Anda di halaman 1dari 3

Itoshi Kimi e

Main character : risky and putri

Putri’ POV

Memulai semester pertama perkuliahan, menjadi mahasiswa baru bukanlah sesuatu yang
mudah. Sangat sulit dan capek karena banyak hal yang harus diurus dan beradaptasi kembali dengan
lingkungan baru. Kuliah bukan hanya tempat untuk unjuk rasa tentang akademik namun juga relasi
dan prestasi. Karena itu mencari teman yang tepat adalah sesuatu yang harus dilakukan bila menjadi
mahasiswa.

Aku adalah mahasiswa teknik yang terkenal dengan kesolidaritasnya tinggi. Hal ini
membuatku harus lebih terbuka kepada semua orang. Padahal aku hanya seorang perempuan yang
pemalu, yang tidak tahu bagaimana caranya berinteraksi dahulu terhadap orang lain. Namun aku
dianugrahi kelas yang royal terhadap sesama, itulah kebayakan yang orang lihat terhadap kelasku.
Tapi aku merasa bahwa aku tertekan karena candaan teman-temanku. Aku tahu mereka bercanda
tapi aku tidak suka candaan mereka, ya aku dicomblangin oleh teman sekelasku sendiri.

Jujur aku sudah sering dicomblangin dari masa sekolah dasar hingga sekolah menengah, hal
itu sudah seperti makanan sehari-hari untukku. Tapi karena hal itulah membuat aku muak dan
merasa risih bila ada yang mendekatiku. Aku bertahan dengan keadaan kelasku sendiri dan ternyata
itu menjadi suatu amarah dan ketidaksukaanku terhadap kelas sendiri. Tapi ketidaksukaanku bukan
terhadap kelasku namun terhadap sifat masing-masing dari teman-teman sekelasku.

Aku akui bila kita sedang bersama atau sedang menyelesaikan suatu masalah atau tugas kita
semua solid dalam melakukannya. Namun bila hanya sebagian dari beberapa orang aku bisa
merasakan bahwa temanku membicarakan temanku lainnya. Hal ini membuat aku muak, aku
sebagai seorang yang mempunyai prinsip hidup bahwa teman segalanya untukku, merasa kecewa
dengan teman-temanku yang ternyata suka membicarakan orang lain dibelakang. Ini membuatku
tidak mempercanyai hampir rata-rata temanku di kelas. Hingga aku dipertemukan dengan suatu
masalah dengan satu temanku yang membuatku semakin yakin apa yang aku pikirkan tentang
kelasku benar dan membuat citraku di kelas jatuh.
Setelah mata kuliah selesai, aku duduk di depan kelas sambil menatap layar smartphone sambil
melihat kembali catatanku pada saat kelas tadi.

“Halo, fajar” sapaku pada temanku fajar, dia adalah anak kelas sebelah

Hanya dengan mengangkat tangan kecil untuk membalas sapaanku, kemudian dia berlari kecil
menemui teman-temannya yang mana teman-temannya itu adalah teman kelasku juga.

Ku lihat mereka tertawa terlihat meyenangkan bukan, kemudian aku beranjak dari tempat dudukku
bergegas pulang ke rumah. Ya aku hanyalah mahasiswa kupu-kupu yang setiap selesai kuliah selalu
pulang ke rumah.

Semua terlihat menyenangkan dan baik-baik saja, namun terkadang bila ada jam kosong mungkin
sebagian kita ada yang keluar untuk nongkrong dan sebagian lagi tetap berada di kelas. Dan aku
termasuk orang yang berada dalam kelas. Mungkin karena kita masih baru kenal saling canggung
dan hanya berbicara dengan teman yang dikenal dekat saja membuatku memakluminya. Namun apa
jadinya ternyata mereka membicarakan temanku yang sekarang tidak berada dalam ruangan.

“eh tadi dani terlihat sangat bodoh sekali ya” seru Farhan

“iya masa kayak gitu saja tidak tahu” sahut icha

“udah tadi yang ditanyakan ga jelas baget lagi sampai harus dilurusin lagi sama dosen” lanjut dafa

“malu-maluin aja” tambah risky

“eh ngomong-ngomong gimana nih hubungan lu sama adi” Tanya risky ke aku dengan nada iseng

Aku yang hanya diam menyimak percakapan mereka yang padahal kupingku panas dengar temenku
membicarakan temanku yang lain tiba-tiba tersentak sedikit kaget namun aku tidak gibris sama
sekali. Aku hanya diam tidak bergeming sama sekali rasanya kesel sekali bila sudah mulai
dicomblangin untung saja orang yang dicoblangin denganku sedang tidak ada di kelas.

Dikelas saat ini bukan hanya terdapat aku dan teman-temanku yang kusebut diatas tadi tapi juga ada
temanku yang lain yang juga sibuk dengan aktivitas masing-masing yang hanya terdiam seribu
bahasa.
Tsuki

(cerpen)

Tentang laki-laki yang seharusnya kokoh terbuat dari besi bukan terbuat dari tanah liat yang mudah
dibentuk, lengket, sulit meyerap air, dan mudah pecah menjadi butiran debu saat sudah dibentuk
dan mengeras

Tanah liat yang mudah dibentuk dan dijadikan layaknya mainan. Yang enak sekali di mainkan dan
memainkan orang lain.

Lengket seperti permen karet juga (abis manis sepah dibuang), yang mungkin permen karet ini juga
suka di mainkan

Anda mungkin juga menyukai