Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Wr.

Wb

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya kita diberi berkah sehat dan
kesempatan sehingga kita bisa berkumpul di acara ini.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Dinas Pendidikan Kota Sibolga yang sudah
menyelenggarakan acara lomba yang tujuannya bisa semakin mengasah keterampilan dan menjalin
silaturahmi serta kekompakan baik antara guru,murid,dan penyelenggara paud.

Perkenalkan saya Dede Yenny Martyna Chan dari KB Ceria izinkan saya bercerita dan berbagi
pengalaman saya dalam menghadapi pembelajaran selama Pandemi Covid 19.

Setelah hampir 3 tahun lamanya kita terjebak dalam situasi yang tidak sangat menguntungkan
bahkan seperti tragedi rasanya. Semua gerak-gerik kita dibatasi,apa-apa tidak boleh,bahkan keluar
rumah saja dilarang.

Awalnya katakanlah kita senang karena ada pengliburan massal kita jadi bisa lebih banyak
dirumah,punya waktu luang lebih sehingga bisa kumpul dengan keluarga. Tapi ternyata rasa senang
itu cuma bisa berlangsung seminggu. Setelahnya bosan melanda,bingung mau melakukan apa lagi.
Ada juga rindu terselip pada anak-anak didik,susasana sekolah,tingkah polah anak-anak. Pada
kerepotan aktifitas setiap harinya bingung bagaimana bisa terus berinteraksi dengan anak-anak
dalam menerapkan materi pembelajaran.

Bosan dirumah terus tidak bisa keluar rumah,rindu dengan tingkah polah anak didik di sekolah yang
setiap harinya selalu dihadapi dengan kesabaran. Bahkan rindu kerepotan setiap pagi dimana
sebelumnya kita dihadapkan dengan keriuhan dan kepanikan berburu waktu agar jangan sampai
terlambat ke sekolah. Sementara rumah-rumah tidak boleh terlantar,dilema yang rutin.

Sementara Pandemi terus berlanjut berkepanjangan kasihan liat semua anak di dunia,anak
kita,termasuk anak didik kita. Betapa mirisnya kalu ingat dunia sekolah merek. Tapi himbauan dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak memperbolehkan memberikan tugas macam-macam
kepada murid selama Pandemi ini. Anak-anak diberikan kemerdekaan untuk bermain sepuas-
puasnya.

Tapi semua tidak semudah yang kita kira. Fikiran dan beban moral sebagai guru terpanggil dan
dituntut disini.

Semua lembaga pendidikan berebut pakai metode pembelajaran daring wali murid beserta guru
membuat grup Wa,sehingga pembelajaran dan tugas-tugas tuntas muridpun puas. Bagaimana
dengan kami yang cuma kelompok bermain dengan sasaran keluarga sejahtera dan pra sejahtera ?.
Yang orang tuanya hanya punya satu gadget bahkan yang tidak punya,kalaupun punya harus gantian
dengan beberapa saudara lainnya. Kita dihadapkan lagi dengan realita lainnya yang bikin miris.

Setelah banyak membaca dan sharing dengan teman-teman sesama guru Paud,kita tidak boleh
menyerah pada keadaan,harus tetap semangat dan berjuang dei anak bangsa. Akhirnya kita
putuskan anak-anak dimanapun berada harus tetap memperoleh pendidikansesuai dengan hak
mereka.

Kita kunjungi satu persatu,kita beri pembelajaran materi pembiasaan. Antara lain PHBS,Pendidikan
Karakter,dan Keagamaan.

Dalam materi PHBS kita ajarkan praktek cuci tangan dengan air mengalir,memakai masker yang
benar sesuai Prokes,Mandi,Gosok gigi serta membersihkan peralatan makan sendiri.
Materi Pendidikan Karakter dengan mengajarkan bagaimana membantu orangtua,bicara
sopan,ucapan terima kasih dan minta tolong.

Materi Keagamaandengan mengajarkan berdoa,berwudhu dan sholat bagi yang muslim,lagu-lagu


pujian kepada yang non muslim.

Terkait tugas-tugas buat murid kita akan berikan hafalan doa-doa ,mewarnai gambar sesuai materi
pembelajaran,minta tolong orangtua agar anak bisa dibacakan dongeng atau cerita. Rekaman
suara/video anak ketika berdoa,bernyanyi,dan mengeja huruf tentu saja di sesuaikan dengan materi
pembelajaran. Yang diharapkan bisa jadi acuan buat guru sebagai bahan pemantauandan penilaian.

Tidak mudah bapak/ibu. Orangtua juga tidak semua mau diajak kerjasama melakukan atau
membantu guru dalam penerapan semua materi pembelajaran tersebut.

Apalagi anak-anak yang moody sangat mudah berubah fikiran,emosi dan suasana hati,semua sesuka
mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang belum lancar bicara bahkan berkomunikasi secara 2
arah.

Dan maaf saja,perilaku orangtua yang tidak mendukung bahkan gagal menjalin komunikasi dengan
anaknya sendiri. Karena kalau boleh jujur motivasi orangtua menyekolahkan anak ke Paud selama ini
tidak lebih dari sekedar menitipkan anak ketika mereka bekerja. Alhasil orangtua malas
mendampingi anak dalam mengerjakan tugas yang kita berikan.

Intinya Pandemi ini sangat menyiksa. Memberatkan bagi semua orang sehingga beban dan tanggung
jawab kita semakin bertambah. Sementara ekonomi semakin sulit.

Tapi saya yakin jika kita bisa saling mendukung,jika komunikasi yang terjalin oleh masing-masing
pihak menjalankan perannya secara sungguh-sungguh,apapun masalah yang sama-sama kita hadapi
kedepannya akan bisa kita hadapi dan lampaui

Tentunya dengan dibantu oleh peran aktif Dinas Pendidikan dan Kebudayaan khususnya Pemerintah
Kota Sibolga. Sehingga Sibolga Sehat Pintar Makmur bisa terwujud.

Demikianlah saja cerita pengalaman saya mohon maaf jika ada kata yang salah,mohon ampun saya
hanya pada ALLAH.

Billahi taufik walhidayah

Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai