0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan9 halaman
Teks ini menceritakan pengalaman penulis bergabung dalam program Lentera Bumi yang diselenggarakan oleh organisasi non-profit Bali Edukasi untuk meningkatkan minat literasi siswa SMP Satu Sukasada. Program ini berlangsung selama 6 bulan dan mencakup kegiatan literasi, drama, serta peningkatan kreativitas siswa. Penulis terkesan dengan semangat siswa dan guru walaupun sekolah terletak di daerah terpencil. Penulis berharap
Teks ini menceritakan pengalaman penulis bergabung dalam program Lentera Bumi yang diselenggarakan oleh organisasi non-profit Bali Edukasi untuk meningkatkan minat literasi siswa SMP Satu Sukasada. Program ini berlangsung selama 6 bulan dan mencakup kegiatan literasi, drama, serta peningkatan kreativitas siswa. Penulis terkesan dengan semangat siswa dan guru walaupun sekolah terletak di daerah terpencil. Penulis berharap
Teks ini menceritakan pengalaman penulis bergabung dalam program Lentera Bumi yang diselenggarakan oleh organisasi non-profit Bali Edukasi untuk meningkatkan minat literasi siswa SMP Satu Sukasada. Program ini berlangsung selama 6 bulan dan mencakup kegiatan literasi, drama, serta peningkatan kreativitas siswa. Penulis terkesan dengan semangat siswa dan guru walaupun sekolah terletak di daerah terpencil. Penulis berharap
Atap 1 Sukasada Oleh Ni Putu Ads Cantika Dewi niputuadiscantikadewi2000@gmail.com
Tidak akan pernah membayangkan rasanya jika
tidak pernah mencoba. Mungkin kata-kata itu yang terbenak dalam pikiran saya ketika ditanya mengapa saya bias bergabung dalam proyek kemanusiaan ini. Awalnya tidak pernah terpikir bahwa saya mengikuti program yang cukup menguras tenaga, hati, dan pikiran saya. Tanpa meminta, tanpa tanda jasa, tanpa imbalan,tetapi saya cukup bersyukur dan berbahagia, mengapa? Kalau saya tidak mengikuti program ini, saya tidak akan tahu bagaimana harus merancang suatu proyek yang akan dilaksanakan dilapangan secara langsung, bagaimana mempersiapkan program yang akan dieksekusi dilapangan, bagaimana menghadapi tantangan dan hambatan selama menjalani program, bagaimana gejolak batin dan pertarngan dalam diri saya yang terus ingin mundur dan menyerah selama melaksanakan proyek, dan bagaimana semua perjuangan saya dan kakak-kakak Bali Edukasi akhirnya terbayarkan setelah melihat senyum dan semangat anak-anak pra-remaja tersebut saat menyambut dan mengikuti kegiatan yang kami adakan di sekolah mereka. Ya, mungkin tak banyak yang dapat saya peroleh dalam kegiatan ini, tapi pengalaman, senyum, dan antusias mereka dapat menggambarkan bagaimana saya merasa bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan kasih kepada mereka. Mungkin dari kata-kata “Bali Edukasi” para pembaca penasaran, apa yang mereka lakukan? Organisasi apa itu? Mereka bergerak dibidang apa? Baik saya jelaskan. Bali Edukasi adalah organisasi non-profit yang telah berdiri 14 tahun lalu dibawah naungan kak Hery, selaku pendiri Bali Edukasi. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan dan teknologi serta literasi. Banyak program dan kegiatan yang telah diadakan oleh Bali Edukasi selama masa kepengurusan para anggota angkatan lawas sampai hari ini. Saya ukup menjelaskan satu proyek yang telah berlangsung secara sukses tahun ini, yaitu “Lentera Bumi” Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat literasi pada para siswa SMP Satap 1 Sukasada.. Awal saya bergabung di project ini adalah ketika salah satu teman menggunggah “open recruitment” untuk anggota Baru Bali Edukasi. Saya cukup tertarik karena saya sering memantau postingan teman saya di social media ketika menjalankan program yang pada saat itu masih berlangsung di salah satu sekolah menengah atas di Bali Utara. Akhirnya saya pun bergabung dan mengisi link form yang disediakan. Saat saya bergabung, saya tidak tahu apa yang dilakukan dan proyek apa yang dikerjakan, puncaknya ketika kak Hery selaku pendiri mengadakan pertemuan langsung serta membicarakan mengenai program dan rencana berkelanjutan yang akan diadakan segera. Setelah melalui beberapa diskusi rapat, akhirnya proyek ‘Lentera Bumi’ ini pun terbentuk. Proyek ini telah berlangsung selama 6 bulan, dari awal bulan Juli sampai akhir bulan Desember tahun 2022. Saya terlibat dari awal proyek ini masih direncanakan sampai proyek ini selesai dengan tepat waktu. Saya bertugas untuk membagikan dan menyebarkan pengetahuan yang selama ini saya dapat di bangku kuliah serta membagikan pengalaman yang tak pernah saya lupakan Bersama adik-adik di sekolah tersebut. Saya juga banyak belajar Bersama mereka, saya sebut saja anak-anak Pegayaman. Pegayaman adalah wilayah dimana sekolah ini berdiri. Saya belajar semangat dan kerja keras serta takp pantang menyerah karena terlepas dari keadaan, mereka tetap bersemangat untuk pergi ke sekolah setiap hari walau harus menempuh jarak yang jauh, medan perjalanan yang ekstrim, cuaca yang tak menentu, dan masalah lain yang mungkin saya tidak tahu tapi mereka tetap memilih untuk bersekolah dan menimba ilmu apapun keadaannya Lentera bumi adalah ide dari kak Shanti, selaku ketua harian untuk program ini. Karena keterbatasan ingatan saya yang lupa apa arti dari kata lentera bumi, intinya adalah kegiatan literasi yang berintegrasi bersama anak-anak. Tujuan daripada kegiatan ini adalah untuk membangun minat literasi anak-anak SMP Satap Sukasada. Kami selaku kakak-kakak BE (Bali Edukasi) akan datang ke sekolah setiap bulannya untuk mengajar, mengadakan kegiatan literasi, dan mengajak belajar beserta bermain. Pada awalnya kegiatan ini hanya sebatas pada literasi dan mmbangunkan minat baca pada anak-anak Pegayaman, akan tetapi guru-guru disana berinisiatif untuk menciptakan sebuah project dari program yang kakak BE jalani sebagai hasil akhir atau bukti bagaimana ilmu yang kakak BE berikan dapat diterapkan pada proyek akhir ini. Awal program kakak BE mengajak siswa untuk membaca, menginterpretasikan bacaan yang anak-anak baca, mencoba membiasakan anak- anak untuk membaca dengan cara yang menyenangkan, lalu mengajak anak-anak bermain supaya tidak jenuh ketika berkegiatan didalam kelas. Setelah 3 bulan lamanya, salah satu guru SMP Satap Sukasada, Bu Desi mengusulkan untuk membuatkan anak-anak proyek yaitu drama yang akan ditampilkan pada akhir semester untuk mengisi sela-sela waktu kegiatan jeda serta melatih kreativitas anak-anak saat mengerjakan proyek tersebut. Dengan bantuan Bu Desi yang sangat artistic dan berjiwa seni, anak-anak mampu menampilkan karya yang luar biasa didepan kakak BE. Kami sangat terkesan dengan pencapaian para siswa dan guru karena mereka sangat menghargai kami selaku relawan yang membantu menggali potensi anak-anak di Kawasan sekolah yang terpelosok dari kota. Walau saya merasa, saya hanya mengajar, kadang mengambil foto dan video, serta membantu kakak-kakak lain mengatur anak-anak, saya sangat terkesan dengan semangat anak-anak dan passion para kakak BE dalam mengajar, menuntun anak-anak kearah yang lebih baik, serta mengajarkan anak-anak tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi masa depan mereka. Saya memang bukan yang terdepan, tetapi saya membantu untuk mendorong anak-anak supaya maju paling depan dan membuktikan pada dunia bahwa mimpi dan harapan mereka layak untuk diperjuangkan. Hal yang paling berkesan saat mengikuti proyek ini adalah saat anak-anak tampil dengan percaya diri untuk pementasan drama mereka. Saya selaku sub-coordinator kelas 8, menampilkan drama berjudul timun mas, Bersama beberapa pemain dari kelas 8. Adapun drama dari kelas 7, yaitu si batu menangis, dan kelas 9 si pahit lidah, Para karakter memiliki ciri khas masing-masing yang sangat unik dan menarik sehingga mampu menampilkan drama yang baik dan menggelitik karena selipan humor dialam pementasan tersebut. Dibalik usaha dan kerja kera kami, selaku kakak BE dan tentunya para guru, khususnya Bu Desi, saya rasa pertunjukan tersebut tak akan pernah terjadi. Saya takt ahu rasanya bagaimana perbedaan antara kami, kakak BE, serta anak-anak dapat menciptakan suasana yang hangat disetiap pertemuannya. Di bilik kelas 9 yang sederhana, mereka mampu menampilkan acara yang luar biasa dan layak dipertontonkan untuk khalayak ramai. Seketika beban pikiran dan rasa lelah saya hilang tergantikan dengan senyum dan rasa haru yang masih membekas di benak saya sampai saat ini. Saya rasa saya belum membantu banyak, tetapi saya bangga dapat menjadi bagian dari proyek yang luar biasa ini. Saya harap proyek ini akan dapat berjalan mungkin dengan tujuan dan cara yang berbeda kedepannya. Rencana kedepan setelah proyek ini berakhir, saya harap sekolah mendapat exposure yang layak mereka dapatkan oleh pihak berwenang, karena mereka sangat membutuhkan bantuan serta kesempatan yang sama seperti sekolah-sekolah yang ada di kota. Saya melihat betapa semangatnya para guru untuk mengajar walau mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh setiap harinya hanya untuk mengajar dan membagi ilmu dengan anak-anak, merekalah pahlawan tanpa tanda jasa. Para siswa juga tak kalah semangatnya untuk menimba ilmu di sekolah walau harus melewati medan yang curam dan jarak yang jauh bagi sebagian siswa. Mereka angat menghormati para guru, dan saya juga jarang mendengar para siswa melakukan sesuatu yang tidak benar merugikan diri mereka sendiri. Mereka dididik sangat baik oleh para guru. Semangat itulah yang saya baru lihat selama seumur hidup saya. Saya harap saya dapat balik kesana untuk sekadar bertemu dan mengenang kembali pengalaman-pengalaman yang sulit saya lupakan. Saya harap, komunitas ataupun organisasi lain yang serupa dapat menemukan sekolah ini dan memberdayakan mereka juga sama seperti kakak BE memberdayakan mereka. Dengan pengalaman yang berlimpah dan tidak cukup saya uraikan disini dengan kata-kata, saya hanya ingin meyakinkan bahwa harapan itu nyata dan bisa diwujudkan asal ada keinginan dan tekad. Walaupun para siswa hidup sederhana, tidak berada di sekolah elit maupun terdepan, mereka juga layak diperjuangkan dan diajak maju Bersama karena punya harapan dan potensi yang apabila kita bisa asah, mereka juga mampu bahkan dapat melebihi para siswa sekolah lain. Para guru juga memiliki mimpi, harapan, dan keinginan yang mereka ingin wujudkan Bersama para siswa. Mereka layak untuk didengarkan suaranya, diberikan haknya, dan diberikan tempat untuk menunjukkan potensi yang mereka miliki. Mereka mampu melewati tantangan,karena itu merupakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat dan Tangguh. Saya sangat salut dengan kakak- kakak BE, mereka memberi dan membantu serta memberdayakan para guru dan siswa, bahkan ketika dalam situasi sulit, atau terasa putus asa, mereka ingat bahwa itu hanya berlangsung sementara hanya sementara. Mereka memiliki kekuatan untuk bertahan dan mengatasi apa pun yang datang di situasi sulit itu. Saya juga belajar dari kakak-kakak BE bahwa jangan pernah meremehkan kekuatan kebaikan sederhana. Dengan melakukan hal-hal kecil yang baik setiap hari, mereka bisa membuat perbedaan besar dalam hidup orang lain. Kutipan Kata Mutiara Yesterday is history, today is a journey, and tomorrow is mystery. Life can be surprised us every time, but don’t forget to keep walking and smile!
Biodata Penulis
Ni Putu Adis Cantika
Dewi atau kerap disapa “Adis” adlaah seorang mahasiswi biasa yang sehari- harinya bekerja sebagai tutor privat untuk anak-anak sekolah Dasar dan Menengah serta lembaga belajar di seputar Singaraja. Ia menempuh studi S1-nya di Universitas Pendidikan Ganesha dengan fokus program studi Pendidikan Bahasa Inggris. Seorang aquarius ini selalu menyukai hal-hal yang menurutya menantang dan menyenangkan (walau dapat menyesalinya di akhir). Terlepas dari kepribadiannya yang introvert, ia cukup ramah dan bisa beradaptasi di lingkungan yang baru. Jika bertemu, jangan lupa ntuk menyapa duluan karena ia cukup malu untuk menyapa duluan.