Anda di halaman 1dari 3

The Beautiful Shadow

Kriiiinggg....... suara bel yang berasal dari gedung aula utama SMA Citra Bangsa
berdering keras hingga dapat terdengar ke segala penjuru sekolah. Menandakan bahwa tes
pertukaran pelajar akan segera di mulai. Aku dan temanku bergegas menuju aula tersebut.
Kami berlari secepat mungkin hingga napas kami terengah-engah. Kemudian , di saat aku
sampai di aula itu, aku melihat seorang perempuan yang sangat cantik, tapi hanya sekejap
mata saja bagaikan bayangan melintas. Aku yakini bayangan itu sangat cantik tapi aku tak
dapat menggambarkan dengan jelas paras anggunnya. Andaikan waktu dapat terhenti untuk
sesaat. Lama diriku terdiam dalam lamunanku memikirkan bayangan itu, seakan dunia di
sekelilingku tak ada orang lain dan hanya dia yang berbayang-bayang dalam benakku.
seketika temanku menyadarkan ku

“Hey, kamu lagi ngapain? Lagi mikirin apa kamu?” tegur temanku

“Oh gak apa-apa kok, cuman lagi ngelihatin pohon aja” jawabku dengan cepat

“Oh iya, ayo kita masuk ke aula, tesnya bentar lagi mau dimulai” ujar temanku sambil
menarik tanganku untuk masuk ke aula.

Aku pun masuk ke dalam aula itu dan mengikuti agenda tes pertukaran pelajar.
Berjam-jam waktu berlalu, berbagai tes ku lewati hingga tak terasa hari sudah siang. Setelah
selesai tes, aku langsung pulang kerumah. Semuanya seakan lancar saja. Akan tetapi ketika
malam hari, aku tetiba saja memikirkan bayangan itu. Tak pernah kutemui bayangan yang
seperti itu. Bayangan yang tak dapat kulihat dengan jelas tapi aku merasakan betapa indah
rupanya dan betapa harumnya seperti parfum perancis. Bayangan itu datang ketika aku
sedang berbicara dengan temanku. Bayangan itu hanya sebentar disana lalu hilang pergi
entah kemana tanpa meninggalkan jejak dan tanpa memberi petunjuk. Waktu itu aku tak
menyangka akan bertemu dengan sesosok bayangan yang sulit untuk dilupakan tapi tak
mudah untuk kuingat.

Hari terus berlalu kucoba untuk tak terlalu memikirkannya. Namun disaat aku sedang
bertemu dengan temanku di suatu cafe. Aku merasakan lagi bayangan yang waktu itu
kurasakan dan bayangan itu pun semakin mendekat dan terus mendekat. Ketika bayangan itu
seperti tinggal selangkah lagi sampai ke tempatku, tiba-tiba bayangan itu menghilang.
Kupikir mungkin itu hanya perasaanku saja. Setelah aku selesai makan dengan temanku,
disaat aku ingin keluar dari cafe tidak sengaja aku bertabrakan dengan seorang perempuan
yang seumuran denganku. Tak sempat kulihat jelas wajahnya karena dia langsung pergi tanpa
sepatah kata pun. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh dari perempuan itu. Ketika
kakiku baru ingin melangkah keluar, baru kusadari bahwa parfum perempuan itu seperti
bayangan waktu itu. Kucoba melihat ke belakang tapi aku hanya sempat melihat baju putih
dan celana ungunya. Ketika aku mencarinya dia telah menghilang. Dia pergi begitu cepat,
bagaikan bayangan yang hanya lewat sekelebat saja. Meskipun begitu aku tetap mencoba
melihat sekeliling berharap dirinya masih disini. Lalu lagi-lagi temanku menyadarkanku
didalam lamunanku.

“Bro, lagi ngapain sih? Kok akhir-akhir ini sering banget melamun, ada masalah apa
sih?” tanya temanku

“Eh, gak ada apa-apa kok, cuman lagi ngeliatin dekor cafenya, bagus ya. Cafe ini
cocok banget untuk pecinta musik klasik.” jawabku sambil tetap mencari bayangan itu

“Ehm...okelah kalau begitu, yuk pulang” jawab temanku, seraya berjalan ke arah
parkiran.

“Okok ayo kita segera pulang” ujarku dan langsung menyusul temanku

Aku pun pulang bersama temanku. Sejak saat itu, aku terus memikirkan perempuan
itu dan tak bisa melupakannya. Semakin aku tak ingin memikirkannya, semakin aku tak bisa
melupakannya. Hari berikutnya berjalan seperti hari-hari biasa dan tak ada yang istimewa.
Kemudian aku terpikir kenapa aku tidak menanyakan saja kepada temanku, mungkin saja dia
tahu. Setelah kutanyai temanku ternyata semua cerita ini terangkai menjadi satu yang harus
disusun dengan rapi. Ternyata perempuan yang waktu itu adalah teman sekelasnya di SMA
Citra Bangsa. Lalu aku bertanya siapa namanya dan mengenai dirinya di sana. Temanku tiba-
tiba berkata bahwa perempuan itu adalah perempuan yang waktu itu kutanyakan mengenai
apakah ada temannya yang sekarang jomblo.

Aku pun langsung teringat akan waktu itu. Temanku memberikanku 6 nama tapi aku
memiliki feeling terhadap satu nama yang ternyata perempuan yang waktu itu. Aku terdiam
sejenak dan berpikir inikah takdir atau hanya kebetulan semata. Lalu kucari informasi
mengenai perempuan itu. Kucari semua sosial medianya. Di saat aku sedang melihat foto-
fotonya, tiba-tiba ada ingatan di kepalaku yang muncul dan seolah melihatkan bahwa itu
adalah bayangan yang waktu itu. Menyadarkanku bahwa dialah sosok bayangan yang selama
ini kucari wujud aslinya. Aku pun berusaha untuk mengingatnya. Ternyata memang dialah
bayangan itu.

Kemudian aku menyadari sesuatu. Sebenarnya yang kulihat waktu itu bukanlah hanya
sekedar bayangan atau imajinasi liarku tapi seorang perempuan dengan senyum yang begitu
indah hingga membuat pandanganku kabur dan wangi dari tubuhnya dengan baju putih dan
celana ungu yang mengacaukan pikiranku. Lama aku terdiam memikirkan semua itu. Setelah
ku selesai berkhayal. Lalu aku bertanya mengenai perempuan itu apakah dia juga mengikuti
program pertukaran pelajar itu. Dan ternyata dia memang mengikutinya dan tidak salah lagi
jika pada waktu itu dia memakai baju putih dengan celana ungu. Sekali lagi aku merasakan
jika ini adalah sebuah rangkaian kisah. Dimana kisah ini seperti potongan puzzle yang harus
disusun rapi dan hati-hati. Ketika aku bertanya mengenainya dan ingin mengenalnya lebih
dekat, temanku berkata,

''mending gak usah dicaritau lagi karena dia sedang dideketi sama kakak kelas dan
sepertinya bentar lagi mau jadian. Selain itu banyak cowok yang naksir sama dia. Jadi
mending cari yang lain aja" ujar temanku.
“ oh, ok” balas ku dengan lemas.

Aku terdiam sebentar dengan suasana yang begitu hening. Di ruangan kamar ini aku
terduduk lemas. Desir angin dan rintik air hujan jatuh menemani. Raga ini seolah tak punya
arah untuk dituju. Seperti mata ini tak lagi ingin melihat sinar mentari di ufuk barat. Lalu di
dalam benakku terpikir sebuah kalimat. Di saat aku baru ingin melangkah untuk
menggapainya, aku langsung jatuh ke bawah. Ini mungkin persimpangan takdir yang sulit.
Kemudian aku berpikir untuk terus lanjut karena ini baru lampu kuning atau berhenti di sini
dan mengambil jalan lain karena terlalu lama waktu yang diperlukan untuk menunggu. Aku
pun memutuskan untuk berusaha berjalan dengan kepala diangkat dan menghadapi
semuanya. Mungkin lain kali ku bisa melukis kisah yang lebih indah dengan tinta yang indah
bukan dengan air mata yang berjatuhan. Kisah ini masih akan terus berlanjut dan tak akan
berhenti, hingga ada yang bisa membuatku untuk menetap di suatu tempat.

Anda mungkin juga menyukai