Anda di halaman 1dari 24

Cinta diantara

kelas

Sebuah novel karya Ilham bin Safrudin


Sinopsis
Alwi, anak dari seorang yang kaya raya.
namun, kedua orang tuanya tak ingin
kelak anaknya menjadi begitu manja dan
bergantung pada kedua orang tuanya. jadi
mereka memutuskan tuk memaksa alwi
bersekolah di Maros. saat bersekolah
disana, ia merasakan cinta pandangan
pertama pada salah seorang seniornya.
mampukah alwi mendapatkan hati gadis
yang disukainya?
Aku

Namaku Alwi, seorang manusia biasa


yang lahir di Bogor. Kedua orang tuaku
ingin anaknya hidup mandiri, jadi mereka
memintaku tuk pergi merantau kemana
saja yang kuinginkan. Walau kedua orang
tuaku begitu kaya, namun mereka tak
ingin anaknya menjadi sangat manja.
Sehingga memaksaku untuk hidup sendiri.
Jadi, saat aku telah lulus SMP, aku
memutuskan tuk merantau ke Maros,
karena kebetulan disana aku mengenal
seseorang yang mungkin bisa
membantuku.

Setibanya di Maros, aku mencoba


menelpon kenalanku tuk membantu
mencari tempat tinggal. Btw, namanya
Raka Sukawati, kurang lebih sudah 3
Tahun tinggal di Maros. Kami menjadi
teman saat masih berada di SDN 3 Bogor.

Namun, saat lulus ia pindah bersama


kedua orangtuanya ke Maros. Jadi aku
sangat senang karena bisa bertemu
dengannya lagi.

Rasanya seperti kenangan lama yang


bersemi kembali, rasa senang ini menjadi
begitu tidak karuan.
Kemudian, kami berbincang sedikit
mengenai sekolah yang akan menjadi
tujuan kami. awalnya ia memilih tuk
masuk kedalam sekolah kejuruan, namun
aku mengatakan padanya kalau sekolah
kejuruan itu tidaklah murah, dan lebih
didominasi oleh sekolah swasta yang
otomatis ia akan kesulitan untuk mendapat
beasiswa dari pemerintah. Ia setuju
dengan pendapatku dan meminta saran
dimana sebaiknya ia bersekolah.

aku memintanya tuk ikut denganku masuk


kedalam sekolah negeri yang cukup
terkenal, dan kemungkinan besar juga kita
akan mendapat beasiswa dari pemerintah.
untuk saat ini aku benar" akan mengincar
nilai akademik yang baik supaya bisa
mendapatkan beasiswa.

yah, hitung hitung belajar biar bisa


banggain orang tua. agar kelak aku tidak
akan terhanyut kedalam gelombang dunia
yang begitu keras.
hidup itu tidaklah mudah bagai
membalikan tangan, perjuangan
diperlukan supaya hidup menjadi baik.

Hari pertama
Saat pertama kali masuk, aku sedikit
kagum dengan properti sekolah yang
begitu mengagumkan, setiap sudut
sekolah begitu rapi dan terlihat begitu
estetika. Aula sekolah yang besar,
membuatku merasa bisa mengelilinginya
seharian penuh. Dengan semua hal yang
begitu mengagumkan dari sekolah ini,
awalnya aku mengira sppnya akan mahal.
Tetapi, rupanya masih terasa layak untuk
anak kosan sepertiku.

apalagi, aku masih dibantu kedua


orangtuaku walau tidak akan sering. hari
pertama ku menjelajahi sekolah ini terasa
sangat menyenangkan, membuatku tidak
menyesali pilhanku tuk hidup sendiri.

Setelah menjelajahi sekolah, kami diminta


untuk memilih jurusan kami.
Aku dengan sadar langsung memilih
jurusan Fisika, karena kurasa itu cocok
denganku. Raka memilih masuk kedalam
jurusan Biologi, aku tak memaksanya tuk
ikut denganku masuk jurusan yang sama.
Asalkan bisa bersama hingga lulus.

Seminggu kemudian, kami berdua pun


dipisahkan sesuai kelas. Kelasku bisa
dibilang cukup jauh dari aula sekolah, bisa
dibilang kelas kami berada di ujung sudut
lingkungan sekolah.

Beberapa Minggu setelah menjalani


kehidupan sekolah, aku mendapat
beberapa teman yang kurasa cukup baik.
Mereka akan menemaniku didalam kelas
selama 3 tahun bersekolah. dihari yang
sama, sekolahku mengadakan pemilihan
ketua OSIS yang baru.

Aku dan Raka terpilih tuk menjadi


anggota dari salah satu calon ketua. Btw
calon tersebut rupanya cewek dan
namanya kak bila.ia pun memenangkan
suara terbanyak dalam pemilihan. Dan
secara resmi menjadi ketua OSIS sekolah
untuk tahun ini, akupun benar-benar akan
menjadi anggotanya.

aku menilai ketua orang yang lumayan, ia


cukup tegas dan disiplin. ia meminta
setiap anggota untuk membersihkan
ruangan yang akan dipakai senior kami
karena sebentar lagi ujian kelulusan
mereka tiba.

Saat tengah membersihkan ruangan, kami


berdua dipanggil oleh ketua tuk
menghadap.

"Ada perlu apa kak?" Tanya Raka

"Kalian berdua udah bersihin ruangan


sebelah sana kan?" Tanya ketua dengan
nada yang lembut

"Udah kak, kami udah bersihin


ruangan itu" jawabku

"Yowes kalo gitu, kalian bilang ke


anggota yang lain jangan berisik
karena sebentar lagi Senior kita mau
ujian" katanya

"SIAP GRAK..!" Kataku sambil


tersenyum

Sejujurnya aku tersenyum karena melihat


parasnya yang begitu mempesona, begitu
indah untuk dipandang walau dengan
sebelah mata. Raka mengetahuinya dan
bertanya apakah aku menyukainya

"Entahlah, aku rasa begitu" Jawabku

Raka hanya tersenyum melihatku.

Entah karena salting atau bagaimana, aku


dengan sengaja cengar cengir ke Raka
dengan tujuan melupakan hal tadi.

kami pun berjalan mengikuti kak bila


yang berada di depan sembari
membicarakan hal yang aneh.

saat tengah berjalan, ada seseorang yang


mendekat, Rupanya ia teman sekelas kak
bila yang bernama kak Syifa.
Kak Syifa menyapa kami karena tau kami
adalah salah satu anggota kak bila.

"Eh wi, baik atuh orangnya!" Bisik


raka

"Iyah Rak" Jawabku

"Kelihatan banget orangnya murah


senyum atuh" ucap raka

"Hooh" gumamku

Perbincangan kami rupanya didengar


mereka berdua

"Kalian kenapa?" Tanya kak bila

"Nggk papa, cuman ngobrol aja" jawab


raka

"Yasudah, kalian duduk diem disini,


lagi pada ujian!" Kata kak bila

Kami berdua pun duduk sambil


memperhatikan kak bila dan kak Syifa
mengobrol, kayaknya mereka berdua
keasikan hingga melupakan kami.
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Kami
semua pun bergegas pulang

Sebetulnya kami berdua sangat ingin


berkenalan dengan kak Syifa,

namun ia sudah keburu pulang.

"ah elah" ucap raka

"Kenapa atuh rak?" Tanyaku padanya

"Lihat atuh, kak Syifa nya udah


keburu balik" ucap raka

"Lah, trus? Kan kamu yang mau


kenalan sama kak Syifa atuh kok jadi
kayak nyalahin aku rak?" Kataku
dengan nada bingung

Raka sangat ingin berkenalan dengan kak


syifa, mungkin saja dia naksir. padahal
baru pertama kali bertemu, sepertinya raka
terkena virus cinta pada pandangan
pertama.

"Jangan aneh - aneh atuh wi, mana


mungkin aku naksir atuh" ucap raka
walau dia bilang begitu, namun aku bisa
tau dari wajahnya kalau ia suka.

Perpisahan
Beberapa hari setelah itu, kami
bersekolah seperti biasa. karena
sebelumnya, senior kami yang menduduki
kelas 12 tengah mengikuti ujian kelulusan
mereka, jadinya kami yang masih
menduduki kelas 10 dan 11 pun diberikan
cuti sementara.

sebelum masuk ke kelas, semua siswa pun


dikumpulkan di aula untuk
mengumumkan sesuatu. rupanya, akan
ada acara perpisahan kelas 12 dan semua
siswa diajak untuk ikut serta. sebenarnya
aku tidak peduli dengan acara itu, tetapi
aku dipaksa raka untuk ikut serta.

saat jam istirahat tiba, aku diajak raka


pergi ke kantin karena katanya kami
dipanggil oleh kak bila.

"ada perlu apa kak?" tanyaku

Baru saja akan menjawab, tiba - tiba ada


seseorang yang memotong oembicaraan
kami. ternyata itu adalah salah satu teman
kelasku bernama adi. rupanya ia juga
mengenal kak bila. ia memotong
pembicaraan karena katanya ada suatu hal
yang harus dibicarakan.

aku meminta raka untuk tetap tenang dan


menunggu sampai pembicaraan mereka
selesai. sembari duduk dan menunggu,
kulihat adi tampak begitu akrab dengan
kak bila.

saat tengah mengobrol, kak syifa juga


telah tiba dikantin. ia kemudian bergabung
dengan kami, menyapaku dan raka dengan
senyumannya yang begitu membuatku
terlena. sungguh, aku juga sangat
menyukai kak syifa. seorang yang murah
hati dan baik.

"Eh rak, kayaknya aku mulai naksir


deh ama kak syifa!" bisikku pada raka

"ah jangan atuh" katanya


"lah kenapa, kan kau bilang nggak
naksir ama kak syifa?" tanyaku

"eh, nggak ada apa apa" katanya

aku terus berbisik pada raka sembari


memperhatikan kak syifa, tak bisa aku
memalingkan pandangan darinya. begitu
mempesona hingga membuat hatiku luluh
padanya.

rasanya, aku ingin berdoa seumur hidup


supaya bisa berjodoh dengannya.

kemudian kami yang berada di satu meja


ditraktir oleh kak bila. begitu segar
wajahnya seakan tak ada beban yang
dipikulnya, keduanya sama sama memiliki
paras yang begitu indah mempesona.
seperti baru keluar dari mata air gunung
yang langka.

kemudian, kak bila menjelaskan mengenai


acara perpisahan, agenda apa saja yang
akan dilakukan, siaoa pengurusnya dan
lain lain. tapi, aku tak bisa mendengarnya
dengan cukup jelas karena lagi lagi
perhatian teralihkan pada kak syifa.

lalu, kak bila sadar kalau aku tak


memperhatikan apa yang dikatakan nya
dengan baik. jadinya ia menegurku, raka
yang disampingku tertawa.

"Makanya atuh, jangan terlalu sering


lihat kak syifa" bisiknya

akupun merasa malu dan mencoba tuk


mendengarkan kak bila.

hari perpisahan pun tiba, semua siswa


disediakan bis untuk berangkat menuju
lokasi pantai. katena merasa persiapanku
sudah selesai dan barang barang pun tak
ada yang tertinggal, aku kemudian masuk
dan duduk di sebelah raka. entah ini hanya
kebetulan atau bagaimana. kami berdua
sudah seperti saudara yang tak akan
terpisah, raka tersenyum melihatku duduk
disebelahnya.
"kebetulan banget bisa bareng" kata
raka

"iyah yak, udah kayak saudara kita


rak" kataku

"Hahaha, iya atuh" jawab raka sambil


tertawa

kami berada di bis kurang lebih 3 jam


untuk bisa sampai dilokasi, rasanya sangat
bosan kalau cuman duduk diam tak
melakukan apapun.

jadi, aku memutuskan tuk tidur dengan


harapan saat bangun, kami sudah sampai
dilokasi. namun, aku benar benar tak bisa
tidur karena guncangan mobil yang
berbelok belok. rasanya begitu mual
hingga aku meminta tolong raka
mengambilkan kantong plastik tuk
dijadikan wadah muntahku. sungguh
menjijikan muntah di dalam bis, apalagi
dilihat banyak penumpang. kalau kalian
jadi aku pasti sangat malu kan, ngaku
aja?.
bis pun tiba dilokasi dalam keadaan
selamat, namun hanya aku yang tak
selamat di dalamnya. rasa mual ini
menggerogoti tenagaku hingga habis,
lemas tubuh badanku membuatku tak bisa
berjalan normal hingga dibantu oleh raka.
ia tak keberatan membantuku, karena
kami sudah berteman cukup lama dan bisa
dibilang solid parah. aku senang karena
bisa bersamanya dalam acara ini, tak akan
cemas dan khawatir lagi akan sendiri di
kota ini.

beberapa waktu setelah itu, badanku pukih


dan aku ikut membantu teman teman yang
lain menyiapkan acara.

menyeting audio mic, makanan, hiburan


dan lain lain. semuanya kami lakukan
demi senior kami yang akan lulus dan
keluar dari sekolah ini.

walau aku tak begitu mengenal mereka,


aku cukup senang membantu mengisi
acara yang sebenarnya tidak ada
untungnya bagiku mengikutinya.

setelah persiapan, acara pun dimulai


dengan sambutan dari kepala sekolah.

beliau berbicara cukup lama dan itu sangat


membuatku bosan. jadi, aku ijin tuk pergi
ke toilet sebentar.

setelah dari toilet, aku tak sengaja melihat


kak syifa sedang berjalan menuju
belakang pondok tua yang ada di pantai.
aku bingung, mau kemana kak syifa pergi
jauh begitu. jadi, aku berinisiatif
mengikutinya dari belakang secara diam
diam. ternyata, ia menemui raka yang
entah mengapa bisa ada disana.

aku tak bisa mendengar apapun


pembicaraan mereka, jadinya aku
berusaha mendekat agar bisa mendengar
apa yang dibicarakan oleh mereka.
sayangnya, aku hampir ketahuan karena
menginjak sebuah ranting kayu.
"Siapa itu, keluar!" ucap kak syifa

tubuhku bergetar merinding ketakutan,


berusaha jalan perlahan demi perlahan
supaya bisa kabur dari tempat itu.

bergabung aku dengan siswa yang lain,


masih kubayangkan betapa
mengerikannya jika aku ketahuan
mengintip.

raka dan kak syifa pun juga kembali


berkumpul denga yang lain, dengan
keadaan sedikit merinding, aku bertanya
kemana ia pergi

"emm, tadi kemana atuh?" tanyaku

"dari belakang tadi ama kak syifa"


jawabnya

sebetulnya aku bingung,

mengapa ia jujur padaku. padahal kulihat


mereka tadi seperti tengah membicarakan
hal yang serius.
"kak syifa teh naksir atuh sama kamu"
bisiknya padaku

"ha? maksudmu apa" ucapku spontan


karena terkejut

"bener atuh, kak syifa teh suka sama


kau wi, dia minta aku sampaiin ke
kamu" katanya

"bener atuh? kak syifa teh naksir sama


aku?" tanyaku lagi

"iya bener, apalagi" jawabnya

hatiku benar - benar berdetak begitu cepat,


perasaan ini tanpa sadar timbul
membuatku tak bisa berpikir jernih.

mendengar hal tersebut, rasanya seperti


sebuah kebohongan.

namun, walau tekah mendengar kabar dari


raka kalau kak syifa menyukaiku, aku
bahkan belum sempat bertemu dengannya
hari ini sampai acara selesai.
rasa kecewa ini seketika timbul di dalam
lubuk hati, namun semuanya langsung
kubuang karena aku mempercayai kak
syifa. malahan, aku percaya kalau hari ini
kak syifa sangat sibuk hingga tak ingin
dulu berjumpa denganku.

namun, sejak itu. aku tak lagi pernah


berjumpa dengan kak syifa. tiap kali
mendapat tugas membersihkan ruangan,
aku dan raka berharap bisa bertemu
dengannya. tetapi, tidak pernah sama
sekalipun ia muncul dihadapan kami.
Rindu

Anda mungkin juga menyukai