Anda di halaman 1dari 2

Bersyukur Jadi Penyalur Kasih Allah

Satu tahun hidup bersama dengan anak-anak dan remaja di Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas
membuat sisi rohaniah saya kian berkembang. Dari anak-anak yang lucu, polos, juga kadang nakal
ini, saya belajar banyak hal termasuk mengampuni dengan tuntas tanpa ada dendam. Saya
memaknai panggilan Tuhan dalam hidup saya supaya jadi teman, alat penyalur atau perpanjangan
kasih Tuhan bagi mereka yang dititipkan di sini.

Hal terindah dalam hidup adalah bersyukur ,bersyukur atas apa yang dipunyai saat ini .saya
bersyukur kepada Tuhan yang menanamkan panggilan ini dalam diri saya dan masih terpelihara
hingga sekarang Tuhan mencintai ,dan Tuhan memanggil saya .Saya dipanggil-Nya menjadi seorang
biarawati yang biasa disebut suster.

Pada awal- awal bulan di sini, saya selalu menempatkan diri sebagai orang yang belajar mengenal
dan mengasuh anak-anak. Saya belajar dari rekan suster yang telah lebih dulu berkarya di tempat ini
karena menghadapi anak-anak itu rasanya lain. Rasanya senang menghadapi mereka yang lucu dan
nakal. Nakal bukan dalam arti negatif, melainkan di usia segitu jika mereka tidak nakal, nanti mereka
tidak belajar berinisiatif.

Saya belajar memandikan, belajar menyuapi makan, belajar mengerti dan memahami dengan anak-
anak. Tapi saya juga belajar dari anak-anak. Misalnya setelah anak-anak ini bertengkar, mereka tidak
tidak saling bermusuhan , tapi mereka lalu berpelukan lalu bermain lagi. Lewat pengangalaman ini
saya belajar jika ada yang membuat saya jengkel atau marah saya tidak menyimpan dalam hati.

Salah satu peristiwa unik yang saya alami adalah ketika hendak memandikan salah satu anak balita.
Saat itu dia malah lari-lari tidak mau dimandikan. Pakaian saya sampai basah kuyup sambil
mengejar-kejar dia yang lari sampai ke halaman depan.

Selama tinggal di panti ini, saya sedih jika anak sakit. Ada saatnya ketika banyak anak yang sakit,
misalnya demam atau pilek berkepanjangan. Selain itu, saya juga merasa sedih jika apa yang sudah
kami ajarkan atau didik kepada anak-anak tapi seperti tidak ada hasilnya. Misalnya mereka terus
membandel atau tidak disiplin menyiapkan masa depannya. Sedih sekali bukan sedih mendalam di
hati tapi saya menyayangkan bagaimana masa depan anak ini

Pernah sampai saya sampaikan kepada mereka: “Kami ini membantu kamu, kalian semua supaya
masa depanmu itu lebih baik sama dengan orang-orang lain. Kamu didatangkan di sini karena di
rumah tidak mencukupi atau tidak sanggup. Di sudah seperti yang kamu alami. Ada makanan, ada
sekolah, bermain apa ada. Boleh dikatakan kalau minta apa-apa diusahakan ada. Itu mesti kamu
sadari. Coba kamu pulang ke rumah, apakah iya pagi ada makanan, jam 10.00 ada jajan, jam 13.00
makan, jam 16.00 minum dan makan lalu jam 18.30 makan lagi…”

Saya berharap mereka kian dewasa kian sadar. Kepada anak-anak, saya selalu berpesan supaya
belajar sebaik-baiknya demi masa depan. Berkepribadian yang baik. Saya ingin anak-anak ini jadi
orang yang bahagia, berguna bagi Gereja, masyarakat, dan bangsa. Khusus untuk remaja yang kini
sedang kuliah atau kos di Purwokerto, saya berharap jaga diri baik-baik. Kalau tidak, masa depan
kalian akan berantakan.

Kepada orangtua dari anak-anak di manapun mereka berada, saya berharap orangtua ingat pada
anaknya walaupun tidak mengambil atau tidak mengasuh. Ada yang sama sekali tidak ingat. Anak-
anak ini rupanya rindu akan kasih sayang orangtua, rindu akan kasih sayang keluarga. Yang saya
rasakan itu saya kasihan sekali melihat anak-anak kecil ini tidur sendiri, saya sampai mengeluarkan
air mata.
Saya berusaha sedapat mungkin untuk memberikan kasih sayang sebisa saya sendiri. Walaupun
kadang saya keras, itu normal kalau salah ya dikerasi supaya kembali ke jalan yang baik atau positif.

Saya senantiasa bersyukur atas pengalaman hidup bersama anak-anak yang merupakan karunia
Tuhan yang dipercayakan kepada kami untuk diasuh dan dibesarkan. Setiap hari saya berdoa supaya
iman saya ditambahkan dan ternyata Tuhan selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan kami di
tempat ini.

Saya merasakan kebaikan Tuhan setiap hari lewat berbagai anugerah yang kami terima. Oleh karena
itu, saya juga selalu mengajak dan mendidik anak-anak di sini untuk berbagi satu sama lain. Dengan
berbagi, kita juga akan merasakan kebahagiaan.

Terima kasih. Tuhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai