Anda di halaman 1dari 61

PERJALANAN

SANG GURU PENGGERAK

Nama saya Ratih Pravitasari Sutisna, panggil saja Atih. Saya adalah seorang guru
Taman Kanak-Kanak di Pandeglang, lebih tepatnya di TK Negeri Pembina Pandeglang yang
berada di Komplek Perkantoran Cikupa Nomor 5 Cikupa Pandeglang. Saya sudah
mengabdi selama kurang lebih 13 tahun yaitu dimulai dari status sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil tahun 2010 sampai dengan saat ini sebagai Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten Pandeglang. Saya lahir di Kabupaten Lebak 35 tahun yang lalu memiliki hobi
yang berkaitan dengan arts dan crafts, seperti menyanyi, menggambar, melukis, handcraft
dan merajut. Mungkin karena beberapa hobi saya itu sangat mendukung peran saya
sehingga saya merasa bangga dan nyaman menjadi seorang guru Taman Kanak-kanak.

Perjalanan karier selama tiga belas tahun bukan waktu yang sebentar, banyak sekali
ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan terutama mengenai tumbuh kembang anak usia
dini yang tentu saja sangat berbeda dengan perkembangan anak remaja atau dewasa.
Pengalaman belajar seraya bermain bersama anak usia dini secara tidak sadar menjadikan
saya selalu merasa harus memiliki hati yang hangat, sifat yang ceria, menyusun kegiatan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mampu mengeksplore seluruh aspek
perkembangan anak sehingga anak- anak usia dini akan merasa nyaman dan semangat
untuk pergi ke sekolah dan suatu saat mereka dewasa itu semua akan menjadi pengalaman
yang tidak bisa mereka lupakan.

Untuk mengembangkan diri saya sebagai seorang pendidik tentu saja saya harus
mau dan rajin mengikuti workshop, seminar ataupun diklat yang sesuai dengan
perkembangan ilmu saat ini. Kurang lebih selama enam bulan ini saya mengikuti Pendidikan
Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Pandeglang dan banyak sekali cerita dari sebelum
pendidikan sampai saat ini saya hampir menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak.

Jujur, sebenarnya saya mengikuti tahapan seleksi Guru Penggerak ini awalnya boleh
dibilang tidak sepenuh hati. Pada saat itu saya hanya berfikir bahwa karena status saya
sebagai guru PNS khawatir disaat saya sudah berumur dan bisa saja merasa lelah dengan
segala aktivitas dan rutinitas, suatu saat nanti kegiatan Guru Penggerak ini akan menjadi
sebuah keharusan. Karena itu saya mendaftar dan mengikuti seluruh tahapan seleksi Calon
Guru Penggerak ini, mulai dari mengisi essai dengan ketentuan menjawab pertanyaan
maksimal 5000 karakter, simulasi mengajar virtual yang waktunya hanya 10 menit,
wawancara virtual dengan penguji dan ketiga tahapan itu saya LULUS menjadi Calon Guru
Penggerak Angkatan 6.

Apakah saat itu saya merasa senang ?


Jawabannya adalah saya merasa bingung. hehe…
Ya, awalnya saya merasa bingung, sudah terbayangkan akan bagaimana selama 6
bulan kedepan dengan pengalaman saya yang sebelumnya sudah pernah mengikuti
kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang sangat menyita waktu, tenaga dan fikiran
sampai membuat saya merasa stres saat itu. Tetapi, alhamdulillah saya mendapat banyak
sekali dukungan dari berbagai pihak, saya mendapat banyak pencerahan, gambaran,
semangat juga kepercayaan bahwa dengan kemampuan dan pengalaman yang saya miliki,
saya mampu melalui setiap tahapan kegiatan Guru penggerak ini. Kemudian, dengan
mengucapkan “Bissmillahirohmanirrahim” saya sampai di titik ini, sampai di masa saya bisa
mengutarakan apa saja yang sudah saya lalui di buku “Perjalanan Sang Guru Penggerak”.

Menjadi salah satu bagian dari orang-orang yang selalu di sebut sebagai
“guru-guru hebat” dalam setiap pertemuan dengan para penyelenggara, fasilitator dan
pengajar praktik sedikit demi sedikit memberikan saya sebuah kepercayaan diri. Terlebih
lagi, saya merupakan satu-satunya perwakilan guru dari jenjang Taman Kanak-kanak dan itu
membuat semangat saya meningkat, seperti sedang menaiki roller coaster, sepertinya ini
akan seru.

Benar sekali, ini adalah pendidikan terseru yang pernah saya alami. Pendidikan ini
menggunakan alur pembelajaran MERDEKA yang merupakan akronim dari Mulai dari;
Eksplorasi konsep; Ruang kolaborasi; Demonstrasi kontekstual; Elaborasi pemahaman;
Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Setiap tahapannya memiliki tantangan tersendiri bagi
saya, karena saya harus belajar untuk bisa mengatur waktu dengan baik agar tidak ada
tugas yang tertinggal dan tidak ada pekerjaan lain yang terganggu atau terabaikan.

Saya merasa terupgrade dengan berbagai materi dari modul-modul yang saya
pelajari selama pendidikan ini, ilmu yang tidak bisa didapatkan di sembarang tempat bahkan
di bangku kuliah sekalipun. Hanya kami, guru-guru terpilihlah yang bisa mengakses dan
mempelajarinya dengan mudah dan gratis. Selain ilmu dan paradigma baru, saya juga
mendapatkan pengalaman nyata tentang berdiskusi dan berbagi pengalaman bahkan
program yang bisa kami terapkan di sekolah masing-masing dari sesama rekan CGP saat
Lokakarya. Secara tidak langsung, saya juga banyak tahu mengenai aplikasi-aplikasi yang
bisa menunjang pembelajaran juga kemampuan kami dalam memanfaatkan teknologi. Dan
yang paling penting adalah setelah saya mempelajari materi dari setiap Modul, saya harus
bisa melakukan aksi nyata di sekolah untuk kemudian apakah saya bisa
mengimplementasikannya secara terus menerus bahkan setelah pendidikan ini selesai.

Modul- modul yang saya pelajari sungguh sangat luar biasa, dalam Modul 1 saya
mendapatkan pencerahan mengenai paradigma dan visi guru penggerak dimana terdapat
rangkaian pencerahan mengenai refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara,
Mengetahui apa saja Nilai-nilai, Peran dan Visi seorang Guru Penggerak kemudian
memahami bahwa pentingnya menerapkan Budaya Positif di lingkungan sekolah. Dalam
Modul 2 saya menjadi tahu bagaimana melaksanakan praktik pembelajaran yang berpihak
pada murid dimana pembelajaran yang kita persiapkan harus memenuhi kebutuhan murid,
pentingnya memahami hubungan antara akademik dengan pembelajaran sosial emosional
serta berlatih menjadi coach dan coachee dalam melaksanakan supervisi akademik.
Kemudian pada Modul 3 kami belajar dan mempersiapkan diri bagaimana menjadi seorang
pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Modul ini adalah bagaimana
sebaiknya seorang pemimpin mampu mengambil keputusan ketika menghadapi dilema
etika yang terjadi di lingkungan sekolah, bagaimana menjadi seorang pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya yang ada di lingkungan sekolah dan mampu membuat
program-program yang berdampak positif pada murid.

Beruntungnya saya bisa bersama dengan Fasilitator yang sangat baik yaitu Bapak
Safrizal,M.Sos beliau adalah seorang pendidik di Aceh, walaupun kami hanya bisa bertemu
secara virtual di Ruang Kolaborasi tetapi saya sangat yakin bahwa beliau adalah orang yang
sangat baik dan open minded. Kesulitan kami juga selalu di bantu oleh admin yang sangat
humble yaitu Ibu Noni, kami pernah bertemu sekali ketika kami mengadakan pertemuan
langsung dengan rekan-rekan CGP lainnya. Pengajar Praktik kami yang sangat keren dan
baik hati yang selalu setia mendampingi kami dalam suka dan duka, Ibu Cucu Aisyah
Rusmawati,M.Pd dan Bapak Didi Haryadi,M.Pd. Rekan-rekan sesama Calon Guru
Penggerak dari berbagai jenjang pendidikan yang saya banggakan. Bapak Sariful dari SD;
Bapak Ahmad Yani dan Ibu Eneng Rohatini dari SMP; Bapak Imam, Bapak Hadi, Bapak
Arip, Bapak Tisna, Ibu Hapsari, Ibu Dewi dan Ibu Dian dari SMA; Bapak Ahmad Yunus,
Bapak Kuswandi dan Ibu Lilis dari SMK. Terimakasih yang tak terhingga atas kolaborasi
yang sangat hebat ini, menjadi rekan yang saling mendukung dan saling menghargai tanpa
menjatuhkan satu sama lain, kita semua luar biasa.
Saya berharap mampu menjadi seorang pendidik yang berbudi pekerti baik, menjadi
tauladan bagi anak didik dan berwawasan luas yang mampu mengimbangi perkembangan
zaman. Mampu memberikan pengajaran yang baik, berkarakter dan objektif sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan anak didik yang berbeda-beda tanpa membeda-bedakan.
Saya juga berharap, anak didik saya di Taman Kanak-kanak semakin mampu mengeksplore
seluruh kemampuannya, semakin berani menunjukkan bakat dan minatnya, semakin
berkembang karakternya dan semakin berakhlakul kharimah. Mampu menjadi makhluk
sosial yang pandai mengelola perasaannya dengan memiliki empati yang tinggi terhadap
sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.

Selanjutnya, semoga saya mampu konsisten dalam mengimplementasikan ilmu dan


pengalaman saya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini. Mampu memberikan
perubahan dan dampak positif terutama bagi Pendidikan Anak Usia Dini yang saya ampu.
Mampu berkolaborasi dan menciptakan suasana yang menyenangkan dengan Kepala
sekolah, Rekan guru, Peserta didik, seluruh warga sekolah, masyarakat sekitar dan
komunitas. Tidak bosan untuk terus mengupgrade ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin berkembang, open minded dalam menyikapi sebuah permasalahan baik internal
maupun eksternal dan selalu menjadi pribadi yang menyenangkan.

Terimakasih atas pengalaman dan kepercayaan ini, Balai Guru Penggerak.


Terimakasih Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Pandeglang.
Terimakasih Kepala Kormin dan Bapak Penilik Disdikpora Kecamatan Pandeglang.
Terimakasih sekolah kebanggaanku TK Negeri Pembina Pandeglang; kepala sekolah, rekan
sejawat, peserta didik dan seluruh warga sekolah. Terimakasih rekan guru PGK Anggur dan
IGTKI Pandeglang. Terimakasih keluarga; orang tua, suami, saudara dan anak-anak yang
sangat mendukung dan memahami apa yang saya lakukan.

Terimakasih for the unforgetable moments and the greatest team work ever; Admin,
Fasilitator, Pengajar Praktik dan Calon Guru Penggerak yang menjadi Guru Penggerak
Angkatan 6 Pandeglang kelas G.
We made it !!
PERJALANANKU

DALAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

Nama saya cukup singkat LILIS. Saya lahir di kabupaten Sumedang Jawa Barat.
Saya adalah salah satu guru produktif Teknik Elektronika di SMKN 4 Pandeglang. yang
terletak di Jalan Raya Saketi-Malingping KM 7 Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten. Saya mengabdi sebagai guru di SMKN 4 Pandeglang sejak
bulan Februari 2009 sampai dengan sekarang. Sebelum menjadi PNS di SMKN 4 Pandeglang
perjalanan karir saya sebagai guru dimulai tahun 2000 sebagai guru Fisika di SMP Tunas
Mandiri Cimahi sampai dengan tahun 2007. Pada tahun 2007 saya pindah ke Pandeglang
karena mengikuti suami yang bertugas sebagai guru PNS di Pandeglang. Perjalanan saya
sebagai guru dilanjutkan di SMPN 1 Munjul sebagai guru Fisika dan Komputer. Kemudian
pada tahun 2008 di kabupaten Pandeglang ada seleksi CPNS guru serta ada formasi untuk
guru produktif Teknik Elektronika, sesuai dengan latar belakang pendidikan S1 dari
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia maka saya mendaftarkan diri,
dan Alhamdulillah saya lulus dan akhirnya di tugaskan di SMKN Pandeglang sesuai dengan
SK CPNS yang saya terima.

Dalam perjalanan karier sebagai guru selama selama dua puluh tiga tahun ini, banyak
sekali ilmu dan pengalaman yang saya peroleh sejak mengajar di jenjang SMP di Cimahi dan
di Munjul, maupun yang lebih lama lagi di SMKN 4 Pandeglang. Pengetahun tentang
psikologis remaja sangat berperan penting dalam membantu saya dalam menjalankan tugas
sebagai guru di SMP maupun SMK. Apalagi di SMK, sebagai guru SMK harus berusaha
mempersiapkan para murid untuk mencapai target utama mereka yaitu memasuki Dunia
Kerja. Oleh karena itu sebagai seorang guru tidak bisa hanya melaksanakan rutinitas harian
antara rumah dan sekolah untuk melaksanakan tugas mengajar, tetapi harus berusaha
meningkatkan kompetensi diri sebgai guru baik kompetensi Pedagogik maupun kompetensi
Preofesional.

Untuk mengembangkan diri saya sebagai seorang guru maka saya mengikuti berbagai
workshop, seminar ataupun diklat yang sesuai dengan tugas saya sebagai guru baik sebagai
guru selama di SMP maupun sampai dengan sekarang di SMK. Terlebih di SMK sebgai guru
produktif (kejuruan) harus senantiasa meng-upgrade ilmu pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan perkembangan kurikulum maupun teknologi yang digunakan di industry saat
ini. Berbagai pendidikan dan pelatihan baik secara mandiri dengan mendaftar diri pada
penyelenggara, maupun undangan dari Dinas Pendidikan, LPMP, Balai Besar (BBPPMPV)
maupun dari dunia industry untuk melaksanakan Magang Guru di Industri. Kegiatan
Pengembangan diri terakhir yang saya ikuti sejak bulan Agustus 2022 adalah Pendidikan
Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Pandeglang yang pelaksanaan sudah hampir
berakhir, saat ini menjelang Lokakarya 7 dan Panen Raya.

Informasi tentang Seleksi Calon Guru Penggerak ini terlambat saya peroleh, baru
pada seleksi CGP angkatan 5 saya mengetahunnya. Karena di dorong keingintahuan dan juga
dorongan Kepala Sekolah, dan teman kuliah saya yang telah menjadi guru penggerak, saya
mencoba mendaftarkan diri melalui SIM PKB tetapi ternyata pada seleksi CGP angkatan 5
kabupaten Pandeglang bukan kabupaten sasaran, jadi waktu itu gagal mendaftar deh..Baru
pada seleksi CGP angkatan 6 dan kabupaten Pandeglang termasuk sala satu kabupaten
sasaran saya mendaftarkan diri.
Sejak awal seleksi Calon Guru Penggerak ini memang luar biasa berbeda dengan
pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti sebelumnnya. Di mulai dengan seleksi tahap
pertama yaitu seleksi administrasi dan keterampilan berliterasi menulis untuk menjawab
berbagai pertanyaan essai dengan ketentuan jumlah karakter maksimal yang harus dijasab
ada, yang 500 karakter, 1000 karakter dan 2000 karakter. Setelah dinyatakan lulus seleksi
tahap pertama tersebut ternyata masih dilanjutkan dengan seleksi tahap 2 yaitu Simulasi
Mengajar secara virtual dengan 2 orang master asesor dengan durasi waktu hanya 10 menit.
Kemudian tahap berikutnya wawancara secara virtual juga selama 60 menit dengan dua
orang Master. Setelah melaksanakan seluruh tahapan seleksi tersebut. Alahamdulillah
LULUS seleksi tahap kedua Calon Guru Penggerak Angkatan 6 kabupaten Pandeglang.
Pada Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Pandeglang ini,
Alhamdulillah saya berada pada Kelas G dengan Fasilator Bapak Safrizal M. Sos dari Aceh
dan pengajar Praktik Bapak Didi Haryadi, M.Pd dari SMAN 3 Pandeglang, serta Admin Ibu
Noni Lara sestia dari BPG Provinsi Banten, serta rekan-rekan Calon Guru Penggerak (CGP)
Bapak Ibu Guru Hebat dari berbagai jenjang pendidikan (mulai TK, SD, SMP, SMA & SMK)
dengan berbagai mata pelajaran yang kami ampu.
Pada awal mengikuti pendidikan guru penggerak ini ketika mengetahui teman
sekekelasnya heterogen berbagai mata pelajaran dan berbagai jenjang pendidikan, saya
merasa bingung pendidikan dan pelatihan akan seperti apa. Karena berbagai pendidikan
dan pelatihan sebelumnya bisanya homogen berasal dari jenjang pendidikan yang sama
dan mata pelajaran yang sama. Tetapi ternyata selelah dijalani kondisi heterogen ini
sangat…sangat…sangat luar biasa untuk menambah pengetahuan keterampilan…pokoknya
WOW LUAR BIASA.
Benar sekali, ini adalah pendidikan dan pelatihan terseru yang pernah saya alami.
Pendidikan ini menggunakan alur pembelajaran MERDEKA dengan tahapan Mulai Dari Diri;
Eksplorasi konsep; Ruang kolaborasi; Demonstrasi kontekstual; Elaborasi pemahaman;
Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Setiap tahapannya memiliki tantangan tersendiri
karena harus belajar secara mandiri, mensinkronkan waktu untuk pertemuan Ruang
Kolaborasi dan Elaborasi Pemahaman melalui g-meet dengan aktivitas mengajar di sekolah,
mengelola waktu dengan baik untuk dapat menyelesaikan tugas sebagi-baiknya dan tepat
waktu. Tetapi Alhamdulillah dengan support dari Fasilitor, Pengajar Praktik dan Admin yang
sangat Luar Biasa semuanya bisa terselesaikan.
Pelatihan Guru Penggerak ini Sangat Luar Biasa karena muatannya sangat Up to
Date untuk mendukung peran dan fungsi saya sebagai guru. Pada Modul 1 yaitu:
Paradigma dan Visi Guru Penggerak, saya belajar tentang hakekat/jadi diri sebagai seorang
guru dimulai dengan Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru
Penggerak, Visi Guru Penggerak serta Budaya Positif. Dilanjutkan pada Modul 2 yaitu:
Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, disini saya belajar untuk meningkatkan
Profesionalisme sebagai Guru di mulai dengan Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran
Sosial Emosional, dan Coaching Supervisi Akademik. Terakhir pada Modul 3 yaitu:
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan sekolah, pada modul terakhir ini saya
banyak belajar tentang peranan guru dalam Pengembangan Sekolah melalui Proses
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya, dan Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid.
Intinya dalam Pelatihan Guru Penggerak ini adalah PAKET KOMPLIT untuk
meng-upgrade Kompetensi dan Profesionalisme Sebagai Guru. Terakhir saya ucapkan
Banyak Terimakasih kepada Fasilator kelas G Bapak Safrizal M Sos yang selalu mensuport
dan menyemangati, Kepada Pengajar Praktik Bapak Didi Haryadi, M.Pd yang selalu
pendamping proses PGP ini dan selalu bersedia menjadi teman curhat atau berbagai keluh
kesah pendidikan dan proses pembelajaran disekolah, Kepada Admin Kelas G Ibu Noni
yang sangat luar bisa mensuport dan membantu atau segala Human Eror yang saya
lalukan. Serta rekan rekan Calon Guru Penggerak di Kelas G ini, Ibu Ratih dari TK Pembina
Pandeglang, Bapak Saripul Hayat dari SDN Purwaraja, Bapak Ahmad Yani dari SMPN 1
Labuan, Ibu Eneng Rohmatini dari SMPN 2 Labuan, Ibu Dian dan Ibu Dewi dari SMAN 10
Pandeglang, Ibu Hapsari dan pak Arif dari SMAN CMBBS, Bapak Ahmad Yunus dari SMKN
3 Pandeglang, serta rekan satu sekolah saya Bapak Kuswandi. Terimakasih banyak atau
Praktik Baik kita selama pendidikan Guru Penggerah ini Saya Belajar Banyak dan sangat
Terinspirasi juga dari Pengalaman Bapak dan Ibu Semuanya. Semoga Peraudaraan dan
Silaturahmi Kita di kelas G ini akan terus berlanjut. Dapat terus berkolaborasi untuk Terus
Tergerak, Bergerak dan Menggerakan Pendidikan di Indonesia.
PERJALANANKU

DALAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Perkanalkan saya Dian Nurkhusyufisyamsi,Saya lahir di Pandeglang, Saya mengajar di


SMAN 10 Pandeglang pada tahun 2008. Saya adalah Seorang guru yang bukan dari
jurusan pendidikan guru, saya adalah seorang Sarjana Teknik, tahun 2007 saya lulus dari
Jurusan Teknik Kimia UNTIRTA, namun ternyata hati nurani saya lebih memilih menjadi
seorang pendidik, tahun 2009 saya mengambil AKTA 4 di IAIN Sultan Maulana Hasanudin
Serang tepatnya UIN SMH sekarang, berbekal menjadi seorang guru jurusan teknik yang
memiliki minim ilmu keguruan membuat saya belum maksimal menjalankan peran saya
sebagai seorang guru, namun tak mematahkan saya untuk terus menjalani proses tersebut
walau belum maksimal.
Alhamdulillah Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi pribadi yang lebih
baik lagi,Allah memberikan banyak kesempatan kepada saya untuk belajar salah satunya
mengikuti PPG, Berawal dari PPG banyak pelajaran yang saya dapatkan, saya merasakan
bahwa selama ini ternyata saya belum benar benar menjadi seorang guru yang baik buat
anak didik saya, banyak hal dan motivasi dari teman-teman PPG dan dosen yang saya
dapatkan pada saat itu . Satu pesan dari Dosen saya “ Jadilah Guru yang baik dan benar,
supaya hidup kita berkah” hal itu masih terngiang dalam ingatan saya, dari sejak itu saya
selalu berusaha mengikuti hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan saya untuk
menjadi seorang guru dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang bisa saya ikuti, sampai
suatu waktu saya termotivasi untuk mengikuti S2 pada tahun 2021, alhamdulillah saat ini
saya sedang menyusun Tesis.
Sebenarnya mengikuti CGP ini tidak ada niatan dalam diri saya, untuk bisa lulus pun tidak
terpikirkan dalam benak saya, DI SMAN 10 Pandeglang pada saat itu ada 3 orang guru
yang sudah menjadi GP, saya merasa mereka memang guru-guru hebat, sedangkan saya
hanyalah seorang guru yang sedang berproses untuk lebih baik. berbekal motivasi dari
seorang patner mengajar saya Bu Yuni Noer Syamsiyah untuk mengikuti seleksi ini, saya
berusaha menjalani prosesnya, mendaftar,mengerjakan Essay walau di menit menit terakhir
essay itu baru saya selesaikan, Akhirnya kembali Allah maha baik, saya ada di daftar nama
lulus seleksi pertama, kemudian saya berusaha mengikuti seleksi tahap selanjutnya, dan
Allah maha baik sampai saya bisa lulus seleksi tahap selanjutnya dan mengikuti Pendidikan
Guru penggerak ini.
Alhamdulillah, di CGP saya berada di kelas G, bisa bertemu dengan Fasilitator Bapak
Safrizal, M.sos dengan pengalaman dan keperibadian nya yang baik, terus memotivasi kami
untuk terus menjalani proses ini dengan baik, membantu dalam memahami materi,
berdiskusi dan berkolaborasi dengan teman teman, Ibu Pengajar Praktik Bu Cucu Aisyah
Rusmawati yang keren dan baik hati yang terus memotivasi saya kalau saya pasti bisa, Ibu
Noni admin yang baik hati yang banyak membantu dan memudahkan urusan kami, teman
teman guru yang hebat yang selalu memotivasi.
Modul demi modul saya jalani, mencoba menyelesaikan tugas tugas dengan aktivitas lain
juga yang harus dikerjakakan, karena sekolah saya juga adalah Sekolah Penggerak maka
banyak pula kegiatan sekolah yang beriringan dan seirama dengan tugas CGP ini, Ibu
kepala memberikan saya amanah menjadi Ketua adiwiyata di tahun ini, ini adalah sarana
saya dalam belajar menjalani peran saya sebagai pemimpin kemunitas, belajar
berkolaborasi, di tahun ini pun saya di beri amanah menjadi seorang Ketua Projek ini juga
adalah langkah proses pembelajaran buat saya, apa yang saya dapatkan mulai dari modul
pertama tentang Paradigma dan visi Guru penggerak, di dalam modul yang dipelajari adalah
Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, kita harus mempu menjadi among bagi
murid, menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh anak, KHD berpendapat bahwa pendidikan
harus selalu berpegang pada Kodrat Alam dan Kodrat zaman. Kodrat alam yang di maksud
adalah kekuatan, potensi atau keadaan diri masing-masing individu. Kodrat zaman adalah
kekuatan, potensi atau keadaan diri yang berubah secara dimanis sesuai dengan kondisi
sesuai dengan kondisi dengan kondisi sosial budaya masyarakat, atau perkembangan
zaman. budaya dengan kondisi sosial, budaya masyarakat dan perkembangan zaman.
Mempelajari Nilai nilai dan peran apa saja yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak,
Membuat Visi seorang guru penggerak dan membangun budaya positif di sekolah,
Di modul 2 mempelajari tentang Praktik pembelajaran yang berpihak kepada murid,
bagaimana melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dalam rangka memberikan
pembelajaran yang berpihak pada peserta didik,pembelajaran sosial emotional dan
Coaching. Di modul 3 mempelajari Pemimpin pembelajaran dan pengembangan sekolah,
yang dipelajari adalah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin
dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program sekolah yang berdampak paa
murid.

Alhamdulillah saya merasakan banyak manfaat mengikuti program ini, program ini adalah
program pemerintah terbaik saya yang saya ikuti setelah PPG, saya merasakan percaya diri
saya menjadi seorang guru lebih meningkat, saya menjadi seorang yang lebih komunikatif,
kolaboratif, dan kreatif,semua tidak terlepas dari berbagai pihak yang mendukung, baik ibu
kepala sekolah saya Ibu Hj Aan Qona’ah, M.Pd, keluarga saya, Ibu saya, anak-anak
saya,rekan rekan guru, fasilitator saya Bapak Safrizal,S.Sos, Pengajar Praktik saya Ibu
Cucu Aisyah Rusmiati, Ibu admin Bu Noni, teman teman CGP saya Ibu Ratih dari TK
Pembina Pandeglang, Bapak Saripul Hayat dari SDN Purwaraja, Bapak Ahmad Yani dari
SMPN 1 Labuan, Ibu Eneng Rohmatini dari SMPN 2 Labuan, Ibu Lilis dan Bapak Kuswandi
dari SMKN 4 Pandeglang, Ibu Hapsari dan pak Arif dari SMAN CMBBS, Bapak Ahmad
Yunus dari SMKN 3 Pandeglang, serta rekan satu sekolah saya Ibu Dewi, Teman teman
CGP memberikan saya banyak pengalaman dan motivasi untuk menjadi guru yang lebih
baik lagi,mereka adalah guru-guru hebat. Semoga Peraudaraan dan Silaturahmi Kita di
kelas G ini akan terus berlanjut. Dapat terus berkolaborasi untuk Terus Tergerak, Bergerak
dan Menggerakan Pendidikan di Indonesia. saya ucapkan banyak- banyak terimakasih
untuk semua yang telah mendukung, semoga Allah memberikan keberkahan kepada kita
semua.aamiin
Harapan saya saat ini saya ingin memanfaatkan ilmu yang sudah saya dapatkan dalam
menjalankan peran yang sedang saya lakukan.Saya ingin menjadi orang tua yang baik bagi
anak saya dan guru yang baik bagi murid- murid saya. Saya ingin menjadi manusia yang
bisa bermanfaat, melakukan sesuatu hal kecil semampu yang saya bisa.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh


JALAN PANJANG MENUJU
GURU PENGGERAK

Namaku Tisna Suryana, mau memanggilku dengan sebutan Tisna atau Surya, tidak
masalah. Atau jika mau mengikuti kebanyakan teman-temanku di sekolah, atau biasa dalam
keluarga panggil saja aku Entis. Saya lahir di Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang
Banten, saat ini saya bekerja menjadi guru kimia di SMA Negeri 11 Pandeglang, sejak tahun
2005 tepatnya tanggal 1 Januari. Saya jadi seorang guru terbilang guru yang tidak mau
tinggal diam, selalu ingin mencoba dan melakukan sesuatu yang tidak berpatokan pada
hasil, tapi lebih mengedepankan proses. Urusan berhasil atau tidak kita serahkan saja sama
yang mengatur alam beserta isinya. Berawal dari mengikuti kegiatan lomba inovasi
pembelajaran bagi guru se-provinsi Banten pada tahun 2008, yang dilaksanakan LPMP
Provinsi Banten, diluar ekspektasi memang ketika diumumkan saya berhasil menjadi juara
dan sebagai rewardnya adalah bea siswa pasca sarjana. Atas izin Allah akhirnya saya
melanjutkan pendidikan kuliah S2 sebagai bonus hadiah lomba, di program studi Magister
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (MPEP) di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
(UHAMKA) Jakarta, lulus tahun 2010, jujur kesempatan berharga ini di peroleh sebagai
reward juara 3 lomba Inovasi Pembelajaran bagi guru SMA/SMK tahun 2008 dari LPMP
Provinsi Banten, berupa Bea Siswa Full melanjutkan Studi Pasca Sarjana.

Pertama mendengar kata guru penggerak di berita, di TV maupun di media sosial lainnya
cukup kaget dan penasaran. Apalagi image dari guru penggerak kedepan akan menjadi atau
harus siap menjadi pemimpin pembelajaran termasuk siap menjadi kepala sekola ataupun
pengawas, santernya demikian yang saya dengar. Tapi saya sendiri tidak berpikir itu yang
penting masuk aja dulu ke dalam sistem dan mengikuti pembelajaran, untuk berburu dan
menimba ilmu pengetahuan. Diawal-awal mengikuti seleksi guru penggerak saya merasa
bingung dan kurang tertarik bahkan berbalik arah sampai 360 o. Bagaimana tidak yang
terbersit dalam pikirannku ada sebuah kegiatan berupa pendidikan/pelatihan yang
menurutkun sangat lama sekali, lamanya sekitar enam bulan dan sebenarnya apa sih yang
ingin dilakukan, tidakkah akan menggangu kegiatan utama pembelajaran/mengajara dikelas
sebagai guru, belum juga berpikir dengan luang waktu dan kesehatan kita. Tapi setelah
mendapatkan pencerahan dan konsultasi dengan seorang guru penggerak yang sudah lulus
lebih dulu, akhirnya saya bismilah untuk mengikuti seleksi calon guru penggerak.

Tahapan demi tahapan dalam seleksi Calon Guru Penggerak ini dilalui, mulai dari upload
berkas administrasi, menulis essai dengan ketentuan menjawab pertanyaan maksimal 5000
karakter, simulasi mengajar virtual 10 menit, wawancara virtual yang sangat menegangkan
bagi pendaftar pemula seperti saya. Ketika saya membuka aplikasi simpkb sempat
dag-dig-dug tak karuan, begini informasinya Salam Guru Penggerak ! Selamat ! Anda
dinyatakan lulus seleksi tahap 1 Calon Guru Penggerak angkatan 6. Anda berhak untuk
mengikuti seleksi simulasi mengajar dan wawancara, pantau terus simpkb anda. Spontan
diri ini merasa bahagia walau harus melewati satu tahap lagi yaitu seleksi kedua,
selanjutnya makin muncul kepercayaan diri, mulai belajar dan mempersiapakan seleksi dua
berupa wawancara dan simulasi mengajar dan semua itu terlewati dengan baik, sampai
akhirnya dinyatakan lolos dan berhak mengikuti program pendidikan guru penggerak.
Dimulai dari kegiatan yang harus dilewati adalah DIKLAT (Pendidikan dan Pelatihan) Calon
Guru Penggerak angkatan 6, yaitu acara pembukaan oleh Mendikbudristek/yang mewakili
pada hari rabu tanggal 24 Agustus 2022 via online berbasis aplikasi video conference.
Secara umum pada acara pembukaan dibahas mengenai kebijakan-tentang guru
penggerak, pemanfaatan Learning Manajemen System program PGP, Kegiatan pembukaan
CGP dihadiri mulai dari Pengajar Praktik, Fasilitator dari tiap kelas dan para peserta CGP
dari seluruh angkatan 6. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diklat guru penggerak.

Saya bersyukur mendapatkan kelas G, dengan Fasilitator Bapak Safrizal, M.Sos, beliau
memiliki segudang pengalaman dan keperibadian baik, beliau berasal dari provinsi Aceh
yang terkenal dengan serambi mekkahnya, beliau selalu memotivasi kami untuk terus
bersemangat dalam mengikuti program guru penggerak. Tak kalah hebatnya kami juga di
bimbing dan diarahkan oleh Ibu Noni Lara Sestia sebagai admin dari BGP Banten, yang
selalu membantu dan memudahkan urusan kami dengan segala keterbukaan dan informasi
pentingnya, bahkan tak ayal jika beliau harus melalukan perubahan dead line ketika
tugas-tugas kami belum dikerjakan atau mendekati due date. Hadirnya dua pengajar praktik
yang selalu menginspirasi yaitu, yaitu Bu Cucu Aisyah Rusmawati dan Pak Didi Haryadi,
M.Pd yang selalu berbagi, berkolaborasi dan bermitra dengan calon guru penggerak. Salah
satu kelebihan dalam kelompok guru penggerak adalah pesertanya heterogen dari berbagai
jenjang pendidikan, ada Bapak Sariful Hayat dari jenjang pendidikan SD, ada Bapak Ahmad
Yani dan Ibu Eneng Rohmantini dari jenjang SMP, ada Bapak Imam Isnaini Sidiq , Bapak
Ahmad Yunus, Bapak Hadi Sumantri, Bapak Arip Rachman Sidiq, Ibu Hapsari, Ibu Dewi dan
Ibu Dian Nurkhusufisyamsi dari SMA; Bapak Kuswandi dan Ibu Lilis dari jenjang SMK.
Terima kasih sudah berbagi, berkolaborasi dan saling memotivasi.

Sejujurnya, saya sempat berputus asa dan ingin mengundurkan diri untuk mengikuti diklat
calon guru penggerak karena diawal pendidikan saya menderita sakit yang cukup parah
yaitu kolestrol dengan skala 320, sangat tidak konsen dan kepala serasa berputar kencang,
ironisnya ini terjadi saat akan dimulainya pendidikan calon guru penggerak. Satu tekad mulia
dan impian besar saya pada kegiatan pendidikan dan latihan guru penggerak, ini
merupakan niat suci untuk menggembleng dan menempa diri untuk merealisasikan konsep
pendidikan menuju terbentuknya Profil Pelajar Pancasila (P3) dalam naungan merdeka
belajar. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya pada bapak Safrizal, bu Cucu dan Pak
Didi yang selalu menyemangati dan memberikan alternative, solusi serta kemudahan untuk
merampungkan semua tugas-tugas guru penggerak.

Modul demi modul saya pelajari, jumlah modul dalam pendidikan guru penggerak ada 3
modul (modul 1, terdapat 4 modul, modul 2 terdapat 3 modul dan modul 3 terdapat modul 3
modul), pada pengerjaan tugas dalam modul baik sinkronus maupun asinkronus berbasis
LMS (Learning Manajemen System), pelaksanaan tugas berbasis langkah MERDEKA (Mulai
dari diri, Eksplorasi konsep; Ruang kolaborasi; Demonstrasi kontekstual; Elaborasi
pemahaman; Koneksi antar materi dan Aksi nyata). Setiap langkahnya memiliki alur dan
tantangan tersendiri dalam mengerjakannya karena harus belajar secara mandiri, berbagi,
sharing, berkomentar juga harus mensinkronkan waktu untuk pertemuan di Ruang
Kolaborasi dan Elaborasi Pemahaman melalui g-meet. Selain itu juga harus mengerjakan
tugas jurnal refleksi yang di sajikan dalam blog masing-masing. Tak kalah pentingnya
pendmpingan individu yang di lakukan oleh pengajar praktik dalam rangka menyelaraskan
dan mengetahui perkembangan sampai sejauh mana penguasaan CGP terhadap mataeri
dan beberapa aksi nyata yang dilakukan dilapangan. Sebagai bahan evaluasi dari setiap
pendampingan individu dilakukan kegiatan loka karya. Tujuan dari kegiatan loka karya
adalah suatu acara di mana beberapa orang CGP berkumpul untuk memecahkan masalah
tertentu dan mencari solusinya. Lokakarya ini biasa juga disebut sebagai workshop. Di mana
kegiatan yang diadakan biasanya dibahas langsung bersama para pengajar praktik. Loka
karya dalam program guru penggerak sebanyak 7 lokakarya termasuk didalamnya loka
karya 7 tentang Festival Panen Karya Belajar, yang insallah akan dilaksanakan pasca idul
fitri/lebaran.

Mengawali pembelajaran Pada Modul 1.1. Refleksi filosofi Pendidikan Nasional Menurut Ki
Hajar Dewantara, bahwa kita dijarkan sebagai pemimpin pembelajaran pengelolaan
program yang berdampak positif pada murid hendaknya bertujuan untuk merawat dan
menuntun tumbuh kembangnya kodrat murid (kodrat alam maupun kodrat zaman) melalui
penumbuhan murid merdeka belajar. Dalam modul 1.2. Nilai dan peran guru penggerak,
bahwa peran guru penggerak harus dapat menggerakkan dan berpartisipasi aktif dalam
organisasi keprofesian maupun komunitas lain untuk menunjang kesuksesan program
sekolah/kegiatan sekolah yang berdampak pada murid. Modul 1.3. Tentang visi guru
penggerak bahwa visi seorang guru penggerak sangat berhubungan dengan bagaimana
menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada murid dan menjalankan rencana
program sekolah dengan dukungan para pemangku kepentingan, warga sekolah dalam
mendukung ekosistem pembelajaran yang kondusif. Dalam modul 1.4. mengkaji tentang
budaya positif, sudah selayaknya pengelolaan program yang berdampak positif pada murid
diharapkan dapat memberikan dampak positif dengan terwujudnya budaya positif di
lingkungan sekolah
Sedangkan dalam modul 2.1. tentang pembelajaarn berdiferensiasi, ketika mengelola
program yang berdampak pada murid seyogyanya bisa memenuhi kebutuhan murid yang
berkarakter berdiferensiasi. Hal ini bisa dilakukan dengan pemetaan kebutuhan murid
seperti kesiapan belajar, gaya belajar murid, minat belajar dan profil pelajar murid. Modul
2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dalam mendesain program yang berdampak
pada murid perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional di dalamnya, untuk
mengembalikan kesadaran penuh (Mindfull) murid agar dalam melaksanakan program
sekolah dapat merasa fokus, berempati, termotivasi dan memiliki sikap tanggung jawab
yang tinggi. Dalam Modul 2.3. Coaching untuk supervisi akademik, teknik coaching sangat
penting dilakukan sebagai langkah untuk menggali segala potensi dan memantau kinerja
murid untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi pada saat
melaksanakan program/kegiatan sekolah yang berdampak pada murid untuk itu sikap kreatif
dan kritis dari murid sangat diharapkan agar tercipta murid merdeka belajar.
Modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin
pemimpin pembelajaran adalah orang yang mau melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik dan senang melakukan kolaborasi agar keputusan yang diambil bersifat efektif, efisien
mengenai rancangan program yang ingin dilakukan tentunya keputusan tersebut harus
memperhatikan tiga prinsip berpikir, empat paradigma pengambilan keputusan dan
melakukan sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Hal ini untuk menghindari adanya dilema etika (benar versus benar) ataupun
bujukan moral (benar versus salah) dalam penyelenggaraan kegiatan yang berdampak
positif pada murid. Modul 3.2 pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Pengelolaan yang
berdampak pada murid hendaknya didukung oleh analisa/ hasil identifikasi aset atau
kekuatan modal yang dimiliki oleh sekolah sehingga pemanfaatan dan pengefektifan sumber
daya menjadikan prioritas yang perlu diperhatikan oleh seluruh stakeholder yang ada.
Dengan memperhatikan kaitan seluruh materi pada modul 3.3 dengan modul lain
sebelumnya maka sangatlah besar peran guru penggerak untuk mengembangkan diri
secara sadar dan kemauan pribadi untuk meningkatkan kualitas belajar murid melalui
pengelolaan program yang berdampak positif pada murid agar sikap mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid tercermin dalam rencana aksi nyata menuju
murid merdeka belajar dan berkarakter sesuai profil pelajar Pancasila.
Harapan dari mengikuti kegiatan diklat guru penggerak yaitu memacu peningkatan
kepemimpinan murid di sekolah. Menciptakan ruang diskusi positif dan kerjasama antar guru
dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Menjadi pemimpin pendidikan yang memacu kesejahteraan ekosistem
pendidikan di sekolah. Esensi pokok bahwa seorang guru penggerak harus berpihak pada
murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif. Berpihak pada murid yaitu guru dalam
melakukan pembelajaran harus berpihak pada murid, desain atau rancangan pembelajaran
diharapkan sesuai dengan kebutuhan murid. Guru penggerak memiliki keunggulan
mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan kelompok yang terbimbing, terstruktur, dan
menyenangkan.

Akhirnya, Terimakasih saya ucapkan pada semua yang terlibat pada kegiatan guru
penggerak mulai dari Balai Guru Penggerak, Dinas Pendidikan dan Kebudayan Provinsi
Banten. Terimakasih Kepala KCD Kabupaten Pandeglang, Terima kasih pengawas Pembina
SMA N 11 Pandeglang, Terima kasih kepada Kepla SMA Negeri 11 Pandeglang.
Terimakasih SMA N 11 Pandeglang (Sebagai sekolah adiwiyata Nasional, Sekolah Model,
Sekolah Sehat), terima kasih rekan guru, murid dan seluruh warga sekolah. Terima kasih
pada Admin, Fasilitator, Pengajar Praktik dan Calon Guru Penggerak khususnya angkatan 6
Kabupaten Pandeglang.
Menggapai Cahaya Pendidikan dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Salam Guru Penggerak, Salam Guru Hebat

Perkenalkan namaku Hapsari Ayuningtyas , teman teman dan


muridku biasa memanggilku bu Ayu. Aku lahir di Kabupaten
Semarang Jawa Tengah, 41 tahun yang lalu

Namun takdir membawaku ke Provinsi Banten pada tahun 2009,


ketika aku diterima menjadi CPNS dan diamanahkan untuk mengajar
di SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School yang berlokasi di
Kabupaten Pandeglang hingga saat ini. Selama kurang lebih 13 tahun
menjadi seorang guru, naik turun motivasi mengajar, pastilah terjadi,
salah satu cara untuk tetap menjaga motivasi diri yang aku lakukan
adalah dengan mengikuti pengembangan diri, yang membuat aku
menemukan teman teman baru dan ilmu baru yang bisa memacu motivasiku dalam mengajar.

Maka ketika aku mengetahui tentang program pendidikan guru penggerak yang
diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan berlandaskan
filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD), aku langsung merasa antusias dan bersemangat untuk
mengikutinya.

Perjalananku dalam mengikuti pendidikan guru penggerak dimulai ketika aku


diterima sebagai salah satu peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Kabupaten Pandeglang
Angkatan 6. Aku sangat bersyukur dan berkomitmen untuk mengikuti (PGP) ini dengan
penuh dedikasi dan semangat. Aku tahu bahwa program ini akan memberikan aku
kesempatan untuk mengembangkan diri, memperoleh pengetahuan baru, dan meningkatkan
kualitas pengajaranku

Dalam Pendidikan Guru Penggerak kabupaten Pandeglang aku berada di kelas G


yang diampu oleh Bapak Safrizal M.Sos sebagai Fasilitator dan Ibu Cucu Aisyah M.Pd
sebagai Pengajar Praktik
Aku sangat bersyukur berada dalam kelas ini Fasilitator dan Pengajar Praktik sangat
membantu aku dalam memahami tiap materi dalam PGP ini. Selain itu hal lain yang tak kalah
menggembirakan adalah aku bertemu dengan guru-guru lain yang memiliki semangat yang
sama dalam mengabdikan diri dalam dunia pendidikan teman teman baru yang sangat solid,
saling menyemangati dalam tiap proses pembelajaran.

Perjalanan PGP ini dimulai dengan serangkaian pelatihan daring yang dipandu oleh
Bapak Safrizal M.Sos sebagai Fasilitator . Pada awal materi, kami peserta diberikan
pemahaman mendalam tentang filosofi Ki Hajar Dewantara. Aku belajar tentang pendekatan
holistik dan humanistik dalam pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara. Aku
belajar tentang pentingnya menghargai keberagaman dan potensi unik setiap siswa, serta
mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika dalam pembelajaran sehari-hari. Pendidikan
Guru Penggerak ini sungguh menginspirasi seorang guru untuk tergerak mewujudkan
pembelajaran yang berpihak pada siswa

Aku juga diajak untuk bergerak mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam
pengajaran. Aku belajar bagaimana memanfaatkan teknologi pendidikan dan metode
pembelajaran berdiferensiasi yang aktif, kreatif, dan menyenangkan untuk meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa
Aku berusaha mengedepankan pendekatan holistik dalam mengajar. Aku tidak hanya
fokus pada aspek akademik, tetapi juga memperhatikan perkembangan fisik, sosial,
emosional, dan spiritual siswa. Aku menggalakkan pembelajaran yang menekankan pada
nilai-nilai moral dan etika, serta mengajarkan siswa untuk menjadi individu yang berempati,
peduli, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar

Selama waktu itu, aku merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang tiada tara ketika
melihat perkembangan positif para siswa. Mereka semakin antusias dan memiliki keyakinan
diri yang lebih baik dalam menghadapi tantangan dalam belajar. Dengan harapan tercipta
ekosistem pembelajaran yang berpihak pada siswa sehingga akan terwujud well being dalam
proses pembelajaran
Melalui Pendidikan Guru Penggerak aku juga dimampukan untuk menggerakkan,
berkolaborasi dengan rekan guru, orang tua, dan masyarakat untuk merancang program
pembelajaran yang relevan dengan konteks lokal dan menghadirkan dampak positif bagi
siswa dan lingkungan sekitar.

Aku juga belajar tentang kepemimpinan sekolah, evaluasi pembelajaran dan


pengajaran , dan banyak lagi. Aku merasa sangat terbantu dan termotivasi untuk
mengaplikasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang aku peroleh dalam pengajaran
sehari-hari.

Tidak hanya itu, aku juga diberikan kesempatan untuk mengikuti 7 Lokakarya yang relevan
dengan tugas dan tanggung jawab seorang guru penggerak. Pada setiap Lokakarya kami
didampingi oleh ibu Cucu Aisyah MPd dan Bapak Didi Hariyadi sebagai Pengajar Praktik.
Melalui Lokakarya tersebut kami saling sharing tentang materi yang kita pelajari dan cara
menerapkan dalam proses pembelajaran. Banyak sekali pencerahan dan inspirasi yang aku
dapatkan dari teman teman peserta dalam setiap Lokakarya, yang ingin segera aku terapkan
dalam proses pengajaranku di kelas
Namun, perjalananku dalam program pendidikan guru penggerak juga tidak selalu mulus.
Aku dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, dan resistansi
dari beberapa pihak terkait akan paradigma baru dalam konsep pendidikan. Namun, dengan
semangat dan tekad, aku terus berjuang untuk menghadapi tantangan tersebut, mengingat
prinsip-prinsip filosofi Ki Hajar Dewantara yang mengajarkan tentang keteladanan,
integritas, dan semangat untuk terus berinovasi.

Dalam perjalananku mengikuti pendidikan guru penggerak yang berlandaskan filosofi Ki


Hajar Dewantara, Aku merasa bangga dan terhormat bisa menjadi bagian dari perubahan positif dalam
dunia pendidikan di Indonesia, Aku merasa sangat bersyukur dan bahagia karena bisa berkontribusi
dalam membentuk karakter dan potensi siswa-siswaku. Aku mengalami perkembangan pribadi dan
profesional yang signifikan. aku merasa sangat terinspirasi dan diberdayakan. aku akan terus berjuang
untuk menginspirasi dan membimbing siswa siswi Indonesia menuju masa depan yang lebih baik
melalui pendidikan yang berkualitas dan berlandaskan nilai-nilai luhur

Tak lupa aku mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Safrizal M.Sos , Ibu Cucu
Aisyah MPd, dan Bapak Didi Hariyadi MPd. Beliau beliau tidak hanya memberi contoh dan
mengajak berpartisipasi, para calon guru penggerak namun juga membimbing kami secara
bijaksana. Mereka selalu siap membantu dan memberikan dorongan ketika kami menghadapi
kesulitan dalam belajar. Mereka tidak hanya menjadi fasilitator dan pengajar praktik tetapi
juga menjadi teman, sahabat, dan coach yang bijaksana bagi kami. Juga untuk sistaku ibu
Noni admin yang so kind and humble Dan juga rasa terimakasih ku karena memiliki teman
teman guru yang hebat , Pak Yani, Pak Arip, Pak Kus, Pak Yunus, Pak Imam , Pak Tisna Pak
Hadi , Bu Lilis, Bu Atieh , Bu dewi, Bu Dian , Bu Eneng “all of you are so great, all for
one-one for all” I am nothing without you.
PERJALANAN PANJANG MENJADI GURU PENGGERAK

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh….

Perkenalkan namaku Dewi Yuliani, saya lahir di Pandeglang pada tanggal 15 Juli 1984.
Saya adalah seorang guru matematika di SMAN 10 Pandeglang. Saya menempuh
pendidikan S1 di FKIP Universitas Lampung Program Studi Pendidikan matematika. Saya
mengajar di SMAN 10 Pandeglang sejak tahun 2010 sebagai PNS. Di Sekolah inilah yang
mengantarkanku menuju guru penggerak. Awal mula mengenal guru penggerak pada tahun
2021 ketika ada seleksi CGP untuk angkatan 2. Karena yang saya tahu saat itu hanya
sekolah penggerak, saya tidak tahu apa itu guru penggerak dan untuk apa. Saya
mengetahui ketika ada 3 orang rekan saya yang lulus seleksi CGP, saya pun
memperhatikan seluruh aktivitas dan perkembangan mereka selama mengikuti PGP. Dan itu
tidak membuat saya tertarik untuk menjadi guru penggerak, karena saya adalah ibu dari 3
orang putra, rumah saya jauh dari sekolah, tidak punya ART dan terbayang oleh saya
betapa saya akan disibukkan oleh kegiatan CGP seperti yang saya lihat dari rekan saya.
Terbayang pula oleh saya kekecewaan keluarga karena saya terlalu sibuk dengan
pendidikan saya di CGP. Bahkan ketika dibuka pendaftaran untuk angkatan 6, saya masih
tidak tertarik untuk mengikuti seleksi, saya hanya menyemangati teman-teman dan juga
suami saya agar ikut seleksi CGP, saya pun membantu langkah suami untuk seleksi
administrasi dan essay, tapi saat itu tergelitik hati saya untuk mengisi essay karena rasa
penasaran saya. Akhirnya saya mendaftar untuk mengisi essay itupun di hari terakhir
pendaftaran, saya menyelesaikan essay, melengkapi administrasi dan men submit.
Qodarullah ternyata saya lulus seleksi tahap 1. Disitulah perasaan saya kacau, campur
aduk, bingung, sedih, dan takut. Kenapa?? Karena suami saya tidak lulus seleksi… Harus
apa dan bagaimana saya bingung karena takut tidak diizinkan, saya pun meminta petunjuk
pada Allah SWT, jika langkah yang saya tempuh akan membawa kebaikan maka
mudahkanlah jalan saya, tapi jika membawa kesulitan maka jauhkanlah.. Saya pun
mengikuti tahap selanjutnya dengan kepasrahan dan apa adanya…Allah pun mudahkan
segala langkah saya dalam seleksi tahap 2. Qodarullah saya bersama rekan saya Bu Dian
Nurkhusyufisyamsi dinyatakan lulus seleksi dan menjadi peserta CGP angkatan 6
Kabupaten Pandeglang. Kami pun di kelas yang sama dengan Pengajar Praktik Yang
berbeda.

Fasilitator kelas kami adalah Pak Safrizal, M.Sos yang berasal dari Aceh, beliau
merupakan sosok fasilitator yang baik dan ramah, selalu memotivasi kami untuk tetap
semangat dalam menjalankan pendidikan. Di kelas kami yaitu kelas G, ada 2 pengajar
praktik yang kebetulan keduanya adalah rekan saya di komunitas MGMP Matematika
Kabupaten Pandeglang Bpk. Didi Haryadi, M.Pd. dan Ibu Cucu Aisyah Rusmawati, M.Pd.
yang sekarang menjabat sebagai Ketua MGMP Matematika SMA Kabupaten Pandeglang.
Selain mereka saya juga bertemu orang orang hebat di kelas G, selain saya dan Bu Dian
ada 12 orang lagi dari berbagai jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Ada bu ratih dari TK
pembina yang pintar nyanyi dan menggambar dan selalu ceria, ada Pak Sariful dari SD N
Purworejo, ada Pak Ahmad Yani dan Bu Eneng Rohmatini dari SMPN 1 dan SMPN 2
Labuan, Pak Tisna yang merupakan guru Kimia SMAN 11 Pandeglang, Pak Imam yang juga
guru Kimia dari SMAN 15 Pandeglang, Pak Ahmad Yunus dari SMKN 3 Pandeglang, Pak
Kuswandi dan bu Lilis dari SMKN 4 Pandeglang, Bu Hapsari dan Pak Arip dari SMAN
CMBBS. Saya sangat senang bisa mengenal mereka, mendapatkan inspirasi dan
pengalaman dari mereka, menjadikan sebuah pembelajaran dari pengalaman berharga.
Itulah anggota di kelas G. Oh iya ada satu lagi yaitu admin yang baik hati ibu Noni
tersayang….

Sejak awal saya membayangkan kesibukan menjadi CGP akan menyita waktu, akan
tetapi ternyata semua yang saya takutkan tidak terjadi, saya merasa diberikan kemudahan
dalam segala aktivitas saya dalam LMS, ruang kolaborasi dan elaborasi bersama instruktur.
Saya pun bisa mengerjakan tugas-tugas di sela kesibukan saya di sekolah. Saya berusaha
untuk tidak terlihat sibuk di rumah untuk menjaga perasaan keluarga saya tetap tenang,
beberapa waktu memang melakukan Vicon saat di rumah, bahkan rukol pertama di malam
hari, terus terang itu sangatlah mengganggu karena saya punya balita. Tapi alhamdulillah,
berkat pengertian dari rekan-rekan dan fasilitator, akhirnya kegiatan Vicon diadakan di siang
hari. Ada masa dimana kegiatan PGP berbenturan dengan padatnya kegiatan sekolah dan
itu membuat tugas di LMS keteteran karena tidak sempat mengerjakan, dan akhirnya
mengirim beberapa menit sebelum due date.

Program guru penggerak membawa perubahan positif dalam hidup saya terutama
pada kematangan moral dan mental saya untuk tampil di depan umum. Saya menjadi lebih
percaya diri. Saya pun semakin menyadari betapa banyak kekurangan saya sebagai guru
terutama dalam memahami murid. Setelah saya mengikuti PGP, banyak hal yang saya
dapatkan dari segi keilmuan dan pengalaman. Saya sudah mulai menerapkan pembelajaran
yang berpihak pada murid, pembelajaran berdiferensiasi, praktek coaching dan segitiga
restitusi, walaupun belum maksimal tapi setidaknya saya sudah memulai perubahan ke arah
yang lebih baik. Saya dipercaya untuk menjalankan program budaya sekolah Numerasi
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu raport pendidikan SMAN 10 Pandeglang.
Alhamdulillah program Guru penggerak selaras dengan program Sekolah Penggerak. Saya
memiliki daya dukung yang tinggi dari Kepala Sekolah maupun rekan sejawat. Intinya
program guru penggerak membuat saya bergerak, tergerak dan menggerakkan.

Harapan saya kedepannya, ilmu yang saya dapatkan selama menjadi CGP dapat saya
bagikan kepada komunitas di Sekolah saya dan khalayak umum dan memberikan manfaat
untuk kemajuan bangsa Indonesia. Semoga dengan adanya program guru penggerak ini,
pendidikan di Indonesia dapat maju dan berkembang sesuai harapan. Terima kasih saya
ucapkan kepada Keluargaku, Bapak Safrizal, M.Sos, Pak Didi, Bu Cucu, Bu Noni, Ibu Hj.
Aan Qonaah selaku Kepala SMAN 10 Pandeglang, rekan-rekan di SMAN 10 Pandeglang,
dan teman-teman seperjuanganku di Kelas G atas dukungannya selama ini. Tanpa
dukungan kalian mungkin saya tidak akan sampai sejauh ini.

Salam Guru Penggerak!!


JALAN PANJANG GURU PENGGERAK INDONESIA

Salam sejahtera untuk semua guru hebat Indonesia! Salam Guru Penggerak! Saya
Hadi Sumantri, seorang calon guru penggerak dari SMAN 13 Pandeglang. Saya merasa
sangat senang dapat bergabung dengan program guru penggerak ini dan berbagi pengalaman
serta pengetahuan dengan rekan-rekan guru di seluruh Indonesia.Saat ini saya menjadi Guru
SMAN 13 Pandeglang, Banten, dan menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Negeri
Jakarta. Sejak masih kuliah, saya sudah merasakan ketertarikan yang kuat terhadap dunia
pendidikan, terutama dalam hal memberikan pengaruh positif bagi anak-anak dan pemuda.
Oleh karena itu, setelah lulus kuliah, saya memutuskan untuk memilih profesi sebagai
seorang guru.

Sebelum menjadi guru penggerak Calon Guru Penggerak Angkatan 6 (CGP Angkatan
6), saya alumni sudah menggikuti program Guru SM-3T Angkatan 6 (SM-3T Angkatan 6).
Sebagai seorang alumni SM-3T Angkatan 6, Saya telah melewati program pemerintah yang
ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendidikan dan pelatihan intensif
selama satu tahun bagi calon guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang memadai.
Program SM-3T Angkatan 6 bertujuan untuk meningkatkan jumlah guru yang berkualitas di
Indonesia dan memastikan bahwa guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah memiliki
kualifikasi yang memadai untuk memberikan pendidikan yang berkualitas, terutama di daerah
terdepan dan terluar. Sementara itu, program CGP Angkatan 6 merupakan program yang
lebih spesifik dan berfokus pada pengembangan kompetensi dan kualitas guru sebagai agen
perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Program ini dirancang untuk calon guru
yang telah melewati seleksi yang ketat dan memiliki motivasi yang tinggi untuk memajukan
dunia pendidikan di Indonesia.Pengalaman ini membantu saya untuk memahami lebih dalam
tentang berbagai tantangan dan kebutuhan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Sebagai seorang guru penggerak, saya berharap dapat memberikan kontribusi yang
signifikan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, saya berharap
dapat memperluas jaringan dan bertukar pikiran dengan rekan-rekan guru lainnya, serta
mengimplementasikan berbagai inovasi dan strategi pembelajaran yang efektif dalam kelas.
Saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik dan membutuhkan pendekatan
yang berbeda-beda untuk meraih kesuksesan. Sebagai seorang guru, tugas saya adalah
membantu setiap siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka dan membimbing mereka
untuk menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan berprestasi.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator yang sangat baik
yaitu Bapak Safrizal,M.Sos, Pengajar Praktik kami dalam suka dan duka, Ibu Cucu Aisyah
Rusmana,M.Pd dan Bapak Didi Haryadi,M.Pd. Rekan-rekan sesama Calon Guru Penggerak
Ibu Ratih, Bapak Sariful, Bapak Ahmad Yani dan Ibu Eneng Bapak Imam, Bapak Ahmad
Yunus, Bapak Arip, Bapak Tisna, Ibu Hapsari, Ibu Dewi dan Ibu Dian, Bapak Kuswandi Ibu
Lilis. Program guru penggerak dan semua rekan-rekan guru yang telah memberikan
dukungan dan semangat selama ini. Saya sangat berharap untuk dapat belajar dan
berkembang bersama-sama dengan Saya semua dalam memajukan dunia pendidikan di
Indonesia. Terima kasih.
Ahmad Yani,S.Pd

PERJALANAN SEORANG GURU PENGGERAK

Saya Ahmad Yani,S.Pd lahir di Pandeglang pada tanggal 12 November 1983 dan
merupakan staff pengajar di SMP N 1 Labuan dimana tempat saya bekerja saat
ini, awal dari saya mengikuti program calon Guru Penggerak yang digagas oleh
Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat Bapak Nadiem Anwar Makarim,
B.A., M.B.A. Ir. Suharti, M.A., Ph.D. yang merupakan suatu program yang
luar biasa dalam menciptakan guru -guru yang berkompetensi dan berkarakter,
merupakan suatu kebanggaan bagi saya pribadi bisa lulus seleksi dan mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak ini sebab tidak semua guru dapat lulus dalam seleksi
ini mulai dari proses yang membutuhkan pemikiran dan kompetensi yang lebih
dalam mengisi serta berinterview dengan acesor tingkat nasional dalam
mengukukur sejauhmana keberpihakan kita dalam membangun suatu peradaban
Pendidikan yang berpihak pada murid.Selanjutnya dorongan dari pihak sekolah
juga merupakan salah satu motivasi saya untuk terus eksis dan bersemengat
sehingga saya dapat lulus selesksi calon guru penggerak ini Tentunya rasa
bangga ,rasa haru dan rasa ingin tahu terus menggelora dalam dada saya, bahkan
sebuah pertanyaan besar bagi saya apakah saya mampu membawa ilmu-ilmu yang
didapat dalam Pendidikan guru penggerak ini dalam mengaplikasikan ilmu ini pada
kegiatan dilingkungan sekolah sehingga dapat berdampak pada murid dan
lingkungan sekolah.

Selanjutnya setelah saya menjalani Pendidikan guru penggerak selama 6 bulan


ternyata rasa kehawatiran itu sirna dengan sendirinya,setelah saya bertemu
dalam satu kelompok dalam satu kelas dengan guru-guru hebat lainya disetiap
jenjang Pendidikan yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang luar biasa baik
dari tingkat SMA/SMK,SMP,SD dan TK. Pengalaman ini yang menjadikan saya
termotivasi bahwa berkolaborasi itu sesuatu yang luar biasa walaupun kita
berbeda beground jenjang Pendidikan dan justru memperkaya kompetensi yang
saya miliki, selain itu juga sebagai calon guru penggerak saya dan teman-teman
didampingi oleh para pengajar praktik dan fasilitator yang baik dan luar biasa
yang terus mendampingi dan memotivasi saya dan teman-teman CGP dalam setiap
Modul dan Loka karya selama 6 bulan sehingga saya dan teman-teman CGP
akhirnya dapat menyelesaikan sampai tingkat akhir dalam Pendidikan guru
penggerak ini, Akhirnya saya ucapkan trimakasih kepada semua pihak yang telah
memotivasi saya baik pihak sekolah ( Bp.Kepala dan rekan -rekan
guru),Fasilitator (Bp.SafrizalM.Sos.), Pengajar Praktik (Bp.Didi Haryadi,M.Pd)
dan juga rekan – rekan CGP Angkatan 6. Tetap semangat teman-teman “Jangan
Lelah Untuk Terus Bermimpi, Sebab Dalam Sebuah Mimpi Ada Harapan Dan
Cita-Cita Besar “ . Dan Jangan Lupa Bahagia .
Langkahku untuk Tergerak, Bergerak dan Menggerakan
Oleh: Arip Rachman Sidiq

Bismillahirrohmanirrohim.

Saya Arip Rachman Sidiq. Saya berasal dari Kota Cipanas Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa
Barat. Saya bertugas sebagai guru mulai Desember tahun 2012 di SMP Raudlatul Ulum
Cipanas kemudian pada Februari 2013 saya juga bertugas di SMA PGRI Cipanas,
kemudian pada Oktober tahun yang sama saya juga mengemban amanah untuk mengajar
di SMAN 1 Sukaresmi, Cianjur. Sejak 1 April 2015 Allah menakdirkan saya hijrah ke
Pandeglang untuk bertugas di SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School yang
biasa disebut SMAN CMBBS.

Saya bersyukur ditakdirkan Allah swt untuk bergabung dengan keluarga SMAN CMBBS dan
bertemu dengan rekan-rekan guru hebat di sekolah ini. Saya mendapatkan lingkungan kerja
yang positif yang mendorong guru-guru muda untuk berkembang dan mengikuti berbagai
kegiatan pengembangan keprofesian. Dengan melihat semangat belajar rekan-rekan hebat
di sekolah, saya terdorong untuk menjadi lebih aktif dalam pengembangan diri. Saya
mengikuti berbagai kegiatan pengembangan yang bersifat wajib diikuti atau
kegiatan-kegiatan yang diikuti karena prakarsa diri sendiri. Dimulai dari mengikuti
seminar-seminar tingkat nasional dan tingkat internasional, pelatihan-pelatihan dan berbagai
kegiatan pengembangan keprofesian lainnya.

Sebelum bersentuhan dengan Program Pendidikan Guru Penggerak, saya sebelumnya


mengikuti berbagai pelatihan yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan secara daring seperti PEMBATIK dan Guru belajar dan berbagi. Selain itu saya
juga merupakan angkatan pertama Program Profesi Guru yang diselenggarakan secara
daring sepenuhnya karena diselenggarakan ketika tingginya penyebaran Virus Covid-19 di
tahun 2020.

Pengalaman saya mengikuti berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan dan seminar secara
daring membuat saya merasa senang dan tergugah untuk terus mengikuti berbagai
pelatihan daring. Pada awal tahun 2021 setelah lulus dari PPG, saya mendapatkan
informasi tentang seleksi guru penggerak angkatan ke-2 Kabupaten Pandeglang dan saya
mendaftar. Saat itu saya tidak melanjutkan ke tahap berikutnya karena saya merasa masih
belum siap untuk mengikuti program pelatihan dengan waktu yang panjang. Saya masih
merasa jenuh karena baru menyelesaikan program pendidikan profesi guru di akhir tahun
2020. Namun saya masih mengikuti berbagai pelatihan daring khususnya pada laman guru
belajar dan berbagi. Pada laman ini ada satu seri yang memberi saya memiliki pandangan
baru untuk menjalani tanggung jawab saya sebagai guru yaitu Semangat Guru: Seri
Kemampuan Non Teknis Dalam Adaptasi Teknologi. Pada seri ini saya mendapatkan
materi-materi yang memberi saya semangat untuk menjalankan tanggung jawab sebagai
guru yaitu Resilience, Critical Thinking, Creativity, Communication, Empowered Teacher,
Collaboration. Materi-materi ini menjadi pemicu bagi saya untuk terus mengembangkan diri
agar dapat menjadi guru yang menyajikan pembelajaran yang berorientasi pada murid.

Pada tahun 2022 Kepala Sekolah saya saat itu Bapak Jubaedi M.Psi.T menginformasikan
tentang seleksi guru penggerak angkatan 6 dan beliau mendorong guru-guru di sekolah
untuk mengikuti program ini. Setelah pada angkatan 2 saya tidak melanjutkan, kali ini saya
tidak menyianyiakan kesempatan untuk mendaftar pada angkatan 6 ini. Timbul keinginan
kuat dari dalam diri setelah saya melihat rekan-rekan guru lain yang telah lulus dari
Pendidikan Guru Penggerak angkatan 2. Mereka memperlihatkan hal-hal positif yang
berjalan beriringan dan mendukung kurikulum yang diterapkan di sekolah sejak tahun 2021
yang dibalut program bernama Program Sekolah Penggerak yang menjadi awal
diterapkannya Kurikulum Merdeka. Tidak ada lagi alasan untuk saya berdiam diri dan tidak
mendaftar pada program ini.

Dengan berbagai keadaan yang mendukung ini, saya mendaftar dan mengikuti berbagai
tahapan dengan melakukan pendaftaran pada SIM-PKB kemudian mengisi esai dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersedia dan membuat surat rekomendasi dari kepala
sekolah yang berisi kuesioner, Alhamdulillah saya lulus pada tahapan pertama dengan surat
pengumuman tertanggal 12 April 2022. Kemudian saya melanjutkan ke tahap berikutnya
yaitu praktik mengajar dengan waktu 10 menit disaksikan dua orang penguji kemudian
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Setelah itu saya dijadwalkan mengikuti
tahap berikutnya yaitu wawancara dengan dua orang pewawancara. Saya menjawab
berbagai pertanyaan yang diajukan yang terkait dengan esai yang sudah saya isi.
Alhamdulillah saya lulus dari tahapan ini dan diumumkan pada surat pengumuman
tertanggal 22 Juli 2022.

Kelulusan ini menjadi awal saya berinteraksi dengan rekan-rekan calon guru penggerak.
Mereka merupakan orang-orang yang aktif dan berpengalaman di bidangnya
masing-masing, banyak diantara mereka yang merupakan wakil kepala sekolah dan ada
juga yang memiliki tugas sebagai dosen. Dengan fakta ini, saya meyakini bahwa program ini
merupakan program yang baik yang akan memberikan dampak positif kepada para
pesertanya terkhusus untuk saya yang masih harus banyak belajar. Selain rekan calon guru
penggerak saya juga dipertemukan dengan pengajar praktik dan fasilitator yang hebat.
Bapak Didi Haryadi, M.Pd. dan Ibu Cucu Aisyah Rusmawati, M.Pd. selaku pengajar praktik
dan Bapak Safrizal, M.Sos. selaku fasilitator. Ketiga orang hebat ini membersamai dan
memberi inspirasi kepada saya ketika menjalani program ini.

Terdapat hal menarik yang saya alami dalam mengikuti pendidikan guru penggerak ini, yaitu
alur belajar MERDEKA yang mendukung pembelajaran orang dewasa atau Pembelajaran
Andragogi. Alur ini dimulai dengan M yaitu “Mulai dari Diri”, pada tahap ini CGP diajak untuk
mengeluarkan pengetahuan, pengalaman atau pandangannya terkait materi yang akan
dipelajari. Langkah berikutnya yaitu E, Eksplorasi Konsep. Pada tahap ini saya diajak untuk
mempelajari konsep-konsep yang ada pada materi yang sedang dipelajari. Tahap ketiga
yaitu R, ruang kolaborasi. Pada tahap ini terjadi interaksi dengan fasilitator dibersamai oleh
pengajar praktik pada pertemuan ruang maya Google Meet. Dalam ruang kolaborasi
selanjutnya disebut rukol, saya dan para CGP lainnya diajak untuk berdiskusi dan bekerja
kelompok untuk membahas materi yang sedang dipelajari. Tahap selanjutnya yaitu huruf D,
Demonstrasi kontekstual. Kegiatan pada tahap ini, saya diminta untuk mendemonstrasikan
apa yang telah didapatkan dari tahap-tahap sebelumnya ke dalam sebuah karya yang bisa
berupa teks, video, poster dan karya lainnya sesuai pilihan atau sesuai ketentuan yang
diminta. Tahap berikutnya yaitu E, Elaborasi. Pada tahap ini, saya terlebih dahulu diminta
untuk membuat pertanyaan yang akan diajukan kepada instruktur yang dipertemukan dalam
ruang tatap maya Google meet. Yang membedakan tahap ini dengan ruang kolaborasi yaitu
pelaksanaan elaborasi dilaksanakan bersama instruktur dan dilakukan secara bersama
dengan 1 kelas lain. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menambah dan menguatkan
pemahaman CGP dalam menguasai materi yang dipelajari. Tahap selanjutnya yaitu K
koneksi antarmateri. CGP diminta untuk menghubungkan setiap materi yang telah dipelajari
agar menjadi suatu gambaran pemahaman yang utuh dari semua materi yang dipelajari
dalam Pendidikan Guru Penggerak. Tahap terakhir yaitu A, Aksi Nyata. Pada langkah ini,
CGP membuat sesuatu yang merepresentasikan segala pemahaman yang didapatkan dari
materi yang telah dipelajari dalam sebuah karya berupa produk atau program.

Terdapat satu langkah yang menurut saya menggugah saya sebagai guru yaitu tahap K,
Koneksi Antarmateri. Dalam pandangan saya, tahap ini merupakan tahap yang paling
penting yang dapat saya terapkan pada pembelajaran bersama murid. Saya merasa tahap
inilah yang juga muncul pada Kurikulum Merdeka di mana strukturnya mengenal fase-fase
dalam pembelajaran mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga jenjang pendidikan
menengah atas. Mulai Fase A hingga fase F terdapat saling keterkaitan dalam capaian
pembelajaran yang harus dikuasai oleh murid pada setiap jenjangnya. Fase ini tidak akan
berjalan dengan baik bila tidak ada koneksi yang terjalin pada setiap fase. Dari sini saya
menyadari bahwa koneksi antarmateri merupakan hal penting yang harus saya terapkan
dalam kegiatan pembelajaran yang saya lakukan. Dengan koneksi antarmateri saya dapat
mengetahui sejauh mana kesiapan murid untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sebelum belajar saya harus mengetahui dulu apakah murid sudah memiliki pengetahuan
awal atau menguasai materi prasyarat yang harus dikuasai untuk mempelajari sebuah
materi dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Saya merasa alur
MERDEKA memberi dampak yang nyata karena selain saya sebagai peserta, saya juga
dapat menerapkan berbagai tahapannya pada pembelajaran di sekolah bersama para
murid. Dengan demikian murid juga akan mendapatkan penguasaan materi yang utuh dan
tidak terputus-putus.

Selain pembelajaran dengan alur MERDEKA, saya juga mengikuti rangkaian kegiatan
lainnya yang membuat program pendidikan ini menjadi spesial yaitu LOKAKARYA. Kegiatan
lokakarya dilaksanakan sebanyak delapan kali yaitu lokakarya 0 sampai lokakarya 7.
Kegiatan ini merupakan hal yang membedakan dengan pelatihan-pelatihan daring yang
pernah saya ikuti karena tidak hanya lewat maya, saya juga dapat bertemu dengan rekan
cgp lain secara tatap muka. Pada kegiatan ini saya dapat berinteraksi secara langsung
dengan Pengajar Praktik dan rekan-rekan CGP hebat lainnya. Banyak hal positif yang saya
dapatkan dari kegiatan lokakarya ini. Ada satu lokakarya yang masih dilaksanakan secara
daring yaitu lokakarya 0. Pada lokakarya ini saya dan CGP lain diajak untuk membuat
rencana dan harapan yang ingin dicapai selama mengikuti program pendidikan guru
penggerak. Pada Lokakarya 0 ini, walaupun masih dilaksanakan secara daring, saya sudah
langsung mendapatkan sebuah aplikasi daring yang digunakan oleh pengajar praktik yaitu
online stopwatch yang digunakan untuk melakukan sebuah undian. Saya langsung
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas dan para murid merasa senang dan tidak bisa
menolak saat namanya ditunjuk oleh aplikasi ini. Pada lokakarya-lokakarya selanjutnya saya
mendapatkan berbagai ice breaking yang dapat saya gunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan pengalaman yang didapatkan dari kegiatan ini saya menjadi lebih
berani untuk menerapkan ice breaking atau permainan-permainan dalam kegiatan
pembelajaran yang sebelumnya jarang sekali saya lakukan di kelas. Selain itu, dari kegiatan
lokakarya juga saya dapat berbagi dan mendapatkan pengalaman dari rekan-rekan CGP
lain yang dapat saya jadikan sebagai pelajaran berharga.

Kegiatan penting lainnya pada program ini yaitu Pendampingan Individu yang dilakukan
bersama pengajar praktik. Pada kegiatan ini pengajar praktik datang ke sekolah untuk
mendampingi saya dalam menerapkan pemahaman tentang materi yang didapatkan selama
pembelajaran sekaligus sebagai persiapan untuk melaksanakan lokakarya. Kegiatan ini juga
mendukung langkah aksi nyata yang saya lakukan dalam alur MERDEKA. Dengan kegiatan
ini, saya mendapatkan pemahaman dan penguasaan yang utuh terkait materi yang saya
pelajari.

Satu lagi menu yang tak kalah penting yang ingin saya ceritakan pada tulisan ini yaitu jurnal
refleksi, pada jurnal ini saya mengenal berbagai cara refleksi yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna. Model-model refleksi yang dikenalkan
yaitu:
1. Model 4F (Fact, Feeling, Finding, Future).
2. Model Deal (Descrition, Examination, and Articulation of Learning)
3. Model Six Thinking hats (Teknik 6 Topi: Process, Creativity, facts, benefits, Feelings,
Cautions)
4. Model Reflective Storyboard (Papan Cerita Reflektif)
5. Model 4C (Connection, Chalange, Concept, Change)
6. Moel 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Reconstructioning)
7. Model Segitiga Refleksi (Segitiga yang berisi 4 poin yang didapatkan: Kemampuan,
Pembelajaran, Perasaan dan Target ke depan)
8. Model Driscoll (What?, So what?, Now what?) dan
9. Model Gara Roudn Robin (menggali hal-hal yang paling dikuasai, yang belum
dikuasai dan yang masih membingungkan)

Selain dalam jurnal refleksi, kegiatan refleksi juga selalu dilakukan pada setiap kegiatan
Lokakarya. Berbagai model refleksi ini menginspirasi saya untuk saya gunakan pada
kegiatan pembelajaran bersama murid di kelas. Refleksi ini juga menjadi penting untuk
dilaksanakan karena diterapkan juga pada langkah-langkah pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka. Pembelajaran dengan refleksi akan memberikan pembelajaran yang bermakna
bagi setiap murid yang akan lebih membekas dan tertanam dalam diri mereka
masing-masing.
Beranjak pada materi, adapun materi-materi yang saya dapatkan selama Program Guru
Penggerak ini merupakan mater-materi yang menurut pendapat saya esensial untuk kita
kuasai sebagai seorang guru. Ilmu dan pengalaman yang saya pelajari dalam program ini
sama sekali berbeda dengan yang saya dapatkan pada kegiatan pelatihan-pelatihan yang
pernah saya ikuti atau program pendidikan profesi guru sekalipun, tidak ada materi-materi
ini. Materi yang dipelajari pada guru penggerak lebih menekankan pada tugas kita sebagai
seorang guru yang harus menyajikan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan murid
dan juga tugas tambahan yang kita emban di sekolah yang tetap menjadikan murid sebagai
tujuan utama dari setiap hal yang kita laksanakan. Materi-materi pada pendidikan guru
penggerak ini terbagi menjadi tiga modul besar dengan sub-sub modul di dalamnya, yaitu
1. Paket modul 1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak pada modul ini terdapat empat
modul yaitu
1.1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara
1.2. Nilai dan Peran Guru penggerak
1.3. Visi Guru Penggerak
1.4. Budaya Positif
2. Paket modul 2 Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid dengan tiga modul
yaitu:
2.1. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional
2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik
3. Paket modul 3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah terdiri dari
tiga modul yaitu:
3.1. Pengambilan keputusan berbasis Nilai-nilai kebajikan Sebagai Pemimpin
3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Saya merasa senang dan terinspirasi setelah mempelajari materi-materi pada modul-modul
dalam program guru penggerak ini. Banyak hal positif yang saya dapatkan yang mengubah
saya menjadi lebih baik. Modul-modul yang disajikan memberi saya pembelajaran
menyeluruh tentang bagaimana saya menyajikan program-program pembelajaran yang
berorientasi pada murid dalam intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Dalam
menyajikan sebuah program tidak akan lepas dari keterlibatan berbagai pihak mulai dari
murid, rekan guru, manajemen sekolah, komite, orang tua dan stakeholder yang semua
memberi andil dalam melaksanakan layanan pembelajaran yang menghamba pada murid
sesuai dengan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara.
Manfaat nyata yang saya rasakan dari guru penggerak ini yaitu:
1. Pola pikir saya berubah dari yang awalnya pola pikir tetap (fixed mindset) menjadi
pola pikir bertumbuh (growth mindset)
2. Paradigma pembelajaran yang saya lakukan menjadi berfokus pada murid
menyesuaikan dengan kodrat keadaannya aitu kodrat zaman dan kodrat alam.
3. Pembelajaran yang saya lakukan menjadi berfokus pada antusiasme dan
keterlibatan murid dengan berdasarkan pada kebutuhan belajarnya.
4. Fokus pada aset yang dapat dioptimalkan bukan masalah yang menjadi hambatan.
5. Pengembangan tidak hanya berfokus pada diri sendiri tetapi juga dapat membuat
orang lain tergerak, bergerak dan bahkan menggerakan.
6. Kesadaran tentang pentingnya keterlibatan murid dalam penyusunan program, baik
pada intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler untuk membangun suara
(Voice), pilihan (Choice) dan rasa memiliki (Ownership) dari murid.
7. Penerapan budaya positif dengan konsekuensi yang memicu timbulnya kesadaran
dari nilai-nilai kebajikan pada diri seseorang bukan paksaan dengan penerapan
hukuman.
8. Saya mendapat gambaran nyata tentang kompetensi kepemimpinan yang saya
dapatkan dari materi pada paket modul 3 dan dari wawancara dengan dua kepala
sekolah hebat yaitu Kepala SMAN CMBBS saat ini Bapak Edi Supriyanto, S.Pd.,
M.Pd. dan Kepala SMAN 1 Pandeglang, yang sebelumnya merupakan kepala
sekolah saya di SMAN CMBBS yaitu Bapak Jubaedi M.Psi.T.

Poin-poin di atas menjadi pemicu untuk saya dalam menghadapi masa depan. Saya akan
berusaha menerapkan apa yang telah saya dapatkan dengan terus mengusahakan
perbaikan diri yang dibarengi dengan semangat berbagi agar saya dapat selalu tergerak,
bergerak dan menggerakan.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Calon Guru Penggerak,
Fasilitator, Pengajar Praktik dan semua pihak yang terlibat dan mendukung saya dalam
mengikuti kegiatan Program Guru Penggerak ini. Saya berharap semoga tulisan ini dapat
memberi manfaat untuk diri saya sendiri dan untuk para pembaca.

Salam Guru Penggerak. Tergerak, Bergerak, Menggerakan. Bergerak untuk Berdampak!


Sembilan Bulan Lahirnya Guru Penggerak

Oleh : Ahmad Yunus, S.Pi

Sampurasun, Assalamualaikum Wr. Wb.

Tak kenal maka tak sayang, perkenalkan nama saya Ahmad Yunus,
Saya lahir di Panimbang, yaitu salah satu kecamatan di kabupaten
Pandeglang, Saya mengajar di SMKN 3 Pandeglang mulai tahun 2005
sampai dengan saat ini sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Saya
adalah Seorang guru yang bukan dari jurusan pendidikan guru, saya
adalah seorang Sarjana Kelautan, tahun 2003 saya lulus dari Jurusan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Bogor (IPB), namun ternyata hati nurani saya lebih memilih menjadi
seorang pendidik, setelah lulus sarjana saya mengambil AKTA 4 di
STAIBANA Pandeglang yang berlokasi kampus di Menes. Di SMKN 3
Pandeglang saya diberikan kepercayaan oleh pimpinan untuk mengajar
pada jurusan Teknik Komputer dan Jaringan sebagai guru jurusan (guru produktif),
selanjutnya mulai tahun 2014 sampai saat ini saya berpindah mengajar ke jurusan Agribisnis
Perikanan Air Tawar (APAT).

Suatu Ketika saya membuka aplikasi SIM PKB, ada notifikasi pembukaan Pelatihan Guru
Penggerak Angkatan 6. Jujur pada waktu itu saya belum mengetahui tentang apa itu guru
penggerak dan Pendidikan Guru Penggerak, apalagi setelah saya mengamati notifikasi
dalam SIM PKB tersebut, bahwasannya untuk mengikuti Program Guru Penggerak harus
melalui seleksi. Saya merasa penasaran terhadak pembukaan diklat ini, karena selama saya
menjadi guru di SMKN 3 Pandeglang baru mendengar ada diklat yang harus melalui proses
seleksi beberapa tahap, saya sempat berucap dalam hati “ini diklat sudah seperti tes
kepala sekolah saja, apa kelebihan dari diklat ini ? ”. Akhirnya saya mencari informasi
tentang guru penggerak. Lagi-lagi saya kaget ternyata diklat ini menghabiskan waktu yang
berbulan-bulan lamanya, lagi lagi saya ngomong dalam hati “sebelum diklat ada seleksi,
proses diklat lama berbulan-bulan, diklat apakah ini ? begitu pentingkah menjadi guru
penggerak ?” . Karena saya tipikal manusia yang penasaran dan suka tantangan, saya
mulai tertarik untuk mengikuti diklat ini, akhirnya saya menekan tombol daftar pada aplikasi
SIM PKB, namun baru sekedar daftar saja belum melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Beberapa hari kemudian kepala sekolah memanggil saya ke ruangan beliau, kepala sekolah
meminta saya untuk mengikuti seleksi guru penggerak. Kata beliau diklat guru penggerak
merupakan pelatihan bergengsi, tidak semua yang daftar bisa lolos seleksi, saya berkata
kepada kepala sekolah bahwa saya sudah daftar tinggal melengkapi dokumennya saja.
Akhirnya tekad saya semakin bulat untuk mengikuti seleksi diklat guru penggerak.

Akhirnya saya melengkapi berbagai tahapan dengan mengupload dokumen yang diperlukan
kemudian mengisi essai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersedia, Alhamdulillah
saya lulus pada tahapan pertama dengan surat pengumuman tertanggal 12 April 2022.
Kemudian saya melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu praktik mengajar dengan waktu 10
menit disaksikan dua orang penguji kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Setelah itu saya dijadwalkan mengikuti tahap berikutnya yaitu wawancara dengan
dua orang pewawancara. Saya menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan yang terkait
dengan essai yang sudah saya isi. Alhamdulillah saya lulus dari tahapan ini dan diumumkan
pada surat pengumuman tertanggal 22 Juli 2022.

Dimulai dari kegiatan yang harus dilewati adalah DIKLAT (Pendidikan dan Pelatihan) Calon
Guru Penggerak angkatan 6, yaitu acara pembukaan oleh Mendikbudristek/yang mewakili
pada hari rabu tanggal 24 Agustus 2022 via online berbasis aplikasi video conference.
Secara umum pada acara pembukaan dibahas mengenai kebijakan-tentang guru
penggerak, pemanfaatan Learning Manajemen System program PGP, Kegiatan pembukaan
CGP dihadiri mulai dari Pengajar Praktik, Fasilitator dari tiap kelas dan para peserta CGP
dari seluruh angkatan 6. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diklat guru penggerak.

Saya dikelompokkan kedalam kelas G, dengan Fasilitator yang baik dan professional yaitu
Bapak Safrizal, M.Sos, beliau berasal dari provinsi Aceh yang terkenal dengan sebutan
serambi mekkah, beliau selalu memotivasi kami untuk terus bersemangat dalam mengikuti
program guru penggerak. Juga kami didampingi oleh admin LMS dari pihak Balai Guru
Penggerak (BGP) Banten yang hebat yaitu Ibu Noni Larasetia, yang selalu membantu dan
memudahkan urusan kami dengan segala keterbukaan dan informasi yang penting terkait
kegiatan diklat ini, bahkan tak jarang beliau harus melakukan perubahan due date ketika
tugas-tugas kami belum dikerjakan atau mendekati due date. Hadirnya dua pengajar praktik
yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi, yaitu Pak Didi Haryadi dari SMAN 3
Pandeglang dan Bu Cucu Aisyah Rusmawati dari SMAN 4 Pandeglang yang selalu berbagi,
berkolaborasi dan bermitra dengan calon guru penggerak. Salah satu kelebihan dalam
kelompok guru penggerak adalah pesertanya heterogen dari berbagai jenjang pendidikan,
ada ibu Ratih Pravitasari Sutisna dari jenjang TK, Bapak Sariful Hayat dari jenjang
pendidikan SD, ada Bapak Ahmad Yani dan Ibu Eneng Rohmantini dari jenjang SMP, ada
Bapak Imam Isnaini Sidiq , Bapak Tisna Suryana, Bapak Hadi Sumantri, Bapak Arip
Rachman Sidiq, Ibu Hapsari Ayunungtyas, Ibu Dewi Yuliani dan Ibu Dian Nurkhusufisyamsi
dari SMA; Bapak Kuswandi dan Ibu Lilis dari jenjang SMK. Terima kasih sudah berbagi,
berkolaborasi, memotivasi dan saling melengkapi.

Secara bertahap namun pasti, modul demi modul saya pelajari, jumlah modul dalam
pendidikan guru penggerak ada 10 submodul (modul 1, terdapat 4 submodul, modul 2
terdapat 3 submodul dan modul 3 terdapat 3 submodul), pada pengerjaan tugas dalam
modul baik sinkronus maupun asinkronus berbasis LMS (Learning Manajemen System),
pelaksanaan tugas berbasis langkah MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep; Ruang
kolaborasi; Demonstrasi kontekstual; Elaborasi pemahaman; Koneksi antar materi dan Aksi
nyata). Setiap langkahnya memiliki alur dan tantangan tersendiri dalam mengerjakannya
karena harus belajar secara mandiri, berbagi, sharing, berkomentar juga harus
mensinkronkan waktu untuk pertemuan di Ruang Kolaborasi dan Elaborasi Pemahaman
melalui g-meet. Selain itu juga harus mengerjakan tugas jurnal refleksi yang di sajikan dalam
blog masing-masing. Tak kalah pentingnya pendmpingan individu yang di lakukan oleh
pengajar praktik dalam rangka menyelaraskan dan mengetahui perkembangan sampai
sejauh mana penguasaan CGP terhadap mataeri dan beberapa aksi nyata yang dilakukan
dilapangan. Sebagai bahan evaluasi dari setiap pendampingan individu dilakukan kegiatan
loka karya. Tujuan dari kegiatan loka karya adalah suatu acara di mana beberapa orang
CGP berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Lokakarya ini
biasa juga disebut sebagai workshop. Di mana kegiatan yang diadakan biasanya dibahas
langsung bersama para pengajar praktik. Loka karya dalam program guru penggerak
sebanyak 7 lokakarya termasuk didalamnya loka karya 7 tentang Festival Panen Karya
Belajar, yang dilaksanakan pada tanggal 5-6 mei 2023. Rincian materi pada pendidikan guru
penggerak adalah sebagai berikut :

1. Paket modul 1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak pada modul ini terdapat empat
modul yaitu

1.1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

Pada modul ini kita diingatkan bahwa sebagai pemimpin pembelajaran dalam
pengelolaan program yang berdampak positif pada murid hendaknya
bertujuan untuk merawat dan menuntun tumbuh kembangnya kodrat murid
(kodrat alam maupun kodrat zaman) melalui penumbuhan murid merdeka
belajar

1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pada modul ini kita diingatkan bahwa peran guru penggerak harus dapat
menggerakkan dan berpartisipasi aktif dalam organisasi keprofesian maupun
komunitas lain untuk menunjang kesuksesan program sekolah/kegiatan
sekolah yang berdampak pada murid.

1.3. Visi Guru Penggerak

Pada modul ini kita diingatkan bahwa visi seorang guru penggerak sangat
berhubungan dengan bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang
berpusat pada murid dan menjalankan rencana program sekolah dengan
dukungan para pemangku kepentingan, warga sekolah dalam mendukung
ekosistem pembelajaran yang kondusif.

1.4. Budaya Positif

Pada modul ini kita diingatkan bahwa sudah selayaknya pengelolaan


program yang berdampak positif pada murid diharapkan dapat memberikan
dampak positif dengan terwujudnya budaya positif di lingkungan sekolah.

2. Paket modul 2 Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid dengan tiga modul
yaitu:

2.1. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid

Pada modul ini kita di ajarkan, dimana ketika kita mengelola program yang
berdampak pada murid sepatutnya bisa memenuhi kebutuhan murid yang
berkarakter berdiferensiasi. Hal ini bisa dilakukan dengan pemetaan
kebutuhan murid seperti kesiapan belajar, gaya belajar murid, minat belajar
dan profil pelajar murid.

2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pada modul ini kita di ajarkan dan dikuatkan dalam mendesain program yang
berdampak pada murid perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan
emosional di dalamnya, untuk mengembalikan kesadaran penuh
(Mindfullness) murid agar dalam melaksanakan program sekolah dapat
merasa fokus, berempati, termotivasi dan memiliki sikap tanggung jawab
yang tinggi.

2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik

Pada modul ini kita di ajarkan dan dikuatkan suatu teknik coaching yang
sangat penting dilakukan sebagai langkah untuk menggali segala potensi dan
memantau kinerja murid untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan
yang dihadapi pada saat melaksanakan program/kegiatan sekolah yang
berdampak pada murid untuk itu sikap kreatif dan kritis dari murid sangat
diharapkan agar tercipta murid merdeka belajar.

3. Paket modul 3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah terdiri dari


tiga modul yaitu:

3.1. Pengambilan keputusan berbasis Nilai-nilai kebajikan Sebagai Pemimpin

Pada modul ini kita diajarkan, dilatih dan dikuatkan untuk menjadi pemimpin
pembelajaran yang bijaksana dalam membuat keputusan yang berpihak pada
murid, walaupun permasalahan yanh dihadapi merupakan permasalahan
yang berdilema.

3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pada modul ini kita diajarkan, dilatih dan dikuatkan sebagai seorang
pemimpin harus mampu melakukan pengelolaan program yang berdampak
pada murid dengan dasar berfikir asset based thinking. Sehinggga dipastikan
program yang berdampak pada murid dapat terlaksana dengan efektif melalui
optimalisasi kekuatan/asset yang dimiliki saat ini.

3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Akhirnya pada modul ini kita harus dapat memastikan bahwa kita sudah
mampu untuk mengelola program yang berdampak positif pada murid.

Selain dari ke 10 submodul di atas, saya juga dibekali dengan kemampuan untuk melakukan
sebuah refleksi, kegiatan refleksi menjadi penting Ketika kita menginginkan sebuah
pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat berlangsung secara terus menerus
dan meningkat menjadi lebih baik lagi. Saya dalam Pendidikan guru penggerak dilatih untuk
memiliki jiwa yang reflektif yang mampu menerima kekurangan agar dapat mencapai suatu
pencapaian yang lebih baik lagi, Adapun beberapa model refleksi yang saya dapatkan dari
diklat guru penggerak ini adalah sebagai berikut :

1. Model 4F (Fact, Feeling, Finding, Future).

2. Model Deal (Descrition, Examination, and Articulation of Learning)

3. Model Six Thinking hats (Teknik 6 Topi: Process, Creativity, facts, benefits, Feelings,
Cautions)

4. Model Reflective Storyboard (Papan Cerita Reflektif)

5. Model 4C (Connection, Chalange, Concept, Change)

6. Moel 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Reconstructioning)

7. Model Segitiga Refleksi (Segitiga yang berisi 4 poin yang didapatkan: Kemampuan,
Pembelajaran, Perasaan dan Target ke depan)

8. Model Driscoll (What?, So what?, Now what?) dan

9. Model Gara Roudn Robin (menggali hal-hal yang paling dikuasai, yang belum
dikuasai dan yang masih membingungkan).
Di penghujung tulisan ini saya berterimakasih pada semua yang terlibat pada kegiatan guru
penggerak mulai dari Balai Guru Penggerak, Dinas Pendidikan dan Kebudayan Provinsi
Banten. Terimakasih Kepala KCD Kabupaten Pandeglang, Terima kasih pengawas Pembina
SMKN 3 Pandeglang, Terima kasih kepada Kepala SMKN 3 Pandeglang Bapak Deddy Wara
Susandi, M.Pd., terima kasih kepada semua rekan guru, murid dan seluruh warga sekolah.
Terima kasih pada Admin, Fasilitator, Pengajar Praktik dan Calon Guru Penggerak
khususnya angkatan 6 Kabupaten Pandeglang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Bismillahirrohmanirrohim
Perjalananku…
Cerita ini ku mulai dari ketika aku mendaftar menjadi seorang
Calon Guru Penggerak. Waktu itu, tepatnya bulan Februari
2022 tahun yang lalu, aku mendaftar Pendidikan Calon Guru
Penggerak, walaupun pada awalnya aku sendiri agak ragu-ragu
apakah akan berhasil diterima atau tidak, karena seleksinya
yang begitu sulit dan ketat. Akan tetapi karena beberapa teman
dan Kepala Sekolah waktu itu menyemangatiku untuk mengikuti
PGP, karena kata mereka, akan banyak manfaat yang di dapat
ketika kita mengikuti PGP. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut Pendidikan Guru Penggerak.
Setelah melalui berbagai tes mulai dari tes esaii dan wawancara juga praktek mengajar
dibulan April 2022, akhirnya Alhamdulillah aku diterima untuk mengikuti PGP mulai bulan
Agustus 2022.
Filosofi KHD:
Disaat awal mengikuti PGP, aku harus terbiasa dengan program computer yang dinamakan
LMS (Learning Management System), walaupun pada awalnya aku masih bingung bagaimana
cara penggunaan LMS tersebut, dikarenakan petunjuk dan instruksi yang mudah di LMS
tersebut aku akhirnya dapat mengikuti dan menggunakan LMS dan mempelajari Modul 1.1
Filosopi KHD. Modul 1.1 ini memberikan pemahaman kepada kita untuk lebih mengenal diri
kita sendiri dan peran kita sebagai seorang pendidik yaitu memberikan rasa among terhadap
murid-murid kita seperti apa yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantoro (KHD) yaitu: “Ing
ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso dan Tut wuri handayani”.
Nilai dan Peran:
Pada modul ini aku belajar tentang bagaimana seharusnya nilai dan peran kita sebagai
seorang pendidik bagi murid-murid kita di sekolah sesuai tuntunan KHD. Seorang pendidik
harus memiliki nilai dan peran bagi peserta didik kita, dengan menggunakan Trapesium Usia
kita diajak merefleksi usia yang sudah dilewati dan akan kita lewati, agar kita memiliki arah
dan tujuan dalam mencerdaskan murid-murid kita.
Visi Guru Penggerak:
Pada modul ini aku belajar bahwa kita harus memiliki visi sebagai peran kita sebagai pendidik.
Untuk menuntun kita membuat Visi, kita diarahkan untuk membayangkan murid-murid kita
5-10 tahun ke depan harus seperti dan ingin seperti apa?
Setiap manusia tentunya memiliki keinginan dan tujuan, nah keinginan dan tujuan itu harus
menjadi visi kita nanti di masa depan. Dengan metode inkuri apresiatif kita diajak untuk
membuat visi kita sebagai seorang guru penggerak.
Budaya Positif:
Setelah kita memahami Filosofi, Nilai dan Peran, Visi Guru Penggerak, tentunya kita harus
bisa membuat suatu Budaya yang Positif di lingkungan sekolah. Dimana budaya positif ini
berlandaskan Disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal, Hukuman dan penghargaan,
Keyakinan kelas, Kebutuhan dasar manusia dan Segitiga Restitusi.
Pembelajaran Berdiferensiasi:
Setelah Budaya Positif terbentuk di sekolah, peran kita sebagai pendidik harus dapat melayani
kebutuhan semua murid-murid kita. Oleh karena setiap anak memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda maka diperlukan Pembelajaran yang Berdiferensiasi untuk mereka. Sudah tidak
jamannya lagi, seorang guru memaksakan satu model pembelajaran untuk semua siswa. Guru
harus dapat memberikan pelayanan prima terhadap siswa siswinya melalui Pembelajaran yang
Berdiferensiasi.
Pembelajaran Sosial dan Emosional:
Modul ini lah yang membuka wawasan aku bahwa dalam PGP juga diberikan ilmu-ilmu terkait
psikologi sosial dan emosional anak. Awalnya aku berpikir hanya ilmu-ilmu tentang pendidikan
ternyata di PGP ini sangat lengkap dan komplit sekali. Kita menjadi paham bahwa seorang
anak yang berhasil pasti memiliki pengendalian sosial dan emosional yang baik dalam
kehidupannya.
Coaching untuk Supervisi Akademik:
Selain ilmu untuk murid-murid kita, di PGP ini kita juga dibekali dengan ilmu untuk rekan
sejawat kita di sekolah. Dimana kita diajarkan suatu teknik Coaching untuk teman-teman
kita. Teknik Coaching sebelum supervisi akademik ini merupakan hal yang baru disekolah saya,
karena biasanya Kepala Sekolah dalam melaksanakan Supervisi tidak menggunakan Coaching,
mereka hanya memeriksa kelengkapan administrasi seperti RPP/Program Tahunan dan
Semester setelah itu masuk ke kelas untuk melaksanakan supervisi kelas. Dengan adanya
Coaching terlebih dahulu sebelum, pada saat dan setelah supervisi, guru yang akan disupervisi
menjadi tahu kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk melakukan pembelajaran di kelas,
sesuai apa yang guru tersebut harapkan, juga mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
harus diperbaiki selama proses pembelajaran tersebut.
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin:
Seorang Guru Penggerak memang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin pembelajaran juga
pemimpin sekolah (Kepala Sekolah) di masa depan. Hal ini selaras dengan diberikannya
materi-materi yang berkaitan dengan peran Guru Penggerak tersebut di masa depan ketika
sudah menjadi pemimpin. Seperti materi yang sangat bermanfaat ini yaitu Pengambilan
Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai seorang Pemimpin. Dimana kita diajarkan
memahami bagaimana mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin ketika mengalami
masalah yang berkaitan dengan dilemma etika dan bujukan moral.
Sebagai seorang pemimpin Kepala Sekolah sekaligus sebagai seorang ASN yang terikat dengan
aturan-aturan terkadang harus mengambil keputusan yang sangat sulit, apalagi ketika
menyangkut keputusan yang berdilema, baik etika maupun bujukan moral Banyak para
pemimpin yang akhirnya terjebak pada budaya korupsi atau pun penyelewengan jabatan
karena mereka tergoda bujukan moral atau terlalu cepat dalam memutuskan masalah yang ber
dilema etika sehingga berujung di demo masyarakat/warga sekolah.
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya:
Sebagai seorang pemimpin yang baik, harus menyadari betul potensi aset-aset yang ada di
sekolah baik biotik maupun abiotik yang dapat dipergunakan untuk mendukung kemajuan
sekolah. Pemimpin dalam hal ini Kepala Sekolah harus berpikir melalui pendekatan berbasis
aset bukan pendekatan berbasis masalah. Karena pendekatan berbasis aset dapat
memunculkan ide-ide pemanfaatan aset yang ada untuk mencapai tujuan sekolah. Aset
menurut Green dan Haines (2016) terdiri dari 7 yaitu: Modal manusia, sosial, politik,
agama/budaya, fisik, lingkungan/alam dan finansial. Ketujuh aset ini harus dapat
dimanfaatkan seorang pemimpin untuk kemajuan sekolah.
Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid:
Sebagai akhir dari program guru penggerak ini, aku harus mampu membuat suatu program
yang berdampak positif untuk murid-muridku. Untuk itu saya membuat suatu program yaitu:
SIMAK (Siap Menulis Karya Ilmiah) merupakan program unggulan di sekolah untuk melatih
dan membimbing siswa /siswi untuk dapat menulis dan menyusun suatu Karya Tulis Ilmiah.
Hal ini didasari dari rendahnya nilai literasi siswa dan siswi disekolah dilihat dari hasil
Raport Mutu Sekolah tahun 2022. Oleh karena itu, saya tergerak untuk lebih meningkatkan
literasi tersebut dengan melatih anak-anak menulis dan menyusun suatu Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dan Alhamdulillah hasilnya sudah terlihat baik dengan diperolehnya juara 1 dan 2 pada
ajang lomba karya tulis ilimiah (LKTI) Tingkat Nasional di Perguruan Tinggi IT PLN Jakarta
tahun 2023 ini.

Selain modul dan materi-materi yang dipelajari di LMS, kita juga diberikan materi setiap 2
minggu sekali melalui kegiatan Lokakarya. Pada kegiatan lokakarya ini, saya bertemu guru-guru
hebat berbagai jenjang dari tingkat TK, SD, SMP sampai SMA/SMK. Hal ini tentunya
membuka wawasan dan pengetahuan saya tentang pendidikan yang bermakna untuk
murid-murid kita di sekolah.

Oh iya, perkenalkan namaku Imam Isnaini Sidiq, aku dilahirkan sebagai anak ke 3 dari 4
bersaudara di kota Labuan, Pandeglang, Banten pada tanggal 29 Januari 1979. Karier
pertamaku sebagai guru dimulai dari bulan Februari 2003 di SMAN 4 Pandeglang, selanjutnya
karena terangkat sebagai CPNS aku ditempatkan di SMAN 7 Pandeglang, setelah 3 tahun
disana, aku mutasi ke SMAN 15 Pandeglang sampai sekarang. Tak terasa sudah 20 tahun
sudah mengabdi menjadi guru, aku merasa sudah menjadi guru yang baik dan ideal, akan tetapi
setelah mengikuti PGP, aku merasa masih banyak kekurangan diriku sebagai seorang guru.
Tidak terasa 9 bulan sudah aku menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini, berkutat dengan
LMS, bergelut dengan Zoom meet, bertemu guru-guru hebat baik di dunia maya dan dunia
nyata, juga berkejaran dengan Due Date akhirnya tiba saatnya kita berpisah. Tidak luput aku
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Terimakasih kepada pak Safrizal, M.Sos selaku Fasilitator yang selalu memiliki
kesabaran dalam berdiskusi di google meet..
2. Terimakasih kepada pak Didi Haryadi, M.Pd dan bu Cucu Aisyah Rusmawati, M.Pd
yang selalu sabar membimbing pada saat lokakarya di kelas..
3. Terimakasih kepada bu Noni Putri Yunus sebagai admin LMS yang selalu baik hati
membantu membuka LMS..
4. Terimakasih kepada teman-teman guru hebat yang sudah berjalan bersama-sama
sebagai CGP Angkatan 6 Kelas G Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
5. Terimakasih kepada Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru di sekolah atas bantuan
dan dukungan baik moril maupun materil
6. Terimakasih kepada murid-muridku siswa dan siswi di SMAN 15 Pandeglang atas
bantuan dan dukungannya selama bapak mengikuti PGP ini
7. Terimakasih kepada Rochmawati, M.Pd ibu dari anak2ku dan bidadari surgaku juga
anak-anakku (Salsabila, Nayla dan Daffa) atas pengertiannya selama Papah
mengikuti PGP ini
8. Terimakasih kepada Due Date yang tidak bosan-bosannya mengingatkan batas akhir
pengumpulan tugas
9. Terakhir, Terimakasih kepada LAPTOP sekolah ku yang setia menemani dan membantu
mengerjakan tugas-tugas di LMS, semoga amal ibadahmu di terima disisi Allah SWT.
Akhir kata:
Allhamdulillahhirobbil a’lamin
Semoga kita semua berhasil lulus menjadi Guru Penggerak dan mampu untuk menggerakan juga
berbagi dengan sesama guru lainnya, sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila dari
murid-murid kita. Aamiin
Noted: Gonggong 24 April 2023 (Imam Sidiq) https://unpad.academia.edu/imamsidiq
ALL MEMORIES ABOUT US
GURU PENGGERAK ON THE WAY

Biografi

Kuswandi, adalah seorang laki-laki dari 5 bersaudara yang


dilahirkan 48 tahun lalu tepatnya pada 1 Nopember 1975 di suatu
desa kecil di dekat pesisir Pantai Utara (PANTURA) Desa
Wonokerto Kulon Kecamatan Wiradesa waktu itu dan sekarang
setelah pemekaran kecamatannya menjadi Wonokerto kabupaten
Pekalongan Jawa Tengah.

Di desa inilah saya dibesarkan dari keluarga nelayan yang hidup sangat sederhana.
Pendikan yang dijalani dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas, masih di
wilayah kecamatan wonokerto. Setelah menyelesaikan pendidikan SLTA, saya
melanjutkan pendidikan pondok modern di Ponorogo Jawa Timur bernama
Darussalam GONTOR hingga selesai tahun 1999.

Pada Awal bulan Ramadhan saya merantau ke daerah Menes Pandeglang


Banten, untuk memenuhi permintaan salah satu wali santri yang memiliki suatu
yayasan sebagai tenaga pengajar dan pengasuh asrama. Setelah 3 tahun disana
kemudian pindah ke yayasan baru yaitu Pondok Pesantren Daar El Falah, sebagai
tenaga pengajar selama 4 tahun. Ditahun yang kedua saya melanjutkan kuliah di
Universitas Mathl’ul Anwar mengambil Program Fakultas Keguruan ilmu Pendidikan
Matematika, dan selesai pada tahun 2008. Setelah diangkat sebagai Pegawai Negeri
Sipil, saya ditempatkan di SMKN 4 Pandeglang. Dan disinilah titik awal saya
melangkah untuk meniti karir dan mengabdi kepada Negara dengan sepenuh hati
(kaffah). Mengabdi dan mendidikasihkan diri untuk berjuang dengan mengajar dan
mendidik anak bangsa sebagai perwujudan rasa cinta air dan bela Negara, serta bukti
rasa syukur kehadirat Allah SWT. atas nikmat dan anugrah yang besar dan luar biasa
yang telah diberikanNya hingga saat ini. Akhirnya pada titik puncaknya, saya
mendapat kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Guru penggerak selama 6
bulan. Dan dari hasil pendidikan di PGP ini akan menjadi amunisi baru untuk dapat
bergerak dan menggerakkan serta mengelola sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar SMKN 4 Pandeglang agar lebih baik dan lebih maju dimasa yang akan datang.

Latar Belakang

Diawali dengan rasa ingin tahu untuk mencari


pengalaman baru dan menambah cakrawala wawasan
sebagai guru, yang harus memiliki sifat dinamis dalam
mengikuti perubahan dan perkembangan zaman yang
semakin maju oleh dunia teknologi.
Sehingga untuk mengimbangi kondisi tersebut sebagai seorang guru harus peka dan
tanggap dengan kebutuhan murid zaman now. Jangan sampai seorang guru tertinggal
oleh kemampuan murid yang telah dulu mengikuti perkembangan pendidikan yang
terbaru, baik model pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media
pembelajaran dan lain sebagainya yang tentunya telah mengikuti perkembangan
zaman. Kalau seorang guru masih menggunakan model pembelajaran secara klasik
dan tidak asik dalam proses pembelajaran maka akan segera ditinggalkan oleh
muridnya yang ingin berkembang dan maju untuk meraih mimpinya dimasa depan.
Seorang guru penggerak itulah sosok yang dibutuhkan untuk dapat menjadi motor
penggerak, lokomotif paling depan untuk dapat menggerakkan dan membawa
rekan-rekan sejawat, murid-murid, tenaga kependidikan dan lingkungan sekitar
menuju ke gerbang keberhasilan sesuai visi dan misi sekolah. Semua itu yang mejadi
latar belakang saya dalam mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan
6.

Masa seleksi Calon guru penggerak

Setelah pelaksanaan Program Guru Penggerak angkatan


1 sampai dengan angkatan 5, selanjutnya Program Guru
Penggerak angkatan ke 6 dibuka kembali secara resmi
oleh Kemendikbudristek pada tanggal 10 Januari – 18
Feberuari 2022 untuk 156 Kabupaten/kota daerah
sasaran, bagi guru tingkat TK, SD, SMP, SMA dan
SLB.

Setelah melakukan pendaftaran peserta harus mengikuti proses seleksi melalui 3 tahap
yaitu seleksi tahap 1: dimana peserta diminta untuk mengisi CV dan Esai pribadi sesuai
dengan form yang telah ditentukan, setelah lolos tahap 1 dilanjutkan ke seleksi tahap 2
: setiap peserta melaksanakan Simulasi mengajar tanpa harus ada murid sesuai waktu
yang tentukan oleh penguji. Setelah lolos ditahap 2 maka peserta mengikuti seleksi
tahap 3 yaitu tes wawancara oleh dua orang penguji. Dari ketiga tahap seleksi ini yang
telah diikuti setiap peserta CGP, selanjutnya peserta tinggal menunggu pengumuman
hasil seleksi angkatan 6 yaitu pada tanggal 27-29 Juni 2022, untuk mengetahui lolos
atau tidaknya menjadi CGP dan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak selama 6
bulan kedepan.

Puji syukur kehadiran Allah SWT dan berkat adanya dukungan penuh dari
kepala sekolah, teman sejawat dan keluarga, saya telah mendaftar dan mengikuti
proses seleksi Calon Guru Penggerak dan akhirnya lolos seleksi menjadi Calon Guru
penggerak dan akan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak selama 6 bulan
dari bulan Agustus 2022 sampai bulan April 2023. Dan sekarang adalah bulan terakhir
dari serangkaian pendidikan dalam PGP yang akan ditutup dalam kegiatan Lokakarya
7.

Masa Pendidikan Guru Penggerak


Mengawali masa Pendidikan Guru Penggerak angkatan 6 tahap 2, dimulai dari
pembukaan kegiatan PGP pada 24 Agustus 2022 dan dibuka langsung oleh Mas
Nadiem Makarim, Kemendidbudristek. Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6
diharapkan dapat mendukung hasil belajar implementatif berbasis lapangan.
Bentuk-bentuk kegiatan dalam Pendidikan Guru Penggerak 2022 ini berupa pelatihan
online, lokakarya, serta pendampingan individu.

Selama 6 bulan masa Pendidikan Guru Penggerak (PGP) ini, saya dapat
mengambil banyak sekali pembelajaran baik berbentuk ilmu pengetahuan,
pengalaman dan wawasan dan ilmu bersosial sesama teman CGP yang sangat
berharga untuk dapat diimplemantasikan pasca menjadi guru penggerak disatuan
pendidikannya masing-masing.

Adapun pembelajaran yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh CGP selama masa
PGP diantaranya adalah :
1. Topik utama PGP yaitu Pemimpin Pembelajaran, Pembelajaran
berdiferensiasi, komunitas Praktik, Pembelajaran sosial dan Emosional.
2. Metode Pelatihan yaitu Pelatihan Daring, Lokakarya, Konferensi dan
Pendampingan, meliputi Belajar ditempat kerja dan Komunitas Praktik ( 70%
), Belajar dari rekan dan guru lain (20%) dan Pelatihan Normal (10%).
3. Prinsip pelatihan yaitu Andragogi, Pembelajaran Berbasis Pengalaman,
Kolaboratif dan Refleksi.
4. Materi Pembelajaran yaitu terdiri dari 3 modul diantaranya
Modul 1 : Paradigma dan Visi Guru Penggerak, dan topik pembelajaran
diantaranya adalah Filosofi Pendidikan Indonesia, Nilai-nilai dan peran Guru
Penggerak, Membangun visi sekolah, membangun budaya positif di sekolah.
Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, dan topik
pembelajaran diantaranya adalah pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran
emosi dan sosial, Coaching .
Modul 3 : Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan sekolah, dan topik
pembelajaran diantaranya adalah Pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran, Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, pengelolaan program
yang berdampak pada murid

Selama masa Pendidikan di Guru Penggerak ini, saya mendapatkan ilmu


pengetahuan baru yang berupa penerapan IT yang ikut berperan membantu
menyelesaikan tugas selama PGP. Adapun ilmu pengetahuan baru tersebut
diantaranya: 1) Penerapan Aplikasi Canva yang digunakan untuk pembuatan video,
presentasi, kolase foto dan lainnya. 2) Penerapan Aplikasi Google Site, yang digunakan
untuk membuat portofolio seluruh tugas selama PGP.3) Penerapan Aplikasi Google
Form dan Quizzi, yang digunakan dalam pembuatan soal membantu proses
pembelajaran dengan murid.

Selain itu dalam selama proses Pendidikan Guru Penggerak, saya mendapatkan
banyak pengalaman dalam program berbagi karya dari teman-teman CGP baik secara
langsung maupun tidak langsung. Seluruh peserta PGP dapat berdiskusi,
berkolaborasi, berargumentasi, bertukar pikiran dalam membuat program dan berbagi
pengalamanan dalam suatu program kegiatan di setiap sekolah CGP. Program kegiatan
dari teman-teman CGP, banyak yang bisa dijadikan inspirasi dan ide baru untuk
memulai program kegiatan perubahan yang dapat diimplementasikan disatuan
pendidikan masing-masing CGP.

Hasil Pendidikan Guru Penggerak

Setiap program kegiatan yang di rencanakan dengan baik dan mempunyai


tujuan yang jelas akan memporeh hasil sesuai yang diharapkan. Demikian juga dengan
Program Pendidikan Guru Penggerak banyak sekali hasil yang didapatkan oleh peserta
CGP. Apa yang dirasakan dan diperoleh oleh CGP setelah selesainya mengikuti PGP
selama 6 bulan, sama yang dirasakan oleh saya diantaranya adalah 1) Seluruh peserta
CGP seperti keluarga, ini dirasakan karena begitu dekatnya kita selama 6 bulan
mengikuti PGP bersama-sama, baik secara daring maupun luring. Masa-masa
pendidikan yang dihiasi oleh kolaborasi, berdiskusi dan kerja kelompok dalam setiap
menyelesaikan tugas setiap modul, dengan banyaknya frekuensi pertemuan yang
menyebabkan tumbuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan. 2) Adanya program
kegiatan perubahan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun pemimpin satuan
pendidikan. Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak,banyak kegiatan yang
langsung bisa diterapkan di satuan pendidikan baik sebagai pemimpin pembelajaran
yang diantaranya model pembelajaran KSE, pembelajaran berdiferensiasi, penerapan
kesepakatan kelas dan lain sebagainya. Begitu juga sebagai pemimpin satuan
pendidikan, dapat berupa pengelolaan Sumber Daya yang ada disekolah dan sekitar,
penerapan Coach dalam supervise akademik untuk guru, penerapan alur BAGJA
dalam pembuatan Pogram Literasi dan lainnya. 3) Berbagi hasil karya dengan teman
sejawat dan seluruh peserta CGP. Dalam hal ini setiap peserta CGP pasti memiliki
banyak karya dan karyanya ini dapat dibagikan ke orang lain, yang tentunya dapat
dibaca dan bisa jadikan model program untuk diikuti dan diimplementasikan di
sekolahnya. 4) Peserta PGP dapat mendapatkan ilmu pengetahuan baru, Diantara
sekian banyak peserta PGP, pasti masih ada dalam keilmuan bidang IT belum banyak
dikuasai antara lain Aplikasi Canva, Google Site, Quizzi, Google Form dan yang
lainnya.
Semua hasil PGP yang dipaparkan diatas, merupakan sebagian saja yang dapat
dirasakan dan didapatkan oleh peserta CGP secara kasat mata dan riil dalam
kehidupan sehari-hari. Namun jika dilihat dari segi emosional, maka yang dirasakan
oleh setiap CGP adalah adanya ikatan rasa kekeluargaan yang kuat, yang terbangun
dengan sendirinya selama perjalanan PGP selama 6 bulan, bukanlah waktu yang
sebentar. Seiring dengan perjalanan waktu, sehingga antara peserta yang satu dengan
lainnya terasa dekat dan terjalin ikatan keluarga, satu sama lain saling membutuhkan
dan saling melengkapi. Kerjasama antar peserta PGP dalam penyelesaian tugas, baik
secara individu maupun kelompok membuat perasaan nyaman untuk salaing bertukar
argumen, pengalaman dan berbagi karya. Sehingga hasil yang diperoleh dari setiap
peserta PGP, tentunya tidak jauh berbeda dan cenderung ada kesamaan baik dari hasil
nilai akhir kegiatan maupun hasil karya secara mandiri maupun kelompok. Semoga
semua yang dihasilkan dari program PGP ini, dapat juga dirasakan oleh seluruh
warga sekolah, yang secara langsung maupun tidak langsung mereka ikut berperan
dalam mensukseskannya.

Khoirunnaasi anfauhu linnaasi


The best man is that which is beneficial to other humans
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia
lainnya”
PERJALANAN DIKLAT CALON GURU PENGGERAK

Penulis : ENENG ROHMATINI, S.Pd

Diterbitkan : 25 April 2023

Saya Eneng Rohmatini, S.Pd Lahir di Pandeglang tanggal 25 April 1979 dan mengajar
di SMPN 2 Labuan dari tahun 2002 sampai dengan sekarang. 21 tahun mengabdi
bukan waktu yang sebentar banyak pengalaman dalam berproses mulai menjadi guru
honor yang awal nya bukan dari pendidkan keguruan , di jalani dengan sabar sampai
tahun 2008 baru di angkat PNS yang awal nya bukan dari sekolah pendidikan sampai
mengikuti pendidikan kembali keguruan yang sesuai mengajar, dan juga mengikuti
program sertifikasi dan alhamdulillah lulus. Akhir nya saya menerima takdir menjadi
guru dengan berbagai macam proses dengan sabar karena menjadi pendidik itu tidak
mudah harus banyak bersabar apalagi dalam mendidik murid yang berbeda- beda
karakter, dan sering kali juga ikut pelatihan dan workshop mulai KTSP, Kurikulum 13
dan Kurikulum Merdeka yang di sediakan di sekolah untuk menambah wawasan dan
kompetensi guru yang harus di implementasikan kepada murid, Berawal dari diklat
guru penggerak digagas oleh Bapak Menteri NADIEM ANWAR MAKARIM
B.A.,M,B.A dan Ir. SUHARTI, M.A,Ph.D yang merupakan suatu program yang luar
biasa dalam menciptakan guru berkompetensi dan berkarakter. Dan saya merasa
bersyukur bisa lulus seleksi dan mengikuti guru penggerak, waktu itu di sekolah yang
ikut seleksi ada 10 guru senior dan mereka mempunyai kompetensi yang bagus, dan
saya pesimis bisa lulus dalam seleksi nya karena tes nya sangat sulit dan perlu
berproses dengan beberapa seleksi. waktu itu guru SMPN 2 Labuan yg mengikuti
seleksi yang lulus 2 orang dari 10 yang daftar, apalagi di waktu berbarengan
pendaftaran saya sedang di kasih ujian keluarga yang harus di selesaikan , dengan
tenaga serta pikiran yang harus bisa di kerjakan dalam waktu bersamaan ,yang awal
nya saya sempat untuk mengundurkan diri dalam proses pendaftaran CGP, berkat
motivasi teman - teman akhirnya saya ikuti semua proses nya walaupun waktu itu
banyak rintangan nya, dan saya bersyukur Allah SWT telah mudahkan semua nya
akhirnya saya lulus calon guru penggerak.

Perjalanan menjadi seorang Calon Guru Penggerak Angkatan 6 merupakan cerita


hidup yang tidak akan pernah saya lupakan. mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
selama 6 bulan, bisa Bertemu dan berkolaborasi dengan teman-teman guru
se-kabupaten Pandeglang yang mempunyai visi yang sama menambah ilmu dan
wawasan yang didapat melalui diskusi lewat online, Dengan Bapak fasilisator dan ibu
Admin CGP yaitu melalui Zoom maupun LMS serta bisa bertatap langsung 1 bulan
sekali melalui pertemuan lokakarya . menambah silaturahim juga dengan pendamping
praktek dan Calon Guru Penggerak

Selama 6 bulan, kami yang notabene masih melakukan tugas wajib sebagai guru yakni
mengajar, juga diwajibkan untuk mengerjakan tugas-tugas CGP melalui online dengan
LMS. Tugas yang dikerjakan cukup banyak dan menyita waktu. Namun, semua tugas
yang ada dengan alur MERDEKA yang harus di implementasikan di sekolah dengan
pengajaran sesuai dengan Ki Hajar Dewantara menerapkan pengajaran Diferensiasi ,
dan menerapkan budaya positif dan belajar coaching untuk berbagi waktu antara
tugas mengajar dan tugas lainnya serta juga waktu Bersama keluarga juga

Selain itu, kami para CGP pun harus melakukan pendampingan individu dengan
pendamping Praktik kami masing-masing dan mengikuti lokakarya dari lokakarya 1
(perdana) sampai dengan lokakarya 7.

Alhamdulillah, selama lokakarya yang dilaksanakan bisa bersilaturahim dengan teman


– teman CGP Lainnya yang diadakan di SMKN 1 Pandeglang ( Lokakarya 1 - 4 ) dan
di SMAN 2 Pandeglang ( Lokakarya 5 – 6 ) Di penghujung akhir lokakarya atau
lokakarya ke-7 nanti akan di adakan tempat nya di SMKN 3 Pandeglang, yang daerah
nya dekat dengan tempat tinggal saya , semoga kegiatan panen raya di lokakarya 7
berjalan lancar.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memotivasi saya baik pihak
sekolah ( Bpk, Kepala Sekolah , Seksi Kurikulum, Pembina Osis dan Rekan - Rekan
Guru ), Bapak Fasililator yang baik hati dan Ramah ( Bpk. SAFRIZAL, M.Pd ), Ibu
Admin BGP yang baik hati dan Ramah ( Ibu NONY LARA SESTIA ) , Pengajar
Praktik yang baik hati dan Ramah ( Bpk. DIDI HARYADI, M.Pd , Ibu CUCU AISYAH
RUSMAWATI, M.Pd ) dan juga rekan – rekan CGP Angkatan 6 ( Bpk Imam Isnaeni
Sidiq, BpkAhmad Yunus, Bpk Ahmad Yani, Bpk Tis’na Suryana, Bpk. Saripul, Bpk.
Hadi Sumantri, Bpk Arif Rachman Sidiq, Bpk, Kuswandi , Ibu. Hapsari, Ibu Lilis, ibu
Dian, Ibu. Dewi, Ibu Ratih Yang Hebat - Hebat .

Demikianlah cerita singkat yang dapat saya tuliskan sebagai catatan selama mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak.

Pandeglang 25 April 2023

Eneng Rohmatini, S.Pd (Guru Penggerak Angkatan 6 Pandeglang )


BERGERAK, BERUBAH DAN BERATURAN

Perkenalkan nama lengkap saya Sariful Hayat, mempunyai nama kecil Syarif, yang kini
dipanggil dengan sebutan Pak Iful atau Kakang Prabu, dilahirkan di Kabupaten Pandeglang
tepatnya di Desa Cipicung Kecamatan Cikedal (dulu Kecamatan Menes) pada hari rabu
tanggal 29 Februari 1984 bertepatan dengan tahun kabisat. Anak pertama dari lima
bersaudara pasangan dari Deden Ramdani dan Yati Nurhayati ini merupakan asli keturunan
Sunda. Pada tahun 2015 tepatnya pada tanggal 7 Februari, saya menikah dan menjalin
hubungan rumah tangga bersama Rohimmatul Fajriah dan alhamdulillah telah dikarunia 2
putra dan 1 putri, Ahmad Rizqu Fatar Mahardika (2015), Shauma Nahda Safira (2019) dan
Ahmad Farel Husain El-Muharram (2022).
Saya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Bojong Canar di Kecamatan Menes
saat itu (sekarang Kecamatan Cikedal) Kabupaten Pandeglang pada tahun 1997. Pada tahun
itu juga saya melanjutkan Pendidikan di SMPN 1 Menes dan lulus pada tahun 2000,
kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMUN 1 Menes dan selesai pada tahun
2003. Sempat terhenti melanjutkan pendidikan, namun pada tahun 2005 Saya melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Terbuka UPBJJ Serang
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi Diploma 2 (D2) Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD). Saya menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) dan lulus pada
tahun 2012 pada program studi yang sama, kemudian Saya melanjutkan pendidikan strata dua
(S2) masih di Universitas Terbuka pada program Studi Pendidikan Dasar (Pendas) dan
mendapatkan gelar Magister pada tahun 2020.
Saya juga aktif di dunia pendidikan, pada lembaga pendidikan formal memulai karir sebagai
guru honorer pada tahun 2004 di SDN Purwaraja 3 Kecamatan Menes, di SDN Purwaraja 1
pada tahun 2007-2014. Pada tahun 2014 diangkat sebagai CPNS di SDN Muruy 1 Kecamatan
Menes dan kembali bertugas di SDN Purwaraja 1 pada tahun 2016 sampai sekarang. Selain
bertugas sebagai guru pada jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri Purwaraja 1 Kecamatan
Menes Kabupaten Pandeglang. Saat ini saya juga sebagai salah satu Dosen pada perguruan
tinggi swasta STKIP Babunnajah Pandeglang dimulai pada tahun 2020.
Selain pada Pendidikan formal, saya juga berpartisipasi aktif pada Pendidikan non formal.
Dalam hal ini saya tercatat sebagai pengelola pada sebuah Lembaga Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Berkah di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Pada Lembaga
non formal ini, Saya mempunyai peran sebagai Seksi Bidang Administrasi dan
Kesekretariatan serta mendapat tugas sebagai Tutor atau Pengajar pada Program Kesetaraan
Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA).
Sebagai seorang yang mempunyai hobi travelling, Saya aktif di Gerakan Pramuka, dan sudah
menempuh pendidikan kepramukaan sebagai Pembina dan Pelatih. Pada organisasi Pramuka
di tingkat Kwartir, Saya menjabat beberapa posisi penting setiap masa jabatannya,
diantaranya sebagai Sekretaris Kwartir Ranting (2010-2021) serta sebagai Wakil Ketua
Bidang Pembinaan Pramuka Anggota Dewasa atau Waka Binawasa (2021-2024). Selain aktif
di Kwartir, Saya juga menjadi bagian pada Unit Reaksi Cepat (URC) 0113 Pramuka Peduli
Bencana. Saya mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD) pada 2011
kemudian pada tahun 2014 melanjutkan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan
(KML) di Kwartir Daerah Banten, kemudian Saya mengikuti pendidikan kursus sebagai
Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD) pada tahun 2020. Selepas mengikuti kegiatan
Naratama Dasar, Saya melanjutkan Pendidikan sebagai Pelatih pada Kursus Pelatih Pembina
Pramuka (KPL) di bulan Juli tahun 2022.
Pada tahun 2022, Saya berkesempatan mengikuti sebuah program pengembangan diri bagi
Guru yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
yaitu Program Guru Penggerak (PGP). Setelah mengikuti serangkaian test dan seleksi
sekitaran bulan Mei - Juli 2022, pada bulan Agustus 2022 saya dinyatakan lulus dan sehingga
berhak mengikuti Diklat Guru Penggerak yang dilaksanakan mulai bulan Agustus 2022
sampai dengan Mei 2023.
Sebagai gambaran umum dan setelah saya mencari beberapa referensi tentang Pendidikan
Guru Penggerak, ternyata Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan
kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi
pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru
Penggerak.

Guru Penggerak harus lulus seleksi dan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak.
Program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat:

1. Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara
mandiri
2. Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
3. Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang
berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua.
4. Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan
menumbuhkan kepemimpinan murid.
5. Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada
murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.

Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara:

1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya.


2. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di
sekolah.
3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah.
4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku
kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan
di sekolah.

Guru Penggerak, mereka adalah guru-guru terpilih dari seluruh penjuru Indonesia yang telah
lulus dari Program Pendidikan Guru Penggerak. Guru Penggerak yang siap menjadi
pemimpin pembelajaran dan berperan sebagai agen pendorong transformasi pendidikan di
Indonesia.

Berdasarkan surat pengumuman tertanggal 22 Juli 2022 melalui SIM PKB, saya dinyatakan
lulus seleksi Guru Penggerak dan berhak mengikuti rangkaian kegiaan pendidikan Guru
Penggeraka yang dimulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2022. Ini merupakan titik awal
saya memulai perjalanan sebagai peserta pada Pendidikan Guru Penggerak dengan status
Calon Guru Penggerak (CGP). Kegiatan ini diawalai dengan acara pembukaan oleh
Mendikbudristek/yang mewakili pada hari rabu tanggal 24 Agustus 2022 via online berbasis
aplikasi video conference. Secara umum pada acara pembukaan dibahas mengenai
kebijakan-tentang guru penggerak, pemanfaatan Learning Manajemen System program PGP,
Kegiatan pembukaan CGP dihadiri mulai dari Pengajar Praktik, Fasilitator dari tiap kelas dan
para peserta CGP dari seluruh angkatan 6. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diklat guru
penggerak melalui platform Learning Management System (LMS) yang pada pelaksanaannya
bisa diakses dengan akun SIM PKB atau bisa juga log in menggunakan akun id belajar.

Pada kegiatan pendidikan ini, saya dikelompokkan kedalam kelas G, dengan Fasilitator yang
baik dan professional yaitu Bapak Safrizal, M.Sos, beliau berasal dari Provinsi Aceh. Sebagai
Fasilitator, beliau selalu memotivasi kami untuk terus bersemangat dalam mengikuti Program
Guru Penggerak ini, dan tentunya selalu membimbing dan mengarahkan kami agar selalu
bersemangat dalam mengikuti semua rangkaian dalam kegiatannya. Selain oleh Fasilitator,
kami juga didampingi oleh admin LMS dari Balai Guru Penggerak (BGP) Banten yang hebat
yaitu Ibu Noni Larasetia, yang selalu membantu dan memudahkan urusan kami dalam hal
administrrasi dan informasi penting terkait kegiatan ini, bahkan tak jarang beliau harus
melakukan perubahan due date ketika tugas-tugas kami belum dikerjakan atau mendekati due
date. Kebahagiaan kami semakain bertambah dengan hadirnya dua Pengajar Praktik yang
selalu memberikan motivasi dan inspirasi serta tidak bosan untuk terus mendampingi kami,
yaitu Ibu Cucu Aisyah Rusmawati dari SMAN 4 Pandeglang dan Bapak Didi Haryadi dari
SMAN 3 Pandeglang yang selalu berbagi, berkolaborasi dan bermitra dengan kami sebagai
Calon Guru Penggerak. Salah satu kelebihan dalam kelompok kami adalah pesertanya
heterogen, terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, ada ibu Ratih Pravitasari Sutisna dari
jenjang TK, saya sendiri dari jenjang pendidikan SD, ada Bapak Ahmad Yani dan Ibu Eneng
Rohmantini dari jenjang SMP, ada Bapak Imam Isnaini Sidiq , Bapak Tisna Suryana, Bapak
Hadi Sumantri, Bapak Arip Rachman Sidiq, Ibu Hapsari Ayunungtyas, Ibu Dewi Yuliani dan
Ibu Dian Nurkhusufisyamsi dari jenjangg SMA; Bapak Ahmad Yunus, Bapak Kuswandi dan
Ibu Lilis dari jenjang SMK.

“Bergerak, Berubah dan Beraturan” judul yang saya ambil dalam perjalanan menjadi Guru
Penggerak ini. Judul ini merupakan gambaran perjalanan saya dari awal sampai menuju titik
puncak sebagai Guru Penggerak Angkatan 6 di Kabupaten Pandeglang. Bergerak, karena
dalam prosesnya saya dituntut untuk terus bergerak dalam mengembangkan kemampuan,
kualitas dan kompetensi saya sebagai guru dan tenaga pendidik yang turut serta dalam
membangun generasi-generasi emas dan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan
tuntutan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Berubah, tentu saja dalam
perjalanan dan proses pendidikan Guru Penggerak ini menjadikan saya mendapat perubahan
sekaligus peningkatan ke arah yang lebih baik, menjadi Guru yang berkualitas dan
profesional. Dalam perubahannya, di sini saya lebih memahami lagi bagaimana peran dan
fungsi sebagai Guru yaitu membimbing dan mengarahkan murid sesuai dengan kodratnya
untuk mendapatkan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Beraturan, artinya dalam kegiatan Pendidikan Guru Penggerak
ini mempunyai tahapan yang berurutan dan beraturan sesuai dengan alur MERDEKA belajar.
M (Mulai dari diri), E (Eksplorasi konsep), R (Ruang kolaborasi), D (Demonstrasi
Kontekstual), E (Elabirasi pemahaman konsep), K (Koneksi antar materi), dan A (Aksi
Nyata).

Selain pembelajaran dengan alur MERDEKA, pada kegiatannya saya membuat Jurnal
Refleksi Dwimingguan, refleksi ini dilakukan ketika selesai pembelajaran dalam satu sub
modul yang kurang lebih dilaksanakan selama dua minggu. Kegiatan lainnya adalah adanya
pendampingan individu dari Pengajar Praktik yang tujuannya untuk membantu saya dan
rekan-rekan CGP menemukan solusi ketika menemui permasalahan selama kegiatan
berlangsung. Rangkaian kegiatan lainnya yang membuat program pendidikan ini menjadi
spesial yaitu Lokakarya atau bisa disebut juga sebagai workshop. Kegiatan lokakarya
dilaksanakan sebanyak delapan kali yaitu lokakarya 0 sampai lokakarya 7. Kegiatan ini
merupakan ajang bertemu dengan rekan peserta Calon Guru Penggerak lainnya dan tentu saja
dengan Pengajar Praktik secara tatap muka. Pada kegiatan ini saya dapat berinteraksi secara
langsung dengan Pengajar Praktik dan rekan-rekan CGP hebat lainnya. Pada kegiatannya
kami bersama-sama berdiskusi membahas materi Pendidikan Guru Penggerak yang biasanya
hanya dibahas secara daring baik pada LMS maupun ruang kolaborasi melalui Google meet.
Adapun materi-materi yang harus saya dan rekan-rekan peserta lainnya peajari pada
pendidikan guru penggerak ini terbagi menjadi tiga modul besar dengan sub-sub modul di
dalamnya, yaitu:

1. Paket Modul 1 : Paradigma dan Visi Guru Penggerak pada, pada modul ini terdapat
empat sub modul yaitu:

1.1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

1.2. Nilai dan Peran Guru penggerak

1.3. Visi Guru Penggerak

1.4. Budaya Positif

2. Paket Modul 2 : Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, terdiri dari tiga sub
modul yaitu:

2.1. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid

2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional

2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik

3. Paket Modul 3 : Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah, terdiri dari


tiga sub modul yaitu:

3.1. Pengambilan keputusan berbasis Nilai-nilai kebajikan Sebagai Pemimpin

3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Tahap demi tahap, proses demi proses, akhirnya kegiatan pendidikan ini dapat saya
lalui dengan baik, tentunya berkat kolaborasi dengan sesama rekkan CGP lainnya,
didampingi oleh para Pengajar Praktik dan tentunya selalu dimotivasi oleh fasilitator.
Alhamdulillah, kegiatan ini memberikan dampak yang sangat luar biasa baik bagi diri saya
pribadi maupun pengaruhnya terhadap lingkungan pendidikan di tempat saya mengabdi.

Harapannya setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak yaitu lebih memotivasi
peningkatan kepemimpinan murid di sekolah, mewujudkan kelas impian yang bisa membuat
murid lebih semangat dan nyaman dalam belajar. Menciptakan ruang kolaborasi positif dan
kerjasama antar guru serta dengan pemangku kebijakan pendidikan baik di dalam maupun
luar sekolah yang tentunya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar menjadi lebih
baik dan optimal. Menjadikan pendidikan yang memacu kesejahteraan ekosistem sekolah,
serta mewujudkan pendidikan serta berbagai budaya positif di sekolah. Dengan kata lain,
bahwa secara substansi seorang guru penggerak harus bisa melaksanakan pembelajaran yang
berpihak pada murid, menjadikan murid mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif sesuai
dengan visi Guru Penggerak yang bisa diimplemntasikan melalui Visi dan Misi Sekolah.
Guru penggerak memiliki keunggulan mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan
kelompok yang terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan. Guru penggerak mamu
menciptakan pembelajaran sosial emosional, yang tidak hanya mementingkan ketercapaian
dari materi pelajaran saja tetapi juga memperhatikan bagaimana kesiapan murid dalam
belajar. Guru Penggerak harus mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran, mampu
mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid serta mengarahkan dan membimbing
murid sesuai dengan kodratnya untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tinginya sebagai
individu dan anggota masyarakat.
Akhirnya, saya ucapkan terimakasih kepada Balai Guru Penggerak Provinsi Banten, Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Pandeglang. Terima kasih kepada Bapak
Pengawas Sekolah Kecamatan Menes, Terima kasih kepada Bapak H. Sopyan, S.Pd. selaku
Kepala SD Negeri Purwaraja 1 Kecamatan Menes yang telah memberikan rekomendasi dan
selalu memberikan motivasinya. Terimakasih kepada rekan-rekan guru SD Negeri Purwaraja
1, murid-murid dan seluruh warga sekolah yang terus mendukung dan berkolaborasi dalam
pelaksanaan tugas-tugas dan penerapannya. Tentunya tidak lupa terima kasih kepada
keluarga, istri dan anak tercinta yang selalu menjadi penyemangat. Terima kasih pada Admin,
Fasilitator, Pengajar Praktik dan rekan-rekan Calon Guru Penggerak khususnya angkatan 6
Kabupaten Pandeglang serta semua pihak yang terlibat pada kegiatan Pendidikan Guru
Penggerak.

Bergerak, Berubah dan Beraturan.

“Bergerak Keras, Bergerak Cerdas, Bergerak Ikhlas, Bergerak Tuntas”.

Salam Guru Penggerak.


Tergerak, Bergerak dan Menggerakan!

PERJALANANKU

Bismillahirrohmanirrohim

Salam guru penggerak!

Nama saya DIDI HARYADI, lahir di Pandeglang, 30 juni 1990


tepatnya di Kecamatan Labuan Desa Banyubiru. Mengawali
karir di dunia pendidikan pada tahun 2009 di SMK Baitul
Hamdi, salah satu sekolah yang berada di wilayah kecamatan
menes kabupaten pandeglang, perjalanan awal sebagai pendidik
yang saat itu saya masih berada di usia remaja (17 tahun). Tahun
2010 mulai kuliah di jurusan pendidikan matematika FKIP
Universitas Mathla’ul Anwar Banten dan lulus tahun 2014,
melanjutkan pendidikan S-2 Matematika dan IPA pada fakultas
pascasarjana UNINDRA PGRI tahun 2016 dan lulus pada tahun
2018. Seiring perjalanan pendidikan yang saya tempuh, pada
januari 2017 ditakdirkan menjadi guru Matematika di SMAN 3
Pandeglang. Sekolah ini merupakan sekolah dimana tempat saya
dididik semasa SMA selama 3 tahun. Sebelum mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak
(CGP) pada tahun 2021, Saya memulai kegiatan pelatihan yang disediakan Kemendikbud di
portal simpaTIK belajar kemdikbud. Program PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) pada
tahun 2019 saat pandemi covid-19 melanda dunia pendidikan kita. Harapan saya saat itu
bahwa sebagai guru kita harus tetap belajar mengikuti perubahan dan kondisi. Pandemi
covid-19 memaksa kita terus melakukan perubahan-perubahan untuk kreatif dalam
melakukan pembelajaran. Tahun 2020 mulai membaca informasi tentang akan diadakannya
program Pendidikan Guru Penggerak meskipun saat itu informasinya masih sangat minim
sekali. Mencoba mendaftar di Angkatan 1 tetapi kuota untuk propinsi Banten saat itu belum
tersedia. Kemudian pada januari 2021 mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak (CGP)
Angkatan 2. Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan karena dimudahkan dalam
tahapan-tahapan seleksi hingga dinyatakan lulus seleksi dan memiliki gelar/panggilan CGP.

Pada april 2021 mulai mengikuti pendidikan guru penggerak, bertemu dengan para guru
hebat sebanyak 35 orang se-kab.pandeglang dan mengikuti pendidikan dalam kelompok kecil
sebanyak 10 orang dengan difasilitasi seorang fasilitator yaitu Dr. Suwardi, M.Pd. Beberapa
rangakaian dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dalam LMS dengan konsep
MERDEKA, (Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi
Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata). Dalam LMS ada
beberapa aktifitas yang dilakukan yaitu pada ruang kolaborasi kami akan bertemu bertetap
maya melalui gmeet/zoom meet sebagai ruang diskusi dan difasilitasi oleh seorang fasilitator,
dalam ruang elaborasi kami akan bertemu dengan bapak/ibu guru hebat dalam room besar
dan bertemu dengan beberapa kelompok lain dengan didampingi seorang instruktur. selain
kegiatan dalam jaringan kami juga diberikan waktu bertemu dalam kegiatan lokakarya yang
dilaksanakan sebulan sekali, kegiatan lokakarya ini adalah kegiatan yang ditunggu tunggu
para CGP sebagai ruang diskusi, sharing, berbagi, makan bareng dan babacakan ( Belajar
Sambil Bersenang-senang). Program Pendidikan ini mengajarkan banyak hal dengan konsep
MERDEKA-NYA (Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi
Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata) sebuah konsep
hebat yang mengantarkan para guru memahami sebuah cita-cita yang tertuang dalam tujuan
kurikulum merdeka yaitu menjadikan murid-murid memiliki karakter Profil Pelajar
Pancasila, tanpa disadari konsep pembelajaran di pendidikan guru penggerak ini
mendekatkan langkah kami menuju nilai-nilai yang tertuang pada Profil Pelajar Pancasila.
Mandiri, saling berkolaborasi, menghargai makna berkebhinekaan global, ketika berbeda
pendapat tetap saling menghargai, saling memberikan support, tidak mematahkan ide,
melihat bahwa semua ide itu bagus dan kreatif tinggal bagaimana kita meramu ide-ide
tersebut sebagai kekuatan bersama, menganggap bahwa setiap manusia itu adalah aset dan
setiap aset itu akan memberikan banyak manfaat. semoga paradigma ini juga bisa kami
terapkan kepada murid-murid kami. di Pendidikan Guru Penggerak ini menciptakan sebuah
sistem kolaborasi antar CGP, PP dan CGP, Fasil, Instruktur dan semua yang terlibat
didalamnya dengan saling berbagi dan belajar sehingga semua guru yang terlibat kaya akan
ide, berbagi pengalaman, praktik baik yang nantinya akan diterapkan di sekolah
masing-masing. Tidak salah bahwa program ini akan mengantarkan para guru hebat sebagai
agen-agen perubahan di sekolahnya. Ada satu hal yang paling penting juga saya rasakan
ketika mengikuti pendidikan ini adalah Perubahan Mindset saya dalam mendidik dan
memperlakukan murid. Jika murid kita ibaratkan kertas maka mereka adalah kertas yang
sudah memiliki coretan-coretan yang buram, tugas kita sebagai guru adalah menebalkan
coretan-coretan itu hingga murid-murid kita menemukan potensi terbaiknya dengan harapan
suatu kelak nanti mereka akan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.

Alhamdulillah 9 bulan sudah terlewati dan pada desember 2021 saya dinyatakan lulus dari
CGP dan menjadi GP (Guru Penggerak). Tahun 2022 kembali mengikuti salah satu bagian
dari Program ini yaitu mengikuti seleksi PP (Pengajar Praktik) dengan bermodalkan
pengalaman selama CGP, menyerap banyak ilmu dan pengalaman dari guru-guru hebat
meskipun dengan rasa tidak terlalu percaya diri karena melihat segudang pengalaman
rekan-rekan GP lain yang juga mengikuti seleksi PP, Saya hanya ingin memberikan hal
terbaik yang ada dalam diri saya selama proses seleksi, untuk hasilnya saya serahkan ke sang
pemilik takdir, pada akhirnya dari 35 GP yang mengikuti seleksi PP, 17 orang dinyatakan
lulus seebagai calon pengajar praktik setelah melewati masa seleksi kurang lebih 3 bulan.
Diberikan pembekalan selama 15 hari dan satu bulan kemudian ditugaskan untuk
mendampingi para CGP di angkatan 6. Melihat nama-nama yang lulus seleksi sebagai CGP
angkatan 6 awalnya agak sedikit ciut karena melihat beberapa diantaranya adalah guru-guru
senior, berprestasi, para dosen dengan segudang pengalaman, tetapi dalam hati saya berfikir
di PGP ini tidak ada konsep “Menggurui”, semua kolaborasi, bersifat kemitraan,
mendampingi/pendamping sebagai paradigma baru dalam pembelajaran. Alaa kulli hal,
saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan bapak/ibu guru hebat di komunitas CGP
Angkatan ke-6 ini. sebagai guru muda yang minim pengalaman saya banyak sekali belajar
dari bapak/ibu CGP. Perjalanan 6 bulan bersama bapak/ibu bukan waktu yang sebentar,
pendampingan individu dan lokakarya yang dilaksanakan setiap satu bulan bagi saya
merupakan kegiatan menggali ilmu dan pengalaman dari bapak/ibu. Sedikit yang bisa saya
bagi dan banyak yang bisa saya dapatkan pada kegiatan PGP Angkatan 6 ini, saya berdo’a
untuk bapak/ibu semoga selalu diberikan kemudahan dalam setiap langkah-langkah
kehidupannya, diberikan keberkahan dalam hidup dan semua lulus di PGP ini. Akhir kata
saya ucapkan terima kasih kepada bapak Safrizal, M.Sos selaku fasilitator, Ibu Noni Lara
Sestia selaku admin dari BGP, Bapak/Ibu CGP hebat (Pak Imam Isnaini Sidiq, Pak Ahmad
Yunus, Pak Ahmad Yani, Pak Tisna Suryana, Pak Kuswandi, Pak Arip Rachman Sidiq, Pak
Sariful, Pak Hadi Sumantri, Bu Lilis, Bu Dewi, Bu Eneng, Bu Ayu, Bu Atieh, Bu Dian) dan
seluruh pihak yang terlibat dalam PGP Angkatan 6 ini khususnya dari BGP Banten. Saya
juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atas sistem dan ide-ide beliau kami diberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti setiap program yang dibuat oleh Kemendikbud
secara terbuka.

Nama : Noni Lara Sestia

Email : nonisestia95@dikbud.belajar.id

Serba serbi Admin Angkatan 6 kelas Pak Safrizal

Menjadi admin CGP angkatan 6, ini pengalaman pertama bagi saya menjadi admin CGP,
pengalaman yang sangat berkesan, dimana saya bertemu guru guru hebat, calon guru
penggerak. Saya sangat bahagia dengan takdir ini, dipetakan di kelas Bapak Safrizal. Takdir
yang bukan hanya membawa saya menjadi seorang admin dari sekelompok CGP, tetapi
mengantarkan saya untuk bertemu kakak, selayaknya sebuah keluarga, dan bertemu teman
selayaknya sahabat.

“Hai kamu, iya kamu!!!”


Jika kamu membaca tulisan ini, perkenalkan, nama saya Noni, saya dari BGP Banten
Kemendikbudristek. Instansi inilah yang mengantarkan saya menjadi seorang admin CGP.

Saya memiliki keyakinan dan pengalaman berharga tentang perwujudan suatu doa, keinginan
itu harus didoakan langsung ketika bangun tidur. Begitu mata terbuka, segera tadahkan
tangan dan berdoa, jangan cari kaca mata (saya high myopia), jangan lihat HP, jangan
pandang jam dinding. Keinginan itu merupakan hal pertama yang ter-recall di otak,
menandakan itu sungguh sungguh kita inginkan. Saya melakukan ini, dalam dua tahun
terakhir.

Suatu waktu, saya biasa bangun dini hari, dan diluar kebiasaan, saya tidak ingat doa saya.
Saya bangun dengan menyebut nama salah satu CGP. Di sini saya sadar, kalau CGP sudah
menjadi bagian penting bagi saya.

“Hai kamu,”

Jika kamu masih membaca tulisan ini, itu berarti, tugas saya sebagai seorang admin
akan/sudah berakhir. Namun, saya sangat berharap, persahabatan dan kekeluargaan yang
terjalin antara saya dengan PP, fasil, dan CGP tidak berakhir. Saya menulis harapan ini di jam
03.10 pagi, sepertiga malam, waktu dimana doa doa diijabah.

Saya menyadari sebagai seorang admin, masih banyak hal yang harus saya perbaiki. Sebagai
seorang manusia saya jauh dari kata sempurna. Namun saya merasa memperoleh berkat,
karena CGP selalu memberi dukungan dan memupuk rasa percaya diri saya dengan
memberikan kata positif. “bu noni/sista/jeng yang terbaik“ itu yang ditanamkan CGP ke saya.
Saya berusaha mewujudkan itu.

“Hai kamu, kamu masih membaca tulisan ini?, Terima kasih masih membaca, saya hanya
ingin bilang, kapan-kapan mainlah ke Labuan.”

Cibitung-Labuan dengan rute perjalanan antah-berantah, kalau istilah Pak Didi, rute muter-
muter. Perjalanan yang melelahkan, kibar bendera putih di tengah jalan, alhamdulilah sampai
juga di Labuan.

Rumah saya di Cibitung Kabupaten Bekasi provinsi Jawa Barat, berangkat ke Labuan untuk
bertemu CGP dan PP beserta keluarga. Naik KRL jam 5 pagi, turun Rangkas Bitung, setelah
itu rute antah berantah dimulai. Pokoke seru pollll. Suweeer, yang begini hanya ada di kelas
G, kelasnya Pak Safrizal.

Pak Safrizal adalah fasil yang berasal dari Aceh, jadi kebayangkan Aceh dan Banten bertemu
di ruang kolaborasi. Kolaborasi yang mantap. Pak Saf, begitu kami sering memanggilnya,
pribadi yang bukan hanya cerdas tetapi juga sabar, dari beliau saya banyak belajar bagaimana
meciptakan suasana kelas untuk pembelajaran orang dewasa. Terima kasih Pak Saf, untuk
kerjasamnya, waktunya, dan ilmunya, semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu. Sukses
dimana pun Pak Saf berada. Amin.

Bu Cucu dan Pak Didi, terima kasih untuk banyak hal yang kita sama sama upayakan untuk
kebaikan. Obrolan ngalur ngidul tetap dipertahankan ya sista n brother.
Untuk bapak guru hebat (Pak Imam Isnaini Sidiq, Pak Ahmad Yunus, Pak Ahmad Yani, Pak
Tisna Suryana, Pak Kuswandi, Pak Arip Rachman Sidiq, Pak Sariful, Pak Hadi Sumantri, Bu
Lilis, Bu Dewi, Bu Eneng, Bu Ayu, Bu Atieh, Bu Dian), terima kasih untuk semangatnya
dalam mengkuti program PGP, terima kasih juga untuk kasih sayang dan perhatian yang
dicurahkan ke saya, mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan saya. Sukses untuk
kita semua. Amin.

Berkah Pandemi Menuju GP dan PP

Assalamu’alaikum wr wb

Meskipun saya tidak pandai berkata-kata seperti Bu Admin dan teman-teman di


kelas G hehe tapi izinkan saya untuk menuliskan beberapa hal yang sangat
menyenangkan dalam program ini secara sederhana hehehe

Saya Cucu Aisyah Rusmawati, M.Pd, anak pertama yang lahir


di tahun 1989 dan akhirnya menjadi guru matematika di SMA
Negeri 4 Pandeglang dari tahun 2011 yaitu beberapa bulan
setelah lulus S1 dari Universitas Pendidikan Indonesia. Tak
terbayang sebelumnya akan menjadi seorang guru di daerah
Menes Pandeglang yang sama sekali tidak mengenal daerah
ini.

Pada tahun 2020, di Indonesia mengalami pandemi. Keadaan


pandemi ini berlangsung sangat lama. Saya sebagai seorang pendidik yang secara
langsung berdampak dengan adanya wabah ini. Semua aktifitas di sekolah dipindah
alihkan ke rumahnya masing-masing, termasuk belajarnya anak-anak didik. Banyak
waktu yang dipakai untuk mencari cara memberikan pembelajaran secara daring
dan memaksa saya sebagai guru untuk terus mengembangkan diri. Hal ini juga yang
membuat saya akhirnya mendaftarkan diri dalam program Pendidikan Guru
Penggerak.

Pendidikan Guru Penggerak yang saya ikuti ada di angkatan 2 dan merupakan
angkatan pertama di Pandeglang. Bagi saya, program ini adalah salah satu program
yang sangat luar biasa ketat karena dari awal proses seleksi dihadapkan dengan
berbagai tes dimulai dari pengisian essay, tes skolastik, tes mengajar dan diakhiri
dengan wawancara. Dengan berbagai kendala seperti mati listrik dan hilang sinyal,
alhamdulillah semuanya berlalu dengan baik dan akhirnya bisa lolos menjadi peserta
program PGP ini.

Saya mengikuti PGP selama 9 bulan, dari yang awalnya sangat semangat, kendor
semangat, biasa saja, sampai akhirnya bisa lulus juga. 9 bulan bukan waktu
sebentar sehingga sudah sewajarnya terjadi kejenuhan dalam mengikuti program ini.
Namun berkat kolaborasi dan motivasi baik dari teman sesama CGP, PP, Fasil,
rekan sejawat di sekolah dan juga atasan semuanya bisa selesai dengan baik.

Program PGP ini banyak membuat saya introspeksi diri sebagai guru. Di modul 1,
banyak sekali hal yang membuat saya merasa banyak salah terhadap anak didik
saya di sekolah. Beberapa pondasi yang selama ini saya lupakan, akhirnya
dikuatkan kembali dengan adanya pembelajaran di modul 1. Jika selama ini saya
sudah mulai belok ke arah “yang penting materi tersampaikan”, saya diingatkan
kembali untuk selalu “memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat murid”. Di modul
2, saya mendapat banyak keterbaruan dalam melaksanakan KBM di kelas dengan
pembelajaran berdiferensiasi dan PSE. Bahkan di modul 3, saya akhirnya belajar
bagaimana mengidentifikasi asset-aset di sekolah agar bisa digunakan dalam
program-program yang berdampak pada murid.

Setelah 9 bulan rangkaian PGP ini selesai, saya merasa bahwa jika saya berhenti
saya khawatir apa yang sudah saya dapatkan akan melebur begitu saja,
implementasi di sekolah menguap begitu saja, proses berbagi kepada teman-teman
menghilang begitu saja. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti seleksi
Pengajar Praktik untuk PGP Angkatan 6 dengan pertimbangan, saya akan terus
memperbarui informasi, mengembangkan diri, dan konsisten dalam
mengimplementasikan hal-hal yang sudah didapat dalam PGP.

Sama halnya dengan mengikuti seleksi CGP, Ketika seleksi CPP pun saya kembali
membuat essay mengenai semua hal yang berkaitan dengan aktivitas saya di
sekolah dan di komunitas, hanya bedanya saya tidak melaksanakan tes mengajar
karena berasal dari GP. Alhamdulillah saya bisa lolos menjadi PP Bersama 16 orang
GP lain dari Pandeglang.

Tantangan dimulai setelah lolos menjadi PP. Saya memperhatikan daftar nama CGP
yang lolos di Angkatan 6 dan rata-rata adalah senior saya. Di awal waktu sempat
ragu, apakah saya bisa menemani teman-teman yang secara jam terbang jauh lebih
banyak pengalaman dibanding saya. Ini kendala pertama yang saya temukan yang
sumbernya dari diri sendiri. Berkali-kali saya melakukan diskusi dengan
teman-teman PP lain yang membakar semangat dan meyakinkan saya, bahwa saya
bisa menjalankan tugas PP ini.

Sampailah pada waktu dimana kami sebagai PP mendapat daftar nama CGP yang
akan kami dampingi. Luar biasa sekali saya mendapat CGP yang sudah memiliki
banyak karya, berprestasi, kreatif, dan banyak menginspirasi saya dalam hal
menjadi pemimpin pembelajaran. Saya merasa benar-benar beruntung karena bisa
bertemu dan berbagi dengan teman-teman CGP di kelas G juga Pak Fasil yang
sangat ramah dan Bu Admin yang sangat “humble dan gercep”

Bertemu dengan teman-teman CGP saat lokakarya dan pendampingan individu bagi
saya adalah suntikan motivasi, ide praktik baik dan tentunya silaturahmi. Aktivitas
yang dilakukan dan karya-karya yang dibuat CGP sekaligus memotivasi saya untuk
selalu semangat dalam mengembangkan diri, kreatif dalam melaksanakan KBM dan
antusias dalam berbagi kepada teman lain.

Dari Bu Ratih saya belajar banyak ide kreatif dalam membuat konten pembelajaran
dan PSE, dari Pak Sariful saya belajar menumbuhkan minat bakat murid dan juga
kepemimpinan dalam komunitas praktisi, dari Pak Hadi saya belajar inovasi dalam
teknologi, dari Pak Kuswandi saya belajar pantang menyerah dan kepemimpinan di
sekolah, dari Bu Dian saya belajar semangat mengembangkan diri dan percaya diri,
dari Pak Tisna saya belajar inovasi pembelajaran dan kepemimpinan di sekolah, dari
Bu Ayu saya belajar memahami bakat anak dan semangat mengembangkan diri.
Juga dari Pa Arip, Pa Imam, Pa Yunus, Pa Yani, Bu Lilis, Bu Eneng, Bu Dewi saya
belajar kolaborasi, disiplin, pantang menyerah, kreatif dan inovatif.

Akhir kata, terimakasih Pa Fasil, Bu Admin, Partner PP dan teman-teman CGP


semua.
You have done more than a great job

Anda mungkin juga menyukai