiatan

Hari ini

Anak Mengamati

Mampu 1.Guru membawa

Menyebutkan Ayam hidup

Bagian bagian Keruangan Observasi

Ayam 2.Guru

Memperlihatkan

Ayam pada anak dan

Menyebutkan nama

xx
Nama bagian bagian

Ayam

Anak Mampu Menanya

Bercerita 1.Guru memotifasi

Tentang ayam Untuk bertanya

2.Guru memberi

Kesempatan kepada

Temannya untuk

Bertanya

3.Guru memberikan

Penguatan

Anak mampu Anak

Menanya dan Mengumpulkan

Menjawab Informasi

Pertanyaan 1.Mencari jawaban

Teman teman pada

Tahap menanya

2.Guru memberi

Dukungan

xl
Anak menalar

1.Guru menugaskan

Menghitung ayam

Anak mampu Pada gambar

Menghitung

Gambar ayam Anak

Mengkomunikasikan Unjuk kerja

1.Anak

Anak mampu Mengurutkan ayam

Mengurutkan Dari yang besar ke

Gambar dan Yang kecil

angka 2.Anak

Mengambar ayam

Pada angka secara

Berurutan

3.Anak meletakan

Angka pada fuzle

Anak mampu Istirahat

Makan dan 1.Makan

Cuci tangan 2.Bermain

Sendiri

xli
PENUTUP Observasi

Anak melakukan 1.Recelling

Kegiatan rutin 2.Evaluasi

Berdoa setiap 3.Penyimpanan

Akhir kegiatan Kegiatan untuk

Hari esok

4.Berdoa

5.Mengucap salam

e. Pengamatan

pengamatan menunjukan bahwa pada pelaksanaan siklus ke II semua langkah – langkah pembelajaran muncul dan
semua kegiatan perbaikan ini secara keseluruhan bernilai sangat baik

f. Refleksi

Pada pelaksanaan perbaikan siklus kedua tanggal 15 Mei 2020 peneliti bersama superfisor I melakukan diskusi
hasil pelaksanaan perbaikan siklus ke I pada Tg 4 mei 2020, berupa cara pembelajaran yang direkam melalui vidio
yang dikirimkan lewat link.Pada siklus ke II yang dilaksanakan pada tg 14 mei peneliti membuat lagi rekaman
video pembelajaran dengan kegiatan – kegiatan yang dirancang melalui RPPH dengan tema Binatang peliharaan
dan sub tema ayam dimulai dengan kegiatan pembuka sampai kegiatan inti dengan unjuk kerjanya dibagi menjadi 3
kelompok yang masing masing kelompok mengerjakan unjuk kerja dengan masing – masing tugas

a) kelompok ke 1 Menulis angka dengan mencontohnya lewat media dadu

b) Kelompok ke 2 Menggunting dan menempelkan

c) Kelompok ke 3 Mengocok dengan dadu kemudian hasil kocokan dadu jumlahnya di tempelkan ke media jam
dinding

B. Pembahasan

xli
Berdasarkan observasi hasil dari pelaksanaan siklus satu dan siklus II menunjukan bahwa pembelajaran siklus ke II
lebih bermakna dan lebih menitik beratkan ke aspek kognitif dengan tujuan anak lebih mudah mengingat angka
melalui media dadu dari pada siklus ke 1 Dari pembelajaran siklus 1 dibandingkan dengan pembelajaran siklus ke
II yang lebih menitik beratkan ke media dadu maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran memakai
media dadu lebih mudah mengingat angka dari pada pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus Pertama Adapun
beberapa kelebihan dalam pembelajaran siklus yang ke II

adalah :

Persiapan yang lebih baik disbanding dengan siklus 1

a) Setting ruangan lebih effektif

b) Prosedur dan langkah – langkah pembelajaran lebih diperhatikan oleh peneliti

c) Membuat media pembelajaran lebih baik untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan karena proses
pembelajaran yang menyenangkan anak untuk membuat anak antusias dalam mengikuti pembelajaran.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data diatas secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dadu
untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak di PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU KEC.ELAT
KAB.MALUKU TENGGARA. Peningkatan kemampuan kognitif anak di kolompok B khususnya pada bidang
kemampuanKognitif melalui media dadu, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan pada aspek kegiatan,
perencanaan, perbaikan dan replersi pada siklus 1 dan siklus II. Hasil dari perencanaan perbaikan pada siklus I ke
siklus II mengalamipeningkatan karena pada kemampuan pelaksanaan perbaikan pengembangan sudah disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media dadu untuk meningkatkn kognitif pada anak kelompok B di PAUD SANTO YOHANIS REYAMRU
KEC.ELAT.KAB MALUKU TENGGARA, dapat dikatagorikan berkembang sangat baik, dan pencapain hasil
yang sangat memuaskan pada akhir siklus 2.

C. Saran Berdasarkan hasil Penelitian dapat d saran-saran yang bermanfaat diantaranya:

1. Bagi Guru

xli
a. Agar kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dadu dengan baik maka pendidik harus melibatkan
anak aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

b. Guru hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar kegiatan belajar mengajar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan

2. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan bahwa dengan menggunakan media dadu dapat
meningkatka kognitif.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Bardekamp. Sue., 1987, Development Appropriate Practice in Early Childhood Program Serving Children From
Birth Through Age 8. Expendded Edition Washington, DC:NAEYC Sujiono, Yuliani Nuraeni.(2018). Metode
Pengembangan Kognitif. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka Zaman, Badru dan dan Hermawan Asep
Herry.2016. Media dan Sumber Belajar Paud. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

xli

Anda mungkin juga menyukai