Anda di halaman 1dari 12

Timothy Hendy 13200029

BAB 1 : Biografi

Biografi Singkat

Namanya Timothy Hendy, ia adalah salah satu mahasiswa psikologi di


Universitas Bunda Mulia, ia lahir di Jakarta 20 Febuari 2002. Timothy merupakan
anak bungsu dari dua bersaudara dimana ia memiliki kakak perempuan yang
lebih tua 6 tahun darinya. Masa kecil Timothy dimulai di daerah Kebon Jeruk
Jakarta Barat dimana ia tinggal bersama orang tuanya, kakak, dan saudara-
saudaranya, jadi rumah yang ia tinggali memang rumah dengan beberapa
keluarga di dalamnya.

Namun pada tahun 2009, Timothy sekeluarga harus pindah dari Jakarta
ke Cibubur karena ibunya dipindah tempat kerjanya dari Sudirman ke Citeureup
sehingga mereka berempat harus ikut pindah dan pada saat itu Timothy baru
naik kelas dari kelas 1 ke kelas 2 SD. Dari masa paud sampai kelas 1 SD Timothy
bersekolah di salah satu sekolah di daerah Jakarta Barat yaitu Sang Timur, dan
melanjutkan sekolahnya di Cibubur, di sekolah swasta katolik bernama Bunda
Hati Kudus atau sering disingkat menjadi BHK.

Dari semasa kecil Timothy sangat hobi dengan dunia musik, film, dan
mainan, namun memang semasa SD Timothy tidak pernah secara khusus
mengembangkan hobi-hobinya tersebut seperti mengikuti ekskul musik, lomba-
lomba, dsb, hobi-hobi tersebut hanya menjadi penghibur dikala bosan.

Mulai masuk SMP di sekolah yang sama Timothy mulai menemukan satu
hobi baru yaitu dunia hairstyling karena pada masa tersebut sekitar tahun 2013-
2014 tren pomade sedang menjamur di Indonesia yang membuat Timothy
penasaran, dan ketika sudah mencoba memakainya, itu menjadi candu tersendiri
bagi dirinya dan ia tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai pomade
dan model-model rambut “vintage” laki-laki itu bagaimana. Sisa masa SMP
Timothy ia habiskan dengan nongkrong dan les, mengapa begitu? Karena
Timothy Hendy 13200029

Timothy mengikuti les matematika yang kebetulan tempat les tersebut sangat
dekat dengan tempat dimana teman-temannya biasa nongkrong atau
berkumpul, sehingga itulah rutinitas yang dijalani Timothy semasa SMPnya.

Timothy tidak berpindah sekolah sampai lulus SMA, sehingga di sekolah


yang sama ini Timothy mengambil jurusan IPS untuk 3 tahun SMAnya. Daritadi
belum ada disebutkan prestasi dari Timothy, apa karena ia anak yang bodoh?
atau penulis lupa menyebutkan? Itu semua salah, memang semasa SD sampai
SMP bisa dikatakan Timothy sama sekali tidak memiliki prestasi, ia hanya seorang
siswa yang di sekolah hobinya adalah makan dan bercanda, namun nilainya tetap
baik, kegiatan akademik bukanlah sesuatu yang wanginya membuat ia tertarik
namun ia tetap menjalaninya karena ya itulah kewajiban seorang siswa, Timothy
memang memilih untuk tidak aktif dalam organisasi dan tidak mengikuti lomba-
lomba, ia bagaikan robot yang deprogram untuk hanya sekolah lalu pulang dan
melanjutkan aktivitas di luar sekolahan.

Di masa SMA barulah Timothy tiba-tiba tertarik dengan satu kata yang
bernama “belajar” tidak tahu kenapa namun sepertinya karena seorang
perempuan yang duduk disebelahnya. Pada saat kelas 1 SMA saja Timothy
langsung mengikuti kepanitiaan, lomba-lomba musik, bahkan osis, dan mendapat
ranking 10 besar di kelasnya, suatu kegiatan-kegiatan dan pencapaian yang
mungkin tidak disangka bisa dijalani dan dilaluinya begitu mudah.

Satu hal besar yang dialami Timothy adalah ketika ia menjadi “anak
motor” ia hobi dengan kuda besi itu pada saat kelas 2 SMA dan membentuk satu
grup motor yang beranggotakan 13 orang yang dimana saat pulang sekolah
adalah saat yang paling mereka tunggu karena itulah saat mereka bisa
menunjukan jati diri mereka, walaupun satu fakta uniknya siswa-siswa yang
tergabung dalam grup motor ini bisa dibilang siswa-siswa “teladan” yang tidak
bandel di sekolah sehingga hal tersebut menjadi kontras tersendiri dan keunikan
tersendiri dari mereka. Satu prestasi paling dikenang oleh Timothy adalah ketika
Timothy Hendy 13200029

ia dan rekan-rekan paduan suaranya mendapat juara 2 di lomba sekolah swasta


tingkat kecamatan, Timothy mengambil peran penting dalam barisan suara tenor
dan semua orang bangga pada hari itu.

Saat ini laki-laki gemuk berkacamata ini menempuh pendidikan sarjana di


Universitas Bunda Mulia dan ia mengambil jurusan Psikologi, satu jurusan yang
memang sudah ia jadikan pilihan kedua selain filsafat sejak kelas 1 SMA. Timothy
tinggal sendirian di kost di daerah BSD, dan sampai sekarang ia masih
melanjutkan hidup dan tidak sabar dengan petualangan-petualangan
selanjutnya.

BAB 2 : Analisa Diri

2.1. Positive affect

Peristiwa pertama akan saya mulai dengan satu peristiwa yang


membuat saya memiliki garis tangan baru di telapak tangan kiri saya. Jadi
saya mengalami kecelakaan disaat saya sedang dalam perjalanan ke sekolah,
saya terpental namun tidak jauh dari motor, dan motor saya juga tidak
mengalami kerusakan parah bahkan hanya lecet-lecet saja, lalu orang-orang
sekitar membantu saya dan saya bilang saya gapapa lanjut ke sekolah saja
karena saya harus menjalani ujian sekolah hari terakhir, namun saat sedang
mengecek kondisi saya, saya merasakan hal yang aneh di area telapak
tangan, dimana ternyata telapak tangan kiri saya mengalami sobek yang
cukup dalam, disitu saya langsung lemas dan dibawa ke rumah sakit karena
kebetulan saya kecelakaan di depan rumah sakit, singkat cerita saya
menjalani operasi yang menghasilkan 18 jahitan, saya harus di opname
selama 1 hari dan melakukan kontrol jahitan selama 2 bulan kedepan pada
waktu itu.
Timothy Hendy 13200029

Pada saat peristiwa tersebut berlangsung yang saya rasakan adalah


sedih, karena saya pasti membuat orang-orang sekitar saya khawatir, dan
juga keadaan motor saya yang baru seminggu lalu saya beri tambahan
modifikasi, lalu juga waktu itu saya dan teman-teman saya ada rencana saat
liburan nanti kami mau touring ke bandung mengendarai motor, disitu saya
merasa sedih, namun setelah menjalani perawatan, ternyata Covid19 masuk
ke Indonesia, sehingga kebetulan sekali ketika memang saya harus
dirumahkan dan saya memang tidak boleh keluar rumah karena jahitan di
tangan saya belum kering.

Pada saat saya merasa sedih tersebut saya meregulasi emosi saya
dengan cara saya ngobrol dengan teman-teman saya, jujur teman-teman
saya juga ikut sedih karena pastinya rencana kami akan batal, namun mereka
memberi saya semangat untuk sembuh dulu sehingga saya juga ikut
semangat dan tidak sedih lagi, dan pada saat covid juga saya jadi biasa saja,
saya tidak merasakan emosi-emosi signifikan, saya jadi hanya fokus kepada
penyembuhan saya. Jadi lebih ke coping stress saya pada saat itu bukannya
impulsif membeli barang, atau marah-marah, namun saya mengajak teman-
teman untuk bicara.

Menurut saya cara yang saya lakukan tersebut efektif ya karena saya
tidak sampai yang frustasi atau terpuruk dalam kesedihan yang bagaimana,
saya benar-benar menjadi tenang dan hanya ingin fokus kepada
penyembuhan saya.

Peristiwa kedua adalah ketika saya pertama kali mengendarai motor


ke puncak bersama 8 orang teman-tmean saya, menurut saya itu adalah
salah satu hari paling bahagia yang pernah saya alami dalam hidup saya, dari
mulai jam 5 pagi kami berkumpul sampai sore kami pulang, kami hujan-
hujanan, kami menunjukan kebolehan kami dalam mengendarai motor,
canda tawa yang melengkapi semuanya menjadikan hari itu sangat berwarna
Timothy Hendy 13200029

walaupun hari kelabu. Satu emosi yang saya rasa hanyalah bahagia pada saat
itu, tidak ada yang lain, padahal di hari itu saya sedang tidak ada uang atau
hanya membawa sedikit uang, namun itu tidak menjadi masalah, dan saya
mencoba mengelola kebahagiaan tersebut dengan menikmati benar-benar
menikmati setiap menit yang ada pada hari itu, saya mengabadikan momen-
momen bersama teman-teman saya, kami berbincang mengenai hal-hal tidak
penting sampai yang sangat penting. Cara-cara tersebut sangatlah efektif,
buktinya masih saya kenang sampai sekarang walaupun kami sudah tidak
pernah motoran bersama lagi namun momen itu menjadi satu tanda bahwa
kami terutama saya pernah bahagia disaat itu. Dan memang saya tidak
pernah punya strategi khusus ya karena jujur memang saya cukup emosional
jadi paling bagaimana saya agar tidak berlebihan saja, ya dengan tau porsi-
porsinya saya punya alarm sendiri apabila saya merasa saya sudah
berlebihan. Jadi mungkin saya merasa dari situ saya juga belajar bagaimana
memakai Teknik coping problem-focused dimana menurut Tetrick,
2009(dalam Wijono et al., 2020) mengatakan problem focused coping ini
akan membantu kita mengurangi efek dari stressor yang mengenai emosional
kita, Teknik ini dapat mengurangi tuntutan atau stressor dari situasi yang
stress.

2.2. Engagement
Ya saya menikmati aktivitas saya sebagai mahasiswa saat ini,
mungkin tidak 100% namun secara keseluruhan saya menikmatinya entah
karena lingkungan pertemanannya, entah karena suasana kampusnya,
entah karena dosen-dosennya, apapun itu. Saya menikmatinya dengan
cara bersosialisasi saja, menjadi mahasiswa yang baik, terus
mengembangkan hubungan bersama teman, ikut di dalam organisasi,
aktif di kelas, dsb.
Timothy Hendy 13200029

Namun mungkin ada satu hal dimana saya kembali ke masa SMP
saya yang saya merasa saya itu hanya seperti robot, jadi saya pergi ke
kampus untuk belajar setelah itu pulang. Namun terlepas dari hal itu saya
paling menikmati ketika jajan di kampus karena jujur saya termasuk yang
jarang jajan, sehingga kalau jajan itu rasanya asik, saat kerja kelompok di
kelas juga menyenangkan menurut saya, dan salah satu yang membuat
saya menikmati aktivitas ini adalah saat menjadi panitia di suatu acara
HIMA, karena disitu saya bisa membangun skill teamwork saya lagi, dan
saya jadi tidak nganggur, karena jujur sesibuknya saya, saya selalu merasa
bosan atau bahasa sekarangnya “gabut”.
Kersey (dalam Carpenter et al., 2022) menyebutkan ada 3
komponen dalam student engagement ada Relate, Create, dan Donate.
Relate adalah ketika kita sebagai mahasiswa atau pelajar dapat
mengembangkan Kerjasama dalam tim atau kelompok belajar, bisa saling
mendukung sesama, menjalin komunikasi yang baik untuk menyelesaikan
tugas. Create adalah ketika mahasiswa atau pelajar dapat menciptakan
atau menemukan cara belajar yang efektif bagi dirinya sendiri atau
bahkan bagi teman-temannya. Donate adalah ketika mahasiswa atau
pelajar dapat berkontribusi terhadap lingkungannya.

2.3. Relationship
Masa perkuliahan, tentu kita akan menemukan teman-teman
baru, bahkan mungkin sahabat-sahabat baru sampai pasangan hidup,
perkuliahan saya awali dengan perkuliahan daring sehingga tidak ada
yang namanya mengenal atau berkenalan dengan teman secara langsung,
yang ada hanya berkenalan melalui chat dan google meet, pada awalnya
saya hampir berpikir kalau sepertinya saya tidak akan memiliki teman
karena saya juga males berkenalan lagi dengan orang-orang baru, namun
Timothy Hendy 13200029

seiring berjalanannya waktu saya malah memiliki satu grup pertemanan


yang sangat supportif dan masih dekat sampai sekarang, namun mungkin
karena ditanya “siapa” maka saya akan menyebut nama disini, dari kami
ber 7 ada 3 sosok yang menurut saya merupakan sosok signifikan entah
bagi saya di kampus maupun luar kampus, ada Alicia, Marvel, dan Pricilia,
kita mulai dari Pricil dulu, Pricil ini sosok teman yang bicara mengenai apa
saja nyambung dengan saya, dia yang duduknya selalu dibelakang saya
sehingga memang kami cukup sering berbincang di kelas, namun
memang kalau di luar kampus jarang, namun yang membuat saya tidak
bosan di kelas itu ya dia. Lanjut ke Marvel dan Alicia, kenapa mereka tidak
saya pisah? Karena mereka ini sudah satu paket, dan merekalah yang ada
disaat saya jatuh maupun saya sedang tinggi tingginya, mereka yang
menerima apa adanya saya dan sangat saya percaya, sehingga mereka
seperti 911 yang akan saya hubungi dikala darurat bahkan disaat tidak
darurat, perbincangan-perbincangan kecil nan random yang kami bertiga
lakukan setiap harinya menjadi satu lem pengerat yang membuat kami
bertiga memiliki relasi yang positif, tidak ada kebohongan, kami selalu
berusaha jujur apabila sedang ada masalah atau kesal kepada salah satu
diantara kami.
Itu adalah 3 orang dari grup saya atau bisa dibilang circle saya,
kalau diluar itu ada dua orang, dua orang yang tiba tiba menjadi salah
satu tempat bercerita paling nyaman juga selain Marvel dan Alicia, dua
orang yang sangat easy going dan ceria padahal punya banyak masalah
dihidupnya, yaitu Jessica atau kita sebut saja Jeje dan Yeremia atau Yere,
dimana intinya mereka hampir sama, merekalah yang selalu ada, sebagai
teman, bahkan saudara yang selalu supportif dan bahkan kami bisa tiba -
tiba saling menanyakan kabar padahal sedang tidak ada apa-apa,
nongkrong menjadi salah satu kegiatan favorit kami bertiga yang dimana
banyak sekali energi positif yang tercipta dikala kami nongkrong tersebut.
Timothy Hendy 13200029

Satu orang lagi saya agak malu menyebut namanya, namun dia
adalah alasan saya masih bertahan sampai sekarang, mungkin salah satu
orang paling signifikan yang ada di hidup saya, satu orang yang saya tidak
sangka menjadi partner jajan saya, partner ngobrol saya, partner makan
saya, partner belajar juga. Ya dia adalah gadis berwajah manis yang tidak
saya sangka akan datang dan membuka lagi pintu hati saya yang saya saja
tidak tahu kuncinya dimana, mungkin kami berdua bukan sebuah
pasangan yang resmi, kami tidak memiliki status, tapi hubungan ini yang
membuat saya dapat menikmati dunia perkuliahan, hubungan ini yang
membuat saya semangat untuk masuk kampus setiap ada kelas,
hubungan ini yang mengajarkan saya bahwa dewasa itu ketika kami tahu
kesibukan masing-masing sehingga chattingan setiap hari bukanlah
sebuah bukti dari hubungan yang berarti, ya, namanya Samantha, gadis
manis dan logis yang menjadikan saya menemukan makna hidup baru
setiap harinya, membuat saya mau belajar lagi bagaimana menjadi
manusia dewasa yang baik, dan pelan-pelan menjadi sosok yang mungkin
akan mendampingi saya sampai nafas terakhir saya.
Hubungan pertemanan atau persahabatan akan membantu
remaja pendukung penting dalam proses sosialisasi dan juga bagaimana
remaja tersebut mengenal dirinya sendiri, bertingkah laku, bekerjasama
dengan orang lain, dsb. Persahabatan juga akan menghasilkan ikatan
emosional yang baik, memunculkan rasa keberhargaan atau remaja akan
merasa dihargai dan diapresiasi dan mereka tidak akan merasa kesepian
Sullivan (dalam Santrock, 2010) dan saya merasakan segala hal tersebut,
walaupun mungkin tidak semua saya anggap sahabat, namun ya mereka
adalah orang yang paling mengerti saya di kampus.

2.4. Meaning
Timothy Hendy 13200029

Kalau bicara mengenai tujuan, sebenarnya sudah ada tapi saya


bingung ingin menyebutnya tujuan atau baru cita-cita, yang pasti
utamanya orang tua ya, saya ingin paling tidak mengembalikan apa yang
orang tua saya sudah berikan kepada saya selama ini, entah dalam
bentuk materi maupun kasih sayang kalau contohnya tentu saya ingin
membelikan rumah bagi orang tua saya entah itu rumah untuk investasi
maupun tempat tinggal tetap, saya juga ingin membiayai paling tidak 80%
biaya hidup orang tua saya nanti atau mudahnya saya akan berikan uang
bulanan.

Lalu yang pasti diri sendiri ya, saya ingin memenuhi kebutuhan diri
saya sendiri, kalau klisenya tentu membeli rumah sendiri sudah menjadi
satu tujuan atau cita-cita yang ingin digapai semua orang, namun
mungkin keinginan atau tujuan spesifik saya yaitu punya satu ruangan
hobi saya dimana itu akan menjadi ruangan display dari mainan-mainan
hobi saya dan mungkin sekaligus ruang santai.

Terkadang ketika memikirkan tujuan hidup, saya menjadi berpikir


juga mengenai, untuk apa saya dilahirkan di dunia ini? saya cukup sering
merenungkannya karena hidup adalah satu misteri yang jawabannya
hampir tidak bisa ditemukan, ada yang menyebut kita hidup itu adalah
persiapan dari kematian, atau hidup itu ibadah, dsb, jadi saya
merenungkan itu semua sampai akhirnya saya suka dengan satu kalimat
bahwa hidup saya untuk menjadi berguna bagi semesta atau lingkungan
sekitar saya, bagi orang-orang yang saya sayangi, hidup bukan hanya
sekedar diri sendiri, walaupun ketika kita membahagiakan orang lain kita
bisa lupa untuk membahagiakan diri sendiri, namun itu menjadi tujuan
hidup saya untuk sekarang , saya tidak mau bersikap egois walaupun
terkadang masih, tapi saya tidak berhenti belajar sekedar membantu
teman yang kesulitan mengerjakan tugas, membantu motor orang yang
Timothy Hendy 13200029

sedang mogok, mengantar orang pulang, itu beberapa hal yang menjadi
pembelajaran saya untuk menjadi orang yang tidak egois. Walaupun
terkadang egois atau altruisnya seseorang itu sesuai penilaian masing-
masing orang juga ya namun ya paling tidak menurut saya itulah sikap-
sikap tidak egois yang pernah atau memang masih saya lakukan sampai
sekarang, satu lagi yang saya lupa adalah mendengarkan orang,
terkadang ada orang yang hanya ingin didengarkan, mereka sedang
butuh kita untuk mendengarkan keluhan mereka, namun belum tentu
mereka sedang di fase atau mood ingin mendengarkan kita balik,
sehingga belajar untuk bisa mendengarkan orang dengan baik tanpa
berpikir untuk mendapat imbalan atau feedback pada saat itu juga. Di
dalam ilmu filsafat, menurut Leahy, 1998 (dalam Palindungan, 2012)
menyebutkan tujuan hidup manusia yaitu menghidupi hidup itu sendiri
dengan enam cara yaitu pertama, memberi cinta kasih kita kepada orang
lain. Kedua, memberi perhatian. Ketiga, memberi kepada orang lain hak-
hak mereka. Keempat, memberi maaf dan pengampunan. Kelima,
memberi kegembiraan dan harapan. Keenam, memberi damai. Memberi
merupakan hakikat cinta.

2.5. Accomplishment/ Achievement


Saya memiliki beberapa pencapaian dalam hidup saya ada yang
secara non akademik, maupun akademik, namun kebanyakan memang
non akademik, atau secara kehidupan, seperti berhasil diet, berhasil
memasak masakan favorit, saya sangat bersyukur ketika berhasil
memasak steak favorit saya dengan resep ala ala chef luar negri dan
benar saja rasanya sangat enak, saya senang ketika berhasil mengajak
gebetan saya pertama kali untuk keluar ngopi bersama saya, saya sangat
bersyukur ketika akhirnya bisa sembuh dari Covid satu minggu sebelum
kuliah offline , dan masih banyak lagi dan semuanya saya syukuri. Namun
ada satu pencapaian yang terlihat kecil namun dampaknya besar bagi
Timothy Hendy 13200029

saya, yaitu ketika saya dalam sehari saja tidak overthinking , menurut
saya itu adalah suatu pencapaian, karena memang sebegitunya saya
overthinking sehingga ketika ada satu hari saya bisa lalui tanpa hal itu,
saya sangat bersyukur dan senang sekali, walaupun terkadang keesokan
harinya kambuh lagi.
Kalau bicara soal pencapaian saya jadi suka flashback di masa
sekolah saya khususnya masa SMA, karena masa itu saya seperti burung
merpati yang terbang bebas, saya naik motor kemanapun saya mau, saya
tidak pernah belajar saat ujian, saya tidak nakal di sekolah namun habit
saya juga bukan seperti anak berprestasi walaupun saya 10 besar di kelas,
dan satu hal, emosional, saya jadi ingat ketika SMA saya sangat
emosional, entah emosi marah maupun sedih, mungkin sampai sekarang
saya masih se emosional itu, namun emosi marah saya sudah jauh lebih
redam daripada saat SMA dulu, saya hampir tidak bisa menyegel rasa
marah saya pada saat SMA, memang saya tidak sampai bertarung dengan
teman saya atau tawuran, namun saya bisa saja memukul tembok,
membanting pintu, melempar tas, dsb. Kalau sekarang saya ingin lebih
santai, karena saya sadar kelakuan seperti itu tidak baik. Saya sangat
bersyukur pada saat ini saya lebih bisa mengontrol emosi marah saya,
walaupun saya belum bisa mengontrol emosi sedih saya atau
“baperannya” saya namun paling tidak sudah ada satu emosi yang bisa
saya kontrol. Mungkin kelakuan saya ini bisa dikatakan sebagai defense
mechanism yang kurang baik yaitu regression dimana saya tidak berpikir
panjang namun langsung menunjukan agresi atau marah-marah atau
mengarah ke tantrum, Freud (dalam Tang et al., 2022)

REFERENSI
Timothy Hendy 13200029

Carpenter, R. E., Silberman, D., & Takemoto, J. K. (2022). The Student


Engagement Effect of Team-Based Learning on Student Pharmacists. American
Journal of Pharmaceutical Education, 86(5), 395–401.
https://doi.org/10.5688/ajpe8567

Damayanti, P., & Haryanto, H. (2019). Kecerdasan Emosional dan Kualitas


Hubungan Persahabatan. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 3(2),
86. https://doi.org/10.22146/gamajop.43440

Khriste, G., Valentsia, D., Wijono, S., Kristen, U., Wacana, S., & Tengah, J. (2020).
Optimisme Dengan Problem Focused Coping Pada Mahasiswa Yang Sedang
Mengerjakan Tugas Akhir 2(1), 15–22.

Palindangan, L. K. (2012). Tinjauan filosofis tentang hidup, tujuan hidup,


kejahatan, takdir, dan perjuangan. Widya, 319, 22–30.

Tang, Q., & Peng, J. (2022). Research on the Influence of Different Psychological
Defense Mechanisms on the Psychology of Students. Journal of Contemporary
Educational Research, 6(5), 14–20. https://doi.org/10.26689/jcer.v6i5.3902

Anda mungkin juga menyukai