Anda di halaman 1dari 88

Kampus Merah

Pagi itu gerimis membasahi jalanan, matahari masih bersembunyi dibalik awan mendung.
Tiba saatnya bagi semua mahasiswa baru untuk daftar ulang di kampus ini.

Gerimis pagi tidak menghambat semua mahasiswa baru untuk datang. Entah manusia darimana
saja yang berkumpul dibawah atap merah kampus ini, dari belahan Indonesia bagian Barat
sampai Indonesia bagian Timur. Banyak yang sibuk merapikan baju mereka yang basah karena
rintik hujan dipagi ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 saatnya untuk pendaftaran ulang. Semua calon
mahasiswa berbaris antri untuk masuk ke dalam ruangan yang telah di sediakan. Dengan badan
tegap, alis tebal dan tatapan tajam, marshall berdiri menunggu giliran untuk masuk kedalam
ruangan bersamaan dengan berbaliknya sesosok gadis yang terlihat berbeda dari yang lain dari
depan pintu ruangan tersebut.

Marshall adalah seorang calon mahasiswa yang biasanya tak pernah tertarik kepada wanita.
Hingga pada akhirnya ada seseorang yang bisa mengalihkan dunianya.

Tatapan tajamnya tertuju pada sesosok gadis bernama Alicia.

Merasa tak nyaman dengan tatapan tajam dari Marshall, Alicia yang memang raut wajahnya
sedikit tidak bersahabat, menatap balik Marshall dengan tatapan sinisnya yang sama sekali tidak
merubah tatapan Marshall sedikitpun.

Dari situlah awal cerita yang tanpa mereka sadari ini dimulai.

Alicia POV

Namaku Alicia Devani Pricilia. Boleh dipanggil cia, pricil atau cantik. Oke aku bergurau.

Aku adalah seorang calon mahasiswi baru disebuah sekolah tinggi di kota ini. Sebenarnya ada
kisah sedih bagaimana sampai aku bisa berada ditempat ini. Dikota yang jauh dari tempat asalku,
dan asing.
Dan ya, aku,meninggalkan sahabat-sahabatku disana. Ohh sungguh aku sangat merindukan
mereka. Begitu juga dengan mantanku yang baru putus sebulan yang lalu.

Ehhh tapi jangan fikir aku belum move on ya. Maaf, I don't care anymore about him. Anggap
saja sewaktu bersama dia aku hanya khilaf. Walaupun nanti kami akan bertemu saat reuni SMA
sih.

Uhh menyebalkan, tapi dia juga sahabatku. Apa boleh buat.

-----------------------------------

Hari ini adalah hari yang ditentukan kampus untuk daftar ulang. Para calon mahasiswa dan
mahasiswi baru disuruh untuk masuk kedalam ruangan untuk mengisi Kartu Rencana Study.

Aku bukan orang yang bisa bergaul dengan mudah. Sangat sulit untukku mendapatkan seorang
teman. Oleh karena itu, disinilah aku. Berdiri sendirian dan berdesak-desakan didepan sebuah
ruangan yang disediakan oleh kampus untuk mengisi Kartu Rencana mahasiswa.

Saat itu aku hanya fokus bagaimana caranya supaya aku cepat-cepat masuk dan menyelesaikan
urusanku lalu pulang dan tidur dikasur tercintaku. Pada saat aku mendongak keatas, ada seorang
lelaki yang sedang menatapku dengan begitu aneh. Aku bingung, aku menoleh ke kiri, kanan,
dan belakang. Ternyata tatapan matanya tertuju padaku.

Ingin rasanya aku meneriakkan.

"hehh kamu gak pernah lihat perempuan secantik aku ya??"

Tapi rasanya itu tidak mungkin. Bisa bisa aku dicerca gila oleh orang-orang.

Akhirnya, karena aku merasa tidak nyaman, aku balik menatapnya dengan penuh kesinisan. Dia
belum tau, dulu orang-orang membenciku karena tatapan mautku.

Ehhh tapi kenapa dia tetap menatapku seperti itu??


Pasti dia terpesona olehku. Tidak salah lagi.

Akhirnya karena semakin lama aku takut dengan tatapannya, aku cepat cepat masuk dan
menyelesaikan urusanku.

Tatapannya seperti seseorang yang ingin menelanku hidup-hidup. Jangan sampai aku satu kelas
dengannya.

---------------------------------------

Marshall POV

Aku, Marshall Devano Aldemiro. Biasa dipanggil Marshall atau Shall, asal jangan panggil aku
Marsha.

KRINGGGGGGG!!!!!!!! suara alarm dipagi buta membangunkanku dari ranjang yang ternyata
baru kusadari bukan rumahku.

Ah, aku masih sering lupa kalau aku sudah tinggal di kota yang berbeda dengan orangtuaku. Hari
itu aku menginap dirumah temanku yang juga dia masuk di kampus yang sama sepertiku.
Memang jarak rumahnya dengan tempat ospek kampus baruku lebih dekat, jadi aku memutuskan
untuk menginap dirumahnya, namanya Freddie.

Freddie temanku sejak SMA, tapi kami tak pernah terlihat akrab,ya memang kita sekedar kenal
saat SMA, tapi semenjak kami masuk dikampus yang sama, kami berdua jadi lebih akrab.

Pagi itu kami benar-benar sudah telat. Bagaimana tidak? Seharusnya kami datang jam 7.00 pagi
ke gedung untuk ospek tapi kami bangun tidur jam 6.45. Astaga hari ini pasti buruk.

"Fredddddd, Cepatttt Mandinyaaaa, Gantiannnn!!!!!!!!!"

"Mandi aja di Wastafel sanaa!!!!!!!" Jawab Freddie

Tiba-tiba HP ku berdering. Ah 11 panggilan tak terjawab dari dia.

"halo? Ya kenapa?"
"kamu lagi apa? Kenapa lama banget angkat teleponku?" sahutnya dari seberang sana.

"maaf aku ketiduran, aku lagi sibuk, nanti aku telepon lagi. Aku harus ke kampus dan aku udah
telat"

TUUTTT..

Aku segera mematikan HP ku. Jika tidak, maka aku tidak akan selamat dari ocehan dia.

Akhirnya kami Pergi ke kampus tepat jam 7 pagi, sudah dipastikan sampai disana kami benar-
benar terlambat. Benar saja, seampainya di kampus kami disuruh jalan jongkok oleh senior
sampai ke barisan.

Teriakan "JALANN JONGKOKK !!!!!!!" Terdengar nyaring disekitar kita.

Ah, ini akan menjadi hari yang sangat panjang.

Setelah sarapan, kami diperintahkan memasuki gedung untuk mendapatkan materi ospek,
sesampainya didalam, aku kembali melihat sosok perempuan yang kutemui saat daftar ulang
beberapa waktu lalu. Tanpa sadar senyum di bibirku mengembang. akhirnya aku bisa melihat dia
lagi. Ternyata hariku tidak seburuk itu, Thank's God.

Seketika aku mendapat bisikan dari sesama maba disebelahku.

"lihat cewek yang disebelah sana gak?" ucapnya

"Kenapa???" Tanyaku

"Cantik bukan? Namanya Alicia" Dia bertanya pendapatku

Karena memang aku tidak terlalu suka membicarakan wanita, aku hanya menjawab "iya", dan
aku hanya melihatnya dari kejauhan.

Sudah 3 hari ospek dan aku hanya bisa menatap tanpa pernah berani untuk datang dan
menyapanya.
Sudahlah, mungkin pertemuan kami hanya sebatas disini saja. Aku juga tidak yakin apakah aku
akan bertemu lagi dengannya.

~Kebetulan adalah Takdir yang Menyamar~


Perkuliahan Dimulai

Hari ini adalah hari pertama perkuliahan, sangat semangat rasanya ingin masuk di kelas
pertamaku di semester pertamaku. Aku mendatangi papan pengumuman untuk melihat
pembagian kelas, tak sengaja terlihat nama Alicia Devani Priscillia, dan ternyata dia satu kelas
denganku. Aku tidak pernah berekspektasi untuk bisa mengenal dia, tetapi karena kita satu kelas
sekarang itu adalah hal yang sangat mungkin.

“Kamu kelas C kan????” Tanya seorang Mahasiswa baru disitu,

“Iya” Jawabku singkat

“Kita ga digedung ini, ayok ikut aku kegedung E” Ajaknya,

Tanpa berpikir panjang, aku mengikutinya. sesampainya disana banyak mahasiswa baru yang
mau masuk kelas, walaupun dosen tak kunjung datang. Akhirnya kita memutuskan untuk
menunggu sembari berkenalan dengan teman2 baru.

Tak lama kemudian datang perempuan yg berkali kali berhasil mengalihkan


pandanganku. Yuppp, benar itu Alicia, dia datang disela sela waktu saat aku sedang berkenalan
dengan teman teman yang lain. Tapi tetap saja ku tak berani menyapanya duluan, dan aku tidak
berani duduk disebelahnya. Wajar, aku memang sedikit gugup saat berhadapan dengan
perempuan yang membuatku tertarik.

Sore ini kelas selesai jam 6 sore, waktu yang sangat mepet dengan waktu maghrib, saat keluar
kelas terdengar suara ajakan,

“Ayok sholat maghrib dulu” Ajaknya

“Ayok” Serentak beberapa orang menjawab, dan dia menimpali lagi

“Buat apa sholat?”

Kita serentak kaget, orang gila darimana menanyakan hal yang dia sudah tahu dan dia yang
mengajaknya.

Ya, dia David, hanya sedikit kewarasan yang ada didalam otaknya, sedikit sopan santun yang dia
punya, tetapi akhirnya kami berteman baik, walaupun sifatnya seperti itu. Dia adalah lulusan
pesantren ternama, tetapi entah apa yang terjadi kenapa sifatnya sama sekali tidak mencerminkan
seseorang yang pernah belajar di pesantren.
Kami mulai saling kenal dan selayaknya orang orang yang punya teman baru kami sering
hang out bersama. Sudah sebulan lebih kami merasakan bangku kuliah, tapi tetap saja aku belum
punya kesempatan untuk berbicara dengan Alicia.

Hampir sebulan lebih perkuliahan, dan aku baru menyadari bahwa Cia adalah anak yang sangat
pendiam.

Datang ke kampus dengan tepat waktu, dan pulang dijemput oleh seorang ojek yang setiap hari
mengantarnya.

Ya, dia tidak pernah terlihat bergaul dengan siapapun kecuali ada yang mengajaknya untuk
berbicara.

Loki, seorang teman yang kebetulan satu rumah denganku di kota ini akhirnya mengajak Cia
untuk berbicara.

“hai? Alicia ya?”

“iya” hanya itu jawabannya dengan senyuman yang sangat tipis dan seperti tidak berniat untuk
menjawab pertanyaan Loki.

Aku tau, apa maksud dan tujuan dia mendekati Cia. Aku sudah mengenalnya sekitar 3 tahun.
Tetapi aku tidak menyangka bahwa Cia akan menjawab pertanyaan Loki hanya dengan kata
“iya” ingin rasanya aku tertawa sangat kencang.

POV Alicia

Hari ini aku ada kelas. Aku duduk ‘hampir’ di belakang, sendirian dan bingung. Siapa yang
harus kuajak berbicara.

Sudah satu bulan, dan aku belum menemukan teman yang cocok.

Oh Tuhann, apa yang terjadi dengan anakmu ini? Kenapa susah sekali untuk dekat dengan
mereka?

Tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiriku.

“Hai? Kamu Alicia ya? Aku Loki”

“hah? Iya” hanya itu jawaban yang mampu aku keluarkan.

Dia terus mengajakku berbicara. Tapi aku bingung, apa yang harus kujawab? Hasilnya? Aku
hanya senyum saja menjawab semua kata-kata Loki.
Idiot

“Heh Alis!” panggil marshall

“apaan nyet” sahutku

“mau kemana? Nungguin siapa? Jomblo aja belagak”

Ya. Dia marshal, salah satu sahabatku yang tergabung dalam satu grup.

Bisa dibilang kalau Marshall orang yang paling dekat denganku. Satu lagi adalah Randa.

“nungguin ojek ih, lama banget ini. Ribet, gasuka ihhh”

“hilihh sok manja jijik” sahut Randa dari belakang.

Aku hanya menatapnya dengan sinis

“ anterin dede pulang donggg” sahutku dengan wajah yang memelas.

“dihh males”

“Yaudah pulang sama Pangeran berkuda putih aja yok” sahut Marshall

“gak sudi sih” jawabku dengan muka sinis

“tapi kalau pangeran memaksa, putri tidak boleh menolak, gak boleh nolak rejeki kata mamah”
jawabku dengan mimic lugu-lugu minta di tampar.

“gak jadi, males”

“yahhhh anterin dong, gantenng, lutuuuu…..ng kaganteng” jawabku sambil tertawa.

“tai” sahut Randa dan Marshall bersamaan, lalu Randa berlalu pergi meninggalkan kami.

Seperti biasa, setiap Marshall mengantarkan ku pulang, tidak pernah ada cerita, atau apapun.
Hanya ‘MAKASIH NYET, HATI-HATI DIJALAN, BYE”

JUST IT.
“Bener-bener ya, itu orang cuek bener, gak pernah mau cerita, dasar batu karang yang teguh”

“ngedumel aja teross. Kayak orang ga waras.kenapa?” Tanya kak luna yang tiba-tiba datang dari
belakangku.

“gapapa” jawabku

“siapa tuh? Boleh juga” jawabnya

“temen lah Bambang”

“temen apa demen” oloknya

“punya guguk ceunahh” jawabku

“ohhh jadi kalo belum punya mau diembat ??? emang udah move on?”

“kepo”

Aku berlalu meninggalkan kak luna.

MOVE ON

MOVE ON

MOVE ON

SIALANNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!! Teriakku tanpa sadar.

Dulu aku punya seseorang yang sangat menyayangiku.

Tapi sayang, dia pergi.

*****

Perkuliahan minggu pertama aku dipertemukan dengan beberapa orang yang mungkin
otaknya sama idiotnya denganku. Mereka adalah Alana, Kirana, Randa, dan Loki.
“Shall, ntar abis kuliah main kerumahku yok” Ajak Randa.

“Ayok, rumahmu gak jauh kan ya?” Tanyaku

“Deket aja kok, 5 menit aja dari kampus” Kata Randa

Setelah selesai perkuliahan Randa langsung mengambil mobilnya, dan didalamnya udah
ada Alana dan Kirana.

“Ayok masuk mobil, cepetan” panggil randa

“Iya iyaa, coba kalem ga sabaran lo ini” jawabku

“Eh, kemana nih ?” Tanya Alana

“McD aja yuk, laper aku” sahut Kirana.

“Drive thru aja, makan di rumah, kan mau ke rumahku” kata Randa.
Malam Keakraban

Sudah 1 bulan lebih merasakan suasana kampus baru ku ini, dan akan diadakannya
makrab. Ya, seperti kampus kampus pada umumnya pasti mengadakan makrab untuk mahasiswa
barunya, dan setiap kelas harus membuat miniatur rig untuk dipersembahkan di saat makrab.

“Jadi, kita tentukan, kita mau buat design rig apa?” Tanya komandan tingkat kami

“Bagaimana kalau kita buat design Drill ship?” Usulku

“Tolong Kamu jelaskan ke teman teman ide apa yang kamu punya” jawab komting.

Akhirnya usulku pun diterima dan tinggal penentuan tempat pembuatannya,

“Rumah siapa yang kira kira bisa dipake buat miniatur ini?”

“Kontrakan David aja” beberapa suara muncul seperti itu

“Kontrakan David sudah terlalu berantakan, kalo kita ngerjain disana, mau jadi apa kontrakan
nya ?” Sahut Randa

“Hahahahahahahahahahaahhahahaahahahaa” gelak tawa memenuhi ruang kelas.

“Eh eh di rumah ku aja” sahut Alana

“Ribut nanti dimarah tetanggamu” Kata David

“Loh vid kamu tau rumah Alana?” Tanya Kirana

“Tau lah, setiap hari jemput kok” sahut Al.

“Ciyee ciyeee” satu kelas menyoraki mereka berdua

“Ehem ehem yang tiap pulang kuliah ngantarin nganterin princess”

“Apa sih kalian, ribut” sahut David

“Sudah sudah , jadi fix ya kita ngerjain nya di rumah Alana, kita mulai besok sore ngerjain”
jawab komting kami.

Akhirnya besok sore kami pergi ke rumah Alana, sangat ramai sekali bahkan sampai ada yang
bawa gitar kesana.

“Vid, makan yuk aku laper” sambil aku nahan lapar.


“Makan apa? Aku juga lapar ini” tanya David.

“Makan sushi aja yuk” kata Alana

“Sushi dimana?” Tanyaku

“Sushi dekat sini, ada kok baru buka” Jawab Alana

“Ayo sudah, aku sudah lapar ini” Jawabku

Akhirnya kami bertiga meninggalkan rumah Alana, menuju ke tempat makan. Kita kembali ke
rumah Alana saat hari mulai gelap, dan sesampainya di sana, aku melihat Alicia duduk di kursi
depan bersama teman teman yang lain.

Aku langsung menghampiri nya “naik apa kamu kesini?

“Naik ojek, mau naik apalagi aku, bawa motor ada gabisa” jawab Alicia

“Elitnya anak ini gabisa bawa motor” jawabku

“Kenapaseh?” Sahut Alicia dengan sinis

Ya, itu percakapan pertama kali kami walaupun tanpa perkenalan, karena memang kita sudah
saling tau nama kami masing-masing.

So you can keep me

Inside the Pocket of your ripped jeans

Holding me closer’til our eyes meet

You won’t ever be alone

And if you hurt me

That’s okay baby , only words bleed

Inside these pages you just hold me

And I won’t ever let you go

Wait for me to come home

Suara kami diiringi gitar sambil nyanyi lagu Photograph. Ya, aku yang memainkan gitarnya,
tanpa ingat kalau waktu itu sudah malam.

Tak lama datang seorang pria yang tinggal di sebelah rumah Alana. “Mas sudah malam, jangan
ribut” tegur pria itu
“Ohiya pak, Maaf pak” Sahut David

Ternyata memang waktu telah menunjukkan jam 10 malam.

“Kring kring” suara dering HP Alicia

“Halo, Iya kak, iya” Suara Alicia menjawab telepon itu

“Kenapa?” Tanyaku

“Aku udah disuruh pulang sama kakak ku” jawab Alicia

“Yaudah, Kuantar aja udah malam ini” Aku memberi tawaran

“Ayodah” jawab Alicia

Aku langsung mengambil motor dan mengantarkan Alicia pulang . Yap, betul kita berdua diam
diam aja selama di motor, nyaris tidak ada bahan pembicaraan dan aku memang susah cari bahan
pembicaraan. Dan akhirnya kami berdua sampai di rumah Alicia.

“Makasih ya” Kata Alicia

“Iya, Aku balik dulu ya” Jawabku

“Hati hati” Jawab Alicia

Aku pun akhirnya Kembali ke rumah Alana karena memang masih banyak ya perlu diselesaikan,
karena kita terlalu banyak main main saat membuat miniatur. Kami lanjut buat miniatur sampe
jam 2 malam, dan itu belum selesai, jadi besok malam harus kembali lagi buat melanjutkan
ngerjain itu.

Keesokan harinya ada kuliah jam 7.30, dan benar saja pagi itu quiz untuk mata kuliah geologi,
dan di saat itu juga aku masih tertidur pulas, tak ada tanda tanda untuk beranjak bangun, tak lama
setelah itu terdengar dering HP ku.

“Kringgg kringggg” ponselku berdering

“Halo?” Sembari aku mencoba untuk membuka mata

“Shall, kamu dimana?” Teriak Randa di telfon

“Masih tidur, kenapa?” Tanyaku dengan suara masih mengantuk

“Quiz woy, jam berapa ini, kesini sudah cepat” Teriak Randa

“Iya iya” sembari aku berlari ke kamar mandi, bukan untuk mandi, tapi hanya cuci muka dan
sikat gigi. Kalau aku mandi sudah bisa dipastikan akan telat. Setelah itu aku bergegas pergi ke
kampus, untunglah masih belum telat dan masih bisa mengikuti quiz, walaupun waktu nya
berkurang.

Setelah quiz kami keluar kelas bareng, “Bisanya kamu ga bangun tadi quiz” tanya Randa

“Ngantuk banget aku, semalam jam 2 baru pulang ngerjain miniatur” Jawabku

“Manja” sahut Alicia

“Bodo” jawabku tak kalah sinis

“Berantem terosssss, jodoh tahu rasa” sahut Alana

“OGAH” sahutku dan Alicia bersamaan

“Ayodah makan, lapar Abis mikir dikelas tadi” ajak Randa

“Mikir apaan, dikelas saja Cuma main game” Sahut Alicia sampai membuat Randa tertawa

“Siapa aja ?” Tanyaku

“Tuh ada Alana Kirana sama Loki” jawab Randa

Tak lama Alicia keluar kelas, “Hey Alis” Aku memanggil Alicia

“Apaan?” Jawab Alis cuek

“Ayok Makan, lapar kan pasti?” Kata ku

“Ayok, aku ngikut tapi nebeng ya, aku kan gabisa bawa motor” jawab Alicia

“Kamu sama Marshall aja, aku sama Kirana ini” Sahut Randa

“Ayodah, cepetan naik” Aku menyuruh Alicia

“Lembut dikit sama ratu!!!!!” jawab Alicia sambil memukul bahu ku

“Jiji” sahutku

Setelah Makan kita pergi ke rumah Randa, seperti biasa rumah randa kita jadikan tempat
tongkrongan, dan mulai hari itu Alicia gabung di tongkrongan kami.

“Eh nanti malam ngerjain miniatur lagi loh” kata Randa

“Jam 5an aja” Kata Alana

“Aku ga bisa ikut deh, gabisa aku keluar malam” Sahut Alicia

“Halahh, bohong aja itu paling juga mau tidur” Sahut Randa
“Sok tau kamu” Jawab Alicia

Cukup lama kita menghabiskan waktu bersama untuk nongkrong di rumah Randa, dan Sudah
waktunya untuk pulang, tapi ojek Alicia tak kunjung datang, begitulah dilema tak bisa
mengendarai motor.

Sudah setengah jam ojek Alicia masih tak bisa dihubungi, daripada terlalu lama menunggu
akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar nya pulang .

“Ojekmu ga bisa dihubungin?” Tanyaku

“Iya nih” Jawab Alicia singkat

“Kuantar aja yok, dari pada kesorean” Aku menawari

“Gapapa kamu antarin aku?” Tanya Alicia

“ Gapapa lah, ayo sudah keburu sore” Jawabku

“Iyadeh” Sambil memakai helm hello kitty nya yang berwarna merah

Perjalanan kami menempuh kurang lebih 15 menit mengendarai motor, ya waktu yang lumayan
cukup untuk berbincang bincang, tapi perjalanan kami tetap saja seperti kemarin, tidak ada ya
dibahas.

Sejak saat itu mengantar pulang Alicia saat pulang kuliah jadi rutinitas ku, dia datang ke kampus
diantar ojek, setelah itu dia selalu bersamaku, entah pergi makan, ke rumah Randa ataupun
nongkrong di rumah kontrakan ku yang biasa kita sebut sebagai Mabes, yup Markas Besar.
Karena kita selalu ramai ramai ke rumah kontrakan ku di sela sela jam kuliah.

Hari kedua mengerjakan miniatur, ternyata besok nya adalah hari ulang tahun Alicia. Entah
terbesit pikiran dari mana aku tiba tiba ingin mengucapkan selamat kepada dia.

Tepat jam 12 Malam aku mengeluarkan ponselku, sembari mengetik pesan via line

Happy Birthday Alicia

Wish You All the Best

Kukirim pesan singkat itu kepada Alicia, setelah itu ponsel yang ada di genggamanku ku
masukkan kantong, dan aku melanjutkan mengerjakan miniatur.

“Shall, ini belum selesai juga miniaturnya, besok harus sudah bisa di bawa” gumam sterian
sambil memotong sterofoam

“Mau ga mau kita sampe pagi ngerjain ini” jawabku sambil menyatukan panel panel miniatur
Tak lama terdengar notifikasi chat masuk ke ponselku

Thanks Marshall

Yap, ternyata balasan dari Alicia, dan chat itu berlanjut sekedar ngobrol ngobrol atau bahas tugas
kampus. Semenjak malam itu aku jadi sering menanyakan tugas tugas kampus ke Alicia.

Pukul 3.00 dini hari

Kami masih sibuk menyelesaikan miniatur ini, memang sudah mulai pagi, tapi apa boleh buat
besok jam 10.00 harus kita bawa saat makrab.

Akhirnya kami pulang pun jam 4 pagi, mataku sudah lengket saking ngantuknya.

“Shall, lama banget kamu di WC” teriak Freddie dari luar

“Aku lagi fokus” jawabku

“Cepetan, Lama banget, jam 10 mau pergi lo”

“Iya iya ini dah kelar” jawabku

Aku keluar dari WC dan sudah ada Freddie, Alana, Alicia dan Randa. Yap mereka yang cewek
cewek berangkat duluan, untuk yang cowok cowok berangkat jam 1 siang.

Aku dan Randa mengantar Alana dan Alicia ke kampus, dan setelah itu aku dan Randa kembali
ke rumah kontrakanku, karena kita masih ada waktu untuk siap siap. Awalnya tidak ada yang
aneh dari badanku, tapi waktu aku mau mandi, tiba tiba aku memuntahkan semua makanan yang
sudah ku makan pagi ini.

Seketika Freddie panik, dan dia menyarankan ku untuk ke rumah sakit, dia mengira bahwa aku
muntaber. Memang pagi nya aku bolak balik WC,tapi memang itu rutinitas ku setiap pagi.
Pencernaanku memang terlalu normal.

“Ayok kita ke RS” ajak Freddie

“Masa gini aja ke RS” jawabku

“Ayok sudah, daripada kamu dehidrasi”

“Ntar, aku ganti baju dulu” jawabku

Akhirnya kita pergi ke RS terdekat, dan aku masuk ke UGD , disana banyak perawat yang
menghampiri,
“Ini, kenapa?” Tanya salah satu perawat

“Gejala Muntaber” jawab Freddie panik

“Oke, kami cek dulu ya”

Setelah beberapa pemeriksaan perawat dan dokternya terheran heran, tidak ada tanda tanda
dehidrasi dari diriku, akhirnya aku diberi obat dan diperbolehkan pulang.

“Kamu gausah ikut makrab” kata Freddie

“Kenapa, aku kan Gapapa”

“Pakai surat ini aja, dari pada kamu di sana malah sakit” jawab Freddie

Aku tahu maksud Freddie, dia cari teman untuk tidak ikut makrab, karena memang dia sudah
punya rencana untuk tidak ikut makrab. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak ikut makrab, dan
menyertakan surat ku sebagai izin.

“Iya deh, aku ga ikut makrab” Jawabku

Dan memang kebetulan aku ingin nonton motogp sepang yang jadwalnya bersamaan dengan
makrab, hehehe.

Aku memutuskan buat tetap stay di rumah kontrakan ku, sambil nonton. Walaupun sepi karena
mereka semua makrab, dan aku ditinggal sendirian.

~Banyak orang berubah, hanya karena sebuah pertemuan~


Praktikum
Sore itu aku sedang berada di rumahku, saat weekend aku biasa pulang ke rumah karena jarak ke
rumahku hanya membutuhkan waktu selama 5 jam perjalanan. Aku biasanya Senin pagi atau
minggu sore baru kembali ke rumah kontrakan ku.

Sabtu malam itu aku sedang makan di luar bersama teman teman SMA ku, tak lama aku
mendengar notifikasi masuk ke ponselku,

Diberitahukan Kepada Teman Teman yang Mengambil

Mata kuliah Geologi Fisik di wajibkan datang untuk technical meeting

Pada hari Minggu jam 8 pagi

“Mampus aku” sambil menepuk dahiku di depan teman temanku

“Kenapa Shall?” Tanya teman temanku kaget lihat ekspresiku

“Besok pagi ada technical meeting jam 8 pagi, dan sekarang aku masih disini” jawabku sambil
kebingungan, berhubung belum larut malam aku langsung cepat cepat pamit pulang,

“Yaudah, aku duluan ya” pamit ku ke teman-teman

“Jangan buru buru, santai, dunia saja ini” sahut salah satu temanku

Sampai di rumah aku langsung bilang ke mamaku, “ma, besok aku ada technical meeting jam 8
pagi”

“Kamusih kuliah pulang terus setiap weekend, kalangkabut kan sekarang” mamaku sambil
ngomel

“Mumpung belum sibuk ma” jawabku ngeles

“Mending kamu tidur, besok habis subuh kamu berangkat pagi pagi, biar sempat” suruh mamaku
sambil dia membereskan sebagian bajuku

“Iya ma” jawabku sambil aku masuk ke kamar

*****

Terdengar suara teriakan mamaku “Marshall, cepet bangun sudah jam 5”

“Iya ma” sembari aku mengambil handuk dan cepat cepat ke kamar mandi

Badanku gemetaran menggigil, karena aku tidak biasa mandi sepagi itu dan memang aku tidak
tahan dengan suhu yang terlalu dingin, maklum terlalu lama tinggal di gurun pasir.
Setelah sarapan aku langsung bergegas menyiapkan barang barang bawaanku dan motor. Ya, aku
suka bepergian jauh naik motor, walaupun mamaku sering menyuruh ku membawa mobil, aku
masih nyaman naik motor.

Pagi masih gelap aku sudah memulai perjalanan, bukan main dinginnya jalanan yang ku lewati,
dan sepertinya aku bakal telat, karena technical meeting dimulai jam 8, tapi tak apa yang penting
aku harus datang.

Jam 9 terlihat di MID motorku, dan aku masih belum sampai, kemungkinan aku sampai jam
9.30, dan benar setelah sampai di rumah kontrakan aku langsung bergegas ke kampus.

“Selamat pagi” aku sambil membuka pintu kelas,

Sudah terlihat muka muka mereka mau menertawakan aku karena aku baru datang, dan benar
aku baru duduk selama 2 menit, technical meeting ditutup dan selesai.

“Ya ampun, 5 jam perjalananku hanya untuk 2 menit ini” kataku sambil memperbaiki posisi
pinggang ku

“Uuuu kasiannyaa” anak anak sambil berjalan di belakangku

“Sini sini kupijitin” kata Alicia sambil menertawakanku, dan tak lama punggung ku dipukul oleh
nya.

“Aduh, kampret kan, orang lagi cape malah di pukul” keluhku

“Kapokkk” kata Alicia

“Sudah ah, mending kita pulang ngerjain tugas pendahuluan buat praktikum tadi” sahut Randa

Randa memang selalu panik setiap ada tugas kuliah yang belum dia kerjakan.

“Gitu aja panik” sahutku sambil mengejek Randa

“Ayodah ngerjain, banyak loh yang ditulis” sahut Alicia

“Ayok Ayok, udah panas” ajakku

“Hehh, Alis cepet naik, panas ini” sembari aku menyalakan motor

“Jangan suka ngerem mendadak ya” kata dengan nada sinis dan naik ke motor

“Aku bukan cowok kayak begitu ya” jawabku tak kalah sinis
Akhirnya kita pergi ke rumah Randa beriringan, sampai dirumah randa kita langsung naik ke
lantai atas, kertas dan pulpen sudah disiapkan.

“Siap perang” kata randa dengan nada semangat

Teman Berkelahi

Dari ujung ruangan terdengar kegaduhan, ya itu aku dan Alicia, kami selalu ribut dimanapun

Karena aku haus, aku meraih botol di meja dan akan ku minum, beru saja aku membuka botol itu
ada tangan yang meraih botol itu juga, ternyata itu Alicia.

“Aku mau minum” teriak Alicia sambil memegang botol itu

“Kamu kira aku mau ngapain ?” Jawabku dengan sinis,

“Aku duluan yang minum” kekeh Alicia tidak mau melepaskan tangan nya dari botol itu,

Aku juga masih memegang botol itu erat, tidak mau melepaskan,

“Aku sudah haus, gantian” jawabku

“Mau minum saja ribut berdua ini” sahut Alana dari jauh

“Kalian ini ya, kalo tinggal satu rumah kayaknya tiap hari ada piring terbang deh, rusuh betul
kerjaan tiap hari”Tambahnya lagi

“Coba gantian minumnya, minum aja ribut” sahut Kirana

Akhirnya kita tetap berebut botol minum dan akhirnya daripada airnya tumpah lebih baik aku
mengalah, dan Alicia yang minum duluan.

“Huuuuu, masa cowok kalah” ejek Kirana

“Daripada aku dicakar kayak kemarin” jawabku sambil bertolak ke dapur, aku memilih
mengambil minum ke dapur.

“Gara gara sapi ini aku mau minum aja jadi naik turun tangga” Sahutku sinis

“Kapok, hahahahahaha” jawab Alicia sambil menertawai ku

“Kampret” dalam hatiku, belum pernah aku punya teman cewek se bar bar ini, dan bisa sedekat
ini denganku. Bisa bonyok aku tiap hari bareng dia, sedikit sedikit main pukul, dan pukulannya
memang tidak seperti pukulan cewek biasanya, ini benar benar terasa seperti dihantam preman.
Dan satu lagi, di lengan kananku terdapat luka bekas cakaran dari dia. Kurang lebih panjangnya
20 cm, bukan luka cakar yang wajar.

“Eh eh besok masak masak yok di kontrakan Marshall” ajak Alana tiba tiba

“Skuyliving” jawabku dengan semangat

Setelah mengerjakan tugas kami pun seperti biasa, pulang ke rumah masing-masing, tak lupa aku
mengantar manusia yang tak tau cara mengendarai motor itu, ya Alicia.

**********

Setelah perkuliahan Alana dan Loki pergi berbelanja untuk keperluan masak masak di rumahku,
dan kami langsung pergi menuju rumah, sambil menunggu mereka.

“Eh, sapi masak nasi sana, biar enak nanti kalo mereka sudah selesai belanja” suruhku ke Alicia

“Anda siapa ya, berani nyuruh nyuruh saya” jawab Alicia sambil sibuk main HP

“Bilang saja gabisa masak”

“Tolong ya, aku bisa masak” sahut Alicia

Suara air Kran mengalir di wastafel, Alicia sedang mencuci beras dan aku melihat dia
menggunakan air Kran untuk masak.

“Kok pake air Kran” tanyaku

“Kan air nya bersih juga ini” jawab Alicia

“Ganti airnya, pakai air galon” kataku

“Gamau, kan ini airnya bersih, repot betul kamu” sahut Alicia

“Pake air galon aja” kataku dengan tegas

Suara pintu rumah terbuka dan datang Alana bersama Loki, “Kan, baru sampe rumah sudah
rusuh aja” sahut Alana di depan pintu

“Tau tuh, rese betul Marshall”

“Udah ah, mending kita mulai masak, aku yang buat sambal ya” kataku

Akhirnya kami mulai mengambil tugas masing-masing, aku asyik mengupas bawang dan
menyiapkan bahan bahan untuk membuat sambal.

“Ini tinggal uleg saja sudah punyaku” kataku sambil memegang cobek
“Sembarangan, cuci dulu lah, jorok betul lo ini” sahut Alicia

“Ngapain dicuci, sudah bersih juga” jawabku

“Gak ada, harus di cuci” kata Alicia sambil merebut cobek yang ada di tanganku

“Ga lama cobek itu pecah jadi dua gara gara kalian” sahut Alana sambil membersihkan sayur
sayuran

“Marshall sih, jorok betul” sahut Alicia

“Kenapasih” jawabku sinis

“Pokoknya kalo sampe cobek pecah terus gabisa buat Sambel, kupukul kepala kalian pakai
ulekan” kata Alana memberi peringatan

Akhirnya aku membiarkan Alicia yang melanjutkan membuat sambal, dan aku lebih baik duduk
duduk menunggu masakan selesai.

******

“Shall, kamu ga makan” tanya Randa

“Pengennya aku disuapin” jawabku bercanda

“Sini sini kusuapin” kata Alicia

“Mau donggg” kataku

“Pake kaki tapi” tambah Alicia

“Matamu” jawabku sinis, sambil aku mengambil makanan, “Awas, sapi minggir aku mau
makan”, sambil aku menyenggol Alicia dan hampir jatuh, aku tidak sengaja

“Rese lo ini mau makan aja” sahut Alicia kesal

“Bodo amat” jawabku sambil asyik makan.

“Gak lama pacaran lo anak dua ini, tiap hari rusuh” kata Alana

“Bodo” jawab kami bersamaan

“Dikit banget makanmu?” Tanyaku pada Alana

“Iya aku kan diet” jawab Alicia

“Ihhhhhh, jorok pake diet diet segala, nanti jelek kalo pipimu ga tembem lagi” sahutku

“Tapi kan aku tetap cantikkkkk” jawab Alicia


“Bacot” jawabku

Entah perempuan dari mana ini, bisa membuatku tidak pernah malu di depannya, dengan
kelakuan kurang ajarnya membuat kita berdua malah makin jadi sahabat dekat, mungkin mulai
terasa tidak hanya seperti sahabat.

“Pi, Ayok Kuantar pulang, udah mau sore” ajakku

“Namaku bukan sapi ya” jawab Alicia

“Terserah siapa namamu gembul, Ayok Kuantar pulang” ajakku sedikit memaksa

Sore sekitar jam 5 kita menyusuri jalanan, sembari sedikit cerita yang garing. “Bensinku mau
abis ini, ngisi bensin dulu yok” ajakku

“Ayok, lagian kalo sampe habis bensin ku tinggal kamu” jawab Alicia

“Kurang ajar” sahutku

Tidak terlalu panjang antrean di SPBU sore itu, Alicia pun tidak turun dari motor

“Full tank pak” kata ku sambil membuka tutup tangki bensin

“Dari nol ya mas” kata petugas SPBU

Setelah aku membayar, aku diberi uang kembalian oleh petugas SPBU dan tanpa sadar aku
memiliki beberapa uang koin di dompet, dan saat aku memasukkan uang ke dompet , uang koin
yang ada di dompetku tiba tiba tercecer jatuh.

“Krincinggg” suara uang logam jatuh tercecer

“Astaga” kataku kaget

Tak lama Alicia turun dari motor dan mengambilnya, dalam hatiku “ya ampun, memang gatau
malu anak ini” ya, aku bercanda, Alicia memang anak yang baik.

Aku sambil mendorong motor ke depan karena antrean dibelakang ku masih banyak yang
menunggu, “ayo pi” panggilku

“Goblok lo ini, bisanya aku mau ditinggal” jawab Alicia sambil memukulku

“Dibelakang panjang antrean, ya kali aku diam saja disitu” jawabku

“Gamau ngambil uang yang ke cecer lagi” gumam Alicia

“Kamu turun duluan sih ngambilin” jawabku sambil menertawainya


POV Alicia

“yaa!!! Woii!! Sapi!!” panggil Marshall sambil menarik-narik rambutku.

“kampret ini anak ya bener-bener” sahutku.

“ya habis, situ ngelamun terus” jawab marshall

“kenapa sih? Hah?”

Aku menatapnya sambil memperhatikan wajahnya.

“kenapa? Ganteng ya?” sahutnya sambil mengelus dagu.

Aku langsung memiting kepala Marshal.

“ampunn udah udah berentian, capek!!” setelah itu kami tertawa berdua.

Kenapasih? Tanya Loki.

Aku dan Marshall saling menatap.

“Kepooo” jawab kami bersamaan sambil tertawa.

Ya, ini lah kebiasaan kami berdua, selalu ribut, tetapi kalau salah satu hilang akan terasa sepi.

“ya, coba cek ig deh” sahut Alana

“kenapa?” jawabku

“coba deh cek, kamu di blok gak sama pacarnya Marshall?”

“Hahaha ia ini di block kenapa ya? Kenal aja kaga” sahutku

“ia, marshall itu denger-denger gak boleh deket atau temenan sama perempuan deh, ini buktinya
kita di block” Sahut kirana

“biarin aja, biar di rantai aja Marshallnya, sekalian tuh di masukin ke dalem ember, dibawa
kemana-mana.” Sahutku sambil tertawa.

Ya, mereka ini juga sahabatku. Alana dan Kirana. Dua makhluk manja yang mengelilingiku.
“aku tuh kesel ya gils, padahal aku tuh udah minta maaf dong, sama itu cewek udah whatss app
udah sms bahkan line. Eh tapi gak ada satu pun yang di balesdong, ngomong apa kek, jangan di
read aja” keluh rana.

Ya, I got this point.

Ternyata marshall minggu lalu pergi dengan Rana beli jam tangan untuk pacarnya.

“That was cruel” jawabku

“biarin aja, pacarnya juga posesif amat, songong juga. Orang udah minta maaf” jawabku
menenangkan Rana.
Mimpi atau Menghantui
“Vin, beli senar gitar yok, senar gitarku putus” ajakku ke Calvin, ya dia teman baru ku di
kampusku yang baru ini, dia gampang ber sosialisasi membuat dia mudah bergaul dengan teman
temanku di kampus lama.

“Pake saja 5 senar, nguji skillmu” jawab calvin

“Ga nyaman, lagian skillku juga udah terbukti” sahutku sombong

“Terbukti kacau pas kita manggung kemarin” jawab calvin sambil tertawa

“Eh, itu kamu ya yang lupa lirik, bisanya yang disalahkan skillku” jawabku sambil
menertawakan hasil manggung kemarin.

“Hahaahaha” tawa calvin menertawakan dirinya sendiri

Hal memalukan kali itu membuatku jadi kurang percaya diri lagi untuk manggung nampil di
depan banyak orang.

Malam itu aku masih terjaga padahal sudah jam 2 dini hari, entah kenapa malam itu susah tidur,
perasaan tak enak menyelimuti, akhirnya aku tertidur jam 3 pagi, dan jam 5 pagi aku mendapat
telepon dari mama.

“Kringgggg” suara ponsel ku berdering

“Halo, ma kenapa Nelpon pagi2?” Tanyaku sedikit kaget

Ternyata aku mendapat kabar bahwa nenek ku meninggal dunia, aku sedikit kaget, dan
memutuskan untuk pulang hari itu juga. Tetapi entah setan dari mana yang membisikkan ku
untuk tidur lagi, akhirnya aku terbangun jam 9 pagi dengan panik.

Aku buru buru mandi dan siap siap untuk berangkat, calvin sampai terbangun mendengarkan
keributanku.

“Mau kemana Shall pagi pagi” tanya calvin

“Pagi matamu, sudah setengah 10 dibilang pagi” jawabku

“Masih pagi ini, buktinya aku baru bangun” jawab calvin sambil menarik selimut
“Aku mau pulang” kataku singkat ke calvin

“Ngapain, kok mendadak banget?”

“Aku dapat kabar duka dari rumah, harus pulang hari ini aku” jawab ku buru buru

“Loh ada apa Shall” tanya calvin kaget

“Nenek ku meninggal tadi subuh, aku dikasih kabar jam 5 tapi aku malah tidur lagi, kayaknya
udah mau di makamkan ini” jawabku

“Innalillahi, hati hati lo Shall, salam buat keluarga dirumah” pesan calvin

“Oke aku otw dulu yak” pamit ku sambil tancap gas motor

Aku memacu motorku tidak terlalu laju, karena aku tahu pasti aku tidak akan sempat untuk
mengikuti pemakaman, jadi aku pelan pelan membawa motor, sampai akhirnya jam 2 aku baru
sampai rumah dan aku langsung ke rumah nenek ku.

Setelah dari makam dan kirim doa dirumah nenekku, aku kembali ke rumah untuk
mengistirahatkan badan, ya aku merasa lelah, seharian ga ada istirahat.

Aku menarik selimut dan mau tidur, tak lama terbayang wajah seseorang. Ya, itu Alicia, sangat
lama aku sudah tak bertemu Alicia, mungkin aku sedang rindu.

“Plak” aku menampar pipiku, “Shall, itu pacar orang, kenapa kamu bayangin bego” gumamku
dalam hati.

Entah apa yang ada di pikiranku, tiba tiba Alicia menghantui pikiranku, oke aku harus tidur, aku
butuh tidur.

“Ngeeenggggg” suara mobil balap

Ya, aku sedang mengendarai Ford Focus, di kejuaraan Rally, aku sedang memacu mobil dengan
lajunya, aku sedang fokus mendengarkan navigator di sebelahku, saat aku memasuki trek aspal
aku melihat seseorang menonton ku balapan. Aku sedikit kaget dan menengok ke arah belakang
dan tanpa sadar melepas injakan gas.

“Right 5 over crest”

“Left 3 don’t cut”

“100 Right 1 tidy inti Left 2”

“300 double caution jump”

“300 double caution jump”


“300 double caution jump”

Navigator atau Co driver ku sampai menyebut 3 kali karena aku melepas gas, akhirnya dia
teriak, “Marshall, 300 double caution jump”.

Aku terkaget dan akhirnya mobil kami tidak melewati lompatan dengan mulus dan terjadi crash.

“Crash dari pembalap bernomor 15 kita, yang membawa mobil Ford, Marshall tidak sukses
melewati loncatan pada tikungan ke 3” suara dari komentator

Akhirnya aku keluar mobil dan melepas helm, sambil berlari menghampiri seseorang yang
kulihat saat di lintasan.

“Hey, kamu ngapain disini?” Tanyaku

Ya, dia Alicia

“Aku hanya ingin menonton kamu balapan, kenapa bisa crash?” Tanya Alicia

“Aku kurang fokus, dan itu tikungan yang rawan” jawabku

Tak lama aku mendengar Teriakan

“Marshallll, cepat bangun nak, sudah siang” teriak mamaku

“Kampret” gumamku dalam hati, mimpi apa aku barusan

“Iya ma” teriak ku pada mama

Aku masih bertanya tanya, kenapa aku bisa mimpi seperti itu. Bukan, bukan karena aku mimpi
balapan, itu sudah biasa, tapi kenapa aku bisa memimpikan Alicia.

Aku tak ambil pusing, aku anggap itu hanya bunga tidur.

Suasana duka masih menyelimuti rumah nenek, itu hari kedua setelah nenek pergi. Aku masih
beres beres rumah nenek dan bantu bantu merapikan yang lainnya bersama sepupu sepupuku.

“Le, istirahat aja sudah malam, biar Mbah aja yang beresin” kata adik dari nenek

“Iya Mbah, sekalian mau pamit, besok pagi aku sudah berangkat lagi” kataku ke Mbah

Aku akhirnya pulang berama mama dan papa. “Ma, besok aku berangkatnya jam 8 aja, ngantuk
dijalan kalo terlalu pagi” kataku

“Asal ga buru buru saja kamu” jawab mamaku

“Iya ma” sembari aku masuk kamar beranjak tidur


Lampu kamar sudah ku matikan dan kamarku sangat gelap, dan aku tertidur lelap, sampai jam 2
aku sedikit terbangun. Mungkin aku sedikit mengigau, hehehe.

“Hah, siapa di sebelahku ini” tanyaku dalam hati, kenapa dia memegang erat taganku

“Hey” sambil aku membelai rambut panjangnya, tapi kenapa terasa kasar

Tak ada jawaban apapun, aku masih bingung sambil mencoba membuka mataku dengan benar.
Ternyata hanya guling di sebelahku, tapi kenapa sangat mirip dengan Alicia. Pasti pikiran alam
bawah sadarku sedang berulah lagi ini.

“Kenapa ada Alicia lagi dimimpiku” tanyaku dalam hati,

“Kenapa aku ini?” Aku masih bertanya tanya,

Sampai jam 2.30 akhirnya aku memutuskan untuk tidur lagi, “Ah besok bangun pagi, aku harus
tidur” kataku dalam hati

**********

“BMW 16 Roda” teriak ku saat tidur

Nelson sontak kaget, “Kenapa Marshall?” Tanya Nelson kebingungan

“Ah ngigau lagi pasti ini” kata Nelson

Ya, Malam itu aku tidur bersama Nelson, dia saksi ku saat aku mengigau, hahaha.

Terdengar keributan diluar kamar, aku pun keluar. “Pada ngapain kalian?” Tanyaku

“Ayok ikut main trampolin” jawab David

Disitu ramai sekali, tak luput ada Alicia disitu. Kita main trampolin sambil hujan hujanan. Aku
masih merasa bingung, kenapa ada Alicia lagi disini.

“Tettt tet tetetttttt tettt tetttt tettttt” suara sountrack avenger terdengar, ya itu alarmku

Aku terbangun kebingungan lagi kenapa selalu ada Alicia di mimpiku selama 3 malam ini, aku
benar benar tidak paham lagi.

Mimpi itu pun berlanjut hingga 5 malam berturut turut, membuatku merasa semakin di hantui.
Aku masih bingung dengan maksud mimpi mimpi itu, sampai saat aku pulang dari kuliah dan
melihat banyak teman temanku dikamar. Ada Loki, Alana, Kirana, Randa dan juga Alicia.
Mereka mencoba untuk mengerjai ku.

“Wehh, kok pada tidur” sahutku baru masuk ke kamar

Mereka masih tetap aja pura pura tidur, dan sampai aku membanting tas ku ke punggung Alicia,

“Woy bangun woy, pura pura tidur segala lagi” tanganku tak henti henti memukuli Alicia.
Sampai terdengar gelak tawa dari mereka semua.

“Hahahahahahahah, bisanya Alicia yang di bully” kata Randa sambil menertawai Alicia

“Kangen ya sama Alicia , sudah lama ga ketemu” sahut Alana

“Masih aja rese sama aku, aku saja yang dipukuli dari tadi” gumam Alicia

“Biarin, kamu enak diusilin soalnya” jawabku sambil tertawa

Ya, setelah beberapa bulan aku tidak bertemu Alicia, itu pertama kali kita bertemu lagi. Tugas
tugas kampusku yang banyak memang menghalangi waktuku untuk bertemu Alicia dan
kebetulan dia juga beberapa bulan terakhir tidak pernah ke kontrakan ku.

“Mending kamu tulisin laporanku deh” kataku kepada Alicia

“Enak aja, bayarrr” jawab Alicia

“Iya iyaa, tenang ku bayar , pake CINTA DIBAYAR TUNAI” jawabku sambil tertawa

“Prettttt” jawab Alicia

“Bantuin yaa, aku minta tulisin 3 lembar aja, sisanya aku yang tulis” rengekku ke Alicia

“Iyaa iyaa, mana sini kutulisin” minta Alicia

“Nah, yang ini ya” jawab ku

Sembari menunggu Alicia aku pergi ke minimarket membeli camilan,

“Tadaaaa, Persembahan untuk Kanjeng Putri” kataku pada Alicia sembari memberikan Cornetto
Matcha ke Alicia

“Nah gitu kek, dikasih sajen” jawab Alicia sambil tertawa

“Jangan lupa kewajiban tapi ya, hahahah” ledek ku pada Alicia

“Ciyee Ciyee dikasih es krim” ledek David

“Es krim saja lo, lebay juga ini” jawabku


*******

Jam 1 malam di dapur malam itu, aku sedang duduk duduk sama teman teman yang lain, ada
David, Loki, Andre, Al, dan Zafran.

“Zaf, aku kok mimpiin Alicia ya beberapa hari ini” kataku pada zafran

“Ah mimpi aja itu, biasa” kata Zafran

“Tapi kok sudah 5 malam ini ya, kayak dihantuin gitu” jawabku

“Kangen itu shall, pengen kayak dulu” kata David

“Memang kalian dulu sedekat apa sih, kok aku gak tau” tanya zafran

“Dekat banget” jawab David

“Sok tau kamu vid” sahutku

“Mending kamu cerita saja ke dia” saran Zafran

“Ya kali, aku cerita gitu, dikira gila aku tiba tiba cerita gitu” jawabku

“Hubungin aja, kangen kamu itu” saran David

“Gatau lah, liat nanti” jawab ku

Aku masih bertanya tanya maksud mimpi itu, dan setelah mimpi itu aku bertemu dengannya, aku
makin bingung. Dua malam selanjutnya aku tidak memimpikannya lagi, sampai akhirnya di
keesokan malamnya aku memimpikan lagi, aku semakin kebingungan.

Grup Idioters

Randa : Malam minggu kemana nih?

Alana : Aku lagi di Starbucks

Kirana : Lagi Pacaran dong

Randa : Kambing kalian Gak ngajak

Alicia : Gabut dirumah


Marshall : Free kah Pi?

Alicia : Kenapa, Mau jemput ngajak jalan kah?

Marshall : Males kamu Gak mandi

Alana : Ciye, jalan jalan jalan

Di pertengahan keributan Randa men share video anak kecil yang bar bar, sontak aku membalas
nya

Marshall : Anak Alicia ini, sama bar bar nya hahahahaha

Kirana : Ngakak anjerrrr

Alicia : Memang kamu mau jadi bapaknya @marshall

Alana : Mau mau mau

Aku asyik ribut di grup walaupun malam itu aku sedang duduk duduk bersama teman temanku di
dapur, tak lama Loki menyeletuk

“Weh ada apa di grup idiot Shall?” Tanya loki sambil tertawa “ada yang mau kayak dulu lagi
Ciye Ciye”

“Ciyeeee, Ehem Ehem” David menambahi

“Ah kalian ini” jawabku

“Jemput sudah, itu nah di kodein sudah” suruh Loki sambil tertawa

“Gak ah, sudah malam” jawabku

~Kata orang mimpi itu bunga tidur, apakah setelah ada bunga akan menjadi buah~
Studi Ekskursi

“Eh kamu kloter berapa?” Tanya Arga

“Kloter ke tiga aku” jawab David

“Anjir, aku berangkat duluan, sendirian lagi” kata Arga

“Kamu extend kan, ntar kita pulang bareng, liburan aja dulu di Bandung” kata Nelson

“Ahh, kalian mau ninggalin aku sendiri disini” kataku

“Siapa suruh kamu pindah kampus kemarin” jawab David

“Ah namanya sudah jalannya” jawab ku

Mereka seminggu lagi akan berangkat ke Bandung , mereka studi ekskursi disana selama
seminggu, ya itu belum ditambah waktu mereka extend liburan disana, pasti aku bakal ditinggal
sendirian.

Alicia POV

“Ting” notifikasi line masuk ke ponselku

Eh lis, kamu extend ga nanti studi ekskursi

Pesan singkat dari Marshall, aku langsung berpikir, kenapa tiba tiba dia chat aku, tanpa alasan
tiba tiba dia ngechat. Entahlah, mungkin dia hanya ingin tahu.

Engga Shall, langsung pulang aku

Jawaban singkat pesan kukirim ke Marshall

Entah dapat bisikan dari mana aku tiba tiba ngechat Alicia,

“Ciye chattingan” ledek zafran tiba tiba saat liat ponselku

“Ah rusuh kamu” jawabku

“Eh eh, dia ga extend loh” kata zafran

“Lah terosss ?” Tanyaku

“Jemputin lah nanti” kata zafran


“Thanks lo sarannya, ohiya kalian berangkat kapan?” Tanyaku ke zafran

“Senin pagi harus sudah di bandara” jawab zafran

“Oke Kuantar kalian nanti” jawabku

Aku setiap hari jadi chattingan dengan Alicia, ya sekedar basa basi. Terlihat sangat akur apabila
di chat, tapi kalau sudah ketemu pasti rusuh, masih seperti 2,5 tahun yang lalu. Hari jum’at aku
memutuskan untuk pulang, seperti biasa aku mengendarai motor.

“Ma, aku besok balik bawa mobil ya” pintaku

“Tumben ingin bawa mobil, biasanya juga ga mau disuruh bawa mobil” jawab mama

“Gapapa, lagi ingin aja ma, musim hujan juga” jawabku

“Bawa aja, dirumah juga ga ada yang pake, papamu asyik sama mobilnya sendiri itu” kata mama

Yup, akhirnya aku kembali ke kontrakan membawa mobil, biasanya aku satu semester sekali saja
aku mau bawa mobil. Dan sampai aku mengantarkan teman temanku ke bandara dan akhirnya
aku ditinggal sendirian di kontrakan itu.

“Pi, kamu kapan balik”

Isi chat ku ke Alicia

“Besok malam deh Shall” jawab Alicia

“Besok ku jemput yak” balasku

“Ah ngerepotin, besok aku malam juga nyampenya” jawab Alicia

“Udah, aku juga Free kok ntar ku jemput pokoknya” balasku paksa

“Iyaa deh iyaa” jawab Alicia

Bukan tanpa alasan aku membawa mobil, karena aku memang pengen ngajak Alicia jalan
nantinya, karena aku tahu jadwal kita berbeda, belum lagi terhalang cuaca, jadi lebih baik aku
pakai mobil, cuaca tidak bisa jadi alasan buatku. Hahaha memang sedikit licik.

“Astaga delay 2 jam lagi”

Pesan singkat masuk ke ponselku dari Alicia

“Jam 11 dong kamu baru flight?” Tanyaku

“Iyaa, hpku mau mati lagi, aku lupa bawa Charger” jawab Alicia
“Aku minta kode penerbangan mu aja deh, ntar biar aku bisa cek mana tau hpmu mati” pintaku

“JT 567, itu kode penerbangannya” jawab Alicia

“Kalo sudah mau flight kabarin ya” pesanku

“Sudah jam 12 kok dia ga ngabarin ya, wah jangan jangan mati hpny” gumamku dalam hati

Akhirnya aku mengecek penerbangan dengan kode JT 567, ternyata pesawat it sudah flight dari
setengah jam lalu. Butuh waktu satu setengah jam lagi untuk dia landing. Jam 1 aku memutuskan
untuk pergi ke bandara.

Aku duduk menunggu di terminal kedatangan

“Ting” pesan masuk

“Shall, aku sudah di bandara ini, baru landing” Isi pesan dari Alicia

“Iya, aku sudah di terminal arrival ini, kusiapin karpet merah buat nyambut kamu” jawabku

“Ahh lebay juga” jawab Alicia

“Kok lama sih” aku tak sabar

“Aku masih tunggu bagasi Bambang” jawab Alicia kesal

“Ohiya, pakai bagasi segala, kayak banyak saja lagi bawaan” balasku

Tak lama kemudian terlihat wanita menyeret koper menggunakan jaket berjalan ke arahku, ya itu
Alicia, aku sudah menunggu dari tadi.

“Gubrak”

“Eh eh eh” Alicia tersandung hampir jatuh

“Kan baru sampe saja sudah mau celaka, hobi betul kecelakaan” kataku pada Alicia

“Sembarangan” jawab Alicia

“Sini ku bawaan kopermu” pintaku pada Alicia

Alicia hanya bingung melihatku, agak sedikit bengong entah apa yang dipikirkan nya.

“Ayok sapi, sudah jam 2 malam ini, malah bengong” ajakku

“Santai saja kali, cape juga aku” jawab Alicia

“Mau ku gendong kah?” Ledekku pada Alicia


“Gendong saja itu koperku, aku bisa jalan sendiri”jawab Alicia sinis

Kita sambil berjalan ke parkiran kemudian keluar dari bandara

“Loh kamu kok gak belok, kan rumahku disana” tanya Alicia

“Bentar aja, kamu lapar kan?” Jawabku

“Kamu mau culik aku ya?” Tanya Alicia sinis

“Rugi nyulik kamu, ga ada untungnya” jawabku

“Terus mau kemana?” Tanya Alicia

“McD dulu yok, lapar kan sekalian makan McFlurry, lama banget kan ga kesana bareng kita”
ajakku

“Ayok saja dah” jawab Alicia

“Kamu Gapapa kan pulang jam segini?” Tanyaku memastikan

“Gapapa, kan sama kamu jalannya, dibolehkan aja” jawab Alicia

“Lain kali ku culik Ahh, kan Gapapa kalo sama aku” ledekku

“Matamu” jawab Alicia

Aku masih sendirian di kontrakan, teman temanku masih 3 hari lagi baru pulang. Diantara
mereka semua hanya Alicia yang baru pulang, hanya dia temanku yang sudah pulang.

“Gimana semalam?” Chat dari Al

“Apanya?” Balasku balik bertanya

“Jadi jemput ga?”tanya nya lagi

“Jadi dong” jawabku

“Puas puasin sana berduaan, mumpung kita belum balik ngerusuh” ledek Al

“Ah lagian mau kemana juga, bingung aku” balasku

“Kemana kek?” Jawab Al


Akhirnya aku berpikir untuk mengajak Alicia hang out, benar juga usul dari Al selagi mereka
belum balik, hanya itu waktuku bisa berdua dengan Alicia, aku hanya masih penasaran dengan
mimpi mimpi yang menghantui ku beberapa waktu lalu.

Kebetulan malam ini malam minggu, sepertinya waktu yang pas buat mengajak Alicia, akhirnya
aku menelponnya, “tut tut”

“Halo?” Jawab Alicia

“Dimana pi?” Tanyaku

“Dirumah ini, kenapa?” Tanya nya balik

“Free ga? Mau ngajak keluar ini” Ajakku

“Mau kemana?” Tanya Alicia

“Kemana kek, daripada malam minggu dirumah aja” Jawabku

“Sembarang aja dah, ngikut aja” Jawab Alicia

“Tunggu ya, aku otw jemput” kataku

Aku pun siap siap menjemput Alicia, dan sesampainya didepan rumah Alicia dia masuk ke
dalam mobil,

“Tadaaa” teriak ku

Alicia memperhatikan ku dan sedikit terdiam “Pink?” Sambil dia keheranan

“Pinky boy” aku jawab sambil tertawa, Karena aku mengenakan hoodie pink saat itu

“Belum waras juga otak mu ya?” Ledek Alicia

“Memang cewek aja yang boleh pakai pink?” Tanyaku sinis

Hangout pertama ku selama kita berdua kenal, biasanya kita kalo pergi pasti rame rame, tidak
pernah hang out berdua. Ya kita sudah kenal hampir 3 tahun.
Hobi Kecelakaan
Semenjak aku kenal Alicia, aku memang tahu kalo dia anak yang benar benar ceroboh, apapun
yang dikerjakannya hampir setiap saat terjadi accident.

Malam itu hari Jumat, aku sedang main PES dengan Nelson, Andre, dan Zafran, tak lama aku
melihat ada notifikasi masuk di line

Alicia : Shall, laptopmu kamu pake ga?

Marshall : Kapan kamu pernah liat laptop itu ku pakai?

Alicia : Aku mau pinjam besok, laptopku masih di service

Marshall : Pakai aja, kalo sama aku ga pernah ku pakai itu

Alicia : Besok pagi ku ambil ya

Marshall : Iyaaa

Alicia : Makasih Ganteng

Marshall : Aww Tumben dibilang Ganteng

Alicia : Jiji

Marshall : Kampret

Aku lanjut sibuk dengan PES ku, Tak perduli aku mau tidur jam berapa toh besok juga aku libur,
sampai akhirnya mataku mulai menyerah,

Sambil mengucek mata “ndre, mataku mulai capek” merasakan kelopak mata yang semakin
berat

“Udahan yok, ngantuk” Andre sambil melihat jam di ponsel nya, tepat jam 3 pagi

*******

Jam 7 pagi aku masih terlelap, begitu juga zafran di sebelahku, dia memeluk guling yang
dipenuhi dengan iler iler nya, guling yang setia menemani dia tidur walaupun tak pernah dijemur
apalagi dicuci

Tak lama terdengar suara motor terparkir di depan kontrakan, aku masih berat untuk membuka
mata. Ternyata Alicia datang, dan benar dia sudah bisa mengendarai motor, walaupun seminggu
yang lalu dia habis kecelakaan, wajar untuk orang seceroboh Alicia.

“Shalllllll” teriak Alicia dari luar, padahal dia baru membuka pagar “Bangun woy”
Mataku sedikit terbuka melihat Alicia berdiri di depan pintu kamarku yang tak tertutup

“Kenceng banget teriak teriak” keluhku melihat Alicia

“Biar kalian bangun, jam segini masih tidur” gumam Alicia sambil menurunkan tas, “mana
laptopmu?”

“Itu depan TV” kataku sambil menunjuk malas

Tak lama terdengar suara Randa dan Kirana datang, mereka juga akan pergi ke kampus,

“Woy bangunnn” teriak Randa sambil memeluk ku di selimut

“Homo anjir” teriakku, “ke kampus sana, weekend kok ngampus”

“Gaya betul” sahut Randa “Yaudah, kita pigi dulu, Samlekomm”

“Salam yang benar coba” jawabku sambil menarik selimut lagi

Mereka pun pergi ke kampus, Kirana boncengan dengan Randa, dan Alicia mengendarai motor
sendiri. Aku masih ingin tidur walaupun sudah susah untuk melanjutkan tidur. Tak lama tangan
zafran memeluk ku sampai aku kaget

“Kenapa sih zaf” sambil aku menoleh melihatnya “ya ampun masih ngorok ternyata”

“Ngokkk” suara zafran ngorok

“Ilermu zaf” sambil aku melempar tangan yang memeluk ku

Dari luar terdengar motor datang, tak lama dengar suara teriakan, “Shall, shallll” seketika aku
panik dan berdiri menghampiri, ada randa datang membawa motor Alicia.

Celaka dalam hatiku

“Kenapa ran? Ada apa?” Tanyaku panik

“Alicia di tabrak truk” jawab randa panik sambil mengantar motor alicia yang rusak ke
kontrakanku

“Terus, gimana keadaannya Alicia?” Tanyaku panik

“Gapapa dia, masih kuat lanjut ke kampus kok” jawab randa

Jawaban randa membuat panik ku berkurang, aku hanya memperhatikan motor Alicia yang rusak
dan sedikit cemas, pasti Alicia mengalami beberapa luka, padahal minggu lalu baru saja dia jatuh
dari motor.

“Shall” suara Alicia memanggil


“Gimana, laptopku rusak kah?” Sedikit candaan ku untuk Alicia

“Aku jatuh, masih saja mikirin laptop” jawab Alicia sinis

“Lah kan kamunya ga kenapa kenapa” jawabku sambil tertawa kecil

“Gapapa matamu, banyak nya luka ini, ku lempar laptop juga ga lama kamu” jawab Alicia
mendengus ke arahku sambil menurunkan barang barangnya dari tas.

Manusia kurang ajar macam apa liat aku jatuh masih memperdulikan laptop nya

Dasar manusia ga berperasaan , Marshall memang kurang ajar

Dalam hati Alicia

“Shall” panggil Alicia sedikit merengek seperti bocah

“Kenapa?, pengen ku gendong Kuantar pulang kah?” Tanyaku balik dengan sedikit meledek

“Motorku gimana nah?” Tanya Alicia sedikit kebingungan

“Itu rusak dikit aja, ntar ku pesanin part nya tinggal kamu bayar” jawabku singkat

“Ini ga apa apa kan kunaikin motornya?, masih bisa kan?” Tanya Alicia ragu dengan kondisi
motornya

“Gak apa apa lah, kan Cuma di naikin, coba saja naik” jawabku meledek

“DI KENDARAIN MAKSUDNYA BAMBANG” Alicia gerigitan sambil menoyor kepalaku

“Aduh” sambil meringis kesakitan “Bisalah, motormu loh masih utuh” jawabku sambil
memegang kepala

“Baikin yahhh” Rengek Alicia sambil menarik narik tanganku

“Bayarrr dulu” sahutku sambil tertawa

“Berapa sih berapa ?” Tanya Alicia balik

“Ga mahal kok, hehehehe” jawabku meledek

“Ku bayar pakai hati mau ga?” Tanya Alicia makin meledek

“Ah hati pahit, aku lebih suka ampela” jawabku


“Sangkamu aku ayam apa ada ampela nya” Tanya Alicia sambil menoyor kepalaku balik “dasar
dikasih hati minta ampela”

******

Marshall : Eh sapi, part motormu sudah datang, bawa kesini motormu

Alicia : Iyakah?, nanti siang

Marshall : Jangan jatuh lagi kesininya

Alicia : Iya ceriwis

Alicia selalu menganggapku cerewet, padahal memang dia yang terlalu ceroboh sehingga
membuatku lebih cerewet ke dia.

Surabaya,

Hiruk pikuk lalu lintas di Surabaya membuatku menjadi lelah, panas yang menyengat membuat
ku pusing dan membayangkan aspal jalan itu seperti tumpukan kasur yang sangat empuk untuk
ditiduri.

“Drrtttttt” suara getar ponselku di Dashboard mobil

Zafran : Shall, sudah tahu belum Alicia kecelakaan ?

Marshall : Ya ampun kenapa lagi dia?

Zafran : Gak tau kabarnya tangannya patah

Marshall : Ah yang bener, kecelakaan nya bagaimana

Zafran : Gak tahu juga aku, ini baru mau pergi ke rumah sakit

Perasaan ku gelisah setelah mendengar kabar itu, aku tidak fokus lagi menyetir mobil, apa yang
sudah terjadi dengan Alicia sampai sampai tangannya patah, benar benar kabar yang mengerikan.

Aku menarik kembali ponselku, mencoba untuk menelepon Alicia, tapi tidak juga diangkat,
“Aghhhhh” sambil aku memukul setir mobil merasa benar benar tidak tenang

Aku mencoba untuk chat Alicia tapi tak kunjung ada balasan, perasaanku semakin gelisah

“Drtttttt” ponselku bergetar lagi

Alicia : Aku di RS Shall


Marshall : Kamu kenapa, kok katanya sampai tanganmu patah

Alicia : Hehehe

Marshall : Bukan waktunya bercanda mbul

Alicia : Kelingkingku retak, bukan tanganku yang patah

Marshall : Ya ampun, kenapa bisa retak?

Alicia : Tadi waktu aku mau pergi tanganku ke jepit pintu

Marshall : Memang sudah hobi ya kamu kecelakaan

Alicia : sembarangan

Aku sedikit tenang mendapat kabar dari Alicia ternyata kecelakaan nya tidak terlalu parah,
walaupun sampai kelingkingnya retak

Memang sudah menjadi kebiasaannya, keteledoran nya itu sudah mendarah daging, kecerobohan
nya juga parah, sampai sampai terkadang dia disebut dengan destroyer

******

“Shallll” teriak Alicia dari luar rumah kontrakanku

“Uyyy, masuk dulu coba masih jauh juga” sahutku dari dalam kamar

“Tanganku luka” Jawab Alicia sambil memegangi pergelangan tangannya

“Ya Allah kenapa lagi” tanya ku sambil menghampiri dan melihat kedua tangannya yang
berdarah “kamu jatuh lagi dari motor” tanyaku

“Hehehe” Alicia meringis sambil menatapku

“Kebiasaan kan” sambil aku menoyor kepalanya, “Ayok kita ke apotek dulu, beli kapas sama
alkohol buat Bersihin luka mu”

“Eh, ganti dulu celanamu” suruh Alicia sambil menunjuk kolor ku yang berwarna oranye

“Kelamaan, naik mobil juga kok” jawabku sambil berjalan masuk ke mobil

“Jiji aku liat kolor oranye mu” Alicia sambil melihat ke arah kolorku

“Dari pada tanganmu yang jadi warna Oranye gara gara luka itu” jawabku sinis

“Kamu tu kebiasaan ya, bulan ini sudah berapa kali kamu jatuh dari motor” omelanku sambil
mengobati luka luka di tangan Alicia “sudah tinggal di plester aja ini”
“Katanya kamu mau pulang” Tanya Alicia

“Nanti dulu, luka mu saja belum beres” sambil aku melilit perban di tangan Alicia “Kalo sudah
selesai ku perban, kamu bantu aku lipatin baju bajuku yang mau kubawa pulang”

“Sialan, dijadikan babu aku” jawab Alicia sinis

“Gapapa kan kamu mirip inem” ledekku sambil tertawa

“Kampret kan” Alicia balik menoyor kepalaku

Tepat dihari aku mau pulang, Alicia kecelakaan lagi membuatku makin tidak percaya dengan
nya untuk mengendarai motor lagi.

“Liburan kali ini cepet ya rasanya” kata zafran

“Aku ngerasanya kok lama ya” Jawabku

“Iya lah, kan kamu libur duluan” jawab zafran sedikit jengkel dengan ku

“Kalian sih lambat banget libur, berbarengan lagi masuk nya sama aku” ledekku pada teman
teman ku yang liburnya hanya sebentar

“Shalll” suara panggilan Randa dari luar “Alicia jatuh lagi”

“Kenapa lagi, baru masuk kuliah lo ini” sahutku sambil berjalan keluar sedikit panik dengan
keadaan Alicia

“Baikin motorku” pinta Alicia dengan muka sok memelas

“Buka bengkel aku Gak lama disini” jawabku sambil menggaruk garuk kepala

“Baikin yahh, pangeran ganteng” Alicia sok sok kalem menarik tanganku

“Iya iya” sambil aku coba mengecek motornya “kamu ada luka Gak ?” Tanyaku

“Memar saja kayaknya” jawab Alicia

“Kenapasih kok bisa jatuh lagi” tanyaku penasaran

“Ditabrak dari belakang, hehehe” jawab Alicia sambil tersenyum merasa tak bersalah

“Mulai sekarang Gak boleh jatuh jatuh lagi” sahutku pada Alicia

“Capek ya Baikin motorku” tanya Alicia polos

“Bukan masalah motor, nyawamu Cuma satu kalo mati gabisa hidup lagi” jawabku

“Terus kerjaanmu apa dong kalo ga Baikin motorku” ledek Alicia


“Kamu kira aku pengangguran?” Jawabku sinis, tak lama terdengar gelak tawa antara kita berdua

~Yang paling penting di dunia ini adalah bukan seberapa tinggi ilmu yang kamu punya, tapi
seberapa bermanfaat ilmu yang kamu punya~
Cat Kuku
“Eh ran, ke kontrakan Marshall saja yuk, bete mau pulang” ajak Alana sepulang kampus

“Ayok, sama Alicia juga kita kesana” Jawab Kirana

“Eh eh, tapi gimana kita kesana?” Tanya Alicia kebingungan “kan motor Cuma satu, Alana tadi
datang diantar”

“Gonceng tiga aja hahaha” jawab Alana

“Yakin?” Tanya Kirana “Ga pakai helm lagi, hahahaha”

“Gapapa, biar kayak cabe cabean” jawab Alicia

“Kamu ya yang bawa motor” Kirana menyodorkan kunci motor ke Alicia

“Kalian mau sampe kontrakan Marshall, atau mau sampe ke rumah sakit?” Tanya Alicia sambil
me tertawakan dirinya sendiri

“Haha, naik motor sendiri saja jatuh kamu” Kirana makin meledek Alicia “siapa jadi yang bawa
motor ini, aku ga berani”

“Mau siapa lagi, sini kuncinya” jawab Alana dengan muka datar karena tidak ada lagi pilihan
jadi harus dia yang bawa motor

Di sisi lain

“Ndre, nganggur kan?” Tanyaku

“Kenapa?” Tanya Andre sambil memegangi ponsel nya sejak tadi

“Masukin mobilku ke garasi nah” ledekku sambil menyerahkan kunci “aku masih capek” sambil
tertawa dalam hati

“Mau mobil itu kumasukin garasi atau bengkel?” Tanya Andre merasa bahwa ia sedang dihina
sambil tertawa “hahahahaha”

Akhirnya aku sendiri yang meraih kunci mobilku dan memasukkannya ke dalam garasi, tak lama
terdengar suara gelak tawa yang lumayan nyaring dari arah jalan mau datang ke rumahku.

Ya, mereka bertiga sangat ribut menertawai diri mereka sendiri sampai dia berhenti di depanku

“Kalian gila ya gonceng tiga ga pakai helm?” Tanyaku pada mereka yang masih tertawa

“Ide nya Alana ini” jawab Alicia sambil tertawa “ kita dijadikan cabe cabean”

“Gila kalian” jawabku sambil bingung menggaruk kepala heran dengan kelakuan mereka
“Hahahahahahaha” mereka masih tertawa seperti orang gila

*****

Waiting for you

Call i’m sick

Call i’m Angry

Call i’m desperate for your voice

I’m Listening to the song we used to sing in the car

Do you remember butterfly, early summer

It’s playing on repeat

Just like when we would meet, like when we would meet

Sembari diiringi petikan petikan gitar dari tanganku, dan menyanyikan lagu secondhand
serenade, tak lama terdengar suara ikut menyanyikan lagu itu

I was born to tell you I love you

Suara Alicia membuatku berhenti bermain gitar

“Kok berhenti sih, baru juga aku nyanyi?” Tanya Alicia sedikit merengek

“Malas ah, kamu ikut nyanyi” jawabku sambil tertawa dalam hati

“Rese Ahh” jawab Alicia sedikit cemberut

Aku keluar kamar dan menghampiri mereka bertiga yang sibuk sendiri entah apa yang
dikerjakan,

“Ya ampun” kataku sedikit kaget

“Kenapa?” Tanya Alicia sinis

“Kamu ngecat kuku kayak ngecat pintu” sahutku tanpa berpikir sama sekali

“Sembarangan” jawab Alicia

“Sini sini, hapus dulu itu, habis itu aku yang cat kan kukumu” sembari aku meraih tangan kiri
Alicia dan memperhatikan hasil cat kuku yang hasilnya tidak rapi sama sekali “ngecat kuku saja
gabisa, cewek macam apa kamu?” Ledekku pada Alicia

“Itu sudah rapi ya” jawab Alicia tak mau kalah


“Rapi jidatmu” jawabku sambil menoyor kepala Alicia “kamu ga pernah pakai cat kuku kah?”
Tanyaku pada Alicia

“Sering ya aku pakai cat kuku”

“Sering tapi tetap saja hasilnya jelek” jawabku sambil aku mengecat kuku tanganku sendiri
sembari menunggu Alicia menghapus hasil cat kuku nya yang sama seperti hasil tukang
mengecat pintu rumah,

“Ya ampun cucoknya kamu pakai cat kuku warna ungu Shall” sahut Kirana yang melihatku
sedang mamakai cat kuku

“Ga waras ini orang” sahut Alicia

“Walaupun aku pakai cat kuku, aku masih laki ya, ga homo” jawabku meledek mereka “pasti
kamu mikir aneh aneh kan” sambil memandang sinis Alicia

Akhirnya aku menyelesaikan kuku tangan ku yang ku cat, dan mengeringkan nya, sambil melihat
Alicia yang masih sibuk menghapus cat di kukunya yang seperti pintu.

“Nah, sudah selesai” Alicia menyodorkan tangannya kepadaku sambil menaruh dagu di atas lutut

“Mau warna apa?” Tanyaku pada Alicia

“Ungu aja, sama kayak yang kamu pakai” jawab Alicia

“Jangan begitu ngelihatin aku, aku tahu aku ganteng” ledekku pada Alicia yang memperhatikan
caraku mengecat kukunya.

“Ihh ke ge er an” sahut Alicia sinis sambil membuang muka

Aku pelan pelan mengoleskan kuas ke kuku tangan Alicia, sedangkan Alicia sibuk ngobrol
dengan Alana dan Kirana, sampai dia tak sadar menggerak gerakkan tangannya.

“Kan, salah kuas jadi kena jari” omel ku pada Alicia “coba Diam nyet jangan gerak terus”

“Ah kamu sama aja gabisa ngecat kuku” sahut Alicia sinis

“Sapi memang ini dikasih tau” omel ku balik ke Alicia

~Kuku yang panjang itu indah, tapi akan sakit apabila patah~
Gitar dan Lagu
And when the daylight comes I’ll have to go

But Tonight i’m gonna hold you so close

‘Cause in the daylight we’ll be on our own

But tonight I need to hold you so close

Ooh whoa, ooh whoa, ooh whoa

Ooh whoa, ooh whoa, ooh whoa

Suaraku dan suara Alicia bernyanyi bersamaan menyanyikan lagu Maroon 5 yang berjudul
daylight, ya Alicia bernyanyi menggunakan suara 2. Baru kali ini aku merasa memiliki partner
bernyanyi, biasanya sangat susah mencari teman yang benar benar bisa menyanyi dengan benar.

Aku dulu punya band dan aku menjadi gitaris sekaligus vokalis dengan suara yang sangat pas-
pasan. Tapi saat aku kelas 11 ada musibah menimpa salah satu sahabatku, dia kecelakaan dan
meninggal dunia. Sepeninggal dia aku tak pernah punya teman bermain musik dan bernyanyi.
Sampai akhirnya aku bertemu Alicia.

Kita jadi sering bernyanyi bersama

“Eh Pi, coba ajarin aku nyanyi pakai suara 2” pinta ku ke Alicia

“Aku juga masih belajar, bingung mau ngajarinnya gimana” jawab Alicia

“Lagu apa deh yang enak?” Tanyaku

“Apa ya, coba deh not with me, itu enak suara 2 nya” kata Alicia

Jleb, seperti ada yang menusuk hatiku perlahan, rasa sakit yang kembali terasa. Lagu itu adalah
lagu yang paling sering ku nyanyikan bersama sahabatku sebelum dia pergi meninggalkan dunia
ini untuk selamanya.

Biasanya aku menyanyikan lagu itu saat latihan band bareng, saat pergi ke kantin dan juga
kadang kita mainkan menggunakan Gitar dan piano.

“Shall, Woy” panggil Alicia sambil memperhatikan mataku

“Eh” aku terkaget

“Malah bengong, kamu kenapa?” Tanya Alicia


“Gak apa apa, aku Cuma ingat temanku, aku sering nyanyikan lagu itu bareng dia” jawabku
“Ayok Ayok kita mulai aja, aku ingin bisa juga suara 2” ajakku

“Okey, ambil dari D ya” jawab Alicia

I’m waking up from my summer dreams again

Try to thingking if you’re Al Right

Then i’m shattered by the shadow of your eyes

Knowing you’re still here by my side

I can see you if you’re not with me

I can say to myself if you’re okay

I can feel you if you’re not with me

I can reach you myself you show me the way

Saat reff dinyanyikan, suara 2 Alicia sangat melekat di telingaku, sangat senang sekali bisa
mendapat partner bernyanyi yang seperti ini. Bahkan tanpa diajari aku bisa merekam semua
suara 2 dari lagu ini.

“Sudah ah, tenggorokanku capek nyanyi terus” kata Alicia sambil mengambil minum

Aku masih asyik memainkan gitar berwarna hitam yang menjadi favoritku dari semua gitar yang
kumiliki, aku memilih bermain menggunakan teknik fingerstyle karena tenggorokanku juga
mulai kering.

Sudah lama aku aku bisa bermain fingerstyle, semua ku pelajari saat aku SMA, saat lagu yang
tadi ku nyanyikan dengan Alicia kumainkan fingerstyle, Alicia menoleh ke arahku dan sedikit
bengong melihatku.

“Woy, diminum itu air digelas” sahutku ke Alicia yang bengong ke arahku “diminum setan
nanti”

“Eh” Alicia sedikit kaget “mana ada setan minum air” Jawab Alicia

“Mana tahu” jawabku “kenapa bengong, liatin aku yang ganteng ini kan”
“Ihhhh pede banget” jawab Alicia

“Lah terus ?, kenapa bengong” tanyaku

“Aku sudah lama banget ga liat orang main gitar kayak begitu” jawab Alicia

“Ohhh” jawabku “mau lagu lain ga?” Tanyaku

“Sembarang, sebisamu saja” jawab Alicia

Kita sering menghabiskan waktu dengan bermain gitar dan bernyanyi, tak jarang juga satu gitar
itu kita mainkan berdua, aku menekan kunci di Fret, dan Alicia memetik senarnya, memang
sedikit aneh.

~Gitar itu unik, hanya punya 6 senar tetapi apabila dia sudah kenal dengan tangan yang benar
akan menghasilkan melodi yang indah, sama seperti kamu,terlihat dingin tapi apabila sudah
kenal dengan orang yang benar terasa lebih indah~
Hilang (Part 1)
Malam ini adalah malam puncak dari ospek yang sudah kami jalani selama satu semester, tepat
beberapa minggu dari malam puncak ponsel alicia rusak, dan aku tidak bisa menghubunginya,
sampai akhirnya dia mengirim SMS ke aku dan memberi tahu kalau dia hanya bisa dihubungi
lewat nomor itu saja.

Alicia : Shall, kalo mau hubungin aku ke nomor ini aja, HP ku masih rusak

Marshall : loh terus ini kamu pakai HP kan?

Alicia : ini HP ganjal pintu pekok

Marshall : Oalah, HP jangkrik

Alicia : Terserahmulah

Aku sedikit bersyukur, aku mengira Alicia bakal lost kontak dari aku karena ponselnya yang
rusak.

Malam ini aku menjadi perwakilan dari Teknik Perminyakan untuk memberikan persembahan di
malam puncak penutupan kegiatan ospek atau kaderisasi tahun ini. Aku sudah siap dengan
gitarku dan sudah siap untuk naik ke panggung.

Aku melihat beberapa teman teman kelasku, ya sangat banyak disana ada Alicia, Randa, Zafran,
Andre dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kuatkan diri dan janganlah kau ragu

Tak kan Ada yang Hentikan Langkahmu

Ya ya

Kita kan terus berlari

Ya ya

Tak kan berhenti disini

Ya ya

Lari lah Meraih Mimpi

Ya ya

Hingga nafas telah berhenti


Suara tepuk tangan riuh saat aku membawakan lagu itu, ya walaupun aku sebagai gitaris dan
bukan aku vokalisnya. Di saat masuk reff ke dua aku melihat ke arah penonton, aku tidak bisa
banyak melihat karena lampu di matikan.

Setelah lampu dihidupkan aku segera turun panggung dan menghampiri teman temanku, ada
yang kurang rasanya

“Mana Alicia?” Tanyaku ke teman teman kelasku

“Sudah pulang, disuruh pulang dia sama kakaknya” Jawab Randa sambil terheran heran
melihatku “Lagian kamu abis manggung kenapa langsung cari Alicia” Tanya Randa penasaran

“Iya juga ya” jawabku polos “ Tadi aku ga sempat ketemu dia sebelum manggung” Tambahku

“Ciye nyariin” sahut Arga yang entah tiba tiba datang dari mana

“Iyalah, Mau liburan nanti lama Gak ketemu” Sahut Al dari belakangku

“Ah kalian ini, aku Cuma nyariin saja loh” Jawabku

Aku kembali ke belakang panggung mengambil gitar kemudian ku masukkan ke dalam hardcase
dan aku kembali ke kerumunan teman temanku kemudian foto bersama sebelum libur semester.

*******

Sudah satu bulan aku libur, tapi kenapa Alicia masih saja tidak bisa dihubungi, SMS ku tidak
dibalas dan tidak ada kabar sama sekali dari dia.

Sampai waktu perkuliahan semester genap dimulai, aku seperti biasa bertemu Alicia, tapi tidak
seperti semester sebelumnya. Sudah tidak ada lagi antar jemput saat berangkat atau pulang
kampus, sangat jarang lagi kita pergi kampus bersama. Kebetulan juga aku jadi sering pergi
bersama Nelson.

“Eh sapi, buru buru banget, memang ojek mu sudah datang?” Tanyaku melihat Alicia Lari

“Duluan ya, mau pulang” Sahut Alicia sambil berlari

“Ehem Ehem ada yang dijemputin” Sahut Randa

“Siapa Ran?” Tanyaku ke randa

“Gebetan barunya Alicia” Jawab Randa

“Eh eh gangguin yuk” Ajakku sambil tertawa


“Ayok Ayok kejar” Jawab Randa sambil lompat ke punggung ku seperti minta di gendong

“Berat Kampret” Gumamku pada Randa

“Ngapain sih semangat banget” Sahut Loki

“Kita mau Gangguin Alicia sama gebetannya” jawabku dengan Randa bersamaan

Kita melihat raut wajah Loki yang sangat aneh, “Pulang saja yuk” ajak Loki

“Ah ga seru kamu” gerutu ku sambil berjalan ke motor

Alicia pun sudah pergi pulang bersama gebetan barunya, ya lebih baik dari pada dia harus
menunggu lama ojek nya apabila dia mau pulang

Alicia POV

Aku datang ke kampus lebih awal dari teman teman yang lain, dan tak lama Marshall, Randa dan
Loki datang

“Eh gausah di tegur Alicia” celetuk Loki tiba tiba

Randa dan Marshall saling menatap kebingungan, melihat tingkah teman nya yang satu itu

“Apaan sih, Kenapa mau diemin aku?” Tanya Alicia sinis “Emang aku salah punya gebetan ya
?” Tanya Alicia lagi

Loki berlalu lewat dan masuk ke kelas

“Eh sapi Ayok masuk, gausah ngedumel” Ajak Marshall

“Kamu ga diemin aku?” Tanyaku

“Yee, Memang aku anak SD apa main Diem diem ga jelas” Jawab Marshall

“Kenapasih temanmu?” Tanyaku “Ribet banget” gumamku sebal

“Gak tahu juga aku” Jawab Marshall

Ya aku sudah punya pacar, dan sebelumnya teman temanku tidak ada yang tahu sampai akhirnya
mereka tahu karena aku selalu diantar jemput, aku juga sudah tidak sedekat dulu lagi dengan
Marshall, karena aku tahu, Marshall juga punya pacar dan juga aku punya pacar, kita hanya bisa
jadi sahabat.

*******
“Ma, Marshall sepertinya ingin daftar kuliah lagi” Aku menyeletuk di saat makan malam
dirumah

“Kenapa kamu mau pindah kuliah?” Tanya mama

“Aku mau masuk yang betul betul jadi passionku” jawabku “Lagi pula Papa kemarin kurang
setuju kalau Marshall kuliah di Perminyakan”

“Memang nya kamu mau daftar dimana?” Tanya Papa

“Marshall Mau daftar Teknik Mesin pa” jawabku

Ya akhirnya Papa dan Mama memperbolehkan ku untuk pindah kampus, jarak kampus yang
tidak jauh dari kampus ku di tempatku berkuliah sekarang

Sampai saat masuk perkuliahan semester ganjil, Teman temanku bertanya tanya,

“Mana Marshall, kok dia Gak mengurus KRS?” Tanya Randa

“Entah, dia ga ada kabar” sahut Alana

“Eh kemana Teman mu itu” Tanya Alana ke Loki

“Aku aja ga ketemu dia” jawab Loki

Aku memang tidak ada bilang apa apa pada teman-teman ku saat aku mau pindah kampus, hanya
David yang tahu saat aku daftar kuliah lagi.

Aku menghilang begitu saja tanpa memberi tahu teman temanku.

~Mungkin lebih baik tidak menceritakan apapun kepada siapapun~


Sombong dan Rindu

Aku berada di kampus baru dan berada di lingkungan yang baru juga, semua terasa seperti saat
aku pertama kali masuk ke kampus lama ku. Semua terasa asing, merasa sendiri tak ada satupun
orang yang ku kenal.

Kampus baru ku memiliki aturan yang berbeda dengan kampus lama ku. Perkuliahan disini
terasa lebih padat, sampai sampai masuk ke bulan ke dua aku masih belum memiliki teman.
Hanya sekedar kenal kenal haha hihi.

Dan yang berbeda lagi, masa kaderisasi disini adalah satu tahun. Benar benar merasa gila karena
kaderisasi yang membosankan, dan akan berlanjut sampai satu tahun ke depan, benar benar
tahun yang membosankan, ditambah lagi dengan tugas tugas di awal awal kuliah sangat banyak
sekali, dan sangat menyita waktu ku.

Malam ini aku sendiri dirumah kontrakan, entah loki ada dimana, aku memutuskan pergi ke
kontrakan David

Mendengar suara berisik motorku tak lama terlihat David mengunci pintu rumah nya

“Woy buka vid” Teriakku dari luar

“Gak mau, sombong kamu mentang mentang kampus baru” teriak David dari dalam

“Wehh, bukan sombong bukain dulu cepat” Teriakku balik

“Ceklek” suara kunci terbuka, Nelson , membukakan pintu

“David kampret” Gerutu ku sambil menurunkan tas

“Dari mana kamu Gak pernah kelihatan lagi?” Tanya David

“Tugas ku banyak banget, belum kaderisasi rese itu lagi” Gerutuku

“SOMBONG” Teriak David tepat di telingaku

“Sombong Matamu” jawabku

Setelah hampir dua bulan aku tak bertemu mereka akhirnya aku bisa datang ke rumah kontrakan
David, ya aku disana datang hanya untuk mengerjakan laporan. Walaupun godaan menerpa saat
mereka asyik bermain PES.

“Shall” Panggil David

“Apa vid?”
“Bangsat” jawab David

“Apa sih, masih juga ga waras kamu” jawabku “Kenapasih galau terus ini” singgung ku

“Kehidupan ini Shall” jawab David ngawur “kenapa ada kehidupan?” Tanya David semakin
ngawur

“Menurutmu aja apa?” Jawab ku “Makin ga waras anak ini ternyata” gumamku dalam hati

Terdengar suar motor yang dinyalakan, ya itu David

“Woy mau kemana jam segini?” Tanyaku

“Mau makan, Lapar” teriaknya sambil tancap gas motornya

Melihat jam dan ternyata jam 2 malam “Gak waras anak itu” gumamku sambil geleng geleng
kepala

*******

“Sombong ini mentang mentang kampus baru” suara Kirana yang entah sejak kapan dia datang
ke rumahku

“Sibuk banget bah, rese kaderisasinya” jawabku “kamu sama siapa kesini?” Tanyaku

“Tuh, sama Randa” jawab Kirana sambil menunjuk keluar

“Samlekomm” Teriak randa dari luar

“Kamu salam atau apa?” Sahutku “yang bener coba”

“Ohiya, besok saja lah”

“Terserahmu” jawabku cuek

“Eh eh gimana kampus baru?” Tanya Randa

“Rese, aku jadi maba dua kali, kan kampret” jawabku

“Sabar dek sabar” jawab Kirana

“Dek?” Tanyaku bingung

“Iya kan kamu Adek tingkat kita” jawab Kirana sambil tertawa

“Ah kampret kalian” jawabku sambil tertawa


Satu yang ku bingung dari semua ini, setelah aku pindah kampus kenapa aku tidak pernah
melihat Alicia lagi, dia tidak pernah lagi datang ke rumah kontrakan ku. Aku sedikit bertanya
tanya, atau dia datang saat aku tidak dirumah.

Tapi aku tidak pernah bertanya ke siapa pun tentang Alicia , mungkin dia selalu pulang setelah
pergi dari kampus.

*******

Sudah masuk semester ke dua di perkuliahan ku di kampus baru, aku sedikit merasakan sangat
lama tak bertemu Alicia, apakah itu Rindu?.

“Shall nanti anak anak mau kesini” kata Loki sambil memotong kuku

“Idiot?” Tanyaku

“Iya mau maskeran” jawab Loki

Aku memang tidak tahu kabar mereka karena aku Left grup dari grup idiot, bukan karena
kemauan ku, tapi karena pacarku yang super posesif. Aku jadi tidak tahu kabar dari mereka
karena aku tidak tergabung di grup.

Hari ini aku tidak ada kesibukan, karena memang ini weekend,aku meraih kunci mobilku lalu
pergi keluar. Aku berhenti di depan ATM dan aku diam sejenak sebelum mengambil uang di
ATM. Terbesit pikiran untuk menghubungi Alicia.

Marshall : Pi, dimana?

Aku menunggu balasan sembari pergi ke ATM

Alicia : Di rumah

Marshall : Katanya mau ke kontrakanku? Maskeran

Alicia : Anak anak ga jelas jadi atau enggak

Marshall : Bareng aku aja, aku lagi dekat rumahmu juga

Alicia : Gak usah deh, kayaknya juga Gak jadi,

Marshall : Okedeh

Akhirnya aku tidak bisa bertemu Alicia lagi, akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja.

~Jika Cinta itu ibarat puisi maka Rindu adalah kertasnya~


Sunrise and Sunset
Bulan ini adalah bulan puasa, waktu waktu mendekati UAS dan sedikit kesibukan kampus
berkurang. Banyak waktu luang untuk bermain main.

Marshall : Pi, besok pagi ke pantai yuk

Alicia : Mau ngapain?

Marshall : Liat sunrise, pagi ya jam 4 otw kita

Alicia : Ayok Ayok

Marshall : besok telpon aku jam 3 ya, takut Gak bangun hehe

Alicia : iya tenang saja

Sebelumnya aku sendiri tidak tahu kalau Alicia suka melihat sunrise, aku hanya iseng iseng
mengajaknya melihat sunrise.

Jam 3 pagi aku Ditelpon Alicia dan aku terbangun cepat cepat pergi ke kamar mandi, teman
temanku pun bingung

“Ngapain mandi jam segini?”

“Gapapa biar seger” jawabku

“Eh mau kemana kamu?” Tanya Loki

“Mau jemput mohammed salah, dia cedera di final lawan Real Madrid” jawabku ngawur sambil
nyengir ke arah zafran. Hanya zafran yang tahu rencanaku kalau aku mau pergi ke pantai.

“Kamu Gak sahur dulu?” Tanya David

“Kenyang sendiri itu nanti” sahut Andre sambil mencuci piring

Aku men starter mobilku dan pergi menjemput Alicia, sampai aku didepan rumahnya dan Alicia
masuk mobilku.

“Kamu mandi?” Tanya Alicia

“Sejak kapan aku pergi Gak mandi” jawabku “kamu Gak mandi?” Tanyaku balik

“Hehehe” jawab Alicia nyengir

“Jorok” sahutku
“Dingin ya, ini masih pagi banget, mau liat aku beku?” Jawab Alicia

“Ga beku juga kali” sahutku

Kita datang ke salah satu pantai, sebenarnya bosan datang ke pantai itu, karena sudah terlalu
sering, tapi apa boleh buat, hanya pantai itu yang tetap terbuka.

Kita duduk berdua menanti matahari terbit di atas pemecah ombak, jujur aku sedikit takut,
karena kita tidak di bibir pantai, tapi di tempat pemecah ombak, dan diantara kita berdua tidak
ada yang bisa berenang.

“Coba liat, sudah mulai kelihatan itu warna oranye nya” Kata Alicia

“Sayang ke tutup awan” jawabku “Habis dari sini kita ke pantai yang satunya yuk” ajakku ke
pantai yang belum pernah di datangi Alicia

“Ayok” jawab Alicia

Akhirnya setelah sunrise kita pergi keluar, dan pergi menuju ke pantai satunya

“Shall, haus” rengek Alicia

“Mampir minimarket dulu kita, beli minuman” Jawabku

“Yeayyyy” Jawab Alicia

“Glek glek” suara Alicia meneguk minuman seperti sangat segar

“Kayaknya seger banget ya” sahutku

“Memang, mau kah?” Tawar Alicia

“Eh aku puasa Bambang” sahutku

“Kamu sih liat aku minum saja pengen” jawab Alicia

“Sorry ya, ga tergoda aku kalo minuman” jawabku

“Paling kamu tergoda kalau lihat mbak Jessica” goda Alicia

“Matamu” jawabku

Kita melanjutkan perjalanan ke pantai yang belum pernah di datangi Alicia, mungkin butuh
waktu sekitar setengah jam dari pantai yang tadi kita datangi. Saat sampai di pantai disana sangat
asri. Bukan pohon kelapa yang kamu temui, melainkan banyak pohon pinus yang membuat jalan
masuk ke pantai ini sangat asri.
Kita berdua jalan jalan di pantai yang mulai terasa terik karena sudah jam 9 lebih, Alicia asyik
mencari kerang di pinggir pantai, aku sibuk dengan kameraku untuk mengambil foto. Dari situ
kita sama sama menyadari kalau kita berdua mafia pantai. Hahaha, memang kita sangat suka
dengan pantai.

“Kemana lagi kita?” Tanya Alicia antusias

“Kemana ya” aku sambil berpikir, dan kaget Alicia sangat antusias

“Ke pantai harapan yuk” ajak Alicia

“Terlalu jauh deh, ini sudah agak siang, kurang lebih 2 jam kita baru sampai sana” jawabku

“Jadi kemana dong” tanya Alicia

“Kita cari tempat yang dekat dekat saja” jawabku

Akhirnya kita memutari semua tempat yang mungkin kita datangi, kita mencari danau cermin
yang tidak pernah kita temukan, karena kita tersesat. Google Maps tidak dapat menemukan
tempat danau cermin itu, akhirnya kita pergi ke salah satu pantai lagi dan melihat orang orang
disana memancing ikan.

Tanpa disadari hari sudah mau sore, aku melihat jam sudah jam setengah 4 sore. “Kok sudah
sore saja ya”

“Iya, ga terasa tiba tiba sore” jawab Alicia

“Gimana kalau kita pulang saja” ajakku “Lagian kamu Gak mandi, sudah mulai bau” canda ku
pada Alicia

“Matamu, aku masih wangi ya” jawab Alicia

Aku hanya tertawa melihat tingkahnya

*******

Di lain hari

Sore itu Alicia kuliah sore, dan aku menjemputnya mau mengantarkan pulang,

“Eh Pi, masih agak terang nih”

“Terang Apaan” tanya Alicia

“Ah kamu, gitu aja Gak paham” sahutku “belum senja maksudnya”
“Terus?” Tanya Alicia bingung

“Aku tahu tempat liat sunset bagus banget” jawabku

“Dimana?” Tanya Alicia

“Ada jembatan di dekat teluk, disana bagus” jawabku “ku kasih nama jembatan cinta”

“Lebay kamu” jawab Alicia

“Ayok kesana” ajakku

“Ayok, kan kamu yang nyetir mobilnya” jawab Alicia

“Ohiya ya” jawabku polos

Padahal sebenarnya aku belum pernah kesana, bahkan aku tidak tahu pasti jalan kesana, tapi aku
dengan pede mengajak Alicia kesana.

“Mobil sampai sini saja deh kayaknya”

“Terus gimana dong?” Tanya Alicia

“Jalan kaki lah” jawabku, “ku gendong nanti kalau capek”

“Menang banyak kamu nanti” jawab Alicia

“Ngeres ini otaknya” jawabku “tapi Gapapa juga sih sambil menyelam minum air”

“BAKKKK” mukaku di hantam tas oleh Alicia “sembarangan kalau ngomong” gumam Alicia

“Sakit sapi” Jawabku sambil memegangi pipi

Aku menitipkan mobil di pos polisi dan berjalan bersama Alicia

“Gak kurang jauh ini jalannya?” Tanya Alicia

“Dekat saja ini, coba liat sudah hampir kelihatan sunset nya”

“Capek” keluh Alicia

“Manja” sahutku “sudah disini saja, Gak usah sampai ujung kita, bisa pingsan kamu nanti”
sahutku

“Gak juga pingsan” jawab Alicia

“Ingat ya ini jembatan Gak ada pagarnya, jangan sembarangan kalo duduk” kataku pada Alicia
memberi peringatan agar tidak ceroboh
“Kan ada kamu yang nolongin kalau aku ke cebur” Alicia sambil nyengir

“Jangan ngolok ya, aku Gak bisa berenang” jawabku

“Hehehehehe” tawa Alicia menertawaiku

Kita duduk duduk dijembatan itu berdua, sampai matahari mulai menenggelamkan dirinya,
terlihat cahaya berwarna jingga yang sangat terang, membuat diriku dan Alicia tak berhenti
memandanginya. Aku bahkan tak pernah terpikirkan bisa melihat sunset berdua ditempat yang
indah ini, hari yang sangat luar biasa.

~Aku hanyalah kunang-kunang, dan kamu hanyalah senja. Dalam gelap kita berbagi, dalam
gelap kita abadi~
Sahabat jadi Cinta
Malam ini aku melakukan ritual seperti biasanya, duduk duduk di dapur semi outdoor sambil
memandangi langit. Hanya bulan sabit yang terlihat dan beberapa awan putih yang menutupi
langit, kali ini aku hanya berdua dengan zafran.

“Gimana sunrise kemarin?” Tanya zafran

“Sunrise nya bagus, tapi kemarin lebih bagus dari biasanya” jawabku sambil cengar cengir

“Ih geli” jawab zafran

“Iri saja kamu ah” sahutku

“Gimana kamu sama dia?” Tanya zafran

“Ya kita sahabat” jawabku

“Sahabat Jadi Cinta” sahut Nelson yang tiba tiba muncul dari belakang “hahahaha”

Zafran dan Nelson menertawaiku

“Ah kalian ini” jawabku

Aku jadi teringat masa sekitar 3,5 tahun yang lalu saat aku masih belum pindah kampus

2015

Bulan terdampar di pelataran

Hati yang temaram

Matamu juga mata mataku

Ada hasrat yang mungkin terlarang

Satu kata yang sulit terucap

Hingga batinku tersiksa

Tuhan tolong aku jelaskan lah

Perasaanku berubah jadi cinta


Entah playlist lagu dari mana, tiba tiba terputar di ponselku, lagu dari Zigaz yang berjudul
Sahabat jadi Cinta.

“Ciye, sahabat jadi cinta kah ceritanya” sahut Loki

“Apaan sih, kan Cuma lagu” jawabku

“Ah bohong lagi”

Aku masih bingung, tapi memang tidak sengaja aku memutar lagu itu, memang kebetulan aku
suka aransemen dari lagu itu.

“Lagu nya Marshall sama Alicia ini” sahut Alana

“Apaan” sahutku bersamaan dengan Alicia

“Kalian kan sahabat jadi cinta” jawab Alana sambil tertawa

“Pegang omonganku, Gak lama kalian pacaran” imbuh Alana

“Dihhh” jawab Alicia

“Mati aku kalo pacaran sama Alicia, tiap hari di cakar, di pukuli, jadi korban KDRT” jawabku

Kata kata Nelson membuatku ingat kejadian itu, tepat di tahun 2015 saat kami baru masuk kuliah
dan sering pergi bersama.

Apa yang dikatakan Nelson ada benarnya juga, sepertinya ini sudah menjadi “Sahabat Jadi cinta”
kata kata itu terus terusan terngiang di kepalaku.

“Eh anak raja api” panggil zafran

“Kenapa?” Tanyaku

“Malah bengong, mikirin siapa?” Tanya zafran

“Mikirin masa lalu” jawabku

“Sering sering ajakin hang out bareng lah” sahut zafran

“Aku masih takut takut, Lagi pula aku baru putus sama yang disana” jawabku

“Ya kan ajak hang out saja” jawab zafran “Alicia juga ga jelas hubungannya sama pacarnya itu,
aku dengar dia sudah putus”
“Aku juga tahu itu, dia sudah pernah cerita” jawabku

“Lebih baik kamu mencoba tapi gagal daripada kamu menyesal seumur hidupmu” tiba tiba kata
kata sok bijak zafran keluar

“Ah sok bijak kamu” Jawabku ke zafran

Tapi entah kenapa kata kata zafran sering menghantui kepalaku, seperti ada bisikan bisikan yang
masuk ke kepalaku.

“Masuk Woy, gerimis itu nah” teriak zafran

“Mana?” Tanyaku

“Kamu itu sudah ke gerimisan Bambang” jawab zafran gerigitan

“Oh iya, hehe” jawabku sambil nyengir mukaku sudah terkena beberapa titik air hujan yang
menetes.

“Bengong mulu kerjaan”

~Hujan punya alasan kenapa ia jatuh, tapi aku tidak punya alasan mengapa hatiku jatuh kepada
kamu~
Kali Kedua
Aku dan Alicia kini semakin dekat, bahkan bisa dikatakan lebih dekat dari waktu 3 tahun yang
lalu. Sekarang kami lebih sering jalan berdua, aku sering menemani Alicia menemani
mengerjakan tugas begitu juga sebaliknya, Alicia sering membantuku mengerjakan tugas tugas
ku.

Memang beberapa semester terakhir kuliahku sangat kacau, nilai nilai ku anjlok bahkan beberapa
mata kuliah mengulang.

“Ya ampun ini nilai atau apa?” Tanya Alicia sambil memegang kartu hasil studiku

“Hehehe” jawabku sambil meringis

“Kamu kenapa Shall sampe bisa nilai kayak gini?” Tanya Alicia balik “Masa IPK mu Cuma
2,68” kata Alicia

“Hush, jangan keras keras, nanti ada yang dengar” jawabku

“Itu sudah mendingan, paling jelek pas aku semester 3, Cuma dapat 2,55” Jawabku lagi

“Ya ampun, kamu kuliah niat apa enggak sih” Alicia jadi mengomeli ku

“Doakan saja semester ini naik IPK ku” jawabku

Beberapa dosen di kampusku memang ada yang tega memberi nilai jelek, tak tanggung tanggung
banyak temanku yang mendapat nilai D dan E, memang sangat susah untuk mendapat nilai
bagus, tidak hanya harus pintar tapi juga harus beruntung.

“Eh Pi, nanti malam temanin aku ngerjain tugas yuk” ajakku

“Dimana ngerjain nya?” Tanya Alicia

“Sembarang, yang penting ada colokan sama tempatnya ga rame” jawabku

“Kita cari nanti malam” jawab Alicia

Sudah jam 7 malam

“Kita sudah meter muter kok tempat makan rame semua ya” keluhku

“Mungkin karena baru baru jam buka puasa” jawab Alicia

“Aku ada ide” celetukku tiba tiba “aku juga sudah lapar, dari buka puasa tadi Cuma minum air”

“Kemana?” Tanya Alicia

“Bandara” jawabku
“Mau ngapain kesana Bambang?” Tanya Alicia

“Naik pesawat” jawabku sinis

“Serius aku tanya monyet” sahut Alicia tak kalah sinis

“Kita ke KFC nya, disana pasti Gak terlalu ramai” jawabku

“Sudah gila anak ini” jawab Alicia “tapi ide yang bagus” tambah nya

“Kan pekok juga” jawabku sambil menoyor kepala Alicia

Akhirnya aku dan Alicia pergi ke bandara, setelah parkir kita turun naik lift ke lantai dasar dan
menuju ke KFC, yup benar disana tidak terlalu ramai dan akhirnya aku dan Alicia mengerjakan
tugas disana.

“Idupin laptop nya, aku mau pesen makan dulu” Kataku

“Aku ice coffe float ya, makan nya terserah” jawab Alicia

“Ini KFC Woy, bukan McD” sahutku “ adanya Mocha float”

“Ohiya” jawab Alicia “ah terserahmu saja”

Alicia masih sibuk dengan colokan dan charger laptop

“Tadaaa, makanan sudah sampai” sahutku

“Makan sana, kamu katanya lapar tadi” jawab Alicia “mana tugasmu ku kerjain dulu, sambil
kamu makan”

“Nah kamu ketik equation nya yak” jawabku

Aku masih sambil makan sampai akhirnya ada notifikasi pesan masuk ke ponselku

Bell mengirim berkas

Dan ku buka ternyata isinya adalah jawaban dari tugas yang mau ku kerjakan

“Pi, bagaimana dong?” Tanyaku

“Apanya?” Tanya Alicia balik

“Aku sudah dapat jawaban dari tugas ini” sambil aku tertawa

“Kampret kan, sudah kukerjain setengah” jawab Alicia

“Hehehehe” aku menertawai Alicia


“Sini aku mau makan” jawab Alicia sinis

“Pelan pelan mbak makannya” jawabku sambil tertawa

“Lagian sudah kukerjain eh Gak ke pakai” jawab Alicia sinis

Akhirnya kami berdua hanya pergi jalan jalan dan akhirnya pulang, tidak jadi mengerjakan
tugas.

****

Siang itu Alicia ke kampus naik motor sendiri, dan dia mampir ke rumahku, sambil mengerjakan
beberapa tugasnya, dia memandangi laptop sambil memutar lagu di depan TV, sedangkan aku
berada di kamar, tapi pintu kamarku tak ku tutup.

Jika wangimu saja bisa

Memindahkan duniaku

Maka cintamu pasti bisa

Mengubah jalan hidupku

Cukup sekali saja aku pernah merasa

Betapa menyiksa kehilangan dirimu

Kau tak terganti kau yang selalu ku nanti

Tak kan ku lepas lagi

Pegang tangan ku bersama jatuh cinta

Kali kedua pada yang sama

Alicia memutar lagu itu sambil memandangi laptop entah apa yang dia kerjakan, ya lagu dari
Raisa yang berjudul Kali Kedua.

Setelah Alicia selesai dengan yang dikerjakan nya dia pamit pulang, kali ini aku tidak
mengantarnya pulang, karena dia membawa motor sendiri.

“Nyet, aku pulang” pamit Alicia

“Hmmm, hati hati” jawabku “aku Gak mau Baikin motormu waktu dekat ini” ledek ku
“Ngolok terussss” sahut Alicia dari jauh

Alicia akhirnya meninggalkan rumahku menggunakan motornya yang setia menemani ya


walaupun motor itu babak belur dibuatnya.

“Eh Shall” zafran tiba tiba memanggil

“Kenapa?” Tanyaku

“Kok Alicia tiba tiba mutar lagu Kali kedua?” Tanya zafran

“Lah emangnya kenapa?” Tanyaku

“Yee, begitu saja ga paham kamu” jawab zafran

“Kenapasih?” Tanyaku penasaran

“Ya ini tentang kalian berdua, kan kalian berdua dekat lagi untuk yang kedua kalinya” jawab
zafran sambil tertawa

“Hah, Gak kepikiran sampe situ aku” aku bingung sendiri

Setelah kupikir pikir ada benar nya juga zafran berkata seperti itu, tapi seperti tidak mungkin
Alicia seperti itu, tapi aku juga tidak tahu sisi lain dari Alicia, aku hanya tahu ke bar bar an nya.

~Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itu adalah kesempatan~


Aneh
Malam ini aku ada janji dengan Alicia, kita mau pergi makan kami janjian jam 7 malam,
sedangkan aku pulang kuliah jam 6, waktu yang sangat mepet akhir nya aku buru buru mandi
setelah pulang dari kampus.

Aku dari jam 9 pagi sudah tidak ada dirumah dan beberapa temanku tidak ada yang tahu kalau
aku sempat pulang untuk mandi.

Akhirnya aku pergi dengan Alicia dan pulang sekitar jam 10 malam, sampai rumah aku di
sambut David.

“Eh bangsat” panggil David

“Baru saja mau salam, sudah di suguhin kata kata ga jelas” gerutuku sambil melepas sepatu
“kenapa?”tanyaku

“Dari mana saja kamu sampai lupa pulang?” Tanya David

“Tadi pagi aku kuliah...” belum selesai aku berbicara langsung di potong oleh David

“Ihhh bacot” potong David

“Ah sembarang mu saja” jawabku sambil aku pergi masuk ke kamar

Aku sedikit merasakan hal aneh dirumah ini, aku dari tadi tidak melihat Loki padahal biasanya
dia ada di ruang tengah, aku melihat pintu kamarnya pun terkunci tetapi lampu kamarnya
menyala.

“Ah mungkin sedang mengerjakan tugas” kataku dalam hati

Keesokan pagi nya, aku masih di kasur kesayanganku walaupun aku sudah mandi, teman
temanku kebanyakan pergi kuliah, kebetulan aku dan zafran libur hari itu. Tak lama terdengar
suara ribut Alana, Randa, Kirana dan Loki.

Mereka ribut tertawa, tapi mana Alicia kok dia tidak ada bukannya dia kuliah bareng hari ini.

“Na, mana Alicia?” Tanyaku pada Kirana

“Ngambek dia” Jawab Kirana

“Lah kenapa?” Tanyaku

“Dia mau nebeng kesini tadi, tapi pas dia ngomong di diemin saja sama Loki” jawab Kirana
“Gak tahu Loki Gamau ngomong sama Alicia”

“Terus dia dimana sekarang?” Tanyaku


“Di kampus” jawab Alana

Aku langsung menghubungi Alicia, menanyakan dia dimana

Marshall : ya, kamu dimana?

Alicia : di kampus

Marshall : Ga ada yang jemput?

Alicia : Gak ada

Marshall : Kujemput ya, tunggu situ aku otw sekarang

Alicia : iya

Aku cepat cepat ganti celana dan meraih kunci mobil kemudian berlari keluar rumah

“Shall mau kemana?” Tanya Alana

“Jemput Alicia, bisanya kalian tinggal dia sendirian” jawabku sedikit jengkel dalam hati

Akhirnya aku sampai kampus dan Alicia masuk ke dalam mobil dengan wajah cemberut, dia
sedikit bad mood

“Kenapa sih tadi?” Tanyaku pada Alicia

“Temanmu itu nah, ribet betul jadi orang” Jawab Alicia

“Kenapa emangnya?” Tanyaku lagi

“Gak tau, dari tadi ku ajak ngomong di diemin terus aku, Jengkel kan aku” jawab Alicia

“Yaudah deh, gausah bete lagi” jawabku “kita kemana ini?, mau ke rumahku atau pulang?”
Tanyaku

“Pulang aja, lagi males aku ketemu temanmu itu” Jawab Alicia

“Iya deh” jawabku sambil mengendarai mobil ke arah jalan pulang rumah Alicia

Sampai di pertengahan jalan aku merasakan lapar, aku baru ingat kalau dari pagi belum ada
makan apa apa.

“Mbul, makan yok aku lapar” ajak ku ke Alicia

“Ayok aku lapar juga” jawab Alicia

Akhirnya kita pergi makan, sembari menghilangkan rasa badmood Alicia aku ada ide , kali ini
aku akan mengajaknya ke pantai.
“Mbul, kamu ga sibuk kan dirumah?” Tanyaku

“Enggak” jawab Alicia singkat

“Ke pantai dulu yok sebelum pulang” ajakku “ kangen air laut aku” imbuhku lagi

“Sembarang saja” jawab Alicia masih sedikit bad mood

“Mbul, coba kamu liat laut itu”

“Kenapa?” Tanya Alicia

“Kayak muka kamu” jawabku tertawa

“Maksudnya?” Tanya Alicia lagi

“Seger dilihatnya” jawabku sambil tertawa

“Hahahahaha” Alicia pun tak kuasa menahan tawa sambil memukul bahuku “jijik bodoh, kamu
kok jadi makin alay sih”

“Alay mode on” jawabku sambil tertawa

~aku menulis namamu di pantai, tapi ombak menghapusnya. Jadi aku menulis namamu di
hatiku~
Canggung
Sudah seminggu setelah kejadian Alicia ditinggal di kampus sendiri, kondisi nya masih belum
kembali. Loki seakan akan memusuhi Alicia dan yang anehnya lagi dia juga seperti memusuhi
ku.

Malam ini aku pulang sedikit larut, aku memang habis pergi dengan Alicia, kami berdua
mengerjakan laporan ku yang akan dikumpul besok, sesampainya dirumah aku bingung dengan
keadaan rumah yang tidak enak.

Aku mengambil handuk di belakang, aku hendak mandi dan ada David di dapur. Apalagi kalau
bukan masak, hanya itu pekerjaan David dirumah ini.

“Kenapa temanmu itu?” Tanya David

“Lah, kok tanya aku, aku saja baru pulang” jawabku “emangnya ada apa sih?” Tanyaku

“Gak tau, dia diem terus dari tadi tiba tiba ngunci diri dalam kamar” jawab David

“Ah biarin saja dulu” jawabku sambil aku masuk ke kamar mandi

Besok siang nya tiba tiba terdengar suara motor, sedangkan aku tertidur di kamar Andre, entah
kesambet setan apa hari itu aku bisa tidur siang

“Eh Shall dicariin Alicia itu nah” kata zafran

“Ah bohong lagi, baru saja aku bisa tidur siang sudah kamu gangguin” jawabku

“Loh Gak percaya, itu nah kamu dengar ga suaranya?” Kata zafran

“Eh iya ya, ngapain dia kesini?” Tanyaku sembari bangun dan menghampiri Alicia

“Lis, kamu dari mana?” Tanyaku

“Dari rumah” jawab Alicia “sini kamu ikut aku” dia menarik ku ke kamar dan didalam sudah ada
Loki

Aku kebingungan, apa yang terjadi baru ku tinggal tidur siang selama 20 menit dunia dan
seisinya jadi kacau.

“Aku mau tanya ke kalian?” Kata Alicia, sontak membuatku tegang

“Loki, kamu kenapa sudah seminggu ini kamu tiba tiba diemin aku tanpa alasan” tanya Alicia

Aku sedikit kebingungan, ya disitu Loki sedikit berat mau menjawab tapi akhirnya dia menjawab
dan aku sedikit kaget dengan jawaban nya, ternyata selama ini dia tidak suka apabila Alicia
sering pergi bersamaku. Aku sedikit kebingungan disitu dan aku memilih diam.
“Kenapa ga di omongin ?, biar jelas biar ga ada yang overthinking” tegas Alicia kepada loki
“jangan tiba tiba diemin, kayak anak kecil” imbuhnya

Suasana sangat tegang, tak ada yang berbicara aku hanya diam dan menyimak sampai akhirnya
gantian Alicia yang bertanya kepadaku.

“Marshall, sebenarnya hubunganmu sama yang disana itu bagaimana?” Tanya Alicia “aku juga
Gak mau di nilai kalau aku jalan sama pacar orang” tegas Alicia

“Aku sudah kelar sama yang disana, sudah Gak ada hubungan apa apa lagi” jawabku

“Aku Gak mau ada ke canggung an di pertemanan kita” tegas Alicia “kalau ada apa apa jangan
kayak anak kecil”

Setelah sore itu aku menjadi sedikit bingung, kenapa Loki tidak suka apabila aku dekat dengan
Alicia, padahal beberapa minggu yang lalu dia yang menyarankan ku untuk dekat lagi dengan
Alicia, benar benar membuatku pusing.

Hari hari dirumah ku makin canggung, beberapa kali aku tidak di tegur Loki, hampir setiap aku
pulang bersama Alicia dia selalu memilih untuk mengunci diri di kamar.

“Harusnya itu Gak sampe kayak gini” kata zafran

“Aku sendiri bingung zaf” kataku sambil mengacak acak rambutku

“Sebelum ini sudah ada contoh jelas” kata zafran

“Dulu Al sama Arga juga pernah rebutan cewek” jawab zafran

“Sudah jangan dibahas” jawab Al

“Tapi kalian tetap baik baik saja, saling menerima” kata zafran “kejadian seperti ini sudah ada
contohnya” tegas zafran

“Kalau sudah seperti ini kan Gak enak banget suasana rumah ini” kata zafran

“Dulu kamu kok bisa menang sih al” sahut Arga

“Sudah dibilang, jangan dibahas” kata Al “sekarang juga dia sudah sama orang lain” imbuh Al

“Jangan nangis begitu dong” kata ku sambil menertawai Al

“By the way kita belum maaf maafan Al tentang kejadian itu” sahut Arga

“Ohiya, sini minta maaf dulu” kata Al

“Maafin aku ya” kata Arga sembari memeluk Al


“Malah jadi drama kan” sahutku

“Ah kalian ini” jawab zafran

Kondisi rumah kami sekarang jadi sangat canggung dan tidak nyaman sama sekali, teman teman
lain pun merasakan dampak dari masalah ini, sehingga tidak hanya aku yang merasakan.

~Komunikasi itu bukan seperti jalan tol yang hanya satu arah saja~
Truth or Truth
“Cepat beli kertas sana, aku yang nyusun” suruhku pada Al

“Berapa lagi?” Tanya Al

“Beli saja satu rim lagi, biar aku sama Alicia yang ngeprint” jawabku

Hari ini teman temanku lagi dikejar deadline pengumpulan laporan, dan dari sekian banyak dari
mereka, hanya ada satu printer yang bisa di pakai, sedangkan printer lainnya kehabisan tinta.

Aku harus membantu mereka, jika tidak maka akan telat mengumpul,

“Aku ke rumah Nelson saja ngeprint nya, biar ga Numpuk disini” sahut David, dia pergi bersama
Arga

“Tinta nya sekarat ini, ada tinta hitam Gak Shall” tanya Alicia

“Nah isi ini” tanganku memberikan tinta kepada Alicia sedangkan aku sibuk menjilid dan
membuat cover, tak lama terdengar suara motor Loki, kemudian dia masuk rumah tanpa sepatah
kata apapun yang keluar dari mulutnya.

Hari ini sebenarnya ada janjian buka bersama, hanya untuk kaum kaum pria. Jadi aku
memutuskan untuk mengantar teman temanku mengumpulkan tugas, sekalian kita mau reservasi
tempat buka bersama.

Setelah reservasi aku mengantar Alicia dan kami pulang untuk siap siap pergi buka bersama,
karena waktu itu sudah sore.

Alicia : Shall kamu dimana?

Marshall : Dijalan mau buka bersama

Alicia : Loki Gak ikut kah?

Marshall : Gak tau, aku dari tadi Gak lihat dia

Alicia : Kok dia bilang mau datang ke rumahku

Marshall : Loh aku Gak tahu malah

Setelah aku sampai di tempat buka bersama aku bingung, kenapa kok Loki datang ke rumah
Alicia, padahal malam ini sudah ada janji buka bersama.
Alicia POV

Loki : lis, dimana? Aku mau ke rumahmu

Alicia : Loh kamu Gak buka bersama bareng anak anak yang lain?

Tak lama terdengar suara motor Loki di depan rumah, dan dia masuk rumahku, aku merasa
sedikit tidak enak karena kebetulan kakak ku sedang pergi keluar.

“Ngapain sih?” Tanyaku

“Males saja aku ikut bukber” jawab Loki

“Kenapa sih harus kayak begitu?” Tanya Alicia

“Malas aku, ada Marshall” jawab Loki

“Mending kamu kesana deh, Gak enak aku sama tetangga kakak ku lagi pergi keluar” Suruh
Alicia

“Gak mau” jawab Loki

“Yaudah aku ikut kesana kalau begitu, aku mau ganti baju dulu” sahut Alicia

Alicia : Aku ikut kesana

Marshall : Loh ?

Alicia : Iya, aku sama Loki kesana, ini sudah dijalan

Marshall : Yaudah hati hati

Dari kejauhan terlihat Loki membawa tas di punggungnya kemudian diikuti Alicia berjalan kaki
di belakangnya, Loki duduk dan Alicia mengambil kursi dan duduk di sebelahku.

Seperti biasa kita pesan makanan dan kemudian kita buka puasa bersama disitu, ada David,
Nelson, Al, Arga, Zafran, Andre, dan beberapa teman yang lain.

“Mau muntah aku eh lis” kataku pada Alicia

Aku dan Alicia memang duduk menghadap ke laut, kebetulan restoran tempat kita buka puasa
berada di tepi laut. Karena terkena angin laut yang kencang sampai sampai membuatku masuk
angin.

“Ah kamu baru kena angin dikit saja loh” jawab Alicia
“Gabut eh” sahutku pada teman teman yang mulai bosan karena tidak ada yang dilakukan

“Main yuk” sahut Arga

“Truth or Dare” jawabku

“Ah Gamau aku, nanti disuruh aneh aneh kalau dare” jawab Zafran

“Truth or truth saja kalau begitu” jawabku “jadi kita ga pakai dare”

“Ayok, kita jujur jujur saja disini” jawab Loki antusias

Aku sedikit bingung kenapa Loki se antusias ini, dan aku melihat raut wajah Alicia yang agak
berbeda juga.

Hanya ada Aku, Alicia, Loki, Arga dan Zafran yang ikut bermain

“Putar duluan” celetuk zafran

Putaran itu mengarah ke aku, dan mulai lah muncul pertanyaan pertanyaan

“Bagaimana kondisi hubunganmu sebenarnya sama yang disana?” Tanya Zafran

Sebenarnya aku sedikit tidak suka apabila pertanyaan pertanyaan pribadi yang muncul, tapi apa
boleh buat, aku yang mengajak untuk bermain game ini.

“Sebenarnya aku sudah Gak ada hubungan apa apa lagi, tapi dia masih sering menghubungi ku”
jawabku

“Kenapa kamu Gak balikan?” Tanya Alicia

“Gak perlu ku jelaskan deh itu, yang pasti aku enggak mau” jawabku

Tiba tiba muncul pertanyaan yang membuatku sedikit kaget

“Sebenarnya bagaimana perasaanmu ke Alicia?” Tanya Loki, kenapa dia bertanya sangat serius
ke aku, sebenarnya ada apa

“Harus dijawab kah pertanyaan ini?” Tanyaku, menurutku sedikit tidak sopan ada pertanyaan itu
dengan kondisi Alicia ada disini juga, sedangkan aku juga tahu Alicia dan pacar nya masih
belum jelas seperti apa.

“Ya begitu lah, sekarang kan kita sahabat, masalah perasaan ga perlu tahu deh, sudah ah putar
saja lagi” jawabku

“Loh aku belum tanya” sahut Arga

“Bodo amat” jawabku


Aku memutar dan putaran itu mengarah ke Alicia, dan pertanyaan pertanyaan yang muncul
semakin berat.

Kali ini giliran Loki yang bertanya pertama

“Aku mau ini dijawab jujur, Kamu pilih aku atau Marshall?” Tanya Loki

WTF, pertanyaan macam apa itu dalam hatiku, kali ini benar benar tidak sopan jika bertanya
seperti itu, aku melihat Alicia sedikit tertekan dengan pertanyaan itu, dia berpikir sangat keras.
Loki sangat antusias menunggu jawaban dari Alicia, sedangkan aku dan zafran hanya bertatap
mata bingung.

Arga memilih untuk diam saja dan David pergi begitu saja, mungkin dia tidak siap dengan
kondisi Se tegang ini.

“Kamu Gak harus milih di antara dua itu juga pilihan ya” sahut Zafran pada Alicia

Alicia masih terlihat berpikir keras, “mungkin pertanyaan ini Gak harus kamu jawab, kamu
butuh berpikir untuk menjawab pertanyaan semacam ini” sahutku, aku benar benar tidak tega
melihat Alicia tertekan dengan pertanyaan ini.

Tetapi Alicia sepertinya benar benar ingin menjawabnya, “Kalau aku harus menjawab
pertanyaan ini, berarti ini bakalan mengulang cerita lama” jawab Alicia

“Shall, kamu ingat kan kita dulu pernah dekat?” Tanya Alicia

“Iya, pernah sekitar 3 tahun Lalu” jawabku

Alicia masih terlihat berpikir keras, “Sebenarnya aku memilih ini buat apa?” Tanya Alicia

“Bagaimana kalau aku ngejauh saja dari kalian, jadi aku Gak harus milih” jawab Alicia

“Kalau kamu yang ngejauh aku yang menang dong, kita satu kampus, sedangkan Marshall beda
kampus dengan kita” jawab Loki

“Gak apa apa jawab saja” Loki masih memaksakan agar Alicia menjawab

Aku sedikit jengkel melihat sikap Loki yang benar benar memaksa Alicia menjawab

“Aku sama Loki nyaman jadi sahabat sama dia, aku bahagia kalau bareng Marshall” jawab
Alicia

“Gak perlu kamu jawab sekarang ya” sahut Zafran

“Tapi kalo memang aku disuruh memilih, aku lebih memilih....., Dia”
Aku memejamkan mataku, aku benar benar belum siap mendengar jawaban Alicia, aku masih
belum tahu siapa yang ditunjuk alicia, jantungku berdetak sangat kencang dan tidak beraturan,
aku masih memejamkan mata.

“Jadi kamu lebih memilih...” kata zafran belum selesai, aku membuka mata melihat tangan
Alicia ke arahku

“Marshall?” Lanjut zafran

Perasaanku campur aduk, aku senang dengan jawaban Alicia tapi disisi lain persahabatanku
dengan Loki pasti tidak sebaik dulu lagi. Aku melihat raut wajah loki yang mulai memerah.

“Jadi sekarang mau mu apa Shall?” Tanya Loki

Aku masih bingung, kenapa game Truth or dare menjadi ajang persidangan seperti ini,
disuguhkan pertanyaan pertanyaan yang tak terpikirkan.

“Mau apa nya maksudmu?” Tanyaku pada Loki

“Kan Alicia sudah memilih kamu, jadi kamu maunya aku sama Alicia bagaimana?” Tanya loki.
“Kamu mau aku ngejauh atau boleh in tetap berteman sama Alicia?”

“Loh, kenapa begitu, aku ga punya hak buat melarang siapapun berteman, lagian aku sama
Alicia sekarang kan masih sahabatan juga, masa aku ngelarangngelarang kalian berteman”
jawabku

“Aku masih tahu diri, aku siapa” jawabku

“Ya itu kamu sendiri yang tahu batasan batasan berteman” jawab zafran kepada Loki

Arga yang berada di sebelah Zafran hanya bisa duduk bengong memperhatikan permainan Truth
or dare yang dari tadi berubah jadi sidang.

“Weh jam berapa ini, Ayok pulang” ajak David tiba tiba datang entah dari mana, sedangkan
teman teman yang lain memilih berjalan jalan di tepi pantai.

“Ayok pulang” ajak ku “sudah jam 11, ada Alicia juga ga mungkin dia pulang larut” jawabku

Kita berjalan ke parkiran dengan keadaan yang sangat canggung, tidak ada satu kata pun yang
terlontar dari mulut kami masing-masing, tak lama Alicia duduk terjongkok.

“Kenapa lis?” Tanyaku panik

“Jauh kalian, jangan dekat dekat” jawab Alicia

Asma Alicia kambuh, dia butuh ruang untuk mengatur nafas nya, mungkin keadaan di dalam tadi
membuat Alicia benar benar tertekan sampai sampai asma nya kambuh.
Setelah Alicia mendingan dan ku Beri minum akhirnya kita memutuskan untuk pulang. Alicia di
antar Loki karena memang tadi dia dijemput Loki, sedangkan teman teman yang lain satu mobil
denganku.

~Manusia kalau mata nya buta tangannya masih bisa dituntun, tapi kalau hati yang buta jurang
pun dianggap kolam renang~
Lebaran or Liburan
“Bentar lagi aku pulang nih, aku sudah mau libur” sahutku

“Dua bulan Gak ketemu dong kita?” Tanya Alicia

“Kurang lebih, tapi nanti aku kesini lagi pertengahan liburan” jawabku

“Aku masih belum libur” sahut Alicia sedikit cemberut

“Hahaha, kasihan libur Cuma 2 minggu” ledek ku pada Alicia

“Ah rese kamu” jawab Alicia

Sebentar lagi libur semester, kebetulan berbarengan dengan Lebaran, dan jadwalku liburan lebih
dulu di bandingkan teman temanku.

Hari ini aku rencana pulang ke rumah, karena aku sudah menyelesaikan semua UAS ku dan
tugas tugasku. Aku sudah bilang ke mama kalau aku mau pulang pagi ini, tapi apa oleh buat,
Alicia kecelakaan, jadi aku harus menemaninya mengobati luka luka nya sebelum aku pulang.

“Sudah selesai semua nih” kata Alicia selesai melipat bajuku yang terakhir

“Taruh situ saja, nanti ku masukkan mobil” jawabku yang masih sibuk dengan sepeda ku

“Pulang sana kamu, sibuk betul dari tadi” kata Alicia

“Masih siap siap kali” jawabku sambil menyiapkan barang barang bawaanku

“Aku pulang ya” pamit Alicia padaku

“Sampai ketemu lagi Kanjeng putri” jawabku sambil tertawa

“Iya Raden” jawab Alicia sambil menjitak kepalaku dan tertawa

“Hati hati ya,ingat itu luka baru diperban, jangan ditambahi lagi” sahutku memperingatkan
Alicia

“Iya ceriwis” jawab Alicia “bye pangeran ganteng”

“Huekkkk, kamu kok ikutan Lebay sih” jawabku

“Hahahahaha” Alicia tak kuat menahan tawa, kemudian dia me starter motornya dan pergi
pulang

“Hati hati bodat” teriakku dari teras rumah melihat dia berlalu.
Semua barang sudah ku siapkan di dalam mobil dan aku tinggal pergi pulang, aku pergi ke
kamar mau mengambil jaket dan sekalian pamit dengan zafran dan Arga yang kebetulan mereka
di kamarku.

“Yah, ngiler di bantalku dia” celetuk ku saat masuk kamar melihat Arga tidur

“Zaf, aku pulang dulu ya” pamit ku “tolong nanti cucikan sarung bantal ku yang kena iler nya
Arga” candaku

Alicia POV

Loki : Ya, Masalah kita ber tiga kemarin aku sudah Gak ikut ikut lagi, kamu mau pacaran sama
Marshall aku juga ga masalah

Pesan singkat yang masuk ke ponselku, ternyata dari loki

Alicia : Oh ya? Bagus kalau begitu


Kiss Me
Aku pernah berjanji dengan Alicia untuk pergi ke sebuah pantai yang pernah ku kunjungi, tapi ke
pantai itu butuh waktu sekitar dua jam. Perjalanan yang lumayan jauh sebenarnya.

Mumpung baru masuk kuliah setelah libur semester kemarin, aku masih belum disibukkan
dengan tugas tugas maka dari itu aku ingin mengajak Alicia pergi kesana.

“Besok kamu Gak ke kampus kan?” Tanyaku pada Alicia,kami berdua sedang di mobil, aku
sedang mengantarnya pulang.

“Besok dosenku Gak ada” jawab Alicia “kenapa emangnya?”

“Kamu ingat pantai yang pernah ku ceritakan itu kah?” Tanyaku pada Alicia

“Oh, yang kemarin kamu camping sama teman teman kelasmu?” Tanya Alicia

“Iya” jawabku

“Kenapa emangnya?” Tanya Alicia

“Besok siang kita kesana” jawabku tanpa memberi penawaran ke Alicia

“Emang aku mau?” Tanya Alicia meledek

“Ga mungkin kamu nolak” jawabku sambil tertawa, Alicia pun ikut tertawa mendengar ku

“Jam berapa?” Tanya Alicia

“Jam 11 siang kamu kujemput”

“Siap bos”

******

“Aku isi bensin, kamu beli cemilan sana” suruhku pada Alicia sembari aku mengisi bensin
mobilku

“Kami mau dibelikan apa?” Tanya Alicia

“Apapun yang aku suka” jawabku “jangan lupa minuman kesukaanku” tambahku

“Kiranti?” Tanya Alicia


“Iya aku lagi haid” jawabku makin ngawur

Selesai mengisi bensin aku menepikan mobilku di depan minimarket tempat Alicia beli camilan,
tak lama Alicia keluar dari minimarket dan masuk ke mobil.

“Jadi perjanjiannya...”

“Perjanjian apaan?” Tanya Alicia bingung

“Berhubung kamu itu Tuti, atau tukang tidur jadi kamu ga boleh tidur selama kita dijalan”
jawabku

“Kalo aku tidur?” Tanya Alicia

“Ku siram pakai kopi mukamu” jawabku sambil tertawa

Aku menghidupkan mobil lalu tancap gas pergi ke pantai yang akan kami tuju, seperti biasa aku
tidak pernah mengendarai mobil dengan laju kecuali sendirian. Kecepatan mobilku hanya 40
sampai 50 kilometer per jam.

“Bisa lima jam kita baru sampai kalo kamu kayak gini nyetirnya” sahut Alicia dari sebelahku

“Gak juga sampe lima jam” jawabku “tenang, ga lebih dari dua jam kok”

Alicia terlihat ngantuk di sebelahku, tapi dia tetap terjaga karena perjanjian yang sudah dibuat,
memang sudah seharusnya Alicia tidur di mobil, aku tidak heran karena dia memang tukang
tidur, bahkan kadang jam tidurnya melebihi jam tidur koala.

Kami sampai di pantai sekitar jam 2 siang, masih terlalu panas apabila kita mau menikmati
pantai, akhirnya aku dan Alicia tetap di dalam mobil sambil makan camilan yang sudah kami
bawa.

“Tok tok tok” ada suara mengetok pintu mobilku, tapi tidak terlihat orang di sekitar, aku tidak
terlalu memperhatikan nya, aku asyik bercerita dengan Alicia

“Shall coba kamu liat, kok dari tadi ada yang ngetok sih” suruh Alicia

Aku membuka pintu mobil, dan.....

“Om minta duit, buat beli es krim” tiba tiba ada anak kecil di sebelah mobilku

“Es krim?” Aku sedikit kebingungan, ini sebenarnya anak dari mana

“Nah, buat beli es krim” aku menyodorkan uang pada anak kecil itu

“Makasih om” jawab anak kecil itu


“Om?” Aku bertanya pada Alicia “emangnya aku sudah kelihatan seperti om om?”

“Hahahaha” Alicia menertawaiku “sudah, sadar diri kalau umur sudah kepala 2”

“Iyadeh” jawabku “kok anak kecil tadi itu Random banget ya” aku keheranan “tiba tiba minta
duit buat beli es krim, anak dari mana ya?” Aku masih bertanya tanya

“Sudah, biar saja, mending kamu minum kiranti mu” jawab Alicia sambil menyodorkan botol
kiranti ke aku “nah”

“What the ...., kamu belikan benaran?” Tanyaku pada Alicia

“Kan ini minuman favoritmu” jawab Alicia sambil cengar cengir

“Sini” aku merebut botol itu dan membuka nya “perutku sudah mules, hari ini mens ku deras
banget” jawabku

“Hahahahaha” Alicia tak kuat menahan tawa mendengar jawabanku yang benar benar ngawur.

“Ayok keluar, sudah ga terlalu panas” ajak Alicia

“Bentar aku mau ganti pembalut” jawabku

“Dasar gila” jawab Alicia, sembari dia keluar mobil, dia pergi berjalan duluan menyusuri pantai,
sedangkan aku masih sibuk menyiapkan kamera untuk foto foto.

“Eh sapi tungguin” panggilku

“Ayok kesana” ajak Alicia sambil menunjuk salah satu ujung pantai yang jaraknya lumayan jauh

“Yakin ga mati kamu jalan kesana?” Tanyaku pada Alicia

“Kan ada kamu kalo aku pingsan” jawab Alicia

“Ihh, kamu berat” jawabku meledek

“Sembarangan ya kalo ngomong” jawab Alicia sambil menjitak kepalaku

“Aduh”

Sudah sekitar 15 menit kita berjalan tapi belum juga sampai, dan kita memutuskan duduk di
batang pohon yang roboh, dan aku menoleh ke belakang rasanya sangat terlihat jauh dari tempat
mobilku terparkir.

“Nanti yakin kita sanggup jalan kaki balik kesana?” Tanya ku

“Kuat, kan ada kamu” jawab Alicia


“Emangnya aku kuda apa Gak bisa capek” jawabku

Alicia sibuk bermain main dengan pasir pantai dan mencari kerang kerang, aku memilih duduk
di batang pohon sambil bermain main dengan kameraku, sembari melihat tingkah Alicia yang
seperti anak umur 12 tahun di ajak ke pantai.

Kami berdua berjalan jalan menyusuri seluruh bagian pantai, hingga hari mulai gelap “Pi, ke
mobil yuk, sudah sore ini” ajakku

“Capekkk” jawab Alicia

“Kan, sini ku gendong” sembari aku memposisikan badanku agar Alicia bisa naik ke
punggungku

“Hap, lets go” kata Alicia

“Nafasku tinggal setengah ini kalau harus gendong kamu sampai mobil” sahutku

“Lemah” balas Alicia

“Jangan banyak gerak, nanti jatuh” aku memperingati Alicia

“Eh eh” kaki kanan ku terpeleset, untung saja tidak sampai jatuh, tapi sendal yang kupakai putus

“Yah, putus lagi sendalku”

“Hahahaha, kapok” olok Alicia

“Kampret lu” balasku

Kami berdua sampai di tempatku parkir mobil sudah gelap, sekitar jam 6 lebih, aku mencuci kaki
dulu sebelum pulang, sudah pasti kita pulang kemalaman, ditambah lagi kami berdua belum
makan.

Hal yang paling membutuhkan waktu banyak untuk kita berdua yaitu makan, bukan karena porsi
makan yang banyak atau apapun, tapi kita selalu bingung mau makan apa.

Benar saja, kami sampai dirumah jam 9 malam, sudah 10 jam kami pergi bersama, itu bukan
waktu yang sebentar.

“Ceklek” aku membuka pintu rumah

“Weh, masih ingat pulang ternyata” sahut loki tiba tiba

Aku sedikit bingung, padahal dua hari lalu Loki tidak mau menegur ku tetapi kenapa sekarang
dia sangat heboh sekali melihatku pulang.
“Eh bangsat, sudah puas kah?” Tanya David

“Kapan kamu datang, tiba tiba muncul saja” tanyaku pada David

“Barusan” jawab David

“Awas aku mau mandi”

“Jawab dulu, kamu dari mana” tanya David sambil senyum senyum ingin tahu nya

“Kepo, habis jalan jalan lah” jawabku

“Kok baru pulang?” Tanya David lagi “menurut yang kudengar dari yang lihat kamu Gak
dirumah dari pagi” David semakin memojokkan ku sambil tertawa

“Dibilang habis jalan jalan kok” jawabku sambil cengengesan “jalan jauh” kemudian aku
menutup pintu kamar mandi sambil tertawa.

~Teman yang banyak boleh diibaratkan seperti pasir di pantai, tetapi teman sejati yang satu
adalah mutiara di antara jutaan pasir~

Anda mungkin juga menyukai