Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

CERITA PENDEK SEJARAH SENDIRI

NAMA : Azka Rahma Meisya

KELAS : 12 MIPA 5

SMA HARAPAN 1 MEDAN

ANGKATAN 2018/2020
ANXIETY DISORDER

Pagi itu aku sudah bersiap-siap dengan seragam baru dan linkungan yang belum aku kenal sama
sekali, nama aku Azka Rahma Meisya sekarang umur aku 17 tahun. Kejadian itu terjadi saat aku
kelas 3 SD, dimana aku menjadi murid baru di sekolah LAB SCHOOL PGSD FIP UNJ di
Jakarta. Saat itu perasaanku panik, deg-degan, takut entah apa yang aku takutin padahal saat itu
ada kembaranku yang biasa saja, sampai aku bilang ke Ibuku “ mih, teteh gak mau masuk takut.
nanti jangan pergi iya temenin teteh”, dengan santai Ibuku menjawab “udh gapapa, ayo masuk
sana udah ditungguin sama gurunya “ dan terjadilah drama sesaat dimana aku yang menangis-
nangis gak mau masuk kelas yang ramai dengan anak-anak seumuranku, sehingga semua orang
disekililing termasuk teman-teman baru memandangku dengan binggung dan beberapa ada yang
sambil tertawa, akhirnya aku pasrah masuk ke kelas asing itu. Hari pertama disekolah baru,
rasanya semua berjalan lancar tanpa ada yang aneh, aku yang mulai diajak main, mengobrol
oleh teman-teman baruku.

Hari itu terus berlanjut...

dimana aku yang mulai merasa nyaman dengan lingkungan yang kusebut “asing” ini, hingga
gangguan-gangguan itu terjadi. Pada saat itu jam pembelajaran sedang berlangsung aku yang
sedang menulis, tiba-tiba datang dua anak cewek bernama Lula dan Dita, Lula yang langsung
mengambil catatanku seraya berkata “ngapain sih tulisan kamu di bagus-bagusin gini. Ganti
pokonya”, sambil mengancam yang boleh bagus cuman aku sama Dita. Aku yang terbinggung
karna memang tulisanku seperti itu hanya mengangguk-nganguk. Gangguan itu tidak hanya
sekali-dua kali terus meneru, mulai dari aku yang jadi bahan omongan, dijauhin beberapa
temanku karna Lula menyuruh mereka untuk tidak boleh berteman dan mengobrol denganku
seperti “kalian jangan temenin Azka iyah, kalo sampe kaliam ngobrol aku marah”, hingga
dibully oleh Lula dan teman-temanya karna dulu gigiku tongos.

Takut...

Saat itu rasanya sekaligus cemas banget, takut akan dibully lagi, cemas sama hari besok,
semuanya dilengkupi dengan rasa takut, aku yang terus kebinggungan kenpa Lula sangat
membenciku padahal sejujurnya aku tidak permah punya masalah apapun denganya. Disitu aku
yang mulai tidak mau masuk sekolah lagi dengan alasan sakit memang benar badanku selalu
panas dan pusing. Harusnya aku berani untuk mengadu tapi kenyataan aku sama sekali tidak
berani, bahkan untuk berbicara kepada oranglain atau orangtua saja aku tidak berani, berpikiran
akan dimarahin dan takut gak akan punya teman. Sampai akhirnya Orangtua aku sadar, bertindak
untuk menyelesaikam, bukannya menyelesaikan malah makin dibully, selalu dikatain “eh, anak
mami dateng tuh liat deh”, “ngadu mulu, dasar anak mami”, “ gigi tonggos – gigi tonggos”.
Yang tadinya hanya perkataan sekarang main fisik, sering di jambak saat aku nulis, sering
menjadi bahan amukan dia kalo lagi ngerasa marah contohnya yang paling membekas “ waktu
itu aku lagi nulis aku lupa untuk menjelek-jelekan tulisanku sendiri, dia yang langsung melempar
bukuku dan seraya membentak yang cukup membuat orang disekelilingnya terkejut”. Seiring
berjalannya waktu, aku dan dia sering diajak untuk berbicara untuk menyelesaikan masalah ini
karna orangtua dari pihak aku dan dia selalu berseteru oleh wali kelas. Aku sadar ternyata kenapa
lula sangat tidak suka denganku karna merasa iri dan mengalami masalah broken home dan
tidak pernah mendapat kasih sayang mamahnya, sekaligus sedari kecil sudah harus bergantung
dengan dirinya sendiri

Namun....

tanpa aku sadar effect dari pembullyan itu sangat berpengaruh ke mental, aku yang merasa
sangat khawatir akan nilai negatif oleh orang lain, selalu merasa malu akan ditertawakan atau
dibicarakan, selalu cemas saat mau masuk sekolah, cemas bertemu teman / lingkungan baru,
ketakutan akan salah bicara jika sedang bersama dengan orang banyak, cemas tidak bisa
beradaptasi, selalu binggung membangun percakapan yang mengalir, selalu negativ thingking
dan tidak mampu menyelesaikan masalah. Sehingga semau itu membuat aku menjadi seorang
yang introvert yang selalu terkurung dengan pikiran-pikiranku sendiri.

Hingga suatu saat...

Kecemasaan dan depresi terparah aku yaitu saat sekitar umur 12 tahun yang mau menghadapi
UN. Aku yang selalu merasa diriku paling bodoh dibanding dengan teman-temanku lainya yang
selalu semangat dalam belajar. aku inget sekali hari itu detik-detik mendekati UN aku yang
merasa seolah-olah dikepalaku seperti ada orang lain berbicara gimana kalo aku tidak bisa
menjawab soal-soal itu, depresi gimana kalo tidak bisa diterima disekolah negeri favoritku,
depresi gimana kata-kata orang lain saat tau nilai UN-ku kecil. Dan yeah semua kecemasaanku
terjawab, nilai UN-ku pas-pasan dengan nilai standart sekolah. Saat itu aku ngerasa malu dan iri
liat teman-teman ku tertawa senang karna nilai UN-nya memuaskan

Sadar...

lama-kelamaan aku yang selalu merasa diriku aneh, yang selalu cemas, gampang depresi karna
hal kecil atau tanpa sebab yang jelas. Saat itu aku mulai mencari tahu sendiri aku ini kenapa?
Salah satu web yang aku baca di pijarpsikologi mengatakan kalau aku mengalami anxiety
disorder. Awalnya aku menolak untuk jujur, selalu memaksa diriku ngerasa pasti bisa ko kaya
orang-orang disekitar. Sejujur apa yang aku lakuin itu sama sekali tidak membanu, pelan-pelan
aku yang mulai belajar gimana cara mengatasi kecemasaanku dan kecemasan sosial yaitu,
dengan menulis apa saja yang aku rasain terutama kalo sedang stress dan takut, mulai belajar
terbuka dengan orangtua, mulai belajar memberanikan diri untuk berani mengungkapkan
perasaan meskipun sampe sekarang masih kesusahaan, mulai membaranikan untuk berbicara
didepan orang banyak atau kalau sedang mengobrol tanpa selalu memikirkan apa aku ada salah
berbicara dan mulai mendekatkan diri kepada allah. Selama ini Anxiety mengambil begitu
banyak hal dalam hidup aku, inget jangan pernah ngejudge atau memperlakukan orang dengan
buruk. Karna sekecil atau sebesar apapun yang kalian lakuin ke orang lain, pasti punya dampak
ke diri mereka baik itu besar atau kecil.

Anda mungkin juga menyukai