Anda di halaman 1dari 5

Tersentuh Cinta dalam Diam

*Gubraakkkk....* “oucchhh....”teriakku spontan ketika jatuh dari tempat tidur. Aduhhh sakit
banget nihh. Rasanya tulang-tulangku mau patah. Untung saja cuman memar sedikit dibagian tangan
kanan. Tapi kok bisa sampai mimpiin zahra sih, padahal tak pernah berniat ingin bertemu dengannya
di dalam mimpi. Cukup lama memikirkan mimpi indah itu, bertemu dengan dia di dalam mimpi. Aku
memang sudah lama tidak bertemu dengan dia semenjak hari itu. Hari dimana semua orang bersuka
cita karena tidak akan melihat lagi papan tulis yang berisikan tugas. Serta hari dimana untuk kesekian
kalinya dia mengajarkan hati ini bahwa cinta bisa datang dari sebuah kata ketika dia menyapa. Akan
tetapi tak mungkin rasa rindu ini sampai menjalar ke alam bawah sadar. Menggerogoti saraf-saraf
otak. Hingga melumpuhkan logika dan sulit untuk membedakan antara ilusi dan kenyataannya.

Seketika aku tersadar dari lamunanku dan melihat kearah jam dinding yang berbentuk bulat ,
berwarna biru langit dan lengkap dengan lukisan bunga di pinggirnya. Ternyata masih jam 2 malam,
sebaiknya aku segera sholat tahajud dan bermunajat kepada Sang Khaliq. Malam ini begitu sunyi,
tidak ada suara yang terdengar kecuali suara pertengkaran antara diriku dan batinku sendiri. Aku
segera berwudhu dan menunaikan sholat tahajud. (desc ketika sholat)Selepas sholat lalu aku berdoa
kepada allah seraya meminta maaf dan bertaubat atas segala dosa yang telah ku perbuat. Semoga aku
mendapatkan jawaban dari mimpi yang aku alami. Aku telah menduakan Allah dalam hatiku. Hatiku
dulu telah buta karena cinta yang dilandaskan nafsu semata. Aku melakukan hal yang dibenci Allah
dan melanggar perintah-Nya.

Dan disela-sela doa, kuselipkan namanya dalam tangisku. Ku tak ingin berpacaran dengan dia
sekarang. Tapi ku berharap dialah jodohku dan bila bukan dia, maka semoga Allah berikan penganti
yang lebih baik darinya. Aku tak ingin lagi melakukan perbuatan yang salah seperti kemarin. Aku tak
mau lagi menodai sucinya cinta. Jadi kucukupkan mencintainya dalam diamku. Dikala ku rindu
kucukupkan dengan memanjatkan namanya di dalam doa dan berharap para malaikat mencatat
namanya di langit sana. Aku hanya ingin seperti kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra
yang saling mencintai dalam diam. Seperti Rasullah mencintai Aisyah karena gabungan anatara

pesona kecantikan, kepintaran, dan kematangan diri. Dan kisah cinta Umar Bin Abdul Aziz dan
Fatimah Binti Abdul Malik yang didasari ketaatan kepada Allah. Menunggu dalam diam dan
memantaskan diri hingga waktu yang tepat. Hingga Allah menjodohkan mereka.
Tak terasa adzan shubuh telah berkumandang, lalu aku langsung pergi kemasjid untuk
melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Selepas sholat shubuh aku langsung bersiap-siap untuk
sekolah. Kemudian aku mandi. Setelah selesai mandi, segera aku memakai seragam sekolah yang
telah lama bersembunyi di dalam lemari. Menunggu diriku menemukannya dan membersihkan debu-
debu yang menempel. Setelah semuanya siap, aku langsung menyantap sarapan pagi istimewa dari
mama. Nasi goreng istimewa dan segelas susu untuk mengawali pagi ini. Setelah perut ini puas, aku
langsung pergi kesekolah.

Aku bersekolah di SMA Negeri 23 Palembang. Sekolah yang memakai konsep green school
dan islamic school. Sesampainya di sekolah aku tergesa-gesa menuju kelas karena bel akan segera
berbunyi, tanpa sengaja aku ditabrak dengan seseorang.
“Aduhh.... dimana sih mata lu! Kalau jalan matanya di ajak, jangan di suruh tidur dirumah”
“Mmaaa....ff kak, gak sengaja nabrak”
“iya iya, tapi awas yah lain kali nabrak lagi”
“Kak maaf yah, teman Zahra ga sengaja nabrak kakak, itu juga salah Zahra yang menyuruhnya buat
cepat-cepat kekelas sambil membawa tugas Zahra” Kata seseorang dari belakang.

Sepertinya aku mengenal suara itu. Kemudian aku menoleh kearah sumber suara itu dan
sontak batinku terkejut. Ternyata dia adalah orang yang sama dengan sosok perempuan di dalam
mimpiku semalam. Itulah dia, sosok perempuan yang sangat anggun dan menawan. Namanya Fatimah
Az-Zahra tapi biasanya di panggil zahra. Nama yang sama dengan putri nabi Muhammad SAW dan
juga merupakan istri dari Ali bin Abi thalib. Paras cantiknya sungguh sangat memesona.
Kecantikannya bagaikan bidadari surga dengan dibalut jilbab yang syar’i. Tingkah laku dan sifatnya
yang baik dan sopan tepatlah untuk mendapat pujian. Serta senyum manis yang siapa saja melihatnya
akan langsung terpana dan bagi yang tidak terpana mungkin mereka sudah kehilangan akal sehat. Jadi
wajar saja kalau banyak lelaki yang jatuh hati kepadanya, termasuk diriku.

Dalam keadaan yang tersipu malu dan merasa tidak enak karena telah berbicara sedikit kasar,
ku balas permintaan maaf dari adik kelasku tadi.
“Oh hehe iya dek, ga apa-apa kok”
“Ok makasih kak”
“Iya dek sama-sama”
“Kak, Zahra masuk kekelas dulu yah” ujarnya dan langsung bergegas menuju kekelasnya
“Iya dek” singkat ku sambil memandanginya dari kejauhan. Lalu aku langsung menuju ke kelas ku.

“Tttteeeettt.....waktunya untuk beristirahat”


Bunyi bel yang khas dan biasa aku dengar itu menandakan bahwa jam pelajaran sudah selesai dan
waktunya untuk beristirahat. Tapi aku masih di kelas sambil menyelesaikan tugas dan melihat-lihat
blogku.

“Li....Alii...yuk kita ke kantin, ngerjain tugasnya nanti saja” kata Bimo sambil menarik-narik
tanganku. “Ali...Aliii... kamu masih saja yah suka memanggilku dengan nama itu, lain kali panggil
aku dengan nama asli ku Teja Arjuna Atiasa” sahut ku dengan nada sedikit tinggi. “iya..iya dehh li,
tapi yang penting sekarang kita kekantin dulu, aku sudah kelaparan nih” jawab Bimo dengan menarik
tanganku lebih kuat dan tidak sabaran. “Oke...oke” jawabku sambil mengikuti Bimo dari belakang
Bimo merupakan sahabatku dari kecil. Sejak kecil hingga sekarang di selalu memanggilku
Ali. Dia memanggilku begitu bukan tanpa alasan. Bimo memanggilku begitu karena ketika kecil dulu
aku selalu menganggap diriku adalah Ali bin Abi thalib. Aku sangat mengidolakan tokoh tersebut
sampai sekarang pun tidak berubah. Aku mengidolakannya karena Ali adalah salah satu tokoh yang
berpengaruh dalam perkembangan islam. Serta Ali merupakan sosok yang berani, tangguh dan
romantis. Selain kisah pertempuran, aku juga suka dengan kisah cinta Ali dan Fatimah.

“Bimo...sudah belum makannya, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi” tanyaku kepadanya
“Iya...iya bentar lagi juga selesai nih” sahutnya sambil mengunyah makanan. “Oke sip, habis ini kita
sholat dhuha dulu yah sebelum masuk kekelas” sambungku sambil menatap matanya. “Okei bos”
jawabnya.

Ketika kami menuju ke mushola sekolah, tidak sengaja kembali bertemu dengan Zahra. Dia
menuju kearahku dan menyapaku ketika kami berpapasan. “Kak” sapanya yang diiringi dengan
senyuman manis. “Iya dek” sahutku dengan cepat sambil membalas senyumnya. Lalu di menghilang
disana dengan mataku yang masih terus mengikuti arah langkah kakinya. Bukan hanya sekali atau dua
kali saja kami bertemu atau berpapasan seperti itu. Akan tetapi setiap hari sekolah. Kami selalu
bertemu di jalan menuju mushola ini dan sesekali bertemu di kantin.

“Hei Ali, Zahra itu manis banget yah. Ada gosip kalau zahra lagi dekat dengan sih yopie. Trus
lagi deket juga dengan sih Boby. Trus siapa lagi yah? Pokoknya banyak deh” kata Bimo sambil
memainkan jari jemarinya menghitung berapa banya lelaki yang lagi deket dengan zahra.”Hahaha
wajar aja mo, kan Zahra salah satu primadona di sekolah ini, ayo kita sholat dhuha trus langsung
kekelas” jawabku dengan tertawa kecil dan menuju ke mushola.

Hari ini berjalan seperti hari-hari biasanya. Ketika pulang sekolah aku langsung disibukkan
dengan jadwal les ku yang padat dan melelahkan. Aku pun sampai kerumah pada malam hari. Aku
langsung mandi dan kulanjutkan dengan makan malam. Setelah selesai aku langsung ke kamarku.
Sambil meminum kopi susu yang enak buatan mamaku di tengah-tengah suasana malam yang dingin
dan ribut karena hujan yang lebat. Aku membuka buku cerita tokoh islam dan membaca kembali
cerita cinta Ali dan Fatimah yang merupakan salah satu cerita kesukaanku.

“Bbbeeeppp.....bbeeeppp” suara panggilan dari handphoneku.


Langsung kulihat siapa yang menelpon, ternyata Bimo yang menelpon dan langsung ku angkat. “Ada
apa mo? Malem-malem gini nelpon” tanyaku kepadanya.
“Aku ada gosip hangat nih, tadi di sekolah sih zahra di tembak oleh 3 cowok sekaligus. Sih yopie,
Boby dan Adi” sahutnya dengan bersemangat.

Ketika mendengar itu seketika aku terdiam dan membisu. Lalu aku terjebak dalam lamunanku
lagi. Akhirnya mereka mengungkapkan perasaannya ke Zahra yah. Mungkin memang salah satu dari
merekalah yang cocok dengan zahra. Si Yopie itu ganteng dan lagi suaranya bagus sekali dalam
mengaji. Apalagi Yopie salah satu icon sekolah ini. Lalu si Boby juga ganteng dan kaya lagi,
kesekolah saja naik mobil sport. Dan terakhir sih Adi yang merupakan teman kelasnya trus sama
seperti Yopie, sama-sama punya suara yang bagus dalam mengaji dan juga icon sekolah ini. Mungkin
salah satu dari merekalah yang bisa mendapatkan hatinya zahra. Jika dibandingkan dengan diriku ini
bagaikan membandingkan mobil sport dan mobil di odong-odong. Perbedaannya jauh sekali, aku
hanya seorang lelaki yang banyak berbuat dosa dan trus memperbaiki diri ini.
Setelah cukup lama aku terdiam, lalu aku bertanya kepada Bimo.”Lalu bagaimana mo? Siapa
yang diterima Zahra untuk jadi pacarnya? Tanyaku dengan berpura-pura semangat. “Enggak ada yang
diterima oleh Zahra”jawabnya dengan cepat. “serius kamu?” sahutku seolah-olah tak percaya. “Iya
aku serius, tadi aku lihat sendiri di depan mataku. Mereka semua ditolak mentah-mentah oleh Zahra”
tegasnya. “Oh iyaiya, sudah dulu yah mo, aku ada kerjaan nih”balasku sambil berteriak kesenangan
dalam hatiku.

Itulah hal penting yang membuatku jatuh cinta kepada Zahra, selain parasnya yang menawan.
Dia memiliki iman yang kuat dan merupakan perempuan yang sholeha. Dia orangnya cuek dengan
lelaki dan selalu menjaga pandangannya. Sudah banyak yang mencoba merebut hatinya, tapi
semuanya gagal. Hatinya tetap dia serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

“zzssttt....zzzssttt...” suara notif sebuah pesan dari hpku. Lalu kulihat siapa yang mengirim
pesan tersebut. Rupanya Zahra yang mengirimkan pesan itu. Aku dengan Zahra memang cukup akrab,
tapi kami hanya kakak dan adik kelas saja. Kami juga tidak terlalu sering mengirim pesan atau
mengobrol. Hanya sesekali saja, dan itupun pada kegiatan tertentu saja. Kemudian kubuka pesan
darinya dan kubaca isi pesannya. “Kak semangat yah untuk Ujian Nasional dan ujian lainnya” bunyi
pesannya yang di tambahkan stiker semangat dan tangis kebahagiaan.

Setelah membacanya batin dan logika ku saling berperang. Mencoba mengartikan maksud
dari isi pesan tersebut dan tujuannya mengirimkan pesan seperti itu. Kenapa?apa yang sedang terjadi?
Kenapa bisa begitu?. Itulah pertanyaan yang sedang kucari jawabannya. Senang dan bahagia yang
kurasa, hatiku sangat gembira hingga euforianya berlebihan. Namun, masih timbul seberkas tanya atas
pesannya. Tapi aku berpikir yang positif saja, lalu langsung ku balas pesannya.”Iya makasih yah dek,
Zahra juga semangat yah untuk ujian sekolahnya nanti, semoga nilai dan rankingnya naik”.
“zzzzssttt...zzsstt” sekelebat notif kembali berbunyi.”Oke kak” balasnya terhadap pesanku. Lalu
dengan sendirinya jari jemariku mengirimkan pesan kepadanya.”Selamat malam Zahra” tak lupa
kutambahkan stiker senyum bahagia.

Bergejolak rasa didadaku. Rasanya aku ingin memotong handphoneku dengan pesan darinya
yang tertera. Lalu akan ku pasangkan bingkai yang indah untuk memajangnya. Di saat semua orang
sibuk dengan urusannya masing-masing. Dia masih sempat untuk memberikan ucapan semangat
kepadaku. Maka tidak ada alasan lagi bagiku untuk bermalas-malasan. Walaupun memang benar pada
akhirnya kami akan berpisah. Aku akan melanjutkan sekolahku kejenjang yang berikutnya, sedangkan
dia masih berseragam putih abu-abu. Tapi tidak apa-apa, karena aku tau skenario Allah adalah yang
terbaik dan yang terindah.

Satu hal yang ku pelajari dari kisah cinta Ali dan Fatimah adalah cinta tak pernah meminta
untuk menanti. Ia mengambil kesempatan itulah keberanian atau mempersilahkan yang ini
pengorbanan.

Jadi pada akhirnya aku akan masih memendam rasa cinta ini jauh di dalam lubuk hatiku.
Karena aku tak mau lagi menodai sucinya anugerah cinta ini dengan nafsu semata. Jika sekarang aku
belum bisa memiliki keberanian itu maka aku akan memilih untuk berkorban. Dan aku akan terus
memantaskan diri ini untuk dirimu. Dan bila nanti kita berjodoh maka aku ingin mencintaimu karena
Allah. Meskipun pada akhirnya juga aku tak tau dengan pasti siapa jodohku nanti. Tapi aku tahu
bahwa jodoh itu ada 2 cara yaitu berjodoh dengan orang yang kita selalu sebut namanya dan berjodoh
dengan orang yang selalu sebut nama kita. Dan nama yang selalu kusebut di setiap doaku hanyalah
Zahra. Dan semoga nama yang kau selalu sebut pun hanya diriku.

“zzzsssttt.....zzzsssttt...”tiba-tiba handphoneku berbunyi, lalu dengan cepat ku buka pesan


tersebut. “Selamat malam juga kak” balasan pesan yang kuterima dari Zahra. Malam ini sangatlah
indah dan akan ku ingat selalu. Ku tutup malam ini dengan memejamkan mata dan tak lupa berdoa.
Semoga esok bisa melihat mentari dan aku bisa bertemua dirinya lagi di dalam mimpiku.

Mulai abis istirahat mulai bosan, perbaiki diksi dan penjabaran ceritanya. Dan ejaannya. Tambahkan
adegan cowok mengirim sms duluan menanyakan sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai