Anda di halaman 1dari 2

Essay kontribusi Saya dan Komitmen Untuk Kembali Ke Indonesia

Peranku Bagi Gen-Z Indonesia: Pendidikan dan Ruang Budaya sebagai Fondasi
Kemajuan Bangsa

Kesadaran untuk terus membangun diri adalah titik awal sebuah kesuksesan. Sejak kecil sempat
merasakan tak ada listrik, tinggal di ladang di Pedalaman Kalimantan sebagai anak seorang
petani membuat saya pernah mengalami perasaan inferior. Saya merasa sukses ketika saya keluar
dari perasaan tersebut dan kini memiliki keinginan untuk membangun diri lebih jauh. Sejak
kecil, Ibu saya sering menasihatkan kami bahwasanya pentingnya pendidikan, baik secara lisan
maupun melalui sikap-sikap beliau dalam mendidik kami, putra-putrinya. Saya mengenal
pendidikan sebagai sebuah proses panjang yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang
harus dipegang dalam hidup. Proses tersebut membutuhkan semangat, ketekunan dan komitment
yang luar biasa.

Mengapa hal ini penting bagi saya, karena menjadi pengajar adalah cita-cita saya. Sejak kecil,
saya sangat senang mengamati profil guru saya, dan memproyeksikan bahwa saya akan menjadi
seperti beliau kelak. Sewaktu bersekolah di SD, saya bercita-Cita menjadi guru SD. Selepas 6
tahun bersekolah di SD, cita-cita saya bergeser, ingin menjadi guru SMP, saya bercita-cita untuk
dapat bersekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi dan beraktifitas menjadi dosen kelak.

Inilah peran yang ingin saya ambil bagi Indonesia, menjadi pengajar dan pendidik, baik secara
formal sebagai pekerjaan maupun secara nonformal di keluarga dan masyarakat. Sehingga,
dalam prosesnya, saya mensinkronisasi minat dan cita-cita saya tersebut dengan aktifitas saya
sehari-hari.

Salah satu langkah utama yang diperlukan untuk dapat menjadi Dosen dan penggerak Budaya
adalah dengan bersekolah hingga ke jenjang pendidikan yang sesuai. Sejak SMA saya aktif
berkutik di Sanggar Seni, saya melihat potensi besar sebagai seorang penari bahwasannya
ketersediaan ruang Budaya itu sangat penting dan sebagai langkah awal untuk mingkatkan
kapasitas membangun sumber daya manusia yang berkompeten memiliki bakat dan minat
dibidang Seni Budaya. Setelah lulus SMA saya melanjutkan studi di bidang Ilmu Administrasi
Negara, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Untuk mengembangkan kemampuan baik
akademik maupun soft skill, banyak hal yang telah saya pelajari ketika berkuliah antara lain Ilmu
Budaya, Sosiologi, Antropologi, dan mempelajari Ilmu Dayakologi khususnya Budaya Dayak.
saya aktif terlibat dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan, Menjadi Wakil Ketua
Sanggar Seni Fisip dan juga terlibat aktif dalam kegiatan Workshop Pelatihan Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Manusia Pengelola Ruang Budaya Seni Musik dan Tari yang ada di
Kalimantan Tengah, yang dilaksanakan oleh Sanggar Antang Batuah bekerjasama dengan
KEMENDIKBUD, DANA INDONESIA, DAN LPDP.
Selain itu, saya juga sebagai salah satu Pendiri Sanggar Seni Budaya di Kampung Kelahiran saya
berangkat dari keresahan saya sejak kecil kurangnya wadah untuk meningkatkan kapasitas diri
yang pernah membuat saya memiliki perasaan inferior, dengan adanya ruang Budaya untuk
menyalurkan bakat adalah langkah awal untuk membantu Gen-Z berkolaborasi, berkresasi dan
berinovasi sesuai dengan minat yang mereka tekuni, saya pernah mendapatkan Penghargaan dari
Galerry Indonesia Kaya karena telah mendirikan sanggar Seni Budaya sebagai ruang kolaborasi
untuk Gen-Z, saya juga aktif mengikuti berbagai kegiatan Festival Kebudayaan dan Finding
Culture baru-baru ini di Bali. Setelah lulus dari Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
sembari menunggu kesempatan untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang Magister yang
menjadi syarat utama untuk menjadi dosen saya melanjutkan untuk mengelola Sanggar yang
sudah saya dirikan sejak 2 Tahun lalu dan baru-baru ini membuka rumah Literasi juga di
Kampung Kelahiran dengan membuat program yang inovatif seperti sekolah Budaya dan
Kepemimpinan.

Peran sebagai pengajar dan pendidik bersifat luas, bukan hanya di ranah formal dalam sebuah
institusi pendidikan, namun juga di tengah keluarga dan masyarakat. Hal tersebut harus
dilaksanakan secara terus menerus dan konsisten. Sebab, Pendidikan dan Ketersediaan Ruang
Budaya adalah salah satu aspek fundamental bagi majunya sebuah bangsa. Kaitannya dengan
negara, budaya sangat penting karena menjadi ciri dan identitas sebuah bangsa, bahkan kemajuan
suatu bangsa bisa dilihat dari seberapa baik budayanya. Indonesia merupakan salah satu negara
dengan jumlah budaya terbesar di dunia, idealnya mampu menjadi negara maju. Secara
intelegensi, masyarakat Indonesia telah diakui memiliki level yang tinggi. Dengan didukung
pengembangan mental yang baik, semoga Indonesia dapat berjalan menuju ke arah yang lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai