Anda di halaman 1dari 3

PESAN UNTUK UMMI USWATUN HASANAH DARI KAMI YANG BERBAHAGIA

Ummi, begitulah sapaan akrabnya selama ini. selama kami saling mengenal satu sama lain,
sejak Sekolah Dasar (SD) sampai hari dimana dia berbahagia dengan pasangan hidup yang
telah menghalalkannya itu. Nama ummi begitu melekat, bukan hanya sebatas sebutan
penamaan saja tapi lebih dari itu, orangtua khususnya ibu di rumah juga kupanggil ummi.

Ummi, ummi ummi, dia adalah teman yang berharga. Dengan semua pengalaman yang
dilalui bersama, orang ini bukan orang biasa. *janganko kegeeran, tapi memang iyah ditulis
dengan apa adanya.

Orang yang pengertian dan perhatian

Ummi merupakan seorang teman yang sangat mengerti situasi dan kondisi, walaupun
terkadang kelihatan grasah grusuhnya juga. Tapi yang utama adalah dia sangat paham
bagaimana bersikap atas satu kondisi yang dihadapkan padanya dengan sangat tenang,
lebih dari itu ummi bahkan kerap menunjukkan keterlibatan langsungnya dalam setiap
permasalahan yang dihadapi teman-temannya.

Sejak mengenalnya pertama kali, ummi tipikal orang yang periang *lebih tepatnya sangat
kajili-jili. Yah saya mengenalnya pertama kali sewaktu bersekolah dasar di SD 103
Bontompare Sinjai, momen keakraban pertama adalah ketika ummi yang cerewet itu
diganggu oleh teman laki-laki di kelas.

Sejak pertama mengenal sampai sekarang ummi merupakan salah satu orang terdekat yang
paling bisa diandalkan, baik dalam senang maupun susah. Paling bisa dijadikan teman cerita
sampai berjam-jam, tanpa memotong cerita dan berlagak. Sikapnya yang menerima dan
hadir dalam berbagai momentum kehidupan teman-temannya itu, tidak jarang kuyakini satu
hal dia orang bodoh karena mementingkan perasaan orang lain tanpa memikirkan
perasaannya sendiri.

Dalam banyak curhat yang kuceritakan, ummi adalah pendengar yang paling tabah,
walaupun terkadang suka berceloteh mirip orang-orang tua yang menasehati anak-anaknya.
Tapi dari hal tersebut, ummi menunjukkan bagamana perhatiannya dia pada teman-
temannya, satu yang kulihat bahwa ummi adalah orang yang selalu perhatian dengan
banyak cara. *suka traktir dan bagi makan khususnya wkwkw

Berjiwa besar dan dewasa

Salah satu pengalaman yang berkesan dari ummi adalah ketika ummi masih tetap
memberikan nasehat agar tidak mengambil keputusan yang salah, katanya waktu itu;
organisasi itu butuh kau, tea temmakkua idi’pa najaji.

Waktu itu memang terbesit dalam fikiran untuk tidak lagi melanjutkan jenjang
kepemimpinan pada organisasi itu, dikarenakan suasana dan proses kekaderan yang
sejatinya menurut saya tidak kurang lebih dan sama dengan organisasi lainnya. Saat itu-pun
ummi menjadi tempat curhat atas pilihan apa yang akan diambil, apakah bergabung dalam
pengurusan ataukah sebaliknya, berhenti dan memilih nyaman dengan organisasi internal
fakultas saja.

Sikapnya yang dewasa itu ditambah lagi dengan jiwa besarnya dalam menghadapi pelbagai
masalah, yah satu dari beberapa masalah yang jika itu saya mungkin sikapnya akan berbeda.
Dalam permasalahan yang dimaksud, saya sempat mendengar berbagai fitnah, cacian dan
makian yang dialamatkan ke ummi atas dasar yang kebenarannya belum tervalidasi. Pada
momen kejadian itu, saya sempat menghubungi ummi beberapa kali dan mendengar
langsung apa yang menjadi permasalahan itu.

Dalam kesempatan tersebut, sebagai teman dekat wajarlah jika timbul perasaan marah
pada mereka yang selalu berteriak tentang kekeluargaan namun hanya sampai dibibir saja.
Sungguh-pun jika itu terlaksana, hanya akan berlaku pada mereka yang tidak paham sejarah
dan bahkan melupakannya.

Sebenarnya ummi bisa saja memilih untuk menjadi oposisi dari kelompok dan orang-orang
mereka, namun memang dasar ummi dia tetap berlapang dada dan melupakan semua
kejadian yang menimpanya. Ummi berpesan pada saat akan menghadiri sekaligus diminta
membawakan materi dalam salah satu forum kekaderan, “jangan pernah bawa masalah
yang lalu, kasihan adek-adek.” Kalimat yang singkat namun tentu memberikan kesan
mendalam, ummi satu diantara orang hebat dan berjiwa besar yang pernah kutemui.

Sebuah pesan

Pada akhirnya jalan kita akan sampai pada titik bahagia, dalam versi terbaik itu adalah
menikah. Menikah memang memisahkan fisik namun tidak dengan rasa, kita telah berteman
lama dan semoga akan begitu seterusnya. Walaupun kau tahu saya patotoai dan kajili-jili,
namun percayalah saya akan selalu berada pada barisan orang-orang yang akan mendukung
dan memberikan pertolongan disaat kau butuh.

Hingga pada akhirnya ummi telah mendapatkan bahagianya, bersama dengan lelaki
idamannya. *masih teringat ketika dia memilih meninggalkan saya yang jauh dari perintis
dan asyik dengan laki-laki untuk berfoto ria sehabis yudisium katanya. Lelaki yang dulu
membuat ummi mencueki saya, sekarang adalah orang yang menjadi bahaginya. Dan
karenanya saya ikut berbahagia haha.

Buat ummi, selalulah bahagia. Ingat bahwa bahagia bukan berasal dari orang lain, tidak
didapatkan dari sanjung ria dan tepuk tangan hadirin semata. Bahagia adalah tentang apa
yang menjadi pilihanmu dan kamu merasa itulah yang terbaik buat dirimu, tidak terkecuali
soal piihan hidup tentunya.
Sebagai penutup, jangan pernah bosan-bosan untuk terima kerecehan temanmu walaupun
pada kondisi tertentu sangat absurd. Karena kau adalah orang yang kehadirannya selalu
memberi pengaruh dan hilangnya akan terasa pilu, teruslah bahagia dan buatlah
semestamu patuh pada pilihanmu.

Tangerang, 11 November 2022

Dari Kami,
Abdullah Fatih dan Sitti Aisyah Jusmadil

Anda mungkin juga menyukai