Anda di halaman 1dari 3

3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA

Kring.....kring.....kring.....kring

Cukup keras bunyi bel pulang sekolah dihari yang baru saja reda dari hujan yang cukup lebat
aku keluar kelas dan berjalan melewati teras setipa kelas dan didepan perpustakaan terlihat
jelas kelas soif teman satu sekolah ku dan di hari itu aku nebeng sama dia terlihat dari
kejauhan kalo dia sedang menungguku dan disamping kanan nya juga terlihat seorang
perempuan.

“nungguin siapa if”tanya saat sampai ditempat nya berdiri.

“aahhh gak ada cuman nungguin km mh”jawab sambil sedikit tertawa saat itu hujan baru saja
reda dan sedikit gerimis, awalnya biasa saja tapi entah kenapa mungkin suasana hati lagi
senang dan soif melangkah duluan kedepan seakan ingin mengejar sesuatu, karena aku
ditinggal jalan bareng sama temen perempuannya jadi aku merasa sedikit canggung dan aku
pun memulai pembicaraan karena keadaan canggung membuatku sedikit resah.

“wah if dia ini mirip sama temen kita waktu smp ya”ucapku ku sambil tertawa kecil dan
melihat matanya

“hah mirip pasti cantik lo”sahutnya bersamaan dengan senyuman yang terlihat diwajahnya
dan lagi lagi kami saling melihat dari mata satu sama lain.

“ahh sepertinya dia enak dibawa bicara”gumamku dalam hati

“aku tuh sebenarnnya mau kenal semua km sama semua teman angkatan ku tapi km belum,
nama km siapa?”bicaraku basa basi

“owh km nanya nama ku kh, ceritanya mau pdkt nih!”jawab nya spontan membuatku sedikit
tersentak.

“hah kok dia mikirnya gitu sih”gumamku dalam hati

“yah engga lah, cuman mau nambah temen mh”jawabku membuang rasa malu dari basa basi
yang sedikit bodoh itu.

“owhh, aku laila, kalo km siapa?”jawab nya sambil melihat ke arah ku.

“owh laila, aku fajar!” sahutku

“owh jadi km yang namanya fajar, kau cuman tau namanya tapi gak tau orang
nya”jawabannya kali ini beneran membuatku berfikir “emang aku setenar itu apa?”

“iya”jawabku seolah mengiyakan pernyataannya.

“tapi ini seriusan km mirip banget sama teman ku yang sekarang sekolah di muhammadiyah,
namanya duwi!”
“hmm gitu ya?”dan jawabannya kali ini membuatku bertanya-tanya “kenapa jawabannya
kaya gitu?”

Setelah perbincangan yang terlihat singkat itu kami pun sampai ditempat kami menyimpan
motor dan di wajahnya terlihat seperti tidak senang

“if nanti tu lah kasih tau aku lagi?”

Entah apa maksud dari pembicaraan nya dengan soif, soif pun karena dia sudah punya pacar
yang kebetulan teman sekelas ku mungkin karena itu soif menjawabnya sambil buang muka.

“iya nanti”

“Ya udah aku duluan yaa?” sahutnya sambil memakai helm nya dan berlalu pergi

Dan pas lagi dijalan aku pun bertanya dengan sikap canggung”joe dia tuh dia tuh orang nya
asik kan?”

“iya emang kaya gitu am dia tuh, kenapa km suka dengan dia kah?”jawabnya sambil
bercanda, sontak candaan dia kali ini tidak lucu pikirku tapi aku merasakan sesuatu yang lain

“aahhh gak ada, Cuman dia terlihat sedikit cantik” padahal rasa itu sudah ku rasakan saat
pertana kali bicara sama dia, tapi jawab ku malah sebaliknya.

“hmm”jawaban yang gugup dan membingungkan.

Sebenarnya alasan kenapa aku memilih untuk itdak terlibat lebih jauh dengna perasaan itu
karena dari awal aku sudah merasa untuk sadar diri dengan tubuh ku yang kecil, terkadang
segala sesuatu dapat membatasi kita diri kita sendiri karena berpikir disini lah batasan kita,
biar pemikiran ini sebenarnya salah.

Tapi masalah nya mau berapa kali pun aku merasakan dan berpikir hal yang sama ini sudah
sampai di titik dimana kita harus berpikir ini sudah jadi takdir Nya, iya kan

Tapi ada satu hal yang sangat penting yaitu tetap lah berpikiran luas dan memandang ke
depan selama kaki dan pikiran masih dapat berjalan dan belajar berarti kita masih belum di
izin kan untuk menyerah sekarang.

Terlihat jelas dari jauh soif menunggu tidak sendirian ditempat dia berdiri ada seseorang yang
dalam beberapa minggu ini aku menyukainya dengan canggu aku menyapa nya teman ku soif
karena didekat nya ada wanita itu dan akhirnya aku memberanikan diri untuk mendatangi soif
dan temannya itu, namun setelah aku datang Laila buru-buru pergi seakan sedang mengejar
sesuatu. Akhirnya aku pun bertanya pada soif “ if kenapa Laila buru-buru pergi?” tanya aku.

Soif pun menjawab “ dia katanya ada urusan mendadak jadi pulang duluan, oh yah kenapa
jar? Kok nanya-nanya dia kecewa yak arena gak sempet ngobrol? Hiihi” Canda soif , namun
dari pertanyaan tadi aku begitu lama memikirkan apakah aku terlihat seperti yang
dikatakannya itu.

Anda mungkin juga menyukai