Anda di halaman 1dari 5

Lingkup Pertemanan Yang Abu-Abu

Pertemanan yang sangat indah pada saat itu. Ajeng, temanku ini jika baru pertama kali
mengenalnya pasti orang-orang akan berfikir “judes banget, jadi takut kalau mau berteman
sama dia”. Heiii... lihat ternyata dia itu tidak seperti kelihatanya lohh. Terlebih ekspresinya
memang seperti itu tapi dia baik kok. Dulu waktu baru sekali duduk di bangku SMA aku
sebenarnya tidak mempunyai teman. Pada saat masa orientasi siswa jujur saja aku ini benar-
benar sendiri selama 3 hari masa orientasi.

Awal masuk hari pertama masih biasa aja kelihantanya, namun hari-hari seterusnya aku mulai
merasa sedih “yaampun serius ini beneran aku malu mau kenalan, takut juga nanti dibilangnya
aku sok kenal lagi”, jujur waktu di hari ke 2 masa orientasi aku jatuh sekali. Ketika sudah
pulang kerumah aku menangis pada ibuku untuk memindahkan ku ketempat dimana aku
mengenal banyak teman ku “bu aku capek, aku ga punya teman di sana. Aku aja sendirian terus
di kelas” kata ibuku “nikmatin aja dulu baru awal kok coba nanti awal-awal kalo udah
pembagian kelas, nanti juga ada temannya”.

Pada saat itulah ketika ibu menyuruhku bersabar aku harus mulai terbiasa dan memberanikan
diri. Setelah masa orientasi berakhir mulai lah waktunya masuk sekolah secara normal (masa-
masa pembagian kelas), disitulah aku memberanikan diri berbicara dengan seseorang bernama
salsa. Awal ku kenal dia saat itu dia baik sekali kemudian setelah aku dan dia mulai akrab, aku
mulai berkenalan lagi oleh kedua orang teman bernama citra dan alifia. Mereka baik sekali
setelah ku kenal.

Ternyata jika kita tidak mau memulai sesuatu kita akan terus menjadi orang yang kaku dan
tidak bisa bersosialisasi. Lalu pada saat aku, salsa, citra, dan alifia mulai berbincang dan
bermain serta menonton film. Setelah beberapa hari mengenal mereka muncul lah pembagian
kelas dengan citra yang berada di ips 2, salsa di ipa 6, lalu aku dan alifia berada di ipa 3. Aku
dan alifia sekelas ternyata walaupun aku dan yang lain terpisah tidak apa yang penting masih
bisa satu sekolah hehehe. Awal masuk ke kelas dengan suasana baru dengan banyak teman
yang akan selalu ada selama 3 tahun kedepan.

Aku dan alifia selalu bersama-sama, aku selalu menjemputnya sekolah dan berangkat bersama
eitss.. kita kalo berangkat suka lebih awal biar bisa beli es krim dulu hahaha.. ya begitulah kita.
Pada saat seminggu sekolah saat itu di kelas selalu mengadakan rolling tempat duduk agar
semua rata melihat papan tulisnya. Aku mendapat di bagian pinggir sekali dan sedikit gelap.
Aku ini berkacamata hampir tidak kelihatan tulisannya, saat itu aku meminta pada teman
sekelasku untuk memperlihatkan tulisan yang sudah di tulis.

Saat itulah aku mengenalnya namanya intan. Kemudian kita bertiga mulai akrab, tapi beberapa
hari kemudian muncul lah tugas kelompok menari. Aku dan mereka bingung karena kita hanya
bertiga dan yang lain sudah mempunyai kelompok.. yaa mereka sudah mempunyai kelompok
karena mereka satu pertemanan. Kemudian datanglah 3 orang teman satu kelas untuk
bergabung kelompok ku.
Seiring berjalannya waktu kami jadi berteman yaitu aku, alifia, intan, nimas, nadia, riska. Kami
baik-baik saja pada saat itu mengobrol, bercerita, bermain, hingga saling merayakan ulang
tahun satu sama lain. Belum genap satu semester kita sudah terpecah. Jujur saja mungkin ini
awal dari semuanya dan mungkin ini kesalahanku. Yaa.. seperti pada awal ku kenalkan dia
yaitu Ajeng,

Awalnya kita memang tidak satu lingkup pertemanan. Sedikit cerita mengenai dirinya, ajeng
mempunyai lingkup pertemanan yang cukup dibilang hits di kelas itu karena sangat akrab
sekali dengan teman laki-laki.

Hingga pada saat itu aku ingat hanya karena aku dan nimas membawa tisu minyak (untuk wajah
berminyak) ajeng dan 6 orang temannya meneriaki ku “halah ngapain sih bawa itu mau buat
gaya-gayaan ? besok kita beli yang banyak” jujur yang meneriaki aku dan teman ku itu hanya
2 orang saja 5 orang lagi hanya diam mungkin karena dia tidak mau memiliki masalah dengan
yang lain. Jadi 2 orang itu ajeng dan anissa yang meneriaki ku, mereka tidak suka dengan ku
dan teman-temanku. Itulah sedikit cerita awal mulai ku mengenai ajeng, kita balik ke kisahnya.
Setelah kejadian itu aku dan teman-temanku terdiam dan lebih merasa yaudahlah ya biarin aja
sekolah umum kok.

Kemudian disini lah dimulainya aku dan ajeng menyatu, saat ujian akhir semester dimana
namaku dan namanya berdekatan. Dia cerita banyak kepadaku bagaimana diperlakukannya dia
oleh teman-temannya hingga dia bilang “eh gua boleh ga ke kantin bareng lu aja” ya aku sedikit
kaget karena belum lama dia menyindirku kemudian dia seperti ini. Aku orangnya merasa tidak
enak jika menolak, jadi ku ajak saja dia bersama teman-temanku. Namun, temanku sedikit
merasa tidak terima jika kita berteman dengan ajeng dan amel karena perkataannya yang sedikit
menyakitkan. Seketika berjalan nya waktu aku dan teman-temanku terpecah seperti salsa, dan
nadia yang mulai mundur dari pertemanan ini.

Hingga akhirnya alifia pun mulai mundur namun, dengan cara yang salah. Ada sedikit masalah
antara aku dan dia.

Ya baiklah kalau begitu.. tapi aku dan salsa masih berteman baik hingga saat ini.
Berjalannya waktu hingga mendekati kelulusan ada lagi sebuah masalah kecil yang harus ku
hadapi. Aku dan ajeng satu sama lain mulai merasa tidak nyaman dengan pertemanan (mungkin
karena faktor seperti iri dan membicarakan orang lain). Aku dan dia mulai merenggang, amel
dan alya berada di pihak ajeng mungkin menurutnya dia lebih baik dengan ajeng. Sedangkan
aku bersama dengan nimas dan riska baik-baik saja terlebih aku lebih dekat dengan mereka
berdua. Namun tetap saja teman yang selalu menjadi tempat keluh kesah ku adalah salsa. Aku
tidak bisa bercerita kepada orang lain selain dia.

Saat kelulusan kita masih baik-baik saja walaupun ada sedikit permasalahan kecil. Aku, ajeng,
amel, riska, nimas, alya berjuang bersama untu memasuki PTN yang kita inginkan. Pada suatu
ketika kita semua sudah mempunya tempat masing-masing ketiga temanku mereka masuk ke
dalam bidang kesehatan aku dan riska di bidang teknologi lalu amel di bidang kelautan. Saat
ini lah bisa dibilang pertemanan kita hancur.
Nimas yaa.. dari dulu saat SMA dia teman sebangku ku dia baik sebenarnya namun, dia selalu
tidak ingin mengalah. Nimas yang selalu mengandalkan ku di setiap ujian dan tugas.

Aku memang masih “ya baiklah tidak apa aku bantu dia”. Namun semakin lama dia merasa
bebas dengan kewajibannya sebagai seorang pelajar yang dimana segala sesuatu dia hanya
mengandalkanku. Sebenarnya ajeng sudah memberikan peringatan tentang ini bahwa aku tidak
boleh terus-terusan membantunya karena itu akan menjadi sebuah kebiasaan yang dimana dia
hanya akan selalu mengandalkan orang lain dalam tugasnya.

Ya ternyata ajeng benar.. walaupun ketika ajeng berbicara sedikit ketus namun, yang dia
biacarakan benar dan baik untuk ku.

Hingga saat sudah memasuki perkuliahan aku dan dia beda sekali bidangnya. Nimas di
kesehatan aku di bidang teknologi, sangat jauh sekali bukan ? namun, nimas masih saja
mengandalkan ku dalam urusan perkuliahanya (tugasnya).

Jujur sebenanya tidak apa-apa jika dia ingin meminta bantuan namun tidak seperti itu. Ketika
SMA oke lah aku masih paham karena satu materi. Sedangkan sekarang sudah beda sekali
materinya. Memang aku sedikit membantunya namun aku selalu bilan “jangan dimasukin ke
sosial media ya, gaenak soalnya diliat yang lain takutnya dibilang aneh-aneh” ya memang dia
anaknya sosial media banget jadi aku di tegur oleh ajeng “ambar ngapain sih masih di bantuin
mau aja kan udah beda jurusan, terlalu baik jadi orang jadi dia seenaknya” jujur sakit
sebenernya saat ajeng bilang seperti itu.

Ini lah saat-saat dimana mulai nya keretakan dalam pertemanan ini. Nimas dan riska mengajak
aku untuk pergi bermain bersamanya ke sebuah taman bermain namun, aku menolak karena
aku merasa tidak enak jika aku harus pergi bertiga dengannya tanpa ajeng, amel, alya.
Ajeng pun mengajak ku untuk pergi ke taman bermain namun, aku harus menunggunya untuk
pulang dari kuliahnya dahulu. Jadi aku lebih memilih bersama ajeng untuk pergi ke taman
bermain. Saat itulah di sebuah pesan yang tadinya hanya untuk bercanda nimas dan riska jadi
sedikit marah dengan ku.

Saat itulah pertemanan kami merenggang....

Saat itulah nimas dan riska diam padaku....

Tapi ini demi kebaikan diriku sendiri....

Mungkin ini salah satu cara aku harus mengerti perasaanku...

Salsa pernah bilang “kita baik boleh ke orang lain, tapi kalau orang itu udah mulai keterlaluan
dengan kebaikan yang diberikan kita tidak boleh diam saja”
Jadi dari saat itu lah aku mulai merasa bersalah karena pertemanan yang dibangun itu pecah
begitu saja.

Aku selalu bilang dalam diriku “ternyata baiknya kita hanyalah kita yang tahu, jangan sampai
orang lain melihat”
Saat itu aku belajar bahwa kita harus mengerti posisi kita yang berada di balik kata
“pertemanan”

“Kamu boleh mundur jika pertemanan mu sudah mulai tidak cukup nyaman, kembalilah
kepada teman mu yang selalu mendukung mu dari awal. Bukan lingkup pertemanan mu yang
hanya ingin memanfaatkan kebaikanmu. Pada dasarnya teman mu di awal adalah sahabat mu
hingga saat ini.”
BIODATA

Nama Lengkap : RACHMA PAVITA


Email : Rahmapavita12@gmail.com
No. Whatsapp : 083890390900
Id Instagram : Rahmapavita3
Alamat : Jl. Mekarsari Tengah RT001/011 Mekarsari Tambun Selatan
Bekasi Jawa Barat 17510

Anda mungkin juga menyukai