Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ali Zaenal Abidin Alatas

Prodi: BKI

Semester: III

A. Peranan Keluarga Terhadap Perkembangan Sosial

Nama saya Ali Zaenal Abidin Alatas saya saat ini berumur 19 tahun dan saya biasa
dipanggil Alex, nama panggilan ini digunakan oleh hampir semua orang yang saya kenali
karna saya selalu memperkenalkan diri sebagai “Alex”. Nama panggilan ini berasal dari
nenek saya yang sejak kecil memanggil saya dengan nama Alex karna jika nama “Ali” yang
berasal dari Arab dikonversikan ke nama dari daerah barat akan menjadi “Alex”. Selain
alasan yang ini.. ada juga alasan kedua dan mungkin sebenarnya alasan pertama saya
dipanggil dengan nama lain daripada nama Ali yakni karena almarhum kakek saya
mempunyai nama depan yang sama dengan saya, beliau adalah habib terkenal di kota saya
lahir yaitu Purwakarta. Beliau terkenal karna ilmu nya yang bisa menyembuhkan penyakit
orang orang yang datang kepadanya, bahkan salah satu teman dekat beliau pernah bilang ke
saya bahwa dia pernah melihat kakek saya mengeluarkan uang dari tembok. Cukup menarik
bukan? Bagi saya juga cerita ini cukup menarik dan akan susah dipercaya oleh orang yang
belum pernah bertemu dengan kakek saya. Hidup di keluarga yang sangat kental dengan
agama mengajarkan saya banyak hal, salah satunya yaitu segala sesuatu itu bisa terjadi atas
izin Allah swt.

Saya lahir di Purwakarta pada tanggal 11 Juni 2003, pada saat saya lahir ibu kandung
saya terkena sindrom “baby blues” yakni kondisi ketika suatu orang (perempuan) yang baru
saja melahirkan gampang merasa cemas, gelisah, mudah tersinggung dan sebagainya.
Mungkin pada saat itu keluarga besar saya tidak mengerti apa itu sindrom baby blues, dan
mengira ibu saya hanya tidak ingin merawat saya. Ibu kandung saya juga seseorang yang
suka bergaul dengan teman teman sebaya nya, akan tetapi karna keluarga besar saya sangat
kental dengan agama mereka tidak mengizinkan ibu saya untuk pergi bermain dengan teman
teman nya. Seringkali ibu saya keluar dan meninggalkan saya untuk bermain keluar rumah
bersama teman teman nya tanpa izin kepada ayah maupun keluarga saya, karna hal ini ibu
saya seringkali berdebat dengan keluarga yang pada akhirnya ibu saya yang memiliki ego
tinggi beserta ayah saya yang juga memiliki ego tinggi memutuskan untuk bercerai. Pada saat
itu saya belum bisa memilih untuk tinggal dikeluarga mana karna saya masih bayi, saya pun
belum pernah diberikan asi oleh ibu kandung saya sendiri.

Pengadilan memutuskan bahwa saya harus tinggal dengan ayah saya karena keluarga
ayah saya lebih mampu untuk merawat saya. Saat saya kecil saya dirawat oleh pembantu
suruhan ayah saya, saya jarang sekali bertemu dengan ayah saya karna dia sibuk bekerja,
untuk pulang kerumah pun dia jarang karna kesibukan nya diluar. Saya tidak pernah
merasakan yang namanya kekurangan uang karna ayah saya walaupun dia cuma lulusan SMP
dia selalu mencukupi kebutuhan saya. Akan tetapi saya merasa bahwa saya kurang diberi
kasih sayang oleh dia.. memeluk dia pun saya tidak pernah. Ayah memakai didikan otoriter
untuk mendidik saya, perkataan dia adalah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa di diskusikan
lagi, dia juga seringkali memukuli saya ketika saya membuat kesalahan. Setiap kali saya
dipukuli karna kesalahan saya, saya selalu berharap bagi waktu untuk cepat berlalu.

Hidup dengan orang tua yang kurang ilmu untuk merawat anak sangat berdampak
bagi kehidupan sosial saya, karena didikan otoriter dan kekurangan ilmu ayah untuk cara
mendidik anak dengan baik saya sekarang hidup dengan gangguan jiwa bipolar dan
skizofrenia. Bipolar saya seringkali kambuh ketika saya dihadapkan dengan banyak masalah,
saya akan merasa bahwa tidak ada jalan untuk keluar dari permasalahan tersebut. Dan
skizofrenia saya sangat seringkali kambuh dimanapun saya berada, saya sangat sering
mendengar ayah memaki saya padahal orangnya saja tidak ada di dekat saya. Juga saat
didalam ruangan tertutup saya sering mendengar seseorang mengetuk pintu dengan kencang.
Kepala saya sangat sakit usai mendengar bisikan bisikan yang tidak nyata ini, asam lambung
saya juga seringkali kambuh karna skizofrenia yang saya idap.

Hidup dengan kedua gangguan jiwa ini sangat menganggu kehidupan sosial saya, saya
tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang bukan.. ingatan saya juga sangat
buruk karna skizo yang saya idap. Saya hanya bisa berharap untuk suatu saat nanti saya bisa
bersosialisasi dengan normal dan berhenti ke psikiater untuk berobat karna saat ini saya
belum bisa lepas dari obat, tanpa obat mungkin sekarang saya sudah gila.

B. Peran Sekolah Terhadap Perkembangan

Sekolah formal sangat berpengaruh dalam perkembangan sosial saya, dulu saya
bersekolah di SMP 1 Purwakarta. Saya bisa bersekolah di SMP favorit karna saya
memenangkan lomba storytelling tingkat kota juara 3 untuk mendaftar di SMP tersebut. Jika
saya diberikan kesempatan untuk memutar balikan waktu saya mungkin akan memilih untuk
tidak bersekolah disana. Bersekolah disana sangat menekan batin saya karna disana saya
dibully selama 3 tahun lamanya. Persaingan disana sangat ketat dan saya bukanlah anak
murid yang mudah paham materi.. saya butuh berkali kali untuk mengulang materi tersebut
agar paham. Saya ditempatkan di kelas C yaitu kelas bahasa inggris, kelebihan saya hanya
fasih dalam berbahasa inggris dan berhubung kelas C adalah kelas bahasa kelebihan saya
disana bukanlah apa apa. Disana saya hanya murid biasa yang tidak mempunyai bakat lain,
teman teman sekelas mempunyai gengsi yang tinggi.. sayangnya saya tidak bisa mengikuti
lifestyle mereka dan saya dibenci oleh mereka. Saya jarang sekali mendapatkan kelompok,
hanya sedikit guru yang membela dan mencarikan saya kelompok. Guru guru yang lain
kebanyakan menutup mata dan membiarkan saya sendiri. Melihat tindakan guru yang tidak
mendidik muridnya dengan baik sangat membuat saya hilang harapan, saya juga sudah
mencoba bercerita kepada guru disana tetapi saya mendapatkan respon yang tidak baik.

Padahal seharusnya sekolah mengajarkan anak muridnya untuk belajar bekerjasama


dengan kawan kawan nya dan memahami diri demi kepentingan orang lain tapi sayangnya
saya tidak mendapatkan itu semua, saya diajarkan untuk mandiri dan mengerjakan semuanya
sendiri tanpa bantuan orang lain.. setelah lulus dari SMP saya menjadi anak yang tidak suka
bersosialisasi. Akan tetapi semua berubah ketika saya memilih untuk bersekolah di SMA 3
Purwakarta. Saya memilih SMA yang bukan favorit karena saya menghindar dari teman
teman SMP saya yang kebanyakan memutuskan untuk bersekolah di SMA 1 dan 2. Di SMA
3 saya ditempatkan di kelas IPS 1 dari hasil psikotes nya, menurut saya hasil psikotes yang
dilakukan di SMA untuk pembagian kelas sangat cocok dengan saya karna teman teman saya
disana bisa membuat saya yang dulunya saya merasa tidak pantas memiliki teman menjadi
saya yang gemar mengobrol dengan orang orang sekitar. Transformasi saya dari anti sosial
menjadi gemar bersosialisasi memang membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi
perubahan ini bisa terjadi karena lingkungan yang mendukung.

C. Peran Lingkungan Kerja

Saya belum pernah terjun ke dunia pekerjaan tetapi menurut saya individu yang baru
memasuki dunia kerja akan mengalami transformasi yang sangat besar mulai dari kebiasaan
nya dan jam tidurnya yang akan berubah karna kesibukan barunya, emosinya yang
berkembang secara perlahan karena di dalam lingkungan kerja individu harus belajar untuk
berusaha menyesuaikan diri dengan nilai norma yang berlaku didalamnya, orang yang
sebelum masuk dunia kerja arrogant dia akan belajar untuk lebih rendah hati dan perlahan dia
akan belajar cara untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari diskusi bersama rekan kerja nya.
Biasanya orang yang bekerja di perusahaan yang besar akan belajar untuk mempunyai cara
kerja yang tersusun, disiplin, tekun dan pantang menyerah untuk mendapatkan hasil yang dia
inginkan.

D. Peran Media Massa


Menurut saya dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu
kebutuhan yang sangat penting terutama untuk menerima dan menyampaikan informasi dari
satu pihak ke pihak yang lain. Media sosial yang paling sering kita gunakan contohnya
WhatsApp, Instagram, Youtube dan sebagainya sangat penting bagi masyarakat untuk
bersosialiasi maupun mencari hiburan.
Di zaman sekarang yang modern ini tanpa media sosial masyarakat akan mengalami
kemunduran karna media sosial mempunyai segala informasi yang dibutuhkan, contohnya
ketika saya sebagai anak kost dan ingin belajar memasak untuk menghemat budget bulanan
yang diberikan orang tua saya akan membuka salah satu aplikasi di HP (Handphone) dan
mencari video video memasak untuk belajar cara memasak disana.
Media sosial ini juga penting bagi para orang tua yang sedang lelah untuk bermain
dengan anaknya, orang tua bisa menggunakan media sosial seperti youtube untuk mencari
suatu hiburan yang ditunjukan kepada anak anaknya seperti video kartun, juga dari yang saya
ketahui.. mengajarkan anak sesuatu lebih baik menggunakan media daripada tidak
menggunakan apapun. Di zaman sekarang akan lebih mudah membimbing anak
menggunakan media sosial karena disana terdapat banyak video pelajaran.
Akan tetapi media sosial juga memiliki banyak kekurangan, contohnya para orang tua
bisa saja lalai menjaga anak karena mereka sibuk dengan handphone nya sendiri. Dan anak
juga bisa saja membuka situs situs terlarang seperti pornografi tanpa sepengetahuan orang
tua, kecanduan main handphone, mengalami rabun jauh karna handphone dan sebagainya.
Semua permasalahan ini sebenarnya punya solusi yang mudah. Para orang tua harus
membatasi waktu anak untuk memainkan handphone, menyalakan fitur guided access untuk
membatasi anak dari membuka aplikasi yang tidak diperbolehkan dibuka.
Media massa ini sangat berpengaruh kepada perkembangan sosial saya karena dari
handphone saya belajar apa yang asalnya saya tidak tahu menjadi tahu, saya juga
mendapatkan banyak teman online yang tinggal jauh dari bogor dan bisa saya ajak bertukar
pikiran, di ajak bercanda dan sebagainya. Di masa saat saya sedang di fase anti sosial juga
saya lebih banyak mengobrol melewati media sosial karena pada saat itu saya belajar untuk
perlahan kembali bersosialisasi dengan orang lain tanpa harus mengeluarkan energi yang
banyak untuk bertemu mereka.
Dan saya pribadi juga sangat terhibur karena banyaknya hiburan di handphone untuk
menemani saya disaat saya sedang sendiri, biasanya di waktu senggang saya menonton tiktok
untuk mendapatkan hiburan. Selain hiburan tiktok juga berisikan banyak pembelajaran nya,
banyak psikiater, psikolog yang mengedukasikan ilmu yang telah mereka pelajari di platform
tiktok. Selain itu saya juga menyukai aplikasi ini karena disini saya bisa membuat video lucu
bersama teman teman. Saya juga suka mengedit video yaa.. walaupun masih pemula platform
ini bisa dipakai saya untuk menunjukan hasil editan nya ke orang lain yang ada diluar sana,
sesekali juga salah satu follower saya meminta untuk di editkan sesuatu dan saya dengan
senang hati memenuhi permintaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai